DOSEN PENGAMPU :
Ir. Priyoto., M.T
Di Susun Oleh :
1. Fathur Alfarizi 14418000
2. David Yefrianto 14418000
3. Abi Abdillah H 14418000
4. Ahmad Aldi Dz 1441800086
5. Nurul Azmi 14418000
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat allah SWT yang telah memeberikan rahmat dan hidayat-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Definisi Bangunan
Tinggi” ini tepat waktu.
Adapun tujuan penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas pada mata kuliah
struktur bangunan tinggi Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan
tentang bangunan tinggi .
Kami mengucapkan terima kasih kepada bapak Ir. Priyoto, MT. selaku dosen mata kuliah
struktur bangunan tinggi yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
wawasan.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepda teman - teman yang telah berkontribusi
dengan memberikan ide - idennya sehingga makalah ini bisa disusun dengan rapi dan baik
Namun terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna, sehingga kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat
membangun demi terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
High rise building atau bangunan tinggi merupakan istilah yang sering digunakan merujuk
kepada bangunan yang memiliki struktur menjulang tinggi atau bangunan dengan jumlah
tingkat yang banyak.
Sebuah bangunan dapat disebut bangunan tinggi atau high rise building jika bangunan
tersebut memiliki ketinggian 23 meter hingga 150 meter di atas tanah. Jika lebih dari 150
meter maka dapat disebut gedung pencakar langit atau yang dikenal dengan istilah
Skyscraper. Jika tinggi rata-rata sebuah tingkat lantai adalah 4 meter maka bangunan tinggi
setidaknya memiliki 6 tingkat lantai.
Beberapa definisi mengenai bangunan tinggi dikutip dari Wikipedia adalah sebagai berikut :
Bangunan tinggi tentunya memiliki karakter yang berbeda dengan bangunan yang lebih
rendah. Adapun karakteristik dari bangunan tinggi ini adalah sebagai berikut :
1. Tinggi Bangunan
Seperti yang disebutkan diatas sebuah bangunan disebut bangunan tinggi atau high rise
building apabila memiliki ketinggian setidaknya 23 meter atau 6 lantai.bangunan semacam
ini sudah banyak ditemukan di kota-kota besar di indonesia.
2. Luas Per Lantai
Bangunan tinggi merupakan bangunan yang hemat lahan dan biasanya memiliki luas tapak
yang kecil karena titik umumnya luas pantai berkisar antara 750 m2 hingga 1500 meter
persegi.
3. Tipe Struktur
Sebuah bangunan tinggi harus didukung dengan struktur yang kuat menahan beban
bangunan maupun momen dari ketinggiannya. Ada tiga macam struktur yaitu open frame,
flat slab dan bearing wall system. Dari ketiga tipe ini tipe yang paling banyak digunakan
adalah open frame karena lebih efisien dalam penggunaan material.
4. Tipikal
Umumnya denah lantai bangunan tinggi memiliki bentuk yang tipikal lurus ke atas.dengan
membuat lantai yang tipikal ke atas maka akan memudahkan dalam perencanaan dan
pelaksanaannya terutama dari segi struktur. Biasanya ukuran lantai akan mengecil keatas
untuk menekan moment akibat ketinggian bangunan.
5. Keterbatasan Lahan
Bangunan tinggi merupakan salah satu solusi menghadapi masalah keterbatasan lahan.
Namun dengan keterbatasan lahan ini biasanya bangunan tinggi akan menggunakan area
parkir bertingkat. Dengan keterbatasan lahan maka bangunan tinggi biasanya jarang yang
memiliki landscape yang baik kecuali menggunakan vertical garden atau sky garden.
6. Risiko Angin Dan Gempa
Biasanya bangunan tinggi memiliki bentuk yang langsing dan tinggi. Secara fisika maka
bangunan ini akan sangat dipengaruhi oleh adanya gempa maupun tekanan angin dari
sekeliling bangunan. Untuk itu biasanya bangunan tinggi memiliki sistem aerodinamika yang
baik serta struktur yang dapat bertahan dalam goncangan.
7. Resiko Roboh
Semakin tinggi sebuah bangunan maka semakin besar pula resikonya untuk roboh.
Berdasarkan hal ini maka pembangunan sebuah high rise building memerlukan
perencanaan yang matang dan antisipasi berbagai kemungkinan yang dapat terjadi saat
pelaksanaan konstruksi.
8. Kompleksitas Tinggi
Pembangunan sebuah high rise building merupakan pekerjaan yang kompleks karena selain
melibatkan banyak pihak, durasi pelaksanaan yang panjang, melibatkan disiplin ilmu yang
banyak, berdampak besar kepada lingkungan, dan memiliki risiko yang sangat tinggi dari
segi keselamatan. Sehingga dari berbagai jenis bangunan, jenis high rise building
merupakan jenis bangunan yang paling kompleks.
Hampir sama seperti syarat-syarat membuat IMB Bangunan Umum untuk non rumah (s/d 8
lantai), untuk bangunan setinggi sembilan lantai lebih pun, harus memeuhi beberapa
persyaratan di bawah ini :
2. Syarat Kekuatan
a.Statik
b.Dinamik
3. Syarat Daktilitas
a.Elastik (Fully Elastic)
b.Daktilitas terbatas (limited ductility)
c.Daktilitas penuh (full ductility)
7. Syarat intergritas
a.Penyesuaian dengan metoda konstruksi yang umum dilakukan pada daerah setempat.
b.Bahan bangunan serta mutu bahan yang tersedia
c.Kondisi cuaca selama pelaksanaan d.Kesediaan berbagai sumber daya setempat.
2.3 Perencanaan dan Perancangan Struktur-Umum
Sistem Struktur.
Sistem struktur dari suatu bangunan, merupakan kumpulan dan kombinasi berbagai elemen
struktur yang dihubungkan dan disusun secara teratur, baik secara discrete maupun
menerus yang membentuk suatu totalitas kesatuan struktur.
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menentukan sistem struktur terhadap beban
lateral antara lain adalah :
7. Ketidakteraturan struktur
8. Adanya torsi yang besar tanpa adanya tahanan yang cukup untuk menampung torsi
1. Rigid-Frame
2. Truss/Braced-Frame
3. Infilled-Frame
4. Shear Wall Structures
5. Coupled Shear Wall Structures
6. Wall-Frame
7. Core Structures
8. Outrigger + Shear Wall + Braced Structures
9. Tubular Structures
Sistem struktur yang sederhana, beraturan dan tidak terlalu tinggi, analisis beban
lateralnya masih dapat dilakukan dengan cara ”quasi statik” tetapi untuk bentuk yang
tidak beraturan sudah harus dilakukan dengan 3 dimensi yang disertai dengan
analisis dinamik, baik linear maupun nonlinear
Berikut ini diberikan gambaran umum sebagai ”rough rule of thumb”yang menggambarkan
secara global hubungan antara sistem rangkastruktur dan jumlah tingkat bangunan dan
gambar berikutnya khusus untuk struktur beton bertulang pada gedung kantor (office
building).
b. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menentukan sistem struktur terhadap beban
lateral, antara lain :
1. Kekakuan diagfragma dan kekuan struktur.
1. Rigid-frame
2. Truss/braced-frame
3. Shear wall struktur
4. Cauple shear wall struktur
5. Wall-frame
6. Core struktur
7. Outrigger +shear wall+ Braced structure
8. Tubular structure
Besarnya beban yang didistribusikan pada masing-masing arah tergantung dari berbagai
faktor :
1. Kekakuan dari pelat.
2. Penelitian pumping test jika dasar basement berada di bawah mika air
tanah.
Di Indonesia, telah berkembang banyak highrise building dengan beragam bentuk dan
fungsi masing-masing. berikut merupakan contoh High Rise Buiding yang ada di Indonesia :
Four Points by Sheraton Hotel Manado 15 lt Apartemen The Accent .Tangerang Selatan,
Banten 31 lt