PENDAHULUAN.............................................................................................................3
1.1 Latar Belakang.........................................................................................................3
Rumusan Masalah..........................................................................................................4
Tujuan............................................................................................................................4
Manfaat..........................................................................................................................4
BAB II...............................................................................................................................5
PEMBAHASAN................................................................................................................5
2.1 Definisi Bangunan Bertingkat Tinggi.................................................................5
2.2 Fungsi Bangunan Bertingkat Tinggi...................................................................6
2.2.1 Klasifikasi Bangunan Gedung............................................................................6
2.2.2 Bangunan Gedung berdasarkan Fungsi Hunian..................................................7
1. Perkantoran :...........................................................................................................9
2. Perdagangan :.........................................................................................................9
3. Perindustrian :.........................................................................................................9
4. Perhotelan :.............................................................................................................9
5. Wisma dan rekreasi :...............................................................................................9
6. Terminal :................................................................................................................9
7. Penyimpanan :........................................................................................................9
2.2.3 Sistem Struktur Bangunan Bertingkat Tinggi.....................................................9
1. Struktur dua dimensi.............................................................................................11
2. Struktur tiga dimensi.............................................................................................11
1. Rigid Frame Sistem..............................................................................................12
2. Braced frame sistem.............................................................................................12
3. Shear Wall Sistem.................................................................................................12
4. Coupled Wall Sistem............................................................................................12
5. Tubular Sistems....................................................................................................12
2.2.4 Sistem Façade Pada Bangunan Bertingkat Tinggi............................................12
1. Stick-build curtain wall sistem.............................................................................13
2. Unitized curtain wall sistem.................................................................................13
1. Sistem Plumbing Gedung....................................................................................14
3.1 KESIMPULAN.........................................................................................................21
3.2 SARAN....................................................................................................................21
BAB I
PENDAHULUAN
Semakin bertambah tinggi suatu gedung, maka semakin rentan pula terhadap
stabilitas terhadap beban lateral seperti angin dan gempa. Oleh karena itu, gedung
bertingkat tinggi perlu menggunakan sistem yang memadai agar stabilitas lateral gedung
bertingkat tinggi tetap terjaga. Pada saat ini banyak sistem-sistem yang dirancang untuk
gedung bertingkat tinggi, seperti rigid frame, truss/braced frame, infilled frame, shear
wall structures, coupled shear wall structures, wall frame, core structures, outrigger,
tubular structures. Sistem struktur yang digunakan untuk gedung bertingkat tinggi lebih
kompleks daripada sistem struktur untuk gedung bertingkat rendah, sistem struktur
bertingkat rendah dan jika memiliki denah yang beraturan masih dapat dilakukan
perhitungan dengan static ekivalen, namun untuk bentuk gedung yang tidak beraturan
dan memiliki tingkat yang lebih tinggi harus disertai analisis dinamis baik linear
maupun non linier. (Angga Ramanda Putra, 2019)
2.2.2 Rumusan Masalah
2.2.3 Tujuan
2.2.4 Manfaat
2. Dapat menegetahui system struktur dan system utilitas pada bangunan bertingkat
tinggi
BAB II
PEMBAHASAN
Menurut Johan dan Kloft (2004), bangunan bertingkat tinggi adalah bangunan
yang dianggap relatif ketinggiannya, dimana bangunan tinggi dapat dikatakan bangunan
tinggi apabila skala dari bangunan lebih tinggi dari bangunan sekitar. Misalnya, jika
bangunan di lingkungan perkotaan memiliki ketinggian rata-rata dua hingga tiga lantai,
bangunan 5 lantai yang menjulang di atasnya dapat dianggap sebagai bangunan tinggi.
Menurut Johan dan Kloft (2004) perkembangan bangunan bertingkat tinggi
bermula dari bangunan gedung asuransi rumah di Chicago pada tahun 1890 dengan
ketinggian 12 lantai dan memicu perkembangan bangunan bangunan bertingkat tinggi
Bangunan pura
Bangunan vihara
Bangunan kelenteng
Fungsi usaha Bangunan perkantoran
Bangunan perdagangan
Bangunan perindustrian
Bangunan perhotelan
Bangunan wisata
Bangunan terminal
Bangunan kebudayaan
Bangunan laboratorium
Menurut Taranath (2012) tipe untuk struktur bangunan bertingkat tinggi yang
mampu menahan beban lebih dari 40 lantai adalah sebagai berikut :
1. Rigid Frame Sistem
Ini adalah sistem yang memanfaatkan momen menahan koneksi antara kolom dan
balok di sepanjang keliling totalnya untuk menahan lateral yang diterapkan beban.
Ini dapat digunakan untuk memberikan tahanan beban lateral bangunan bertingkat
rendah.
2. Braced frame sistem
Sistem struktur ini bekerja dengan baik untuk 20 hingga 60 tinggi lantai tetapi
tidak memberi ruang untuk bukaan seperti pintu dan jendela.
3. Shear Wall Sistem
Ketika dua atau lebih dinding geser berada dihubungkan oleh sistem balok atau
pelat, kekakuan total melebihi penjumlahan dari kekakuan individu. Ini
berhubungan dengan balok yang menghubungkan mereka yang melayani individu
tindakan kantilever.
5. Tubular Sistems
Menurut Memari A.M (2013) dalam buku Curtain Wall Sistem A Primer,
Curtain wall secara structural adalah sebuah penutup vetikal bangunan yang mendukung
atas bebanya sendiri dan gaya luar yang mempengaruhi bangunan. Curtain wall tidak
dimaksud untuk membantu dalam menjaga intergritas struktur bangunan, tetapi lebih
dalam meningkatkan keindahan estetika arsitektural bangunan dan fungsi luar terhadap
pengaruh lingkungan bangunan baik dari tekanan angin, cuaca, serta panas yang
ditimbulkan oleh intensitas cahaya matahari. Terdapat 2 jenis sistem curtain wall yaitu
Stick-build curtain wall sistem dan Unitized curtain wall sistem.
1. Stick-build curtain wall sistem
Merupakan metode konstruksi curtain wall yang fleksibel dan paling banyak
digunakan saat ini karena sistem ini menggunakan komponen-komponen lepasan
yang kemudian dirakit lapangan.
2. Unitized curtain wall sistem
Merupakan sistem yang efisiensi dan praktis karena terproduksi menjadi satu unit
panel yang utuh antara frame dan bahan pengisi dengan modul tertentu. Modul ini
dipabrikasi sesuai kebutuhan sehingga ketika sampai lapangan sudah siap dipasang.
a. Menjaga sekat air dari efek siphon atau tekanan. Efek siphon timbul apabila seluruh
perangkat dan pipa pembuangan terisi air buangan pada akhir proses pembuangan
mengakibatkan sekat air akan ikut mengalir.
b. Menjaga aliran air yang ystem di dalam pipa pembuangan
c. Memungkinkan adanya sirkulasi udara di dalam semua jaringan pipa pembuangan.
Gambar 2.7 Skematik Instalasi Air Kotor, air bekas dan venting
Sumber ( aloekmantara.blogspot.co.id)
Dari perbandingan diatas maka untuk area perlindungan luas antara radius 50-150 m
penangkal petir elektro statis merupakan pilihan yang tepat dan lebih murah
dibandingkan penangkal petir konvensional.
1) Koridor.
Beberapa syarat yang harus dipenuhi dalam merancang sirkulasi horizontal
terutama koridor dan ruang peralihan diantaranya adalah :
Urutan yang logis baik dalam ukuran ruang, bentuk dan arah.
b. Sirkulasi vertikal
Transportasi vertical, adalah moda transportasi digunakan untuk
mengangkut sesuatu benda dari bawah ke atas ataupun sebaliknya. Ada
berbagai macam tipe transportasi vertikal di antaranya lift, travator, eskalator
dan dumbwaiter. Dari tipe pengangkut vertikal ini masing-masing mempunyai fungsi
angkut yang berbeda. Lift sering dijumpai di gedung perkantoran, travalator lebih
banyak di bandar udara, sedangkan eskalator lebih banyak di pusat pertokoan besar
atau mall sedangkan dumbwaiter lebih banyak digunakan di rumah sakit dan hotel.
Suatu bangunan yang besar dan tinggi memerlukan suatu alat transportasi
(angkut) untuk memberikan suatu kenyamanan dalam berlalu lintas dalam bangunan.
1. Sistemgearless
Yaitu mesin yang berada diatas, untuk perkantoran, hotel, apartemen, rumah sakit
dan sebagainya (sekarang ada juga lift yang mesinnya disamping).
2. Sistemhydrolic
Yaitu mesin dibawah, hanya terbatas pada 3-4 lantai, biasanya digunakan untuk lift
makanan dan uang. Sekarang system hydrolic juga dipakai untuk penumpang
manusia contoh di Bandara Kuala Lumpur.
Rumah lift dapat dibagi dalam 3 bagian yaitu :
1. Lift pit
Merupakan tempat pemberhentian akhir yang paling bawah, berupa buffer sangkar
dan buffer beban penyeimbang. Karena letaknya yang paling bawah, harus dibuat
dari dinding kedap air.
2. Ruang luncur (hoistway)
Tempat meluncurnya sangkar/kereta lift, terdapat pintu2 masuk ke kereta lift,
tempat meluncurnya beban penyeimbang, meletakkan rel peluncur dan beban
penyeimbang.
3. Ruang mesin
Tempat meletakkan mesin/ motor traksi lift, dan tempat control panel (yang
mengatur jalannya kereta)
Bentuk dan macam lift tergantung pada fungsi dan kegunaan gedung
2) Escalator
Eskalator adalah suatu alat angkut yang lebih dititik beratkan pada pengangkutan
orang dengan arah yang miring dari lantai bawah miring ke lantai atasnya. Standart
kemiringan antara 30-35 derajat. Dengan kemiringan lebih dari 10 derajat sudah masuk
kategori escalator.
Panjang escalator disesuaikan dengan kebutuhan, lebar untuk satu orang kurang lebih 60
cm, untuk 2 orang sekitar 100-120 cm. Mesin escalator terletak dibawah lantai. Karena
terdiri dari segmen tiap anak tangga maka escalator dapat diset untuk bergerak maju
atau mundur.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Eisele, Johann dan Kloft, Ellen. (2004). High-rise manual: typology and design,
construction and technology. Birkhoiser.
Craighead, Geoff. (2009). High-rise security and fire life safety / Geoff Craighead. – 3rd
ed. p. cm. Butterworth-Heinemann.
Fu, Feng. (2018). Design and Analysis of Tall Building and Complex Structure.
ButterworthHeinemann.
Peraturan Menteri
Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia No.7 (2016). Standar Barang dan
Standar Kebutuhan Barang Milik Negara Berupa Tanah dan/atau Bangunan.