Anda di halaman 1dari 39

1

STRUKTUR KONSTRUKSI dan UTILITAS IV

KONSEP DESAIN

LATAR BELAKANG
Timbulnya bangunan bangunan tinggi
disebabkan oleh kebutuhan ruang yang selalu
meningkat terutama di pusat pusat Kota baik
sebagai ruang kerja kantor maupun tempat
tempat tinggal/Flat flat. Penduduk dunia
meningkat terus sedangkan tanah di planet
bumi ini tidak bertambah, sehingga harga tanah
terutama di Kota Kota besar menanjak terus,
memaksa manusia untuk membangun Vertikal keatas.
Menurut perhitungan para ahli, perluasan kota kota besar di dunia ini akan
menghabiskan tanah pertanian dalam waktu 30 tahun mendatang, sedangkan tanah
pertanian sangat dibutuhkan untuk memproduksi makanan bagi penduduk dunia yang
terus bertambah. Jelaslah sudah bahwa pembangunan ruang bertumpuk keatas
bukanlah merupakan kemewahan, tetapi sebaliknya merupakan tindakan peri
kemanusiaan dalam arti menghemat untuk generasi mendatang. Namun masalah
masalah Ekologis yang berhubungan dengan adanya bangunan bangunan tinggi
harus tetap menjadi perhatian para Arsitek.
Oleh karena itu pengaruh yang paling besar pada bangunan berlantai banyak
adalah bagaimana mencari solusi penyelesaian struktur dan konstruksi bangunan
dalam system penyaluran beban dan system konstruksi yang digunakan agar bangunan
berlantai banyak ini aman dan bertahan lama.
Perkembangan sebuah kota dapat dilihat juga dari apakah kota tersebut
merupakan pusat pemerintahan atau bisnis atau pun juga industri dan perdagangan
banyak faktor bisa mempengaruhinya. Yang menjadi dampak besar adalah lahan yang
sangat minim dalam pembangunan hingga terjadinya kepadatan semakin padat serta
lahan pemukiman yang menjadi masalah besar dan berat.

KONSEP DESAIN
2
STRUKTUR KONSTRUKSI dan UTILITAS IV

JENIS BANGUNAN
APARTEMENT
Apartement bertingkat tinggi (high rise building), memiliki ketinggian di atas 8
lantai. Pengertian apartemen dari berbagai sumber yang dapat dijadikan sebagai acuan
adalah sebagai berikut :
a. Apartemen adalah tempat tinggal yang terdiri dari kamar duduk, kamar tidur,
kamar mandi, dapur dan sebagainya yang berada pada satu lantai bangunan
bertingkat. (sumber: kamus bahasa Indonesia Depdikbud, balai pustaka.
Jakarta. 1990.)
b. Apartemen adalah suatu ruang atau kumpulan ruang yang dapat digunakan
sebagai unit tempat tinggal yang sifatnya dapat digunakan untuk milik sendiri
ataupun disewakan. (sumber : new internasional dictionary of the English
language).
c. Apartemen adalah suatu bangunan yang terdiri dari suatu inti hunian atau
rumah tinggal yang di dalamnya merupakan suatu kehidupan bersama dalam
lingkungan terbatas. Masing-masing unit dapat digunakan secara terpisah.
(sumber: the American people and enclyplopedia. Glorier incorporated. NY.
1926).
d. Apartemen adalah gedung yang terbagi dalam kamar-kamar yang disesuaikan
dengan unit tempat tinggal (sumber : lexicon. W. dictionary)
e. Apartemen adalah komplek hunian dan bukan rumah tinggal yang berdiri
sendiri. (sumber : Time Servewr standard for building type. Joseph De Cheira).
f. Apartemen adalah sekelompok unit hunian / tempat tinggal yang disusun
secara vertikal sehingga merupakan suatu blok yang utuh dan berdiri pada
bidang tanah. (sumber : Direktorat PU dan Cipta Karya).
g. Apartemen adalah sebuah kumpulan dari ruang-ruang yang dirancang sebagai
tempat tinggal bagi satu orang atau satu keluarga dibangun yang sama.
(sumber : dictionary of architecture and contruction. ME. Grew Hill Book
Company. Cyril M. Haris)

Berdasarkan pengertian-pengertian apartement tersebut diatas maka dapat ditarik


kesimpulan tentang pengertian Apartemen yaitu : suatu wadah atau tempat tinggal

KONSEP DESAIN
3
STRUKTUR KONSTRUKSI dan UTILITAS IV

berupa bangunan bertingkat dalam satu lingkungan yang terbagi lagi dalam bagian kecil
yang diarahkan secara fungsional, serta merupakan satuan yang terpisah (hunian / tempat
tinggal perorangan atau suatu keluarga) yang dilengkapi dengan fasilitas bersama.

FUNGSI APARTEMEN
Seperti halnya hunian pada umumnya, apartement juga berfungsi sebagai tempat
tinggal yang memiliki aktivitas yang sama pada tiap unit hunian. Perbedaan apartement
dengan hunian pada umumnya yaitu menyediakan fasilitas-fasilitas yang memadai
sehingga dapat menunjang aktivitas penghuni apartement tersebut. Fasilitas-fasilitas
tersebut antara lain ; fitness center, rentaurant, mini market, laundry, dan lain sebagainya.
Selain itu lokasi apartement yang strategis yaitu dekat dengan fasilitas-fasilitas kota seperti
perbelanjaan, hiburan, fasilitas pendidikan, fasilitas kesehatan, dan sebagainya juga
memberikan kemudahan dalam pencapaian tempat-tempat tersebut. Keprivasian dan
keamanan penghuni apartement juga benar-benar dijaga karena security dan recepsionis
siap berjaga-jaga selama 24 jam.
Apartement bertingkat tinggi (high rise building), memiliki ketinggian di atas 8 lantai.

TUJUAN & SASARAN


Tujuan
Untuk menghasilkan bangunan bertingkat yang layak huni serta memenuhi tuntutan
baik secara struktur maupun estetika sehingga dapat berfungsi sesuai dengan fungsi
bangunan dan dapat menampung aktifitas di dalamnya.

Sasaran
Dapat menghasilkan bangunan yang tepat guna dan nyaman sebagai tempat/sarana
public serta keamanan yang terjamin. Bangunan juga diharapkan dapat selaras dengan
lingkungan (tautan lingkungan), maupun selaras fisik maupun visual serta tidak
menimbulkan permasalahan dikemudian hari.

BAHASAN
Pokok bahasan utama pada desain bangunan berlantai banyak ini adalah :
o Estetika Struktur, yaitu hubungan bentuk struktur dan sistem struktur
o Sistem struktur

KONSEP DESAIN
4
STRUKTUR KONSTRUKSI dan UTILITAS IV

o konstruksi
o Sirkulasi vertical
o Sirkulasi horizontal
o Jenis dan bentuk kolom
o Sistem lantai bangunan tinggi
o Sistem Pondasi untuk bangunan bertingkat
o Fungsi bentuk dan kaitannya dengan sistem struktur
o Sistem /cara bangunan bertingkat
o Sistem utilitas

PENDEKATAN
Untuk menjawab semua permasalahan yang timbul, maka pendekatan yang
dilakukan pada perencanaan Apartemen bertingkat banyak ini adalah pendekatan
pada system struktur dan konstruksi yang nantinya akan menjadi titik tumpu utama
pada bangunan ini, lewat literature dan contoh penyelesaian sistem struktur dan
konstruksi yang sudah ada pada bangunan bertingkat banyak.
Selain itu pendekatan lain yang dilakukan adalah Gaya gaya yang muncul akibat
pengaruh alam baik angin, gempa dan system pembebanan pada bangunan, agar daya
dukung tanah yang tidak stabil di daerah rawa dan sungai dapat dipecahkan dengan
sistem struktur yang kuat.

LINGKUP TUGAS
Berdasarkan TOR yang sudah ada bangunan yang diminta adalah bangunan
bertingkat banyak 30 lantai, yang mungkin berada di sekitar pusat Kota ataupun
berada ditepian sebuah sungai yang berfungsi sebagai apartemen yang dapat
disewakan maupun di beli untuk jadi hak milik pribadi.

DESAIN BANGUNAN

KONSEP DESAIN
5
STRUKTUR KONSTRUKSI dan UTILITAS IV

Bangunan Apartemen yang di rencanakan termasuk ( High Rise Building ) Karna


memiliki ketinggian diatas 8 Lantai, yaitu bertingkat 20 lantai dengan bentuk tower
ditambah vodium.

MODUL RUANG
Pola/Modul kegiatan
Luasan kebutuhan ruang diasumsikan :

ASUMSI RUANG
RUANG
LUAS RUANG METER PERSEGI

Ruang tidur besar 36 m2 6 X 6 Meter


Ruang tidur kecil 25 m2 5x5 Meter
Dapur 10.5 m2 3 x 3,5 Meter
Ruang Makan 16 m2 4x4 Meter
Ruang Tamu 30 m2 6x5 Meter
Ruang Keluarga 25 m2 5x5 Meter

Pola Struktur Radial dengan Pola struktur yang melingkar dan jarak kolom nya pun
berbeda.
Untuk mendapatkan ruang yang lebih besar dan menghindari kolom yang banyak

maka dipakai lebih besar yaitu 8 x 8 meter.

Kelebihan Pola struktur Radial adalah Dapat Membentuk denah Lingkaran dan stabil.

POLA STRUKTUR

KONSEP DESAIN
6
STRUKTUR KONSTRUKSI dan UTILITAS IV

Bangunan Apartemen yang di rencanakan termasuk ( High Rise Building ) Karna


memiliki ketinggian diatas 8 Lantai, yaitu bertingkat 20 lantai dengan POLA STRUKTUR
RADIAL. Pola Radial Untuk mendapatkan Bentuk yang Bulat. ( Anatomi Struktur, Ir. Setyo
Soetiadji Soepadi ).

GUBAHAN MASSA

KAPASITAS BANGUNAN

KONSEP DESAIN
7
STRUKTUR KONSTRUKSI dan UTILITAS IV

Bangunan yang direncanakan adalah bangunan Apartemen yang cukup besar


dengan total luas lantai 28.865 m2.
Didalam Apartemen tersebut disediakan fasilitas fasilitas penunjang yang berada
pada lantai 1 yang luas lantainya 3152 m2 ditambah sirkulasi dan lantai 2 ditambah
sirkulasi yang luas lantainya 3062 m2.
A. Fasilitas Penunjang.
Lantai 1 : 3152 m2
1. Minimarket : 827 m2
2. Caf shof : 212 m2
3. Klinik : 150 m2
4. Laundry : 105 m2
5. Apotik : 43 m2
6. R. Keamanan : 87 m2
7. R. Tunggu : 89 m2
8. Cleaning service : 96 m2
Asumsi daya tampung lantai 1 = 630 orang
Lantai 2 : 3062 m2
1. Kantor Pengelola : 500 m2 : 4 m2
2. Fitness Center : 212 m2
3. R. Senam Aerobik : 123 m2
4. Restoran : 362 m2
5. Bar & Arena Billiard : 326 m2
6. Play Ground : 309 m2
7. Toko Kue : 87 m2
8. Salon : 145 m2
Asumsi daya tampung lantai 2 = 615 orang

B. Unit Hunian.
Fasilitas fasilitas penunjang ini berada pada lantai 1 dan 2. Sedangkan untuk hunian
pada lantai 3 s/d 20.
Luas lantai hunian adalah 1662 m2. Dengan jumlah 18 lantai.

Perhitungan jumlah penghuni;

KONSEP DESAIN
8
STRUKTUR KONSTRUKSI dan UTILITAS IV

Data penafsiran jumlah penghuni gedung diambil dari buku SISTEM BANGUNAN TINGGI ( Ir.
Jimmy s. Juwana, MSAE ). Tabel 4.3, Hal. 67.

Persentase Beban Puncak Lift Indonesia

Perkiraan
% X Penghuni
JENIS BANGUNAN
Bangunan Penghuni Bangunan
(PB)

Kantor 4 4 m2 Lantai Netto/Orang


Apartemen 3 3 m2 Lantai Netto/Orang
Hotel 5 5 m2 Lantai Netto/Orang
Untuk bangunan apartemen penafsiran jumlah daya tampung lantai adalah 3 m2/orang.
Jumlah daya tampung orang pada lantai 3 - 20 :
= 1662 : 3 m2/orang
= 554 orang/lantai x 18 = 9.972 orang
Total jumlah penghuni gedung adalah :
Total = lantai dasar + lantai 3 - 20
= 630 0rang + 615 0rang + 9972 0rang
Jumlah = 11217 orang.

KONSEP DESAIN STRUKTUR

SYSTEM STRUKTUR
Di ketahui Bangunan Apartemen bertingkat 20 lantai, berbentuk tower dan
penambahan Podium di lantai dasar. Pola denah Radial Untuk mendapatkan bentuk
bulat dan Estetika Struktur dibandingkan dengan bentuk kotak.

Bangunan Apartemen yang di rencanakan termasuk ( High Rise Building ) Karna


memiliki ketinggian diatas 8 Lantai, yaitu bertingkat 20 lantai dengan bentuk tower
ditambah vodium. Pemilihan sistem struktur berdasarkan ketinggian bangunan.

KONSEP DESAIN
9
STRUKTUR KONSTRUKSI dan UTILITAS IV

Berdasarkan buku SISTEM BANGUNAN TINGGI ( Ir. Jimmy s. Juwana, MSAE ). Gambar 3.21, Hal. 50.
Serta Analisis gaya yang bekerja pada bangunan.

Gambar 3.21. Struktur dengan Bahan Beton Bertulang

POLA DENAH
Denah dengan pola radial Berbentuk bulat sehingga jarak portal beragam.

Sistem struktur yang digunakan adalah


1. System struktur portal kaku ( Rigid Frame ), terdiri dari rangkaian balok horizontal dan
kolom vertical yang dihubungkan di suatu bidang dengan menggunakan sambungan

KONSEP DESAIN
10
STRUKTUR KONSTRUKSI dan UTILITAS IV

kaku ( RIGID ). Rangka ini bisa satu bidang dengan dinding interior bangunan, atau
sebidang dengan Fasade bangunan. Prinsip Rangka Kaku akan ekonomis sampai 30
lantai untuk rangka baja dan untuk rangka beton 20 lantai. ( STRUKTUR BANGUNAN
BERTINGKAT TINGGI, Wolf Gang Schuller, Hal. 130 ).

2. Hal yang penting pada struktur pada bangunan tinggi adalah stabilitas dan
kemampuannya untuk menahan gaya lateral, baik yang disebabkan oleh angin atau
gempa bumi. Ketahanan gedung terhadap gaya horizontal akibat gempa bumi dan
beban angin diandalkan pada kekakuan hubungan antara balok-balok portal dan
kolom. (Ir. Hartono Poerbo, M ARCH. STRUKTUR DAN KONSTRUKSI BANGUNAN
TINGGI, Jilid I Sistem Struktur dan Estetika).
Bentuk Bangunan :
Tower : Bangunan lantai vertikal keatas jadi dapat mengatasi luas lahan yang sempit
dibandingkan bentuk Slab yang memanjang. Prilaku bangunan terhadap
Gaya gaya lateral , Angin dan Gempa pada bangunan.

Gambar 3.3 Perilaku Sistem Gabungan Penahan Gaya Lateral


Vodium : Berfungsi untuk menempatkan Fasilitas penunjang Apartement seperti : Mini
market, Restoran, Cafe, Loundy, Tempat Fitnes, salon, Klinik, Kantor
Pengelola, rental office lainnya. Fasilitas penunjang 2 tingkat yang berada
di lantai dasar. Penambahan Vodium akan memperbesar jarak d, sehingga
nilai MG akan bertambah besar.

KONSEP DESAIN
11
STRUKTUR KONSTRUKSI dan UTILITAS IV

Gambar 3.8 Vodium:


Berfungsi juga untuk
menambah kestabilitas
bangunan dari gaya Lateral
Seperti Angin dan Gempa bumi.
SISTEM BANGUNAN TINGGI ( Ir. Jimmy
s. Juwana, MSAE ). Hal. 33

PERHITUNGAN BEBAN
Berikut adalah data beban hidup (menurut peraturan pembebanan gedung 1983).
BEBANHIDUP
BANGUNAN
(TON/M2)
Flat, hotel 0,25
Rumah sakit 0,25
Asrama pendidikan/sekolah 0,4
Pertemuan umum 0,25
Kantor 0,25
Perdaganngan 0,4
Gudang/arsip 0,4
Industri 0,4
Garasi 0,1
Atap 0,3
Koridor tangga perumahan
Pendidikan/perkantoran 0,3
Pertemuan umum, industri, 0,5
perdagangan, pergudangan parkir

Satuan volume struktur beton tulang bangunan tinggi:


Portal bertingkat tanpa inti struktural 0,3 m3/m2
Portal bertingkat dengan inti struktural 0,35 m3/m2
Struktur tabung dalam tabung 0,4 m3/m2
Struktur kotak/box/pelat & panil 0,20 m3/m2
Satuan berat bangunan tinggi struktur baja 0,1 ton/m2
KONSEP DESAIN
12
STRUKTUR KONSTRUKSI dan UTILITAS IV

Balok anak 20 kg/m2


Balok induk 35 kg/m2
Kolom 30 kg/m2
Deck plate 15 kg/m2
Termasuk dalam beban mati gedung adalah berat partisi dan penyelesaian
interior gedung seperti: lapisan lantai, plafon, berikut jaringan instalasi AC dan listrik
serta pipa springler. Ini diperhitungkan sebesar P + F = 2 x 0,1 ton/m2 = 0,2 ton/m2.
Beban hidup (life load) proyek perkantoran dan Apartemed = 0,25 ton/m2.
Menurut Peraturan Beton Tulang Indonesia Tahun 1991, semua struktur bangunan
harus dihitung atas dasar kuat, perlu dengan satuan beban
Satuan berat baja struktur 7,85 ton/m3
Satuan berat struktur beton 2,4 ton/m3
Satuan berat semen portland 1,13 ton/m3

SISTEM KOLOM
Kolom adalah batang vertical dari rangka structural yang memikul beban dan balok,
kolom merupakan komponen tekan,maka keruntuhan pada satu kolom merupakan
lokasi kritis yang dapat menyebabkan lantai runtuh.
Kolom juga merupakan tempat untuk menyalurkan gaya (P) dari arah
vertical,horizontal,dan geser dari rangka struktur yang memikul beban yang ada diatas.
Sesuai dengan modul denah radial yang berbentuk lingkaran maka kolom
berpenampang lingkaran pula, Karena Bentuk kolom yang persegi dapat menerima
hubungan beban balok anak dan balok induk dari sisi sisinya.
Beban vertical yang diterima pada bangunan tingkat tinggi adalah:
a. Beban mati.
b. Beban hidup.
c. Beban angin.
d. Beban sementara.
e. Beban struktur.
f. Perhitungan Kolom

Perhitungan Perancangan Struktur :


KONSEP DESAIN
13
STRUKTUR KONSTRUKSI dan UTILITAS IV

Lbruto = 1662 m2
Jumlah Lantai ( n ) = 20 lantai

Beban Mati gedung (BM) :


Satuan volume struktur portal + dinding geser/inti struktural = 0,35 m3/m2
Bahan bangunan Beton Bertulang = 2,4 t/m3 x
Beban mati struktur = 0,84 t/m 2

Partisi + Finishing : 2 x 0,2 t/m 2 = 0,4 t/m2 +


Total = 1,24 t/m 2

Beban Hidup (BH) ; untuk perkantoran = 0,25 t/m2


Peraturan beton tulang Indonesia 1991;
Wt = 1,5 (BM + 0,3 BH)
Dimana ; Wt adalah kombinasi dari beban mati dan beban hidup.
Jadi :
Wt = 1,5 (1,24 + 0,3 . 0,25 )
= 1,972 t/m3
We = n . Lbruto . Wt
= 20 x 1662 x 1,972
= 655.493 t/m2
Dimana ; We adalah jumlah total dari beban mati dan beban hidup.
Gaya Geser dasar/base sher (V) ;
V = C . I . K . We
Dimana ;
C = Koefisien sismik
Diketahui bangunan berada di wilayah gempa 1; dengan Koefisien tanah sedang ; C =
0,08

0,09
Struktur yang dipakai adalah portal dan dinding geser maka ; T =

Dimana :
T = Waktu Getar Alami
H = Tinggi Bangunan ; 81 m
B = Panjang Bangunan pada arah yang ditinjau ; 70 m
0,09 . 81
Maka T =
70
7,29
= 8,4
T = 0,86

0,08
Jadi C = 0,86

KONSEP DESAIN
14
STRUKTUR KONSTRUKSI dan UTILITAS IV

= 0,093
Jadi Nilai Coefisien Gempa Dasar = 0,093
I = Koefesien Keutamaan Bangunan Gedung untuk bangunan Umum ; 1,5
K = Faktor jenis struktur ; untuk portal dan dinding geser = 1
We = Massa Total ; We = n . Lbruto . Wt
= 20 x 1662 x 1,972
= 655.493 tm
Jadi Gaya Geser Dasar :

V = 0,093 . 1,5 . 1 . 655.493


= 91.441 t
Momen Guling (ME) ;

ME = . H . V
Dimana ;
H Tinggi bangunan = 81 m
V Gaya Geser Dasar = 91.441 t
Jadi ;
ME = . 81 . 91.441
= 4.937.814 tm
Momen guling akibat gempa ini harus dapat ditahan oleh momen penahan tumbang
(Counter acting momen) akibat beban mati gedung.
..
= =7,53 tm > 1,5 Faktor keutamaan Bangunan umum.
.

Uji ketahanan Momen Guling Angin (Mangin) ; Beban (Pangin) ; 250 kg/m2
Mangin = ( n . H . Pangin ) 12 . H tm
Mangin = ( 20 . 81 . 0,25 ) . 81
= ( 405) 40,5
= 16.402 tm
..
= =30,1tm > 1,5 Faktor keutamaan Bangunan umum.
.

Dimensi Struktur ;
1. Kolom Tepi bagian lantai bawah ;
Bagian bawah gedung = K300
Persentase tulangan ( p ) = 8%
Mutu tulangan = - 48
Area beban lantai = 17 m2
Beban batas atas dasar kuat perlu (PBI 1991) ; 1,972 t/m2(ketentuan perhitungan)

Untuk beban lantai 1 atap ; 21 . .


= 21 17 m2 1,972 t/m2 = 0.704 t
Dengan bentuk penampang kolom Lingkaran

KONSEP DESAIN
15
STRUKTUR KONSTRUKSI dan UTILITAS IV

Tegangan batas ;

= c [ 0,85 . ( 1 ) + . ]
Dimana : adalah tegangan batas rata rata
adalah tegangan tekan hancur karakteristik = 100
adalah tegangan batas tulangan baja = - 39 ; 3.900 kg/cm2
adalah persentase tulangan baja = 8%
c adalah Faktor reduksi tekuk = 0,70 untuk penampang lingkaran
u = 0,7 [ 0,85 . 300 ( 1 0,08 ) + 0,08 . 3.900]
= 0,7 [0,85 . 300 . 0,92 + 0,08 . 3.900]
= 0,7 [ 234.6 + 31.2 ]
= 186.06 kg/cm2 = 1.86 t/m2
Luas Dimensi Penampang Kolom ;

Akolom =

.
= 1.86
= 0.3784 m2
0.3784
Diameter kolom penampang lingkaran d = 1 = 0,69 m ; ambil 0,70 m = 70 cm
4 . 3,14
Dimensi kolom tepi akan disamakan sampai lantai atas.

R 35

70

70
2. Kolom tengah lantai bawah ;
Bagian bawah gedung = K300
Persentase tulangan ( p ) = 8%
Mutu tulangan = - 48
Area beban lantai = 48 m2
Beban batas atas dasar kuat perlu (PBI 1991) ; 1,972 t/m2(ketentuan perhitungan)

Untuk beban latai 1 atap ; 21 tkt = 21 . 48 . 1,972 t/m2 = 2.070 t


Dengan bentuk penampang kolom Lingkaran
Tegangan batas ;

= c [ 0,85 . ( 1 ) + . ]
Dimana : adalah tegangan batas rata rata.
adalah tegangan tekan hancur karakteristik = 100
adalah tegangan batas tulangan baja = - 39 ; 3.900 kg/cm2
adalah persentase tulangan baja = 8%
c adalah Faktor reduksi tekuk = 0,70 untuk penampang lingkaran

KONSEP DESAIN
16
STRUKTUR KONSTRUKSI dan UTILITAS IV

= 0,7 [ 0,85 . 300 ( 1 0,08 ) + 0,08 . 3.900]


= 0,7 [0,85 . 300 . 0,92 + 0,08 . 3.900]
= 0,7 [ 234,6 + 31.2 ]
= 186.06 kg/cm2 = 1.86 t/m2
Luas Penampang Kolom ;

Akolom =

1.987
= 1.86
= 1.0682 m2
1.0682
Diameter kolom penampang lingkaran; d = 1 =1,166m ; ambil1m=
4 . 3,14
100 cm
Dimensi kolom tengah akan disamakan sampai lantai atas.

R50

3. Dinding Geser ; tepi bangunan.


Dinding geser dirancang untuk menahan beban angin = 250 kg/m2
Panjang dinding Geser =3m
Bagian bawah gedung = K300
Persentase tulangan ( p ) = 8%
Mutu tulangan = - 39
Beban batas atas dasar kuat perlu (PBI 1991) ; 1,972 t/m2(ketentuan perhitungan)

Untuk beban latai 1 atap ; 21 tkt = 21 . 17 . 1,972 t/m2 = 0.704 t


Dengan bentuk penampang kolom Lingkaran.
Tegangan batas ;

= c [ 0,85 . ( 1 ) + . ]
Dimana : adalah tegangan batas rata rata
adalah tegangan tekan hancur karakteristik = K300
adalah tegangan batas tulangan baja = - 39 ; 3.900 kg/cm2
adalah persentase tulangan baja = 8%
c adalah Faktor reduksi tekuk = 0,65 untuk penampang persegi
u = 0,65 [ 0,85 . 300 ( 1 0,08 ) + 0,08 . 3.900]
= 0,65 [0,85 . 300 . 0,92 + 0,08 . 3.900]
= 0,65 [ 234,6 + 312 ]
KONSEP DESAIN
17
STRUKTUR KONSTRUKSI dan UTILITAS IV

= 355,29 kg/cm2 = 3.552 t/m2

Luas Penampang Dinding Geser ;



tdg =
.
.
= , . .
= 0.440 m2 , = 0,66 m 80 CM TEBAL DINDING GESER.
Dimensi dinding geser akan disamakan sampai lantai atas.

SISTEM BALOK
Hal hal yang perlu diperhatikan dalam pembalokkan adalah lebar balok, tinggi
balok, tegangan geser lentur dan tegangan pada perletakan nya Pembalokkan yang
akan digunakan pada bangunan perkantoran ini adalah system pembalokkan yang
terdiri dari balok induk dan balok anak, dengan menggunakan pola pembalokkan grid
dua arah, tujuannya yaitu untuk mendapatkan struktur bangunan yang kuat dengan
gaya gaya vertical dan horizontal.
Rumus: h= 1/12 -1/15 x bentang.
1. t= 2/3 x h Balok induk 2. Balok anak
h = 1/10 x Bentang h =1/2 x balok induk
= 1/10 x 900 cm =1/2 x 90
= 90 cm = 45 cm
t = 2/3 x 90 t =1/2 x 60
= 60 cm = 30 cm

KONSEP DESAIN
18
STRUKTUR KONSTRUKSI dan UTILITAS IV

1. t= 2/3 x h Balok induk 2. Balok anak


h = 1/10 x Bentang h =1/2 x balok induk
= 1/10 x 800 cm =1/2 x 80 cm
= 80 cm = 40 cm
t = 2/3 x 80 t =1/2 x 55
= 55 cm r = 55 cm = 30 cm

SISTEM DINDING PENGAKU


Sistem dinding yang digunakan pada bangunan ini harus ringan dan mudah dalam
pemasangan Finishing pada dinding dalam dan luar pada suatu bangunan bertingkat
atau tinggi memiliki syarat dan klarifikasi yang sesuai dengan struktur, beban baik itu
beban angin, getaran, maupun bentuk bangunan.

Pada bangunan ini dinding memiliki 2 dinding yang digunakan:


dinding struktural
dinding nonstructural (partisi)

dinding struktural, yakni pemasangan pada dinding yang mana berfungsi selain
sebagai dinding juga sebagai penanggung beban struktur atau penahan dari beban-
beban yang ada dan sebagainya. Sedangkan Pemasangan dinding nonstructural tidak
menahan beban-beban yang ada.

SISTEM LANTAI
Yang dimaksud pelat lantai disini adalah lantai yang tidak terletak diatas tanah
langsung, jadi merupakan lantai tingkat. Pelat lantai ini didukung oleh balok balok
yang bertumpu pada kolom kolom bangunan.
Guna plat lantai adalah :
1. Memisahkan ruang atas dan ruang bawah.
2. Sebagai tempat berpijak penghuni di lantai atas.
3. Untuk menempatkan kabel listrik dan lampu pada ruang bawah.
4. Menambah kekakuan bangunan pada ruang bawah.

KONSEP DESAIN
19
STRUKTUR KONSTRUKSI dan UTILITAS IV

Pada plat lantai hanya diperhitungkan adanya beban tetap saja (penghuni,
perabotan, berat lapis tegel, berat sendiri plat) yang bekerja secara tetap dalam waktu
lama. Sedangkan beban tak terduga, seperti gempa, angin, getaran, tidak
diperhitungkan.
Plat lantai memakai bahan beton bertulang umumnya dicor ditempat, bersama
sama balok penumpu dan kolom pendukungnya. Dengan demikian akan diperoleh
hubungan yang kuat yang menjadi satu kesatuan, hubungan ini disebut jepit jepit.
Pelat lantai beton dipasang tulangan baja pada kedua arah, tulangan silang, untuk
menahan moment tarik dan lenturan. Untuk mendapatkan hubungan jepit jepit,
tulangan pelat lantai harus dikaitkan kuat pada tulangan balok penumpu. Sumber
gambar; (KONSTRUKSI BANGUNAN GEDUNG BERTINGKAT RENDAH, Ir. Ign. Benny puspantoro, Msc.)
Hal 14.

Perencanaan dan perhitungan pelat lantai dari beton bertulang, harus mengikuti
persyaratan yang tercantum dalam buku Beton 1991. Beberapa persyaratan tersebut
antara lain adalah:
o Pelat lantai harus mempunyai tebal sekurang kurangnya 12 cm, sedang untuk
pelat atap sekurang kurangnya 7 cm.
o Harus diberi tulangan silang dengan diameter 8mm dari baja lunak atau baja
sedang.
o Pada pelat lantai yang tebalnya lebih dari 25 cm harus dipasang tulangan rangkap
atas bawah.
o Jarak tulangan pokok yang sejajar tidak kurang dari 2,5cm dan tidak lebih dari 20cm
atau dua kali tebal pelat, dipilih yang terkecil.
o Semua tulangan pelat harus terbungkus lapisan beton setebal minimum 1cm, untuk
melindungi baja dari karat, korosi, atau kebakaran.
o Bahan beton untuk pelat harus dibuat dari campuran 1 semen: 2 pasir: 3 kerikil + air,
bila untuk lapis kedap air dibuat dari campuran 1 semen: 1 setengah pasir: 2
setengah kerikil + air secukupnya.
Pelat lantai dari beton mempunyai banyak keuntungan, antara lain adalah:
1. Mampu mendukung beban besar.
2. Merupakan isolasi suara yang baik.
3. Tidak dapat terbakar dan dapat dibuat lapis kedap air ; jadi diatasnya boleh dibuat
dapur dan kamar mandi/WC.

KONSEP DESAIN
20
STRUKTUR KONSTRUKSI dan UTILITAS IV

4. Dapat dipasang tegel untuk keindahan lantai.


5. Merupakan bahan yang kuat dan awet, tidak perlu perawatan dan dapat berumur
panjang.
Untuk menghindari lendutan yang besar, maka bentangan pelat lantai jangan
terlalu lebar, untuk ini dapat diberi balok balok sebagai tumpuan yang juga berfungsi
menambah kekakuan pelat. Bentangan pelat besar juga menyebabkan pelat menjadi
terlalu tebal dan jumlah tulangan yang dibutuhkan akan menjadi lebih banyak, berarti
berat bangunan akan menjadi besar dan harga persatuan luas akan menjadi mahal.
Bentangan pelat lantai yang banyak dianjurkan adalah: 3 x 3, 3 x 4, 3 x 5, 3.5 x 4, 3 x
4.5, 4 x 4 ( dalam meter persegi). Untuk memperoleh bentangan pelat ini dapat diatur
jarak jarak kolom dan balok portalnya, dan apabila diperlukan dapat diberi balok
balok anak.

SISTEM ATAP
Bentuk atap untuk bangunan bertingkat dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu :
1. Atap Datar
2. Atap Sudut
Atap yang digunakan adalah atap datar. Atap datar umumnya dari beton bertulang
kedap air, yaitu dibuat dari campuran semen : 1 pasir : 2 Kerikil + air, diberi tulangan
rangkap atas bawah . Tulangan atas berfungsi sebagai tulangan susut untuk mencegah
retak retak pada permukaan beton akibat terkena panas matahari, sedang tulangan
bawah berfungsi sebagai tulangan konstruksi untuk menahan lenturan. Tulangan atas
bawah masing masing dipasang bersilang , diameter tulangan susut minimum 6mm
dan tulangan kontruksi minimum 8mm. Plat atap harus dibuat dengan tebat minimum 7
cm atau lebih. Untuk mencegah retak retak pada bidang permukaan dan juga
mencegah korosi betonnya, dapat diberikan lapis pelindung pada seluruh permukaan
atap. Lapis pelindung ini dapat berupa :
Plesteran keras 1 semen : 2 pasir, yang dibuat kasar agar tidak licin.
Agar indah, dapat ditutup tegel galar atau jenis ubin lainnya.
Cairan pekat seperti aspal (Water Proofing ) dengan diberi tebaran pasir.

Keuntungan Atap beton :

KONSEP DESAIN
21
STRUKTUR KONSTRUKSI dan UTILITAS IV

1. Di atasnya dapat dipakai ruangan serba guna , seperti gudang, tempat jemuran,
ruang mesin, bak air.
2. Kontruksi atap yang menjadi satu dengan rangka portalnya, menambah sifat kaku
dari bangunan, sehingga lebih tahan terhadap gaya harisontal, oleh angin atau
gempa.
3. Karena tahan api, maka dapat mencegah menjalarnya api yang datang dari arah
atas ke dalam ruangan di bawahnya..Sumber ( KONSTRUKSI BANGUNAN GEDUNG
BERTINGKAT RENDAH, Ir. Ign. Benny puspantoro, Msc. )

SISTEM PONDASI
Pondasi yang digunakan adalah pondasi tiang pancang (pondasi yang memikul kolom-
kolom).
Pondasi Tiang Pancang dibuat di pabrik yang bentuknya bulat, segi empat dan segi
delapan. Panjang tiang bermacam-macam mulai dari 5-30 m tergantung dari kebutuhan
di lapangan (dalamnya jenis tanah).
Fungsi Tiang Pancang untuk memindahkan Gaya (beban dari struktur bangunan
atas melalui lapisan tanah yang keras. Ada 2 (dua) macam cara penyaluran beban ke
tanah yaitu melalui ujung tiang (point bearing pile) dimana penahan nya adalah ujung
tiang pancang itu dan cara lain adalah melalui kulit sepanjang tiang pancang (fraction
pile) dimana terdapat pelekatan antara kulit tiang pancang dan tanah di sekelilingnya.
Cara memasukkan ke dalam tanah dipikul dengan mesin pancang sampai mencapai
tanah yang diperhitungkan cukup kuat.
Jarak tiang pancang dari satu sama lain adalah 2,5D 3 D (diameter tiang). Jarak
minimum 0,60 dan maksimum nya 2,00 m (jarak as). Jumlah tiang pancang untuk
menahan satu kolom struktur bangunan dapat 1,2,3,4,5,6,7,8,9 dan seterusnya
tergantung dari berat beban yang diterima oleh kolom yang bersangkutan.
Di atas (di puncak) tiang pancang dibuat poer (pelat beton bertulang) sehingga
dapat merangkai tiang pancang. Baru di atas poer itu dihubungkan dengan kolom atau
dinding struktur.
Jenis pondasi ini dipakai bila tanah bangunan terbuka sekelilingnya sehingga waktu
memancang yang menimbulkan getaran tidak menimbulkan gangguan pada bangunan
sekelilingnya yang telah berdiri lebih dulu.

KONSEP DESAIN
22
STRUKTUR KONSTRUKSI dan UTILITAS IV

Sistem Sirkulasi vertical


Sarana sirkulasi Vertikal dalam bangunan tingkat banyak sangat menentukan
keamanan bangunan tersebut, terutama pada waktu terjadi kebakaran dan gempa.
Dalam buku standar menentukan jarak maksimum yang diijinkan terhadap tempat
yang terjauh dalam suatu denah adalah 30m untuk Indonesia.
Didalam sirkulasi Vertikal terdapat sarana sarana untuk lalu lintas orang, barang,
benda ( kotoran padat dan cair, air bersih ), hawa bersih/AC, dan instalasi listrik,
telepon.
Untuk lalu lintas orang digunakan : tangga dan lift.
Untuk lalu lintas barang digunakan LIFT.
Untuk lalu lintas benda padat atau cair : pipa pipa dalam tabung pemipaan.
Untuk lalu lintas hawa bersih : tabung tabung atau koker/duck

Sistem Tangga Darurat


Lokasi tangga kebakaran dalam gedung harus diatur sedemikian rupa hingga
pencapaiannya mudah dan masih dalam batas jarak maksimum yang lajimnya ( 30 m
atau tergantung peraturan Dinas Pengawasan Pembangunan Kota/Negara).Lokasinya
dalam inti gedung bisa dalam posisi diagonal atau disebar bila ada lebih dari 2 tangga.
Pintu keluarnya harusnya mencapai lantai yang langsung dapat menuju ketanah dasar.
Tangga kebakaran harus minimum untuk 2 orang lewat atau 2 X 0,60 = 1,20 m.
Setiap 0,60 m lebar tangga diperhitingkan dapat melewatkan 60 orang permenit,
sedangkan waktu pengosongan gedung dalam keadaan darurat kebakaran/gempa
diperhitungkan sekitar 5 menit. ( STRUKTUR DAN KONSTRUKSI BANGUNAN TINGGI, Jilid 1. Ir.
Hartono Poerbo, M,Arch )

Untuk menghitung tangga ini berhubungan dengan jumlah penghuni bangunan.


Dimana jumlah penghuni gedung per lantai 100 orang/lantai yang memerlukan tangga
4 lantai tidak termasuk lantai dasar. Waktu pengosongan gedung 5 menit setiap 0,6 m
lebar tangga melewatkan 30 orang per menit dan setiap gedung harus dilengkapi
minimal 2 tangga dengan jarak pencapaian maksimum 30 m. ( KONSTRUKSI BANGUNAN
GEDUNG BERTINGKAT RENDAH, Ir. Ign. Benny puspantoro, Msc. )

KONSEP DESAIN
23
STRUKTUR KONSTRUKSI dan UTILITAS IV

200 x 9 x 0,6 1080


lebar tangga minimum = = = 1,8 m
10 x 60 600

selisih tinggi lantai


Ditentukan : t = 18 cm jml anak tangga =
t
1
L = 28 cm 400
= 18 1
Rumus : 2.t + l = 2.18 + 28
= 21 buah
= 36 + 28
= 64 Layak

Menggunakan dinding dengan bahan yang tahan terhadap api bahan beton
bertulang Dan tangga disebar dalam jarak pencapaian maksimum pintu keluar.
Perhitungan tangga darurat diambil dari buku UTILITAS BANGUNAN, hal 24 (Ir Hartono
Poerbo, M. ARCH.)

Perhitungan tangga darurat :


Diketahui ; jumlah penghuni gedung per-lantai = 554 (diambil penghuni terbanyak
pada salah satu lantai).
Waktu pengosongan gedung 5menit setiap 0, 6 m lebar tangga melewatkan 30
orang /menit.
554
Lebar tangga minimum = x 0,6m = 2, 21 m
5 x 30

Dipasang 3 tangga dengan lebar 1.20 m. minimum.


Setiap gedung harus dilengkapi dengan 2 tangga darurat dengan jarak pencapaian
maximum 30 meter.

KONSTRUKSI TAHAN API

Konsep konstruksi tahan api terkait pada kemampuan dinding luar, lantai dan
atap untuk dapat menahan api di dalam bangunan atau kompartemen. Dahulu, sistem
yang mengukur ketahanan terhadap kebakaran dihitung dlam jumlah jam, dan
kandungan bahan struktur tahan api. Namun sekarang, sekarang hal ini dianggap tidak
cukup, dan spesifikasi praktis yang digunakan adalah suatu konstruksi yang
mempunyai tingkat kemampuan untuk bertahan terhadap api. Definisi ini menyatakan
beberapa ketentuan yang terkait pada kemampuan struktur untuk tahan terhadap api
KONSEP DESAIN
24
STRUKTUR KONSTRUKSI dan UTILITAS IV

tanpa mengalami perubahan bentuk (deformasi) yang berarti dan mencegah menjalar
nya api ke seluruh bangunan.
Dengan demikian, setiap komponen bangunan, dinding, lantai, kolom, dan balok
harus dapat tetap bertahan dan dapat menyelamatkan isi bangunan, meskipun
bangunan dalam keadaan terbakar. ( PANDUAN SISTEM BANGUNAN TINGGI, Ir. Jimmy
S. Juwana, MSAE )

Sistem Elevator atau LIFT.


Tabung Elevator lazimnya dicapai dari suatu pengantar (LIFT Lobby ) yang
lebarnya 1,5 sampai 2x kedalam ruang tabung lift. Lobby ini dapat dicapai 2 atau 1
jurusan, tergantung arah pencapaian lobby tersebut dari ruang yang dilayani nya.
Luas tabung elevator sekitar 2,5 m2 per 1000 m2 luas lantai kotor. Sedangkan luas
rongga liftnya 0,5 m2/orang kapasitas atau netto 0,3 m2/orang kapasitas LIFT.
Luas LIFT total sekitar 5 10 kali luas tabung lift. Tabung Lift harus terbuat dari
beton bertulang untuk menopang berat Lift yang berdasarkan perhitungan, Akibat
ruang mesin Lift saja beban berguna yang harus di perhitungkan 2 ton /m ( STRUKTUR
DAN KONSTRUKSI BANGUNAN TINGGI, Jilid 1. Ir. Hartono Poerbo, M,Arch ) berdasarkan data
data dari ( BUKU ANATOMI UTILITAS, Ir. Hartono Poerbo, M,Arch ).
Kriteria kualitas pelayanan elevator adalah :
1. Waktu menunggu (Interval, waiting time).
2. Daya angkut (Handling capacity).
3. Waktu perjalanan bolak-balik lift (Round trip time).

Waktu perjalanan bolak-balik lift (Round trip time).


Untuk Proyek perkantoran diperhitungkan waktu menunggu sekitar 30 detik.
Waktu menunggu = waktu perjalanan bolak balik dibagi jumlah LIFT.

T Dimana : T = waktu perjalanan bolak-balik


W =
N N = Jumlah Lift 1 zone

Waktu perjalanan bolak - balik LIFT : Waktu ini dihitung secara pendekatan, sebab
perjalanan LIFT antar lantai pasti tidak akan mencapai kecepatan yang menjadi
kemampuan LIFT itu sendiri dan pada perjalanan LIFT non stop, kecepatan

KONSEP DESAIN
25
STRUKTUR KONSTRUKSI dan UTILITAS IV

kemampuannya LIFT itu sendiri dan pada perjalanan LIFT non stop, kecepatan
kemampuannya baru tercapai setelah lift bergerak beberapa lantai dulu.
Dalam praktek, perhitungan elevator dilakukan oleh Supplier LIFT yang
menghitung kebutuhan LIFT berdasarkan data data dari pabrik pembuat nya:
Secara pendekatan, waktu perjalanan bolak balik LIFT berdasarkan data data
dari ( BUKU ANATOMI UTILITAS, Ir. Hartono Poerbo, M,Arch ). Dengan jumlah sebagai berikut :

(2h + 4s) (n 1) + s (3m + 4)


T = detik
S
(2.4 + 4.4) (4 1) + 4 (3.10 + 4)
T =
4
24.3 + 4.43
T =
4
24.3 + 4.43
T =
4
208
T = = 52 detik
4

Waktu menunggu lift (Interval, waiting time).


T Dimana : T = waktu perjalanan bolak-balik
W =
N N = Jumlah Lift 1 zone
52
W = = 26 detik
2

Dimensi Ruang Lift


a. Ruang Luncur lift (Lift Shaft)
Secara Umum Kebutuhan Ruang Lift adalah :
1. Luas Ruang Luncur, antara 0,30 0,36 m2/orang
Dalam rancangan biasa diambil nilai 0,36 m2/orang
2. Luas kereta Lift (car lift), antara 0,18 0,22 m2/orang
Dalam rancangan biasa diambil nilai 0,20 m2/orang, dengan jarak antar kereta
kurang lebih 0,30 meter ( Gambar 4.8 ) SISTEM BANGUNA TINGGI ( Ir. Jimmy s. Juwana, MSAE
). Hal 71

KONSEP DESAIN
26
STRUKTUR KONSTRUKSI dan UTILITAS IV

Gambar. 4.8 Dimensi Ruang Luncur Lift

Gambar. 4.9 Dimensi Jarak Bebas Lobby

Dimensi Ruang Mesin Lift dan Pit

KONSEP DESAIN
27
STRUKTUR KONSTRUKSI dan UTILITAS IV

Dimensi ruang mesin perlu disediakan untuk motor penggerak traksi yang ditempatkan
tepat diatas ruang luncur lift, dan pit perlu disediakan didasar ruang luncur untuk menahan
mendaratnya lift dilantai dasar. ( gambar 4.10 ) SISTEM BANGUNA TINGGI ( Ir. Jimmy s. Juwana,
MSAE ). Hal 72

Gambar. 4.10 Dimensi Ruang


Mesin Lift dan Pit Lift

SISTEM PEMIPAAN AIR


Instalasi Pipa pada bangunan tinggi digunakan untuk mengalirkan air bersih ( Panas
dan Dingin ), air es untuk keperluan tata udara, air untuk keperluan pencegahan dan
penanggulangan bahaya kebakaran, pembuangan air kotor, air buangan, air hujan, dan
air limbah.
Jenis pipa yang digunakan Air bersih, dialirkan melalui pipa besi (steel pipe atau
Black pipe), pipa galvanis, pipa poly viny Chloride (PVC) atau pipa tembaga ( Cooper
pipe ). Pipa yang digunakan untuk pencegahan dan penanggulangan bahaya kebakaran
( Hidran dan Sprinkler) dituntut untuk bisa menahan tekanan tertentu.
Jaringan pipa diatur menurut arah vertical (riset,down feed, atau stand pipe) yang
disembunyikan dalam saluran di dalam tembok (shaft) sebagaimana terlihat pada
Gambar 8.3., sedangkan pada arah horizontal, biasanya ditempatkan diatas langit
langit atau di lantai instalasi (lantai mekanik dan elektrik). SISTEM BANGUNAN BERTINGKAT
TINGGI ( Ir. Jimmy s. Juwana, MSAE )
KONSEP DESAIN
28
STRUKTUR KONSTRUKSI dan UTILITAS IV

Gambar 8.3 Saluran Tipikal Pipa Air Bersih dan Air Kotor. Hal. 179

Untuk membedakan antara pipa satu dengan yang lainnya, maka pipa diberi warna
dan diberi arah alirannya. ( Tabel 8.1 )
Warna Pipa Yang Dibutuhkan

Fungsi Pipa Warna Pipa


Air Bersih Biru
Air Buangan Kuning
Air Limbah Coklat
Air untuk Sprinkler Merah

Sistem Elektrik dan Telepon


Kedua tabung ini harus dipisah meskipun berdekatan. Masing masing disediakan
ruang ruang pelayanan secukupnya. Letak tabung instalasi listrik dalam inti gedung
harus diatur sedemikian hingga jaringan instalasi listrik di arah horizontal dapat diatur
dengan mudah. Ruang untuk jaringan elektrik dan telepon harus disusun secara baik
agar memudahkan keperluan pemeriksaan (Gambar 9.44) SISTEM BANGUNAN
BERTINGKAT TINGGI (Ir. Jimmy s. Juwana, MSAE) Hal. 247

KONSEP DESAIN
29
STRUKTUR KONSTRUKSI dan UTILITAS IV

Gambar 9.44 Typical ruang panel

Daya listrik umumnya dipasok kedalam bangunan yang disalurkan melalui kabel
bawah tanah untuk bangunan tinggi (Gambar 9.11) atau kabel udara dari tiang listrik
untuk bangunan rendah/menengah (Gambar 9.12) SISTEM BANGUNAN BERTINGKAT
TINGGI (Ir. Jimmy s. Juwana, MSAE) Hal. 214

Gambar 9.11 Pasokan Listrik dengan Kabel Bawah Tanah

KONSEP DESAIN
30
STRUKTUR KONSTRUKSI dan UTILITAS IV

Distribusi ( Penyalur ) kabel dalam bangunan jug dapat dilakukan pada ruang
Plafond disalurkan dengan pipa bahan aluminium. Pipa Aluminium digunakan, karena :
1. Beratnya lebih ringan dibandingkan dengan pipa logam lainnya.
2. Lebih murah untuk pipa dan pemasangannya
3. Lebih tahan terhadap korosi
4. Tidak perlu dicat
5. Tidak terpengaruh magnet
6. Penurunan tegangan listriknya kecil.

Gambar 9.15 Pemasangan Pipa Kabel Listrik dan Kabel Telepon

KONSEP DESAIN
31
STRUKTUR KONSTRUKSI dan UTILITAS IV

Sistem Pembuangan Sampah


Corong Pembuangan sampah dibuat serong ke bawah agar sampah yang dibuang
dari atas tidak masuk ke lantai dibawahnya. Sampah akan mengisi bagian bak dan akan
terdesak oleh sampah yang dibuang belakangan. Setelah penuh, sampah akan
dipadatkan dan selanjutnya bak penampungan yang sudah penuh akan dibuang keluar
menggunakan kendaraan (Gambar 8.21) SISTEM BANGUNAN BERTINGKAT TINGGI (Ir.
Jimmy s. Juwana, MSAE) Hal. 190

Gambar 8.21 Saluran pembuangan sampah

KONSEP DESAIN
32
STRUKTUR KONSTRUKSI dan UTILITAS IV

Sistem Tata Udara


Mesin pengkondisian udara ( AC Air Condisioning ) atau system tata udara yang
dipusatkan menggunakan Unit Penghantar Udara ( Air Handling Unit ), Semakin banyak
digunakan pada bangunan tinggi. Penggunaan system tata udara ini sejalan dengan
perkembangan teknologi dan kebutuhan manusia untuk mendapatkan kenyamanan
didalam bangunan.
Dalam sistem ini refrigerant yang digunakan bukan Freon tetapi air Es ( Chilled
Water ) dengan suhu sekitar 5 derajat Celcius. Air Es dihasilkan Dalam Chiller ( Mesin
pembuat air es yang menggunakan refrigerant sebagai Zat pendingin ). System ini
dikenal sebagai system tata udara terpusat ( Central Air Condisioning System ) yang
secara umum dapat dilihat pada (Gambar 6.7). SISTEM BANGUNAN BERTINGKAT TINGGI (Ir.
Jimmy s. Juwana, MSAE) Hal. 114.

Gambar 6.7, 6.8 Pasokan Listrik dengan Kabel Bawah Tanah

KONSEP DESAIN
33
STRUKTUR KONSTRUKSI dan UTILITAS IV

1. Unit Penghantar Udara ( air Handling unit )


Pada system ini, udara ditiupkan diantara kumparan yang berisi air es dalam unit
penghantar udara ( AHU Air Handling Unit ). Dalam unit ini, di samping terdapat
kumparan pipa berisi air es (coll), terdapat pula brower dan saringan udara (Gambar
6.8). SISTEM BANGUNAN BERTINGKAT TINGGI (Ir. Jimmy s. Juwana, MSAE) Hal. 114.

Fungsi AHU adalah sebagai pengolah udara dengan tahapan proses sebagai berikut
:
1) Mencampur udara balik dari ruangan dengan udara pada prosentase tertentu.
2) Mendinginkan udara tersebut sesuai dengan suhu yang diinginkan.
3) Menyaring udara hingga bersih dari partikel debu.
4) Mengalirkan sejumlah udara dingin kedalam ruangan yang membutuhkan melalui
saluran udara (Ducting).

Ada 3 jenis AHU yang sering digunakan :


1) Fan-Coil Unit
2) Suspended AHU
3) Floor-Mounted AHU
4) Built-Up AHU.

KONSEP DESAIN
34
STRUKTUR KONSTRUKSI dan UTILITAS IV

2. Mesin Pembuat Air Es (Chiller)


Dengan bantuan kompresor, kondensor, dan pendingin (Cooler) dihasilkan sejumlah air
dingin yang kemudian
dipompakan dan dialirkan
melalui pipa ke AHU yang
memerlukannya (Gambar 6.9)
SISTEM BANGUNAN BERTINGKAT
TINGGI (Ir. Jimmy s. Juwana, MSAE)
Hal. 114.

Jenis yang umum digunakan


adalah:
1) Air Cooled Chiller Gambar 6.9 Mesin Pembuat Air Es
2) Water Cooled Chiller

3. Kondensor ( Condenser )
Fungsinya adalah melepas kalor refrigerant ke medium sekelilingnya (air atau Udara) agar
Refrigeran dapat dikondensasikan dan diuapkan kembali ke evaporator (Gambar 6.10)

Gambar 6.10 kondensor

Ada 3 jenis yang umum digunakan :


1) Air Cooled Condenser
2) Water Cooled Condenser
3) Evaporative Condensor.

KONSEP DESAIN
35
STRUKTUR KONSTRUKSI dan UTILITAS IV

4. Menara Pendingin (Cooling Tower)


Fungsinya adalah sebagai alat penukar kalor dan Massa diantara air dan udara,
sehingga air pendingin dan kondensor dengan suhu tinggi dapat diturunkan, dan untuk
selanjutnya air dapat digunakan kembali untuk kebutuhan pendingin kondensor
(Gambar 6.11)

Gambar 6.11 Menara Pendingin

Keterangan :
1. Kipas Udara 6. Penutup Luar
2. Pipa Penyambung Air 7. Kisi kisi Udara
3. Pelindung Kipas Udara 8. Bak penampung Air
4. Sekat 9. Pipa Pasokan
5. Pendukung Sekat 10. Pipa Isap

KONSEP DESAIN
36
STRUKTUR KONSTRUKSI dan UTILITAS IV

Gambar 6.12. Jenis Menara Pendingin

Ada 3 jenis yang digunakan:


1. Mechanical Draft atau Force Draft (Gambar 6.12.a)
2. Natural Atmospheric Draft atau Induce Draft (Gambar 6.12.b)
3. Mechanical & Atmospheric.

KONSEP DESAIN
37
STRUKTUR KONSTRUKSI dan UTILITAS IV

DAFTAR PUSTAKA
(1994), Neuvert Ernest, DATA ARSITEK edisi 2 (alih bahasa), Erlangga, Jakarta
(1998), Poerbo Hartono, Ir., M.Arch, UTILITAS BANGUNAN, Djambatan
( 2005), S. Juwana Jimmy, SISTEM BANGUNAN TINGGI, Erlangga , Jakarta
(1995), Widomoko, H., Drs., Ir, KONSTRUKSI BANGUNAN 3, ITN, Malang

KONSEP DESAIN
38
STRUKTUR KONSTRUKSI dan UTILITAS IV

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur alkhamdulillah kehadirat Tuhan Yang Maha Esa penyusun panjatkan,
karena atas Berkat dan Rahmat-Nyalah perancang dapat menyeleseikan tugas besar ini
tepat pada waktunya.

Adapun tugas besar ini dikerjakan guna memenuhi syarat atau tugas dalam
mengikuti mata kuliah Struktur Konstruksi dan Utilitas 4. Diharapkan tugas besar ini bisa
membantu mahasiswa arsitektur dalam mengikuti mata kuliah Konstruksi dan Utilitas 4
yang akan datang.

Perancang menyadari jika dalam perencanaan tugas besar ini masih sangat jauh
dengan kesempurnaan. Masih banyak kekurangan dan kesalahan yang terdapat pada
penyusunan tugas besar ini karena keterbatasan ilmu dan pengalaman serta pengetahuan
perancang. Dari itu kritik dan saran dari para Dosen Koordinator, Dosen Pembimbing dan
juga dosen di bidangnya sangat perancang harapkan.

Sebelum dan sesudahnya perancang ucapkan terima kasih.

Palangaka Raya, Januari 2010

Perancang

KONSEP DESAIN
39
STRUKTUR KONSTRUKSI dan UTILITAS IV

DFTAR ISI

Halaman
Kata Pengantar .............................................................................................................. i
Daftar isi.......................................................................................................................... ii
Latar belakang................................................................................................................ 1
Jenis bangunan .............................................................................................................. 2
Fungsi Apartement ........................................................................................................ 3
Tujuan sasaran................................................................................................................ 3
Bahasan ......................................................................................................................... 4
Pendekatan .................................................................................................................... 4
Lingkup tugas ................................................................................................................ 4
Modul Ruang .................................................................................................................. 5
Pola Struktur .................................................................................................................. 6
Gubahan Masa ............................................................................................................... 6
Kapasitas Bangunan ...................................................................................................... 7
Sistem Struktur ............................................................................................................. 8
Pola Denah ..................................................................................................................... 9
Perhitungan Beban ....................................................................................................... 11
Sistem Kolom ................................................................................................................ 12
Sistem Balok .................................................................................................................. 17
Sistem Pengaku ............................................................................................................. 18
Sistem Lantai ................................................................................................................. 18
Sistem Atap ................................................................................................................... 20
Sistem Pondasi .............................................................................................................. 21
Sistem sirkulasi Vertikal ................................................................................................ 22
Sistem Tangga Darurat ................................................................................................. 22
Konstruksi Tahan Api .................................................................................................... 23
Sistem Elevator Atau Lift .............................................................................................. 24
Sistem Pemipaan Air ..................................................................................................... 27
Sistem Elektrik Dan Telephon ....................................................................................... 28
Sistem Pembuangan Sampah ....................................................................................... 31
Sistem Tata Udara ......................................................................................................... 32
Daftar Pustaka ............................................................................................................... 37

KONSEP DESAIN

Anda mungkin juga menyukai