http://journals.ums.ac.id/index.php/sinektika
berdasarkan Panduan Rancang Kota (UDGL) Jakarta berdasarkan pada perbedaan-perbedaan yang
kawasan tersebut akan dikembangkan untuk menjadi ada pada eksisting bangunan yang dapat
shopping belt (sabuk wisata dan belanja mempengaruhi elemen sirkulasi.
internasional). Salah satu yang mengusung bangunan 2) Membandingkan hubungan antara bangunan
mixed-use di kawasan tersebut adalah PT. Ciputra mixed-use dengan pencapaiaannya terhadap
Property Tbk. dengan membangun Ciputra World sistem transportasi umum yang ada.
Jakarta 1. Konsep mixed-use yang digunakan
mencakup mall, hotel, apartement, dan perkantoran TINJAUAN PUSTAKA
diharapkan dapat menciptakan bangunan yang efektif Bangunan Mixed-Use
dan efisien bagi para penghuni beserta penggunanya. Mixed-use development adalah sebuah proyek
Namun tidak semua bangunan mixed-use yang mengusung konsep integrasi yang
memperhatikan hal tersebut mengingat banyaknya mengkombinasikan fungsi retail, perkantoran,
faktor-faktor yang mampu mempengaruhi fungsi resindential, hotel, rekreasi, dan fungsi lainnya yang
bangunan tersebut sehingga fungsi tersebut tidak bersifat pedestrian-oriented serta memaksimalkan
dapat bekerja secara optimal. Jika fungsi tersebut penggunaan lahan (Schwanke, 2003). Mixed-use
tidak bekerja secara optimal, maka bangunan building sendiri berarti menerapkan konsep tersebut
tersebut tidak akan memecahkan permasalaham ke dalam sebuah bangunan bertingkat dimana fungsi-
yang ada, namun akan menciptakan permasalahan fungsi ruang dan bangunan tersebut saling
baru di perkotaan. terhubung. Hal terpenting dalam pembangunan
Untuk mengetahui hal tersebut, salah satu bangunan mixed-use sendiri antara lain konfigurasi
langkah yang dapat dilakukan adalah melalui tata letak bangunan dalam sebuah kawasan, yang
pengamatan terhadap beberapa elemen, yaitu menurut Sumargo (2003; dalam Dea Nurani, 2008)
elemen sirkulasi bangunan dan pencapaiaannya terdapat beberapa konfigurasi yang digunakan
terhadap transportasi umum pada beberapa sebagai berikut:
bangunan mixed-use yang kemudian saling 1) Mixed-use Tower, berstruktur tunggal dari segi
dibandingkan untuk mengetahui kelebihan dan massa ataupun ketinggian dengan peletakkan
kekurangan masing-masing bangunan terkait elemen fungsi-fungsi dalam lapisan-lapisan tersebut.
pengamatan tersebut. Untuk elemen sirkulasi, Biasanya berupa high rise tower dengan fungsi
penilitian akan difokuskan pada lantai dasar tumpuk atau dengan struktur bawah yang
bangunan karena menurut The San Francisco Bay diperbesar.
Area Planning and Urban Research Association (SPUR) 2) Multitowerered Megastructure, memiliki
dalam publikasinya bahwa lantai dasar bangunan podium dengan tower-tower yang menyatu
bekerja secara simbiotik dengan trotoar dan ruang secara arsitektural dengan atrium atau
publik. Bersama-sama mereka dapat menciptakan kompleks perbelanjaan. Struktural ini
jaringan jalur pejalan kaki yang berkelanjutan dan mengintegrasikan semua komponen pada
pengalaman yang aktif, aman, nyaman, dan menarik podium sebagai common base. Pada
(Grant, 2014). Sedangkan pencapaian bangunan konfigurasi ini akses tercampur menjadi satu.
terhadap transportasi umum dapat dilakukan 3) Freestanding Structure with Pedestrian
pengamatan melalui jarak antara bangunan dengan Connection, kumpulan bangunan tunggal yang
fasilitas transportasi umum baik berbasis roda (bus) disatukan oleh jalur pedestrian. Dengan
atau rel (kereta). Dengan melakukan pengamatan demikian fungsi masing-masing bangunan
tersebut dapat ditemukan solusi dan saran agar tidak akan bersinggungan secara langsung
fungsi bangunan mixed-use dapat bekerja secara karena akses dari setiap fungsi terpisah.
optimal. Bersinggungan hanya terjadi pada area
pedestrian.
PERMASALAHAN 4) Combination, merupakan penggabungan dari
ketiga bentuk tersebut dalam sebuah
Bagaimanakah efektifitas bangunan mixed-use kawasan.
terhadap elemen sirkulasi dan pencapainnya
terhadap tranportasi umum?
TUJUAN PENELITIAN
Tujuan dari penelitian tersebut adalah sebagai
berikut:
1) Membandingkan dan menentukan pola Gambar 1. Konfigurasi tata letak bangunan mixed-use
sirkulasi pada bangunan mixed-use (sumber: Nurani, 2008)
Unit Keseluruhan
Gambar 5. Diagram Sirkulasi Bangunan Ciputra World Gambar 7. Diagram Unit Keseluruhan dan Simetri &
Jakarta 1 Keseimbangan ION Orhcard
Sirkulasi Bangunan
Pencapaian terhadap Transportasi Umum Sirkulasi di dalam bangunan dapat terlihat pada
Dapat terlihat pada Gambar 6, terdapat 1 buah Gambar 8 yang membentuk sebuah pola tertentu.
halte bus yang paling terdekat dengan bangunan Pintu masuk bangunan berhadapan langsung
dalam radius 400 m. Terdapat juga 2 buah stasiun dengan jalan raya dan terdapat akses jalan
kereta api yang dapat dicapai pada radius 2,8 Km. tembusan di samping bangunan.
Pencapaian ke stasiun kereta api terdekat dapat
ditempuh 36 menit berjalan kaki dan 17 menit
dengan berkendara, sedangkan pencapaian
terjauh dapat ditempuh dalam 42 menit berjalan
kaki dan 12 menit dengan berkendara.
Sirkulasi Bangunan
Sirkulasi di dalam bangunan dapat terlihat pada
Gambar 11 yang membentuk sebuah pola
tertentu. Pintu masuk bangunan tidak
Gambar 12. Diagram Pencapaian Pavilion Kuala Lumpur
berhadapan langsung dengan jalan raya.
terhadap Transportasi Umum
PEMBAHASAN
Sirkulasi Bangunan
Pada bangunan Ciputra World Jakarta 1, pola
sirkulasi yang terbentuk adalah pola network dimana
jalur sirkulasi saling bertemu pada titik temu.
Untuk bangunan ION Orchard, pola sirkulasi
yang terbentuk adalah pola radial dimana titik
temunya menyebar ke segala arah. Dan pada
bangunan Pavilion Kuala Lumpur, Pola sirkulasi yang
terbentuk adalah pola radial.
Gambar 13. Pola sirkulasi: (a) network pada bangunan Ciputra World Jakarta 1; (b) radial pada bangunan ION Orchard;
(c) radial pada bangunan Pavilion Kuala Lumpur
Gambar 14. Pencapaian frontal pada bangunan (a) Ciputra World Jakarta 1, (b) ION Orchard, (c) Pavilion Kuala Lumpur
Gambar 15. Pola persebaran transportasi pada (a) Ciputra World Jakarta 1, (b) Ion Orchard, (c) Pavilion Kuala Lumpur