PERAN ARSITEKTUR DALAM PEMBENTUKAN EKSPRESI KOTA Lazuardi Azhar Mumtazia ABSTRAK Program Studi Arsitektur Agar dapat memiliki daya saing pariwisata dalam skala global, maka Universitas Muhammadiyah Surakarta berbagai negara dan kota melakukan upaya untuk menonjolkan Lazuardiazhar.5@gmail.com karakteristik khusus yang mereka miliki, yaitu dengan mengusung city branding. Arsitektur sebagai komponen pembentuk kota Andika Saputra tentunya akan sangat berperan dalam berbagai permasalahan Program Studi Arsitektur Universitas Muhammadiyah Surakarta ruang (place) dan mengemasnya menjadi sebuah produk city Andika.saputra@ums.ac.id branding. Keberagaman persepsi terhadap city branding kotanya membuat tiap pemangku kepentingan (stakeholders) memiliki kebutuhan dan harapan yang berbeda – beda. Faktor yang juga mempengaruhi adalah karena secara alamiah kota terus tumbuh dan berkembang. Penelitian ini bertujuan mengetahui persepsi masyarakat terhadap arsitektur Kota Surakarta dalam mengekspresikan city branding kotanya sebagai bahan masukan untuk pembuat kebijakan. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian Induktif kualitatif yang bersifat deskriptif. Hasil yang diperoleh adalah bagaimana persepsi masyarakat sebagai stakeholder dalam menilai arah pembangunan dan potensi pariwisata Kota Solo. Pemerintah juga perlu memperhatikan lagi bangunan sepanjang koridor kota agar dapat memperlihatkan identitas kotanya dan perlunya perhatian lebih terhadap perlindungan dan perawatan cagar budaya yang seharusnya sesuai dengan tagline “Solo masa lalu adalah Solo masa depan”. Pengembangan setiap distrik di Kota Solo juga dapat mencontoh Laweyan sebagai daerah yang berhasil dalam mengekspresikan karakter kotanya KEYWORDS: City Branding; Arsitektur; Persepsi; Kota Solo
PENDAHULUAN diharapkan dapat memberikan warna kota
Setelah terjadinya krisis ekonomi global, yang menjadi ciri khasnya dan mempunyai pariwisata mulai dijadikan sebagai basis nilai estetik dan keunikan tersendiri. perolehan devisa oleh berbagai negara. Hal Dalam place branding terdapat berbagai tersebut dibuktikan dengan meningkatnya lokasi yang memiliki potensi untuk dijadikan jumlah kedatangan turis pada sektor tempat wisata seperti wisata alam dan tempat pariwisata internasional yang dibuktikan oleh rekreasi yang berperan dalam branding kota data dari ETC-UNWTO (2010:35). solo. Agar dapat memiliki daya saing Arsitektur sebagai komponen pembentuk pariwisata dalam skala global, maka berbagai kota tentunya akan sangat berperan dalam negara dan kota melakukan upaya untuk berbagai permasalahan ruang (place) dan menonjolkan karakteristik khusus yang mengemasnya menjadi sebuah produk city mereka miliki, yaitu dengan mengusung city branding. Citra sebuah kota bersumber dari branding. pengetahuan, pengalaman dan keterpaparan Kota Surakarta sebagai salah satu (exposure) terhadap sebuah kota destinasi wisata di Indonesia, mempunyai Keberagaman persepsi terhadap city berbagai macam obyek wisata baik wisata branding kotanya membuat tiap pemangku alam, sejarah, budaya, maupun buatan. Dalam kepentingan (stakeholders) memiliki upaya pengembangan destinasi wisatanya, kebutuhan dan harapan yang berbeda – beda.
SIAR II 2021: SEMINAR ILMIAH ARSITEKTUR | 363
Faktor yang juga mempengaruhi adalah Menurut Chaniago yang dikutip oleh karena secara alamiah kota terus tumbuh dan Satria (2013:13) city branding adalah proses berkembang. dan usaha untuk membentuk merk dari suatu Dari citra kota yang telah terbentuk akan kota agar pemilik dapat lebih mudah dalam menjadikanya modal bersaing dengan kota memperkenalkan kotanya kepada target pasar region lain dalam skala global hingga (investor, tourist, talent, event) dengan internasional. Para pemangku kepentinagn menggunakan kalimat positioning, slogan, kota akan menjadikan pengukuran kinerja icon, eksibisi, dan berbagai media lainnya. kota sebagai panduan. Para investor akan Elemen Pembentuk Perkotaan menjadikan panduan untuk memilih kota yang Salah satu aspek kuat yang menjadi tepat untuk berinvestasi. Para pekerja ahli branding suatu kota adalah citra kota yang akan menjadikan panduan untuk bekerja dan memberikan gambaran khas yang melekat menetap di sebuah kota. Para wisatawan akan pada kota sehingga menciptakan persepsi menjadikan rujukan destinasi yang akan tentang sebuah kota bagi penduduk maupun dikunjungi. Para pengelola kota akan pengunjung. Informasi tentang suatu tempat menjadikan untuk meningkatkan kinerja kemudian mengalami proses yang terjadi kotanya. dalam kognisi dan membentuk apa yang Penelitian ini mencoba mengetahui disebut sebagai mental map. persepsi masyarakat terhadap arsitektur Kota Citra dari sebuah kota pada umumnya Surakarta dalam mengekspresikan city akan dipengaruhi oleh aspek fisik Lynch branding kotanya sebagai bahan masukan mengungkapkan terdapat 5 elemen untuk pembuat kebijakan. pembentuk image kota secara fisik, yaitu: path Melalui penelitian ini diharapkan dapat (jalur), edge (tepian), distric (kawasan), nodes menambah khazanah ilmu pengetahuan (simpul), dan landmark (penanda). Kelima bagaimana perencanaan dan perancangan elemen ini dapat mewakili cita rasa dan komponen kota yang dapat menjadi citra memberikan citra yang kuat terhadap kota. dalam pengembangan kedepanya dan dapat Ekspresi Arsitektur memberikan sedikit ilmu dan landasan dalam Istilah ekspresi memiliki kedekatan pembangunan kota Solo sehingga dapat makna dengan ‘proses komunikasi’. Jika memberikan dampak yang positif kepada dianalisis lebih dalam, akan diperoleh seluruh lapisan masyarakat. pemahaman bahwa ekspresi adalah proses komunikasi melalui suatu media yang TINJAUAN PUSTAKA ditujukan untuk membangun kesamaan Merk (Brand) persepsi akan pesan yang dikomunikasikan/ Kata brand berasal dari bahasa inggris disampaikan. (Bani, 2011). yang artinya adalah nama atau dari suatu jasa Dalam bidang ilmu arsitektur, ekspresi atau produk. Menurut kamus Oxford, brand umumnya mencakup substansi kajian ilmu adalah type of product made by a particular arsitektur dengan menggunakan media pada company. karya yang menyangkut bahasa desain untuk Menurut Kotler (1997:443), ”Brand is a memberikan maksud dan tujuan yang ingin name, sign, symbol, or design, or a disampaikan. Antara ‘ekspresi-persepsi- combination of them, intended to identity the desain’ memiliki kedekatan dalam suatu ruang goods or service of one or group of seller and yang dirasakan sehingga memunculkan respon to differentiate them from those of oleh penghuninya. Menurut Bani Noor competitor”. Maksudnya, “Brand adalah Muchamad (2011) terdapat 3 komponen nama, tanda, lambang, atau desain, atau konsep ekspresi kota yaitu, (1)elemen kota, kombinasi keduanya, yang dimaksudkan untuk (2)morfologi kota, dan (3)respon. mengidentifikasi barang atau jasa dari satu Sense of Place atau sekelompok penjual dan untuk Menurut Kevin Lynch di buku A Theory of membedakannya dari barang atau jasa Good City Form (2000), bahwa kota yang baik pesaing”. memiliki dimensi yang mendukung kinerjanya. City Branding Sebuah kota dianggap memiliki kinerja yang
SIAR II 2021: SEMINAR ILMIAH ARSITEKTUR | 364
baik melalui pengukuran dimensi vitalitas, fit, yang mendominasi pembentukan citra kota akses, dan kontrol yang mempertimbangkan diwakilkan oleh salah satu dimensi dasar aspek efisiensi dan keadilan. Aspek tersebut kinerja kota yaitu sense of place. yang menjadi tolak ukur untuk menilai kota di Teknik Penelitian mata warganya. Dalam penelitian ini metode yang Dari perkembangan pemikiran Lynch digunakan dalam pengumpulan data adalah bahwa persepsi terhadap objek yang semula kuisioner. Kuisioner adalah metode mendominasi pembentukan citra kota pengumpulan data yang dilakukan dengan kemudian diwakili oleh salah satu dimensi cara memberi seperangkat pertanyaan tertulis dasar kinerja kota, yaitu sense. kepada responden untuk dijawabnya, dapat Stimulus yang diberikan oleh lingkungan diberikan secara langsung atau tidak langsung. akan memiliki nilai yang berbeda oleh Kuisioner yang digunakan dalam penelitian ini individu, setiap penilaian akan memunculkan adalah jenis kuisioner tertutup dimana reaksi untuk mengatasi stimulus yang datang responden diberikan pertanyaan yang sudah dari lingkungan. Reaksi tersebut berupa tersedia beberapa opsi jawaban. adaptasi (menoleransi lingkunganya) atau HASIL PENELITIAN adjustment (individu terdapat keinginan untuk Berdasarkan 77 responden yang telah mengubah lingkungan agar sesuai mengisi kuisioner, sebanyak 19 responden dengannya). menganggap pertumbuhan Kota Solo sangat Menurut Steele (Hashemnehad, 2013) penting bagi mereka, 34 responden terdapat beberapa faktor yang dapat mengangap pertumbuhan Kota Solo penting menciptakan sense of place, faktor tersebut bagi mereka, 20 responden merasa netral dibagi menjadi dua kategori yaitu, (1)faktor dengan pertumbuhan Kota Solo dan 4 kognitif dan (2)faktor fisik. responden merasa sangat tidak penting dengan pertumbuhan Kota Solo. METODE PENELITIAN Seberapa pentingkah Metode dan Nalar pertumbuhan Kota Solo bagi anda? Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan Sangat tidak penting 4 penelitian Induktif kualitatif yang bersifat Sangat penting 19 Penting 34 deskriptif. Berdasarkan pendekatan kualitatif Netral 20 maka peneliti menggunakan teknik 0 10 20 30 40 pengumpulan data dengan cara studi pustaka dan penyebaran kuisioner. Gambar 1. Diagram pentingnya pertumbuhan Kota Solo (sumber: analisa pribadi) Objek dan Fokus Berdasarkan 77 responden yang telah Objek dari penelitian ini adalah citra mengisi kuisioner, sebanyak 72 responden arsitektur Kota Surakarta dalam upaya berpersepsi bahwa Kota Solo sudah memiliki mengekspresikan city brandingnya ‘Solo the keunikan yang membedakanya dengan kota Spirit of Java’. Dan fokus dari penelitian ini lain dan 5 responden berpersepsi Kota Solo adalah citra Kota Surakarta dari aspek belum memiliki keunikan dibanding dengan komersil berupa fisik kotanya 5 elemen kota lain. pembentuk image kota secara fisik, yaitu: path (jalur), edge (tepian), distric (kawasan), nodes Apakah Kota Solo saat ini sudah (simpul), dan landmark (penanda). memiliki keunikan khusus yang Variabel membedakanya dengan kota lain? Penelitian ini akan menggunakan variabel 100 72 terikat dari teori Kevin Lynch 5 elemen 5 pembentuk image kota secara fisik, yaitu: path 0 (jalur), edge (tepian), distric (kawasan), nodes Tidak Ya (simpul), dan landmark (penanda) dan Gambar 2. Diagram keunikan Kota Solo (sumber: variabel bebas Persepsi terhadap obyek fisik analisa pribadi)
SIAR II 2021: SEMINAR ILMIAH ARSITEKTUR | 365
Berdasarkan 77 responden yang telah memperlihatkan karakter kotanya. mengisi kuisioner, sebanyak 64 responden Apakah koridor di dalam Kota Solo berpersepsi sasaran potensi pembangunan sudah memperlihatkan karakter Kota Solo mengarah ke budaya dan kotanya? pariwisata, 9 responden berpersepsi sasaran 47 potensi pembangunan Kota Solo mengarah ke 50 22 6 2 industri, 4 responden berpersepsi sasaran 0 potensi pembangunan Kota Solo mengarah ke Cukup sesuai Netral Sangat sesuaiTidak sesuai pendidikan. Gambar 5. Diagram kesesuaian karakter koridor Kota Menurut anda ke arah mana Solo (sumber: analisa pribadi) sasaran potensi pembangunan di Kota Solo? Analisa Edge Kota Solo Pendidikan 4 Industri 9 Berdasarkan data dari 77 responden Budaya dan Pariwisata 64 yang telah mengisi kuisioner, 1 responden 0 20 40 60 80 berpersepsi bahwa bangunan sepanjang koridor di dalam Kota Solo sudah sangat Gambar 3. Diagram sasaran potensi pembangunan Kota memperlihatkan karakter kotanya, 31 Solo (sumber: analisa pribadi) responden berpersepsi bahwa bangunan sepanjang koridor di dalam Kota Solo cukup Berdasarkan 77 responden yang telah sesuai dalam meperlihatkan karakter kotanya, mengisi kuisioner, 75 responden mengetahui 24 responden merasa netral dan 21 tagline Kota Solo “Solo the Spirit of Java” responden merasa bangunan sepanjang sedangkan hanya 2 responden yang belum koridor di Kota Solo belum memperlihatkan pernah mendengarnya. karakter kotanya. Apakah kondisi bangunan di sepanjang koridor Kota Solo Apakah anda pernah mendengarkan memiliki keunikan dalam slogan “solo the spirit of java”? memperlihatkan karakter kotanya? 100 75 50 31 24 21 50 1 2 0 0 Cukup sesuai Netral Sangat sesuaiTidak sesuai Tidak Ya
Gambar 4. Diagram populeritas slogan Kota Solo Gambar 6. Diagram kesesuaian karakter bangunan (sumber: analisa pribadi) sepanjang koridor Kota Solo (sumber: analisa pribadi)
Analisa Koridor Kota Solo Berdasarkan data dari 77 responden
yang telah mengisi kuisioner, 2 responden Berdasarkan data dari 77 responden yang berpersepsi bahwa fasilitas sepanjang koridor telah mengisi kuisioner, 2 responden di dalam Kota Solo sudah sangat berpersepsi bahwa koridor di dalam Kota Solo memperlihatkan karakter kotanya, 42 sudah sangat memperlihatkan karakter responden berpersepsi bahwa fasilitas kotanya, 47 responden berpersepsi bahwa sepanjang koridor di dalam Kota Solo cukup koridor di dalam Kota Solo cukup sesuai dalam sesuai dalam meperlihatkan karakter kotanya, meperlihatkan karakter kotanya, 22 31 responden merasa netral dan 2 responden responden merasa netral dan 6 responden merasa fasilitas sepanjang koridor di Kota Solo merasa koridor di Kota Solo belum belum memperlihatkan karakter kotanya.
SIAR II 2021: SEMINAR ILMIAH ARSITEKTUR | 366
Java”, 17 responden berpersepsi bahwa Apakah kondisi fasilitas di sepanjang daerah Pasar Kliwon merupakan daerah yang koridor Kota Solo memiliki keunikan paling tidak dapat menggambarkan “Solo the dalam memperlihatkan karakter Spirit of Java”, 16 responden berpersepsi kotanya? bahwa daerah Banjarsari merupakan daerah 42 50 31 yang paling tidak dapat menggambarkan “Solo 2 2 the Spirit of Java”, 2 responden berpersepsi 0 bahwa daerah Laweyan merupakan daerah Cukup sesuai Netral Sangat sesuaiTidak sesuai yang paling tidak dapat menggambarkan “Solo Gambar 7. Diagram kesesuaian karakter fasilitas Kota the Spirit of Java”. Solo (sumber: analisa pribadi) Daerah mana yang paling tidak Analisa Distrik Kota Solo menggambarkan "Solo the Spirit of Berdasarkan data dari 77 responden yang Java"? telah mengisi kuisioner, 35 responden berpersepsi bahwa daerah Laweyan 30 24 25 18 merupakan daerah yang paling dapat 20 16 17 15 menggambarkan “Solo the Spirit of Java”, 15 10 responden berpersepsi bahwa daerah Pasar 5 2 0 Kliwon merupakan daerah yang paling dapat menggambarkan “Solo the Spirit of Java”, 10 responden berpersepsi bahwa daerah Banjarsari merupakan daerah yang paling dapat menggambarkan “Solo the Spirit of Gambar 9. Diagram distrik yang paling tidak Java”, 9 responden berpersepsi bahwa daerah menggambarkan karakter Kota Solo (sumber: analisa Jebres merupakan daerah yang paling dapat pribadi) menggambarkan “Solo the Spirit of Java”, 8 Analisa Node Kota Solo responden berpersepsi bahwa daerah Berdasarkan data dari 77 responden yang Serengan merupakan daerah yang paling telah mengisi kuisioner, 3 responden dapat menggambarkan “Solo the Spirit of berpersepsi bahwa perlindungan cagar Java”. budaya sudah sangat sesuai dengan tagline pariwisata “Solo masa lalu adalah Solo masa Daerah mana yang paling depan”, 28 responden berpersepsi bahwa menggambarkan "Solo the Spirit of perlindungan cagar budaya sudah sesuai Java"? dengan tagline pariwisata “Solo masa lalu 40 35 adalah Solo masa depan”, 30 responden 30 merasa netral, 16 responden berpersepsi 20 15 10 9 8 bahwa perlindungan cagar budaya belum 10 0 sesuai dengan tagline pariwisata “Solo masa lalu adalah Solo masa depan”. Dalam Visinya, pemerintah Kota Solo memiliki tagline pariwisata Gambar 8. Diagram distrik yang paling menggambarkan “Solo masa lalu adalah Solo masa karakter Kota Solo (sumber: analisa pribadi) depan”. Apakah perlindungan dan Berdasarkan data dari 77 responden yang perawatan cagar budaya sudah telah mengisi kuisioner, 24 responden sesuai dengan tagline tersebut? berpersepsi bahwa daerah Jebres merupakan 40 30 28 daerah yang paling tidak dapat 16 20 menggambarkan “Solo the Spirit of Java”, 18 3 responden berpersepsi bahwa daerah 0 Serengan merupakan daerah yang paling tidak Netral Sangat Sesuai Tidak sesuai sesuai dapat menggambarkan “Solo the Spirit of
SIAR II 2021: SEMINAR ILMIAH ARSITEKTUR | 367
Gambar 10. Kesesuaian perlndungan cagar budaya rentang usia 19-25 tahun yang sebanyak 64 dengan karakter Kota Solo (sumber: analisa pribadi) responden berasal dari luar Kota Solo dan 13 sisanya berasal dari Kota Solo sendiri merasa Analisa Landmark Kota Solo pertumbuhan Kota Solo penting bagi mereka Berdasarkan data dari 77 responden yang walaupun bukan berasal dari Kota Solo diberikan kesempatan memilih 3 landmark sendiri. Hal tersebut dapat dilihat dari 19 Kota Solo yang paling melekat dibenak responden yang merasa sangat penting mereka, Keraton Kasunanan Surakarta dengan pertumbuhan Kota Solo dan 34 mendapatkan pilihan paling tinggi sebanyak responden merasa penting dengan 50, Stadion Manahan sebanyak 37, Pasar pertumbuhan Kota Solo. Gedhe sebanyak 32, Tugu Mahkota Adipuro Responden juga diminta mengisi sebanyak 31, Gladag dan Pasar Klewer masing kuisioner potensi pengembangan Kota Solo. – masing 27, Keris Tilamsari Tirtonadi Hampir seluruh responden berpersepsi bahwa sebanyak 24, Keraton Mangkunegaran dan Kota Solo sudah memiliki keunikan yang dapat Bank Indonesia masing – masing 17, Pasar dikembangkan, dengan 64 responden Antik Triwindu sebanyak 13, dan Gapuro Batas berpersepsi bahwa pembangunan Kota Solo Kota Solo sebanyak 9. memiliki potensi ke arah budaya dan pariwisata. Untuk memperjelas analisa maka dibuatkan tabel analisa oleh penulis sebagai berikut: Table 1. Persepsi arah pembangunan Kota Solo Persepsi Analisa Hasil Gambar 11. Landmark Kota Solo yang paling berkesan Sebanyak 72 Dari 77 Teridentifikasi (sumber: analisa pribadi) responden responden yang sebagian besar berpersepsi berusia 19-25 responden yang PEMBAHASAN bahwa Kota tahun yang berstatus Dalam pembahasan ini merupakan kajian Solo memiliki mayoritas sebagai keunikan untuk berasal dari luar stakeholder teoritik antara tinjauan pustaka dengan data dikembangkan Kota Solo dan kota empiris yang dikumpulkan melalui survei dengan 64 berstatus kedepanya, kuisioner yang ditujukan kepada pengunjung responden mahasiswa, berpersepsi pada akhir 2020. Pengumpulan data, metode berpersepsi sebanyak 69% bahwa Kota dan masalah survei dijelaskan. bahwa potensi responden Solo memiliki pengembangan merasa penting potensi Persepsi Arah Pembangunan Kota Solo ke arah budaya dengan pengembangan Dalam arsitektur antara ‘ekspresi- dan pariwisata. pertumbuhan ke arah budaya persepsi-desain’ memiliki kedekatan dalam Kota Solo. dan pariwisata. suatu ruang yang dirasakan sehingga memunculkan respon oleh penghuninya. Pembahasan Kesesuaian Karakter Koridor, Bahwa ekspresi adalah suatu bentuk proses Edge dan Nodes Kota Solo komunikasi melalui suatu media yang Dari hasil kuisioner yang telah ditujukan untuk membangun kesamaan disebarkan, sebanyak 77 responden dengan persepsi akan sebuah pesan. rentang usia 19-25 tahun yang sebanyak 64 Kota Solo dengan struktur spasial dan responden berasal dari luar Kota Solo dan 13 non-spasial kotanya mengkomunikasikan sisanya berasal dari Kota Solo sebanyak 75 pesan – pesan yang oleh setiap individu responden mengetahui tagline Kota Solo “Solo ditangkap dengan berbagai persepsi yang the Spirit of Java” dan hanya 2 responden berbeda. Sehingga disini perlu diketahui yang tidak mengetahui tagline tersebut. persepsi mereka sebagai Stakeholder sebuah Table 2. Persepsi kesesuaian elemen kota dengan kota untuk diterjemahkan kedalam desain karakter Kota Solo yang siap dijadikan elemen branding Kota Persepsi Analisa Hasil Sebanyak 63,5% Sebanyak 49 Responden Solo. responden responden yang Dari hasil kuisioner yang telah berpersepsi dapat menerima mayoritas disebarkan, sebanyak 77 responden dengan bahwa koridor faktor fisik yang berasal dari
SIAR II 2021: SEMINAR ILMIAH ARSITEKTUR | 368
Kota Solo sudah membentuk luar kota Solo memperlihatkan karakter koridor dapat Sebanyak 57% Sebanyak 44 Responden karakter Kota Solo sudah menerima responden responden yang kotanya, 28,5% memperlihatkan kesesuaian berpersepsi dapat menerima mayoritas merasa netral karakter karakter bahwa fasilitas faktor fisik yang berasal dari dan 8% kotanya, 22 koridor Kota sepanjang membentuk luar kota responden reponden Solo dengan koridor Kota karakter fasilitas dapat berpersepsi merasa netral tagline yang Solo sudah sepanjang menerima merasa tidak dan 6 responden telah dibuat memperlihatkan koridor Kota kesesuaian sesuai merasa tidak pemerintah. karakter Solo sudah karakter dapat menerima kotanya, 40% memperlihatkan fasilitas faktor fisik yang merasa netral karakter sepanjang membentuk dan 3% kotanya, 31 koridor Kota karakter koridor responden reponden Solo dengan Kota Solo berpersepsi merasa netral tagline yang Sebanyak 63,5% Sebanyak 48 Responden merasa tidak dan 2 responden telah dibuat responden responden yang sesuai merasa tidak pemerintah. berpersepsi dapat menerima mayoritas dapat menerima bahwa sign faktor fisik yang berasal dari faktor fisik yang sepanjang membentuk luar kota membentuk koridor Kota karakter sign dapat karakter fasilitas Solo sudah sepanjang menerima sepanjang memperlihatkan koridor Kota kesesuaian koridor Kota karakter Solo sudah karakter sign Solo kotanya, 30% memperlihatkan sepanjang Sebanyak 40% Sebanyak 31 Sepertiga merasa netral karakter koridor Kota responden responden responden dan 6,5% kotanya, 24 Solo dengan berpersepsi dapat menerima yang responden reponden tagline yang bahwa faktor kognitif mayoritas berpersepsi merasa netral telah dibuat perawatan cagar melalui berasal dari merasa tidak dan 5 responden pemerintah. budaya Kota pengalaman luar kota sesuai merasa tidak Solo sudah mereka dalam dapat dapat menerima memperlihatkan mengunjungi menerima faktor fisik yang karakter dan menilai kesesuaian membentuk kotanya, 40% perlindungan perlindungan karakter sign merasa netral cagar budaya, 30 cagar sepanjang dan 20% reponden budaya koridor Kota responden merasa netral dengan Solo berpersepsi dan 16 karakter Sebanyak 41,5% Sebanyak 32 Responden merasa tidak responden tagline yang responden responden yang sesuai merasa tidak telah dibuat berpersepsi dapat menerima mayoritas dapat menerima pemerintah. bahwa faktor fisik yang berasal dari faktor kognitif Sepertiga bangunan membentuk luar kota melalui merasa sepanjang karakter masih pengalaman netral dan koridor Kota bangunan banyak yang mereka dalam sisanya Solo sudah sepanjang belum dapat mengunjungi masih belum memperlihatkan koridor Kota menerima dan menilai dapat karakter Solo sudah kesesuaian perlindungan menerima. kotanya, 28,5% memperlihatkan karakter cagar budaya merasa netral karakter bangunan Pembahasan Kesesuaian Karakter Setiap dan 30% kotanya, 24 sepanjang responden reponden koridor Kota Distrik Kota Solo berpersepsi merasa netral Solo dengan Berdasarkan analisa data kuisioner yang merasa tidak dan 21 tagline yang telah ditemukan bagian distrik Kota Solo yang sesuai responden telah dibuat merasa tidak pemerintah. paling menggambarkan dan paling tidak dapat menerima menggambarkan “Solo the Spirit of Java”, faktor fisik yang kemudian pembahasan dilanjutkan dengan membentuk mengetahui lebih detail asal responden untuk karakter bangunan memberi legitimasi lebih jauh bagaimana sepanjang setiap reponden dapat menoleransi atau koridor Kota menolak karakter lingkungan tersebut.
SIAR II 2021: SEMINAR ILMIAH ARSITEKTUR | 369
Untuk mempermudah analisa, maka 31 responden 19 responden dibuatkan tabel asal responden dan dari Boyolali, memilih Klaten, Laweyan kemungkinan jalur distrik yang pertama dilalui Semarang, sebagai distrik saat memasuki Kota Solo. Jombang, yang paling Table 3. Persepsi kesesuaian distrik dengan karakter Pekalongan, menggambarkan Kota Solo Yogyakarta, karakter Kota Asal Persepsi Hasil Pemalang, Solo. 7 memilih Responden Bekasi, Jebres. 2 8 responden 8 responden Teridentifikasi Pangandaran, memilih dari Pasar memilih daerah 12 responden Wonosobo, Serengan. 2 Kliwon asal mereka dari dalam Kota Jakarta, memilih sebagai distrik Solo dipengaruhi Jember, Banjarsari dan 1 yang paling oleh daerah asal Jepara, memilih Pasar menggambarkan mereka masing Cilacap, Kliwon karakter Kota – masing dalam Magelang, Solo. berpersepsi Demak dan 2 responden 2 responden distrik Kota Solo Sumatera dari memilih daerah yang paling Selatan yang Serengan asal mereka menggambarkan lebih dekat sebagai distrik “Solo the Spirit dengan yang paling of Java”. Dan Laweyan menggambarkan hanya 1 7 responden 5 responden karakter Kota responden yang berasal dari memilih Solo. tidak Sragen, Laweyan 2 reponden 1 responden dipengaruhi Karanganyar sebagai distrik dari Laweyan memilih daerah asal dan Madiun yang paling Serengan mereka. yang lebih menggambarkan sebagai distrik dekat dengan karakter Kota yang paling Jebres Solo. 1 memilih menggambarkan Pasar Kliwon karakter Kota dan 1 memilih Solo. Dan 1 Banjarsari responden 5 responden 2 responden memilih daerah berasal dari memilih asal mereka. Blora, Banjarsari 1 responden Responden Purwodadi sebagai distrik dari memilih Pati dan yang paling Banjarsari Laweyan Colomadu menggambarkan sebagai distrik yang lebih karakter Kota yang paling dekat dengan Solo. 1 memilih menggambarkan Banjarsari Laweyan. 1 karakter Kota memilih Jebres Solo. dan 1 memilih Pasar Kliwon 19 responden 9 responden Teridentifikasi dari memilih responden dari Dari hasil tersebut maka kawasan Sukoharjo Laweyan luar Kota Solo Laweyan dapat dijadikan contoh oleh daerah dan Wonogiri sebagai distrik sebanyak 39 lain bagaimana pengembangan kawasanya yang lebih yang paling tidak agar dapat memberikan karakter bagi Kota dekat dengan menggambarkan terpengaruh dan Pasar Kliwon karakter Kota 25 dipengaruhi Solo. Dengan setiap kawasan yang memiliki Solo. 4 oleh daerah potensi masing – masing baik tanible maupun responden paling dekat intangible yang dapat dikembangkan. memilih dengan asal Banjarsari. 3 mereka masing responden – masing dalam Pembahasan Landmark Kota Solo memilih Pasar berpersepsi Berdasarkan data dari 77 responden, Kliwon. 2 distrik Kota Solo Keraton Kasunanan Surakarta mendapatkan responden yang paling pilihan paling tinggi sebanyak 50, Stadion memilih menggambarkan Serengan dan 1 “Solo the Spirit Manahan sebanyak 37, Pasar Gedhe sebanyak responden of Java”. 32, Tugu Mahkota Adipuro sebanyak 31, memilih Jebres Gladag dan Pasar Klewer masing – masing 27,
SIAR II 2021: SEMINAR ILMIAH ARSITEKTUR | 370
Keris Tilamsari Tirtonadi sebanyak 24, Keraton dalam mendesain komponen – komponen Mangkunegaran dan Bank Indonesia masing – Kota dan bagi Pembuat Kebijakan melalui masing 17, Pasar Antik Triwindu sebanyak 13, penelitian ini diharapkan dapat menambah dan Gapuro Batas Kota Solo sebanyak 9. khazanah ilmu pengetahuan bagaimana Dengan artian bahwa landmark yang paling perencanaan dan perancangan komponen melekat dibenak para masyarakat adalah kota yang dapat menjadi citra dalam landmark yang memiliki identitas kebudayaan pengembangan kedepanya. Jawa. Untuk penelitian selanjutnya dapat membahas lebih dalam bagaimana arsitektur SIMPULAN DAN SARAN berperan penting dalam pembangunan Simpulan ekspresi kotanya. Kesimpulan yang diambil dari penelitian ini sesuai dengan rumusan masalah penelitian Untuk penelitian selanjutnya juga dapat yang ada, yaitu sebagai berikut: dilanjutkan dengan penelitian yang lebih Teridentifikasi responden yang berstatus terfokus terkait karakter – karakter bangunan sebagai stakeholder kota kedepanya, di setiap kawasan Kota Solo sehingga dapat berpersepsi bahwa Kota Solo memiliki potensi menjadi karakter yang dikembangkan untuk pengembangan ke arah budaya dan pariwisata city branding Kota Solo. dengan tagline “Solo the Spirit of Java” yang DAFTAR PUSTAKA sudah ada sekarang. Masyarakat sebagai stakeholder yang berasal dari internal dan Ankre, Rosemarie. 2007. “Understanding the external Kota Solo juga dapat merespon baik visitor a prerequisite for coastal zone faktor fisik dan kognitif dari koridor, edge dan planning” Licentiate Dissertation Series nodes yang membentuk karakter Kota Solo. No. 09 Pemerintah perlu memperhatikan Dameria, Christin. 2017. “Siapa Pemilik Sense kembali karakter dari bangunan sepanjang of Place? Tinjauan Dimensi Manusia koridor kota agar bagaimana dapat dalam Konservasi Kawasan Pusaka Kota memperlihatkan identitas kotanya dan Lama” dalam Seminar Ikatan Peneliti perlunya perhatian lebih terhadap Lingkungan Binaan Indonesia (IPLBI) 1, B perlindungan dan perawatan cagar budaya 235-240. yang seharusnya sesuai dengan tagline “Solo masa lalu adalah Solo masa depan”. Kota Solo Ernawati, Jenny. 2014. “Hubungan Aspek sendiri memiliki banyak warisan budaya jawa Residensial dengan Place Identity dalam yang melekat di benak masyarakat dengan Skala Urban” dalam Journal of bukti bahwa landmark yang memiliki identitas Environmental Engineering & jawa adalah yang paling banyak melekat di Suistanable Technology Volume 1, no. dalam benak mereka. Landmark – landmark 1, pp 21 – 32. tersebut dapat dijadikan acuan mengambil Gospodini, A. 2004. “Urban Morphology and tipologi desain dalam pengembangan Kota Place Identity in European Cities: Built Solo. Heritage and Innovative Design” Journal Dalam penataan kotanya, setiap distrik of Urban Design, Vol. 9, no. 2, pp 225- dapat menjadikan daerah Laweyan menjadi 248. contoh dalam pengembangan kawasanya. Muchamad, Bani Noor. 2011. Konsep Ekspresi Laweyan dianggap berhasil dalam Kota sebagai Pendekatan Membangun memperlihatkan identitas dan karakter Kota atau Memperkuat Citra-Kota”, Solo. Banjarmasin: Universitas Lambung Saran Mangkurat. Pada penelitian ini ditemukan saran yang sesuai dengan manfaat teoritis dan praktis Mustikawati, Lina. 2013. “Strategi Branding oleh penelitian sendiri. Kota Surakarta dalam Pengelolaan Bagi Arsitek dapat menjadikan penelitian sebagai Destinasi Wisata”. Semarang: ini untuk dijadikan acuan dan analisa dasar Universitas Diponegoro.