Anda di halaman 1dari 10

EVALUASI SISTEM TRANSPORTASI MENUJU KOTA TOMOHON SEBAGAI COMPACT

CITY

Kindly A. I. Pangauw1, Sonny Tilaar,2 & Amanda S. Sembel,c3


1
Mahasiswa S1 Program Studi Perencanaan Wilayah & Kota Universitas Sam Ratulangi Manado
2&3
Staf Pengajar Jurusan Arsitektur, Universitas Sam Ratulangi Manado

ABSTRAK

Fenomena pembangunan kota acak (urban sprawl development) yang terjadi hampir di seluruh
kota di dunia yang ditandai dengan ekspansi kawasan terbangun yang lebih besar dibandingkan dengan
laju pertumbuhan penduduk pada umumnya tidak diikuti oleh desentralisasi pusat kegiatan secara
proporsional. Sebagai solusi dari fenomena pembangunan kota acak dicetuskan ide pembangunan
compact city. Bentuk kota yang kompak akan mampu mereduksi jarak tempuh perjalanan sehingga dapat
menurunkan tingkat mobilisasi penduduk di perkotaan. Kota Tomohon yang pusat pelayanan kegiatannya
berada di tengah-tengah kota, menjadikan daerah pusat kegiatan ini berkembang sebagai pusat utama
pertumbuhan wilayah di Kota Tomohon. Ini menyebabkan kebergantungan masyarakat pada kendaraan
bermotor dalam mengakses daerah pusat pelayanan kegiatan ini semakin meningkat dan menjadi kendala
bagi upaya penghematan energi untuk transportasi perkotaan. Penelitian ini bertujuan untuk
mengidentifikasi kondisi sistem transportasi Kota Tomohon dan menganalisis tingkat kekompakan sistem
transportasi menuju Kota Tomohon sebagai compact city. Dengan menggunakan metode deskriptif untuk
menggambarkan konsisi sistem transportasi dan metode overlay serta teknik buffer. Penelitian ini diawali
dengan mengidentifikasi kondisi sistem transportasi di Kota Tomohon, kemudian melakukan studi
literatur mengenai aspek sistem transportasi pada konsep compact city. Hasil penelitian dapat
memperlihatkan kondisi eksisting sistem transportasi di Kota Tomohon yang masih berorientasi pada satu
moda transportasi publik dan fasilitas pendukung yang kurang baik. Hasil evaluasi tingkat kekompakan
Kota Tomohon pada aspek sistem transportasi dalam konsep compact city yang telah dianalisis
menunjukan hasil yang tidak kompak karena hanya dua aspek yang telah menunjukan hasil yang kompak,
yaitu aksesibilitas yang tinggi dan keterhubungan jaringan jalan yang telah menghubungkan antar pusat
pelayanan.

Kata Kunci: Compact City, Sistem Transportasi, Struktur Ruang.

PENDAHULUAN pembangunan compact city. Bentuk kota


Pertumbuhan kawasan perkotaan di yang kompak akan mampu mereduksi jarak
Indonesia secara fisik mengarah ke luar atau ke tempuh perjalanan sehingga dapat menurunkan
pinggiran kota bahkan melampaui wilayah tingkat mobilisasi penduduk di perkotaan.
administrasi kota. Pencampuran kegiatan dan Kebergantungan kawasan pinggiran di sekitar
interaksi yang semakin kuat antara kota dan desa Kota Tomohon terhadap kawasan pusat pelayanan
ini mengakibatkan batas antara kawasan perkotaan Kota Tomohon yang tinggi selain memperpanjang
dan perdesaan menjadi tidak jelas lagi. Proses ini perjalanan pada akhirnya juga memberikan
dikenal dengan istilah urban sprawl (Kurniawan, implikasi pada kebutuhan pengembangan
2007). Sebagai solusi dari fenomena pembangunan prasarana jalan yang semakin tidak dapat
kota acak (urban sprawl development) yang terjadi dipenuhi. Kota Tomohon yang pusat pelayanan
di hampir seluruh kota di dunia, dicetuskan ide kegiatannya berada di tengah-tengah kota,

257
menjadikan daerah pusat kegiatan di kawasan ini sehingga konsep compact city dan sistem
berkembang sebagai pusat utama pertumbuhan transportasi sangat berkaitan erat.
wilayah di Kota Tomohon. Pertumbuhan 1. Aksesibilitas
kendaraan pribadi juga menjadi implikasi Menurut Keputusan Direktur Jenderal
penyebab kemacetan selain ruas jalan Kota Perhubungan Darat Nomor:
Tomohon yang sulit mengimbanginya. Sk.687/Aj.206/Drjd/2002 Tentang Pedoman
Teknis Penyelenggraan Angkutan
TUJUAN PENELITIAN Penumpang Umum Diwilayah Perkotaan
1. Mengidentifikasi sistem transportasi di Dalam Trayek Tetap Dan Teratur, dalam
Kota Tomohon. mengoperasikan kendaraan angkutan
2. Menganalisis tingkat kekompakan sistem penumpang umum jarak untuk mencapai
transportasi untuk menuju Kota Tomohon perhentian di pusat kota 300–500 m; untuk
sebagai compact city. pinggiran kota 500–1000 m.
2. Transportasi multimoda
KAJIAN TEORI
Karakteristik utama dari jaringan multimoda
Pengertian Compact City
adalah memiliki jaringan yang tersambung
Definisi compact city menurut Burton
antar jenis moda dan mengenal adanya
(2000) dalam tulisannya menekankan pada
perbedaan level atau jenjang dari jaringan.
dimensi ‘kepadatan yang tinggi’. Pendekatan
3. Keterhubungan jaringan jalan
compact city adalah meningkatkan kawasan
Menurut Peraturan Pemerintah Republik
terbangun dan kepadatan penduduk permukiman,
Indonesia Nomor 34 Tahun 2006 Tentang
mengintensifkan aktifitas ekonomi, sosial dan
Jalan penyelenggaraan jalan harus menjamin
budaya perkotaan, dan memanipulasi ukuran kota,
terselenggaranya peranan jalan yang
bentuk dan struktur perkotaan serta sistem
berdasarkan rencana tata ruang wilayah
permukiman dalam rangka mencapai manfaat
dengan memperhatikan keterhubungan
keberlanjutan lingkungan, sosial, dan global, yang
antarkawasan atau keterhubungan dalam
diperoleh dari pemusatan fungsi-fungsi perkotaan
kawasan serta dilakukan secara konsepsional
(Jenks, 2000).
dan menyeluruh.
Pengertian Sistem Transportasi
4. Jaringan jalan yang mengakomodasi berbagai
Sistem transportasi secara menyeluruh
macam kegiatan
(makro) dapat dibedakan menjadi beberapa sistem
Menurut Peraturan Menteri Pekerjaan Umum
yang lebih kecil (mikro) yang masing-masing
Nomor : 03/Prt/M/2014 Tentang Pedoman
saling terkait dan saling mempengaruhi. Sistem
Perencanaan, Penyediaan, Dan Pemanfaatan
transportasi mikro tersebut terdiri dari sistem
Prasarana Dan Sarana Jaringan Pejalan Kaki
kegiatan, sistem jaringan prasarana transportasi,
Di Kawasan Perkotaan Jaringan Pejalan Kaki
sistem pergerakan lalu lintas, dan sistem
adalah ruas pejalan kaki, baik yang
kelembagaan (Tamin, 1993). Setiap sistem
terintegrasi maupun terpisah dengan jalan,
kegiatan atau tata guna lahan mempunyai jenis
yang diperuntukkan untuk prasarana dan
kegiatan tertentu yang akan membangkitkan
sarana pejalan kaki serta menghubungkan
pergerakan dan akan menarik pergerakan dalam
pusat-pusat kegiatan dan/atau fasilitas
proses pemenuhan kebutuhan.
pergantian moda.
Konsep Compact City dan Sistem Transportasi
Pengertian Struktur Ruang
Aspek sistem transportasi juga merupakan
Struktur ruang didefinisikan sebagai
salah satu indikator dalam konsep compact city,
susunan pusat-pusat permukiman dan sistem

258
jaringan prasarana dan sarana yang berfungsi
sebagai pendukung kegiatan sosial ekonomi
masyarakat yang secara hierarkis memiliki
hubungan fungsional (UU No.26 Tahun 2007).
Rencana struktur ruang kota merupakan gambaran
pola tata guna lahan serta jaringan jalan yang
terbentuk didalamnya oleh karena kedua hal
tersebut akan saling mempengaruhi satu sama lain
(Sujarto, 1998 dalam Setiawan, 2004).

METODOLOGI PENELITIAN
Identifikasi mengenai kondisi sistem Gambar 4.1 Peta Wilayah Administrasi Kota
transportasi di Kota Tomohon dilakukan dengan Tomohon
metode analisis deskriptif. Dan untuk menganalisis (Sumber: RTRW Kota Tomhohon Tahun 2013-3033)
kekompakan sistem transportasi dilakukan melalui Prasarana Transportasi Kota Tomohon
metode overlay peta terhadap variabel dan 1. Jalan
indikator yang menjelaskan aspek sistem Jalan dalam Kota Tomohon menurut wewenang
transportasi dalam konsep compact city. pembinaan dapat dibedakan menjadi tiga jenis,
Selanjutnya dilakukan analisis Keruangan (spasial) yaitu Jalan Negara, Jalan Propinsi, dan Jalan Kota.
menggunakan teknik buffer untuk melihat sebaran Panjang jalan di seluruh wilayah Kota Tomohon
permukiman yang dijangkau oleh transportasi pada Tahun 2015 mencapai 513,21 kilometer.
publik dan keterhubungan jaringan jalan yang Panjang Jalan Negara adalah 27 kilometer, Jalan
menghubungkan antar kawasan. Propinsi 12 kilometer, dan sisanya 474,21
kilometer adalah Jalan Kota. Menurut kondisinya,
HASIL DAN PEMBAHASAN
jalan kota di Kota Tomohon dibedakan menjadi,
Gambaran Umum Kota Tomohon
kondisi baik (34,16%), sedang (22,07%), rusak
Kota Tomohon diresmikan oleh Menteri
(22,95%), dan rusak berat (20,16%).
Dalam Negeri Harry Sabarno atas nama Presiden
Republik Indonesia pada tanggal 4 Agustus 2003.
Tomohon adalah salah satu kota di Provinsi
Sulawesi Utara. Kota Tomohon, berjarak sekitar
23 km dari Manado, ibukota Provinsi Sulawesi
Utara. Pada Tahun 2008 pemerintah Kota
Tomohon meliputi lima Kecamatan dan 40
Desa/Kelurahan kemudian pemekaran wilayah
pada tahun 2009 menjadi 44 Desa/Kelurahan
dengan jumlah penduduk tahun 2015 sebesar
100,373 jiwa serta memiliki luas wilayah 147,21
Km².
Gambar 4.2 Peta Ruas Jalan Kota Tomohon
Secara geografis Kota Tomohon
(Sumber: Hasil Olah Data Penulis, 2017)
dikelilingi oleh wilayah Kabupaten Minahasa.
Artinya, dari bagian utara, timur, selatan, dan 2. Terminal
barat, berbatasan langsung dengan Kabupaten Berdasarkan RTRW Kota Tomohon Tahun 2013-
Minahasa. 2033 Terminal yang ada di Kota Tomohon hanya
ada 1 (satu) yaitu Terminal Beriman dengan Tipe

259
B, yang fungsinya sebagai terminal antar kota dan untuk angkutan penumpang serta roda (gerobak)
antar propinsi serta berfungsi juga sebagai untuk angkutan barang, transportasi modern terdiri
terminal utama. Di terminal Beriman terpusatnya atas bus kota atau biasa disebut masyarakat
seluruh aktivitas kendaraan angkutan kota dengan nama mikrolet, yang khusus melayani
(mikrolet), sedangkan lokasi Terminal Beriman penumpang di dalam kota serta jenis bus antar
berada di sisi jalur lingkar timur Tomohon. kota dengan bentuk dan ukurannya lebih besar dari
mikrolet. Selain itu Kota Tomohon terdapat jenis
transportasi roda dua/ojek.

Gambar 4.3 Kondisi Terminal Beriman Kota


Tomohon
(Sumber: Dokumentasi penulis, 2017)
(Sumber: Dinas Perhubungan Komunikasi dan
3. Halte
Informatika)
Di Kota Tomohon terdapat juga fasilitas halte
Penggunaan transportasi publik di Kota
yang dapat digunakan sebagai tempat untuk
Tomohon mengalami penurunan dengan dapat
angkutan umum menaik-turunkan penumpang
dilihat pada data, terjadi pengurangan angkutan
sehingga masyarakat dapat menunggu angkutan
umum pada tahun 2016 dan terjadi peningkatan
umum di halte tersebut.
kendaran pribadi di tahun yang sama. Untuk
pergerakan yang dilakukan dengan berjalan kaki
hanya terjadi untuk perjalanan yang dilakukan
dengan jarak yang pendek seperti pada pusat
pelayanan kota.

Gambar 4.4 Peta Ketersediaan Halte di Kota


Tomohon
(Sumber: Hasil Olah Data Penulis, 2017)

Sarana Transportasi Kota Tomohon


Jenis-jenis transportasi yang ada di Kota
Tomohon terdiri dari berbagai macam/jenis antara Gambar 4.5 Peta Jaringan Trayek Angkutan Kota
lain, transportasi tradisional yaitu berupa bendi Tomohon
(Sumber: Hasil Olah Data Penulis, 2017)
yang menggunakan tenaga penggerak ewan kuda

260
Analisis Sistem Transportasi Kota Tomohon (Sumber: Hasil Olah Data Penulis, 2017)
Berdasarkan Konsep Compact City Jumlah penduduk yang berada dalam jarak
Kota Tomohon mengalami peningkatan jangkau 500 meter menuju jaringan transportasi
pertumbuhan dan pembangunan yang sangat cepat publik adalah 15.916 jiwa atau 89% dari total
terutama yang berhubungan dengan proses jumlah penduduk Kecamatan Tomohon Tengah,
pertumbuhan usaha baru, mobilisasi dan migrasi dan jumlah penduduk yang berada diluar jarak
penduduk. Namun di lain pihak keberadaan jalan jangkau 500 meter menuju jaringan transportasi
utama/arteri yang membelah kota berakibat publik adalah 1.924 jiwa atau 11% dari total
kemacetan pada ruas jalan tersebut pada saat-saat jumlah penduduk Kecamatan Tomohon Tengah.
sibuk. Berikut akan diuraikan lebih rinci sistem
2. Kecamatan Tomohon Timur
transportasi di Kota Tomohon berdasarkan konsep
Kecamatan Tomohon Timur memiliki
compact city untuk melihat tingkat kekompakan
akses transportasi publik yang baik karena
pada aspek sistem transportasi di Kota Tomohon.
terminal beriman Kota Tomohon berlokasi di
Aksesibilitas kecamatan ini. Selain itu kelurahan-kelurahan
Aksesibilitas untuk melihat kemudahan yang ada di Kecamatan Tomohon Timur dilewati
masyarakat dalam mengakses wilayah-wilayah langsung oleh jaringan transportasi publik.
yang ada di Kota Tomohon dengan melihat
kemudahan dalam menjangkau transportasi publik
akan dianalisis pada masing-masing kecamatan
sebagai berikut.

1. Kecamatan Tomohon Tengah


Berdasarkan data yang diperoleh dari
Dinas Perhubungan Kota Tomohon, sebagian
besar wilayah Kelurahan yang berada di Kota
Tomohon sudah berada dalam jangkauan berjalan
kaki untuk mendapatkan pelayanan angkutan
umum. Untuk itu pelayanan angkutan umum di Gambar 4.7 Peta Jarak Jangkau Menuju Jaringan
Kecamatan Tomohon Tengah sangat baik karena Transportasi Publik Kecamatan Tomohon Timur
Tomohon Tengah merupakan pusat pelayanan (Sumber: Hasil Olah Data Penulis, 2017)
kegiatan di Kota Tomohon Jumlah penduduk yang berada dalam jarak
jangkau 500 meter menuju jaringan transportasi
publik adalah 8.956 jiwa atau 91% dari total
jumlah penduduk Kecamatan Tomohon Timur,
dan jumlah penduduk yang berada diluar jarak
jangkau 500 meter menuju jaringan transportasi
publik adalah 880 jiwa atau 9% dari total jumlah
penduduk Kecamatan Tomohon Timur.

3. Kecamatan Tomohon Utara


Berdasarkan data yang diperoleh dari
Dinas Perhubungan Kota Tomohon, kelurahan-
Gambar 4.6 Peta Jarak Jangkau Menuju Jaringan kelurahan yang berada di wilayah Kecamatan
Transportasi Publik Kecamatan Tomohon Tengah Tomohon Utara telah dilalui oleh transportasi

261
publik dengan baik. Tersedia jalur langsung dari Gambar 4.9 Peta Jarak Jangkau Menuju Jaringan
terminal beriman menuju kelurahan kayawu, Transportasi Publik Kecamatan Tomohon Barat
walian, kakaskasen, kinilow, dan tinoor, serta (Sumber: Hasil Olah Data Penulis, 2017)
menuju unsrit/smulok. Jumlah penduduk yang berada dalam jarak
jangkau 500 meter menuju jaringan transportasi
publik adalah 14.626 jiwa atau 98% dari total
jumlah penduduk Kecamatan Tomohon Barat, dan
jumlah penduduk yang berada diluar jarak jangkau
500 meter menuju jaringan transportasi publik
adalah 239 jiwa atau 2% dari total jumlah
penduduk Kecamatan Tomohon Barat.
5. Kecamatan Tomohon Selatan
Kemudahan masyarakat Kecamatan
Tomohon Selatan dalam mengakses transportasi
publik dapat dilihat berdasarkan data dari Dinas
Gambar 4.8 Peta Jarak Jangkau Menuju Jaringan Perhubungan tentang jaringan trayek angkutan
Transportasi Publik Kecamatan Tomohon Utara
Kota Tomohon. Sebagian besar kelurahan di
(Sumber: Hasil Olah Data Penulis, 2017)
Kecamatan Tomohon Selatan telah terlayani oleh
Jumlah penduduk yang berada dalam jarak
angkutan umum yakni: kelurahan Uluindano,
jangkau 500 meter menuju jaringan transportasi
Tumatangtang, Kampung Jawa, Pinaras,
publik adalah 23.918 jiwa atau 91% dari total
Tondangow, Lahendong, dan Pangolombian.
jumlah penduduk Kecamatan Tomohon Utara, dan
jumlah penduduk yang berada diluar jarak jangkau
500 meter menuju jaringan transportasi publik
adalah 2.266 jiwa atau 9% dari total jumlah
penduduk Kecamatan Tomohon Utara.

4. Kecamatan Tomohon Barat


Berdasarkan data jaringan angkutan Kota
Tomohon, Kecamatan Tomohon Barat telah
terlayani oleh transportasi publik dengan adanya
jalur trayek langsung menuju kelurahan Woloan
dan Taratara dari terminal beriman Kota
Tomohon. Gambar 4.10 Peta Jarak Jangkauan Menuju
Jaringan Transportasi Publik Kecamatan Tomohon
Selatan
(Sumber: Hasil Olah Data Penulis, 2017)
Jumlah penduduk yang berada dalam jarak
jangkau 500 meter menuju jaringan transportasi
publik adalah 20.779 jiwa atau 94% dari total
jumlah penduduk Kecamatan Tomohon Selatan,
dan jumlah penduduk yang berada diluar jarak
jangkau 500 meter menuju jaringan transportasi
publik adalah 1.338 jiwa atau 6% dari total jumlah
penduduk Kecamatan Tomohon Selatan.

262
Tabel 4.1 Aksesibilitas Keterjangkauan
Transportasi Publik Kota Tomohon Per Kecamatan

Gambar 4.12 Prasarana Transportasi Antarmoda


Kota Tomohon
(Sumber: https://www.instantstreetview.com/ diakses
pada 3 Oktober 2017)
Pelayanan transportasi di Kota Tomohon
hanya terdiri dari beberapa moda transportasi
antara lain mikrolet, ojek, dan bendi. Dalam
perwujudan transportasi multimoda di Kota
(Sumber: Hasil Olah Data Penulis, 2017)
Tomohon masih dalam kondisi yang dapat
Berdasarkan data di atas dapat dilihat
dikatakan belum menyediakan transportasi
bahwa semua kecamatan yang ada di Kota
multimoda. Keterpaduan antar trayek atau rute
Tomohon telah berada pada kategori aksesibilitas
angkutan jalan yakni kereta api, sungai dan danau,
tinggi dalam indikator keterjangkauan transportasi
penyeberangan, laut dan udara masih belum
publik.
tersedia.

Gambar 4.11 Peta Jangkauan Transportasi Publik


Gambar 4.13 Peta Sistem Transportasi Kota
Kota Tomohon
Tomohon
(Sumber: Hasil Olah Data Penulis, 2017)
(Sumber: Hasil Olah Data & Survei Lapangan, 2017)
Transportasi Multimoda Pelayanan sistem transportasi yang ada di
Jaringan prasarana transportasi antarmoda Kota Tomohon khususnya yang berada pada jalur
di Kota Tomohon khususnya untuk angkutan utama yaitu mikrolet yang bergaris biru pada peta
penumpang belum tersedia secara menyeluruh, telah melayani hampir seluruh wilayah kelurahan
hanya tersedia terminal untuk moda transportasi yang ada di Kota Tomohon namun untuk
pada jalur utama maupun untuk jalur antar kota, pelayanan multimoda masih dikatakan jauh dari
dan untuk peralihan ke moda transportasi lanjutan standar yang berlaku. Ketersediaan moda
belum tersedia. Namun kondisi terminal belum transportasi lanjutan hanya berupa ojek yang
menyediakan fasilitas yang dapat memberikan berada pada titik-titik tertentu seperti yang
kenyamanan bagi penumpang. ditunjukan pada point hijau pada peta dengan
ketersediaan yang tidak merata.

263
Dalam hal ini keterpaduan jaringan Jaringan Jalan Yang Mengakomodasi Berbagai
pelayanan dan prasarana transportasi dalam Macam Kegiatan
penyelenggaraan transportasi multi moda di Kota Di Kota Tomohon belum terdapat jalan
Tomohon tidak tersedia sehingga belum dapat yang mengakomodasi berbagai macam kegiatan
dikategorikan kompak khusunya pada aspek yang dilakukan oleh masyarakat misalnya, belum
ketersediaan transportasi multimoda sebagai salah tersedianya jalur untuk sepeda di ruas jalan utama
satu variabel dalam mengukur tingat kekompakan Kota Tomohon, selain itu belum tersedianya jalur
pada sistem transportasi dalam mewujudkan pejalan kaki di ruas jalan permukiman yang ada di
konsep kota kompak. beberapa kecamatan.
Berdasarkan hasil analisis ketersediaan
Keterhubungan Jaringan Jalan
jaringan jalan yang mengakomodasi pejalan kaki
Keterhubungan antar kawasan di Kota
dan pengguna kendaraan tidak bermotor dapat
Tomohon telah menghubungkan pusat pelayanan
dilihat kondisi jaringan jalan yang memiliki
kota (PPK) yang berada di Kecamatan Tomohon
fasilitas pendukung sebagian besar berada pada
Tengah dan semua sub pusat pelayanan kota
ruas jalan utama yang dilewati oleh angkutan
(SPPK) dan pusat pelayanan lingkungan (PPL)
umum. Sedangkan pada jalan-jalan
yang ada yaitu Kecamatan Tomohon Timur,
lokal/lingkungan belum tersedia jalur pejalan kaki.
Tomohon Utara, Tomohon Barat, Tomohon
Kondisi ini menunjukan belum meratanya fasilitas
Selatan, namun tidak semua sub pusat pelayanan
yang ada khususnya pada kawasan yang hanya
kota (SPPK) dan pusat pelayanan lingkungan
memiliki fungsi sebagai pusat pelayanan
(PPL) yang saling terhubung.
lingkungan.
Tabel 4.2 Kondisi Jaringan Jalan Yang
Mengakomodasi Pejalan Kaki

Gambar 4.14 Peta Keterhubungan Antar-


Kawasan di Kota Tomohon
(Sumber: Hasil Olah Data Penulis, 2017)
Hasil analisis di atas menunjukan jaringan
jalan serta moda transportasi yang ada telah
menghubungkan kecamatan-kecamatan yang ada
sesuai dengan fungsi kawasan pada masing-
masing kecamatan dengan baik sehingga tiap
kecamatan dengan fungsi kawasan masing-masing
telah terhubung sepenuhnya. Tersedianya jaringan
jalan dengan kondisi yang baik memberikan
pelayanan transportasi kepada masyarakat untuk (Sumber: Hasil Analisis Penulis, 2017)
menuju pusat pelayanan kota menjadi nyaman.

264
Pada tabel di atas dapat dilihat bahwa yang telah menunjukan hasil yang kompak, yaitu
fasilitas pejalan kaki yang tersebar di kecamatan- aksesibilitas dan keterhubungan jaringan jalan,
kecamatan yang ada di Kota Tomohon belum selain itu untuk transportasi multi moda sama
menunjukan kondisi yang layak untuk digunakan sekali belum tersedia di Kota Tomohon dan
masyarakat karena belum tersedia secara lengkap jaringan jalan yang mengakomodasi berbagai
dan banyak yang hanya terdapat pada satu sisi macam kegiatan tidak tersedia secara maksimal.
jalan saja. Ini menunjukan kondisi yang belum
KESIMPULAN
kompak dalam aspek ketersediaan jaringan jalan
Berdasarkan identifikasi dan hasil analisis
yang mengakomodasi pejalan kaki, sehingga
yang dilakukan, kesimpulan yang dapat ditarik
menyebabkan masyarakat yang ada di Kota
dalam penulisan skripsi ini yaitu sebagai berikut:
Tomohon sebagian besar masih mengutamakan
1. Sistem transportasi Kota Tomohon belum
menggunakan kendaraan bermotor walaupun
dapat memberikan pelayanan menyeluruh
hanya melakukan perjalanan jarak dekat.
dengan hanya menyediakan satu moda
Evaluasi Sistem Transportasi Kota Tomohon angkutan dalam kota yaitu mikrolet
Berdasarkan Konsep Compact City dengan jumlah armada 636 unit, selain itu
Hasil analisis sistem transportasi di Kota untuk jaringan pelayanan yang belum
Tomohon berdasarkan konsep compact city yang memiliki waktu yang tetap menyebabkan
dilihat berdasarkan aksesibilitas, transportasi sistem transportasi di Kota Tomohon
multimoda, keterhubungan jaringan jalan, serta belum mengakomodasi kebutuhan
ketersediaan jaringan jalan yang mengakomodasi transportasi masyarakat Kota Tomohon.
berbagai macam kegiatan, menunjukan hasil yang 2. Evaluasi sistem transportasi dalam konsep
belum kompak karena tidak semua aspek telah compact city dengan variabel di atas
tersedia dengan baik bahkan ada aspek yang menunjukan hasil yang tidak kompak
belum tersedia sepenuhnya di Kota Tomohon. karena hanya dua aspek yang telah
Tabel 4. 3 Evaluasi Jaringan Transportasi Kota menunjukan hasil yang kompak, yaitu
Tomohon Berdasarkan Konsep Compact City aksesibilitas yang tinggi dan
keterhubungan jaringan jalan antar
kawasan yang ada, selain itu untuk
transportasi multi moda sama sekali belum
tersedia di Kota Tomohon dan jaringan
jalan yang mengakomodasi berbagai
macam kegiatan tidak tersedia secara
maksimal.

SARAN
Untuk memenuhi kebutuhan pelayanan
kota, kecamatan dan kelurahan, yaitu perlu
direncanakan transportasi massal yang dapat
memberikan pelayanan berskala kota sehingga
(Sumber: Hasil Olah Data Penulis, 2017) pada jalur transportasi utama dapat memberikan
Evaluasi sistem transportasi dalam konsep pelayanan yang maksimal kepada masyarakat
compact city dengan variabel di atas telah menuju ke perencanaan transportasi multimoda di
dianalisis di Kota Tomohon dan telah menunjukan Kota Tomhohon. Selain itu penambahan fasilitas-
hasil yang tidak kompak karena hanya dua aspek fasilitas perkotaan yang dapat mengakomodasi

265
berbagai macam kegiatan khususnya untuk pejalan Perkotaan. Jurnal Perencanaan Wilayah
kaki seperti penyediaan jalur untuk pesepeda, dan Kota No.8, 3.14.
tempat pemberhentian angkutan umum yang
Tondobala, L. (2015). Pengembangan Struktur
diperbaiki sehingga memberikan rasa nyaman Ruang: Mereduksi Mobilitas Perkotaan.
kepada masyarakat. Media Matrasain.
DAFTAR PUSTAKA Tulus, I. H., Sony, I., & Sarinah. (2016). Kajian
Buku, Makalah, Jurnal: Peningkatan Peranan Transportasi. Jurnal
Febri, T. (2012). Kemungkinan Penerapan Manajemen Bisnis Transportasi Dan
Compact City di Kawasan Logistik, Vol. 3 No. 1.
JABODETABEK Studi Kasus: Rasuna
Epicentrum. Wunas, S. (2011). Kota Humanis (Integrasi Guna
Lahan & Transportasi di Wilayah
Hassanuddin. (2014). Analisis Aksesibilitas Suburban. Surabaya: Brilian Internasional.
Angkutan Pribadi Menuju Kampus
Universitas Hasanuddin. Kebijakan dan Peraturan Terkait:
 Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Tomohon
Ilma, F., & Rakhmatulloh, A. R. (2014). Tahun 2013-2033
Pembentukan Struktur Ruang Kompak di  Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Kawasan Banyumanik Kota Semarang.
Nomor 8 Tahun 2011 Tentang Angkutan
Jurnal Pembangunan Wilayah & Kota.
Multimoda
Kamal, S. (2002). Kajian dan Arahan  Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Pengembangan Pelayanan Angkutan Kota Nomor 34 Tahun 2006 Tentang Jalan
di Kota Banda Aceh.  Peraturan Menteri Perhubungan Republik
Kusumantoro, I. P. (2007). Menggagas Bentuk Indonesia Nomor PM 32 Tahun 2016 Tentang
Ruang Kota Alternatif : Upaya Mereduksi Penyelenggaraan Angkutan Orang Dengan
Intensitas Pergerakan Lalu Lintas Kota. Kendaraan Bermotor Umum Tidak Dalam
Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota, Trayek
Vol. 18/No. 3 Desember 2007, hal 78- 90.  Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan
Pratama, I. P., & Ariastia, P. G. (2016). Faktor- Darat Nomor : Sk.687/Aj.206/Drjd/2002
Faktor Pengaruh Ukuran Urban Tentang Pedoman Teknis Penyelenggraan
Compactness di Kota Denpasar, Bali . Angkutan Penupang Umum Di Wilayah
Jurnal Teknik ITS Vol. 5, No. 1. Perkotaan Dalam Trayek Tetap Dan Teratur
Rachmadita, S. O. (2010). Arahan Kebijakan
Modal Shift Kendaraan Pribadi Ke Bus
Kota Untuk Pekerja Ulang-Alik Sidoarjo-
Surabaya Di Kecamatan Waru.

Rochansyah, M. S. (2006). Paradigma Kota


Kompak: Solusi Masa Depan Tata Ruang
Kota, dalam INOVASI Vol.7/XVIII/Juni
2006: Penataan Ruang Wilayah:
Perjalanan Panjang Bangsa. Yogyakarta:
UGM.

Tamin, O. Z. (1993). Strategi Pelayanan Angkutan


Umum, Sebagai Usaha Mengatasi
Masalah Kemacetan di Daerah

266

Anda mungkin juga menyukai