Anda di halaman 1dari 4

Ujian Tengah Semester

Arsitektur dan Kota

Djacinta Rasya Andini


1910106022
Universitas Pradita

Dalam konteks Kota Baru Parahyangan tersebut diatas, bagaimana peran


ARSITEK sebagai URBAN DESIGNER?

Perancangan atau perkembangan sebuah kota pasti berkaitan erat dengan tugas seorang
urban planner. Urban planner memiliki tanggung jawab menyusun dan sebuah tata ruang
kota menjadi kawasan yang kondusif dan fungsional bagi penghuninya. Dalam proses
merancang, seorang urban planner tidak semata-mata memilikirkan pola kota secara
keseluruhan, tetapi juga memikirkan aspek 'estetika' agar kota terlihat asri dan
mendatangkan wisatawan dari luar. Dalam proses menDESAIN KOTA, dibutuhkan seorang
URBAN DESAINER, yang bisa mendesain isi-isi dari kota tersebut. Bangunan, fasilitas, dan
infrastruktur kota yang baik juga mendukung kesuksesan sebuah perkembangan kota.

ARCHITEC Disinilah tugas seorang arsitek dalam sebuah perancangan kota. Arsitek
TURE
berkontribusi dalma menciptakan kualitas fisik sebuah kota, berupa
URBAN kumpulan-kumpulan bangunan dan artefak yang memiliki dampak sosial,
DESIGN
serta menciptakan interaksi yang kontekstual antar bangunannya. Arsitek
URBAN harus membuat sebuah kota menjadi hidup karena bangunan
PLANNING
rancangannya yang saling support dan memiliki konektivitas yang baik.

Pada Kota Baru Parahyangan Bandung, diketahui memiliki konsep


Perkembangan Berkelanjutan, dimana kota harus memiliki
keseimbangan antara ekonomi, sosial, dan lingkungan. Setiap
elemen di kota ini harus mendukung kegiatan berekonomi, bersosial,
dan menjaga keasrian lingkungannya. Bagaimana cara sebuah
tempat dapat mendukung kegiatan ekonomi dan sosial
penghuninya? Dibutuhkan seorang arsitek sebagai pengamat dari
berbagai aspek dan bisa menerapkannya pada sebuah tepak, baik
dalam bentuk tertutup (bangunan, gedung-gedung) maupun terbuka (fasilitas, ruang hijau).

Atas kerjasama yang baik dari urban planner dan arsitek, maka akan tercipta desain urban
yang tidak hanya estetik secara visual, namun memiliki fungsi sebagai pendukung
perkembangan kota dan elemen-elemen didalamnya. Kemungkinan sebuah kota untuk
menjadi sustainable, atau pembangunan berkelanjutan juga lebih tinggi dan tingkat memiliki
tingkat bertahan yang lebih lama, sebab kota bisa terus berkembang mengikuti waktu dan
perkembangan teknologi yang ada. Tidak seperti kota-kota yang terbangun tanpa
rancangan, atau terbangun tanpa sengaja sehingga sekarang menjadi kota mati.
UTS - Arsitektur Kota Djacinta Rasya Andini | 1910106022

Dimana letak keunggulan dan kelemahan pada desain Master Plan Kota
Baru Parahyangan Bandung?

Berikut Masterplan Kota Baru Parahyangan :

Legenda Titik Hunian

Legenda Titik Komersial & Fasilitas

Dilihat dari konsep yang dimiliki Kota Baru Parahyangan, keinginan untuk menciptakan
lingkungan berkelanjutan sudah cukup kuat, dilandasi oleh keinginan kota yang terus tumbuh
dari masa ke masa, Kota Baru Parahyangan harus mampu beradaptasi dari berbagai
tekanan, baik dari aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan.

Kota Baru Parahyangan juga memiliki slogan " Kota Mandiri Berwawasan Pendidikan", yang
menurut saya telah berhasil untuk mendapatkan atensi publik dengan mengedepankan
pendidikan. Kota baru parahyangan memiliki titik-titik pusat hunian yang saling
interconnected dengan titik-titik fasilitas, khususnya pendidikan. Terdapat 12 titik fasiltias
edukatif untuk penghuninya.Dari masterplan dapat dilihat bahwa titik hunian mendominasi
bagian selatan kota dan titik komersial-fasilitas dominan di tempatkan di bagian utara. Titik
hunian berbatasan langsung dengan area perairan sedangkan titik komersial akan
menghungkan, atau sebagai batas wilayah menuju ke kota lain. Disini dapat terlihat bahwa
area komersial dijadikan sebagai 'welcoming area' bagi pendatang baru serta menjadi area
yang paling sering dilalui oleh masyarakat dari dalam keluar. Bagian hunian yang diletakkan
di selatan sekaligus juga dianggap sebagai 'area privasi' penduduk kota, walaupun aksesnya
mudah tetapi tidak dekat dengan area perbatasan kota.
UTS - Arsitektur Kota Djacinta Rasya Andini | 1910106022

Menurut saudara apakah ada pola tertentu yang ingin ditampilkan oleh
perancang kota nya?

Menurut pendapat saya, jika dilihat dari siteplan


disamping, dapat dilihat seperti adanya pola
multiple nuclei yang terdapat pada Kota Baru
Parahyangan, dimana pusat-pusat CBD berada
tersebar di jalan besar (boulevard) dan memiliki
cabang-cabang menuju kawasan hunian.
Kawasan hunian pun dibagi bagi menjadi
berbagai cabang yang memiliki kelas-kelas
seperti kelas menengah, kelas rendah dan kelas
tinggi. Setiap ujung kawasan hunian memiliki
kawasan DPK (Daerah Pusat Kegiatan) yang
menjadi fasilitas penduduk setiap sektornya.
Bagian terluar merupakan bagian perbatasan
menuju kota lain dan masuk ke kategori kawasan
peralihan.

Pola kota tipe Multiple Nuclei menurut Harris & Lilman,


dimana sebenarnya tidak seperti memiliki 'pola', susunan
yang menyebar seakan-akan tidak diatur polanya, namun
memiliki fungsi-fungsi yang saling mendukung setiap
elemennya. Pola ini juga menunjukkan keberadaan
kawasan hunian yang berada di ujung-ujung cabang
seperti pada kota parahyangan yang kawasan huniannya
berbatasan langsung dengan danau buatan, bangunan-
bangunan terluarnya juga berbatasan langsung dengain
are perairan yang seperti 'memisahkan' kota baru
parahyangan dengan kota disekitarnya.

Menurut saudara, dimensi urban design apa saja yang dijadikan acuan
oleh perancang kota tersebut?

Dari ke enam dimensi urban desain, menurut saya kota Baru Parahyangan mengacu pada dimensi
morfologi, dimana memperhatikan elemen ruang kota dari waktu ke waktu. Elemen-elemen ini
mengacu pada elemen tata guna lahan, struktur bangunan, pola bangunan dan pola jalan.

Pola bangunan
yang diterapkan
pada perencanaan
kota baru
parahyangan ini
UTS - Arsitektur Kota Djacinta Rasya Andini | 1910106022

Pun selain pola bangunan, pola jalan yang ada di kota


baru parahyangan ini memiliki pola jalan traditional
urban space, dimana bangunan bangunan
membentuk ruang (building defining space), bukan
bangunan didalam kota (building in space). Pola jalan
'curvy' menerus pada kota baru parahyangan
diarahkan dan disusun melalui bangunan-bangunan
atau landmark yang membentuk jalan besar
utamanya.

Selain dimensi morfologi, kota baru parahyanan menurut saya juga mengacu pada dimensi sosial,
dimana dari konsep saja sudah dicanangkang kota mandiri ini sebagai kota yang memperhatikan
keseimbangan aspek ekonomi, sosial dan lingkungan. Kota ini sudah direncanakan dari awal untuk
menciptakan interaksi sosial baik antara kota dengan masyarakat, maupun masyarakat dengan
masyarakatnya.

Dimensi ketiga yang dirasa menjadi acuan Kota Baru Parahyangan adalah dimensi fungsional,
dimana setiap elemen kota memberikan fungsi-fungsi pelayanan pada penduduknya seperti
fungsi kenyamanan (kawasan hunian), relaksasi (kawasan wisata), fungsi pergerakan (ruas jalan),
fungsi passive engagement dan active engagement (kawasan business district & kawasan fasilitas
publik), serta fungsi discover (kawasan pendidikan)

Untuk tiga dimensi lainnya (dimensi visual, dimensi temporal, dan dimensi perseptual) bukannya
tidak diterapkan pada kota baru Parahyangan, namun tidak terlalu terasa keterlibatannya dalam
bentuk yang dipaparkan pada desain kota. Mungkin ketida dimensi turut menjadi acuan pada
kota baru parahyangan namun kurang menonjol/kurang mendominasi pada konsep perencanaan
kota baru parahyangan.

Anda mungkin juga menyukai