Anda di halaman 1dari 11

AR6141

Arsitektur Budaya dan Pembangunan


Program Studi Arsitektur, Institut Teknologi Bandung

Komersialisasi kota dengan kemungkinan aplikasi media dan pembangunan


berkelanjutan dalam konteks kota tepi pantai- Manado
Michael O.T Lengkey 25209009, Firman Irmansyah 25209024, Edy Subangkit 25209036

Abstrak— Abstract—
Bangunan yang menarik dan atraktif secara The buildings that are architecturally interesting and
arsitektural harus mempertimbangkan konsep attractive consider the concept of sustainability as a
berkelanjutan sebagai respon isu pemanasan global, response to the issue of global warming, so that the
sehingga keefektifan dan keefisienan bangunan effectiveness and efficiency of buildings are able to
mampu menjawab konteks aman dan nyaman bagi answer the context of safe and convenient for users as
pengguna maupun lingkungan kota secara luas tanpa well as an urban environment without forgetting
melupakan standar, aturan dan kebijakan pemerintah standards widely, regulations and government policies
untuk bangunan dalam konteks kota tepian pantai. for buildings in the context of the waterfront city.
Terkait sasaran diatas, proses memperkuat karakter Related to the objectives above, the process of the
kota agar lebih fungsional dilakukan pendekatan strengthening of city’s character for more functional
presentasi kreatif fasade bangunan, dikombinasikan by approach of creative presentation of facade
strategi perencanaan dan konsep bangunan yang layak building, combined with strategy of planning and
untuk diaplikasikan sekaligus merespon eksisting building concepts that deserve to be applied in relation
iklim yang ada lewat green building dikolaborasikan to respond the existing climate through green building
dengan fasade bangunan sebagai media penyampaian within collaboration of the building facade as a
komersialisasi produk. medium of delivery of product commercialization.
Manado sebagai kota tepian pantai, mempunyai Manado as a seaside town, has a separate business
kelas bisnis tersendiri, budaya yang menarik serta class, culturally interesting and unique sensation. The
sensasi yang unik. Kota yang menitikberatkan pada town focused on the service sector is prioritizing
sektor jasa ini memprioritaskan pelayanan dan services and the physical appearance of buildings as
penampilan fisik bangunan sebagai efek dari the effects of commercialization needs of city.
kebutuhan komersialisasi kota. Oleh sebab itu, Therefore, the implications of that context, the
implikasi dari konteks tersebut, bangunan-bangunan buildings or facilities identified as a public space that
atau fasilitas-fasilitas yang teridentifikasi sebagai supported a green open space as a counterweight of
ruang publik yang didukung ruang terbuka hijau urban system must function well and could be
sebagai penyeimbang sistem urban harus berfungsi accessed optimally by all levels of community, the
dengan baik dan mampu di akses secara optimal oleh rest into a positive opportunity in the process of
segala level komunitas masyarakat, selebihnya growing urban economy.
menjadi peluang yang positif dalam proses Benefit from the relationship of different
menumbuhkan perekonomian kota. approaches such as the context of waterfront city, new
Manfaat dari hubungan pendekatan-pendekatan art media and environmental friendly building
yang berbeda seperti konteks kota tepian laut provides great opportunity in the city benefits,
(waterfront city), media seni baru (new art media) dan waterfront urban development and distinct aesthetic as
bangunan ramah lingkungan (green building) new concept to improve quality of urban.
memberikan peluang besar dalam keuntungan kota
(commerce), waterfront urban development dan I. PENDAHULUAN
distinct aesthetic city sebagai konsep baru untuk
meningkatkan kualitas urban. Berdasarkan pola kebutuhan manusia dan
kompetisi ekonomi yang terus meningkat, berubah
Kata Kunci : Waterfront development, art media, green building, dan bahkan sudah mempengaruhi lingkungan secara
commercial global, kehidupan perkotaan yang berkelanjutan
didesak untuk menerapkan sebuah strategi baru
pengembangan dan pembangunan standar suatu kota.
Secara detail, peran kota tepian air terimplikasi
melalui hubungan (linkage) antar fungsi ruang publik

1
(gedung/bangunan & RTH), transportasi dan PERAN MEDIA ART PADA WATERFRONT CITY
kebutuhan (demands). Pergerakan produk sebagai DAN KONSEP GREEN DESIGN DALAM LINGKUP
pemenuhan kebutuhan penduduk dan perkotaan KEBUDAYAAN
merupakan fungsi waterfront yang terutama, dimana
proses demand & supply harus tersalurkan dengan Hubungan antara media art – waterfront city –
baik yang kemudian diikuti oleh pemenuhan secara konsep green design merupakan sebuah kebutuhan
psikologi (pariwisata, ruang terbuka yang menarik yang saling ketergantungan. Dalam mempromosikan
bahkan pusat-pusat hiburan dan bisnis). kota media art digunakan sebagai alat untuk
Metode pendekatan baru diterjemahkan melalui berkomunikasi, dan media art menggunakan konsep
improvisasi sistem aktifitas dan komersialisasi kota energi yang dimiliki olah green design untuk suplai
yang inovatif dengan menerapkan media dan art yang energi yang berkelanjutan.
kreatif pada bangunan yang berkelanjutan (green
building) sebagai sarana untuk pemasaran produk A. M ED I A A R T P AD A WA T E RFRO N T CI T Y
yang berada dalam konteks Manado kota tepian air
(waterfront city). Hal ini dapat menjadi keunikan
Seperti halnya sebuah produk baru yang akan
tersendiri bahkan bisa terkonversi sebagai suatu
dipasarkan, sebuah kota tepi pantai dengan kondisi
budaya kota secara tipologi, morfologi bangunan
yang khas juga memerlukan pemasaran untuk
maupun urban fabric.
membentuk citra kota yang diinginkan dan menarik
bagi investasi dan pariwisata, citra sebuah kota perlu
II.PEMBAHASAN di desain (Philip Kotler, 1993).
Media art sebagai alat untuk berkomunikasi telah
B UDA Y A K O NS UM E RI SM E PA DA KOTA
T EP IA N AI R terbukti efektif untuk membentuk persepsi orang
mengenai suatu tempat. Menginterpretasi secara
Berbicara konteks kota tepian air (laut), saat ini visual adalah sifat lahiriah manusia yang berkembang
program kota harus memberi perhatian lebih untuk bersama dengan pengalaman estetis yang dialami,
peningkatan budaya. Pengembangan infrastruktur manusia dapat membuat batasan-batasan dalam
yang lebih tepat ditekankan dalam mendukung proses dirinya untuk bergerak dan memutuskan sesuatu
pemenuhan kompetisi komersialisasi perkotaan dan melalui tanda-tanda yang dilihat dan dirasakannya.
pertumbuhannya yang berkelanjutan. Terlebih urban Sekarang arsitektur dan media mengalami mutasi,
facilities yang mampu mempengaruhi image beberapa praktisi arsitektur, sosiolog dan akademisi
masyarakat terhadap kota dan merangsang integrasi dari disiplin ilmu terkait berpendapat bahwa ketika
sosial sebagai refleksi kota dan budaya, lebih khusus media bergerak kearah virtual, kedudukan lingkungan
budaya “mengkonsumsi” kota oleh masyarakat. binaan seperti arsitektur, lansekap dan urban menjadi
Konseptualisasi budaya sebagai sistem norma- lebih penting dari sebelumnya. Lingkungan binaan
norma sosial menginformasikan jaringan strategi menjadi tempat untuk tumbuhnya media ini, dengan
hubungan yang mana datang sebagai bagian dari berbagai perkembangan teknologi memungkinkan
bentuk modern sebuah manajemen perekonomian media art dan arsitektur berproduksi secara
kota. Florida (2000), berargumentasi bahwa dalam bersamaan, saling membentuk dan mencitra sebuah
ekonomi global, ketrampilan dari sosial masyarakat tempat.
yang kreatif membuat kekuatan tersendiri pada Untuk memahami konsep hubungan antara media
lingkungannya. Oleh sebab itu, dalam konteks budaya art dan waterfront city, berikut adalah contoh desain
yang terintegrasi pada kota tepian air arsitektur bangunan tepi air yang menggunakan
mempertimbangkan faktor konsumerisme, maka bangunan sebagai media serta fasade yang terintegrasi
penghadiran fasilitas mampu menginformasikan bisnis dengan media untuk memeberikan identitas pada
dan perdagangan kota lebih efektif dan efisien yakni bangunan yang berkomunikasi dengan sekitarnya.
lewat bangunan sebagai media.
Menimbang “Waterfront is vital environmental
and aesthetic importance and that it faces many
problems (intense land pressures, environmental
pollution, conflict of uses, etc) especially when it is
part of an urban conglomeration” (Coccosis 1999 ),
memberikan batasan dalam artian yang khusus dimana
bangunan sebagai fasilitas publik yang “berbicara”
melalui media harus memperhatikan pengaruh, polusi
dan dampak terhadap lingkungan lewat suatu
pendekatan desain bangunan yang ramah lingkungan Gambar 1. Museum Plaza, Louisville, Kentucky US
dan berkelanjutan. (sumber: www.rex-ny.com)

2
MUSEUM PLAZA
Louisville, Kentucky
CLIENT Museum Plaza, LLC
PROGRAM 214-meter tall (703-foot tall), 62-story skyscraper on
the banks of the Ohio River, containing a 3,700 m² (40,000 sf)
contemporary art institute; the University of Louisville’s 2,300 m²
(25,000 sf) Master of Fine Arts program; a 250-room Westin
Hotel; 98 luxury condominiums; 117 lofts; 25,000 m² (269,000 sf)
of office space on 13 floors; 1,900 m² (20,000 sf) of restaurants
and shops; parking for 800 cars; and a public sculpture garden
AREA 141,800 m² (1,530,000 sf)
PROJECT COST $490.0 million
DESIGN ARCHITECT REX

Gambar 4. Interior, Museum Plaza, Louisville, Kentucky US


(sumber: www.rex-ny.com)
Space interior berupa dinding miring digunakan
media lampu indirect yang memberikan kemeriahan
pada ruang public, menarik orang untuk berkumpul
dan berinteraksi.
A.I MEDIA ART DAN KONSEP GREEN DESIGN

Media art merupakan sebuah kebutuhan komersial


yang selalu mempertimbangkan aspek finansial dalam
instalasinya, sebuah perencanaan yang bijak akan
memasukkan konsep keberlanjutan yang mendukung
ide dan gagasan dapat diaplikasikan dan dapat
berlangsung secara terus menerus. Demikian halnya
dengan media art, dalam hubungannya dengan green
Gambar 2. Media Façade design, media didesain untuk menggunakan energi
Museum Plaza, Louisville, Kentucky US yang selalu terbarukan tanpa mengorbankan energi
(sumber: www.rex-ny.com) yang dibutuhkan untuk operasional bangunan, artinya
Museum plaza merupakan bangunan mix-use media memiliki sumber energi yang terpisah dengan
yang direncanakan oleh REX, konsultan desain energi yang digunakan pada bangunan, sehingga
arsitektur berbasis di New York, dipimpin oleh Joshua media dapat berjalan secara mandiri dan tidak
Prince Ramus yang juga pernah bekerja pada OMA. menggangu operasional bangunan.
Museum plaza terletak pada River Road, Main Street, Hubungan antara media dan green design telah
7th Street and 6th Streets pada distrik utama diaplikasikan pada bangunan GreenPix China yang
Kentucky. memiliki konsep “Zero energy media wall”.

Gambar 3. Skyline, Museum Plaza, Louisville, Kentucky US


(sumber: www.rex-ny.com)

Museum plaza merupakan bangunan tertingi di


Kentucky saat ini, dan membentuk skyline kota
semakin dinamis. Pada fasade bangunan digunakan
video mapping yang berjalan sepanjang malam,
memberikan statement pada sekitarnya bahwa
bangunan ini merupakan bangunan publik yang hidup. Gambar 5. Zero energy media wall
Xicui Road, Beijing, China
(sumber: http://www.greenpix.org)

3
PROJECT GreenPix - Zero Energy Media Wall mempromosikan teknologi berkelanjurtan dalam
LOCATION Xicui Road, Beijing, China pembangunan kota.
YEAR 2008
CLIENT Jingya Corporation
ARCHITECT Simone Giostra & Partners Architects A.II BUDAYA KOMUNIKASI VISUAL
LIGHT & STRUCTURE Arup Arsitektur sebagai teks, bahasa atau system
SOLAR TECHNOLOGY Schüco International KG, Sunways semiotic, dan arsitektur sebagai media massa
AG
SOLAR PANEL Suntech China
LED Thorn China Komunikasi sebagai sebuah cara untuk
WEBSITE http://www.greenpix.org menyampaikan maksud dari pengirim pesan dan
penerima pesan telah berlangsung selama berabad-
abad, berasal dari bahasa Yunani “simeon” yang
berarti “sign”. Semua pola kebudayaan dan setiap
tindakan dari perilaku sosial selalu melibatkan
komunikasi baik secara implisit maupun eksplisit
(Edward Sapir, 1933). Beberapa studi telah
membuktikan bahwa komunikasi yang melibatkan
komponen visual lebih efektif dibandingkan dengan
yang tidak menggunakannya, seorang psikolog dari
New York University, Jarome Bruner menyelidiki
pengaruh visual pada manusia, dan didapatkan :
manusia dapat mengingat 10% apa yan didengarnya,
manusia dapat mengingat 20% apa yang mereka baca
dan manusia dapat mengingat 80% apa yang
dilihatnya.
Gambar 6. Solar panel, GreenPix building The Classical model of communication
Xicui Road, Beijing, China
(sumber: http://www.greenpix.org)
(Roman Jacobson)
GreenPix merupakan sebuah komplek
CONTEXT
entertainment milik jingya corporation. Didesain oleh
MESSAGE
arsitek Simone Giostra & Partners bekerjasama
SENDER RECEIVER
dengan Arup, mencoba mewjudkan konsep self- CONTACT
sufficient organic system, yaitu dengan cara CODE
menagkap energi matahari pada siang hari dan
Diagram 2. The Classical model of communication
menyimpannya yang kemudian digunakan untuk (Roman Jacobson)
menyalakan lampu LED ketika malam menjelang.
Konsep media wall menyediakan tempat yang The Improved model of communication
didekasikan untuk digital media art bagi kota Beijing, Termasuk ide bahwa komunikasi melibatkan
dengan aplikasi yang ekstrim yaitu menutup seluruh signifikansi negosiasi.
fasade dengan teknologi photovoltaic.
CONTEXT(S?)
Code1 Code2
MESSAGE RECEIVER
SENDER
CONTACT(S?)

ENCODER DECODER

Diagram 3. The Improved model of communication

Komunikasi visual adalah sebuah perjalanan


encoding dan decoding (Stuart Hall). Menurut Stuart
Hall, semua jenis visual mengalami proses encoded
Gambar 7. Public space, GreenPix
Xicui Road, Beijing, China
dan decoded melalui proses produksi yang diletakkan
(sumber: http://www.greenpix.org) pada seting kebudayaan yang spesifik, kemudian
Proyek ini mempromosikan teknologi media art di-decoded oleh viewer.
berkelanjutan pada arsitektur baru di China, merespon Dalam prosesnya viewer dapat mengadaptasi
pada lingkungan yang telah dirusak oleh industri yang media art dalam tiga kondisi, diantaranya :
berjalan agresif di China untuk turut serta

4
1) Dominant-hegemonic reading siapa yang berada dibalik media tersebut. Arsitektur
Viewer dapat mengidentifikasi secara hegemonic dan sebagai media merupakan bentuk baru dari
menerima pesan yang dominan dari suatu image atau pendekatan yang dilakukan dalam ranah komersial,
teks dengan tata cara yang tidak dipertanyakan lagi. sebuah karya arsitektur didesain dan direndcanakan
untuk memiliki kaidah-kaidah semiotik yang kuat
2) Negotiated reading yaitu : “icon” ; “index” ; dan simbol (Charles Sanders
Viewer dapat menegosiasikan interpretasi mereka dari Pierce, 1914).
sebuah image dan arti dominant yang terkandung 1. Icon
didalamnya. Tanda yang mirip dengan objek yang diwakilinya.
Dapat pula dikatakan, tanda yang memiliki ciri-ciri
3) Oppositional reading sama dengan apa yang dimaksudkan. Contoh:
Viewer dapat menginterpretasikan dalam arti yang gambar dan diagram.
berlawanan, baik dangan cara menerima sebagian atau 2. Index
dengan cara menolak seluruh pesan yang Merupakan tanda yang memiliki hubungan sebab
disampaikan, yaitu dengan cara mengabaikannya. akibat dengan apa yang diwakilinya. Atau disebut
juga tanda sebagai bukti. Contohnya : tanda tangan
Dalam framework teori, pengertian komunikasi visual sebagai bukti dari keberadaan orang tersebut.
dalam arsitektur dapat dijabarkan dalam beberapa 3. Symbol
pengertian diantaranya : Merupakan tanda berdasarkan konvensi, peraturan,
atau perjanjian yang disepakati bersama. Simbol
A.II.1 Arsitektur Sebagai Teks baru dapat dipahami jika seseorang sudah mengerti
arti yang telah disepakati sebelumnya. Contohnya:
Komunikasi dalam arsitektur dilakukan dengan Rupiah sebagai simbol dari mata uang indonesia.
membentuk interpretasi viewer melalui teks, dikotomi
antara denotasi dan konotasi (Barthes, 1957), ketika A.III MODEL ARSITEKTUR & MEDIA DALAM
kita membaca sebuah pesan dalam bentuk teks, kita PRODUKSI
dapat dengan jelas membedakan jenis pesan yang
disampaikan. Denotasi berarti penyampaian pesan Sinergi arsitektur dan media yang diproduksi
yang jelas secara literal, sedangkan konotasi secara bersama, menghasilkan bangunan yang iconic.
merupakan pesan yang disampaikan secara semu dan Didalamnya terkandung sebuah pesan yang matang
tidak jelas maknanya. dengan dukungan media yang informatif, sehingga
bangunan terasa berkomunikasi dengan viewer.
A.II.2 Bahasa dan Sistem Semiotic Beberapa model arsitektur yang berhasil seuai dengan
Bahasa adalah sistem semiotik paling dasar yang konteks tepi air diantaranya adalah :
memiliki hubungan yang saling menguntungkan
dengan ucapan (penggunaan bahasa lokal), ketika 1. Nàbito Arquitectura
seseorang berucap maka bahasa menjadi aktif, ucapan Masterplan for the Poljane area of Ljubljana City:
hanya dapat dilakukan ketika berdasarkan pada sistem The Rainbow Tower, Ljubljana, Slovenia, 2007
bahasa. Hubungan antara “bahasa” dan “ucapan” Kompleksitas dari tapak dan situasi yang
sama halnya dengan hubungan antara “kode” dan kontemporer menuntut keahlian arsitek untuk
“pesan”, kita menyampaikan pesan yang menegosiasikan antara kekuatan global dan lokal.
direferensikan dalam kode (Ferdinand De Saussure, Kawasan yang tidak diperhatikan sebelumnya kini
1916). lebih terlihat sebagai bagian dari kota. Arsitek
Sebuah tanda terdiri dari dua elemen yang dalam Barcelona Manuel Gausa membuat konektifitas
kesatuan yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain. lanscape yang jelas yang diekspresikan pada Poljane
Penanda merepresentasikan bentuk, sedangkan area of Ljubljana.
tertanda memuat ide dan konsep yang
direpresentasikan. Hubungan antara penenda dan
tertanda merupakan hubungan konvensional yang
telah disepakati. Sebagai contoh lambang negara
burung garuda merepresentasikan bangsa indonesia, ia
tidak akan berarti apa-apa untuk bangsa lain

A.II.3 arsitektur sebagai media massa


Media art dari bentuk konvensional hingga yang
digital seperti internet memiliki tujuan dalam
penggunaan yang selalu sama yaitu sebagai media
Gambar 8. skematik desain Poljane area of Ljubljana
informasi, komunikasi dan propaganda, tergantung (sumber: Theoritical Meltdown v.4 )

5
Sebuah area terbuka dengan sistem yang mengalir Selama 30 tahun arsitek Liz Diller dan artist
dan batas antar area yang kabur. Tujuan dari design Ricardo Scofidio telah berkolaborasi dalam beberapa
Nàbito Arquitectura adalah untuk menjadi sarana bagi proyek yang menelusuri batasan antara arsitektur dan
semua kegiatan dalam sebuak konstruksi yang seni. Mereka telah mempraktekkan penelitian antar
kompak dan membebaskan area untuk ruang publik. disiplin ilmu yang membawa arsitektur dalam ranah
Poljane area of Ljubljana dapat menjadi sebuah produksi budaya yang lebih luas.
kawasan yang meberikan pelayanan publik dengan Blur building, sebuah proyek yang dibangun pada
ruang terbuka hijau yang luas. tahun 2002 pada swiss expo di danau Neuchâtel,
menantang cara kita berfikir dan berpersepsi
mengenai material, dibangun dengan struktur ringan
bangunan ini dilengkapi dengan ribuan nosel untuk
memproduksi embun yang membentuk kabut buatan.
Arsitektur selama berabad-abad selalu diasoiasikan
dengan keabadian, stabilitas dan monumental, pada
blur building ini justru terbentuk dari material yang
tidak permanen-elemen air. Bangunan ini mutlak
adalah arsitektur suasana, yang membentuk persepsi
kita mengenai ruang.

A.IV BUDAYA MASYARAKAT MANADO


Budaya masyarakat Manado yang khas merupakan
potensi sosial yang dapat dimanfaatkan sebagai dasar
pendekatan untuk mendapatkan kategori yang tepat
untuk media yang diaplikasikan. Bahasa yang
digunakan sebagai bahasa sehari-hari di Manado dan
wilayah sekitarnya disebut bahasa Melayu Manado.
Gambar 9. model rainbow tower
(sumber: Theoritical Meltdown v.4 ) Bahasa daerah Manado menyerupai bahasa Indonesia
tetapi dengan logat yang khas. Beberapa kata dalam
Model dari rainbow tower untuk unit hunian, dialek Manado berasal dari bahasa Belanda dan
bangunan ini mengakomodasi dimensi vertikal dan bahasa Portugis karena daerah ini dahulunya
horisontal secara bersamaan. Sejumlah aktifitas merupakan wilayah penjajahan Belanda dan
didalamnya direpresentasikan dealm bentuk kontainer Portugis.
berwarna seagai daya tarik. Penduduk di kota Manado terdiri dari berbagai
latar belakang etnik maupun agamanya. Mayoritas
2. Diller Scofidio + Renfro, Blur Building penduduk berasal dari suku Minahasa, menyusul suku
Lake Neuchâtel, Switzerland, 2002 Sangihe Talaud, suku Bolaang Mongondow, suku
Awan buatan yang tercipta dari ribuan nosel Gorontalo dan suku Tionghoa. Selain itu terdapat pula
pembuat embun, bangunannya sendiri merupakan penduduk suku Jawa, suku Batak, suku Arab, suku
karya arsitektur yang menentang persepsi kita Maluku, suku Makassar dan sebagainya. Agama yang
mengenai ruang. dianut adalah Kristen Protestan, Katolik, Islam, Budha
dan Hindu. Mayoritas penduduk kota adalah pemeluk
agama Kristen atau Katolik. Hal itu jelas dapat dilihat
dari banyaknya gereja-gereja di seantero kota. Meski
begitu heterogennya, namun masyarakat Manado
sangat menghargai sikap hidup toleran, rukun, terbuka
dan dinamis. Karenanya kota Manado memiliki
lingkungan sosial yang relatif kondusif dan dikenal
sebagai salah satu kota yang relatif aman di Indonesia.
Sewaktu Indonesia sedang rawan-rawannya
dikarenakan goncangan politik sekitar tahun 1999 dan
berbagai kerusuhan melanda kota-kota di Indonesia.
Kota Manado dapat dikatakan relatif aman. Hal itu
tercermin dari semboyan masyarakat Manado yaitu
Torang samua basudara yang artinya "Kita semua
bersaudara".
Gambar 11. Blur Building, Diller Scofidio + Renfro Secara umum, kehidupan di Kota Manado sama
(sumber: Theoritical Meltdown v.4 ) dengan kota-kota besar lainnya di Indonesia. Pusat
kota terdapat di Jalan Sam Ratulangi dan Jalan

6
Boulevard, yang banyak dibangun pusat-pusat menggunakan energi yang tidak sedikit juga dampak
perbelanjaan yang terletak di sepanjang jalur utara- pemakaiannya terhadap lingkungan. Untuk
selatan, yang juga dikenal dengan tempat yang mendukung sistim yang lebih berkelanjutan Media
memiliki restoran-restoran terkenal di Manado. Akhir- yang dipasang sebaiknya memilih bahan yang hemat
akhir ini Manado terkenal dengan makin energi dan bahan-bahan yang dapat dimanfaatkan
menjamurnya mal-mal dan restoran-restoran yang kembali serta manajemen konstruksi yang sesuai
dibangun di sepanjang pantai yang memanfaatkan dengan prinsip berkelanjutan.
pemandangannya yang indah di saat menjelang
matahari terbenam. B.I KONSEP GREEN BUILDING
Tidak jauh dari pusat kota terdapat Pasar 45, yang
menyediakan barang-barang berupa kain, souvenir Konsep dasar dari green building adalah
seperti keranjang, ukiran kayu, cross-stitched fabrics bagaimana menghemat, dengan memanfaatkan
yang berasal dari pulau Sangihe dan Talaud. Pasar kondisi alam atau energy yang tersedia oleh alam
ikan Kuala Jengki, berada di didepan sepanjang danau tetapi tidak berdampak buruk terhadap lingkungan
yang membagi dua kota, merupakan tempat yang sekitarnya. Beberapa strategi yang telah menjadi
bagus untuk mengambil foto bernuansa atmosfer standar untuk melihat seberapa efisien desain
pelabuhan Manado. Museum Provinsi di Jalan bangunannya dalam pemanfaatan energy, diantaranya:
Maengket memiliki koleksi artifak-artifak yang orientasi bangunanan didalam site, efisiensi air,
menarik. Kota Manado juga memiliki sebuah lokasi pengkondisian udara dan inovasi bahkan bisa di ukur
untuk balapan kuda yang terletak di Ranomuut Race dari segi manajeman pembangunan.
Track, di sebelah timur kota, menuju ke bawah kota. Suhu udara pada area pantai di daerah tropis pada
Tempat ini biasanya digunakan untuk balap kuda, umumnya adalah panas dan lembab serta
kereta kuda/bendi dan kereta yang ditarik dengan dipengaruhi oleh angin darat dan angin laut. untuk
kerbau. Kota Manado juga memiliki lapangan golf di bisa sustainable pada kondisi ini dibutuhkan bangunan
daerah Kayuwatu yang dikelilingi oleh pohon-pohon yang mampu menyesuaikan dengan sistim alam
kelapa. Manado.
Musik tradisional dari Kota Manado dan sekitarnya
dikenal dengan nama musik Kolintang. Alat musik B.II GREEN BUILDING DAN NILAI JUAL
Kolintang dibuat dari sejumlah kayu yang berbeda-
beda panjangnya sehingga menghasilkan nada-nada Kesadaran akan lingkungan sudah jauh dirasakan
yang berbeda. Biasanya untuk memainkan sebuah oleh masyarakat dunia sekarang ini, masyarakat mulai
lagu dibutuhkan sejumlah alat musik kolintang untuk memperhatikan bagaimana cara menghemat energi
menghasilkan kombinasi suara yang bagus. menghormati lingkungan dengan system 5R(Reuse,
Recycle, Reduce, Replan dan Replace).
1. Ketertarikan Sosial Untuk Berkumpul Dari segi nilai jual beberapa perusahaan besar pada
Masyarakat Manado merupakan masyarakat yang saat ini mulai merebranding perusahaannya adalah
senang sekali berkumpul, dan selalu sensitif terhadap perusahaan yang perduli lingkungan dari sei proses
perubahan kondisi lingkungannya yang dapat gdan hasil keuntungan perusahaan di desikasikan
menambah warna dalam hidupnya, untuk untuk memperbaiki lingkungan. Maka yang terjadi
mengakomodasi budaya ini desain arsitektur yang adalah peningkatan dari nilai jualnya. Contoh
diharapkan adalah sesuatu yang iconic dan sederhana dalam arsitektur adalah hamper semua
memberikan area ruang publik yang luas untuk perumahan mulai menjual proyeknya berwawasan
mereka membentuk kantung-kantung kegiatan sosial. lingkungan dan memang akhirnya dengan mudah
diserap oleh masyarakat.
2. Budaya Konsumerisme Akan sangat mudah untuk meningkatkan nilai
Konsumerisme selalu di representasikan dengan komersial di Manado selain mempunyai potensi alam
sesuatu yang berwarna, dinamis dan selalu bergerak, yang sudah ada, juga didampingi dengan perencanaan
budaya ini akan terdorong oleh media yang yang berorientasi kedepan dan berwawasan
mengaplikasikan urban screen sebagai salah satu lingkungan. Pemenuhan kebutuhan dengan penduduk
media interaktif yang berkomunikasi melalui visual dan huniannya merupakan fungsi waterfront yang
untuk membentuk gaya hidup modern. terutama, dimana proses demand & supply harus
tersalurkan dengan baik yang kemudian diikuti oleh
B . SU S T AI NAB I L I TY pemenuhan secara psikologi (pariwisata, ruang
terbuka yang menarik bahkan pusat-pusat hiburan dan
Untuk merealisasikan aplikasi Media kota perlu bisnis).
rencanakan secara matang dan juga harus
mempertimbangkan mengenai keberlanjutan
kotanya. Media pada kota dan bangunan akan

7
B.III KOTA TEPI PANTAI DAN SUSTAINABILITY penggunaan PV dan energy angin, karena matahari
aka nada sepanjang tahun dan kondisi angin darat dan
Arsitektur pada bangunan sangat penting dan laut yang cukup besar.
signifikan dalam penghematan energi. Penghematan
energy harusnya sudah dipertimbangkan pada saat B.III.6 Selubung Bangunan
tahap kosep arsitektural, yang diantaranya meliputi: Pemilihan material bangunan sangat penting dalam
mengurangi panas matahari, dimulai dari dinding, atap
B.III.1 Pengkondisian udara dan bukaan. Penggunaan material yang salah berarti
Untuk menciptakan kenyamanan di dalam ruangan akan mengakibatkan penyerapan panas berlebihan
tidak harus menggunakan AC, tetapi dapat dilakukan dari lingkungan yang berarti kita memerlukan usaha
dengan pengkondisian udara melalui desain bagunan juga untuk mengurangi panas tersebut.
dan ruang. Pergerakan udara di dalam ruangan bisa Dalam perkembangan kota sangat penting sekali
mendinginkan suhu udara didalam ruangan dengan untuk memperhatikan prinsip-prinsip berkelanjutan.
memberikan bukaan yang cukup serta layout Kota yang dikembangkan dengan prinsip
bangunan yang bisa memungkinkan terjadinya berkelanjutan secara komersial akan meningkatkan
pergantian udara didalam ruangan. nilai jualnya dan tentu saja akan mendatangkan
Dengan mempertimbangkan desain yang investor ke kotanya. selain itu dengan mengikuti
memperhatikan pengkondisian udara mampu sistim alam diharapkan kota akan lebih nyaman untuk
menghemat energy karena tidak perlu penghawaan di tempati bagi masyarakatnya.
mekanis di dalam ruangan untuk mencapai Di kota tepi pantai sangat banyak sekali potensi
kenyamanan. yang bisa dimanfaatkan. Konservasi energi alternatif
sangat potensial sekali untuk dikembangkan, Sumber
B.III.2 Pencahayaan Alami Daya Alam yang melimpah terutama untuk
Matahari di daerah tropis akan ada sepanjang tahun mengembangkan penggunaan energy angin dan
dan ini merupakan potensi yang bisa di gunakan untuk matahari.
pencahayaan alami di siang hari. Proporsi bukaan
dengan luas ruangan sangat perlu diperhatikan selain C. K O TA T EP IA N AIR ( WA T E RF R ON T
itu dapat memanfaatkan sun shadding sebagai C ITY )
pengatur/mengurangi pemanasan di dalam ruangan
juga mereduksi cahaya yang berlebihan. Secara eksisting perkembangan kota Manado saat
Selain penggunaan cahaya alami sebagai ini dirasakan masih kurang secara integritas bangunan
pengurang energi yang di pakai untuk penerangan yang merespon isu berkelanjutan dengan penyajian
didalam ruangan juga perlu diperhatikan jumlah menarik (bangunan sebagai media). Dibandingkan
cahaya yang masuk dengan pertimbangan kegiatan kota tepian air (laut mapun sungai), intervensi konsep
didalamnya. ini sudah diterapkan sebagai suatu budaya untuk
menjawab “consumerism”. Hal ini justru menjadi
B.III.3 Penghematan Air serta Penanggulangan sesuatu yang mampu menangkap pengunjung secara
Air bekas dan air kotor numerikal.
Ketersediaan air untuk dikonsumsi di daerah pantai
mungkin akan sangat terbatas, sangat penting C.1 MANADO KOTA TEPIAN PANTAI
memaksimalkan air yang ada. Penggunaan air hujan Kota tepian air berkembang seiring perkembangan
sebangai alternatif air tanah sangat dimungkinkan teknologi, hal ini menjadi suatu analogi simbiosis
dengan menggunakan sistim penyaringan maka air mutualisme yang terdefinisikan sebagai peran kota
hujan bisa menjadi cadangan air bersih, juga tidak tepian air yang sejak dulu merupakan gerbang masuk
kalah penting adalah menggukan kembali air bekas keluarnya “perubahan” dan menjadi media yang
untuk fungsi yang memang tidak memerlukan air saling memberikan keuntungan (port to city = city to
bersih, contohnya menyiram tanaman, mencuci mobil port). Merespon dinamisnya perekonomian dewasa ini
dll. Tidak menutup kemungkinan dengan teknologi ditambah akselerasi pertumbuhan penduduk yang
yang ada air laut yang melimpah bisa di jadikan cepat dibutuhkan langkah inovatif sebagai usaha
cadangan air bersih melalui proses penyulingan, tapi mempertahankan dan meningkatkan kualitas
tentunya memerlukan energy yang besar dan tidak kehidupan perkotaan.
murah. Hal ini terwakili pada sebagian besar kota tepian air
di berbagai penjuru dunia yang melakukan perubahan
B.III.4 Alternatif Energi penting dengan metoda memberikan penilaian atas
Beban penggunaan energi pada bangunan dapat di ketidaklayakan atau kurangnya fasilitas
kurangi dengan mempertimbangkan dengan efisien (bangunan/gedung) dalam konteks komersialisasi
atau mempertimbangkan energi alternatif yang lebih perkotaan yang pada tahap selanjutnya menjadi
murah. Potensi di Manado sebagai kota pantai adalah

8
pertimbangan mendasar penataan kota tepian air
(gambar 12).

Gambar 13. Peta jalur gempa


(sumber: Google)

Gambar 12. Kota Manado C.2 IDENTIFIKASI PELUANG PENGEMBANGAN


(sumber: Google Earth) Berdasarkan aturan pembentukan karakteristik
Terdapat beberapa hal yang menjadi parameter bangunan, Manado melihatnya sebagai potensi dalam
pembentukan karakteristik bangunan suatu kota tepian suatu keterbatasan. Pengembangan kota yang sudah
air, yakni : 1. letak geografis kota; pendekatan untuk tidak memungkinkan untuk mengekspansi wilayah
menentukan fasilitas publik apa yang perlu dihadirkan otonomi daerah kabupaten yang berbatasan dengan
pada implementasi fungsi dalam tata guna lahan (land teritori administrasi, maka perluasan diarahkan
use) suatu kota, 2. Latar belakang kekuatan modal memanfaatkan kawasan sepanjang pantai Manado.
serta tingkat intelegensia sumber daya manusia, yang Posisi kota dari selatan ke utara mendorong kreasi
membimbing arah perkembangan kota. 3. Potensi dan perletakan massa bangunan dan akses jalan
kelemahan alam (struktur tanah) ; pendekatan ini memanjang searah posisi kota dengan konfigurasi
sebagai dasar mendirikan suatu bangunan, dimana mempertimbangkan pencahayaan matahari dari arah
secara menyeluruh daerah Sulawesi Utara merupakan timur dengan dominasi bukaan ke arah utara dan
daerah rawan gempa. selatan sehingga menuntut desain yang mampu
Dalam perkembangannya, Manado waterfront city merespon potensi view laut (arah barat) maupun kota
mengimbangi perubahan global secara komprehensif & perbukitan (arah timur).
terutama pada kawasan tepian laut antara lain lewat Melalui desain dengan kolaborasi unik yang
pemerintah yang berusaha mempromosikan kota menerapkan pemasaran (penyampaian produk) pada
melalui bisnis, perdagangan dan pariwisata. bangunan ramah lingkungan (green/sustainable
Penekanan pada bangunan/gedung sebagai penunjang building) maka secara detail, konsep art media harus
ekonomi menjadi perhatian terlebih meninjau memanfaatkan objek bangunan secara optimal dengan
pengaruhnya terhadap lingkungan. Letak kota Manado dampak buruk yang seminimal mungkin mengingat
yang strategis dalam konteks perdagangan dunia dan faktor-faktor :
Asia Tenggara menjadi keunggulan sekaligus pemacu
penghadiran bangunan ramah lingkungan yang 1. Kepekaan desain untuk pantai dan badan air ;
atraktif sekaligus menjadi isu penting dalam Persepsi setiap urban designer/arsitek berbeda, hal
menghadirkan perubahan dan keunikan fasilitas ini jelas ditemui pada setiap karyanya, terlepas dari itu
publik (komersil & hunian). intervensi desain bangunan tepian pantai harus
Kawasan Waterfront merupakan salah satu basis mampu merespon konteks kawasan. Terlebih
pasar suatu kota dan katalis pertumbuhan ekonomi. menanggapi tingkat social interactive serta sifat
Kebutuhan kota/masyarakat direspon oleh informasi partycism maupun consumerism culture masyarakat
dan ide pada fasilitas secara fisik bangunan sehingga Manado yang tinggi, dikaitkan dengan peran kawasan
implementasi yang di sajikan lebih ecological dan art tepian pantai yang memfasilitasi bangunan sebagai
yang mampu direspek dan dinikmati oleh warga kota media, maka desain bangunan dituntut untuk
dan investor. Parameter kondisi alam menjadi “berwarna” dan memiliki variasi bentuk dan fasilitas
pertimbangan krusial, dimana daerah Sulawesi Utara Seperti contoh, hotel, desain untuk hunian temporer
termasuk dalam lintasan/jalur gempa sirkum pacific yang berkonten komersial ini harus memiliki konsep
(gambar 13). Kebijakan daerah untuk bangunan keterbukaan, dimana pemanfaatan viem laut dan kota
berlaku, ketinggian dibatasi dengan maksimal 12-15 harus dinikmati secara maksimal.
lantai. Oleh sebab itu, perencanaan bangunan komersil
maupun hunian diharapkan mampu memberikan 2. Kualitas desain dan keharmonisan dengan
kenyamanan dan keamanan.
lingkungan ;
Tujuan dasar pengembangan kawasan tepian pantai
dengan objek bangunan yang terintegrasi di dalamnya

9
adalah untuk melindungi, melestarikan dan 2. Development :
memelihara alam dan keindahannya bahkan harus  Project Implementation
mampu memberikan keuntungan secara ekonomi bagi Proses pendanaan dan penyewaaan sebagai modal
kota dan masyarakatnya (ann breen:waterfront cities untuk mengkonversi desain kedalam konstruksi.
reclaim their edge, p29). Oleh sebab itu, kualitas 3. Postdevelopment :
desain dalam pendalaman ini lebih mementingkan  Project Management
kenyamanan, efek terhadap lingkungan dan mewadahi Merupakan bagian penting, dimana suatu poyek
program di dalamnya walaupun objek dituntut untuk dipromosikan dan pengaturan serta pemeliharaan
menarik dari segi desain. Lebih jauh, proposal objek untuk dampak maupun keberlanjutan proyek.
harus terinterkoneksi dengan sistem jaringan kota
II. KESIMPULAN
menanggapi strategi pencapaian dan pengaruhnya
terhadap ruang kota secara komprehensif. Perbedaan besar diperlukan untuk mendapatkan
perhatian besar, hal ini menjadi suatu pernyataan
3. Kontribusi masyarakat standar dalam pengembangan dan pertumbuhan
Kemajuan suatu kota tergantung dari pergerakan berkelanjutan suatu perkotaan. Perlakuan terhadap
urbannya, baik dari segi ekonomi maupun bangunan yang merupakan bagian penting dalam
pelayanan publik kota menjadi keharusan untuk
pengalaman terhadap ruang kota. Fungsi yang
menjadikannya suatu objek yang menarik, inovatif
menepikan suatu kebutuhan kota secara kondisi nyata dan berdampak positif terhadap aktifitas masyarakat
tidak berkembang, hal ini disebabkan ketergantungan dan ramah lingkungan.
fasilitas akan pemakai/pengunjung. Di sisi lain, tanpa Kota yang merupakan tempat yang penting untuk
adanya manajemen yang baik, ruang kota dan ruang pertemuan budaya konsumerisme dan pembangunan
publik yang ada akan tereksploitasi berlebihan yang ekonomi maka aplikasi nyata secara artistik pada
mengiring kepada perubahan status fungsi yang ada. bangunan berkelanjutan (green building) tepian
pantai/laut sebagai simbol marketing merupakan
C.3 PROSES PENGEMBANGAN metoda baru dan unik serta diyakini mampu
mempengaruhi masyarakat ke arah yang lebih baik.
Pertumbuhan kota tepian pantai semakin bergeliat Hal ini didukung oleh paradigma kota sebagai sistem
seiring jumlah pertambahan penduduk yang yang dinamis dari hasil interaksi stekholders yang
meningkat. Permintaan pasar yang harus di jawab berkompeten.
mengiring perubahan tatanan perkotaan. Penyatuan tiga pendekatan yang merupakan
Mengantisipasi keadaan ini, stakeholders harus konsep pengembangan (Media, Sustainability dan
berkreasi menghadapi peluang dan kesempatan Waterfront city) diyakini melahirkan budaya urban
tersebut. Oleh sebab itu, keterlibatan yang yang unik dimana peleburan ketiga hal ini mampu
berkompeten ini perlu berpijak pada tiga tahap dasar menghidupkan kota melalui tingkat konsumsi yang
dalam konteks waterfront development. tinggi akibat perubahan menarik yang terjadi.
(diagram 2).
STAGE I STAGE II STAGE III energy
pre- development post
development development

Media Sustainability
Diagram 1. Development Process
(sumber: book; Urban Waterfront Development, p74)
Budaya
1. Predevelopment : Konsumerisme
 Plannning & Initiation
 Project Analysis Waterfront
 Project Packaging interactivity City environmental

Tindakan mencari sebuah ide untuk proyek dan


langkah-langkah berikutnya ke arah implementasi
dengan evaluasi kelayakan dan desain awal, namun Diagram 2. Eksplorasi Budaya Konsumerisme
sebelumnya harus memperoleh perjanjian formal,
keputusan dan persetujuan sebagai pedoman untuk Akan sangat kuat apabila menggabungkan potensi,
melanjutkan pelaksanaan dan pembangunan proyek. promosi dan kualitas lingkungan sebagai nilai jual
dari kota Manado dengan pengaplikasian secara
artistik pada bangunan berkelanjutan (green building)

10
tepian laut sebagai simbol marketing yang merupakan
metoda baru dan unik serta diyakini mampu
mempengaruhi masyarakat ke arah yang lebih baik.

III. REFERENSI

1. Breen, A & Rigby. D, (1994) Waterfront : Cities


Reclaim Their Edge, The Waterfront Center
2. Lerum Vidar, (2008) High-Performance
Building, john Wiley & Sons,Inc. New Jersey
3. Malefyt, Timothy deWaal (I); Moeran, Brian (II)
editor (2003) Advertising Culures : Berg :
Oxford, New York
4. Manovich, Lev (2001) The Language of New
Media, MIT Press : Cambridge.
5. Mau, Bruce (1996) Lifestyle, phaidon, UK
6. Ng,E (2005) Regulate for light, Air and Healty
Living-Part III, Hongkong of Institute of
Architect Journal
7. Osborne, Richard (I); Sturgis, Dan (II); Turner,
Natalie (III) : Art Theory for Beginners: Zidane
Press, UK
8. Russo, A & Borg, Jan van der (2006) New
Culture – Oriented economic development
trajectories : the case study of four Dutch cities
9. Tom Wooley & Sam Kimmins, (2002) Green
Building Hanbook:volume2, A guide to building
products and their impact on theenvironment,
Spon Press Tylor & Francis Group, New York
10. Torre, L. Azeo, Waterfront Development, Van
Nostrand Reinhold, New York
11. Venturi, Robert (I); Brown, Denise Scott (II);
Izenour, Steven (III) (1977) Learning from Las
Vegas : The MIT Press, Massachusetts
12. Wren, Douglas M, Casazza John A, Smart J Erik
(Urban Land Institute), Urban Waterfront
Development, ULI-The Urban Land Institute
1090 Vermont Avenue, N.W, Washington DC
20005
13. Yudelson Jerry, (2007) Green Building A-Z
understanding the language of green building,
New Society Publisher. Canada
14. Yudelson Jerry, (2008) The Green Building
Revolution, Island Press. Washington DC

11

Anda mungkin juga menyukai