Anda di halaman 1dari 8

Arsitektur bagian dari pariwisata

A. Arti pemandangan bagi kota wisata


Landscape is not merely the lay of the land or a type of painting but a way in
which to conceive of place. Istilah lanskap diperdebatkan dalam geografi karena
konsepnya yang tidak tepat dan ambigu. (Cosgrove 1989). Jelas lanskap bukan hanya
sebuah tempat, atau kumpulan benda-benda di suatu wilayah yang ditentukan, tetapi
juga cara untuk membayangkan tempat itu adalah kanvas di mana konstruksi sosial
tempat direifikasi untuk menciptakan dan mempertahankan identitas sebuah tempat.
Lansekap tidak statis, tetapi aktif dan selalu berubah. Setiap generasi masyarakat
memanipulasi lanskap untuk mewakili ide dan identitas mereka. Akibatnya, lanskap
tidak boleh dipisahkan dari konteks ruang dan (Cosgrove 1989, hlm. 127), melainkan
dibaca sebagai halaman teks budaya, masing-masing berbeda dari yang berikutnya.
Menurut Jackson Landscape is the background of our collective existence
underscoring our identity. Dalam lanskap tersebut, identitas diwujudkan dalam
simbol fisik. Gaya arsitektur, desain perkotaan, patung, dan ruang publik semuanya
diresapi dengan identitas suatu masyarakat. Simbol-simbol ini berfungsi untuk
mereproduksi norma-norma budaya dan menetapkan nilai-nilai kelompok. Dengan
kata lain, masyarakat membangun simbol untuk merepresentasikan bagaimana
mereka memahami diri mereka sendiri (Harvey 1979). Meskipun tempat (place)
adalah konstruksi sosial dan rumah, bangsa, dan wilayah, semuanya merupakan
gagasan subjektif yang ada dalam wacana sosial, tempat-tempat dengan kualitas unik
dan khasnya membantu menciptakan identitas bagi masyarakat. Tempat menjadi
nyata melalui visual. Bangunan, tugu peringatan, patung, dan lukisan representasi
lanskap nasional lebih dari sekadar konstruksi masyarakat, tetapi lebih merupakan
simbol identitas sosial, diciptakan dan dipelihara untuk melanggengkan gagasan
tentang tempat. Tempat terbukti nyata dengan representasi nyata darinya.
Contoh tempat tempat unik di singapura Garden By The Bay dan Little India
Sumber: https://blog.traveloka.com/

Menghubungkan lanskap dan tempat mengarah pada konsep lanskap sebagai


manifestasi ideologi, budaya, dan identitas. Analisis lanskap sebagai representasi
identitas lokal, regional, nasional, dan supranasional memaksa seseorang untuk
memikirkan konstruksi identitas kita di sekitar tempat-tempat yang secara historis
bersinggungan seperti daerah dan negara. Pemandangan tidak dapat disegmentasi dan
dihitung, tetapi konstruksi, orientasi, pelestarian, dan dekonstruksinya membantu
pemahaman kita tentang hubungan antara manusia dan tempat. identitas sangat erat
kaitannya dengan wilayah suatu masyarakat, karena budaya dan identitas suatu
masyarakat diwujudkan dan dilestarikan dalam lanskapnya. Menurut Smith (1991)
Identitas adalah gagasan yang kompleks, dibangun atas dasar bahasa, agama, nilai-
nilai kewarganegaraan, agama etnis, mitos, ingatan sejarah, dan tempat. identitas bisa
ada dalam berbagai bentuk atau banyak alasan. Identitas politik, bahasa dan agama
mungkin semuanya ada dalam satu komunitas, tumpang tindih satu sama lain dalam
tambalan yang rumit. Tempat, lanskap dan identitas masing-masing merupakan
gagasan yang kompleks lanskap adalah manifestasi konkret dari konsepsi tempat dan
dengan demikian, lanskap mewakili nilai-nilai budaya suatu kelompok atau orang.

B. Konteks Pariwisata Perkotaan


Sejak tahun 1980-an kota merupakan jenis destinasi pariwisata paling penting di
dunia. Kota dipandang sebagai sesuatu proses kompleks terkait budaya, gaya hidup
dan kumpulan permintaan yang berbeda terhadap liburan dan perjalanan.
Pariwisata perkotaan memiliki karakteristik lain yang khas yaitu daya Tarik
wisatanya ditujukan hanya untuk yang berpariwisata. Wisatawan perkotaan
menggunakan fasilitas perkotaan yang juga digunakan oleh penduduk kota sebagai
daya tarik wisatanya (Law, 1996: 4 dalam Andriani Yani 2011).
Menurut Ruetsche.J. (2006) Dalam bukunya Urban Tourism: Ekonomi
Pengunjung dan Pertumbuhan Kota Besar, Law meneliti hubungan antara pariwisata
dan daerah perkotaan. Dia membedakan antara elemen primer, sekunder, dan
tambahan dari sumber daya pariwisata kota. Unsur utama memberikan alasan
mengapa wisatawan mengunjungi kota. Unsur-unsur sekunder seperti akomodasi dan
belanja serta elemen tambahan seperti transportasi atau informasi wisatawan juga
sangat penting bagi keberhasilan pariwisata kota, namun bukan penarik utama
pengunjung. (Yusitia 2017).
Elemen pokok pariwisata perkotaan menurut ruetsche. J. 2006 dalam Yusitia
2017 antara lain:
1. Kota Bersejarah (Historic District)
Menurut Ruetsche. J.2006 Atribut kota bersejarah harus menekankan pada
karakter lokal dari daerah tersebut. Historic distric umumnya sangat ramah
terhadap pejalan kaki dengan perpaduan antara atraksi dan fasilitas yang mudah
dijangkau. Selain itu pengunjung bisa merasakan pengalaman berkunjung yang
mudah diingat.

Sumber: https://1.bp.blogspot.com/-b1z8pV5LQfc/XRRGT2QZrXI/AAAAAAAAEKU/P-
YXChNQV6AdNQAV6gF7ZLSZcrRFfR8CACLcBGAs/s640/IMG_20190627_112752.jpg
Kota tua Jakarta
Sumber: http://www.koran-jakarta.com

2. Kawasan Pinggiran Pantai (WaterFronts)

Kawasan pinggiran pantai di perkotaan selalu menarik dari kebutuhan untuk


bersenang-senang. Investor swastapun banyak yang memperhatikan pantai karena
kawasan pinggiran pantai berbagai peluang untuk pengembangan pariwisata,
ekonomi, dan masyarakat.

Makassar WaterFront City, Maloku, Ujung Pandang, Kota Makassar, Sulawesi Selatan
Sumber: https://lh6.googleusercontent.com/-LroCz-
MdEAI/WGSUVRV9x7I/AAAAAAAAAVo/x4IYv9uvCUI4Oog3nMk9SgLJ7c60JK-AgCLIB/s1600-
w400/
3. Pusat Konvensi dan Pameran (Convention Center and Exhibition)
Convention Center and Exhibition sering dianggap sebagai salah satu bahan
pokok pariwisata kota. Pusat konvensi dan pameran dianggap sebagai sektor
pertumbuhan yang kuat. Pekerjaan, publisitas, perbaikan citra, dan regenerasi
perkotaan adalah keuntungan yang umumnya membenarkan investasi keuangan
besar untuk pusat-pusat tersebut. Namun bisnis konferensi tidak dapat
dipisahkan dari industri pariwisata lain karena pengunjung juga mencari fasilitas
perkotaan yang pariwisatanya menarik untuk dikunjungi.

Phoenix Convetion Center


sumber: https://populous.com/project/phoenix-convention-center-expansion

Chase Field Stadion


Sumber: https://www.ballparksofbaseball.com/wp-content/uploads/2016/03/chase_topv2.jpg

4. Festival dan Acara (Festivals and Events)


Telah menjadi sarana yang semakin populer bagi kota-kota untuk meningkatkan
pariwisata. Namun, dampaknya terhadap industri wisata kota bergantung pada
kehadiran, dan jenis dan jumlah pengunjung dari luar yang hadir pada acara
tersebut.
Suasana kemenagan tim Jerman di Fifa Word Cup Brazil
Sumber: https://www.live-
production.tv/sites/default/files/styles/article_main_image_706/public/00_FIFA_World_Cup_Br
azil_Champions_Germany_HBS.jpg?itok=w_vKav6q

Contohnya adalah event Fifa Word Cup yang diadakan 4 tahun sekali. Event ini
sangat berpengaruh pada meningkatnya jumlah kedatangan wisatawan asing ke
negara penyelenggara event.
5. Daerah Wisata Perkotaan (Special Visitor Districts)
Daerah wisata perkotaan merupakan tempat dimana kombinasi atraksi wisata
perkotaan seperti budaya, hiburan, atau fasilitas olahraga dikelompok di satu lokasi.

Bangunan belanda di kota tua Ampenan


Sumber: https://statik.tempo.co/data/2017/02/23/id_583942/583942_620.jpg
Pertunjukan barong di festival budaya kota tua Ampenan

Sumber: https://lombokinsider.com/wp-content/uploads/2017/08/DSCN5406.jpg

6. Warga & Karyawan yang mendukung pariwisata (Tourism Employees and residents
as City Advocates)
Keramahan tamahan adalah salah satu fitur sosio-kultural terpenting dari
produk pariwisata. Profesionalisme dan keunggulan pelayanan ditawarkan kepada
pengunjung mulai dari awal datang sehingga kembali kedaerah asal. Faktor kunci
dalam keputusan pengunjung untuk berkunjung adalah kota tersebut memiliki
keramah tamahan sehingga pengunjung akan kembali lagi dan akan selalu diingat
akan kota tersebut. Tanggung jawab dalam menerima wisatawan, pemilik toko dan
penduduk, harus bertindak sebagai agen pariwisata dan memberi pengalaman yang
mengesankan bagi pengunjung. tidak terletak hanya kepada karyawan pariwisata saja.
tetapi Setiap orang yang bekerja dan tinggal di kota wisata yang memiliki kontak
langsung dengan pengunjung.

Toko toko souvenir di Mataram, Lombok


Sumber: https://blog.tiket.com/wp-content/uploads/Feature-45.jpg

7. Fasilitas Ritel & Katering (Retail and Catering Facilities)


Merupakan bagian penting dari ekonomi pariwisata. Meskipun dianggap
sebagai elemen skunder pariwisata. Biasanya pengunjung menghabiskan banyak
waktu dan uang untuk berbelanja dan makan. Belanja misalnya, bagi beberapa
pengunjung menjadi aktivitas santai di mana mereka berbelanja tanpa tujuan khusus.
Bagi pengunjung lain, ini lebih seperti olahraga dimana mereka pergi dari toko yang
satu dan ke toko yang lain untuk melihat apakah ada barang yang berbeda yang dijual
di tempat tujuan dibandingkan dengan di daerah asal.

Pusat kerajinan emas dan mutiara

Sumber: http://2.bp.blogspot.com/-
94hsPMmyk4c/T8S8MuUp42I/AAAAAAAABfo/SbTEICSuxkE/s320/P1110620.JPG

Contohnya adalah Kota Mataram Lombok juga memiliki kerajinan Emas dan
Mutiara Sekarbela yang merupakan tempat souvenir khas kota Mataram Lombok.

Anda mungkin juga menyukai