Anda di halaman 1dari 10

p- ISSN : 2407 – 1846

ARS - 005 e-ISSN : 2460 – 8416


Website : jurnal.umj.ac.id/index.php/semnastek

KONSEP MIXED-USE BUILDING DAN CENTRAL BUSINESS DISTRICT


SEBAGAI ALTERNATIF PENATAAN BANGUNAN DAN KAWASAN
UNTUK KEBERLANJUTAN KOTA

Happy Indira Dewi 1*, Chabib Mustofa 2, Teguh Riyanto 3


1,2,3
Program Studi Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Jakarta
Jalan Cempaka Putih Tengah 27 Jakarta Pusat 10510
*
E-mail:happy.indiradewi@gmail.com

ABSTRAK
Perkembangan kota Jakarta yang sangat pesat dan peningkatan jumlah kependudukan sejak 30
tahun terakhir, berdampak pada perkembangan bisnis dan pertumbuhan bangunan di pusat kota dan
sekitarnya (Jakarta, Tangerang, Bogor, Depok, Bekasi). Ruang kota yang semakin padat, tata letak
bangunan yang tidak teratur, sirkulasi lalu lalang kendaraan dan manusia yang sangat padat
mengakibatkan kemacetan di sana sini dan ketidaknyamanan beraktivitas di dalam kota. Untuk
memecahkan masalah tersebut dan menjaga keberlanjutan Jakarta sebagai kota masa depan yang
effisien, ekonomis dan nyaman, diperlukan disain tata letak bangunan dan kawasan yang kompak dan
effisien dalam sebuah kota sehingga penggunaan ruang beraktivitas dan jalur sirkulasi yang lebih
effisien dan nyaman. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan konsep Mixed-Use Building
dan Central Business District sebagai allternatif penataan bangunan dan kawasan untuk keberlanjutan
kota.
Metodologi penelitian menggunakan deskriptif kualitatif, diawali dengan melakukan studi
literatur dan kemudian lanjut studi pengamatan ke lapangan aplikasi Mixed- Use Building dan
Central Business District (CBD) yang telah ada. Kemudian dianalisis dan sintesis untuk menghasilkan
model Mixed-Use Building dan Central Business District. Model ini kemudian diaplikasikan dalam
sebuah studi kasus mixed use building di Tangerang Selatan dan CBD di Cawang Jakarta, sebagai
alternatif konsep penataan bangunan dan kawasan untuk keberlanjutan kota masa depan.
Hasil dari penelitian ini adalah konsep Mixed- Use Building dan Central Business District yang
diharapkan dapat menjaga keberlanjutan kota.

Kata kunci: bangunan, central business district, kawasan, keberlanjutan, mixed-use building

ABSTRACT
Development of the city very rapidly and an increasing number of population since the last 30
years, have an impact on business development and growth of downtown buildings and surrounding
areas (Jakarta, Tangerang, Bogor, Depok, Bekasi). Increasingly crowded city space, the building
layout irregular circulation of passing vehicles and people were very dense here and there cause
congestion and inconvenience of the move in the city. To solve these problems and maintain the
sustainability of Jakarta as a city of the future that is efficient, economical and convenient, required
the design layout of the building and the area is compact and efficient in a city so that the use of space
activity and circulation path that is more efficient and convenient. The purpose of this research is to
get the concept of Mixed-Use Building and the Central Business District as allternatif arrangement of
buildings and sustainability of the region's cities.
Descriptive qualitative research methodology, begins with a literature study and then further
observational studies to field applications Mixed- Use Building and the Central Business District
(CBD), which has been there. Then analyzed and synthesis to produce a model of Mixed-Use Building
and the Central Business District. This model was then applied in a case study of mixed-use building

Seminar Nasional Sains dan Teknologi 2016 1


Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jakarta , 8 November 2016
p- ISSN : 2407 – 1846
ARS - 005 e-ISSN : 2460 – 8416
Website : jurnal.umj.ac.id/index.php/semnastek

in South Tangerang and CBD in Cawang, as an alternative concept of the arrangement of the building
and the area for the future sustainability of the city.
Results from this study is the concept Mixed- Use Building and the Central Business District are
expected to maintain the sustainability of the city.

Keywords: buildings, central business district, region, sustainability, mixed-use building

PENDAHULUAN akan dimulai dengan konsep keberlanjutan


Latar Belakang kota, Central Business Distric dan mixed use
Jakarta sebagai ibu kota Indonesia building. Keberlanjutan untuk kota
adalah pusat dari kegiatan jasa, perdagangan, megapolitan Jakarta merupakan sesuatu
properti, industri kreatif, pendidikan dan keharusan, untuk menjaga stabilitas kota
keuangan. Keterbatasan dan mahalnya harga diperlukan kekompakan pada atribut kota.
lahan mengakibatkan pesatnya pertumbuhan Kota yang kompak adalah suatu
pembangunan gedung-gedung pencakar langit strategi kebijakan kota, untuk perujudan
di pusat kota. Derasnya arus urbanisasi yang pembangunan berkelanjutan dengan cara
tidak dapat terbendung, mengakibatkan mencapai sinergi antar atribut kota. Terdapat 6
pertumbuhan properti yang pesat di pusat (enam) atribut ang harus dijaga agar tercapai
Jakarta dan pada daerah pendukung yang kota yang kompak, yaitu pertama, usaha
terletak di sekitar kota Jakarta (Depok, kenaikan kepadatan penduduk dan lingkungan
Tangerang, Bogor dan Bekasi). terkait dengan optimalisasi lahan dan
Pemikiran keberlanjutan kota Jakarta infrastruktur dalam kota. Kedua, kenaikan
tidak lagi hanya pada pusat kota, tetapi juga penduduk perlu disertai dengan usaha
pada kota-kota pendukungnya. Lalu lalang penyatuan berbagai macam kegiatan dalam
manusia dari Jakarta ke kota kota suatu area yang sama (mixed use
pendukungnya mengakibatkan permasalahan- development), sehingga penduduk yang tinggal
permasalahan dalam bidang transportasi, di mana pun di dalam kota dapat terlayani
penggunaan lahan dan sirkulasi manusia dan secara baik oleh sistem unit ini. Ketiga, sistem
kendaraan. Lalu lalang penduduk di dalam transportasi umum yang intensif akan
kota dan dari pusat kota ke daerah-daerah membantu menyelesaikan masalah kerusakan
pendukung mengakibatkan tingginya tingkat lingkungan dalam kota akibat transportasi
kepadatan kendaraan di dalam kota pada jam manusia ini, selain mendorong berbagai
kerja, dan kepadatan yang tinggi pada waktu kegiatan kota lebih aktif dan effisien.
berangkat dan pulang kerja di daerah Keempat, pertimbangan besaran dan akses
pendukung. Kondisi ini mengakibatkan kota sebagai pengendali jarak maupun waktu
pemborosan energi, menurunkan kualitas tempuh kegiatan kota, sekaligus usaha untuk
kesehatan jiwa dan raga manusia serta kualitas memudahkan pengkoordinasiannya. Kelima,
udara. Belum maksimalnya pelayanan kesejahteraan sosial-ekonomi setiap penduduk
angkutan massal dari segi kuantitas dan kota semakin meningkat (better quality of life)
kualitas, serta belum adanya ketepatan waktu dan interaksi sosial yang harmonis pada
menuju tempat tepat yang dituju, semua lapisan masyarakat di tengah kota.
mengakibatkan penggunaan kendaraan pribadi Keenam, sebuah kota kompak adalah target
masih menjadi pilihan utama. yang harus dilalui tahunan karena menyangkut
Pada penelitian ini, tim peneliti berupaya perubahan mendasar pada sebuah kota melalui
mengajukan konsep penataan Central Business proses panjang penerapan serangkaian
Distric dan mixed use building dengan sampel kebijakan kota (Roychansyah: 2006).
di pusat kota Jakarta dan daerah pendukungnya CBD adalah Central Business District
untuk mengatasi permasalahan tersebut. (CBD) merupakan inti kota yang berupa
kawasan perdagangan, jasa dan kebudayaan.
Landasan Teori CBD terbentuk dari lokasi-lokasi kegiatan
Konsep penataan kota untuk yang berdekatan dan mudah dicapai dengan
keberlanjutan kota pada tinjauan teori kali ini tranportasi utama. Dalam skala yang lebih
besar, CBD menjadi superblok, dan tidak

Seminar Nasional Sains dan Teknologi 2016 2


Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jakarta , 8 November 2016
p- ISSN : 2407 – 1846
ARS - 005 e-ISSN : 2460 – 8416
Website : jurnal.umj.ac.id/index.php/semnastek

hanya memiliki fungsi perdagangan, jasa dan rekreasi bisa hadir dalam satu kawasan.
kebudayaan, namun bertambah dengan Ketiga, massing framework, tata bangunan
berbagai macam fungsi lainnya seperti hunian, memiliki kepekaan terhadap konteks urban.
tempat pendidikan, rekreasi, rumah sakit, Satu bangunan tertinggi/terunik diperlukan
hotel, exhibition hall dan lain-lain. sebagai tengaran (landmark) yang dikelilingi
Pengembangan superblok bertujuan oleh bangunan-bangunan yang tidak terlalu
mengurangi kemacetan dengan cara menonjol (background building). Keempat,
meminimalkan pergerakan orang yang efficient vehicular circulation, konsep
memerlukan mobilitas jarak dekat, sehingga sirkulasi kendaraan dirancang seefisien
tidak perlu keluar kawasan superblok mungkin. Strategi terbaik adalah dengan
(Tambunan dalam Tondobala: 2012). menyediakan transportasi publik internal yang
Keuntungan dari dari konsep terhubung dengan jaringan transportasi publik
Superblok, yaitu mendorong tumbuhnya kota. Kelima, multy-layers pedestrian
kegiatan yang beragam secara terpadu dalam linkage, pada dasarnya superblok harus
suatu wadah secara memadai, menghasilkan menjadi kawasan yang aman dan nyaman bagi
sistem sarana dan prasarana yang lebih efisien pejalan kaki. Karenanya inovasi dalam konsep
dan ekonomis, memperbaiki sistem sirkulasi, ‘urban linkage’ dan ‘air-rights’ untuk
mendorong pengembangan sistem persil yang kepentingan pedestrian menjadi penting.
tidak kaku dan lebih fleksibel, mendorong Seperti halnya di beberapa kawasan superblok
pemisahan yang jelas antara berbagai sistem di Hongkong, jalur pejalan kaki tidak hanya
moda transportasi dan memberikan kerangka disediakan di lantai dasar namun juga di lantai
yang luas bagi inovasi perancangan bangunan dua yang menembus gedung-gedung yang
dan lingkungan (Danisworo dalam Kamil: berada di kawasan tersebut (Kamil: 2008).
2008). Selanjutnya perkembangan superblok Jakarta memiliki kawasan-kawasan
berdasarkan atas dasar kebutuhan untuk CBD di Sudirman, Gatot Subroto atau MH.
mencapai efisiensi berbagai komponen Thamrin, diperkirakan kawasan Jalan MT.
perkotaan, termasuk lahan dan dukungan Haryono juga merupakan jalan utama yang
infrastrukturnya, maka konsep integrasi pada sangat vital di Jakarta. Berada di wilayah
skala makro perlu mengakomodasi persyaratan Jakarta Timur, kawasan ini terus berkembang
untuk ewujudkan keserasian antar kawasan sejak era Soekarno dan telah menjelma
dalam bentuk struktur ruang wilayah yang menjadi pusat komersial dan bisnis. Tak
jelas, dan keterpaduan antar sektor kurang dari 60 gedung perkantoran Negara,
pembangunan melalui proses penataan ruang swasta dan komersial terdapat di jalan
dalam rangka pencapaian tujuan pembangunan sepanjang 3.5 KM yang dimulai dari arah
yang berkelanjutan. Dengan demikian, tidak Cawang hingga Semanggi ini. Melihat
akan berkembang superblok secara spontan perkembangannya, diprediksi kawasan MT
(Wibisono:2010). Haryono-Cawang dan sekitarnya akan menjadi
Kawasan superblok mampu menjadi kawasan central bisnis baru (The Next CBD) di
kawasan yang mandiri (independent controlled kawasan Jakarta. Dukungan kelengkapan
zone), dimana warga kota bisa tinggal, bekerja infrastruktur dan sarana aksesibilitas membuat
dan berekreasi (live, work & play district) kawasan ini semakin seksi sebagai lokasi
dalam satu lokasi. Jika ini terjadi, maka untuk investasi properti. Disamping sudah
ketergantungan warga kota untuk bepergian dilalui oleh jalur trans Jakarta, Commuter Line
dengan kendaraan yang boros energi akan dan akses ke tol, kawasan ini juga dekat
berkurang. Beberapa Strategi Perancangan dengan rencana pembangunan kereta api
Superblok yaitu, pertama ringan atau Light Rail Transit (LRT)
identity/branding, strategi ini lebih pada studi (Property: 2016).
kelayakan dan konsep identitas ekonomi. Perkembangan CBD dalam skala yang
Banyaknya kawasan-kawasan sejenis lebih besar menjadi superblok. Superblok
menyebabkan kawasan superblok pun harus adalah konsep penataan ruang di perkotaan
memiliki identitas tematik. Kedua, mix of uses, yang memaksimalkan fungsi lahan. Di lahan
superblok yang mandiri harus memiliki tata yang terbilang cukup terbatas tersebut, dibuat
guna lahan bersifat campuran (mixed-use) beberapa fungsi, seperti fungsi permukiman,
dimana fungsi hunian, publik, komersial dan bisnis dan perdagangan, pendidikan, jasa,

Seminar Nasional Sains dan Teknologi 2016 3


Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jakarta , 8 November 2016
p- ISSN : 2407 – 1846
ARS - 005 e-ISSN : 2460 – 8416
Website : jurnal.umj.ac.id/index.php/semnastek

rekreasi, dan lain-lain. Dengan berbagai fungsi sebagai model untuk penerapan mixed use
dan aktivitas tersebut, kawasan building.
superblok disebut sebagai kota mandiri (self
contained city). Bila dilihat dari letaknya yang METODE
ada di dalam kota, superblok disebut juga kota Metode penelitian adalah kualitatif,
di dalam kota (city within city). di sisi dengan metode deskreptif menyajikan data
lain, proyek mixed-use (mixed use building) primer dan data sekunder yang berkaitan
merujuk kepada bangunan multi-fungsi yang dengan CBD dan mixed use. Studi CBD dan
mampu mengakomodasi beberapa fungsi mixed use building yang telah ada, sebagai
sekaligus, seperti hunian, pusat belanja, model untuk konsep CBD dan mixed use
perkantoran, pendidikan, rekreasi, dan building. Kemudian melakukan pengamatan
sebagainya. Penerapan bangunan jangkung terhadap kawasan di dalam dan di luar kota
dalam konsep mixed-use di lokasi strategis— Jakarta yang potensial untuk pembangunan
seperti di pusat kota—diutamakan. Hal ini CBD dan mixed use building. Selanjutnya
dilakukan untuk memaksimalkan menetapkan pilihan kawasan yang tepat untuk
pembangunan di lahan yang relatif kecil CBD dan lahan yang tepat untuk mixed use
(Rumah: 2014). Sedangkan perkembangan building. Dari data yang ada dilakukan
kota-kota pendukung Jakarta yaitu Bogor, analisis dan sintesis secara arsitektural pada
Depok, Bekasi dan Tangerang sangat pesat. tapak, dan kegiatan untuk mendapatkan konsep
Terlebih kota Tangerang sudah mulai beralih CBD dan konsep mixed use building yang
menjadi kota mandiri. Berkembangnya untuk mencapai kota yang kompak dan
Tangerang tak lepas dari pesatnya keberlanjutan Jakarta dan kota pendukungnya.
perkembangan di Tangerang Selatan. Kota ini
bahkan tak lagi sekadar sebagai kota HASIL DAN PEMBAHASAN
penyangga ibu kota, tempat para pekerja Pengamatan Terhadap Kawasan CBD dan
commuter di Jakarta tinggal, tetapi mulai Mixed Use Building
beralih menjadi ‘kota mandiri’ dengan Pembahasan diawali dengan temuan
kegiatan bisnisnya sendiri. Selanjutnya hasil pengamatan CBD dan bangunan mixed
prospek perumahan, baik itu landed (rumah use, pertama, yaitu kawasan yang ada di
konvensional) maupun vertikal (apartemen), kawasan CBD di jalan Sudirman Central
itu jelas sangat terbuka lebar. Harga tanah di Business Central. Pada kawasan CBD tersebut
daerah ini melonjak sangat tinggi dan kadang terdapat beberapa gedung pada blok blok yang
tidak masuk akal (Property: 2016). saling berdekatan dengan fungsi berbeda,
Transportasi massal dari Tangerang ke Jakarta seperti Apartement Kusuma Chandra, Gedung
sangat beragam dari bus hingga KRL telah Perkantoran Artha Graha, dan Gedung
tersedia, dan pembangunan jalan tol pun sangat Perkantoran Bursa Effek Jakarta. Studi yang
pesat. kedua, berkaitan dengan mixed use building
Dapat disimpulkan CBD adalah seperti bangunan Senayan City dimana dalam
kawasan perdagangan, jasa dan kebudayaan sebuah tapak terdapat gedung dengan berbagai
dalam sebuah kota, perkembangan CBD lebih fungsi berbeda yaitu Apartement, Gedung
besar menjadi blok-blok yang lebih besar Perkantoran, dan Shopping-Mall.
dinamakan superblok. Dalam kawasan
superblok yang pembangunannya di atas lahan
yang peruntukannya campuran (mixed use)
terdapat bangunan yang hanya satu fungsi saja
perblok atau beberapa fungsi dalam satu
bangunan yang dinamakan mixed use building,
bangunan yang memiliki beberapa fungsi yang
berbeda dan saling terintegrasi untuk
memperpendek dan mempercepat jalur
sirkulasi manusia dan kendaraan dalam
berkegiatan. Dalam penelitian ini akan dipilih
daerah Cawang sebagai model untuk kawasan CBD Sudirman
penerapan CBD, dan Tangerang Selatan dipilih sumber: https://www.google.co.id/maps/

Seminar Nasional Sains dan Teknologi 2016 4


Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jakarta , 8 November 2016
p- ISSN : 2407 – 1846
ARS - 005 e-ISSN : 2460 – 8416
Website : jurnal.umj.ac.id/index.php/semnastek

blok apartement Kusuma Chandra


http://www.sewa-apartemen.net/category/
Metropolitan Mall Bekasi Jl. KH. Noer
Alie, Bekasi Selatan, fungsi hotel dan
shopping mall
Sumber:https://electronic-city.com/store/12
/Metropolitan_Mall_Bekasi

Gambar 2. Bangunan fungsi tunggal dan


ganda atau lebih (mixed use building) di
perkantoran Artha Graha Jakarta dan Bekasi
http://arthagraha.net/id/project/
Hasil dari pengamatan di atas, adalah
suatu kawasan CBD terdiri dari blok blok yang
terdapat bangunan yang memiliki fungsi
tunggal maupun ganda. Adapun mixed use
building adalah sebuah bangunan yang
memiliki fungsi lebih dari satu. Dalam
kawasan CBD terdapat bangunan dengan
fungsi tunggal maupun bangunan dengan
ganda atau lebih, yang populer dengan mixed
perkantoran bursa efffek use building. CBD terdapat di pusat-pusat kota
http://ipapa.co.id/id/office/building/ dan inti dari kota. Mixed use building terdapat
di pusat kota dan dapat merupakan bagian dari
Gambar 1. Kawasan Sudirman Central CBD, sedangkan Mixed use building yang
Business Distric (SCBD) dan Blok terletak di daerah pendukung kota sering
Bangunan di sekitarnya didapati keberadaannya adalah embrio dan
pionir terbentuknya inti baru di kota-kota
pendukung tersebut.
Penjajagan konsep CBD di Cawang
untuk mendapatkan konsep penataan bangunan
di kawasan CBD yang mendukung
keberlanjutan kota, sedangkan penjajagan
konsep mixed use building di kota pendukung
Tangerang untuk mendapatkan konsep mixed
use di kota pendukung, Jakarta sebagai pionir
berkembangnya kawasan superblok yang akan
berkembang sehingga superblok tidak
Senayan City di Jalan Asia Afrika Lot 19, berkembang secara spontan dan terintegrasi
Jakarta, fungsi shoppingg mall, office dengan kota Jakarta.
tower dan residence apartment
sumber:http://bsi.asia/id/property- Pemilihan dan Konsep Tapak CBD dan
item/senayan-city-residence/ Mixed Use Building di Jakarta dan
Tangerang Selatan.
Tapak untuk CBD dipilih kawasan
Cawang yang telah diprediksikan sebagai

Seminar Nasional Sains dan Teknologi 2016 5


Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jakarta , 8 November 2016
p- ISSN : 2407 – 1846
ARS - 005 e-ISSN : 2460 – 8416
Website : jurnal.umj.ac.id/index.php/semnastek

Kawasan CBD masa depan. Eksisting tapak Selatan. Luas Tapak: 4,5Ha, KLB 8, KDB
berada di sebelah utara jalan Letjen M.T. 70%, dan KDH 20 %.
Haryono, di sebelah selatan pemukiman
umum, sebelah timur Universitas Kristen
Indonesia, dan di sebelah barat jalan Dewi
Sartika. Tapak tersebut peruntukannya zona
perkantoran, perdagangan, jasa perumahan
KDB sedang tinggi. Pencapaian ke tapak
mudah dan dekat dengan Bandara Halim
Perdana Kusuma dan infrasruktur lengkap.
Luas tapak 70.360 m2 (7 Ha), KDB 50%,
KLB 5, dan KDH 35%.
Pada tapak ini akan ada pengadaan jalan
baru yang membelah tapak menjadi 4 (empat)
bagian tapak, zona ini juga diprediksi sebagai Gambar 4. Peta Tapak Bakal Kawasan Mixed
kawasan CBD masa depan yang potensial Use di dekat pasar Jombang dan Stasiun
Sudimara. Sumber : Chabib Mustofa, 2016
jalan Letjen M.T. Haryono
Konsep tapak untuk kawasan CBD,
tapak untuk CBD adalah kawasan yang telah
diprediksikan sebagai kawasan CBD masa
jalan Dewi Sartika depan, memiliki infrastruktur yang lengkap,
tata guna lahan campuran, peraturan bangunan
memungkinkan memaksimalkan penggunaan
Kampus UKI
lahan, dan prediksi pembangunan dan
pengembangan kawasan masa depan
diperhitungkan secara cermat (misalnya akan
ada pembangunan jalan baru yang strategis di
lahan), mudah pencapaian dari segala arah,
pemukiman umum tidak menyebabkan kemacetan lalu lintas,
kemudahan pencapaian dengan kendaraan
pribadi ataupun umum, mempunyai kesan
menerima, terdapat adanya pemisahan antara
Gambar 3. Peta Tapak CBD di Jalan Let Jed arus pejalan kaki, kendaraan dan barang atau
MT Haryono dan Jalan Dewi Sartika servis, dan orientasi tapak menghadap
Sumber :Teguh Riyanto, 2016 terhadap jalan utama.

Tapak untuk mixed use building,


dipilih di lokasi Kelurahan Jombang,
Kecamatan Ciputat, Tangerang Selatan,
Provinsi Banten. Eksisting tapak, sebelah utara
jalan Tol Jakarta-Serpong, sebelah timur
Pemukiman, sebelah selatan Pemukiman, dan
sebelah barat jalan Jombang Raya.
Peruntukkan tapak adalah perumahan
kepadatan tinggi, perdagangan & jasa,
perkantoran pemerintahan & swasta dan
wilayah RTNH. Lokasi berdampingan dengan
Stasiun KRL, belum adanya bangunan pusat
perbelanjaan (mall) dan apartement sehingga
merupakan potensi tersendiri, kebutuhan akan Gambar 5. Tapak CBD, A : untuk Side
tempat tinggal yang cukup tinggi, kemudahan Entrance; B : untuk Main Entrance; C : untuk
pencapaian menuju tapak dan kegunaan lahan Service Entrance.
yang sesuai dengan RTRW kota Tangerang Sumber : Teguh Riyanto, 2016

Seminar Nasional Sains dan Teknologi 2016 6


Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jakarta , 8 November 2016
p- ISSN : 2407 – 1846
ARS - 005 e-ISSN : 2460 – 8416
Website : jurnal.umj.ac.id/index.php/semnastek

Konsep Tapak untuk Mixed Use Sirkulasi


Building, pencapaian ke tapak bangunan kendaraan
mixed use, kriterianya adalah perlunya
kemudahan, pintu masuk (main entrance)
dapat diletakan pada area yang mudah dilihat
dan mudah diakses oleh setiap orang. Adanya Sirkulasi
pemisahan antara arus pejalan kaki, kendaraan pejalan kaki
motor, atau servis agar tidak saling terganggu.
Keamanan, yaitu dengan memperhatikan posisi
arah masuk ke tapak terhadap jarak ke jalan
yang ada di sekitar tapak. Kenyamanan, yaitu
arah masuk ke tapak dibuat luas dan teratur
sehingga memudahkan pergerakan bagi
pengunjung. Sirkulasi dalam tapak, sirkulasi
kendaraan, yang terdiri dari kendaraan
penghuni apartemen, tamu apartemen,
pengunjung mall, pengelola gedung/karyawan,
barang dan servis, pengunjung stasiun KRL.

B C

Gambar 7. Sirkulasi pada tapak CBD,


Gambar 6. Tapak mixed use building, A dan B pemisahan sirkulasi pejalan kaki dan
: untuk Main dan Site Entrance; C : untuk kendaraan .Sumber : Teguh Riyanto, 2016
Service Entrance.
Sumber :Chabib Mustofa, 2016
Konsep Sirkulasi Mixed Use
Konsep Sirkulasi CBD, sirkulasi Building, sirkulasi pejalan kaki dan sirkulasi
pejalan kaki dan kendaraan terpisah. Untuk kendaraan terpisah, di sediakan pedestrian
pejalan kaki diterapkan green building pada untuk pejalan kaki. Sirkulasi kendaraan
desain podium yaitu berupa roof garden yang terpisah, ke arah pasar, stasiun KRL dan ke
berfungsi juga sebagai jembatan penghubung mixed use building. sirkulasi antara mobil
antara bangunan dan tempat untuk sirkulasi pribadi dan angkot terpisah, disediakan tempat
pejalan kaki yang menghubungkan antar berhenti angkot dengan memperlebar jalan
bangunan bebas dari kendaraan. Sedangkan untuk menghindari kemacetan. Sirkulasi
sirkulasi utama untuk kendaraan dari arah jalan manusia terintegrasi dari pasar, KRL dan
Letjen MT. Haryono, dan sirkulasi sekunder mixed use building. Terdapat jembatan
dari jalan Dewi Sartika. penghubung antara pasar dan mixed use
building.

Seminar Nasional Sains dan Teknologi 2016 7


Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jakarta , 8 November 2016
p- ISSN : 2407 – 1846
ARS - 005 e-ISSN : 2460 – 8416
Website : jurnal.umj.ac.id/index.php/semnastek

Penzoningan untuk CBD, Zona Publik,


zona ini yang berhubungan langsung dengan
publik secara langsung dan ada berbagai
Sirkulasi kendaraan pribadi macam kegiatan di dalamnya, antara lain, zona
ini bisa berfungsi sebagai pusat perbelanjaan,
pertokoan, perkantoran, lobby utama bangunan
mall dan plaza, restaurant. Zona semi publik,
zona ini tidak berhubungan secara langsung
dengan dengan area publik, zona ini berfungsi
sebagai, hotel. Zona private, zona sebagai
apartemen. Zona vertical semakin tinggi
bangunan zonanya menjadi privat.
Sirkulasi pejalan kaki

Gambar 8. Sirkulasi pada tapak CBD,


pemisahan sirkulasi pejalan kaki dan
kendaraan .Sumber : Chabib Mustofa, 2016

Konsep bangunan CBD, bangunan


perkantoran sebagai icon dan landmark
kawasan CBD, yaitu kontras dengan bangunan
sekitar tapak, dan merupakan karya seni, yang
berskala besar dan memiliki daya tarik
tersendiri. Aksis dari pancoran dan bundaran
Cawang, gubahan massa bangunan yang
mencerminkan icon dan landmark terhadap
daerah Cawang. Untuk menjaga keberlanjutan Gambar 9. Konsep penataan Bangunan dalam
CBD di kawasan Cawang ini, diusung tema kawasan CBD .Sumber : Teguh Riyanto, 2016
green architecture untuk bangunan di kawasan
CBD, menggunakan identitas kawasan supaya Konsep mixed use building, faktor
mudah dikenali dengan adanya icon kota dan utama dalam penentuan bentuk dasar suatu
landmark di kawasan tersebut. bangunan adalah fungsi serta sifat kegiatan
Bentuk massa bangunan di dalam yang ditampungnya. Dalam hal ini, bangunan
kawasan CBD, massa majemuk terpilih karena yang direncanakan adalah bersifat
mempunyai kelebihan pada kebutuhan komersial sehingga pendekatan terhadap
terhadap fasilitas, pencapaian dan sirkulasi. bentuk dasarnya diperoleh dengan
Dengan pertimbangan agar aktifitas dari CBD pertimbangan terhadap kepentingan effisiensi
dapat lebih mudah dan terkait satu sama lain pemakaian yang dalam hal ini adalah penghuni
dengan pemisahan bangunan yang berdasarkan apartemen dan pengunjung mall. Pemilihan
fungsinya. Bentuk dasar “persegi” dan bentuk bangunan didasarkan pada
“lingkaran”. Bentuk persegi dapat pertimbangan pendekatan bentuk dasar
mengoptimalkan lahan yang berada di pusat bangunan terhadap bentuk tapak yang ada.
kota Jakarta, yang bernilai ekonomis tinggi. Dari pertimbangan tersebut bentuk dasar
Bentuk lingkaran apabila dipadukan dengan bangunan cenderung akan mengikuti bentuk
bentuk segi empat bisa menciptakan estetika tapak yang ada. Sehingga dalam perencanaan
bangunan yang baik sehingga diharapkan dapat bangunan ini perubahan atau modifikasi dari
menjadi landmark baru kota Jakarta. Bentuk bentuk dasarnya akan dikembangkan untuk
persegi dapat menciptakan efisiensi ruang yang memberi nilai estetika dan akses pada
maksimal dibanding bentuk lain. Bentuk bangunan secara keseluruhan.
lingkaran dapat mencerminkan keindahan Penzoningan untuk bangunan mixed
fasad pada semua sisi bangunan. use, yang dilakukan untuk skala mikro
bermanfaat memberi kontrol territorial yang

Seminar Nasional Sains dan Teknologi 2016 8


Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jakarta , 8 November 2016
p- ISSN : 2407 – 1846
ARS - 005 e-ISSN : 2460 – 8416
Website : jurnal.umj.ac.id/index.php/semnastek

merupakan aspek privasi penghuni apartemen menjadi publik untuk retail mall dan stasiun,
terhadap orang luar. Penzoningan dibedakan semi publik untuk area penunjang dan privat
untuk area apartemen. Hirarki ruang penggerak kawasan ini untuk menjadi kota
berdasarkan secara horisontal, semakin ke atas mandiri baru yang kompak dimasa depan, yang
semakin privat. penduduknya tidak lagi bergantung kepada
kota Jakarta, namun untuk menakses Jakarta
mudah karena terhubung dengan KRL.

UCAPAN TERIMAKASIH
Jika ada, ucapan terimakasih ditujukan
kepada Fakultas Teknik Universitas
Muhammadiyah Jakarta yang telah
berkontribusi dan memberi kesempatan
menyebarluaskan tulisan ini dalam even
Semnastek 2016.

DAFTAR PUSTAKA
Erawan, A. 2014. Kamus Properti: Apa Beda
Mixed-Use dan Superblok ?.
http://www.rumah.com/beritaproperti/
Gambar 10. Konsep penataan mixed use 2014/7/37666/kamus-properti-apa-
building shopping mall dan apartemen beda-mixed-use-dan-superblok. 4
yang terintegrasi dengan KRL. Oktober 2016
Sumber : Chabib Mustofa, 2016 Kamil, R. 2008. Superblok sebagai Model
Kendali Pembangunan Kota.
http://ridwankamil. wordpress.
SIMPULAN DAN SARAN com/2008/09/27. 4 Oktober 2016.
Konsep CBD Cawang adalah upaya Property.2015.MT Haryono-Cawang, The Next
alternatif yang ditawarkan untuk tercapainya CBD in Jakarta.
kota yang kompak, lokasi tapak di kawasan http://www.propertynbank.com/mt-
yang diprediksi menjadi CBD masa depan. haryono-cawang-the-next-cbd-in-
Bangunan hotel, apartemen dan mall dalam jakarta. 4 Oktober 2106
blok-blok yang terpisah dan antar blok Mustofa, Chabib. 2016.” Perencanaan dan
terhubung dengan pedestrian yang menerapkan Perancangan Apartemen Terintegrasi
green building pada desain podium yaitu dengan Pusat Perbelanjaan dan Stasiun
KRL di Tangerang Selatan”. Skripsi.
berupa roof garden yang berfungsi juga
Fakultas Teknik, Jurusan Arsitektur,
sebagai jembatan penghubung antara Universitas Muhammadiyah Jakarta
bangunan dan tempat untuk sirkulasi Riyanto, Teguh. 2016.” Central Business
pejalan kaki yang menghubungkan antar Distric Cawang Jakarta Timur”.
bangunan dan bebas dari kendaraan. Skripsi. Fakultas Teknik, Jurusan
Sehingga kegiatan penghuni di kawasan Arsitektur, Universitas
dapat berlangsung effisien dan effektif. Muhammadiyah Jakarta
Konsep mixed use building di Jombang Roychansyah, Muhammad Sani. 2006.
Tangerang Selatan adalah salah satu alternatif Paradigma Kota Kompak : Solusi
untuk mencegah terjadinya perkembangan Masa Depan Tata Ruang Kota?.
acak di kota pendukung, dan bangunan INOVASI, 7 (XVIII). pp. 19-27. ISSN
tersebut sebagai embrio dan pionir 0917-8376.
terbentuknya CBD baru di kota pendukung https://repository.ugm.ac.id/32543. 4
Jakarta. Bangunan ini mengakomodasi oktober 2016
berbagai fungsi dalam sebuah gedung, Tondobala, Linda. 2015. “Pengembangan
terintegrasi dengan bangunan yang telah ada Struktur Ruang: Mereduksi Mobilitas
sebelumnya dan stasiun KRL. Diharapkan Perkotaan”. Media Matrasain. 12 (2).
mixed use building ini dapat menjadi motor 73-79.

Seminar Nasional Sains dan Teknologi 2016 9


Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jakarta , 8 November 2016
p- ISSN : 2407 – 1846
ARS - 005 e-ISSN : 2460 – 8416
Website : jurnal.umj.ac.id/index.php/semnastek

Wibisono, Bambang Hari. 2010. http://pidato.net/5256_pengukuhan-


Superblock: Solusi Atau Masalah Baru prof-ir-bambang-hari-wibisono-mup-
Bagi Perkembangan Perkotaan Di m-sc .4 Oktober 2016
Indonesia?.

Seminar Nasional Sains dan Teknologi 2016 10


Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jakarta , 8 November 2016

Anda mungkin juga menyukai