KONSEP DESAIN
LATAR BELAKANG
Timbulnya bangunan bangunan tinggi
disebabkan oleh kebutuhan ruang yang selalu
meningkat terutama di pusat pusat Kota baik
sebagai ruang kerja kantor maupun tempat
tempat tinggal/Flat flat. Penduduk dunia
meningkat terus sedangkan tanah di planet
bumi ini tidak bertambah, sehingga harga tanah
terutama di Kota Kota besar menanjak terus,
memaksa manusia untuk membangun Vertikal keatas.
Menurut perhitungan para ahli, perluasan kota kota besar di dunia ini akan
menghabiskan tanah pertanian dalam waktu 30 tahun mendatang, sedangkan tanah
pertanian sangat dibutuhkan untuk memproduksi makanan bagi penduduk dunia yang
terus bertambah. Jelaslah sudah bahwa pembangunan ruang bertumpuk keatas
bukanlah merupakan kemewahan, tetapi sebaliknya merupakan tindakan peri
kemanusiaan dalam arti menghemat untuk generasi mendatang. Namun masalah
masalah Ekologis yang berhubungan dengan adanya bangunan bangunan tinggi
harus tetap menjadi perhatian para Arsitek.
Oleh karena itu pengaruh yang paling besar pada bangunan berlantai banyak
adalah bagaimana mencari solusi penyelesaian struktur dan konstruksi bangunan
dalam system penyaluran beban dan system konstruksi yang digunakan agar bangunan
berlantai banyak ini aman dan bertahan lama.
Perkembangan sebuah kota dapat dilihat juga dari apakah kota tersebut
merupakan pusat pemerintahan atau bisnis atau pun juga industri dan perdagangan
banyak faktor bisa mempengaruhinya. Yang menjadi dampak besar adalah lahan yang
sangat minim dalam pembangunan hingga terjadinya kepadatan semakin padat serta
lahan pemukiman yang menjadi masalah besar dan berat.
KONSEP DESAIN
2
STRUKTUR KONSTRUKSI dan UTILITAS IV
JENIS BANGUNAN
APARTEMENT
Apartement bertingkat tinggi (high rise building), memiliki ketinggian di atas 8
lantai. Pengertian apartemen dari berbagai sumber yang dapat dijadikan sebagai acuan
adalah sebagai berikut :
a. Apartemen adalah tempat tinggal yang terdiri dari kamar duduk, kamar tidur,
kamar mandi, dapur dan sebagainya yang berada pada satu lantai bangunan
bertingkat. (sumber: kamus bahasa Indonesia Depdikbud, balai pustaka.
Jakarta. 1990.)
b. Apartemen adalah suatu ruang atau kumpulan ruang yang dapat digunakan
sebagai unit tempat tinggal yang sifatnya dapat digunakan untuk milik sendiri
ataupun disewakan. (sumber : new internasional dictionary of the English
language).
c. Apartemen adalah suatu bangunan yang terdiri dari suatu inti hunian atau
rumah tinggal yang di dalamnya merupakan suatu kehidupan bersama dalam
lingkungan terbatas. Masing-masing unit dapat digunakan secara terpisah.
(sumber: the American people and enclyplopedia. Glorier incorporated. NY.
1926).
d. Apartemen adalah gedung yang terbagi dalam kamar-kamar yang disesuaikan
dengan unit tempat tinggal (sumber : lexicon. W. dictionary)
e. Apartemen adalah komplek hunian dan bukan rumah tinggal yang berdiri
sendiri. (sumber : Time Servewr standard for building type. Joseph De Cheira).
f. Apartemen adalah sekelompok unit hunian / tempat tinggal yang disusun
secara vertikal sehingga merupakan suatu blok yang utuh dan berdiri pada
bidang tanah. (sumber : Direktorat PU dan Cipta Karya).
g. Apartemen adalah sebuah kumpulan dari ruang-ruang yang dirancang sebagai
tempat tinggal bagi satu orang atau satu keluarga dibangun yang sama.
(sumber : dictionary of architecture and contruction. ME. Grew Hill Book
Company. Cyril M. Haris)
KONSEP DESAIN
3
STRUKTUR KONSTRUKSI dan UTILITAS IV
berupa bangunan bertingkat dalam satu lingkungan yang terbagi lagi dalam bagian kecil
yang diarahkan secara fungsional, serta merupakan satuan yang terpisah (hunian / tempat
tinggal perorangan atau suatu keluarga) yang dilengkapi dengan fasilitas bersama.
FUNGSI APARTEMEN
Seperti halnya hunian pada umumnya, apartement juga berfungsi sebagai tempat
tinggal yang memiliki aktivitas yang sama pada tiap unit hunian. Perbedaan apartement
dengan hunian pada umumnya yaitu menyediakan fasilitas-fasilitas yang memadai
sehingga dapat menunjang aktivitas penghuni apartement tersebut. Fasilitas-fasilitas
tersebut antara lain ; fitness center, rentaurant, mini market, laundry, dan lain sebagainya.
Selain itu lokasi apartement yang strategis yaitu dekat dengan fasilitas-fasilitas kota seperti
perbelanjaan, hiburan, fasilitas pendidikan, fasilitas kesehatan, dan sebagainya juga
memberikan kemudahan dalam pencapaian tempat-tempat tersebut. Keprivasian dan
keamanan penghuni apartement juga benar-benar dijaga karena security dan recepsionis
siap berjaga-jaga selama 24 jam.
Apartement bertingkat tinggi (high rise building), memiliki ketinggian di atas 8 lantai.
Sasaran
Dapat menghasilkan bangunan yang tepat guna dan nyaman sebagai tempat/sarana
public serta keamanan yang terjamin. Bangunan juga diharapkan dapat selaras dengan
lingkungan (tautan lingkungan), maupun selaras fisik maupun visual serta tidak
menimbulkan permasalahan dikemudian hari.
BAHASAN
Pokok bahasan utama pada desain bangunan berlantai banyak ini adalah :
o Estetika Struktur, yaitu hubungan bentuk struktur dan sistem struktur
o Sistem struktur
KONSEP DESAIN
4
STRUKTUR KONSTRUKSI dan UTILITAS IV
o konstruksi
o Sirkulasi vertical
o Sirkulasi horizontal
o Jenis dan bentuk kolom
o Sistem lantai bangunan tinggi
o Sistem Pondasi untuk bangunan bertingkat
o Fungsi bentuk dan kaitannya dengan sistem struktur
o Sistem /cara bangunan bertingkat
o Sistem utilitas
PENDEKATAN
Untuk menjawab semua permasalahan yang timbul, maka pendekatan yang
dilakukan pada perencanaan Apartemen bertingkat banyak ini adalah pendekatan
pada system struktur dan konstruksi yang nantinya akan menjadi titik tumpu utama
pada bangunan ini, lewat literature dan contoh penyelesaian sistem struktur dan
konstruksi yang sudah ada pada bangunan bertingkat banyak.
Selain itu pendekatan lain yang dilakukan adalah Gaya gaya yang muncul akibat
pengaruh alam baik angin, gempa dan system pembebanan pada bangunan, agar daya
dukung tanah yang tidak stabil di daerah rawa dan sungai dapat dipecahkan dengan
sistem struktur yang kuat.
LINGKUP TUGAS
Berdasarkan TOR yang sudah ada bangunan yang diminta adalah bangunan
bertingkat banyak 30 lantai, yang mungkin berada di sekitar pusat Kota ataupun
berada ditepian sebuah sungai yang berfungsi sebagai apartemen yang dapat
disewakan maupun di beli untuk jadi hak milik pribadi.
DESAIN BANGUNAN
KONSEP DESAIN
5
STRUKTUR KONSTRUKSI dan UTILITAS IV
MODUL RUANG
Pola/Modul kegiatan
Luasan kebutuhan ruang diasumsikan :
ASUMSI RUANG
RUANG
LUAS RUANG METER PERSEGI
Pola Struktur Radial dengan Pola struktur yang melingkar dan jarak kolom nya pun
berbeda.
Untuk mendapatkan ruang yang lebih besar dan menghindari kolom yang banyak
Kelebihan Pola struktur Radial adalah Dapat Membentuk denah Lingkaran dan stabil.
POLA STRUKTUR
KONSEP DESAIN
6
STRUKTUR KONSTRUKSI dan UTILITAS IV
GUBAHAN MASSA
KAPASITAS BANGUNAN
KONSEP DESAIN
7
STRUKTUR KONSTRUKSI dan UTILITAS IV
B. Unit Hunian.
Fasilitas fasilitas penunjang ini berada pada lantai 1 dan 2. Sedangkan untuk hunian
pada lantai 3 s/d 20.
Luas lantai hunian adalah 1662 m2. Dengan jumlah 18 lantai.
KONSEP DESAIN
8
STRUKTUR KONSTRUKSI dan UTILITAS IV
Data penafsiran jumlah penghuni gedung diambil dari buku SISTEM BANGUNAN TINGGI ( Ir.
Jimmy s. Juwana, MSAE ). Tabel 4.3, Hal. 67.
Perkiraan
% X Penghuni
JENIS BANGUNAN
Bangunan Penghuni Bangunan
(PB)
SYSTEM STRUKTUR
Di ketahui Bangunan Apartemen bertingkat 20 lantai, berbentuk tower dan
penambahan Podium di lantai dasar. Pola denah Radial Untuk mendapatkan bentuk
bulat dan Estetika Struktur dibandingkan dengan bentuk kotak.
KONSEP DESAIN
9
STRUKTUR KONSTRUKSI dan UTILITAS IV
Berdasarkan buku SISTEM BANGUNAN TINGGI ( Ir. Jimmy s. Juwana, MSAE ). Gambar 3.21, Hal. 50.
Serta Analisis gaya yang bekerja pada bangunan.
POLA DENAH
Denah dengan pola radial Berbentuk bulat sehingga jarak portal beragam.
KONSEP DESAIN
10
STRUKTUR KONSTRUKSI dan UTILITAS IV
kaku ( RIGID ). Rangka ini bisa satu bidang dengan dinding interior bangunan, atau
sebidang dengan Fasade bangunan. Prinsip Rangka Kaku akan ekonomis sampai 30
lantai untuk rangka baja dan untuk rangka beton 20 lantai. ( STRUKTUR BANGUNAN
BERTINGKAT TINGGI, Wolf Gang Schuller, Hal. 130 ).
2. Hal yang penting pada struktur pada bangunan tinggi adalah stabilitas dan
kemampuannya untuk menahan gaya lateral, baik yang disebabkan oleh angin atau
gempa bumi. Ketahanan gedung terhadap gaya horizontal akibat gempa bumi dan
beban angin diandalkan pada kekakuan hubungan antara balok-balok portal dan
kolom. (Ir. Hartono Poerbo, M ARCH. STRUKTUR DAN KONSTRUKSI BANGUNAN
TINGGI, Jilid I Sistem Struktur dan Estetika).
Bentuk Bangunan :
Tower : Bangunan lantai vertikal keatas jadi dapat mengatasi luas lahan yang sempit
dibandingkan bentuk Slab yang memanjang. Prilaku bangunan terhadap
Gaya gaya lateral , Angin dan Gempa pada bangunan.
KONSEP DESAIN
11
STRUKTUR KONSTRUKSI dan UTILITAS IV
PERHITUNGAN BEBAN
Berikut adalah data beban hidup (menurut peraturan pembebanan gedung 1983).
BEBANHIDUP
BANGUNAN
(TON/M2)
Flat, hotel 0,25
Rumah sakit 0,25
Asrama pendidikan/sekolah 0,4
Pertemuan umum 0,25
Kantor 0,25
Perdaganngan 0,4
Gudang/arsip 0,4
Industri 0,4
Garasi 0,1
Atap 0,3
Koridor tangga perumahan
Pendidikan/perkantoran 0,3
Pertemuan umum, industri, 0,5
perdagangan, pergudangan parkir
SISTEM KOLOM
Kolom adalah batang vertical dari rangka structural yang memikul beban dan balok,
kolom merupakan komponen tekan,maka keruntuhan pada satu kolom merupakan
lokasi kritis yang dapat menyebabkan lantai runtuh.
Kolom juga merupakan tempat untuk menyalurkan gaya (P) dari arah
vertical,horizontal,dan geser dari rangka struktur yang memikul beban yang ada diatas.
Sesuai dengan modul denah radial yang berbentuk lingkaran maka kolom
berpenampang lingkaran pula, Karena Bentuk kolom yang persegi dapat menerima
hubungan beban balok anak dan balok induk dari sisi sisinya.
Beban vertical yang diterima pada bangunan tingkat tinggi adalah:
a. Beban mati.
b. Beban hidup.
c. Beban angin.
d. Beban sementara.
e. Beban struktur.
f. Perhitungan Kolom
Lbruto = 1662 m2
Jumlah Lantai ( n ) = 20 lantai
0,08
Jadi C = 0,86
KONSEP DESAIN
14
STRUKTUR KONSTRUKSI dan UTILITAS IV
= 0,093
Jadi Nilai Coefisien Gempa Dasar = 0,093
I = Koefesien Keutamaan Bangunan Gedung untuk bangunan Umum ; 1,5
K = Faktor jenis struktur ; untuk portal dan dinding geser = 1
We = Massa Total ; We = n . Lbruto . Wt
= 20 x 1662 x 1,972
= 655.493 tm
Jadi Gaya Geser Dasar :
ME = . H . V
Dimana ;
H Tinggi bangunan = 81 m
V Gaya Geser Dasar = 91.441 t
Jadi ;
ME = . 81 . 91.441
= 4.937.814 tm
Momen guling akibat gempa ini harus dapat ditahan oleh momen penahan tumbang
(Counter acting momen) akibat beban mati gedung.
..
= =7,53 tm > 1,5 Faktor keutamaan Bangunan umum.
.
Uji ketahanan Momen Guling Angin (Mangin) ; Beban (Pangin) ; 250 kg/m2
Mangin = ( n . H . Pangin ) 12 . H tm
Mangin = ( 20 . 81 . 0,25 ) . 81
= ( 405) 40,5
= 16.402 tm
..
= =30,1tm > 1,5 Faktor keutamaan Bangunan umum.
.
Dimensi Struktur ;
1. Kolom Tepi bagian lantai bawah ;
Bagian bawah gedung = K300
Persentase tulangan ( p ) = 8%
Mutu tulangan = - 48
Area beban lantai = 17 m2
Beban batas atas dasar kuat perlu (PBI 1991) ; 1,972 t/m2(ketentuan perhitungan)
KONSEP DESAIN
15
STRUKTUR KONSTRUKSI dan UTILITAS IV
Tegangan batas ;
= c [ 0,85 . ( 1 ) + . ]
Dimana : adalah tegangan batas rata rata
adalah tegangan tekan hancur karakteristik = 100
adalah tegangan batas tulangan baja = - 39 ; 3.900 kg/cm2
adalah persentase tulangan baja = 8%
c adalah Faktor reduksi tekuk = 0,70 untuk penampang lingkaran
u = 0,7 [ 0,85 . 300 ( 1 0,08 ) + 0,08 . 3.900]
= 0,7 [0,85 . 300 . 0,92 + 0,08 . 3.900]
= 0,7 [ 234.6 + 31.2 ]
= 186.06 kg/cm2 = 1.86 t/m2
Luas Dimensi Penampang Kolom ;
Akolom =
.
= 1.86
= 0.3784 m2
0.3784
Diameter kolom penampang lingkaran d = 1 = 0,69 m ; ambil 0,70 m = 70 cm
4 . 3,14
Dimensi kolom tepi akan disamakan sampai lantai atas.
R 35
70
70
2. Kolom tengah lantai bawah ;
Bagian bawah gedung = K300
Persentase tulangan ( p ) = 8%
Mutu tulangan = - 48
Area beban lantai = 48 m2
Beban batas atas dasar kuat perlu (PBI 1991) ; 1,972 t/m2(ketentuan perhitungan)
KONSEP DESAIN
16
STRUKTUR KONSTRUKSI dan UTILITAS IV
R50
SISTEM BALOK
Hal hal yang perlu diperhatikan dalam pembalokkan adalah lebar balok, tinggi
balok, tegangan geser lentur dan tegangan pada perletakan nya Pembalokkan yang
akan digunakan pada bangunan perkantoran ini adalah system pembalokkan yang
terdiri dari balok induk dan balok anak, dengan menggunakan pola pembalokkan grid
dua arah, tujuannya yaitu untuk mendapatkan struktur bangunan yang kuat dengan
gaya gaya vertical dan horizontal.
Rumus: h= 1/12 -1/15 x bentang.
1. t= 2/3 x h Balok induk 2. Balok anak
h = 1/10 x Bentang h =1/2 x balok induk
= 1/10 x 900 cm =1/2 x 90
= 90 cm = 45 cm
t = 2/3 x 90 t =1/2 x 60
= 60 cm = 30 cm
KONSEP DESAIN
18
STRUKTUR KONSTRUKSI dan UTILITAS IV
dinding struktural, yakni pemasangan pada dinding yang mana berfungsi selain
sebagai dinding juga sebagai penanggung beban struktur atau penahan dari beban-
beban yang ada dan sebagainya. Sedangkan Pemasangan dinding nonstructural tidak
menahan beban-beban yang ada.
SISTEM LANTAI
Yang dimaksud pelat lantai disini adalah lantai yang tidak terletak diatas tanah
langsung, jadi merupakan lantai tingkat. Pelat lantai ini didukung oleh balok balok
yang bertumpu pada kolom kolom bangunan.
Guna plat lantai adalah :
1. Memisahkan ruang atas dan ruang bawah.
2. Sebagai tempat berpijak penghuni di lantai atas.
3. Untuk menempatkan kabel listrik dan lampu pada ruang bawah.
4. Menambah kekakuan bangunan pada ruang bawah.
KONSEP DESAIN
19
STRUKTUR KONSTRUKSI dan UTILITAS IV
Pada plat lantai hanya diperhitungkan adanya beban tetap saja (penghuni,
perabotan, berat lapis tegel, berat sendiri plat) yang bekerja secara tetap dalam waktu
lama. Sedangkan beban tak terduga, seperti gempa, angin, getaran, tidak
diperhitungkan.
Plat lantai memakai bahan beton bertulang umumnya dicor ditempat, bersama
sama balok penumpu dan kolom pendukungnya. Dengan demikian akan diperoleh
hubungan yang kuat yang menjadi satu kesatuan, hubungan ini disebut jepit jepit.
Pelat lantai beton dipasang tulangan baja pada kedua arah, tulangan silang, untuk
menahan moment tarik dan lenturan. Untuk mendapatkan hubungan jepit jepit,
tulangan pelat lantai harus dikaitkan kuat pada tulangan balok penumpu. Sumber
gambar; (KONSTRUKSI BANGUNAN GEDUNG BERTINGKAT RENDAH, Ir. Ign. Benny puspantoro, Msc.)
Hal 14.
Perencanaan dan perhitungan pelat lantai dari beton bertulang, harus mengikuti
persyaratan yang tercantum dalam buku Beton 1991. Beberapa persyaratan tersebut
antara lain adalah:
o Pelat lantai harus mempunyai tebal sekurang kurangnya 12 cm, sedang untuk
pelat atap sekurang kurangnya 7 cm.
o Harus diberi tulangan silang dengan diameter 8mm dari baja lunak atau baja
sedang.
o Pada pelat lantai yang tebalnya lebih dari 25 cm harus dipasang tulangan rangkap
atas bawah.
o Jarak tulangan pokok yang sejajar tidak kurang dari 2,5cm dan tidak lebih dari 20cm
atau dua kali tebal pelat, dipilih yang terkecil.
o Semua tulangan pelat harus terbungkus lapisan beton setebal minimum 1cm, untuk
melindungi baja dari karat, korosi, atau kebakaran.
o Bahan beton untuk pelat harus dibuat dari campuran 1 semen: 2 pasir: 3 kerikil + air,
bila untuk lapis kedap air dibuat dari campuran 1 semen: 1 setengah pasir: 2
setengah kerikil + air secukupnya.
Pelat lantai dari beton mempunyai banyak keuntungan, antara lain adalah:
1. Mampu mendukung beban besar.
2. Merupakan isolasi suara yang baik.
3. Tidak dapat terbakar dan dapat dibuat lapis kedap air ; jadi diatasnya boleh dibuat
dapur dan kamar mandi/WC.
KONSEP DESAIN
20
STRUKTUR KONSTRUKSI dan UTILITAS IV
SISTEM ATAP
Bentuk atap untuk bangunan bertingkat dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu :
1. Atap Datar
2. Atap Sudut
Atap yang digunakan adalah atap datar. Atap datar umumnya dari beton bertulang
kedap air, yaitu dibuat dari campuran semen : 1 pasir : 2 Kerikil + air, diberi tulangan
rangkap atas bawah . Tulangan atas berfungsi sebagai tulangan susut untuk mencegah
retak retak pada permukaan beton akibat terkena panas matahari, sedang tulangan
bawah berfungsi sebagai tulangan konstruksi untuk menahan lenturan. Tulangan atas
bawah masing masing dipasang bersilang , diameter tulangan susut minimum 6mm
dan tulangan kontruksi minimum 8mm. Plat atap harus dibuat dengan tebat minimum 7
cm atau lebih. Untuk mencegah retak retak pada bidang permukaan dan juga
mencegah korosi betonnya, dapat diberikan lapis pelindung pada seluruh permukaan
atap. Lapis pelindung ini dapat berupa :
Plesteran keras 1 semen : 2 pasir, yang dibuat kasar agar tidak licin.
Agar indah, dapat ditutup tegel galar atau jenis ubin lainnya.
Cairan pekat seperti aspal (Water Proofing ) dengan diberi tebaran pasir.
KONSEP DESAIN
21
STRUKTUR KONSTRUKSI dan UTILITAS IV
1. Di atasnya dapat dipakai ruangan serba guna , seperti gudang, tempat jemuran,
ruang mesin, bak air.
2. Kontruksi atap yang menjadi satu dengan rangka portalnya, menambah sifat kaku
dari bangunan, sehingga lebih tahan terhadap gaya harisontal, oleh angin atau
gempa.
3. Karena tahan api, maka dapat mencegah menjalarnya api yang datang dari arah
atas ke dalam ruangan di bawahnya..Sumber ( KONSTRUKSI BANGUNAN GEDUNG
BERTINGKAT RENDAH, Ir. Ign. Benny puspantoro, Msc. )
SISTEM PONDASI
Pondasi yang digunakan adalah pondasi tiang pancang (pondasi yang memikul kolom-
kolom).
Pondasi Tiang Pancang dibuat di pabrik yang bentuknya bulat, segi empat dan segi
delapan. Panjang tiang bermacam-macam mulai dari 5-30 m tergantung dari kebutuhan
di lapangan (dalamnya jenis tanah).
Fungsi Tiang Pancang untuk memindahkan Gaya (beban dari struktur bangunan
atas melalui lapisan tanah yang keras. Ada 2 (dua) macam cara penyaluran beban ke
tanah yaitu melalui ujung tiang (point bearing pile) dimana penahan nya adalah ujung
tiang pancang itu dan cara lain adalah melalui kulit sepanjang tiang pancang (fraction
pile) dimana terdapat pelekatan antara kulit tiang pancang dan tanah di sekelilingnya.
Cara memasukkan ke dalam tanah dipikul dengan mesin pancang sampai mencapai
tanah yang diperhitungkan cukup kuat.
Jarak tiang pancang dari satu sama lain adalah 2,5D 3 D (diameter tiang). Jarak
minimum 0,60 dan maksimum nya 2,00 m (jarak as). Jumlah tiang pancang untuk
menahan satu kolom struktur bangunan dapat 1,2,3,4,5,6,7,8,9 dan seterusnya
tergantung dari berat beban yang diterima oleh kolom yang bersangkutan.
Di atas (di puncak) tiang pancang dibuat poer (pelat beton bertulang) sehingga
dapat merangkai tiang pancang. Baru di atas poer itu dihubungkan dengan kolom atau
dinding struktur.
Jenis pondasi ini dipakai bila tanah bangunan terbuka sekelilingnya sehingga waktu
memancang yang menimbulkan getaran tidak menimbulkan gangguan pada bangunan
sekelilingnya yang telah berdiri lebih dulu.
KONSEP DESAIN
22
STRUKTUR KONSTRUKSI dan UTILITAS IV
KONSEP DESAIN
23
STRUKTUR KONSTRUKSI dan UTILITAS IV
Menggunakan dinding dengan bahan yang tahan terhadap api bahan beton
bertulang Dan tangga disebar dalam jarak pencapaian maksimum pintu keluar.
Perhitungan tangga darurat diambil dari buku UTILITAS BANGUNAN, hal 24 (Ir Hartono
Poerbo, M. ARCH.)
Konsep konstruksi tahan api terkait pada kemampuan dinding luar, lantai dan
atap untuk dapat menahan api di dalam bangunan atau kompartemen. Dahulu, sistem
yang mengukur ketahanan terhadap kebakaran dihitung dlam jumlah jam, dan
kandungan bahan struktur tahan api. Namun sekarang, sekarang hal ini dianggap tidak
cukup, dan spesifikasi praktis yang digunakan adalah suatu konstruksi yang
mempunyai tingkat kemampuan untuk bertahan terhadap api. Definisi ini menyatakan
beberapa ketentuan yang terkait pada kemampuan struktur untuk tahan terhadap api
KONSEP DESAIN
24
STRUKTUR KONSTRUKSI dan UTILITAS IV
tanpa mengalami perubahan bentuk (deformasi) yang berarti dan mencegah menjalar
nya api ke seluruh bangunan.
Dengan demikian, setiap komponen bangunan, dinding, lantai, kolom, dan balok
harus dapat tetap bertahan dan dapat menyelamatkan isi bangunan, meskipun
bangunan dalam keadaan terbakar. ( PANDUAN SISTEM BANGUNAN TINGGI, Ir. Jimmy
S. Juwana, MSAE )
Waktu perjalanan bolak - balik LIFT : Waktu ini dihitung secara pendekatan, sebab
perjalanan LIFT antar lantai pasti tidak akan mencapai kecepatan yang menjadi
kemampuan LIFT itu sendiri dan pada perjalanan LIFT non stop, kecepatan
KONSEP DESAIN
25
STRUKTUR KONSTRUKSI dan UTILITAS IV
kemampuannya LIFT itu sendiri dan pada perjalanan LIFT non stop, kecepatan
kemampuannya baru tercapai setelah lift bergerak beberapa lantai dulu.
Dalam praktek, perhitungan elevator dilakukan oleh Supplier LIFT yang
menghitung kebutuhan LIFT berdasarkan data data dari pabrik pembuat nya:
Secara pendekatan, waktu perjalanan bolak balik LIFT berdasarkan data data
dari ( BUKU ANATOMI UTILITAS, Ir. Hartono Poerbo, M,Arch ). Dengan jumlah sebagai berikut :
KONSEP DESAIN
26
STRUKTUR KONSTRUKSI dan UTILITAS IV
KONSEP DESAIN
27
STRUKTUR KONSTRUKSI dan UTILITAS IV
Dimensi ruang mesin perlu disediakan untuk motor penggerak traksi yang ditempatkan
tepat diatas ruang luncur lift, dan pit perlu disediakan didasar ruang luncur untuk menahan
mendaratnya lift dilantai dasar. ( gambar 4.10 ) SISTEM BANGUNA TINGGI ( Ir. Jimmy s. Juwana,
MSAE ). Hal 72
Gambar 8.3 Saluran Tipikal Pipa Air Bersih dan Air Kotor. Hal. 179
Untuk membedakan antara pipa satu dengan yang lainnya, maka pipa diberi warna
dan diberi arah alirannya. ( Tabel 8.1 )
Warna Pipa Yang Dibutuhkan
KONSEP DESAIN
29
STRUKTUR KONSTRUKSI dan UTILITAS IV
Daya listrik umumnya dipasok kedalam bangunan yang disalurkan melalui kabel
bawah tanah untuk bangunan tinggi (Gambar 9.11) atau kabel udara dari tiang listrik
untuk bangunan rendah/menengah (Gambar 9.12) SISTEM BANGUNAN BERTINGKAT
TINGGI (Ir. Jimmy s. Juwana, MSAE) Hal. 214
KONSEP DESAIN
30
STRUKTUR KONSTRUKSI dan UTILITAS IV
Distribusi ( Penyalur ) kabel dalam bangunan jug dapat dilakukan pada ruang
Plafond disalurkan dengan pipa bahan aluminium. Pipa Aluminium digunakan, karena :
1. Beratnya lebih ringan dibandingkan dengan pipa logam lainnya.
2. Lebih murah untuk pipa dan pemasangannya
3. Lebih tahan terhadap korosi
4. Tidak perlu dicat
5. Tidak terpengaruh magnet
6. Penurunan tegangan listriknya kecil.
KONSEP DESAIN
31
STRUKTUR KONSTRUKSI dan UTILITAS IV
KONSEP DESAIN
32
STRUKTUR KONSTRUKSI dan UTILITAS IV
KONSEP DESAIN
33
STRUKTUR KONSTRUKSI dan UTILITAS IV
Fungsi AHU adalah sebagai pengolah udara dengan tahapan proses sebagai berikut
:
1) Mencampur udara balik dari ruangan dengan udara pada prosentase tertentu.
2) Mendinginkan udara tersebut sesuai dengan suhu yang diinginkan.
3) Menyaring udara hingga bersih dari partikel debu.
4) Mengalirkan sejumlah udara dingin kedalam ruangan yang membutuhkan melalui
saluran udara (Ducting).
KONSEP DESAIN
34
STRUKTUR KONSTRUKSI dan UTILITAS IV
3. Kondensor ( Condenser )
Fungsinya adalah melepas kalor refrigerant ke medium sekelilingnya (air atau Udara) agar
Refrigeran dapat dikondensasikan dan diuapkan kembali ke evaporator (Gambar 6.10)
KONSEP DESAIN
35
STRUKTUR KONSTRUKSI dan UTILITAS IV
Keterangan :
1. Kipas Udara 6. Penutup Luar
2. Pipa Penyambung Air 7. Kisi kisi Udara
3. Pelindung Kipas Udara 8. Bak penampung Air
4. Sekat 9. Pipa Pasokan
5. Pendukung Sekat 10. Pipa Isap
KONSEP DESAIN
36
STRUKTUR KONSTRUKSI dan UTILITAS IV
KONSEP DESAIN
37
STRUKTUR KONSTRUKSI dan UTILITAS IV
DAFTAR PUSTAKA
(1994), Neuvert Ernest, DATA ARSITEK edisi 2 (alih bahasa), Erlangga, Jakarta
(1998), Poerbo Hartono, Ir., M.Arch, UTILITAS BANGUNAN, Djambatan
( 2005), S. Juwana Jimmy, SISTEM BANGUNAN TINGGI, Erlangga , Jakarta
(1995), Widomoko, H., Drs., Ir, KONSTRUKSI BANGUNAN 3, ITN, Malang
KONSEP DESAIN
38
STRUKTUR KONSTRUKSI dan UTILITAS IV
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur alkhamdulillah kehadirat Tuhan Yang Maha Esa penyusun panjatkan,
karena atas Berkat dan Rahmat-Nyalah perancang dapat menyeleseikan tugas besar ini
tepat pada waktunya.
Adapun tugas besar ini dikerjakan guna memenuhi syarat atau tugas dalam
mengikuti mata kuliah Struktur Konstruksi dan Utilitas 4. Diharapkan tugas besar ini bisa
membantu mahasiswa arsitektur dalam mengikuti mata kuliah Konstruksi dan Utilitas 4
yang akan datang.
Perancang menyadari jika dalam perencanaan tugas besar ini masih sangat jauh
dengan kesempurnaan. Masih banyak kekurangan dan kesalahan yang terdapat pada
penyusunan tugas besar ini karena keterbatasan ilmu dan pengalaman serta pengetahuan
perancang. Dari itu kritik dan saran dari para Dosen Koordinator, Dosen Pembimbing dan
juga dosen di bidangnya sangat perancang harapkan.
Perancang
KONSEP DESAIN
39
STRUKTUR KONSTRUKSI dan UTILITAS IV
DFTAR ISI
Halaman
Kata Pengantar .............................................................................................................. i
Daftar isi.......................................................................................................................... ii
Latar belakang................................................................................................................ 1
Jenis bangunan .............................................................................................................. 2
Fungsi Apartement ........................................................................................................ 3
Tujuan sasaran................................................................................................................ 3
Bahasan ......................................................................................................................... 4
Pendekatan .................................................................................................................... 4
Lingkup tugas ................................................................................................................ 4
Modul Ruang .................................................................................................................. 5
Pola Struktur .................................................................................................................. 6
Gubahan Masa ............................................................................................................... 6
Kapasitas Bangunan ...................................................................................................... 7
Sistem Struktur ............................................................................................................. 8
Pola Denah ..................................................................................................................... 9
Perhitungan Beban ....................................................................................................... 11
Sistem Kolom ................................................................................................................ 12
Sistem Balok .................................................................................................................. 17
Sistem Pengaku ............................................................................................................. 18
Sistem Lantai ................................................................................................................. 18
Sistem Atap ................................................................................................................... 20
Sistem Pondasi .............................................................................................................. 21
Sistem sirkulasi Vertikal ................................................................................................ 22
Sistem Tangga Darurat ................................................................................................. 22
Konstruksi Tahan Api .................................................................................................... 23
Sistem Elevator Atau Lift .............................................................................................. 24
Sistem Pemipaan Air ..................................................................................................... 27
Sistem Elektrik Dan Telephon ....................................................................................... 28
Sistem Pembuangan Sampah ....................................................................................... 31
Sistem Tata Udara ......................................................................................................... 32
Daftar Pustaka ............................................................................................................... 37
KONSEP DESAIN