Anda di halaman 1dari 9

ISSN: 1411-8912

http://journals.ums.ac.id/index.php/sinektika

KAJIAN PERBANDINGAN SIRKULASI BANGUNAN DAN PENCAPAIAN TERHADAP


TRANSPORTASI UMUM PADA BANGUNAN MIXED-USE
Ardhiansyah Irsyadi ABSTRAK
Prodi Arsitektur, Fakultas Teknik Seiring dengan meningkatnya pertumbuhan penduduk, di sisi lain muncul
Universitas Muhammadiyah Surakarta lah permasalahan kekurangan lahan untuk bertempat tinggal terutama di
ardhiansyah.irsyadi@gmail.com perkotaan, dan salah satu solusinya adalah dengan mendirikan bangunan
berkonsep mixed-use. Bangunan mixed-use adalah bangunan yang
Wisnu Setiawan menggabungkan beberapa fungsi ruang dan aktivitas seperti bekerja dan
bertempat tinggal ke dalam satu buah bangunan. Selain itu, bangunan
Prodi Arsitektur, Fakultas Teknik
mixed-use diharapkan dapat mengurangi tingkat kepadatan lalu lintas
Universitas Muhammadiyah Surakarta dimana para penghuninya dimudahkan untuk beraktivitas, seperti bekerja,
ws238@ums.ac.id dalam satu bangunan yang sama. Bangunan mixed-use juga terhubung
dengan fasilitas transportasi umum sehingga penghuninya dapat berpindah
tempat tanpa bergantung pada kendaraan pribadi mereka. Rupanya, tidak
semua bangunan mixed-use memperhatikan aspek-aspek sirkulasi
bangunan dan pencapaiannya terhadap transportasi umum yang ada,
sehingga fungsi utama bangunan mixed-use tidak dapat berjalan secara
efektif. Hal-hal tersebut barangkali dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti
bentuk bangunan, tata letak, dan lingkungan di sekitar bangunan. Faktor-
faktor tersebut menjadi parameter penelitian ini dengan membandingan
beberapa objek bangunan mixed-use. Penelitian ini menggunakan metode
penelitian deskriptif melalaui pengumpulan data berupa data sekunder yang
diperoleh dari literatur dan data bangunan dari internet terhadap tiga
bangunan mixed-use, serta pendekatan preseden arsitektur untuk mengolah
data-data yang diperoleh ke dalam bentuk diagram sederhana. Melalui
penelitian ini dapat diketahui kekurangan dan kelebihan masing-masing
objek bangunan serta pola-pola yang terjadi dan terbentuk terkait aspek
sirkulasi bangunan dan pencapainnya terhadap transportasi umum.

KEYWORDS: bangunan mixed-use; efektif; perbandingan; sirkulasi;


pencapaian; transportasi umum

PENDAHULUAN Kota Jakarta, seperti semakin sempitnya lahan,


kemacetan, dan sebagainya. Salah satu solusi untuk
Indonesia sebagai salah satu negara dengan menanggulangi permasalahan tersebut adalah
jumlah penduduk terbanyak di dunia, memiliki dengan adanya pembangunan dengan konsep mixed-
permasalahan yang cukup kompleks yang disebabkan use. Konsep tersebut dirasa mampu menanggulangi
oleh peledakan penduduk. Tingginya angka masalah tersebut, salah satunya kemacetan, dengan
peledakan penduduk membuat kebutuhan akan menciptakan bangunan yang berbasis pedestrian-
rumah tinggal juga semakin pesat. Namun hal oriented dan terjangkau oleh transportasi umum
tersebut berbanding terbalik dengan jumlah lahan sehingga mampu mengurangi ruang gerak manusia
yang tersedia karena semakin tinggi kebutuhan akan menggunakan kendaraan bermotor.
rumah tinggal maka semakin banyak lahan yang Konsep mixed-use sendiri bukanlah hal yang
dikorbankan untuk dijadikan rumah tinggal. Salah baru namun sudah cukup lama diterapkan di berbagai
satu kota yang mengalami permasalahan tersebut kota besar baik dunia maupun Indonesia. Menurut
adalah Kota Jakarta. data The Council on Tall Buildings and Urban Habitat
Selain sebagai ibu kota negara Indonesia, Kota (CTBUH), di Jakarta sejak tahun 2011 hingga tahun
Jakarta juga bertindak sebagai pusat pemerintahan 2016 telah berdiri sebanyak 33 bangunan yang
dan perekonomian yang membuat Kota Jakarta menggunakan konsep mixed-use. Salah satu lokasi
menjadi magnet bagi para perantau untuk mencari yang terdapat cukup banyak bangunan mixed-use
pekerjaan dan bertempat tinggal. Hal inilah yang adalah kawasan Jalan Prof. Dr. Satrio, Kuningan,
menjadi penyebab timbulnya permasalahan- Jakarta. Daerah tersebut cukup strategis dalam segi
permasalahan kompleks perkotaan yang terjadi di akses pencapaiaan karena terletak di pusat kota dan

SINEKTIKA Jurnal Arsitektur, Vol. 15 No. 1 Januari 2018 | 7


Kajian Perbandingan Sirkulasi Bangunan Dan Pencapaian Terhadap ……………………………………

berdasarkan Panduan Rancang Kota (UDGL) Jakarta berdasarkan pada perbedaan-perbedaan yang
kawasan tersebut akan dikembangkan untuk menjadi ada pada eksisting bangunan yang dapat
shopping belt (sabuk wisata dan belanja mempengaruhi elemen sirkulasi.
internasional). Salah satu yang mengusung bangunan 2) Membandingkan hubungan antara bangunan
mixed-use di kawasan tersebut adalah PT. Ciputra mixed-use dengan pencapaiaannya terhadap
Property Tbk. dengan membangun Ciputra World sistem transportasi umum yang ada.
Jakarta 1. Konsep mixed-use yang digunakan
mencakup mall, hotel, apartement, dan perkantoran TINJAUAN PUSTAKA
diharapkan dapat menciptakan bangunan yang efektif Bangunan Mixed-Use
dan efisien bagi para penghuni beserta penggunanya. Mixed-use development adalah sebuah proyek
Namun tidak semua bangunan mixed-use yang mengusung konsep integrasi yang
memperhatikan hal tersebut mengingat banyaknya mengkombinasikan fungsi retail, perkantoran,
faktor-faktor yang mampu mempengaruhi fungsi resindential, hotel, rekreasi, dan fungsi lainnya yang
bangunan tersebut sehingga fungsi tersebut tidak bersifat pedestrian-oriented serta memaksimalkan
dapat bekerja secara optimal. Jika fungsi tersebut penggunaan lahan (Schwanke, 2003). Mixed-use
tidak bekerja secara optimal, maka bangunan building sendiri berarti menerapkan konsep tersebut
tersebut tidak akan memecahkan permasalaham ke dalam sebuah bangunan bertingkat dimana fungsi-
yang ada, namun akan menciptakan permasalahan fungsi ruang dan bangunan tersebut saling
baru di perkotaan. terhubung. Hal terpenting dalam pembangunan
Untuk mengetahui hal tersebut, salah satu bangunan mixed-use sendiri antara lain konfigurasi
langkah yang dapat dilakukan adalah melalui tata letak bangunan dalam sebuah kawasan, yang
pengamatan terhadap beberapa elemen, yaitu menurut Sumargo (2003; dalam Dea Nurani, 2008)
elemen sirkulasi bangunan dan pencapaiaannya terdapat beberapa konfigurasi yang digunakan
terhadap transportasi umum pada beberapa sebagai berikut:
bangunan mixed-use yang kemudian saling 1) Mixed-use Tower, berstruktur tunggal dari segi
dibandingkan untuk mengetahui kelebihan dan massa ataupun ketinggian dengan peletakkan
kekurangan masing-masing bangunan terkait elemen fungsi-fungsi dalam lapisan-lapisan tersebut.
pengamatan tersebut. Untuk elemen sirkulasi, Biasanya berupa high rise tower dengan fungsi
penilitian akan difokuskan pada lantai dasar tumpuk atau dengan struktur bawah yang
bangunan karena menurut The San Francisco Bay diperbesar.
Area Planning and Urban Research Association (SPUR) 2) Multitowerered Megastructure, memiliki
dalam publikasinya bahwa lantai dasar bangunan podium dengan tower-tower yang menyatu
bekerja secara simbiotik dengan trotoar dan ruang secara arsitektural dengan atrium atau
publik. Bersama-sama mereka dapat menciptakan kompleks perbelanjaan. Struktural ini
jaringan jalur pejalan kaki yang berkelanjutan dan mengintegrasikan semua komponen pada
pengalaman yang aktif, aman, nyaman, dan menarik podium sebagai common base. Pada
(Grant, 2014). Sedangkan pencapaian bangunan konfigurasi ini akses tercampur menjadi satu.
terhadap transportasi umum dapat dilakukan 3) Freestanding Structure with Pedestrian
pengamatan melalui jarak antara bangunan dengan Connection, kumpulan bangunan tunggal yang
fasilitas transportasi umum baik berbasis roda (bus) disatukan oleh jalur pedestrian. Dengan
atau rel (kereta). Dengan melakukan pengamatan demikian fungsi masing-masing bangunan
tersebut dapat ditemukan solusi dan saran agar tidak akan bersinggungan secara langsung
fungsi bangunan mixed-use dapat bekerja secara karena akses dari setiap fungsi terpisah.
optimal. Bersinggungan hanya terjadi pada area
pedestrian.
PERMASALAHAN 4) Combination, merupakan penggabungan dari
ketiga bentuk tersebut dalam sebuah
Bagaimanakah efektifitas bangunan mixed-use kawasan.
terhadap elemen sirkulasi dan pencapainnya
terhadap tranportasi umum?

TUJUAN PENELITIAN
Tujuan dari penelitian tersebut adalah sebagai
berikut:
1) Membandingkan dan menentukan pola Gambar 1. Konfigurasi tata letak bangunan mixed-use
sirkulasi pada bangunan mixed-use (sumber: Nurani, 2008)

8 | SINEKTIKA Jurnal Arsitektur, Vol. 15 No. 1 Januari 2018


Ardiansyah Irsyadi, Wisnu Setiawan

Sirkulasi sekuen pencapaiannya sehingga tidak secara


Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), langsung berhadapan dengan bangunan.
sirkulasi adalah gerak setiap pribadi dari satu kelas 3) Spiral
sosial ke kelas sosial lain, baik secara vertikal maupun Jalur spiral melamakan sekuan pencapaiannya
horizontal. Dalam lingkup arsitektur, sirkulasi sendiri dengan membuat sebuah putaran. Sirkulasi
memiliki pemahaman sebagai wadah kita untuk spiral lebih terlihat atraktif dan memiliki kesan
bergerak dan menghubungkan antar satu ruang seni yang lebih baik, sehingga memberikan
dengan ruang yang lainnya. Menurut Francis D.K. kesan tersendiri terhadap pengunjung.
Ching (2008), sirkulasi memiliki berbagai macam pola
(Gambar 2) yang dipengaruhi oleh organisasi ruang Transportasi
yang dihubungkannya, antara lain: Transportasi menurut Kamus Besar Bahasa
1) Pola sirkulasi linear Indonesia (KBBI) adalah pengangkutan barang oleh
Pola sirkulasi ini jalurnya berbentuk lurus dan berbagai jenis kendaraan sesuai dengan kemajuan
linear. Jalurnya dapat berbentuk kurvalinear, teknologi. Sedangkan transportasi kota menururt
bersimpangan dengan jaur lain, bercabang, Meyer dan Miller (1984; dalam Pandensolang, 2015)
atau berbentuk putaran balik. adalah pergerakan orang dan barang yang berada
diantara lokasi asal dan dan lokasi tujuan pada suatu
2) Pola sirkulasi radial wilayah perkotaan. Di dalam transportasi kota ini
Pola sirkulasi dengan ciri memiliki pusat ruang, terdapat transportasi publik atau umum yang
berkembang ke seluruh arah, sirkulasi tidak merupakan fasilitas dari pemerintah untuk digunakan
terlalu panjang, membutuhkan luasan tapak oleh masyarakat.
yang besar, dan adanya hubungan antar ruang Menururt Rustian Kamaludin (1986; dalam
yang erat. Memiliki jalur yang menyebar dari Andriansyah, 2015), adanya transportasi mempunyai
satu titik atau berpusat ke satu titik. manfaat dapat dibagi dalam dua bagian yaitu:
3) Pola sirkulasi spiral 1) Nilai Guna Tempat (Place Utility)
Merupakan sebuah jalur tunggal yang Meningkatkan nilai ekonomi atau guna dari
menerus yang berasal dari satu titik pusat dan suatu barang yang diciptakan dengan
berputar mengelilingi titik pusatnya dengan mengangkutnya ke daerah lain dimana barang
bergerak melingkar atau berputar tersebut nilai kegunaanya lebih besar.
menjauhinya. 2) Nilai Guna Waktu (Time Utility)
4) Pola sirkulasi grid Kesanggupan dari barang untuk memenuhi
Terdiri atas 2 jalur sejajar yan berpotongan kebutuhan manusia dengan menyediakan
yang berkembang ke segala arah dan tidak barang-barang. Kesanggupan tersebut tidak
memiliki titik pusat. Menciptakan ruang hanya dimana mereka membutuhkan, namun
berbentuk persegi atau persegi panjang. juga dimana mereka diperlukan.
5) Pola sirkulasi jaringan Semakin baik jaringan dan terjangkaunya suatu
Terdiri dari jalur-jalur yang menghubungkan sistem transportasi dapat meningkatkan suatu nilai
titik-titik yang terbentuk di dalam ruang dan tertentu, salah satunya semakin berkembangnya
dapat menyesuaikan kondisi tapak. kegiatan ekonomi.

Pencapaian METODOLOGI PENELITIAN


Untuk mencapai sebuah bangunan, diperlukan Metode penilitian yang digunakan adalah
pencapaian yang mudah. Oleh karena itu perlu metode komparatif dengan pendekatan secara
diketahui bagaimana alur dan hubungan dari kualitatif dan preseden arsitektur. Menurut Sugiyono
bangunan dengan sirkulasi yang ada disekitarnya. (2006), penelitian komparatif sendiri adalah
Pola pencapaian sebuah bangunan berdasarkan penelitian yang membandingkan dua variabel atau
Francis D.K. Ching (2008) terdapat tiga macam lebih pada dua atau lebih sample yang berbeda.
(Gambar 3), yaitu: Untuk pendekatan kualitatif sendiri digunakan untuk
1) Frontal memperkuat penyajian data dan analisis dalam
Pencapaian secara langsung mengarah ke penilitian melalui suatu persepi atau studi kasus
pintu masuk bangunan dengan sebuah jalur tertentu.
lurus. Sirkulasi dengan konsep frontal dapat Sedangkan pendekatan preseden arsitektur
memiliki tujuan untuk efisiensi sirkulasi. untuk mengetahui gambaran sederhana bangunan
2) Tidak Langsung dalam bentuk diagram. Pendekatan preseden yang
Jalurnya dapat diarahkan kembali sekali atau digunakan menurut Roger H. Clark dan Michael Pause
beberapa kali untuk menunda dan melamakan (2005) adalah sebagai berikut:

SINEKTIKA Jurnal Arsitektur, Vol. 15 No. 1 Januari 2018 | 9


Kajian Perbandingan Sirkulasi Bangunan Dan Pencapaian Terhadap ……………………………………

1) Unit Keseluruhan sebuah pusat perbelanjaan. Pusat perbelanjaan


Pendekatan ini digunakan untuk menyelidiki sendiri memiliki total 8 lantai dengan 4 lantai di atas
arsitektur sebagai unit-unit yang dapat saling tanah dan 4 lantai lagi di bawah tanah yang
dihubungkan sehingga membentuk sebuah terhubung dengan stasiun MRT. Selain itu terdapat
bangunan. Bangunan sendiri dapat terdiri dari juga art dan exhibition gallery. Arsitek bangunan ini
satu unit atau kumpulan dari beberapa unit adalah Benoy Architects.
yang dapat berupa ruang, komponen struktur,
pembentukan massa, dan lain-lain.
2) Simetri dan Keseimbangan Pavilion Kuala Lumpur
Keseimbangan dalam bangunan harus ada
karena beberapa elemen dalam sebuah Pavilion Kuala Lumpur terletak di 168, Bukit Bintang
bangunan harus setara dalam suatu cara yang Street, Bukit Bintang, 55100 Kuala Lumpur, Malaysia
dapat diketahui. Salah satunya dengan memiliki 2 tower yang merupakan apartemen dan
mengetahui garis keseimbangan yang tersirat terdapat pusat perbelanjaan Pavilion itu sendiri
dalam bangunan. Sumbu simetri dan dibawahnya. Arsitek bangunan ini adalah GDP
keseimbangan dapat diketahui melalui bentuk Architects.
bangunan maupun pola sirkulasi yang ada di
dalam bangunan.
ANALISA

Ciputra World Jakarta 1

 Unit Keseluruhan

Pada Gambar 4, melalui diagram tersebut dapat


diketahui bahwa bangunan tersusun atas
beberapa unit ruang yang saling terhubung.

 Simetri dan Keseimbangan

Seperti yang terlihat pada Gambar 4, sumbu


simetri memotong bangunan menjadi 2 bagian
Gambar 2. Pola Sirkulasi pada Bangunan sehingga menciptakan keseimbangan bentuk
(sumber: D.K. Ching, 2008) bangunan.

Gambar 3. Pencapaian pada Bangunan


(sumber: D.K. Ching, 2008)

DATA FISIK OBJEK PENELITIAN


Ciputra World Jakarta 1
Ciputra World Jakarta 1 terletak di Jalan Prof.
Dr. Satrio Kav. 3-5, Jakarta, Indonesia dan memiliki 3
tower yang difungsikan sebagai gedung perkantoran, Gambar 4. Diagram Unit Keseluruhan dan Simetri &
hotel, dan apartement serta terdiri dari 5 lantai Keseimbangan Ciputra World Jakarta 1
podium yang difungsikan sebagai mall. Arsitek
bangunan ini adalah RTKL Callison yang berkantor  Sirkulasi Bangunan
pusat di Amerika Serikat. Selain perkantoran,
Sirkulasi di dalam bangunan dapat terlihat pada
apartement, dan pusat perbelanjaan, terdapat juga
Gambar 5 yang membentuk sebuah pola
museum, theater, dan gallery seni.
tetrtentu. Pintu masuk bangunan berhadapan
langsung dengan jalan raya dan terdapat akses
ION Orchard jalan tembusan di samping bangunan.
ION Orchard terletak di 2 Orchard Turn,
Singapore 238801 memiliki 1 tower apartement dan

10 | SINEKTIKA Jurnal Arsitektur, Vol. 15 No. 1 Januari 2018


Ardiansyah Irsyadi, Wisnu Setiawan

Gambar 5. Diagram Sirkulasi Bangunan Ciputra World Gambar 7. Diagram Unit Keseluruhan dan Simetri &
Jakarta 1 Keseimbangan ION Orhcard

 Sirkulasi Bangunan
 Pencapaian terhadap Transportasi Umum Sirkulasi di dalam bangunan dapat terlihat pada
Dapat terlihat pada Gambar 6, terdapat 1 buah Gambar 8 yang membentuk sebuah pola tertentu.
halte bus yang paling terdekat dengan bangunan Pintu masuk bangunan berhadapan langsung
dalam radius 400 m. Terdapat juga 2 buah stasiun dengan jalan raya dan terdapat akses jalan
kereta api yang dapat dicapai pada radius 2,8 Km. tembusan di samping bangunan.
Pencapaian ke stasiun kereta api terdekat dapat
ditempuh 36 menit berjalan kaki dan 17 menit
dengan berkendara, sedangkan pencapaian
terjauh dapat ditempuh dalam 42 menit berjalan
kaki dan 12 menit dengan berkendara.

Gambar 8. Diagram Sirkulasi ION Orchard

 Pencapaian terhadap Transportasi Umum


Seperti yang terlihat pada Gambar 9, pencapaian
bangunan dengan transportasi umum bus paling
terdekat adalah pada radius 250 m dengan jumlah
halte bus 4 buah. Terdapat juga 2 buah stasiun
Gambar 6. Diagram Pencapaian Ciputra World Jakarta 1 MRT yang dapat dicapai pada radius 0 m
terhadap Transportasi Umum (terintegrasi dengan bangunan) dan 800 m.
Pencapaian ke stasiun MRT terjauh dapat
ditempuh dalam 14 menit berjalan kaki dan 5
menit dengan berkendara.
ION Orchard
 Unit Keseluruhan
Melalui diagram pada Gambar 7 dapat diketahui
bahwa bangunan tersusun atas beberapa unit
ruang yang saling terhubung dengan unit-unit
ruang yang cukup besar massanya.
 Simetri dan Keseimbangan
Sumbu simetri memotong bangunan menjadi 2
bagian sehingga menciptakan keseimbangan
bentuk bangunan. Sumbu memotong bangunan
berdasarkan jalur sirkulasi yang ada pada Gambar 9. Diagram Pencapaian ION Orchard terhadap
bangunan. Transportasi Umum

SINEKTIKA Jurnal Arsitektur, Vol. 15 No. 1 Januari 2018 | 11


Kajian Perbandingan Sirkulasi Bangunan Dan Pencapaian Terhadap ……………………………………

Pavilion Kuala Lumpur  Pencapaian terhadap Transportasi Umum


 Unit Keseluruhan Berdasarkan Gambar 12, pencapaian bangunan
Melalui diagram Gambar 10 dapat diketahui dengan transportasi umum bus paling terdekat
bahwa bangunan tersusun atas beberapa unit adalah pada radius 300 m dengan jumlah halte
ruang yang saling terhubung dengan komposisi bus 2 buah. Terdapat juga 2 buah stasiun monorel
massa dari kecil, sedang, hingga besar. dan 1 buah stasiun MRT yang dapat dicapai dalam
 Simetri dan Keseimbangan radius 500 m. Pencapaian ke stasiun monorel
Sumbu simetri memotong bangunan menjadi 2 terdekat dapat ditempuh 5 menit berjalan kaki
bagian sehingga menciptakan keseimbangan dan 9 menit dengan berkendara, sedangkan
bentuk bangunan. Sumbu memotong bangunan pencapaian terjauh dapat ditempuh dalam 11
berdasarkan bentuk bangunan. menit berjalan kaki dan 5 menit dengan
berkendara.

Gambar 10. Diagram Unit Keseluruhan dan Simetri &


Keseimbangan Pavilion Kuala Lumpur

 Sirkulasi Bangunan
Sirkulasi di dalam bangunan dapat terlihat pada
Gambar 11 yang membentuk sebuah pola
tertentu. Pintu masuk bangunan tidak
Gambar 12. Diagram Pencapaian Pavilion Kuala Lumpur
berhadapan langsung dengan jalan raya.
terhadap Transportasi Umum

PEMBAHASAN
Sirkulasi Bangunan
Pada bangunan Ciputra World Jakarta 1, pola
sirkulasi yang terbentuk adalah pola network dimana
jalur sirkulasi saling bertemu pada titik temu.
Untuk bangunan ION Orchard, pola sirkulasi
yang terbentuk adalah pola radial dimana titik
temunya menyebar ke segala arah. Dan pada
bangunan Pavilion Kuala Lumpur, Pola sirkulasi yang
terbentuk adalah pola radial.

Gambar 11. Diagram Sirkulasi Pavilion Kuala Lumpur

(a) (b) (c)

Gambar 13. Pola sirkulasi: (a) network pada bangunan Ciputra World Jakarta 1; (b) radial pada bangunan ION Orchard;
(c) radial pada bangunan Pavilion Kuala Lumpur

12 | SINEKTIKA Jurnal Arsitektur, Vol. 15 No. 1 Januari 2018


Ardiansyah Irsyadi, Wisnu Setiawan

Sirkulasi Pejalan Kaki  Terdapat tunnel sebagai pengganti jalur


a. Ciputra World Jakarta 1 penyebrangan yang saling terhubung dengan
 Pencapaian: Frontal (Gambar 14a). bangunan di sekitar site.
 Tingkat lalu lintas pejalan kaki pada tergolong c. Pavilion Kuala Lumpur
sedang karena kondisi di sekitar site yang tidak  Pencapaian: Tidak Langsung (Gambar 14c).
terlalu padat bangunan maupun pemukiman.  Tingkat lalu lintas pejalan kaki yang tinggi
 Hanya terdapat 1 jalur penyebrangan bagi karena di sekitar site terdapat banyak
pejalan kaki bangunan seperti pertokoan, perkantoran, dan
b. ION Orchard penginapan.
 Pencapaian: Frontal (Gambar 14b).  Jalur penyebrangan yang cukup banyak
 Tingkat lalu lintas pejalan kaki tinggi dan sehingga memudahkan sirkulasi pejalan kaki.
merata karena kondisi di sekitar site yang  Terdapat jembatan layang bagi pejalan kaki
cukup padat bangunan, baik pertokoan, (skywalk) yang menuju ke pusat Kota Kuala
perkantoran, dan hunian vertikal. Lumpur.

(a) (b) (c)

Gambar 14. Pencapaian frontal pada bangunan (a) Ciputra World Jakarta 1, (b) ION Orchard, (c) Pavilion Kuala Lumpur

Pencapaian Terhadap Transportasi Umum  Transportasi umum dengan radius terdekat


a. Ciputra World Jakarta 1 berjarak 0 m dan radius terjauh berjarak
 Pola persebaran transportasi umum 800m.
membentuk pola menyebar (Gambar 15a).  Terdapat 2 sarana transportasi umum, yaitu
 Transportasi umum dengan radius terdekat bus dan mass rapid transit (MRT).
berjarak 500 m dan radius terjauh berjarak 1,4 c. Pavilion Kuala Lumpur
km.  Pola persebaran transportasi umum
 Terdapat 2 sarana transportasi umum, yaitu membentuk pola menyebar (Gambar 15c).
bus dan kereta api.  Transportasi umum dengan radius terdekat
b. ION Orchard berjarak 200 m dan radius terjauh memiliki
 Pola persebaran transportasi umum jarak 850 m.
membentuk pola linier (Gambar 15b).  Terdapat 3 sarana transportasi umum, yaitu
bus, monorel, dan mass rapid transit (MRT).

(a) (b) (c)

Gambar 15. Pola persebaran transportasi pada (a) Ciputra World Jakarta 1, (b) Ion Orchard, (c) Pavilion Kuala Lumpur

SINEKTIKA Jurnal Arsitektur, Vol. 15 No. 1 Januari 2018 | 13


Kajian Perbandingan Sirkulasi Bangunan Dan Pencapaian Terhadap ……………………………………

KESIMPULAN  Salah satu elemen sirkulasi yang memiliki


Penelitian ini menunjukkan bahwa sirkulasi pada peran penting agar sirkulasi dapat berjalan
bangunan juga dipengaruhi oleh cara bentuk secara efisien dan efektif adalah adanya
bangunan merespon kondisi yang ada di sekitar site ketersediaan fasilitas penunjang, seperti
sehingga terbentuklah pola-pola sirkulasi tersebut. jalur penyebrangan (zebra cross), jembatan
Faktor-faktor seperti letak jalan utama, tingkat penyebrangan orang (JPO), dan
kepadatan pejalan kaki, dan sebagainya, juga sebagainya.
mempengaruhi sirkulasi bangunan serta letak pintu 2) Pencapaian Bangunan terhadap Transportasi
utama sebuah bangunan. Mudahnya pencapaian Umum
suatu kawasan dengan fasilitas transportasi umum  Terdapat 2 sistem sarana transportasi
dapat menciptakan kawasan yang hidup di mana umum yang digunakan di dalam wilayah
terdapat banyak aktivitas dan meningkatkan perkotaan, yaitu sistem transportasi
pembangunan di kawasan tersebut. berbasis roda dan sistem transportasi
Dari ketiga objek penelitian, bangunan mixed- berbasi rel.
use yang cukup efektif berdasarkan hasil analisis dan  Pencapaian bangunan terhadap
pembahasan terhadap sirkulasi bangunan dan transportasi umum memiliki jarak-jarak
pencapaian terhadap transportasi umum adalah tertentu dengan jumlah halte atau stasiun
Pavilion Kuala Lumpur. Bangunan tersebut memiliki yang beragam pula.
pola sirkulasi radial yang mengikuti bentuk site,  Transportasi umum yang tersebar di sekitar
tersedianya skywalk bagi pejalan kaki, dan terdapat 3 bangunan juga dapat membentuk sebuah
sarana transportasi umum yang tersebar pola persebaran.
memebentuk pola radial. Sedangkan pada ION  Pola persebaran transportasi umum yang
Orchard bangunan memiliki sirkulasi bangunan terbentuk kebanyakan adalah pola
berbentuk radial mengikuti susunan ruang pada menyebar.
bangunan dan adanya integrasi bangunan dengan  Semakin banyaknya sarana transportasi
salah satu fasilitas transportasi umum dapat umum yang dapat dijangkau di sekitar
mempermudah akses menuju ke bangunan. Namun bangunan maka semakin banyak pula
pola pencapaian transportasi umum di sekitar pergerakan manusia yang terjadi dan
bangunan yang berbentuk linier hanya memudahkan tumbuhnya kawasan di sekitar bangunan.
pencapaian ke bangunan dalam satu poros atau  Adanya integrasi antara bangunan dengan
lintasan saja, sehingga pencapaiannya kurang efektif. transportasi umum dapat menciptakan
Untuk Ciputra World Jakarta 1 sendiri sirkulasinya suatu ruang bergerak yang efektif.
terbentuk berdasarkan susunan ruang yang ada di
dalam bangunan dan faktor yang membuat kurang DAFTAR PUSTAKA
efektifnya bangunan tersebut adalah kurangnya Andriansyah, 2015, Manajemen Transportasi Dalam
pencapaian terhadap fasilitas transportasi umum, Kajian dan Teori, Jakarta: Fisipol Universitas Prof.
dimana dalam radius terdekat hanya terdapat 1 buah Dr. Moestopo Beragama.
halte bus. Ching, Francis D.K., 2008, Arsitektur: Bentuk, Ruang,
Secar ringkas, penelitian ini menyimpulkan dan Tatanan, Jakarta: Penerbit Erlangga.
beberapa hal sebagai berikut: Clark, Roger H and Michael Pause, 2005, Precedents
1) Sirkulasi Bangunan in Architecture, New Jersey: John Wiley & Sons.
 Sebuah sirkulasi dan pencapaian dapat Grant, Jill, 2002, Mixed Use in Theory and Practice.
membentuk sebuah pola tertentu. American Planning Association: Journal of The
American Planning Association, Chicago: Winter.
 Pola sirkulasi bangunan dapat dipengaruhi Vol. 68, Iss. 1, ms 71 – 84.
oleh tatanan ruang yang ada pada Nurani, Dea, 2008, Pembentukan Ruang Transisi
bangunan atau bentuk site sehingga Publik-Privat pada Apartement di dalam Kawasan
menciptakan sebuah jalur sirkulasi. Mixed Use, Depok: FT-Universitas Indonesia.
 Pola sirkulasi bangunan cenderung Pandensolang, Y.C., 2015, Landasan Konseptual
membentuk pola sirkulasi radial karena Perencanaan dan Perancangan Pengembangan
pola tersebut bertujuan efisiensi sirkulasi. Stasiun Kereta Api Tanjung Karang di Lampung,
 Pencapaian bangunan cenderung memiliki Yogyakarta: FT-Universitas Atma Jaya Yogyakarta.
pola pencapaian frontal dimana letak pintu Schwanke, Dean., 2003, Mixed-Use Development
utamanya berada di depan jalur sirkulasi Handbook, Washington, D.C: Urban Land Institute.
atau jalan utama. Sugiyono, 2006, Metode Penelitian: Kualitatif,

14 | SINEKTIKA Jurnal Arsitektur, Vol. 15 No. 1 Januari 2018


Ardiansyah Irsyadi, Wisnu Setiawan

Kuantitatif, dan R&D, Bandung: Alfabeta.

White, Edward T, 1983, Site Analysis: Diagramming


Information for Architectural Design, Tallahassee:
Architectural Media Ltd.

SINEKTIKA Jurnal Arsitektur, Vol. 15 No. 1 Januari 2018 | 15

Anda mungkin juga menyukai