Anda di halaman 1dari 9

ISSN: 2721-8686 (online)

http://siar.ums.ac.id/

CITY BRANDING KOTA SURAKARTA:


PERAN ARSITEKTUR DALAM PEMBENTUKAN EKSPRESI KOTA
Lazuardi Azhar Mumtazia ABSTRAK
Program Studi Arsitektur Agar dapat memiliki daya saing pariwisata dalam skala global, maka
Universitas Muhammadiyah Surakarta berbagai negara dan kota melakukan upaya untuk menonjolkan
Lazuardiazhar.5@gmail.com karakteristik khusus yang mereka miliki, yaitu dengan mengusung
city branding. Arsitektur sebagai komponen pembentuk kota
Andika Saputra
tentunya akan sangat berperan dalam berbagai permasalahan
Program Studi Arsitektur
Universitas Muhammadiyah Surakarta ruang (place) dan mengemasnya menjadi sebuah produk city
Andika.saputra@ums.ac.id branding. Keberagaman persepsi terhadap city branding kotanya
membuat tiap pemangku kepentingan (stakeholders) memiliki
kebutuhan dan harapan yang berbeda – beda. Faktor yang juga
mempengaruhi adalah karena secara alamiah kota terus tumbuh
dan berkembang. Penelitian ini bertujuan mengetahui persepsi
masyarakat terhadap arsitektur Kota Surakarta dalam
mengekspresikan city branding kotanya sebagai bahan masukan
untuk pembuat kebijakan. Metode penelitian yang digunakan dalam
penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian Induktif kualitatif
yang bersifat deskriptif. Hasil yang diperoleh adalah bagaimana
persepsi masyarakat sebagai stakeholder dalam menilai arah
pembangunan dan potensi pariwisata Kota Solo. Pemerintah juga
perlu memperhatikan lagi bangunan sepanjang koridor kota agar
dapat memperlihatkan identitas kotanya dan perlunya perhatian
lebih terhadap perlindungan dan perawatan cagar budaya yang
seharusnya sesuai dengan tagline “Solo masa lalu adalah Solo masa
depan”. Pengembangan setiap distrik di Kota Solo juga dapat
mencontoh Laweyan sebagai daerah yang berhasil dalam
mengekspresikan karakter kotanya
KEYWORDS: City Branding; Arsitektur; Persepsi; Kota Solo

PENDAHULUAN diharapkan dapat memberikan warna kota


Setelah terjadinya krisis ekonomi global, yang menjadi ciri khasnya dan mempunyai
pariwisata mulai dijadikan sebagai basis nilai estetik dan keunikan tersendiri.
perolehan devisa oleh berbagai negara. Hal Dalam place branding terdapat berbagai
tersebut dibuktikan dengan meningkatnya lokasi yang memiliki potensi untuk dijadikan
jumlah kedatangan turis pada sektor tempat wisata seperti wisata alam dan tempat
pariwisata internasional yang dibuktikan oleh rekreasi yang berperan dalam branding kota
data dari ETC-UNWTO (2010:35). solo.
Agar dapat memiliki daya saing Arsitektur sebagai komponen pembentuk
pariwisata dalam skala global, maka berbagai kota tentunya akan sangat berperan dalam
negara dan kota melakukan upaya untuk berbagai permasalahan ruang (place) dan
menonjolkan karakteristik khusus yang mengemasnya menjadi sebuah produk city
mereka miliki, yaitu dengan mengusung city branding. Citra sebuah kota bersumber dari
branding. pengetahuan, pengalaman dan keterpaparan
Kota Surakarta sebagai salah satu (exposure) terhadap sebuah kota
destinasi wisata di Indonesia, mempunyai Keberagaman persepsi terhadap city
berbagai macam obyek wisata baik wisata branding kotanya membuat tiap pemangku
alam, sejarah, budaya, maupun buatan. Dalam kepentingan (stakeholders) memiliki
upaya pengembangan destinasi wisatanya, kebutuhan dan harapan yang berbeda – beda.

SIAR II 2021: SEMINAR ILMIAH ARSITEKTUR | 363


Faktor yang juga mempengaruhi adalah Menurut Chaniago yang dikutip oleh
karena secara alamiah kota terus tumbuh dan Satria (2013:13) city branding adalah proses
berkembang. dan usaha untuk membentuk merk dari suatu
Dari citra kota yang telah terbentuk akan kota agar pemilik dapat lebih mudah dalam
menjadikanya modal bersaing dengan kota memperkenalkan kotanya kepada target pasar
region lain dalam skala global hingga (investor, tourist, talent, event) dengan
internasional. Para pemangku kepentinagn menggunakan kalimat positioning, slogan,
kota akan menjadikan pengukuran kinerja icon, eksibisi, dan berbagai media lainnya.
kota sebagai panduan. Para investor akan Elemen Pembentuk Perkotaan
menjadikan panduan untuk memilih kota yang Salah satu aspek kuat yang menjadi
tepat untuk berinvestasi. Para pekerja ahli branding suatu kota adalah citra kota yang
akan menjadikan panduan untuk bekerja dan memberikan gambaran khas yang melekat
menetap di sebuah kota. Para wisatawan akan pada kota sehingga menciptakan persepsi
menjadikan rujukan destinasi yang akan tentang sebuah kota bagi penduduk maupun
dikunjungi. Para pengelola kota akan pengunjung. Informasi tentang suatu tempat
menjadikan untuk meningkatkan kinerja kemudian mengalami proses yang terjadi
kotanya. dalam kognisi dan membentuk apa yang
Penelitian ini mencoba mengetahui disebut sebagai mental map.
persepsi masyarakat terhadap arsitektur Kota Citra dari sebuah kota pada umumnya
Surakarta dalam mengekspresikan city akan dipengaruhi oleh aspek fisik Lynch
branding kotanya sebagai bahan masukan mengungkapkan terdapat 5 elemen
untuk pembuat kebijakan. pembentuk image kota secara fisik, yaitu: path
Melalui penelitian ini diharapkan dapat (jalur), edge (tepian), distric (kawasan), nodes
menambah khazanah ilmu pengetahuan (simpul), dan landmark (penanda). Kelima
bagaimana perencanaan dan perancangan elemen ini dapat mewakili cita rasa dan
komponen kota yang dapat menjadi citra memberikan citra yang kuat terhadap kota.
dalam pengembangan kedepanya dan dapat Ekspresi Arsitektur
memberikan sedikit ilmu dan landasan dalam Istilah ekspresi memiliki kedekatan
pembangunan kota Solo sehingga dapat makna dengan ‘proses komunikasi’. Jika
memberikan dampak yang positif kepada dianalisis lebih dalam, akan diperoleh
seluruh lapisan masyarakat. pemahaman bahwa ekspresi adalah proses
komunikasi melalui suatu media yang
TINJAUAN PUSTAKA ditujukan untuk membangun kesamaan
Merk (Brand) persepsi akan pesan yang dikomunikasikan/
Kata brand berasal dari bahasa inggris disampaikan. (Bani, 2011).
yang artinya adalah nama atau dari suatu jasa Dalam bidang ilmu arsitektur, ekspresi
atau produk. Menurut kamus Oxford, brand umumnya mencakup substansi kajian ilmu
adalah type of product made by a particular arsitektur dengan menggunakan media pada
company. karya yang menyangkut bahasa desain untuk
Menurut Kotler (1997:443), ”Brand is a memberikan maksud dan tujuan yang ingin
name, sign, symbol, or design, or a disampaikan. Antara ‘ekspresi-persepsi-
combination of them, intended to identity the desain’ memiliki kedekatan dalam suatu ruang
goods or service of one or group of seller and yang dirasakan sehingga memunculkan respon
to differentiate them from those of oleh penghuninya. Menurut Bani Noor
competitor”. Maksudnya, “Brand adalah Muchamad (2011) terdapat 3 komponen
nama, tanda, lambang, atau desain, atau konsep ekspresi kota yaitu, (1)elemen kota,
kombinasi keduanya, yang dimaksudkan untuk (2)morfologi kota, dan (3)respon.
mengidentifikasi barang atau jasa dari satu Sense of Place
atau sekelompok penjual dan untuk Menurut Kevin Lynch di buku A Theory of
membedakannya dari barang atau jasa Good City Form (2000), bahwa kota yang baik
pesaing”. memiliki dimensi yang mendukung kinerjanya.
City Branding Sebuah kota dianggap memiliki kinerja yang

SIAR II 2021: SEMINAR ILMIAH ARSITEKTUR | 364


baik melalui pengukuran dimensi vitalitas, fit, yang mendominasi pembentukan citra kota
akses, dan kontrol yang mempertimbangkan diwakilkan oleh salah satu dimensi dasar
aspek efisiensi dan keadilan. Aspek tersebut kinerja kota yaitu sense of place.
yang menjadi tolak ukur untuk menilai kota di Teknik Penelitian
mata warganya. Dalam penelitian ini metode yang
Dari perkembangan pemikiran Lynch digunakan dalam pengumpulan data adalah
bahwa persepsi terhadap objek yang semula kuisioner. Kuisioner adalah metode
mendominasi pembentukan citra kota pengumpulan data yang dilakukan dengan
kemudian diwakili oleh salah satu dimensi cara memberi seperangkat pertanyaan tertulis
dasar kinerja kota, yaitu sense. kepada responden untuk dijawabnya, dapat
Stimulus yang diberikan oleh lingkungan diberikan secara langsung atau tidak langsung.
akan memiliki nilai yang berbeda oleh Kuisioner yang digunakan dalam penelitian ini
individu, setiap penilaian akan memunculkan adalah jenis kuisioner tertutup dimana
reaksi untuk mengatasi stimulus yang datang responden diberikan pertanyaan yang sudah
dari lingkungan. Reaksi tersebut berupa tersedia beberapa opsi jawaban.
adaptasi (menoleransi lingkunganya) atau HASIL PENELITIAN
adjustment (individu terdapat keinginan untuk Berdasarkan 77 responden yang telah
mengubah lingkungan agar sesuai mengisi kuisioner, sebanyak 19 responden
dengannya). menganggap pertumbuhan Kota Solo sangat
Menurut Steele (Hashemnehad, 2013) penting bagi mereka, 34 responden
terdapat beberapa faktor yang dapat mengangap pertumbuhan Kota Solo penting
menciptakan sense of place, faktor tersebut bagi mereka, 20 responden merasa netral
dibagi menjadi dua kategori yaitu, (1)faktor dengan pertumbuhan Kota Solo dan 4
kognitif dan (2)faktor fisik. responden merasa sangat tidak penting
dengan pertumbuhan Kota Solo.
METODE PENELITIAN
Seberapa pentingkah
Metode dan Nalar pertumbuhan Kota Solo bagi anda?
Metode penelitian yang digunakan dalam
penelitian ini menggunakan pendekatan Sangat tidak penting 4
penelitian Induktif kualitatif yang bersifat Sangat penting 19
Penting 34
deskriptif. Berdasarkan pendekatan kualitatif Netral 20
maka peneliti menggunakan teknik
0 10 20 30 40
pengumpulan data dengan cara studi pustaka
dan penyebaran kuisioner. Gambar 1. Diagram pentingnya pertumbuhan Kota Solo
(sumber: analisa pribadi)
Objek dan Fokus
Berdasarkan 77 responden yang telah
Objek dari penelitian ini adalah citra
mengisi kuisioner, sebanyak 72 responden
arsitektur Kota Surakarta dalam upaya
berpersepsi bahwa Kota Solo sudah memiliki
mengekspresikan city brandingnya ‘Solo the
keunikan yang membedakanya dengan kota
Spirit of Java’. Dan fokus dari penelitian ini
lain dan 5 responden berpersepsi Kota Solo
adalah citra Kota Surakarta dari aspek
belum memiliki keunikan dibanding dengan
komersil berupa fisik kotanya 5 elemen
kota lain.
pembentuk image kota secara fisik, yaitu: path
(jalur), edge (tepian), distric (kawasan), nodes Apakah Kota Solo saat ini sudah
(simpul), dan landmark (penanda). memiliki keunikan khusus yang
Variabel membedakanya dengan kota lain?
Penelitian ini akan menggunakan variabel 100 72
terikat dari teori Kevin Lynch 5 elemen 5
pembentuk image kota secara fisik, yaitu: path 0
(jalur), edge (tepian), distric (kawasan), nodes Tidak Ya
(simpul), dan landmark (penanda) dan Gambar 2. Diagram keunikan Kota Solo (sumber:
variabel bebas Persepsi terhadap obyek fisik analisa pribadi)

SIAR II 2021: SEMINAR ILMIAH ARSITEKTUR | 365


Berdasarkan 77 responden yang telah memperlihatkan karakter kotanya.
mengisi kuisioner, sebanyak 64 responden
Apakah koridor di dalam Kota Solo
berpersepsi sasaran potensi pembangunan
sudah memperlihatkan karakter
Kota Solo mengarah ke budaya dan
kotanya?
pariwisata, 9 responden berpersepsi sasaran 47
potensi pembangunan Kota Solo mengarah ke 50 22 6
2
industri, 4 responden berpersepsi sasaran 0
potensi pembangunan Kota Solo mengarah ke Cukup sesuai Netral Sangat sesuaiTidak sesuai
pendidikan.
Gambar 5. Diagram kesesuaian karakter koridor Kota
Menurut anda ke arah mana Solo (sumber: analisa pribadi)
sasaran potensi pembangunan di
Kota Solo?
Analisa Edge Kota Solo
Pendidikan 4
Industri 9
Berdasarkan data dari 77 responden
Budaya dan Pariwisata 64
yang telah mengisi kuisioner, 1 responden
0 20 40 60 80 berpersepsi bahwa bangunan sepanjang
koridor di dalam Kota Solo sudah sangat
Gambar 3. Diagram sasaran potensi pembangunan Kota memperlihatkan karakter kotanya, 31
Solo (sumber: analisa pribadi) responden berpersepsi bahwa bangunan
sepanjang koridor di dalam Kota Solo cukup
Berdasarkan 77 responden yang telah sesuai dalam meperlihatkan karakter kotanya,
mengisi kuisioner, 75 responden mengetahui 24 responden merasa netral dan 21
tagline Kota Solo “Solo the Spirit of Java” responden merasa bangunan sepanjang
sedangkan hanya 2 responden yang belum koridor di Kota Solo belum memperlihatkan
pernah mendengarnya. karakter kotanya.
Apakah kondisi bangunan di
sepanjang koridor Kota Solo
Apakah anda pernah mendengarkan
memiliki keunikan dalam
slogan “solo the spirit of java”?
memperlihatkan karakter kotanya?
100 75
50 31 24 21
50 1
2 0
0 Cukup sesuai Netral Sangat sesuaiTidak sesuai
Tidak Ya

Gambar 4. Diagram populeritas slogan Kota Solo Gambar 6. Diagram kesesuaian karakter bangunan
(sumber: analisa pribadi) sepanjang koridor Kota Solo (sumber: analisa pribadi)

Analisa Koridor Kota Solo Berdasarkan data dari 77 responden


yang telah mengisi kuisioner, 2 responden
Berdasarkan data dari 77 responden yang berpersepsi bahwa fasilitas sepanjang koridor
telah mengisi kuisioner, 2 responden di dalam Kota Solo sudah sangat
berpersepsi bahwa koridor di dalam Kota Solo memperlihatkan karakter kotanya, 42
sudah sangat memperlihatkan karakter responden berpersepsi bahwa fasilitas
kotanya, 47 responden berpersepsi bahwa sepanjang koridor di dalam Kota Solo cukup
koridor di dalam Kota Solo cukup sesuai dalam sesuai dalam meperlihatkan karakter kotanya,
meperlihatkan karakter kotanya, 22 31 responden merasa netral dan 2 responden
responden merasa netral dan 6 responden merasa fasilitas sepanjang koridor di Kota Solo
merasa koridor di Kota Solo belum belum memperlihatkan karakter kotanya.

SIAR II 2021: SEMINAR ILMIAH ARSITEKTUR | 366


Java”, 17 responden berpersepsi bahwa
Apakah kondisi fasilitas di sepanjang
daerah Pasar Kliwon merupakan daerah yang
koridor Kota Solo memiliki keunikan
paling tidak dapat menggambarkan “Solo the
dalam memperlihatkan karakter
Spirit of Java”, 16 responden berpersepsi
kotanya?
bahwa daerah Banjarsari merupakan daerah
42
50 31 yang paling tidak dapat menggambarkan “Solo
2 2 the Spirit of Java”, 2 responden berpersepsi
0 bahwa daerah Laweyan merupakan daerah
Cukup sesuai Netral Sangat sesuaiTidak sesuai
yang paling tidak dapat menggambarkan “Solo
Gambar 7. Diagram kesesuaian karakter fasilitas Kota the Spirit of Java”.
Solo (sumber: analisa pribadi)
Daerah mana yang paling tidak
Analisa Distrik Kota Solo
menggambarkan "Solo the Spirit of
Berdasarkan data dari 77 responden yang Java"?
telah mengisi kuisioner, 35 responden
berpersepsi bahwa daerah Laweyan 30 24
25 18
merupakan daerah yang paling dapat 20 16 17
15
menggambarkan “Solo the Spirit of Java”, 15 10
responden berpersepsi bahwa daerah Pasar 5 2
0
Kliwon merupakan daerah yang paling dapat
menggambarkan “Solo the Spirit of Java”, 10
responden berpersepsi bahwa daerah
Banjarsari merupakan daerah yang paling
dapat menggambarkan “Solo the Spirit of Gambar 9. Diagram distrik yang paling tidak
Java”, 9 responden berpersepsi bahwa daerah menggambarkan karakter Kota Solo (sumber: analisa
Jebres merupakan daerah yang paling dapat pribadi)
menggambarkan “Solo the Spirit of Java”, 8 Analisa Node Kota Solo
responden berpersepsi bahwa daerah Berdasarkan data dari 77 responden yang
Serengan merupakan daerah yang paling telah mengisi kuisioner, 3 responden
dapat menggambarkan “Solo the Spirit of berpersepsi bahwa perlindungan cagar
Java”. budaya sudah sangat sesuai dengan tagline
pariwisata “Solo masa lalu adalah Solo masa
Daerah mana yang paling
depan”, 28 responden berpersepsi bahwa
menggambarkan "Solo the Spirit of
perlindungan cagar budaya sudah sesuai
Java"?
dengan tagline pariwisata “Solo masa lalu
40 35
adalah Solo masa depan”, 30 responden
30 merasa netral, 16 responden berpersepsi
20 15
10 9 8 bahwa perlindungan cagar budaya belum
10
0 sesuai dengan tagline pariwisata “Solo masa
lalu adalah Solo masa depan”.
Dalam Visinya, pemerintah Kota
Solo memiliki tagline pariwisata
Gambar 8. Diagram distrik yang paling menggambarkan “Solo masa lalu adalah Solo masa
karakter Kota Solo (sumber: analisa pribadi) depan”. Apakah perlindungan dan
Berdasarkan data dari 77 responden yang perawatan cagar budaya sudah
telah mengisi kuisioner, 24 responden sesuai dengan tagline tersebut?
berpersepsi bahwa daerah Jebres merupakan 40 30 28
daerah yang paling tidak dapat 16
20
menggambarkan “Solo the Spirit of Java”, 18 3
responden berpersepsi bahwa daerah 0
Serengan merupakan daerah yang paling tidak Netral Sangat Sesuai Tidak
sesuai sesuai
dapat menggambarkan “Solo the Spirit of

SIAR II 2021: SEMINAR ILMIAH ARSITEKTUR | 367


Gambar 10. Kesesuaian perlndungan cagar budaya rentang usia 19-25 tahun yang sebanyak 64
dengan karakter Kota Solo (sumber: analisa pribadi) responden berasal dari luar Kota Solo dan 13
sisanya berasal dari Kota Solo sendiri merasa
Analisa Landmark Kota Solo pertumbuhan Kota Solo penting bagi mereka
Berdasarkan data dari 77 responden yang walaupun bukan berasal dari Kota Solo
diberikan kesempatan memilih 3 landmark sendiri. Hal tersebut dapat dilihat dari 19
Kota Solo yang paling melekat dibenak responden yang merasa sangat penting
mereka, Keraton Kasunanan Surakarta dengan pertumbuhan Kota Solo dan 34
mendapatkan pilihan paling tinggi sebanyak responden merasa penting dengan
50, Stadion Manahan sebanyak 37, Pasar pertumbuhan Kota Solo.
Gedhe sebanyak 32, Tugu Mahkota Adipuro Responden juga diminta mengisi
sebanyak 31, Gladag dan Pasar Klewer masing kuisioner potensi pengembangan Kota Solo.
– masing 27, Keris Tilamsari Tirtonadi Hampir seluruh responden berpersepsi bahwa
sebanyak 24, Keraton Mangkunegaran dan Kota Solo sudah memiliki keunikan yang dapat
Bank Indonesia masing – masing 17, Pasar dikembangkan, dengan 64 responden
Antik Triwindu sebanyak 13, dan Gapuro Batas berpersepsi bahwa pembangunan Kota Solo
Kota Solo sebanyak 9. memiliki potensi ke arah budaya dan
pariwisata.
Untuk memperjelas analisa maka
dibuatkan tabel analisa oleh penulis sebagai
berikut:
Table 1. Persepsi arah pembangunan Kota Solo
Persepsi Analisa Hasil
Gambar 11. Landmark Kota Solo yang paling berkesan
Sebanyak 72 Dari 77 Teridentifikasi
(sumber: analisa pribadi)
responden responden yang sebagian besar
berpersepsi berusia 19-25 responden yang
PEMBAHASAN bahwa Kota tahun yang berstatus
Dalam pembahasan ini merupakan kajian Solo memiliki mayoritas sebagai
keunikan untuk berasal dari luar stakeholder
teoritik antara tinjauan pustaka dengan data
dikembangkan Kota Solo dan kota
empiris yang dikumpulkan melalui survei dengan 64 berstatus kedepanya,
kuisioner yang ditujukan kepada pengunjung responden mahasiswa, berpersepsi
pada akhir 2020. Pengumpulan data, metode berpersepsi sebanyak 69% bahwa Kota
dan masalah survei dijelaskan. bahwa potensi responden Solo memiliki
pengembangan merasa penting potensi
Persepsi Arah Pembangunan Kota Solo ke arah budaya dengan pengembangan
Dalam arsitektur antara ‘ekspresi- dan pariwisata. pertumbuhan ke arah budaya
persepsi-desain’ memiliki kedekatan dalam Kota Solo. dan pariwisata.
suatu ruang yang dirasakan sehingga
memunculkan respon oleh penghuninya. Pembahasan Kesesuaian Karakter Koridor,
Bahwa ekspresi adalah suatu bentuk proses Edge dan Nodes Kota Solo
komunikasi melalui suatu media yang Dari hasil kuisioner yang telah
ditujukan untuk membangun kesamaan disebarkan, sebanyak 77 responden dengan
persepsi akan sebuah pesan. rentang usia 19-25 tahun yang sebanyak 64
Kota Solo dengan struktur spasial dan responden berasal dari luar Kota Solo dan 13
non-spasial kotanya mengkomunikasikan sisanya berasal dari Kota Solo sebanyak 75
pesan – pesan yang oleh setiap individu responden mengetahui tagline Kota Solo “Solo
ditangkap dengan berbagai persepsi yang the Spirit of Java” dan hanya 2 responden
berbeda. Sehingga disini perlu diketahui yang tidak mengetahui tagline tersebut.
persepsi mereka sebagai Stakeholder sebuah Table 2. Persepsi kesesuaian elemen kota dengan
kota untuk diterjemahkan kedalam desain karakter Kota Solo
yang siap dijadikan elemen branding Kota Persepsi Analisa Hasil
Sebanyak 63,5% Sebanyak 49 Responden
Solo. responden responden yang
Dari hasil kuisioner yang telah berpersepsi dapat menerima mayoritas
disebarkan, sebanyak 77 responden dengan bahwa koridor faktor fisik yang berasal dari

SIAR II 2021: SEMINAR ILMIAH ARSITEKTUR | 368


Kota Solo sudah membentuk luar kota Solo
memperlihatkan karakter koridor dapat Sebanyak 57% Sebanyak 44 Responden
karakter Kota Solo sudah menerima responden responden yang
kotanya, 28,5% memperlihatkan kesesuaian berpersepsi dapat menerima mayoritas
merasa netral karakter karakter bahwa fasilitas faktor fisik yang berasal dari
dan 8% kotanya, 22 koridor Kota sepanjang membentuk luar kota
responden reponden Solo dengan koridor Kota karakter fasilitas dapat
berpersepsi merasa netral tagline yang Solo sudah sepanjang menerima
merasa tidak dan 6 responden telah dibuat memperlihatkan koridor Kota kesesuaian
sesuai merasa tidak pemerintah. karakter Solo sudah karakter
dapat menerima kotanya, 40% memperlihatkan fasilitas
faktor fisik yang merasa netral karakter sepanjang
membentuk dan 3% kotanya, 31 koridor Kota
karakter koridor responden reponden Solo dengan
Kota Solo berpersepsi merasa netral tagline yang
Sebanyak 63,5% Sebanyak 48 Responden merasa tidak dan 2 responden telah dibuat
responden responden yang sesuai merasa tidak pemerintah.
berpersepsi dapat menerima mayoritas dapat menerima
bahwa sign faktor fisik yang berasal dari faktor fisik yang
sepanjang membentuk luar kota membentuk
koridor Kota karakter sign dapat karakter fasilitas
Solo sudah sepanjang menerima sepanjang
memperlihatkan koridor Kota kesesuaian koridor Kota
karakter Solo sudah karakter sign Solo
kotanya, 30% memperlihatkan sepanjang Sebanyak 40% Sebanyak 31 Sepertiga
merasa netral karakter koridor Kota responden responden responden
dan 6,5% kotanya, 24 Solo dengan berpersepsi dapat menerima yang
responden reponden tagline yang bahwa faktor kognitif mayoritas
berpersepsi merasa netral telah dibuat perawatan cagar melalui berasal dari
merasa tidak dan 5 responden pemerintah. budaya Kota pengalaman luar kota
sesuai merasa tidak Solo sudah mereka dalam dapat
dapat menerima memperlihatkan mengunjungi menerima
faktor fisik yang karakter dan menilai kesesuaian
membentuk kotanya, 40% perlindungan perlindungan
karakter sign merasa netral cagar budaya, 30 cagar
sepanjang dan 20% reponden budaya
koridor Kota responden merasa netral dengan
Solo berpersepsi dan 16 karakter
Sebanyak 41,5% Sebanyak 32 Responden merasa tidak responden tagline yang
responden responden yang sesuai merasa tidak telah dibuat
berpersepsi dapat menerima mayoritas dapat menerima pemerintah.
bahwa faktor fisik yang berasal dari faktor kognitif Sepertiga
bangunan membentuk luar kota melalui merasa
sepanjang karakter masih pengalaman netral dan
koridor Kota bangunan banyak yang mereka dalam sisanya
Solo sudah sepanjang belum dapat mengunjungi masih belum
memperlihatkan koridor Kota menerima dan menilai dapat
karakter Solo sudah kesesuaian perlindungan menerima.
kotanya, 28,5% memperlihatkan karakter cagar budaya
merasa netral karakter bangunan
Pembahasan Kesesuaian Karakter Setiap
dan 30% kotanya, 24 sepanjang
responden reponden koridor Kota Distrik Kota Solo
berpersepsi merasa netral Solo dengan Berdasarkan analisa data kuisioner yang
merasa tidak dan 21 tagline yang
telah ditemukan bagian distrik Kota Solo yang
sesuai responden telah dibuat
merasa tidak pemerintah. paling menggambarkan dan paling tidak
dapat menerima menggambarkan “Solo the Spirit of Java”,
faktor fisik yang kemudian pembahasan dilanjutkan dengan
membentuk mengetahui lebih detail asal responden untuk
karakter
bangunan
memberi legitimasi lebih jauh bagaimana
sepanjang setiap reponden dapat menoleransi atau
koridor Kota menolak karakter lingkungan tersebut.

SIAR II 2021: SEMINAR ILMIAH ARSITEKTUR | 369


Untuk mempermudah analisa, maka 31 responden 19 responden
dibuatkan tabel asal responden dan dari Boyolali, memilih
Klaten, Laweyan
kemungkinan jalur distrik yang pertama dilalui Semarang, sebagai distrik
saat memasuki Kota Solo. Jombang, yang paling
Table 3. Persepsi kesesuaian distrik dengan karakter Pekalongan, menggambarkan
Kota Solo Yogyakarta, karakter Kota
Asal Persepsi Hasil Pemalang, Solo. 7 memilih
Responden Bekasi, Jebres. 2
8 responden 8 responden Teridentifikasi Pangandaran, memilih
dari Pasar memilih daerah 12 responden Wonosobo, Serengan. 2
Kliwon asal mereka dari dalam Kota Jakarta, memilih
sebagai distrik Solo dipengaruhi Jember, Banjarsari dan 1
yang paling oleh daerah asal Jepara, memilih Pasar
menggambarkan mereka masing Cilacap, Kliwon
karakter Kota – masing dalam Magelang,
Solo. berpersepsi Demak dan
2 responden 2 responden distrik Kota Solo Sumatera
dari memilih daerah yang paling Selatan yang
Serengan asal mereka menggambarkan lebih dekat
sebagai distrik “Solo the Spirit dengan
yang paling of Java”. Dan Laweyan
menggambarkan hanya 1 7 responden 5 responden
karakter Kota responden yang berasal dari memilih
Solo. tidak Sragen, Laweyan
2 reponden 1 responden dipengaruhi Karanganyar sebagai distrik
dari Laweyan memilih daerah asal dan Madiun yang paling
Serengan mereka. yang lebih menggambarkan
sebagai distrik dekat dengan karakter Kota
yang paling Jebres Solo. 1 memilih
menggambarkan Pasar Kliwon
karakter Kota dan 1 memilih
Solo. Dan 1 Banjarsari
responden 5 responden 2 responden
memilih daerah berasal dari memilih
asal mereka. Blora, Banjarsari
1 responden Responden Purwodadi sebagai distrik
dari memilih Pati dan yang paling
Banjarsari Laweyan Colomadu menggambarkan
sebagai distrik yang lebih karakter Kota
yang paling dekat dengan Solo. 1 memilih
menggambarkan Banjarsari Laweyan. 1
karakter Kota memilih Jebres
Solo. dan 1 memilih
Pasar Kliwon
19 responden 9 responden Teridentifikasi
dari memilih responden dari Dari hasil tersebut maka kawasan
Sukoharjo Laweyan luar Kota Solo Laweyan dapat dijadikan contoh oleh daerah
dan Wonogiri sebagai distrik sebanyak 39 lain bagaimana pengembangan kawasanya
yang lebih yang paling tidak
agar dapat memberikan karakter bagi Kota
dekat dengan menggambarkan terpengaruh dan
Pasar Kliwon karakter Kota 25 dipengaruhi Solo. Dengan setiap kawasan yang memiliki
Solo. 4 oleh daerah potensi masing – masing baik tanible maupun
responden paling dekat intangible yang dapat dikembangkan.
memilih dengan asal
Banjarsari. 3 mereka masing
responden – masing dalam Pembahasan Landmark Kota Solo
memilih Pasar berpersepsi Berdasarkan data dari 77 responden,
Kliwon. 2 distrik Kota Solo Keraton Kasunanan Surakarta mendapatkan
responden yang paling pilihan paling tinggi sebanyak 50, Stadion
memilih menggambarkan
Serengan dan 1 “Solo the Spirit
Manahan sebanyak 37, Pasar Gedhe sebanyak
responden of Java”. 32, Tugu Mahkota Adipuro sebanyak 31,
memilih Jebres Gladag dan Pasar Klewer masing – masing 27,

SIAR II 2021: SEMINAR ILMIAH ARSITEKTUR | 370


Keris Tilamsari Tirtonadi sebanyak 24, Keraton dalam mendesain komponen – komponen
Mangkunegaran dan Bank Indonesia masing – Kota dan bagi Pembuat Kebijakan melalui
masing 17, Pasar Antik Triwindu sebanyak 13, penelitian ini diharapkan dapat menambah
dan Gapuro Batas Kota Solo sebanyak 9. khazanah ilmu pengetahuan bagaimana
Dengan artian bahwa landmark yang paling perencanaan dan perancangan komponen
melekat dibenak para masyarakat adalah kota yang dapat menjadi citra dalam
landmark yang memiliki identitas kebudayaan pengembangan kedepanya.
Jawa.
Untuk penelitian selanjutnya dapat
membahas lebih dalam bagaimana arsitektur
SIMPULAN DAN SARAN
berperan penting dalam pembangunan
Simpulan
ekspresi kotanya.
Kesimpulan yang diambil dari penelitian
ini sesuai dengan rumusan masalah penelitian Untuk penelitian selanjutnya juga dapat
yang ada, yaitu sebagai berikut: dilanjutkan dengan penelitian yang lebih
Teridentifikasi responden yang berstatus terfokus terkait karakter – karakter bangunan
sebagai stakeholder kota kedepanya, di setiap kawasan Kota Solo sehingga dapat
berpersepsi bahwa Kota Solo memiliki potensi menjadi karakter yang dikembangkan untuk
pengembangan ke arah budaya dan pariwisata city branding Kota Solo.
dengan tagline “Solo the Spirit of Java” yang DAFTAR PUSTAKA
sudah ada sekarang. Masyarakat sebagai
stakeholder yang berasal dari internal dan Ankre, Rosemarie. 2007. “Understanding the
external Kota Solo juga dapat merespon baik visitor a prerequisite for coastal zone
faktor fisik dan kognitif dari koridor, edge dan planning” Licentiate Dissertation Series
nodes yang membentuk karakter Kota Solo. No. 09
Pemerintah perlu memperhatikan Dameria, Christin. 2017. “Siapa Pemilik Sense
kembali karakter dari bangunan sepanjang of Place? Tinjauan Dimensi Manusia
koridor kota agar bagaimana dapat dalam Konservasi Kawasan Pusaka Kota
memperlihatkan identitas kotanya dan Lama” dalam Seminar Ikatan Peneliti
perlunya perhatian lebih terhadap Lingkungan Binaan Indonesia (IPLBI) 1, B
perlindungan dan perawatan cagar budaya 235-240.
yang seharusnya sesuai dengan tagline “Solo
masa lalu adalah Solo masa depan”. Kota Solo Ernawati, Jenny. 2014. “Hubungan Aspek
sendiri memiliki banyak warisan budaya jawa Residensial dengan Place Identity dalam
yang melekat di benak masyarakat dengan Skala Urban” dalam Journal of
bukti bahwa landmark yang memiliki identitas Environmental Engineering &
jawa adalah yang paling banyak melekat di Suistanable Technology Volume 1, no.
dalam benak mereka. Landmark – landmark 1, pp 21 – 32.
tersebut dapat dijadikan acuan mengambil Gospodini, A. 2004. “Urban Morphology and
tipologi desain dalam pengembangan Kota Place Identity in European Cities: Built
Solo. Heritage and Innovative Design” Journal
Dalam penataan kotanya, setiap distrik of Urban Design, Vol. 9, no. 2, pp 225-
dapat menjadikan daerah Laweyan menjadi 248.
contoh dalam pengembangan kawasanya.
Muchamad, Bani Noor. 2011. Konsep Ekspresi
Laweyan dianggap berhasil dalam
Kota sebagai Pendekatan Membangun
memperlihatkan identitas dan karakter Kota
atau Memperkuat Citra-Kota”,
Solo.
Banjarmasin: Universitas Lambung
Saran
Mangkurat.
Pada penelitian ini ditemukan saran yang
sesuai dengan manfaat teoritis dan praktis Mustikawati, Lina. 2013. “Strategi Branding
oleh penelitian sendiri. Kota Surakarta dalam Pengelolaan
Bagi Arsitek dapat menjadikan penelitian sebagai Destinasi Wisata”. Semarang:
ini untuk dijadikan acuan dan analisa dasar Universitas Diponegoro.

SIAR II 2021: SEMINAR ILMIAH ARSITEKTUR | 371

Anda mungkin juga menyukai