Anda di halaman 1dari 16

PENGARUH PRODUK DAN SAPTA PESONA TERHADAP KEPUASAN PENGUNJUNG

DI KAWASAN KOTA TUA JAKARTA

Oleh :
Etty Nurwati1, Lailatul Fitri2

1 DosenProgram Studi Magister Manajemen STIE Pariwisata Internasional Jakarta 2


Mahasiswa S1 Program Studi Manajemen STIE Pariwisata Internasional Jakarta

Abstract
The purpose of this research is to know the influence of product and Sapta Pesona (“seven
charming points”) on visitor satisfaction both partially or simultaneously at Kawasan Kota Tua of
Jakarta. The sample used in this research are visitors of Kawasan Kota Tua of Jakarta amounting 100
respondens using accidental sampling technique. The analysis used for this research is multiple linear
regression, validity test, reliability test, classical assumption test (normality, heteroscedasticity,
multicolinearity, linearity tests) including F and t tests, correlation coefficient and coefficient of
determination (R2). From this analysis we can see that product and the Sapta Pesona (“seven
charming points”) influence the customer satisfaction both partially and simultaneously.

Keyword : visitor satisfaction, product, sapta pesona


baik lagi. Sebagai sebuah daya Tarik
wisata yang bernilai historis Kota Tua
PENDAHULUAN harus memenuhi tujuan penyelenggaraan
Pariwisata merupakan salah satu kepariwisataan sesuai dengan Undang
sektor yang menjadi tumpuan bagi Undang Kepariwisataan Nomor 10 Tahun
pemerintah untuk meningkatkan kondisi 2009 yang antara lain: melestarikan alam
perekonomian negara. Provinsi DKI lingkungan dan sumber daya, untuk
Jakarta selain pusat pemerintahan juga memajukan kebudayaan, mengangkat citra
pusat perdagangan dan pusat pariwisata. bangsa, memupuk rasa cinta tanah air,
Sebagai destinasi pariwisata Jakarta memperkukuh jati diri dan kesatuan
memiliki berbagai objek wisata dan tempat bangsa. Kota Tua adalah sebuah kawasan
rekreasi baik objek wisata alam, buatan, wisata yang di dalamnya terdapat lima
sejarah dan budaya. Objek-objek wisata museum yaitu Museum Bank Mandiri,
yang terdapat di sebuah destinasi berfungsi Museum Bank Indonesia, Museum
sebagai daya tarik destinasi di samping Fatahillah, Museum
daya tarik lainnya. Salah satu objek wisata Wayang, dan Museum Seni Rupa dan Keramik
unggulan di Jakarta adalah Kawasan Kota Indonesia.
Tua. Selain keberadaan museum, Kawasan
Kota Tua merupakan sebuah daya Kota Tua juga berfungsi sebagai tempat
tarik wisata yang memiliki nilai historis pertunjukkan seni budaya terutama pada akhir
terkait dengan sejarah kota Jakarta. Objek pekan. Disamping itu pada hari-hari biasa,
dan daya tarik wisata adalah segala sesuatu kawasan ini juga dikunjungi banyak orang yang
yang menjadi sasaran wisata. Kawasan ingin sekedar berekreasi. Produk yang
Kota Tua merupakan cagar budaya menarik ditawarkan oleh kawasan ini berupa jasa
yang mestinya dijaga dan dikelola lebih

Jurnal EDUTURISMA, Edisi ke-3, Volume II Nomor 1, Periode Juni - November 2017
1
rekreasi sejarah dan budaya, sekaligus gerakan manusia baik di dalam negerinya
memberikan edukasi kepada para pengunjung. sendiri (pariwisata domestik) maupun melintasi
Agar kawasan ini selalum menarik dikunjungi, batas negaranya (pariwisata internasional).
maka unit – unit yang terdapat di dalamnya Gerakan ini menimbulkan elemen-elemen
perlu selalu dijaga baik kualitas maupun misalnya seperti interaksi dan hubungan
kuantitas koleksinya. Sebagai objek wisata kelompok dan individu, pengalaman manusia,
sejarah, Kota Tua harus dapat menjadi sumber perasaan, persepsi, motivasi, tekanan,
informasi yang akurat dan bermutu, sebagai kepuasaan, keinginan atau kesenangan dan
layanan inti yang dapat diberikan kepada sebagainya.
pengunjung. Pariwisata berkembang terus mengikuti
Salah satu strategi yang ditempuh oleh kemajuan teknologi, terutama teknologi
pemerintah dan diadopsi oleh semua transportasi. E. Guyer-Frueler dalam Pendit
pemerintah daerah serta seluruh pemangku (2006) mengemukakan bahwa pariwisata dalam
kepentingan termasuk objek wisata adalah arti modern merupakan gejala zaman sekarang
program sadar wisata yang diimplementasikan yang didasarkan atas kebutuhan akan kesehatan
dalam Sapta Pesona (keamanan, ketertiban, dan pergantian hawa, penilaian yang sadar dan
kebersihan, kesejukan, keindahan, keramahan bertummbuh terhadap keindahan alam,
dan kenangan). Kepuasan pelanggan berkaitan kesenangan dan kenikmatan alam semesta, dan
dengan persepsi. Persepsi bersifat subyektif pada khususnya yang disebabkan oleh
sehingga baik atau buruknya pelayanan yang bertambahnya pergaulan berbagai bangsa dan
diberikan oleh Kawasan Kota Tua dan apakah kelas dalam masyarakat sebagai hasil
pelayanan yang diberikan memuaskan atau perkembangan perniagaan, industri dan
tidak memuaskan, menjadi sangat tergantung perdagangan serta penyempurnaan alat-alat
pada pengunjung. Berdasarkan pada pengangkutan.
permasalahan diatas, maka tujuan yang ingin Sehubungan dengan berkembangnya
dicapai dalam penelitian ini adalah untuk: kebutuhan dan keinginan orang terhadap
Untuk mengetahui pengaruh produk dan Sapta kegiatan pariwisata, maka berkembang pula
Pesona terhadap kepuasan pengunjung di objek jenis-jenis kegiatan wisata, yang tentu saja
wisata Kota Tua secara parsial ataupun berdampak pada penyediaan sarana dan objek
simultan. wisata. Menurut Undang-Undang No. 10/2009
pasal 1 tentang Kepariwisataan dijelaskan
TINJAUAN PUSTAKA Pariwisata wisata adalah kegiatan perjalanan yang
Pariwisata adalah suatu kegiatan dilakukan seseorang atau sekelompok orang
melakukan perjalanan dari rumah terutama dengan mengunjungi tempat tertentu untuk
untuk maksud usaha atau bersantai. Menurut tujuan rekreasi, pengembangan pribadi, atau
Lundberg, Stavenga dan Krishnamoorthy mempelajari keunikan daya tarik wisata yang
(1997), pariwisata adalah berbagai macam dikunjungi dalam jangka waktu sementara.
kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas Sementara itu dalam undang-undang yang sama
serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, juga dijelaskan bahwa daya tarik wisata adalah
pengusaha, pemerintah, dan pemerintah daerah segala sesuatu yang memiliki keunikan,
(Undang – Undang RI No 10 Tahun 2009). keindahan, dan nilai yang berupa
Pariwisata menurut Hasan (2015) adalah bisnis keanekaragaman kekayaan alam, budaya, dan
manusia, budaya, dan hospitality, memerlukan hasil buatan manusia yang menjadi sasaran atau
SDM dengan posisi, keterampilan, dan tujuan kunjungan wisatawan.
pekerjaan yang tepat
Sementara menurut Wahab (1975) dalam Jenis-jenis Wisata
terjemahan Siahaan (1985) pariwisata Jenis-jenis kegiatan wisata berdampak
merupakan suatu fenomena yang menyangkut pada kehadiran berbagai jenis objek dan atraksi

Jurnal EDUTURISMA, Edisi ke-3, Volume II Nomor 1, Periode Juni - November 2017
2
wisata di destinasi pariwisata. Pendit (2006) mengambil bagian secara akfit dalam
mengutarakan jenis-jenis kegiatan wisata peristiwa kegiatan politik seperti misalnya
sebagai berikut : peringatan ulang tahun suatu Negara, ulang
1. Wisata budaya. Ini dimaksudkan agar tahun perayaan 17 Agustus di Jakarta,
perjalanan yang dilakukan atas dasar perayaan 10 Oktober di Moskow, penobatan
keinginann, untuk memperluas pandangan Ratu Inggris di London dan sebagainya
hidup seseorang dengan jalan mengadakan dimana fasilitas akomodasi , sarana
kunjungan atau peninjauan ke tempat lain angkutan dan atraksi aneka warna diadakan
atau ke luar negeri, mempelajari keadaan secara megah dan meriah bagi para
rakyat, kebiasaan dan adat istiadat mereka pengunjung, baik dalam maupun luar
cara hidup mereka, budaya dan seni mereka. negeri.
2. Wisata kesehatan. Hal ini dimaksudkan 7. Wisata konvensi. Adalah pertemuan
seorang wisatawan dengan tujuan tersebut sekelompok orang yang secara
untuk menukar keadaan dan lingkungan bersamasama bertukar pengalaman dan
tempat sehari-hari dimana ia tinggal demi informasi melalui pembicaraan, mendengar,
kepentingan beristirahat baginya dalam arti belajar dan mendiskusikan topik tertentu.
jasmani dan rohani, dengan mengunjungi Komponen wisata konvensi adalah MICE.
tempat peristirahatan seperti mata air panas 8. Wisata sosial. Yang dimaksudkan dengan
mengandung mineral yang menyembuhkan, jenis wisata ini adalah penorganisasian
tempat yang mempunyai iklim udara suatu perjalanan murah serta mudah untuk
menyehatkan atau tempattempat yang memberi kesempatan kepada golongan
menyediakan fasilitas-fasilitas kesehatan masyarakat ekonomi lemah (atau dengan
lainnya. kata lain tidak mampu membayar segala
3. Wisata olahraga. Ini dimaksudkan sesuatu bersifat luks) untuk mengadakan
wisatawan – wisatawan yang melakukan perjalanan seperti misalnya kaum buruh,
perjalanan dengan tujuan berolahraga atau pemuda, pelajar atau mahasiswa, petani dan
memang sengaja bermakusd mengambil sebagainya.
bagian aktif dalam pesta olah raga di suatu 9. Wisata pertanian. Seperti halnya wisata
tempat atau negara seperti Asian Games, industri, wisata pertanian ini adalah
Olympiade, Thomas Cup,, Uber Cup, Tour pengorganisasian perjalanan yang
de France, F-1 (Formula one) dan lain-lain. dilakukan ke proyek-proyek pertanian,
4. Wisata komersial. Dalam jens ini termasuk perkebunan, ladang pembibitan dan
perjalanan untuk mengunjungi pameran – sebagainya dimana rombongan dapat
pameran dan pekan raya yang bersifat mengadakan kunjungan dan peninjauan
komersial, seperti pameran industri, untuk tujuan studi maupun melihat-lihat
pameran dagang dan sebagainya. keliling sambil menikmati segarnya
5. Wisata industri. Yang erat dengan wisata tanaman beraneka warna dan suburnya
komersial adakah wisata industri. pembiitan berbagai jenis sayur-mayur dan
Perjalanan yang dilakukan oleh rombongan palawija di sekitar perkebunan yang di
pelajar atau mahasiswa, atau oang-orang kunjungi.
awam ke suatu kompleks atau daerah 10. Wisata maritim (marina) atau bahari. Jenis
perindustrian dimana terdapat pabrikpabrik wisata ini banyak dikaitkan dengan kegiatan
atau bengkel-bengkel besar dengan maksud olahraga air, lebih-lebih danau, bengawan,
dan tujuan mengadakan peninjauan atau pantai, teluk atau laut lepas seperti
penelitian termasuk golongan wisata memancing, berlayar, menyelam sambil
industri ini. melakukan pemotretan, kompetisi
6. Wisata politik. Jenis ini meliputi perjalanan berselancar, balapan mendayung,
yang dilakukan untuk mengunjungi atau berkeliling melihat-lihat tanaman laut

Jurnal EDUTURISMA, Edisi ke-3, Volume II Nomor 1, Periode Juni - November 2017
3
dengan pemandangan indah di bawah maupun non fisik yang dapat ditawarkan
permukaan air serta berbagai rekreasi kepada konsumen untuk memenuhi keinginan
perairan yang banyak dilakukan di dan kebutuhannya. Menurut Hasan (2015)
daerahdaerah atau negara-negara maritim di produk pariwisata merupakan produk komposit
Lautan Karibia, Hawaii, Tahiti Fiji dan yang tidak bisa dipisahkan satu sama lainnya
sebagainya. dalam membentuk pengalaman berwisata. Dari
11. Wisata cagar alam. Untuk jenis wisata ini sudut pandang destinasi, total tourism product
biasanya banyak diselenggarakan oleh agen didefinisikan sebagai kombinasi sumber daya
atau biro perjalanan yang mengkhususkan dan layanan (resources and services). Sumber
usaha-usahanya dengan jalan mengatur daya merupakan daya tarik awal yang dimiliki
wisata ke tempat atau daerah cagar alam, oleh destinasi bagi wisatawan, sementera
taman lindung, hutan daerah pegunungan layanan disediakan untuk memungkinkan atau
dan sebagainya yang kelestariannya meningkatkan kunjungan yang disediakan
dilindungi oleh undang-undang. terutama atau sama sekali untuk memenuhi
12. Wisata buru. Jenis ini banyak dilakukan di kebutuhan wisatawan (Middleton, 1988).
negeri-negeri yang memiliki daerah atau Sedangkan atraksi merupakan bagian dari
hutan tempat berburu yang dibenarkan oleh motivasi utama dalam pilihan-pilihan destinasi
pemerintah dan digalakkan oleh berbagai bagi pengunjung dengan tujuan
agen atau biro perjalanan. bersenangsenang sehingga menjadi inti dari
13. Wisata pilgrim. Jenis wisata ini banyak keseluruhan produk perjalanan dan pariwisata.
dikaitkan dengan agama, sejarah, adat Produk atraksi tidak dapat dipasarkan
istiadat dan kepercayaan umat atau secara efektif kecuali key-point ini dipahami.
kelompok dalam masyarakat. Wisata Pengalaman pengunjung dalam tiap kasus
pilgrim banyak dilakukan oleh perorangan mencerminkan sumber daya yang tersedia di
atau rombongan ke tepat-tempat suci, ke tempat. Hal ini ditunjukkan mulai dari
makam-makam orang besar atau pemimpin kesenangan dan minat terhadap estetika
yang diagungkan, ke bukit ata guung yang sederhana, seperti yang terdapat di
dianggap keramat, tempat pemakaman tamantaman, kegembiraan di taman-taman
tokoh atau pemimpin sebagai manusia ajaib hiburan, fantasi seperti di pameran di museum;
penuh legenda. hingga kesadaran belajar yang serius
14. Wisata bulan madu. Wisata bulan madu diasosiasikan dengan teknik-teknik baru
yaitu suatu penyelenggaraan perjalanan memajang dan memamerkan di museum,
bagi pasangan–pasangan merpati, seperti yang terdapat di museum rakyat modern.
pengantin baru, yang berbulan madu dengan Menurut Suryadana dan Ovtavia (2015),
fasilitas–fasilitas khusus dan tersendiri demi komponen produk pariwisata meliputi: daya
kenikmatan perjalanan dan kunjungan tarik wisata
mereka. (attractions), fasilitas dan pelayanan pariwisata
15. Wisata petualangan. Dikenal dengan istilah (amenities), kemudahan untuk mencapai
Adventure Tourism, seperti masuk hutan destinasi wisata (accessibility),
belantara yang tadinya belum pernah keramahtamahan (hospitality).
dijelajahi (off the beaten track) penuh Pengalaman pengunjung di tempat-tempat
binatang buas, mendaki tebing teramat atraksi dimulai dengan antisipasi. Hal ini terjadi
terjal, terjun ke dalam sungai yang sangat mungkin karena didorong oleh promosi yang
curam dan seterusnya. efektif, khususnya bahan-bahan cetakan,dan
oleh rekomendasi personal. Pengalaman
Produk Pariwisata sesungguhnya mulai pada saat memasuki
Produk menurut Laksana (2008) adalah lokasi. Sejak saat kedatangan, setelah berada
segala sesuatu yang baik yang bersifat fisik area atraksi dengan gaya serta kualitas sarana

Jurnal EDUTURISMA, Edisi ke-3, Volume II Nomor 1, Periode Juni - November 2017
4
dan prasarana yang terdapat di area. Oleh 2. Fasiltas dan layanan destinasi.
karena itu, Middleton mengemukakan terdapat Elemenelemen ini terdapat di destinasi atau
beberapa komponen yang esensial dalam terkait dengan destinasi, yang
produk atraksi bangunan dan tempat bersejarah memungkinkan wisatawan dapat berdiam
yang disimpulkan sebagai berikut : (menginap), dan dapat menikmati dan
1. Penampilan pintu masuk dan orientasi awal berpartisipasi di tempat atraksi :
yang disediakan bagi pengunjung, termasuk a. Akomodasi seperti hotel, apartemen,
informasi yang disediakan di pintu masuk vila, perkemahan, taman karavan,
2. Pola sirkulasi pengunjung di lokasi, diatur hostel, kondominium.
dengan tata letak elemen-elemen sumber b. Restoran, bar dan cafe. Elemen ini
daya, jalur, petunjuk arah yang logis. mulai dari restoran cepat saji hingga
3. Pajangan, presentasi dan interpretasi yang mewah.
elemen-elemen utama sumber daya, c. Transportasi di destinasi seperti taksi,
termasuk materi audio visual dan setiap penyewaan mobil dan penyewaan
eventatau kegiatan yang disediakan. sepeda.
4. Lokasi dan tata letak setiap atraksi d. Olah raga/aktivitas seperti sekolah ski,
pendukung yang ada di tempat sekolah berlayar, klub golf.
5. Lokasi dan tata letak fasilitas-fasilitas e. Fasilitas-fasilitas lain seperti kursus
seperti toilet, kafe, dan toko. kerajinan, kursus bahasa.
Secara lebih jelas Middleton (1988) f. Retail outlets seperti toko, agen
mengemukakan komponen-komponen produk perjalanan, toko cendera mata,
pariwisata total (total tourism product) penyedia kebutuhan berkemah.
sebagaimana tertera di bawah ini: g. Layanan-layanan lain seperti penata
1. Destination attractions (atraksi destinasi) rambut, layanan informasi, polisi
meliputi: pariwisata.
a. Atraksi alam seperti bentang darat, 3. Aksebilitas destinasi. Elemen-elemen ini
bentang laut, pantai, iklim, dan berdampak pada biaya, kecepatan dan
fiturfitur geografis lainnya yang kenyamanan yang memungkinkan dapat
terdapat di lingkungan destinasi. dicapai oleh pengunjung di sebuah
b. Atraksi buatan meliputi destinasi:
bangunanbangunan dan infrastruktur a. Intrastuktur meliputi jalan raya, bandar
pariwisata termasuk arsitektur udara, rel kereta api, pelabuhan.
bersejarah dan modern, monumen, b. Alat meliputi ukuran, kecepatan dan
jalur-jalur jalan (promenades), taman- jangkauan kenderaan transportasi
taman, marina, lapangan ski, arkeologi umum.
industri, atraksi–atraksi yang umumnya c. Faktor-faktor operasional meliputi rute
dikelola bagi pengunjung, lapangan yang ditempuh, frekuensi layanan,
golf, tokotoko khusus dam tempat- biaya yang dikenakan.
tempat retail bertema. d. Regulasi pemerintah meliputi cakupan
c. Atraksi budaya seperti sejarah dan peraturan pengendalian operasi
cerita-cerita rakyat, agama dan seni, transportasi.
teater, huburan dan museum. Sebagian 4. Citra dan persepsi terhadap destinasi. Sikap
dari antaranya mungking dibangun dan citra yang dimiliki oleh pelanggan
untuk acara-acara khusus, festival dan terhadap produk berpengaruh kuat terhadap
pawai. keputusan membeli mereka. Citra dan
d. Atraksi sosial seperti cara hidup harapan tentang pengalaman perjalanan
penduduk setempat, bahasa dan sangat erat kaitannya dengan pikiran
peluang untuk interaksi sosial. pelanggan.

Jurnal EDUTURISMA, Edisi ke-3, Volume II Nomor 1, Periode Juni - November 2017
5
5. Price to the consumer. Setiap kunjungan ke e. Semua sisi kehidupan berbangsa dan
sebuah destinasi berdampak pada harga, bermasyarakat menunjukkan
yakni sejumlah biaya yang dipikul oleh keteraturan yang tinggi.
wisatawan untuk akomodasi makan, 3. Bersih (kebersihan), bentuk aksi :
hiburan, dan berbagai kegiatan lainnya. a. Tidak membuang sampah/limbah
sembarangan
Sapta Pesona b. Turut menjaga kebersihan sarana dan
Dalam upaya membangun dan lingkungan objek dan daya tarik wisata
mengembangkan citra pariwisata Indonesia, c. Menyiapkan sajian makanan dan
pemerintah berupaya melibatkan semua minuman yang higienis
komponen masyarakat agar ikut berpartisipasi d. Menyiapkan perlengkapan penyajian
sesuai dengan posisi dan profesi masingmasing. makanan dan minuman yang bersih
Menurut Dinas Kebudayaan, Sapta Pesona e. Pakaian dan penampilan petugas bersih
merupakan jabaran konsep sadar wisata yang dan rapih
terkait dengan dukungan dan peran masyarakat 4. Sejuk (kesejukan), bentuk aksi :
sebagai tuan rumah dalam upaya untuk a. Melaksanakan penghijauan dengan
menciptakan lingkungan dan suasana kondusif menanam pohon
yang mampu mendorong tumbuh dan b. Memelihara penghijauan di objek dan
berkembangnya industri pariwisata melalui daya tarik wisata serta jalur wisata
perwujudan tujuh unsur dalam Sapta Pesona c. Menjaga kondisi sejuk dalam ruangan
tersebut. Sadar wisata dapat didefinisikan umum, hotel, penginapan, restaurant
sebagai sebuah konsep yang menggambarkan dan alat transportasi dan
partisipasi dan dukungan segenap komponen tempat lainnya.
masyarakat dalam mendorong terwujudnya 5. Indah (keindahan), bentuk aksi :
iklim yang kondusif bagi tumbuh dan a. Menjaga keindahan objek dan daya tarik
berkembangnya kepariwisataan di suatu wisata dalam tatanan yang alami dan
wilayah dan bertujuan untuk meningkatkan harmoni
kesejahteraan rakyat. Sapta Pesona menurut b. Menata tempat tinggal dan lingkungan
Departemen Kebudayaan dan Pariwisata terdiri secara teratur, tertib dan serasi serta
atas: menjaga karakter kelokalan
1. Aman (keamanan), bentuk aksi: c. Menjaga keindahan vegetasi, tanaman
a. Tidak mengganggu wisatawan. hias dan peneduh sebagai elemen
b. Menolong dan melindungi wisatawan estetika lingkugan yang bersifat natural.
c. Bersahabat terhadap wisatawan 6. Ramah (keramahtamahan), bentuk
d. Memelihara keamanan lingkungan aksi :
e. Membantu memberi informasi kepada a. Bersikap sebagai tuan rumah yang baik
wisatawan dan rela membantu wisatawan
f. Menjaga lingkungan yang bebas dari b. Memberi informasi tentang adat istiadat
bahaya penyakit menular secara sopan
g. Meminimalkan resiko kecelakaan dalam c. Para petugas bisa menampilkan sikap
penggunaan fasilitas public dan perilaku yang terpuji
2. Tertib (ketertiban), bentuk aksi : d. Menampilkan senyum dan
a. Mewujudkan budaya antri keramahtamahan yang tulus
b. Memelihara lingkungan dengan 7. Kenangan, bentuk aksi :
mentaati peraturan yang berlaku a. Menggali dan mengangkat keunikan
c. Disiplin waktu / tepat waktu budaya lokal
d. Serba jelas, teratur, rapi dan lancar

Jurnal EDUTURISMA, Edisi ke-3, Volume II Nomor 1, Periode Juni - November 2017
6
b. Menyajikan makanan dan minuman No. Nama Judul Metode Hasil
khas lokal yang bersih, sehat dan penulis
&
menarik
tahun
c. Menyediakan cinderamata yang 1. Purnam Pengaruh Analisis Kualitas
menarik, unik / khas serta mudah asari Kualitas Regresi produk
dibawa I.G.A Produk dan Linier memiliki
Yulia Harga Berganda pengaruh
(2015) terhadap positif dan
Kepuasan Pelanggan signifikan
Kepuasan
Kepuasan pelanggan adalah respon Konsumen terhadap
pelanggan terhadap evaluasi persepsi atas Produk M2 kepuasan
perbedaan antara harapan awal sebelum FASHION konsumen
produk
pembelian (atau standar kinerja lainnya) dan ONLINE DI
M2
kinerja aktual produk sebagaimana SINGARAJ
Fashion
A TAHUN
dipersepsikan setelah memakai atau Online di
2015
mengkonsumsi produk bersangkutan (Tse & Singaraja
Wilton, 1988) dalam buku Tjiptono (2012). Tahun
Kepuasan pelanggan adalah perasaan yang 2015
2. Maria Pengaruh Analisis Kualitas
timbul setelah mengevaluasi pengalaman Monica produk
Kualitas Regresi
pemakaian produk (Cadotte, Woodruff & dan Produk dan Linier berpengar
Jenkins, 1987) dalam Tjiptono (2012). Menurut Anshori Kualitas Berganda uh positif
Yoetti (1999) pelanggan ada secara individu Moham Layanan terhadap
ad Kepuasan
dan ada sebagai lembaga atau peusahaan, Terhadap
Konsumen
Yusak Kepuasan
namun keinginannya dapat disamakan. (2013)
Menurut Tjiptono (2014) tidak ada satupun Konsumen
King Cake
ukuran tunggal “terbaik” mengenai kepuasan
pelanggan yang disepakati secara universal.
Hipotesis
Meskipun demikian, di tengah beragamnya cara
mengukur kepuasa pelanggan, terdapat a. Terdapat pengaruh produk terhadap
kesamaan paling tidak dalam enam konsep inti kepuasan pengunjung di objek wisata Kota
Tua.
mengenai obyek pengukuran :
1. Kepuasan Pelanggan Keseluruhan (Overall b. Terdapat pengaruh Sapta Pesona terhadap
Customer Satisfaction). kepuasan pengunjung di objek wisata Kota
Tua.
2. Dimensi Kepuasan Pelanggan.
c. Terdapat pengaruh produk dan Sapta Pesona
3. Konfirmasi Harapan (Confirmation Of
secara simultan terhadap kepuasan
Expectations.
pengunjung di objek wisata Kota Tua.
4. Minat Pembeli Ulang (Repurchase Intent).
5. Kesediaan Untuk Merekomendasi
(Willingness To Recommend METODOLOGI PENELITIAN Metode
6. Ketidakpuasan Pelanggan Penelitian
(Customer Penelitian kuantitatif menurut Sugiyono
Dissatisfaction. (2015) adalah metode penelitian yang
Dalam penelitian ini indikator kepuasan berlandaskan pada filsafat positivisme,
pelanggan yang digunakan hanya mencakup: digunakan untuk meneliti pada populasi atau
konfirmasi harapan, minat pembeli ulang, sampel tertentu, teknik pengambilan sampel
kesediaan untuk merekomendasi. pada umumnya dilakukan secara random,
pengumpulan data menggunakan instrumen
penelitian, analisis data bersifat kuantitatif
Penelitian Terdahulu
dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang
Tabel 1 Penelitian Terdahulu

Jurnal EDUTURISMA, Edisi ke-3, Volume II Nomor 1, Periode Juni - November 2017
7
telah ditetapkan. Dalam penelitian ini informasi pengunjung di Kawasan Kota Tua Jakarta.
didapat dengan cara peneliti mengumpulkan Dalam penelitian ini sampel yang digunakan
data langsung di Kawasan Kota Tua Jakarta. purposive sampling yaitu teknik untuk
Peneliti bermaksud meneliti pengaruh Produk menentukan sampel penelitian dengan beberapa
dan Sapta Pesona terhadap Kepuasan pertimbangan tertentu yang bertujuan agar data
Pengunjung di Objek Wisata Kota Tua. yang diperoleh nantinya bisa lebih
representatif. Sampel tidak ditetapkan terlebih
dahulu, peneliti langsung mengumpulkan data
Variabel Penelitian dari unit sampel yang ditemui. Jumlah sampel
Variabel penelitian menurut Sugiyono yang ditetapkan adalah 100 responden.
(2015) adalah suatu atribut atau sifat atau nilai
dari orang, obyek, atau kegiatan yang Teknik Pengumpulan Data Dalam suatu
mempunyai variasi tertentu yang di tetapkan penelitian ilmiah, metode pengumpulan data
peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik dimaksudkan untuk memperoleh bahan – bahan
kesimpulannya. Macam-macam variabel dalam yang relevan, akurat, dan terpercaya. Metode
penelitian dapat dibedakan menjadi dua jenis pengumpulan data adalah suatu proses
variabel, yaitu; pengumpulan data primer dan sekunder dalam
1. Variabel Independent/Variabel Bebas(X). suatu penelitian. Dalam usaha memperoleh data
Variabel independent dalam penelitian ini yang dibutuhkan, metode yang digunakan
adalah: Produk (X1)Sapta Pesona(X2) adalah: a. Kuesioner
2. Variabel Dependen/Variabel Terikat (Y). Menurut Sugiyono (2015) kuesioner
Dalam penelitian ini, yang termasuk dalam merupakan teknik pengumpulan data yang
variabel terikat adalah kepuasan dilakukan dengan cara memberi seperangkat
pengunjung. pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada
responden untuk dijawabnya. Kuesioner ini
Populasi dan Sampel Populasi menggunakan sistem tertutup, yaitu bentuk
Salah satu langkah yang penting ketika pernyataan yang disertai alternatif jawaban dan
melakukan pengumpulan dan penganalisaan responden tinggal memilih salah satu alternatif
suatu data adalah menentukan populasi terlebih jawaban tersebut. Data yang dikumpulkan
dahulu. Penelitian ini dilaksanakan di Kawasan meliputi:
Kota Tua Jakarta. Pengertian populasi menurut 1. Identitas responden yaitu: jenis kelamin,
Sugiyono (2015) adalah wilayah generalisasi usia, dan pekerjaan
yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai 2. Data mengenai tanggapan responden
kualitas dan karakteristik tertentu yang terhadap variabel–variabel yang
diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan mempengaruhi kepuasan pengunjung di
kemudian ditarik kesimpulannya. Berdasarkan Kawasan Kota Tua Jakarta.
pengertian tersebut, maka yang dijadikan Variabel–variabel tersebut diukur dengan
populasi dalam penelitian ini adalah para menggunakan skala likert. Skala Likert menurut
pengunjung di Kawasan Kota Tua Jakarta. Sanusi (2011) adalah skala yang didasarkan
pada penjumlahan sikap responden dalam
Sampel merespons pernyataan berkaitan dengan
Menurut Sugiyono (2015) sampel adalah indikator-indikator suatu konsep atau variabel
bagian dari jumlah dan karakteristik yang yang sedang diukur. Dalam hal ini, responden
dimiliki oleh populasi tersebut. Jadi, sampel diminta untuk menyatakan setuju atau tidak
adalah kumpulan elemen yang merupakan setuju terhadap setiap pernyataan. Skala Likert
bagian kecil dari populasi yang memiliki ciri- lazim menggunakan lima titik dengan label
ciri yang sama dengan populasi. Dalam kaitan netral pada posisi tengah (ketiga). Dengan
ini, orang yang menjadi sampel adalah ukuran nilai sebagai berikut:

Jurnal EDUTURISMA, Edisi ke-3, Volume II Nomor 1, Periode Juni - November 2017
8
Tabel 2 skor jawaban responden Tabel 3. Uji Validitas
Jawaban Skor Variabel Tidak Valid Valid
STS (Sangat Tidak Setuju) 1
TS (Tidak Setuju) 2 Produk - 13
N (Netral) 3 - 17
Sapta Pesona
S (Setuju) 4
- 6
SS (Sangat Setuju) 5 Kepuasan
Sumber : Data primer yang telah diolah
b. Studi pustaka
Pengumpulan data yang dilakukan Uji Reliabilitas
dengan membaca buku–buku panduan, jurnal– Secara keseluruhan uji reliabilitas pada
jurnal, internet, majalah, dan setiap variabel dapat dilihat pada tabel berikut
penelitian terdahulu yang berkaitan ini:
dengan penelitian yang sedang dilakukan.
Tabel 4 Hasil uji reliabilitas
Jenis Data Variabel Cronbach’sAlpha Kesimpulan
Jenis data yang digunakan dalam penelitian Produk 0,886 Reliabel
ini adalah data primer. Data primer adalah data Sapta Pesona 0,924 Reliabel
yang berasal dari sumber data yang dilakukan Kepuasan 0,903 Reliabel
Sumber : Data primer yang telah diolah
peneliti yang dikumpulkan secara khusus dan
berhubungan langsung oleh permasalahan yang
diteliti. Data yang digunakan dalam penelitian Hasil uji reliabilitas tersebut menunjukkan
ini yaitu data primer. Data primer adalah bahwa semua variabel mempunyai koefisien
tanggapan responden yang berisi tentang Alpha yang cukup besar yaitu di atas 0,6.
pendapat atau penilaian responden akan produk Sehingga dapat dikatakan semua konsep
dan Sapta Pesona serta kepuasan pengunjung di pengukur masing-masing variabel dalam
kawasan Kota Tua Jakarta zona II (Taman kuesioner adalah reliable yang berarti bahwa
Fatahillah). kuesioner yang digunakan dala penelitian
merupakan kuesioner yang handal.
Metode Analisis Data
Analisis yang digunakan oleh penulis dalam Uji Asumsi Klasik Uji Normalitas Data
penelitian ini adalah analisis deskriptif, uji Uji ini dilakukan apakah dalam sebuah
asumsi klasik, regresi linier berganda, uji model regresi, variabel dependen, variabel
parsial dengan uji t, uji F untuk uji simultan, independen atau keduanya mempunyai
koefisien korelasi dan koefisien determinasi. distribusi normal atau tidak berdistribusi
normal. Model regresi yang baik adalah
HASIL PENELITIAN DAN distribusi data normal atau mendekati normal.
PEMBAHASAN Uji Validitas Tabel 5 adalah uji normalitas data dengan
Dari hasil uji validitas yang telah menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov
dilakukan oleh 30 responden dengan 3 variabel dengan bantuan program SPSS versi 20.
dan total 36 pernyataan diketahui semua
pernyataan dalam variabel produk, variabel Tabel 5 Uji Normalitas Data
Sapta Pesona dan variable kepuasan pelanggan One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
dinyatakan valid, karena nilai rhitunglebih besar
Residual
dari rtabel sebesar 0,361 pada taraf nyata α =
N 100
5% (0,05).

Jurnal EDUTURISMA, Edisi ke-3, Volume II Nomor 1, Periode Juni - November 2017
9
Mean 0.00E+00 sumbu Y. Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak
Normal
Std. terjadi masalah heterokedastisitas pada model
Parametersa,b 7.64477
Deviation
regresi.
Absolute 0.076
Most Extreme Positive
0.076
Differences Uji Multikolinearitas
Negative -0.06
Kolmogorov-Smirnov Z 0.761 Uji Multikolinearitas diterapkan untuk
Asymp. Sig. (2-tailed) 0.608 analisis regresi berganda yang terdiri atas dua
a. Test distribution is Normal. atau lebih variabel bebas atau independent
b. Calculated from data. variable. dimana akan diukur tingkat asosiasi
Sumber : Angket (diolah peneliti) (keeratan) hubungan atau pengaruh antar
variabel bebas tersebut melalui besaran
Dengan menggunakan Uji Kolmogorov koefisien korelasi (r). Model regresi yang baik
Smirnov, dengan taraf nyata = 5% = 0,05, seharusnya tidak terjadi korelasi diantara
nilai signifikansi hasil uji Kolmogorov Smirnov variabel independen. Jika variabel bebas saling
pada tabel di atas ditemukan nilai signifikansi berkorelasi, maka variabel ini tidak ortogonal.
adalah 0,608>0.05, dengan demikian data Variabel ortogonal adalah variabel bebas yang
tersebut berdistribusi normal karena ditemukan nilai korelasi antar sesama variabel bebassama
nilai signifikansi >0,05. Berdasarkan hasil dengan nol
analisis di atas diperoleh kesimpulan bahwa
asumsi kenormalan data telah terpenuhi. Tabel 6 Uji Multikolinearitas
Variabel Tolerance VIF Kesimpulan
Uji Heterokedastisitas Produk (X1) 0,972 1,029 Bebas
Uji heterokedastisitas digunakan untuk Multikoliner
menguji apakah dalam model regresi terjadi Sapta Pesona 0,972 1,029 Bebas
(X2) Multikoliner
ketidaksamaan varian dari residual pada satu
Sumber : Angket (diolah peneliti)
pengamatan ke pengamatan yang lain. Model
regresi yang baik adalah tidak terjadi
Suatu variabel menunjukkan gejala
heterokedastisitas dengan melihat pola titiktitik
multikolinearitas bisa dilihat dari nilai VIF
pada scatterplot regresi. Jika titik-titik
(Variance Inflation Factor). Jika nilai VIF
menyebar dengan pola yang tidak jelas dan
kurang dari 10 dan nilai Tolerance lebih dari 0,1
dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak
untuk keempat variabel maka dapat
terjadi masalah heterokedastisitas.
disimpulkan bahwa model regresi tidak terjadi
masalah multikolinearitas.

Uji Linearitas
Uji linearitas bertujuan untuk mengetahui
apakah empat variabel secara signifikan
mempunyai hubungan yang linier atau tidak.
Untuk uji linearitas pada SPSS versi 20
digunakan Test for linearity dengan taraf
signifikan 0,05. Empat variabel dikatakan
mempunyai hubungan linear bila nilai
signifikan pada Linierity kurang dari 0,05.
Gambar 1 : Uji Heterokedastisitas

Dari gambar di atas dapat diketahui


bahwa titik-titik menyebar dengan pola yang
tidak jelas di atas dan di bawah angka 0 pada

Jurnal EDUTURISMA, Edisi ke-3, Volume II Nomor 1, Periode Juni - November 2017
10
Tabel 7 Uji Linearitas berdasarkan nilai linearity
ANOVA Table

Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

(Combined) 1246.117 17 73.301 1.151 0.323


Between Groups Linearity 433.372 1 433.372 6.806 0.011
KEPUASAN
Within Groups 5221.593 82 63.678
PELANGGAN (Y) *
PRODUK (X1)
Total 6467.71 99

(Combined) 1818.958 21 86.617 1.453 0.12


Between Groups Linearity 361.748 1 361.748 6.07 0.016
KEPUASAN
PELANGGAN (Y) * Within Groups 4648.752 78 59.599
SAPTA PESONA
(X2) Total 6467.71 99

Sumber : Angket (diolah peneliti)

Berdasarkan hasil pengolahan data Standardiz


ed
dengan bantuan software SPSS versi 20 dapat Unstandardized Coefficien
diketahui bahwa nilai signifikansi 1 pada Model Coefficients ts
linierity sebesar 0,011 dan nilai signifikansi 2 B Std. Error Beta
pada linearity 0,016.Karena signifikansi
1 (Constant) -8.894 7.913
kurang dari 0,05 maka dapat disimpulkan
Produk .312 .135 .226
bahwa antara variabel produk, dan variabel
Sapta Pesona .246 .121 .199
Sapta Pesona terdapat hubungan yang linier. a. Dependent Variable: Kepuasan pelanggan
Dengan ini maka asumsi linieritas terpenuhi. Sumber: SPSS 20 for windows (diolah penulis)
Analisis Regresi Linier Berganda
Untuk regresi yang variabel Dari tabel di atas ditemukan bahwa
independennya terdiri atas dua atau model regresi linier yang dihasilkan adalah:
lebih,regresinya disebut regresi berganda. Hal Kepuasan Pelanggan = -8.894 + 0,321 produk
ini terjadi karena variabel independen + 0,247Sapta Pesona + ε.
mempunyai variabel yang lebih dari dua, maka 1. Nilai konstanta = -8.894 memberikan arti
regresi dalam penelitian ini disebut regresi bahwa ketidakpuasan pelanggan akan
berganda. Dengan menggunakan bantuan bernilai, 8.894 jika seluruh variabel bebas
software SPSS versi 20, model regresi yang memiliki nilai 0.
menunjukkan hubungan antara variabel 2. Nilai produk sebesar 0,321 memberikan arti
produk, variabel Sapta Pesona dengan bahwa jika terjadi kenaikan produk sebesar
kepuasan pelanggan disajikan pada tabel 5.13 1 satuan, maka kepuasan pelanggan akan
sebagai berikut: meningkat sebesar 0,321 kali
3. Nilai Sapta Pesona sebesar 0,246
Tabel 8 Model regresi linier berganda memberikan arti bahwa terjadi kenaikan
Coefficientsa
Sapta Pesona sebesar 1 satuan, maka
kepuasan pelanggan akan meningkat
sebesar 0,246 kali.

Jurnal EDUTURISMA, Edisi ke-3, Volume II Nomor 1, Periode Juni - November 2017
11
Dengan demikian diperoleh kesimpulan komposit yang tidak bisa dipisahkan satu sama
bahwa produk berbanding lurus dengan lainnya dalam membentuk pengalaman
kepuasan pelanggan, dan Sapta Pesona berwisata. Sedangkan Sapta Pesona menurut
perbanding lurus dengan kepuasan pelanggan. Departmen Kebudayaan dan Pariwisata (2008)
adalah jabaran konsep sadar wisata yang terkait
Uji F dengan dukungan dan peran masyarakat
Untuk mengetahui apakah model regresi sebagai tuan rumah dalam upaya untuk
linier berganda yang dihasilkan dapat menciptakan lingkungan dan suasana kondusif
digunakan sebagai model untuk memprediksi yang mampu mendorong tumbuh dan
pengaruh produk dan Sapta Pesona terhadap berkembangnya industri pariwisata melalui
kepuasan pelanggan di Kawasan Kota Tua perwujudan tujuh unsure dalam Sapta Pesona
Jakarta, maka perlu menggunakan uji tersebut. Oleh karena itu, tanpa produk dan
F/ANOVA. Berikut ini akan dijelaskan Sapta Pesona wisatawan tidak merasa puas
pengujian masing-masing variabel seperti untuk berkunjung ke Kawasan Kota Tua
dibawah ini. Jakarta.

Tabel 9 Uji Anova Uji Parsial dengan Uji t


ANOVA a
Uji t digunakan untuk mengetahui pengaruh
secara parsial variabel independen (produk,
Sum of Mean
Model Squares Df Square F Sig. Sapta Pesona) terhadap variabel dependen
(kepuasan pengunjung). Dengan melihat output
1 Regres 681.902 2 340.951 5.716 .005b SPSS, berikut akan dijelaskan pengujian
sion
5758.808 97 59.648
masing-masing variabel secara parsial dengan
Residu
al uji t.
Total 6467.710 99
a. Dependent Variable: Kepuasan Pelanggan Tabel 10 Uji Parsial dengan Uji t
Coefficientsa
b. Predictors: (Constant), Sapta Pesona, Produk
Sumber: SPSS 20 for windows (diolah penulis)
Model T Sig.
(Constant) -1.124 .264
Dari tabel di atas, ditemukan nilai 1 Produk 2.317 .023
Fhitungadalah 5.716. Dengan menggunakan taraf Sapta Pesona 2.041 .044
nyata = 5% (0,05), dengan derajat
a. Dependent Variable: Kepuasan Pelanggan
kebebasan pembilang=2 dan derajat kebebasan
Sumber : SPSS 20 for window (diolah penulis)
penyebut=97, akan dibandingkan nilai Fhitung
dengan Ftabel. Dari informasi tersebut, diperoleh
nilai Ftabel, yaitu 5%(2,97) = 3.09. Dengan
Berdasarkan hasil uji pada tabel 10 dapat
demikian Fhitung>Ftabel (5.716>3.09), dengan
diambil kesimpulan dari analisa tersebut adalah
demikian H0 ditolak dan H1 diterima pada taraf
sebagai berikut :
nyata tersebut. Hal ini memberi kesimpulan
bahwa ada pengaruh antara variabel produk,
dan variabel Sapta Pesona secara simultan 1. Variabel Produk
terhadap kepuasan pengunjung di Kawasan Hasil uji t untuk variabel 1 (produk)
Kota Tua Jakarta. diperoleh nilai t hitung = 2,317 dengan
Dengan demikian variabel produk dan tingkat signifikansi 0,023, dengan
Sapta Pesona secara simultan berpengaruh menggunakan batas 1,985 signifikansi
terhadap kepuasan pelanggan. Menurut Hasan 0,05 didapat t tabel sebesar 2 Ini berarti t
(2015) produk pariwisata merupakan produk hitung > t tabel yaitu 2,317>1,985, yang
berarti 1 diterima dan ditolak.

Jurnal EDUTURISMA, Edisi ke-3, Volume II Nomor 1, Periode Juni - November 2017
12
Dengan demikian maka, hipotesis Dengan demikian maka, hipotesis
pertama dapat diterima, bahwa produk kedua dapat diterima, bahwa Sapta Pesona
berpengaruh signifikan terhadap kepuasan berpengaruh signifikan terhadap kepuasan
pelanggan dapat disimpulkan bahwa pengunjung dapat disimpulkan bahwa
semakin baik suatu produk maka kepuasan semakin baik Sapta Pesona diterapkan
pelanggan semakin tinggi. Produk maka kepuasan pengunjung semakin
berpengaruh signifikan terhadap kepuasan tinggi. Sapta Pesona berpengaruh
pengunjung. menurut Middleton (1988) signifikan terhadap kepuasan. Menurut
Total Tourism Procuct didefinisikan Departemen Kebudayaan dan Pariwisata
sebagai kombinasi sumber daya dan Sapta Pesona merupakan jabaran konsep
layanan (resources and services). Sumber sadar wisata yang terkait dengan dukungan
daya merupakan daya tarik awal yang dan peran masyarakat sebagai tuan rumah
dimiliki oleh destinasi bagi wisatawan, dalam upaya untuk menciptakan
sementera layanan disediakan untuk lingkungan dan suasana kondusif yang
memungkinkan atau meningkatkan mampu mendorong tumbuh dan
kunjungan yang disediakan terutama atau berkembangnya industry pariwisata
sama sekali untuk memenuhi kebutuhan melalui perwujudan tujuh unsur dalam
wisatawan. Sapta Pesona tersebut.
Dapat disimpulkan bahwa produk Dapat disimpulkan bahwa Sapta
sangat berpengaruh terhadap kepuasan Pesona sangat berpengaruh terhadap
pelanggan. Kawasan Kota Tua adalah salah kepuasan pengunjung. Seperti penerapan
satu kawasan objek wisata yang keamanan, saat ini di Kawasan Kota Tua
mempunyai produk wisata seperti wisata sudah terdapat beberapa sekuriti yang siap
sejarah dan wisata pendidikan (edukasi). membantu wisatawan. Penerapan
Wisata sejarah yang bisa di temui di ketertiban, melalui larangan berjualan di
Kawasan Kota Tua seperti ke Museum area Taman Fatahillah guna terciptanya
Fatahillah yang di dalamnya terdapat ketertiban. Untuk penerapan kebersihan
sejarah Kota Jakarta dan Museum Bank saat ini di Kawasan Kota Tua banyak
Indonesia yang didalamnya terdapat mata disediakan tempat sampah dan tulisan
uang dari jaman dahulu wisata edukasi larangan membuang sampah sembarangan.
yang dapat dilakukan di Kawasan kota Tua Penerapan kesejukan di Kawasan Kota Tua
ini dengan adanya Museum Wayang yang melalui penanaman pohon di sekeliling
di dalamnya terdapat berbagai wayang dari area Taman Fatahillah, guna untuk
Indonesia dan Museum Seni Rupa dan istirahat, ataupun meneduh dari panasnya
Keramik yang di dalamnya terdapat terik matahari. Penerapan keindahan di
koleksi keramik. Hal ini membuat Kawasan Kota Tua dengan cara
Kawasan kota tua menjadi tempat wisata mempertahankan bentuk bangunan sesuai
pilihan untuk keluarga. bentuk alaminya dahulu. Penerapan
keramahtamahan di Kawasan Kota Tua,
2. Variabel Sapta Pesona saat ini ada beberapa petugas yang
Hasil uji t untuk variabel 2 (Sapta membagikan brosur dengan gratis. Dan
Pesona) diperoleh nilai t hitung = 2,041 penerapan kenangan di Kawasan Kota Tua
dengan tingkat signifikansi 0,044, dengan banyaknya objek foto seperti manusia
menggunakan batas signifikansi 0,05 patung yang berdiri di sisi kanan/kiri
didapat t tabel sebesar 1,985 Ini berarti t Museum Fatahillah, wanita yang
hitung > t tabel yaitu 2,041> 1,985, dengan berkostum si manis jembatan Ancol. Maka
nilai signifikansi diatas 0,05 yang berarti dari itu sangat penting Sapta Pesona untuk
1 diterima dan ditolak. di terapkan di objek wisata manapun. Hal

Jurnal EDUTURISMA, Edisi ke-3, Volume II Nomor 1, Periode Juni - November 2017
13
tersebut membuat Kawasan Kota Tua Koefisien korelasi dan koefisien
menjadi tempat wisata favorit wisatawan. determinasi antara masing-masing variabel
secara parsial maupun secara simultan
Analisis Korelasi ( r ) dan Koefisien ditemukan nilai koefisien korelasi parsial
Determinasi ( ) variabel Sapta Pesona dengan kepuasan
pelanggan adalah 0,203. Artinya terdapat
Tabel 11 Koefisien korelasi dan koefisien hubungan yang nyata tetapi rendah antara
determinasi variabel Sapta Pesona dengan kepuasan
Koefis pengunjung secara parsial. Nilai di atas
ien menunjukkan nilai positif yang menghasilkan
Kesimp
Variabel Parsial Kategori Deter Rtabel
minasi ulan hubungan searah sehingga jika penerapan Sapta
(%) Pesona meningkat maka kepuasan pengunjung
Korelasi akan meningkat. Nilai koefisien determinasi
Produk 0,229 5,24% 0,195 Nyata
Rendah
Sapta Korelasi variabel Sapta Pesona sebesar 4,12% memberi
0,203 4,12% 0,195 Nyata arti bahwa variabel Sapta Pesona untuk
Pesona Rendah
Simulta
0,325
Korelasi 10,56
0,195 Nyata menjelaskan keragaman dari kepuasan
n Rendah %
pengunjung di Kawasan Kota Tua Jakarta
Sumber : SPSS 20 for windows (diolah penulis)
secara parsial adalah 4,12%. Beberapa
wisatawan yang datang ke Kawasan Kota Tua
Berdasarkan hasil analisis Tabel 11 dominan menyesalkan masalah keamanan yang
pada koefisien korelasi dan koefisien ada, dikarenakan banyak ancaman dan
determinasi antara masing-masing variabel gangguan yang terdapat di Kawasan. Hal lain
secara parsial maupun secara simultan yang dibutuhkan oleh wisatawan dari
ditemukan nilai koefisien korelasi parsial masyarakat setempat adalah lebih dari sekedar
variabel produk dengan kepuasan pelanggan sikap yang berkesan baik, akan tetapi terlebih
adalah 0,229, artinya ada hubungan yang nyata pada terciptanya rasa aman dan damai. Menurut
tetapi rendah antara variabel produk dengan Dinas Kebudayaan Sapta Pesona merupakan
kepuasan pelanggan secara parsial. Nilai di atas jabaran konsep sadar wisata yang terkait
menunjukkan nilai positif yang menghasilkan dengan dukungan dan peran masyarakat
hubungan searah sehingga jika suatu produk sebagai tuan rumah dalam upaya untuk
meningkat maka kepuasan pelanggan akan menciptakan lingkungan dan suasana kondusif
meningkat. Nilai koefisien determinasi variabel yang mampu mendorong tumbuh dan
produk sebesar 5,24% memberi arti bahwa berkembangnya industry pariwisata melalui
variabel produk menjelaskan keragaman dari perwujudan tujuh unsur dalam Sapta Pesona
kepuasan pelanggan di Kawasan Kota Tua tersebut
Jakarta secara parsial adalah 5,24%. Secara simultan atau bersama-sama
Hal ini disebabkan wisatawan yang diketahui bahwa nilai koefisien korelasi
datang ke Kawasan Kota Tua tidak hanya ingin variabel produk, dan Sapta Pesona secara
menikmati produk yang ada, namun juga ingin simultan adalah 0,325, artinya ada hubungan
mendapatkan informasi mengenai tempat yang nyata pada kategori rendah dan positif
bersejarah tersebut. Menuru Middleton (1988) antara variabel produk, dan Sapta Pesona
total tourism product didefinisikan sebagai terhadap kepuasan pengunjung di Kawasan
kombinasi sumber daya dan layanan Kota Tua Jakarta. Kemampuan kedua variabel
(resources and services). Tidak hanya produk tersebut untuk menjelaskan keragaman
saja yang dibutuhkan dalam berwisata, akan kepuasan pelanggan adalah sebesar 10,56%, hal
tetapi layanan berpengaruh untuk ini memberi arti bahwa presentase pengaruh
meningkatkan kepuasan pengunjung. variabel bebas yaitu produk dan Sapta Pesona
terhadap kepuasan pengunjung adalah sebesar

Jurnal EDUTURISMA, Edisi ke-3, Volume II Nomor 1, Periode Juni - November 2017
14
10,56%. Sisanya sebesar 89,44% dipengaruhi 4. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk
oleh variabel lain yang tidak tercantum dalam mengetahui faktor yang mempengaruhi
penelitian ini, seperti variabel promosi, kualitas kepuasan pelanggan di kawasan Kota Tua.
pelayanan dan lain-lain. Artinya apabila
Kawasan Kota Tua Jakarta mempunyai produk DAFTAR PUSTAKA
dan menerapkan program Sapta Pesona tidak Department Kebudayaan Pariwisata 2008
cukup untuk memberikan kepuasan pengunung, Penatar dan Penyuluh Kepariwisataan
harus di sertakan dengan kualitas pelayanan dan Indonesia. Jakarta
faktor lain yang dapat memuaskan wisatawan. Department Kebudayaan Pariwisata 2008
Pelaksanaan Sadar Wisata. Jakarta
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Hasan Ali 2015 Tourism
Berdasarkan hasil penelitian dan Marketing. Yogyakarta: Center
pembahasan yang telah diuraikan, maka dapat of Academic
diambil kesimpulan dari penelitian sebagai Publishing Service
berikut : Laksana Fajar. 2008. Manajemen Pemasaran.
1. Variabel produk secara parsial berpengaruh Yogyakarta: Graha Ilmus
signifikan terhadap kepuasan pelanggan Lundberg Donel E ,dkk. 1997. Ekonomi
dengan kontribusi sebesar 5,24% Pariwisata. Jakarta: PT Gramedia
2. Pada variabel Sapta Pesona dapat diketahui Pustaka Utama
bahwa Sapta Pesona secara parsial Maria Monica dan Anshori Mohamad Yusak.
berpengaruh signifikan terhadap kepuasan 2013. Pengaruh Kualitas Produk dan
pelanggan dengan kontribusi sebesar 4,12% Kualitas Layanan terhadap Kepuasan
3. Dari hasil pembahasan ditemukan secara Konsumen King Cake. Surabaya :
simultan atau bersama-sama variabel prosuk Universitas Ciputra Surabaya
dan variabel Sapta Pesona berpengaruh Middleton Victor T.C., dan Clarke Jackie.
secara signifikan terhadap kepuasan 1988. Marketing in Travel and Tourism.
pelanggan sebesar 10,56% sisanya 80,88% Oxford : Butterworth Heinemann
dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak Pendit Nyoman S, 2006. Ilmu Pariwisata :
diteliti sdalam penelitian ini. Sebuah Pengantar Perdana. Jakarta :
Pradnya Paramita
Saran Purnamasari I.G.A Yulia. 2015. Pengaruh
Berdasarkan pada kesimpulan yang Kualitas Produk dan Harga terhadap
berkaitan dengan penelitian ini, maka penulis Kepuasan Konsumen Produk M2
mempunyai beberapa saran, antara lain : Fashion Online di Singaraja. Singaraja
1. Fasilitas di objek wisata perlu dilengkapi : Universitas Pendidikan Ganesha
agar memudahkan pengunjung menikmati Sanusi Anwar. 2011. Metodologi Penelitian
produk tanpa harus keluar dari satu objek Bisnis. Jakarta : Penerbit Salemba
apabila ingin ke toilet, beribadah, membeli Empat
makan atau minum dan lain - lain. Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Kuantitatif
2. Keamanan di Kawasan Kota Tua Kualitatif dan R & D. Bandung:
ditingkatkan dan diperbaiki. Karna Alfabeta
pengunjung akan mendatangi objek wisata Suryadana M Liga dan Octavia Vanny. 2015.
yang aman dari gangguan kejahatan dan Pengantar Pemasaran
tindak kekerasan. Parwisata.
3. Kebersihan di Kawasan Kota Tua perlu Bandung: Alfabeta
ditingkatkan karena pengunjung
menghendaki lingkungan objek wisata yang
bersih.

Jurnal EDUTURISMA, Edisi ke-3, Volume II Nomor 1, Periode Juni - November 2017
15
Tjiptono Fandy. 2008. Service Management.
Yogyakarta : Andi
Tjiptono Fandy,Ph.D, 2012. Service
Management Mewujudkan Layanan Prima.
Yogyakarta : ANDI Tjiptono Fandy, 2015.
Pemasaran Jasa : Yogyakarta : ANDI
Tse & Wilton. 1988 dan Cadotte, Woodruff &
Jenkins,1987 dalam Tjiptono Service
Management. Yogyakarta : Andi
Undang – Undang No. 10 Tahun 2009 tentang
Kepariwisataan
Wahab Salah, 1996. Manajemen
Kepariwisataan. Frans Gromang
(Penerjemah). Jakarta : Pradnya
Paramita
Yoeti H Oka A. 1999. Psikologi Pelayanan
Wisata. Jakarta: PT SUN

Jurnal EDUTURISMA, Edisi ke-3, Volume II Nomor 1, Periode Juni - November 2017
16

Anda mungkin juga menyukai