Anda di halaman 1dari 43

“STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR V”

Studi Presedent bangunan


High Rise Building

Oleh :
I Wayan Kartika
F22119057

PROGRAM STUDI TEKNIK ARSITEKTUR


JURUSAN ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS TADULAKO
2022
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kota palu merupakan ibu kota dari sulawesi tengah sehingga menjadikan kota
palu sebagai pusat berbagai hal dari mulai perkantoran parawisata dan
perbelanjaan. Selain itu pemerintah kota palu memiliki tujuan dan program untuk
menjadikan kota palu menjadi kota yang maju serta memiliki fasilitas lengkap di
kota tersebut mulai dari pusat perbelanjaan hingga pusat parawisata yang ada di
sulawesi tengah. Namun di kota palu masi terdapat kendala untuk mewujudkan
hal tersebut yaitu :
 Terbatasnya lahan di kota palu serta kebanyakan lahan turun temurun yang
belum di bebaskan pemerintah kota palu
 Pada lahan di area-area tertentu di kota palu mulai dibatasi dalam
membangun dikarenakan kota palu merupakan kota rawan bencana gempa
 Meningkatnya jumlah penduduk luar yang datang ke palu
 Di kota palu sama sekali belum memiliki sebuah gedung yang dapat
mewadah semua jenis kegiatan dalam satu gedung.
Dari faktor diatas menjadikan alasan perlu adanya gedung yang memiliki fungsi
campuran (mixed use). dengan pertimbangan pemanfaatan lahan yang terbatas
dan kemudahan dalam melakukan berbagai aktivitas yang berbeda dengan jarak
tempuh singkat.
Rumusan Masalah
 Bagaimana menjadikan bangunan yang dapat menampung seluruh
berbagai macam kegiatan dalam satu bangunan yang berlangsung selama
24 jam ?
 Bagaimana membangun sebuah bangunan tinggi yang berada di kota
rawan bencana dan merespon hal tersebut?
 Bagaimana membangun sebuah bangunan yang dapat mendukung kota
palu sebagai pusat seluruh kegiatan yang dicanangkan oleh program
pemerintah kota palu?
Tujuan Dan Sasaran
Sasaran
 Membangun fasilitas yang dapat menunjang aktifitas dan bisnis
 Membangun fasilitas yang dapat menarik minat masyarakat untuk
menikmati fungsi dari bangunan tersebut
Tujuan
 Merancang suatu bangunan yang memiliki fungsi campur (mixed
use building) yang efisien,efektif,dan fleksibel
 Menghasilkan suatu bangunan yang memiliki bentuk dinamis
dengan mempertahankan karakter dari setiap fungsi bangunan
 Membangun sebuah bangunan yang responsif terhadap iklim dan
bencana di kota palu tanpa mengurangi sedikit pun fungsi utama
bangunan sebagai mix use building.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Definisi High Rise Building
High rise building atau bangunan tinggi merupakan istilah yang sering
digunakan merujuk kepada bangunan yang memiliki struktur menjulang tinggi
atau bangunan dengan jumlah tingkat yang banyak.
Sebuah bangunan dapat disebut bangunan tinggi atau high rise building
jika bangunan tersebut memiliki ketinggian 23 meter hingga 150 meter di atas
tanah. Jika lebih dari 150 meter maka dapat disebut gedung pencakar langit atau
yang dikenal dengan istilah Skyscraper. Jika tinggi rata-rata sebuah tingkat lantai
adalah 4 meter maka bangunan tinggi setidaknya memiliki 6 tingkat lantai.
Beberapa definisi mengenai bangunan tinggi adalah sebagai berikut :
1. International Conference on Fire Safety in High-Rise Buildings mengartikan
bangunan tinggi sebagai "struktur apapun dimana tinggi dapat memiliki
dampak besar terhadap evakuasi"
2. New Shorter Oxford English Dictionary mengartikan bangunan tinggi
sebagai "bangunan yang memiliki banyak tingkat"
3. Massachusetts General Laws mengartikan bangunan tinggi lebih tinggi dari
70 kaki (21 m)
4. Banyak insinyus, inspektur, arsitek bangunan dan profesi sejenisnya
mengartikan bangunan tinggi sebagai bangunan yang memiliki tinggi
setidaknya 75 kaki (23 m).

Karakteristik High Rise Building


1. Tinggi Bangunan : 23 Meter Atau 6 Lantai.
2. Luas Per Lantai : 750m² Hingga 1500m²
3. Tipe Struktur :Open Frame, Flat Slab, Dan Bearing Wall System
4. Tipikal, Bentuk Yang Tipikal Lurus Ke Atas
5. Keterbatasan Lahan,
6. Resiko Angin Dan Gempa,
7. Resiko Roboh
8. Komplaksitas Tinggi
9. Volume Pekerjaan Yang Besar
10. Kebutuhan Energi
11. Nilai Arsitektural : Menjadi Iconic Sebuah Kawasan

Jenis-jenis Sistem Struktur pada Bangunan Tinggi


1. Sistem struktur dinding pendukung sejajar (parallel bearing walls)
2. Sistem struktur inti dan dinding pendukung (core and bearing walls)
3. Sistem struktur rangka trussed (trussed frame)
4. Sistem struktur rangka selang-seling (staggered truss)
5. Sistem struktur rangka kaku (rigid frame)
6. Sistem struktur boks berdiri sendiri (self supporting boxes)
7. Sistem struktur rangka belt-trussed dan inti (belt-trussed frame and core)
8. Sistem struktur plat terkantilever (cantilever slab)
9. Sistem struktur interspasial (interspasial)
10. Sistem struktur plat rata (flat slab)
11. Sistem struktur gantung (suspension)
12. Sistem struktur rangka kaku dan inti (rigid frame and core)
13. Sistem struktur tabung dalam tabung (tube in tube)
14. Sistem struktur kumpulan tabung (bundled tube)

Defisini Mixed Use Building


Mixed-use building adalah bangunan multi fungsi yang terdiri dari satu
atau beberapa massa bangunan yang terpadu dan saling berhubungan secara
langsung dengan fungsi yang berbeda. Mixed use building menggabungkan antara
fasilitas hunian, fasilitas bisnis, dan fasilitas rekreasi yang biasanya dimiliki oleh
suati pengembang. (Indonesiaapartment, Esti Savitri 2007).
Adapun definisi mix use building menurut beberapa sumber sebagai
berikut :
 Dalam konteks urban, bangunan tinggi multi fungsi, dikenal dengan istilah
"mixed-use building" adalah suatu bangunan yang meng-akomodasi
beberapa fungsi sekaligus.
 Mixed Use Merupakan penggunaan campuran berbagai tata guna lahan
atau fungsi dalam bangunan. (Dimitri Procos.1976)
 Mixed Use Center adalah suatu kompleks dimana terdapat berbagai fungsi
kegiatan termasuk hotel, pusat konveksi, apartemen dan perumahan,
perkantoran, pusat perbelanjaan dan pusat kebudayaan lainnya. (Dudley H.
William, Encyclopedia of American Architecture)
Jadi dapat disimpulkan Mixed Use Building adalah bangunan yang memiliki
fungsi dasar yang berbeda jenisnya sehingga memerlukan organisasi ruang yang
baik.

Tata Letak Mixed-Use Building


Tata letak dalam sebuah kawasan atau bangunan mixed-use sangat
mempengaruhi bentuk dan koneksi antar fungsinya. Sebuah kawasan atau
bangunan mixed-use dapat dikatakan sukses apabila mampu mengkoneksikan
beberapa fungsi dengan baik. Terdapat empat (4) konfigurasi tata letak bangunan
dalam sebuah kawasan mixed use (Sumargo dalam Hendrian, 2017) yaitu:
1. Mixed-Use Building Tower, memiliki struktur tunggal dari segi massa
atau ketinggian bangunan dengan fungsi-fungsi yang ditempatkan pada
lapisanlapisan tersebut. Pada umumnya, mixed use tower merupakan high
rise building,
2. Multi-Towered Megastructure, merupakan bangunan mixed-use dengan
tower-tower yang menyatu secara arsitektur dengan atrium yang berada
dibawahnya Pada umumnya atrium berfungsi sebagai pusat perbelanjaan.
Pada multi-towered megastructure, komponen yang terdapat pada podium
menjadi hal yang utama karena merupakan tempat bertemunya antar
pengguna bangunan,
3. Freestanding Structure with Pedestrian Connection, merupakan konsep
penataan pada kawasan mixed-use dengan kumpulan dari beberapa massa
tunggal yang saling terintegrasi dengan jalur pedestrian. Dampaknya,
fungsi dari setiap bangunan tidak akan bercampur menjadi satu,
4. Combination, merupakan penggabungan dari ketiga bentuk tersebut dalam
sebuah kawasan.
Karakter dan Kriteria Mixed-Use.
Menurut Schwanke, 2003. Mixed-Use mempunyai beberapa karakteristik antara
lain:
1. Terdapat 3 fungsi bangunan atau lebih seperti contoh Kantor , Hotel
dan Pusat pedagangan
2. Adanya hubungan antara fungsi-fungsi tersebut
3. Adanya ketergantungan antara setiap-fungsi yang memperkuat
intergrasi antar fungsi
4. jarak yang cukup dekat dari satu bangunan kebangunan lain
5. Adanya jalur pejalan kaki untuk menghubungkan setiap fungsi.

Macam-macam Fungsi Ruang High Rise Buiding


1. Perbelanjaan
Menurut Chiara dalam Fransisca (2014) pengertian pusat perbelanjaan
adalah kompleks toko retail dan fasilitas yang direncanakan sebagai kelompok
terpadu untuk Penerapan Konsep Arsitektur Kontemporer pada Mixed-use
building di Jakarta Selatan Tedi Kurnia, Lily Mauliani , Lutfi Prayogi 73
memberikan kenyamanan berbelanja yang maksimal kepada pelanggan dan
penataan barang dagangan yang terekspos secara maksimal.
2. Apartemen
Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia, apartemen merupakan tempat
tinggal berbentuk bangunan bertingkat yang terdiri dari beberapa tempat tinggal di
dalam setiap lantainya. Adapun pengertian apartemen yang lain dapat diartikan
sebagai “several dwelling units share a common (usually an indoor) access and
are enclosed by a common structural envelope”, yang artinya adalah beberapa unit
hunian yang saling berbagi akses yang sama dan dilingkupi oleh struktur kulit
bangunan yang sama (Lynch dan Hack dalam Riyono, 2014).
3. Hotel
Menurut Agusnawar dalam Hilal (2016) Hotel adalah suatu perusahaan
yang dikelola oleh pemiliknya dengan menyediakan pelayanan makanan,
minuman dan fasilitas kamar untuk tidur kepada orang-orang yang sedang
melakukan perjalanan dan mampu membayar dengan jumlah yang wajar sesuai
dengan pelayanan yang diterima tanpa adanya perjanjian khusus.
4. Perkantoran
Menurut Sayuti (2013:91) bahwa kantor merupakan tempat karyawan
melakukan aktivitas kerjanya: tempat proses penanganan informasi mulai dari
menerima, mengumpulkan, mengolah, menyimpan sampai menyalurkan informasi
dalam rangka mendukung tercapainya tujuan organisasi.

Pengertian Arsitektur Kontemporer


Arsitektur kontemporer merupakan suatu bentuk karya arsitektur yang
sedang terjadi di masa sekarang.
Konnemann, World of Contemporary Architecture XX “Arsitektur
Kontemporer adalah suatu gaya arsitektur yang bertujuan untuk
mendemonstrasikan suatu kualitas tertentu terutama dari segi kemajuan teknologi
dan juga kebebasan dalam mengekspresikan suatu gaya arsitektur, berusaha
menciptakan suatu keadaan yang nyata-terpisah dari suatu komunitas yang tidak
seragam.”
Ciri dan Prinsip Arsitektur Kontemporer
Berikut prinsip Arsitektur Kontemporer menurut Ogin Schirmbeck :
1. Bangunan yang kokoh
2. Gubahan yang ekspresif dan dinamis
3. Konsep ruang terkesan terbuka
4. Harmonisasi ruangan yang menyatu dengan ruang luar
5. Memiliki fasad yang transparan
6. Kenyamanan hakiki
7. Eksplorasi elemen lansekap area yang berstruktur

Strategi Pencapaian Prinsip Arsitektur Kontemporer

Dalam sebuah prinsip arsitektur kontemporer, perlu adanya strategi yang


dapat mencapai prinsip dari arsitektur kontemporer. Berikut beberapa strategi
pencapaian arsitektur kontemporer:
1. Menerapkan sistem struktur dan konstruksi yang kuat serta menerapkan
material modern sehingga memberi kesan kekinian
2. Gubahan bentuk massa tidak harus berbentuk kotak, melainkan dapat
memadadukan bentuk dasar sehingga dapat memberikan kesan ekspresif
dan dinamis
3. Optimalisasi bukaan pada bangunan sehingga dapat memberikan kesan
yang terbukan dan tidak masif, penggunaan kaca antar ruang dan koridor
4. Penggunaan material lantai dan pola lantai sebagai strategi pemisahan
ruang luar dan ruang dalam
5. Fasad bangunan menggunakan material yang transparan agar memberikan
kesan yang terbuka, selain itu untuk optimalisasi cahaya masuk ke dalam
ruang
6. Kenyamanan harus dapat dirasakan oleh penyandang kaum difabel dengan
cara adanya pengadaan ramp untuk akses ke antar lantai
7. Menghadirkan jenis vegetasi yang dapat memberikan kesan sejuk pada site
sehingga semakin menarik perhatian orang untuk datang, penerapan
vegatasi sebagai pembatas bangunan dengan bangunan lain,
mempertahankan vegetasi yang tidak mengganggu sirkulasi diluar maupun
dalam site.

Sistem Utilitas
Utilitas bangunan adalah kelengkapan penting untuk bangunan yang
mempermudah pengguna gedung untuk mencapai kebutuhan dasar seperti
kenyamanan, keselamatan, kemudahan komunikasi, kesehatan, dan mobilitas
Sistem Utilitas Bangunan
 Sistem Plambing dan Sanitasi.
 Sistem Pencegah Kebakaran.
 Sistem Tata Udara dan Ventilasi.
 Sistem Pencahayaan
 Sistem Mekanikal & Elektrikal.
 Sistem Transportasi dalam Bangunan.
 Sistem Keamanan.
 Sistem Komunikasi.
Pengertian Teknologi Bangunan
Merupakan ilmu yang mempelajari bangaimana caranya meng-
konstruksikan sesuatu hingga menjadi suatu bentuk (bangunan) yang dapat
dipertanggung jawabkan dalam hal: kekuatan, keamanannya, kegunaannya
(fungsi) dan lainnya sesuai maksud dan tujuannya.
Untuk menentukan Jenis material dan bahan yang nanti digunakan, perlu
di adakan pengkajian pada teori dan analisis terkait berapa bahan material yang
cukup sering di gunakan untuk bangunan high rise. Pada pengkajian ini di
perlukan sebuah studi kasus dari sebuh Gedung high rise yang sudah terbangun
sehingga penentuan penggunaan material bisa lebih efektif

1. Material Beton

Berikut adalah hasil analisis pemilihan material beton pada bangunan Museum
Universitas Pendidikan Indonesia:

TEORI & DATA

Beton merupakan salah satu bahan konstruksi yang homogeni, masif, dan padat
serta berfungsi untuk konstruksi dalam bentuk massif dan padat serta biasa
dijadikan struktur maupun dinding pengisi atau sebagai finishing.

Material beton yang diekspos pada museum UPI hanya terdapat pada kolom di
bagian lobi semi basemen.

ANALISIS

berdasarkan
pemihan material
Penggunaan
beton dipilih
untuk memberikan efek masif. Beton digunakan pada bagian kolom dengan
finishing acian dan cat. Analisis berdasarkan arsitektur modern Penggunaan
material beton pada Museum UPI sesuai dengan 5 ciri arsitektur modern yaitu
bentuk mengikuti fungsi (fasade beton mengikuti denah), bentuk simpel (bentuk
material beton persegi sederhana dan datar), material fungsional (material beton
digunakan sesuai dengan fungsinya), estetika mesin (material beton dibuat secara
pabrikasi), dan anti ornamen (material beton yang polos tanpa ornamen/ukiran).

2. Material Stainless Steel Cladding

Berikut adalah hasil analisis pemilihan material


Stainless Steel Cladding pada bangunan Museum Universitas Pendidikan
Indonesia:

TEORI & DATA

Stainless Steel Cladding[6] adalah material berupa bahan daur ulang dari logam
yang dilapisi lagi dengan finish tertentu, dan berfungsi sebagai pelapis pada suatu
bidang.

Stainless Steel Cladding baik digunakan pada interior maupun eksterior bangunan,
dan dapat memberi kesan mencolok dengan berbagai varian warna.
ANALISIS

Analisis berdasarkan pemilihan material Stainless Steel Cladding pada fasade


bangunan museum UPI berfungsi sebagai pemberi cirikhas dengan ukiran yang
terdapat pada bidang stainless steel yang dipasang. Analisis berdasarkan arsitektur
modern Penggunaan material Stainless Steel Cladding pada Museum UPI sesuai
dengan 4 dari 5 ciri arsitektur modern yaitu bentuk mengikuti fungsi (material
Stainless Steel Cladding mengikuti bentuk bangunan), bentuk simpel (bentuk
material Stainless Steel Cladding persegi sederhana dan datar), material
fungsional (material Stainless Steel Cladding digunakan sesuai dengan
fungsinya), dan estetika mesin (material Stainless Steel Cladding dibuat secara
pabrikasi). Sedangkan ciri anti ornamen tidak sesuai (Stainless Steel Cladding
terdapat motif wayang)

3. . Material Alumunium Composite Panel Cladding

Berikut adalah hasil analisis pemilihan material Alumunium Composite Panel


Cladding pada bangunan Museum Universitas Pendidikan Indonesia:

Alumunium Composite Panel Claddingadalah bahan material yang direkayasa


dengan bahan alami yang dibuat dengan dua atau lebih unsur bahan yang secara
signifikan berbeda secara fisik maupun kimiawinya, terpisa

Alumunium Composite Panel Cladding dapat dibentuk sesuai keinginan sehingga


dapat merubah tampilan bangunan dan berfungsi untuk pelapis suatu bidang.
ANALISIS

Analisis berdasarkan pemihan material Alumunium Composite Panel Cladding ini


berfungsi sebagai pelapis dinding pada bangunan museum UPI, menghasilkan
efek glowing, tingkat kerapihan yang lebih dibandingkan dengan finishing beton
dengan cat, dan tampilan logam yang dihasilkan memberikan nuansa modern
terhadap bangunan. Hampir keseluruhan bangunan ini dilapisi oleh Alumunium
Composite Panel Cladding. Analisis berdasarkan arsitektur modern Penggunaan
material Alumunium Composite Panel Cladding pada Museum UPI sesuai dengan
5 ciri arsitektur modern yaitu bentuk mengikuti fungsi (fasade ACP mengikuti
denah), bentuk simpel (bentuk material ACP persegi sederhana dan datar),
material fungsional (material ACP digunakan sesuai dengan fungsinya), estetika
mesin (material kaca dibuat secara pabrikasi), dan anti ornamen (material ACP
yang polos tanpa ornamen/ukiran).
Studi Kasus

Contoh studi kasus bangunan tinggi yang menarapkan konsep mix use
building yang menganut konsep gaya kontemporer di dunia maupun di indonesia

JIN MAO TOWER (GRAND HYATT SHANGHAI)

JIN MAO Tower merupakan pencakar langitmulti fungsi yang terdiri dari
perkantoran, hotel,pertokoan, parkir, auditorium dengan luas 280.000M2 yang
terletak di distrik Pudong didalam zona perdagangan dan financial Lujiazui dikota
metropolis Shanghai, China. Terdiri dari 88 lantai dengan ketinggian 421 M,
hingga tahun 2005 tergolong pencakar langit tertinggi ke 4 didunia, setelah Taipei
Financial Center-Taiwan, Petronas Tower-Malaysia, Sears Tower-Chicago USA.
Penggunaan bangunan ini adalah 50 lantai untuk perkantoran, 38 lantai hotel

dengan 555 kamar (Grand Hyatt Shanghai), 900 mobil-1000 motor pada basemen
3 lantai (57.000M2) dan dilengkapi dengan 20.500 M2 pertokoan,pusat
perjajanan, pusat konvensi.

Studi analisis JIN MAO Tower dari perspektif arsitektural:

1. Rencana denah
Merupakan bentuk oktagonal yang di ilhami oleh denah tipikal pagoda
dengan service core oktagonal pula yang melayani lift ekspres ke skylobby
perkantoran dan hotel. Sumbu silang/salib merupakan area entrans dan
sirkulasi utama yang konsisten dengan pengaturan zona zona elevator ke
lobi lobi atas. Pengaturan denah perkantoran dan hotel sangat dibatasi oleh
bentuk segidelapan (arsitektur pagoda) dan sistim struktur yang
menunjang konsep pagoda. Namun masih memberi- kan peluang
kreativitas pada tatanan ruang hotel dengan adanya atrium megah pada 38
lantai atas dan berakhir pada atap skylight yang merupakan mah-kota
bangunan ini.

2. Penampilan eksterior
Inspirasi penampilan eksterior bersumber dari bentuk pagoda Cina yang
historis. Konsisten dengan bentuk silang pada keempat sisi, namun
mengecil secara gradual pada keempat sudutnya yang menciptakan suatu
pola yang ritmis. Fasade stainless steel metalik meng-ekspresikan
pergantian cahaya matahari dengan perubahan warna disiang hari,
sedangkan pada malamnya bagian monumen dan puncak menampilkan
iluminasi buatan seperti mercusuar yang mendominasi skyline kota
Shanghai.
3. Tampak bangunan
Inspirasi tampak bangunan juga bersumber dari fung shui dengan
membuat beberapa referensi terhadap angka mujur 8. Denah segi delapan,
ketinggian gedung 88 lantai. Bagian dasar (towerbase) berlantai 16 (2x8).
Lantai berikutnya secara gradual dan ritmik mengecil menjadi 14 (16-
1/8x16),12,10,8,7,6,3,2,1 dengan total 88 lantai.
4. Simplisistik dan keseimbangan
Denah gedung ini menyatakan kesederhanaan yang tercermin dari
pengolahan bentuk geometris dasar (segidelapan) dengan kesan axial kuat
mem-bentuk keseimbangan simetris.
5. Skala dan proporsi
Gedung pencakar langit ini termasuk dalam salah satu gedung yang
teramping didunia dengan aspect ratio 8:1 (ratio tinggi dengan lebar dasar
bangunan). Dengan ketinggian 421 M, gedung ini menonjol dalam skala
urban sesuai dengan tujuan awal pembangunan sebuah pencakar langit.
6. Organisasi ruang
Susunan dan hirarki pengelompokan ruang diatur menurut tingkat
intensitas aktivitas manusia yang terlibat didalamnya. Pusat eksibisi,
konvensi dan pertokoan yang melibatkan banyak orang terletak pada
bagian dasar gedung, diikuti perkantoran yang terdiri dari high zone,
medium zone maupun low zone pada bagian monument. Hotel dengan
kebutuhan ketenangan dan privasi disusun pada bagian teratas (38 lantai),
berakhir dengan lantai observasi atas.
7. Dampak visual
Sebagai salah satu gedung tertinggi didunia, JIN MAO Tower merupakan
suatu landmark pada skyline kota Shanghai dan ikon simbolik yang
menyatakan suatu progres dan perkembangan ekonomi finansial yang
signifikan kota Shanghai pada khususnya dan Cina pada umumnya.
Dampak visual yang timbul semakin menegaskan keberadaan gedung ini
sebagai Cathedral of Commerce dan mengumandangkan munculnya China
sebagai superpower ekonomi yang baru.]
8. Langgam arsitektur
Termasuk tipologi pencakar langit monolitik dengan langgam global /
lokal (kategori postmodern skyscraper) yang menggabungkan tradisi
disain lokal(pagoda) dengan tipologi bangunan global (pencakarlangit).
9. Ornamentasi dan dekor
Ornamentasi fasade (dinding dan atap) merupakan bentuk yang unik dan
historis menghasilkan monumen kultural yang belum pernah terjadi
sebelumnya yang secara simultan menyajikan nostalgia dan futuristic.
Studi Analisis JIN MAO TOWER dari perspektif struktural:
1. Bentuk struktur dan dimensi
Sistim mega struktur (core & outriggers) terdiri dari komponen komponen
struktur dengan referensi angka 8 yaitu:
 Dinding oktagonal core reinforced mega-concrete
 8 mega kolom komposit eksterior
 8 mega kolom baja eksterior
 8 outrigger trusses struktur baja
 Pile cap fondasi tiang pancang beton tebal 4 M
 44 balok lantai interior dan 16 balok lantai eksterior

2. Kekuatan dan stabilitas


Konsep sistim struktur JIN MAO TOWER berdasarkan pada:
 Penggunaan penempatan beton bertulang secara strategis yang
dipadukan dengan struktur baja untuk menahan beban beban lateral
ekstrem dan gravitasi dengan efisiensi struktur maksimum tanpa biaya
material struktur yang berlebihan.
 Penggunaan prinsip prinsip fisika untuk meningkatkan efektivitas
momen inersia bangunan.
 Reduksi kelebihan elemen elemen struktur yang secara signifikan
meningkatkan nilai ekonomis bangunan.

Resistansi gaya lateral (seismik dan angin dilakukan dengan kombinasi dinding
core beton di bagian dalam dan mega kolom komposit dibagian luar yang
dihubungkan dengan struktur rangka baj outrigger yang bekerja secara komposit
dengan lantai diafragma horizontal.

Sistim outrigger memaximalkan tinggi “balok” struktur terhadap deformasi lentur


ketika bangunan tinggi ini berperilaku seperti kantilever vertikal. Outrigger ini
terdapat pada lantai 24-26, 51-53, 85-atap.

Beban lateral arah tegaklurus bangunan ditahan oleh 8 mega kolom komposit
frontal, beban lateral arah diagonal ditahan oleh 8 mega kolom baja pada sudut.

Beban gravitasi diterima secara merata oleh ke8 megakolom komposit dibagian
luar yang juga berfungsi menerima beban axial akibat momen lentur total,
sedangkan mayoritas gaya geser ditahan oleh shear wall core. Dimensi mega
kolom ber variasi mulai 1,50x5,00M sampai 1,00x3,50M pada lantai 87, dimensi
core shear wall bervariasi mulai dari 0,85M dibagian fondasi hingga o,45M pada
lantai 87.

3. Kekakuan struktur
Sistim resistansi gaya lateral JIN MAO Tower secara esensial bersandar
pada resistansi lentur dan geser dari core sentral, kekakuan axial mega
kolom komposit luar dan kekakuan lentur dan geser rangka outrigger.
Efisiensi struktur berpusat pada transfer beban langsung dari core sentral
ke kolom eksterior tanpa perlu rangka perimeter (sabuk). Resistansi torsi
struktur dicapai melalui core sentral dengan bentuk tertutup dengan
kompromi kompromi arsitektur, misalnya penetrasi penetrasi ke core
sentral, batasan batasan ketebalan dinding core, dimensi mega kolom serta
lokasi dan ketinggian sistim outrigger.
4. Efisiensi dan ekonomis
Nilai ekonomis JIN MAO Tower dicapai melalui penggunaan struktur
beton bertulang mutu tinggi seperti terlihat pada table berikut ini:

5. Simplistik dan klarati


Mega struktur dengan sistim core-outrigger merupakan sistim struktur
yang menjanjikan keuntungan keuntungan untuk bangunan tinggi bahkan
diatas 100 lantai . Sebenarnya keseluruhan sistim ini dapat berintegrasi
baik dengan bangunanmulti fungsi dimana elemen elemen outrigger dapat
dimanfaatkan sebagai lantai mekanikal elektrikal dan merupakan transisi
antara fungsi satu dengan lainnya. Hal tersebut merupakan potensi yang
dapat di representasikan pada fasade bangunan untuk klaritipenampilan
strukturnya. Pada JIN MAO Tower, bagian fasade vertikal frontal
merupakan ekspresi mega kolom, hanya sayangnya struktur outriggernya
(lantai 24-26,51-53,85-87) tidak ter ekspos dengan jelas karena tersamar
oleh lantai lantai “mekanikal- elektrikal” lainnya.

6. Kerampingan struktur
Tingkat kerampingan struktur yang dinyatakan dengan “slenderness ratio”
berpengaruh langsung dengan building drift/sway yaitu penyimpangan
terjauh (pergeseran) puncak bangunan yang diakibatkan oleh gaya latera
(angin/gempa). Drift ratio JIN MAO Tower ini mengindikasikan nilai
yang lebih rendah dibandingkan bangunan tinggi lainnya bahkan dengan
slenderness ratio yang lebih besar seperti terlihat pada table berikut ini:
Sistem Utilitas

1. Perlengkapan Ac
1) Air conditioner

Bagian-Bagian AC (Air Conditioner) Unit


a) Compressor (komfersi).
Yaitu berfungsi untuk memompa gas refrigerant.
b) Recervoir.
Yaitu berfungsi untuk manyimpan gas dari condensor sebelum di
alirkan ke compressor.
c) Condensor (penguapan).
Berfungsi untuk tempat pembuangan temperatur panas
d) Evaporator (pengembunan).
Berfungsi untuk tempat pembuangan temperatur dingin
e) Filter Dryer.
Berfungsi sebagai penyaring sisa sisa kotoran gas dan oli
f) Motor Fan Dan Blower.
Motor berfungsi untuk memutar kipas fan
dan blower agar terjadi nya sirkulasi udara.

2) AC SPLIT
C Split Wall adalah jenis AC yang
paling umum digunakan di rumah,
kantor maupun instansi di Indonesia,
ini disebabkan beberapa faktor mulai
dari gampangnya perawatan dan
support. AC ini terbagi menjadi dua
bagian yaitu Indoor dan Outdoor.
Indoor adalah bagian yang
mengeluarkan hawa dingin dan
Outdoor adalah bagian tempat dimana
mesin berada

3) AC Cassette
AC Cassette digunakan pada mall karena kebutuhan yang banyak ,
tanpa penutup plafon. AC Cassete terhubung dengan chiller untuk
menyaluran udara dingin yang dihasilkan dari air chiller. Dibutuhkan
banyak karena tergantung pada pengguna ruangnya, menggunakan sistem
VRV (outdoor yang dapat menampung 5 AC indoor). Chiller terhubung
langsung dengan pemipaan AC cassete untuk mengalirkan udara hasil
pendinginan dari chiller. Chiller biasanya terletak di ruang luar
4) AC Central
AC Central adalah satu sistem AC yang digunakan untuk seluruh
bangunan. Untuk multi storiesbuilding dilengkapi dengan AHU (Air
Handling Unit) di tiap lantai. Fungsi AHUadalah untuk mengatur
distribusi udara yang dikondisikan pada setiap lantai.Evaporator terdapat
pada setiap AHU atau pada tiap ruang, bila dikehendaki untukdiatur
suhunya.

5) Chiller dan Cooling Tower Ac Cassette

Cooling tower menggunakan cerobong untuk mengeluarkan panas yang


dihasilkan oleh mesinnya, dengan kisi-kisi dibagian sisnya yang berfungsi sebagai
exhaust agar menjaga sirkulasi udara didalam ruang alat chiller.
2. Sistem Listrik Dan Penerangan
1) Sumber listrik (PLN)
2) Cadangan listrik (generator set)

3. Penerangan Dalam Bangunan


1) jenis lampu LED flueresen

2) Exhaust

Exhaust digunakan untuk


pendingin genset, karena genset
menghasilkan ovwrhwat sebesar 105
C untuk menghindari ruangan control
panel menjadi panas maka diperlukan
exhaust untuk mengeluarkan panas
yang yang dihasilkan dan mengambil
udara dai luar agar genset tetap
berputar

4. Transportasi Dalam Bangunan


5. Sistem Palmbing (Air Bersih Dan Air Kotor)
1) Sumber Air Bersih
Air bersih dapat diperoleh dari berbagai sumber, yaitu:
1. Air tanah
a. Air tanah dangkal (unconfined aquifer)
b. Air tanah dalam (confined aquifer)
2. Air hujan
3. Air permukaan

Dapat berasal dari sungai, danau, waduk, telaga dan sebagainya.

2) Sistem Distribusi Air Bersih


Down-feed system
Dalam sistem ini, air ditampung
terlebih dahulu di tangki bawah
(ground tank), kemudian dipompakan
ke tangki atas (upper tank) yang
biasanya dipasang di atas atap atau di
lantai tertinggi bangunan. Dari sini air
didistribusikan ke seluruh bangunan.

3) Sistem Plambing Air Kotor dan Limbah


Klasifikasi berdasarkan jenis air buangan:

a. Sistem pembuangan air kotor.


Adalah system pembuangan untuk air buangan yang berasal dari kloset,
urinal, bidet, dan air buangan yang mengandung kotoran manusia dari alat
plambing lainnya ( black water ).

b. Sistem pembuangan air bekas.


Adalah system pembuangan untuk air buangan yang berasal dari bathtub,
wastafel, sink dapur dan lainnya ( grey water ). Untuk suatu daerah yang tidak
tersedia riol umum yang dapat menampung air bekas, maka dapat di gabungkan
ke instalasi air kotor terlebih dahulu

c. Sistem pembuangan air hujan.


Sistem pembuangan air hujan harus merupakan system terpisah dari
system pembuangan air kotor maupun air bekas, karena bila di campurkan sering
terjadi penyumbatan pada saluran dan air hujan akan mengalir balik masuk ke
alat plambing yang terendah.
6. Sistem Keamanan Bangunan

1) Pintu darurat
Pintu darurat seharusnya bewarna
merah tetapi pada lapangan tidak demikian,
pintu darurat pada bangunan ini berwarna
putih. Pintu memiliki tuas yang memudahkan
dibuka saat dalam keadaan panik, serta
memiliki kaca tahan api seluas 1m² diletakkan
di setengah bagian atas pintu.

2) Hydrant
a. Hydrant bangunan
Jumlah hydrant dalam bangunan menentukan kapasitas pompa
yang digunakan untuk menyemprot air, hydrant ditempatkan pada jarak
35m satu dengan yang lain.

b. Hydrant pillar (hydrant taman)


Berfungsi untuk menyuplai air bertekanan dari sumber air.
Ditempatkan di luar yang aman dari api agar penyaluran pasokan air ke
dalam bangunan lebih mudah saat kapasitas air dalam mobil pemadam
kebakaran habis Pondasi pada hydrant pillar harus kuat karena saat
terjadi kebakaran aliran air yang ada di dalam jaringan sangat kuat.
Bahan konstruksi dari hydrant pillar adalah stainless steel.
Material ini merupakan material yang paling baik menahan
terbentuknya korosi. Korosi dapat terjadi jika adanya larutan yang
bersifat elektrolit dan oksigen. Karena hydrant pillar diletakkan di luar
ruangan maka potensi untuk terjadinya korosi tinggi.

3) Sprinkler
Sprinkler bekerja mendeteksi panas. Pada suhu tertentu, cairan
dalam tabung akan pecah sehingga kepala sprinkler mengeluarkan air.

4) Alat Pendeteksi Asap

Ada dua jenis utama dari pendeteksi asap yaitu detektor ionisasi
dan detektor fotoelektrik. Alarm asap menggunakan satu atau dua metode,
kadang ditambahkan detektor panas, untuk mengatasi api. Alat-alat
memerlukan tenaga sekitar 9 volt pada betterai, litium baterai atau 120 volt
kabel rumah. Alat pendeteksi asap akan aktif bila terdapat kumparan asap
yang mengenainya dan secara otomatis mengaktifkan alarm kebakaran dan
menyalakan sprinkler

5) Alarm Kebakaran
Alat ini akan megeluarkan signal berupa
suara alarm dan indikasi lampu menyala apabila
detektor menemukan salah satu atau beberapa
tanda kebakaran, misalnya api, asap, gas
maupun panas
7. Sound System

Tujuan utama dari pemasangan sound system adalah untuk mempermudah


distribusi informasi serta aktivitas di dalam bangunan hotel.

8. Sistem Pembuangan Sampah

SHANGHAI WORLD FINANCIAL CENTER


1. Sejarah Singkat
Awalnya bangunan ini direncanakan untuk dibangun mulai tahun
1997, tetapi prosesnya terhenti sementara karena Krisis Finansial di Asia
di menjelang akhir tahun dekade 1990 dan kemudian desainnya diubah
oleh developer. Pembangunan bangunan ini dibiayai oleh beberapa firma
multinational termasuk Bank China, Jepang dan Hong Kong juga oleh
developer Jepang dan Investor Amerika dan Eropa yang dirahasiakan.
Bank Investasi Amerika Morgan Stanley mengatur pembiayaan untuk
Mori Building.
Pondasi mulai dikerjakan tanggal 27 Agustus 1997. Di akhir
dekade 1990 the Pierre de Smet Building Corporation mengalami
kesulitan keuangan akibat krisis finansial di Asia di 1997 sampai 1998
yang mengakibatkan proyek tertunda ketika pondasi telah selesai. Tanggal
13 Februari 2003, Mori Group meningkatkan tinggi bangunan menjadi
492m dan 101 tingkat dari rencana semula yang hanya 460m dan memiliki
94 tingkat. Bangunan baru menggunakan pondasi semula dan proyeknya
dilanjutkan tanggal 16 November 2003.
Bangunan mencapai ketinggian total 492m pada tanggal 14
September 2007 setelah pemasangan girder baja terakhir. Cladding Panels
terakhir dipasang di pertengahan Juni 2008 dan instalasi elevator selesai
pada pertengahan Juli 2008. Pada tanggal 17 Juli 2008 Shanghai World
Financial Center selesai dan pada tanggal 28 Agustus 2008, SWFC
memulai kegiatan bisnisnya secara resmi dan pada tanggal 30 Agustus
2008, Lantai observatory terbuka untuk publik.

2. Pembagian Peruntukan Lantai pada Shanghai World Financial Center

Shanghai World Financial Center ini terdiri dari :


 Parkir Basement 3 lantai
 Pusat perbelanjaan dan Tempat Konferensi ( lantai 1 – 5 ) 
 Perkantoran ( lantai 7 – 77 )
 The Park Hyatt Hotel ( lantai 79 – 93 )
 Observation Deck ( lantai 94 – 100 )

3. Perencanaan Bangunan
Shanghai World Financial Center ini direncanakan dengan
menggabungkan 2 bentuk lengkungan dengan bentuk trapesium. Pada
kebudayaan Cina kuno ini menggambarkan mengenai bumi dan langit.
Awalnya pada perencanaan awal hendak digunakan bentuk lingkaran pada
puncaknya, tetapi pemerintah Cina menolaknya karena dianggap
menyerupai bendera Jepang.
Pada bangunan tinggi, gempa dan angin merupakan suatu yang
sangat mempengaruhi perencanaan strukturnya. Shanghai World Financial
Center didesign untuk menahan typhoon dengan periode ulang 200 tahun
dan gempa dengan periode ulang 2000 tahun. Selain itu, Sistem struktur
lateral pada bangunan ini didesain untuk membatasi story drift di bawah
50 tahun umur rencana beban angin dengan inter-story drift adalah h/200
di lantai 91 ke bawah.
Besarnya Gaya angin yang terjadi di tiap- tiap tempat dan
ketinggian tertentu amat berbeda satu sama lainnya. Oleh karena itu data
yang akurat mengenai iklim dan cuaca di kota Shanghai benar-benar amat
diperlukan. Untuk mendapatkan beban angin yang akurat dalam
mendesain bangunan ini, dilakukan 4 tahap program tes terowongan angin
(dilakukan oleh Alan G. Davenport Wind Engineering Group). Tes-tes
tersebut antara lain : 1
 Force balance test for structural loads (structure strength)
and dynamic response(human comfort).
 Pressure test for the development of steady-state and the
dynamic pressures and suctions on the façade (for the
design of the façade).
 Environmental test (for windiness in the streets and
courtyards).
 Aeroelastic test for structural loads
4. Struktur Shanghai World Financial Center

Shanghai World Financial Center secara umum merupakan struktur


yang komposit karena menggabungkan penggunaan beton maupun baja
pada konstruksinya. Pada lantai Observatory ( lantai 94 sampai lantai 101)
dibangun dengan sistem struktur rangka baja dengan lubang berbentuk
trapesium di antaranya.
Struktur utama ini dirancang seperti ini untuk mendukung kekuatan
dan beban yang bekerja pada bangunan yang berasal dari gaya dalam dan
beban eksternal seperti gempa bumi, badai dan angin. Bentuk menara ini
dirancang berbentuk trapesium dengan panjang sisi yang sama 58 m
dipotong dengan dua busur yang bergerak dari atas ke bawah sampai
kedua busur tersebut bertemu kembali sehingga bangunan bersisi enam.
Bentuk ini bertujuan untuk merespon tegangan dengan cara terbaik dan
mengoptimalkan bahan yang digunakan. Bentuk bangunan ini juga
berubah seiring dengan perubahan tingginya.
Selain itu pada bagian atas bangunan juga terdapat terowongan
berbentuk trapesium terbalik yang berfungsi mengurangi gaya angin yang
diterima. Struktur ini direncanakan untuk menerima gaya gempa sampai 7
skala Richter.
Pada bangunan tinggi seperti Shanghai World Financial Center,
berat bangunan sangat mempengaruhi pada struktur bangunan tersebut.
Semakin ringan bangunan akan semakin baik dalam menerima beban
gempa. Untuk mengurangi berat pada bangunan ini dilakukan beberapa
langkah antara lain :
 Mengecilkan tebal dari shear wall beton
 Memperbesar stiffness dari sistem penahan beban lateral
pada keliling bangunan
 Menggunakan rangka baja pada bagian atas bangunan
 Penggunaan outrigger truss yang cukup ringan untuk
mentransfer gaya dari core
 Ukuran bangunan mengecil seiring bertambah tingginya
bangunan

Pada Shanghai World Financial Center ada tiga sistem struktur


yang utama :

a. the mega-frame structure ( struktur mega portal ):


o mega-diagonals

o mega-columns

o belt trusses

b. the reinforced concrete and braced steel services core (beton


bertulang dan services core dengan pengaku baja)
c. the outrigger trusses yang menghubungkan services core di tengah
bangunan dengan megastructure columns; dikombinasikan untuk
menahan beban vertikal dan lateral.
Gambar Sistemstruktur Shanghai World Financial Center

Detail Sistem Struktur Shangai World Financial Center

\
5. Mega-Frame Struktur
A. The Diagonal of The-Mega Structure
Diagonal dari megastruktur dibentuk dari Baja struktural. Ketika Box
Baja ini akan dipasang, Box ini diisi dengan beton. Hal ini dilakukan
untuk :
 Meningkatkan kekakuan diagonal itu sendiri
 Structural damping pada bangunan tersebut Dengan
digunakannya mega-diagonal pada bangunan ini sebagai
damping, maka beban lateral yang diterima bisa segera diredam
 Mencegah terjadinya buckling pada plat tipis baja yang
membentuk box diagonal.

Selain itu, untuk menjamin kelekatan / sinergi pada beton yang


dicorkan pada bagian dalam box baja, biasa digunakan stud shear
connectors. Sehingga beton dan box baja bisa memberikan perilaku
bersama-sama dalam menahan beban yang terjadi pada bangunan ini.

B. The Columns of the Mega-Structure


Kolom dari megastruktur dibentuk dari gabungan antara struktur
baja dan beton bertulang. Struktur Komposit ini diharapkan untuk dapat
menerima beban yang lebih besar lagi daripada beton bertulang saja
ataupun kolom baja saja. Karena seperti yang kita tahu bahwa kolom
akan dominan menerima tekan dan gaya aksial lebih ditentukan oleh
luasan penampang kolomnya.
Pada sambungan mega-diagonals dan kolom, kolom baja harus
dalam ukuran yang mampu secara penuh mentransfer beban dari
komponen vertikal pada diagonal menuju kolom komposit dan
meneruskannya pada pondasi.
Untuk usaha mengurangi berat sendiri dari strukturnya, di atas dan
di bawah sambungan ini, ukuran dari kolom baja berkurang. Pada
sambungan ini harus dijamin agar dapat menyalurkan beban dengan
baik. Jauh dari daerah dimana kolom baja mentransfer beban menuju
beton, kolom baja hanya membutuhkan kekuatan yang cukup untuk
membawa beban konstruksi dari pekerjaan konstruksi di atas.

C. Belt Trusses
Belt truss adalah struktur rangka batang yang ditempatkan pada
kolom-kolom eksterior dan mengelilingi gedung di sebelah luar. Fungsi
dari Belt Truss adalah mengkonversi gaya kopel horisontal menjadi
gaya kopel vertikal untuk diterukan ke kolom selain itu Belt Truss
berfungsi untuk mengurangi besar Drift yang terjadi pada struktur
bangunan tinggi, meningkatkan stiffness aksial dan meningkatkan
efisiensi keseluruhan dari sistem.
Pada Shanghai World Financial Tower, elemen belt-truss dan
transfer truss terdiri atas penampang box baja khusus tanpa terisi beton.
Karena penggunaan belt-truss melayani hanya lantai tertentu saja.
6. Services Core

Bangunan ini menggunakan satu inti. Dinding inti pada bangunan


ini dibentuk dengan menggunakan bahan komposit. Luas area inti ini
mencapai 750 m2 . Dinding inti ini terletak di tengah bangunan dan bentuk
dari dinding inti ini berubah seiring dengan bentuk bangunan yang
berubah makin ke atas.
Kontinuitas dari service core dibagi menjadi tiga bagian yaitu
bagian bawah, tengah dan atas. Bagian bawah ( lantai 1 – lantai 59 ) dan
bagian tengah ( lantai 60 – lantai 79 ) menggunakan konstruksi shear wall.
Pada interchange nya pada lantai 55 – 59 , diafragma diperkuat untuk
mentransfer gaya geser dengan baik. Sedangkan pada service core atas,
core dibuat dari rangka baja. Pemilihan ini dikarenakan pada lantai
tersebut digunakan sebagai hotel. Selain itu, penggunaan rangka baja
mengurangi berat sendiri bangunan lebih banyak daripada penggunaan
wall dari baja. Pada lantai 79, diafragma lantainya juga diperkuat untuk
menjamin transfer gaya geser berlangsung dengan baik.

Jenis sistem struktural ini telah memungkinkan untuk mengurangi


biaya dan mempercepat konstruksi lebih dibandingkan dengan sistem
tradisional. Karena salah satu tujuan struktural adalah untuk
mengoptimalkan struktur dan bahan-bahan, maka bangunan ini dirancang
dengan ketebalan dinding beton yang tidak terlalu tebal yang merupakan
inti pusat. Hal ini dicapai dengan membatasi kekuatan lateral yang
dihasilkan oleh angin dan setiap gempa bumi, yang harus didukung oleh
dinding-dinding batas ini.
DAFTAR PUSTAKA

Mauliani, L., & Prayogi, L. (2020). PENERAPAN KONSEP ARSITEKTUR


KONTEMPORER PADA PERANCANGAN MIXED-USE BUILDING
DI JAKARTA SELATAN. PURWARUPA Jurnal Arsitektur, 

Priatman, J. (2005). BANGUNAN TINGGI MULTI FUNGSI SEBAGAI SINTESIS


ARSITEKTUR DAN STRUKTUR Studi Analisis Jin Mao Tower Grand Hyatt
Shanghai. DIMENSI (Journal of Architecture and Built Environment), 33(1).

CTBUH Journal 2008, Issues II. CASE STUDY : SHANGHAI WORLD


FINANCIAL CENTER

Anda mungkin juga menyukai