Disusunoleh :
Aditya Yudha Rachmadi D0316001
FadlurrahmanFiqi Salman D0316027
A. Latar Belakang
City branding merupakan program yang bisa dikatakan baru dalam strategi
mempromosikan kota, tetapi sudah menjadi trend di hampir tiap pemerintahan daerah.
Seiring dengan adanya ketetapan otonomi daerah, daerah harus berkompetisi agar tetap
bertahan dengan mengandalkan potensi yang dimilikinya. Hal ini yang mendasari
pemikiran dari tiap-tiap pemerintah daerah untuk melakukan branding, strategi ini
banyak digunakan oleh negara-negara di dunia dalam upaya meningkatkan atau
merubah citra suatu tempat atau daerah, dengan menonjolkan kelebihan dan keunikan
daerah tersebut dalam menggerakkan roda perekonomian masyarakat. (Murfianti,
2010).
Kota Surakarta yang telah berdiri selama 250 tahun, tentu memiliki beragam
kawasan dengan situs budaya dan sejarahnya. Keberadaan Keraton Kasunanan dan
Mangkunegaran merupakan wujud eksistensi warisan budaya lokal yang masih terus di
jaga eksistensinya sebagai warisan dan sebuah sejarah. Selain itu keberadaan pasar-
pasar tradisional maupun daya tarik kuliner menjadi bargaining tersendiri bagi
pengembangan pariwisata kota Surakarta ke depan. Sebagai kota kedua terbesar di
propinsi Jawa Tengah, Solo dikenal sebagai kota yang fokus terhadap sektor
manufaktur diikuti dengan perdagangan, restoran dan hotel. Dengan keanekaragaman
budaya, sejarah dan kesenian yang telah dikenal oleh masyarakat luas, termasuk
keterbukaan dan keramahan masyarakat beserta kekayaan kuliner yang dimiliki, hal
tersebut dipercaya akan memberi andil besar bagi tumbuh kembangnya industri
pariwisata kota Solo ke depan.
Melalui modal berbagai potensi budaya yang dimiliki, maka dukungan dalam
bentuk non-materi seperti halnya image, identitas, ataupun merek (city branding) bagi
sebuah kota merupakan hal lain yang diharapkan mampu membangun sinergi yang
konstruktif bagi tumbuh dan berkembangnya Kota Solo khususnya perekonomian
masyarakat. Dengan pengembangan image atau identitas daerah menjadi langkah awal
untuk mengarahkan daerah tersebut di masa yang akan datang. Oleh karena
itulah pentingnya merumuskan city branding agar benar-benar dapat dibedakan dari
daerah lain sebagai salah satu strategi meraih keunggulan bersaing baik di tingkat lokal,
regional, bahkan internasional (Soebagyo, 2010).
B. Rumusan Masalah
1. Apakah Program City Branding solo spirit of java efektif mencapai tujuan,
yaitu masyarakat juga berpartisipasi dalam branding kota?
2. Apakah Program City Branding solo spirit of java efisien dalam menggunakan
input berupa sumber (dana, sumber daya, dan media)?
3. Apakah Program City Branding solo spirit of java memberikan dampak
terhadap masyarakat khususnya para pedagang?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui efektifitas Program City Branding solo spirit of java dalam
mencapai tujuan yaitu partisipasi masyarakat dalam branding kota.
2. Untuk mengetahui efisienisi Program City Branding solo spirit of java dalam
penggunaan input seperti dana, sumber daya, dan media.
3. Untuk mengetahui dampak Program City Branding solo spirit of java.
D. Manfaat Program
Manfaat dari Program City Branding yang dicanangkan oleh Pemerintah Kota
Surakarta yaitu Citra yang positif tentang tempat (kota) yang didapatkan melalui
pembangunan spasial maupun nonspasial, Langkah-langkah perencanaan dan
pengelolaan Kota Surakarta menjadi lebih fokus dan terintegrasi pada produksi dan
penyampaian pesan yang tepat kepada pemangku kepentingan internal maupun
eksternal Kota Surakarta.
Bab II
TINJAUAN PUSTAKA
G. Petunjuk Pelaksanaan/teknis
H. Variabel Sosiologi
Variabel Sosiologi yang digunakan yaitu partisipasi. Oakley (1991: 9)
memberi pemahaman tentang konsep partisipasi, dengan mengelompokkan ke dalam
tiga pengertian pokok, yaitu Partisipasi sebagai kontribusi; Partisipasi sebagai
organisasi; dan Partisipasi sebagai pemberdayaan. Dengan landasan teori dari Oakley,
disusun definisi konseptual variabel Partisipasi adalah keterlibatan langsung
masyarakat dalam program city branding yang meliputi kontribusi masyarakat dalam
menggunakan branding (logo, slogan, simbol) yang telah dibentuk dalam upaya
mempromosikan Kota Surakarta melalui program yang disebut city branding itu
sendiri.
I. Kerangka Berpikir
METODE PENELITIAN
A. JenisPenelitian
PenelitianinimenggunakanjenispenelitianKualitatif,
denganmetodeNaturalosticInquiry. Penelitiankualitatifyaitupenelitianilmiah yang
sistematisterhadapbagian-bagian dan fenomenasertahubungan-hubungannya. Istilah
lain yang
seringdigunakandenganmaknapenelitiankualitatifadalahpenelitiannaturalistik. Guba
(1985) mempergunakannama Naturalistic Inquiry (inkuirinaturalistik), oleh karenaciri
yang menonjoldaripenelitiankualitatifadalahcaramengamati dan pengumpulan data
yang dilakukandalamlatar/setingalamiah, artinyatanpamemanipulasisubjek yang
diteliti (sebagaimanaadanya, nature).
Tujuanpenelitiannaturalistikadalahuntukmengetahuiaktualitas, realitassosial
dan persepsimanusiamelaluipengakuanmereka yang
mungkintidakdapatdiungkapmelaluipenonjolanpengukuran formal
ataupertanyaanpenelitian yang telahdipersiapkanterlebihdahulu. Para
penelitinaturalistikmeyakinibahwauntukmemahamigejalasosial yang paling
tepatadalahapabilamerekamampumemperolehfaktapendukung yang
sumbernyaberasaldaripersepsi dan ungkapandari para pelakuitusendiri.
Dilihatdarisegiorientasinya, penelitiannaturalistikberorientasi pada proses. Karena
berorientasi pada proses,
makapenelitiannaturalistikdianggaptepatuntukmemecahkanpermasalahanpenelitian
yang berkaitandengankegiatanmanusia, seperti:
perubahanperilakudalammenanggapibencana.
B. LokasiPenelitian
Penelitianinidilakukan di Pasar Klewer Surakarta. Di mana
tempattesebutberlokasi diJl. DR. Radjiman No.5A, Gajahan, Kec. Ps. Kliwon, Kota
Surakarta, Jawa Tengah 57155, Kota Surakarta. Penelitiandilakukansekitarbulan Mei
2019.
Metodepengambilansampelmenggunakanpurposive sampling.
Sehinggakelompok kami mengambilsampelyaituPenjualkaos oleh-oleh di Pasar
Klewer Kota Surakarta.
D. Unit Analisis
Wawancaraadalahpengumpulan data
denganmengajukanpertanyaansecaralangsung oleh pewawancara( pengumpul
data) kepadaresponden dan jawaban-
jawabanrespondendicatatataudirekamdenganaatperekam (Tap recorded).
Teknik wawancaradapatdigunakan pada responden yang
butahurufatautidakterbiasamembaca dan menulistermasuk, anak-anak.
Wawancara.
2. Observasi
Observasiialahpengamatan dan pencatatan yang
sitematisterhadapgejala-gejala yang diteliti. Observasimenjadi salah
satuteknikpengumpulan data apabilasesuaidengantujuanpenelitian,
perencanaan dan dicatatsecarasistematis, sertadapatdikontrolkeandalan
(reliabilitas) dan kesahihnya (validitasnya).
F. Sumber Data
1. Data Primer
2. Data Sekunder
H. Validitas Data
Triangulasidapatdilakukandenganmenggunakanteknik yang berbeda (Nasution,
2003:115) yaituwawancara, observasi dan dokumen.
Triangulasiiniselaindigunakanuntukmengecekkebenaran data juga
dilakukanuntukmemperkaya data. MenurutNasution, selainitutriangulasi juga
dapatbergunauntukmenyelidikivaliditastafsiranpenelititerhadap data,
karenaitutriangulasibersifatreflektif.Denzin (dalamMoloeng, 2004),
membedakanempatmacamtriangulasidiantaranyadenganmemanfaatkanpenggunaansum
ber, metode, penyidik dan teori. Pada penelitianini,
darikeempatmacamtriangulasitersebut,
penelitihanyamenggunakanteknikpemeriksaandenganmemanfaatkansumber.
Triangulasidengansumberartinyamembandingkan dan
mengecekbalikderajatkepercayaansuatuinformasi yang diperolehmelaluiwaktu dan alat
yang berbedadalampenelitiankualitatif (Patton,1987:331).
Adapununtukmencapaikepercayaanitu, makaditempuhlangkahsebagaiberikut :
A. Hasil
1. Efektifitas program City Branding Solo Spirit Of Java dalam partisipasi
masyarakat dalam branding Kota Solo
Dari hasilwawancara yang
penelitilakukandengannarasumberyaitupedaganggrosirmaupuneceran di Pasar
Klewer Kota Solo sudahefektifsesuaidengantujuannya, sepertiadanyapenjual
yang menggunakan slogan dan logo City Branding Solo Spirit Of Java
itusendiriyaitukaos yang merekajual di gerainya.
”Duluinisebenernyadari orang Jakarta, yang buat orang
Jakarta mas, tapisekarangudahenggak, Sekarangkitabikinsendiri,
kitapakepakegambarwayangtrustulisan solo spirit of java
buatkitajualan mas sekaliannguntungin juga meskipunhanyamusiman..
*hehehehehehe* “ – Mas Suherman.
B. Pembahasan
1. Efektifitas Program City Branding Solo Spirit of Java
Masyarakat Kota Solo sudah lama dihadirkan branding Solo Spirit of
Java oleh pemerintahsejakdiberlakukan pada tahun 2008 lalu, branding solo
spirit of java dilakukanmelaluibaliho-baliho, spanduk, event-event
kebudayaan, dan suratkabarsebagaimanamestinyadariprinsip branding
melaluikomunikasi visual. Media-media tersebutdigunakan oleh
pemerintahsebagai stimulus
ataurangsanganbagimasyarakatdalammempersepsikan branding Solo Spirit of
Java. Pemerintahmemilikiharapan agar
masyarakatdariberbagaikalangantermasukwiraswasta (pedagang)
mampumenangkapmaksud dan tujuandarihadirnya slogan Solo Spirit of Java.
Fakta di Lapanganmenunjukkanbahwamasyarakat Kota Solo
menyambutpositifdari branding solo spirit of java yang ditetapkan oleh
pemerintah, banyakpedagang di kota solo memanfaatkan slogan
tersebutsebagaidayatarikdalamprodukpenjualanmereka. Seperti yang
diketahuibahwa slogan solo spirit of java dimanfaatkan para
pedaganglokaldengancaramenampilkan logo maupun slogan solo spirit of java
dalamkaos-kaospenjualanmereka.Secaratidaklangsung para
pedagangtersebutberpartisipasidalampelaksanaan program city branding solo
spirit of java, para pedagang juga ikutdalam mem-branding Kota
tempatmerekamelakukanaktivitasekonomi. Hal ini juga sesuaidengan salah
satutujuandari program tersebutuntukmenggerakkanrodaperekonomian di Kota
Solo.
Adanya Branding kota solo juga memberikanhal
yangpositifbagiperokonomianmasyarakatkhususnya para pedagangsetempat.
Meskipunbegitu, masihadapermasalahan-permasalahan yang harusdiselesaikan
oleh pembuatkebijakan branding solo spirit of java.
Faktanyabahwapedagangsedikitmengeluhkarenaapa yang merekajual (kaos
solo spirit of java) tidakselalulakusetiapwaktu. Ada waktu-waktukaos solo
spirit of java ramai di beli para wisatawan yang berkunjung di pasar
kleweryaitu pada saatlebaransaja.
Branding Kota Solo yang
diberlakukanpemerintahbertujuanmewujudkankota solo yang
memilikicitrakota yang berbudaya juga
diharapkanmendatangkanbanyakwisatakan yang berkunjungkekota solo.
Branding Kota Solo tidakterlepasdariresponpositif oleh masyarakatkhususnya
para pedagang yang setujudenganadanyakebijakanini,
walaupunmemangmasihbanyakhal-hal yang kurangdari program tersebut.
4. Validasi
DalammelakukanValidasidara, Penelitimelakukantriangulasi data
untukmemastikankeabsahanjawabandarinarasumberutama yang mana
pedagangkaoswisata di Pasar Klewer Kota Solo. Untuktriangulasiini,
PenelitimelakukanwawancaradenganPejabatDinasPariwisata Kota Solo,
yaituIbu Sri Partini. Beliaumerupakanhumasdinaspariwisata.
Dalamwawancarayang berlangsung, didapatkan data
daribeliaumengenaiefektifitas, keefisiensian, dan dampak yang timbuldari
program ygtelahberjalansebelomnya.
Dalamhalkeefektifitaspartisipasimasyarakatpenelitimendapatkanfakta
di Lapanganmenunjukkanbahwamasyarakat Kota Solo menyambutpositifdari
branding solo spirit of java yang ditetapkan oleh pemerintah, banyakpedagang
di kota solo memanfaatkan slogan
tersebutsebagaidayatarikdalamprodukpenjualanmereka. Seperti yang
diketahuibahwa slogan solo spirit of java dimanfaatkan para
pedaganglokaldengancaramenampilkan logo maupun slogan solo spirit of java
dalamkaos-kaospenjualanmereka. Secaratidaklangsung para
pedagangtersebutberpartisipasidalampelaksanaan program city branding solo
spirit of java. Hal ini juga sesuaidengan salah satutujuandari program
tersebutuntukmenggerakkanrodaperekonomian di Kota Solo.Seperti yang
dikatanIbu Sri mengenaikeefektifanpartisipasimasyarakat
“Iyamereka juga
secaratidaklangsungmenggunakanunsurunsurdari program City
Branding Solo Spirit of Java kedalamprodukproduk yang merekajual,
yang seringkitajumpaiitukaoskaos I love solo atauada juga Solo Spirit
of Java.”
“Iyasejauhinidinaspariwisatamampumengelola program CB
sesuaiprosedur dan arahan yang kami telah kami terima.”
“Memangkitasudahberusahasemaksimalmungkinmelalui media
sosialterutama Instagram kitaselalu update dan
memperbaruhiinformasiinformasimengenaipariwisata di Kota Solo,
Kemudiamelalui media yang berwujudfisikkitamenggunakanspanduk,
baliho dan papanreklame yang tersebar di daerah Surakarta.”
Dampak dari program city branding juga dijelaskan oleh informan Ibu
Sri Partini, beliaiu juga merupakan pejabat pemerintah Dinas Pariwisata Kota
Surakarta. Dalam hal dampak program terhadap masyarakat, beliau
menuturkan masyarakat mendapatkan keuntungan dari Slogan, dan simbol
Solo spirit of java pada kaos-kaos yang dijual pedagang tersebut. Sehingga
secara tidak langsung perekonomian masyarakat di Kota Solo menjadi lebih
baik, sesuai dengan tujuan dari program city branding itu sendiri.
“Iyamereka juga
secaratidaklangsungmenggunakanunsurunsurdari program City
Branding Solo Spirit of Java kedalamprodukproduk yang merekajual,
yang seringkitajumpaiitukaoskaos I love solo atauada juga Solo Spirit
of Java”
BAB V
2. Saran
Saran kami sebaiknya Dinas Pariwisata mampu merencanakan ulang dengan
melibatkan masyarakat sekitar, seperti melaksanakan kerjasama dengan para
Pedagang yang juga turut serta mencantumkan Slogan Solo spirit of Java. Hal ini
tentu cukup positif dalam meningkatkan pendapatan daerah Kota Surakarta melalui
kegiatan jual-beli di pasar.
Daftar Pustaka
- Informandalampenelitianini :
1. Mas Suherman( PedagangKaosGrosir )
2. Mbak Lala ( PedagangKaosEceran )
3. Ibu Sri Partini( PejabatDinasPariwisata )
- Hidayat, N. (2014). City Branding KabupatenBanyuwangi. UniversitasJember.
- Primasari, Ina. (2014). City Branding Solo Sebagai Kota WisataBudayaJawa.
Surakarta.
- Editor : Amir Sodikin. (2017)
https://regional.kompas.com/read/2018/09/18/07300051/solo-the-spirit-of-java-?
page=alldiakses pada tanggal 20 Juni 2019, pada pukul 19.55 WIB
Lampiran
PedomanWawancara( Pedagang )
PedomanWawancara( PengurusProgram )
Nama : Suherman
Usia : 30 tahun
Pendidikan : SMA
Pedagang kaos Grosir ( Mas Suherman )
P : Perkenalkan mas kami dari fisip uns, mas berkenan tidak kita wawancarai untuk
tugas kami?
P : Jadi sebelumnya mas tau ga program city branding itu apa? Soalnya kami pelihat
toko mas menjual kaos solo spirit of java
I : Gatau *tersenyum*
P : Nah Solo Spirit Of Java ini merupakan program City branding, seperti logo, slogan
dan symbol merupakan program bikinan dinas pariwisata solo, nah berarti gatau kan?
I :Enggak mas Cuma musiman aja kita keluarinnya, itupun masih banyak juga yang
beli kaos biasa dating kesini buat beli, trus yang kaya gitu gitu lakunya Cuma pas lebaran
doang, kaya wisatawan dateng trus beli lusinan (12 buah) buat dibawa pulang buat oleh
oleh mas.
P : Disini emang dikit ya mas yang jualan kaos solo spirit of java, soalnya yang kami
lihat Cuma satu atau dua toko aja mas yang jual dan dipajang di depan.
I : Ada kok mas dilantai atas itu yang jualan satuan kalo yang dilantai sini jualnya
lusinan gabisa satuan mas.
P : Kok mas kepikiran si bikin baju solo spirit of java, mas terinspirasi, bikin sendiri
atau ngambil stok dari orang lain mas?
I :Dulu ini sebenernya dari orang Jakarta, yang buat orang Jakarta mas, tapi sekarang
udah enggak, Sekarang kita bikin sendiri, kita pake pake gambar wayang trus tulisan solo
spirit of java buat kita jualan mas sekalian nguntungin juga meskipun hanya musiman..
*hehehehehehe*
P : Trus itu mas *sambal menunjuk kaos dagang yg digantungan atas* yang gambar itu
apa?
I : Iya itu kita tambahin wayang wayangan sama tulisannya kita puter puter biar beda
aja mas.
I : kalo selusin satunya 25 sampai 30 ribu ma, dan itu hargnya grosir, trus diecer diatas,
trus kalo kaos biasa selalu laku mas.
P : ohhh
I : Kalo yang baju solo spirit of java itu lakuknya musiman mas.
P : Walaupun mas kurang paham program ini, tapi mas setuju gak sama logo, slogan
maupun symbol City Branding seperti ini?
I : Ya kalo kita setuju setuju aja mas yang penting tidak menyusahkan kita kalo dampak
ke kita kita juga kan enak ya mas, apalagi kalo tujuannya untuk menarik wisatawa ke kota
solo mas.
P : Ohh iya si mas, tapi mas sorry baju solo spirit of java berdampak signifikan ga mas
kaya pas liburan laku keras gitu?
I : Hmm, berdampak lumayan si mas Cuma pas musiman, kek lebaran coba tiap hari
kan kaya kita mas yang jualan *hehehehehe*
I : Mari mari..
Nama : Lala
P : Sebelum nya dengan Mbak siapa? Usia : 28 tahun
Pendidikan : Sma
I : Saya dengan Mbak Lala
P : Perkenalkan Mbas kami dari Fisip UNS, Mbas berkenan tidak kita wawancarai
untuk tugas kami?
P :Enggak mbak, Jadi sebelumnya mbak tau ga program city branding itu apa? Soalnya
kami pelihat toko mas menjual kaos solo spirit of java
P : Nah Solo Spirit Of Java ini merupakan program City branding, seperti logo, slogan
dan symbol merupakan program bikinan dinas pariwisata solo, nah berarti gatau kan?
I :Lumayan meskipun Cuma pas lebaran atau hari hari tertentu, kadang kita kalah
jualan sama yang grosiran mas
P : Tapi disini banyak banget yang jualan Baju Solo spirit of java ya mbak, itu bersaing
ga mbak satu sama lain pedagang ga?
I :Wah enggak mas kita mah temenan, rejeki mah udah ada yang ngatur mas.
P : Oalah itu harganya sama atau beda beda mbak kalo diatas sini?
I : Sama mas ga beda beda ya kalo beda paling Cuma 5 ribu gitu mbak biar ga ada toko
yang rame sendiri gitu mas.
P : Kok mbak kepikiran si bikin baju solo spirit of java, mbak terinspirasi, bikin sendiri
atau ngambil stok dari orang lain mbak?
I :Kita mah ngambil dari bawah mas, sama kita juga ngeliat orang yang jualan di luar
jadi biar samaan gitu
I : kalo selusin satunya 50 sampai 55 ribu mas, dan itu hargnya bisa nego
P : ohhh
I : Kalo yang baju solo spirit of java itu lakuknya musiman mbak
P : Walaupun Mbak kurang paham program ini, tapi mbak setuju gak sama logo, slogan
maupun symbol City Branding seperti ini?
I : Ya kalo kita setuju setuju aja mas yang penting kalo tujuannya untuk menarik
wisatawa ke kota solo mas.
P : Ohh iya si Mbak, tapi Mbak sorry baju solo spirit of java berdampak signifikan ga
mas kaya pas liburan laku keras gitu?
I :Hmm, berdampak lumayan si mas, walaupun sedikit biar ada variasi ditoko saya mas
ga Cuma kaos oblong atau ga branded gitu.
Keterangan
P : Peneliti
I : Informan
IdentitasInforman
P : Bu *salaman*, mohonmaafmenggangguwaktunyasebentaruntukwawancara
*senyum*.
I :Sebelumnya program ini program yang bisa dikatakan baru dalam strategi
mempromosikan kota, tapi sudah menjadi trend hampir tiap pemerintahan daerah karena
ketetapan otonomi daerah. Branding yang mas tanyakan itu artinya mempromosikan daerah
dengan citra yang dibuat sedemikian rupa, strateginya itu biasanya melalui simbol, logo,
maupun slogan gitu mas.
P : *sambil menganggukkan kepala*. Kalo menurut ibu sendiri, program ini sudah
sesuai belum dengan nilai dan budaya kota solo?
I : Sebelumnya tentu ada pertimbangan dalam pemilihan slogan, logo, dll apakah sesuai
dengan identitass kota solo, nah “Solo The Spirit of Java” itu mengandung arti “Solo
merupakan jiwanya Jawa”. Bisa dikatakan ya mas Solo ini merupakan representasi dari Jawa.
Kata “Jawa” pun seringkali diidentikkan dengan Jawa Tengah terutama daerah Solo dan
sekitarnya. Kalo Huruf “O” pertama *sambil menunjuk gambar* dalam kata “Solo The Spirit
of Java” diambil dari bentuk dasar motif batik yang menjadi salah satu ikon utama kota Solo
kan mas. Logo ini sekaligus juga mencerminkan bahwa merupakan kota seni dan budaya,
kurang lebih begitu penjelasannya.
P : *senyum sedikit bingung* seperti itu ya bu saya jadi paham *ketawa kecil*. Nah
terakhir nih bu pertanyaan dari saya, apakah program cb sudah efisien seperti dalam
penggunaan dana, dan sumber daya manusianya?
I : Iya sejauh ini dinas pariwisata mampu mengelola program CB sesuai prosedur dan
arahan yang kami telah kami terima. Mas tau nggak yang “i love solo” di sriwedari?
I : iya mas, salah satu pendanaan nya kesana mas, itu yang “i love solo” salah satu
program city branding selain “solo spirit of java”, dan alhamdulillah sejauh ini pendanaan
sesuai target mas, dan menurut kami lancar sesuai target yang dicanangkan di awal.
Keterangan
P : Peneliti
I : Informan