Anda di halaman 1dari 18

STRUKTUR DAN KONSTRUKSI BANGUNAN 3

PAPER BANGUNAN TINGGI

ALBERT SURYA WIDJONO


D051171332

DEPARTEMEN ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
GOWA 2020
A. Definisi Bangunan Tinggi
High rise building atau bangunan tinggi merupakan istilah yang sering digunakan
merujuk kepada bangunan yang memiliki struktur menjulang tinggi atau bangunan
dengan jumlah tingkat yang banyak.

Sejatinya penambahan ketinggian sebuah bangunan dilakukan untuk memperluas


ruang fungsi dari bangunan tersebut. Beberapa tipologi bangunan tinggi diantaranya
adalah bangunan apartemen dan perkantoran. Hal ini karena dengan penambahan
jumlah lantai maka akan mengurangi luas bijak bangunan tersebut sehingga lebih sedikit
memakan lahan.

Bangunan tinggi akan ideal ditinggali jika ada lift atau elevator dan tentunya
didukung oleh struktur bangunan yang kuat dan tahan lama.Tanpa adanya live otomatis
ini maka akan sangat melelahkan bagi penghuni untuk naik ke lantai yang paling tinggi.

Sebuah bangunan dapat disebut bangunan tinggi atau high rise building jika
bangunan tersebut memiliki ketinggian 23 meter hingga 150 meter di atas tanah. Jika
lebih dari 150 meter maka dapat disebut gedung pencakar langit atau yang dikenal
dengan istilah Skyscraper. Jika tinggi rata-rata sebuah tingkat lantai adalah 4 meter
maka bangunan tinggi setidaknya memiliki 6 tingkat lantai.

Beberapa definisi mengenai bangunan tinggi dikutip dari Wikipedia adalah sebagai
berikut :

 International Conference on Fire Safety in High-Rise Buildings mengartikan


bangunan tinggi sebagai "struktur apapun dimana tinggi dapat memiliki dampak
besar terhadap evakuasi"
 New Shorter Oxford English Dictionary mengartikan bangunan tinggi sebagai
"bangunan yang memiliki banyak tingkat"
 Massachusetts General Laws mengartikan bangunan tinggi lebih tinggi dari 70
kaki (21 m)
 Banyak insinyur, inspektur, arsitek bangunan dan profesi sejenisnya mengartikan
bangunan tinggi sebagai bangunan yang memiliki tinggi setidaknya 75 kaki (23
m).

B. Bangunan Jangkung dan Lingkungannya

Karakteristik High Rise Building


Jika bangunan tinggi didirikan dalam lingkungan yang padat, secara relatif luas
ruang terbuka antara bangunan juga menjadi kecil dibandingkan dengan jumlah
keseluruhan ruang vertikalnya. Oleh karena itu, permasalahan utama ialah jumlah
komponen panas matahari yang diterima dan dipancarkan oleh dinding bangunan
(panas pantulan) menjadi lebih besar disamping panas yang dipancarkan oleh atap dan
ruang antara bangunan. Oleh sebab itu jumlah keseluruhan peningkatan panas
lingkungan menjadi lebih tinggi di kawasan yang dipenuhi oleh bangunan-bangunan
tinggi. Jika kebanyakan dinding luar bangunan ini terbuat dari kaca dan bahan lain yang
memiliki daya serap dan pantul panas yang tinggi, jumlah tambahan panas yang akan
terhimpun dalam lingkungan menjadi sangat tinggi.
Masalah bidang pandangan
Disamping masalah panas, bidang pandangan (field of vision) atau penglihatan
mata kita di kota yang padat dengan bangunan tinggi juga menimbulkan beberapa
masalah lain. Sungguhpun ruang antara bangunan (ruang horizontal pada permukaan
tanah) bisa ditanami dengan tumbuhtumbuhan perdu dan pohon-pohon pelindung
untuk menyelesaikan sebagian dari masalah panas pantulan dari permukaan tanah,
pandangan mata kita masih diganggu oleh silau dan panas yang datangnya dari
komponen vertikal (dinding dan tembok). Sekiranya kita berada pada permukaan tanah,
sebagian bidang penglihatan mata ketika kita berdiri normal ialah kearah horizontal
yaitu kearah tanah dan sebagian kecil lagi kearah bidang vertikal. Oleh sebab itu,
penghijauan tanah dapat menyelesaikan sebagian besar masalah silau dan panas yang
dipancar semula oleh tanah dan sebagian masalah yang berasal dari permukaan vertikal.
Penghuni bangunan tinggi yang berada pada level ketinggian melebihi tinggi maksimum
pohon, bidang penglihatannya akan diganggu oleh silau langit serta bagian dinding
bangunan yang berhadapan. Masalah ini akan menjadi lebih krusial sekiranya banyak
bangunan tinggi berada dilingkungannya.
Solusi Permasalahan
Seperti yang telah dijelaskan sebelum ini, terdapat dua masalah lingkungan yaitu.
Masalah peningkatan panas dan masalah silau pada bidang penglihatan merupakan dua
masalah pokok yang terus muncul akibat pembangunan bangunan tinggi di lingkungan
kota. Penyelesaian secara terus menerurus masalah ini telah dilaksanakan dan sebagian
lagi masih perlukan kajian secara rinci. Penanaman pohon dan penghijauan kota
merupakan salah satu aturan penyelesaian yang baik dan optimal . Pohon-pohon boleh
ditanam menggunakan dua aturan berikut: • Aturan penanaman pohon secara
horizontal (pada permukaan tanah) • Aturan penanaman pohon secara vertikal (pada
dinding eksterior )
C. Contoh video pembangunan bangunan jangkung
Link gdrive : https://drive.google.com/open?id=1w3v8-8-mKD9HIZX7s7Etl6k7C8gXQOYI
D. Contoh Bangunan Jangkung
1. Burj Khalifa

Gedung tertinggi di dunia Burj Khalifa di Dubai (Shutterstock).Di antara semua


gedung pencakar langit yang ada di dunia, Burj Khalifa menjadi gedung tertinggi di
dunia peringkat satu. Gedung yang namanya diambil dari nama Presiden UEA Sheikh
Khalifa ini berdiri di ibu kota Uni Emirat Arab, Dubai.
Burj Khalifa (bahasa Arab ‫ خل ف ـ ـ ـ ـ ـ ـ ـ ــة ب ـ ـ ـ ـ ـ ـ ج‬yang berarti 'Menara Khalifa'),
sebelumnya bernama Burj Dubai, adalah sebuah pencakar langit di Dubai, Uni
Emirat Arab yang diresmikan pembukaannya pada 4 Januari 2010. Ketinggian
pencakar langit ini adalah 828 meter (2.717 kaki). Burj Khalifa adalah bangunan
tertinggi di dunia yang pernah dibuat oleh manusia.

2. Shanghai Tower

Gedung yang dibangun di Kota Shanghai, China ini mempunyai tinggi hingga 632
meter. Dengan tinggi tersebut, Shanghai Tower menjadi gedung tertinggi di dunia
nomor dua.
Dana yang digelontorkan buat membangun gedung yang memiliki 128 lantai ini
mencapai 15,7 miliar Yuan China atau Rp 32,97 triliun. Gedung ini mulai dibangun
pada 29 November 2008 dan selesai 6 September 2014.
3. Abraj Al Bait

Di Arab Saudi ada gedung Abraj Al Bait yang menjadi gedung tertinggi di dunia.
Gedung ini dibangun dengan tinggi 601 meter dan memiliki 120 lantai.
Pembangunan gedung ini dimulai pada tahun 2004 dan selesai pada tahun 2011.
Dana yang digelontorkan mencapai US$ 15 miliar atau sekitar Rp 216 triliun.

4. Ping An Finance Centre

Dengan tinggi yang mencapai 599 meter, Ping An Finance Centre menjadi
gedung tertinggi di dunia peringkat empat. Gedung dengan 115 lantai ini berlokasi di
Shenzhen, Guangdong, China.
Gedung yang didirikan pada tahun 2010 ini menghabiskan dana sebesar US$ 1,5
miliar atau Rp 21,66 triliun. Pembangunannya selesai pada tahun 2017. Ping An
Finance Centre ini dimiliki perusahaan asuransi China Ping An Insurance.
5. Lotte World Tower

Gedung yang berlokasi di Kota Seoul, Korea Selatan ini menjadi gedung tertinggi di
dunia nomor lima. Tingginya mencapai 554,5 meter dan memiliki 124 lantai.
Gedung yang pembangunannya dimulai pada 1 Februari 2011 ini menelan dana
sebesar 3,8 triliun won Korea atau sekitar Rp 46,18 triliun. Gedung ini sendiri dibuka
sejak 3 April 2017.

E. Jenis Struktur yang digunakan untuk bangunan tinggi

1. SISTEM STRUKTUR RIGID FRAME (RANGKA KAKU)

Struktur rangka kaku (rigid frame) merupakan struktur yang terdiri dari elemen-
elemen linier, umumnya balok dan kolom yang saling dihubungkan pada ujung-ujungnya
oleh joints yang dapat mencegah rotasi relatif diantara elemen struktur yang dihubungkan,
dengan demikian elemen struktur menerus pada titik hubung tersebut, seperti halnya balok
menerus struktur rangka kaku adalah struktur statis tak tentu, banyak struktur rangka kaku
yang tampaknya sama dengan sistem post dan bea, tetapi pada kenyataannya struktur
rangka ini mempunyai perilaku yang sangat berbeda dengan sistem post dan beam, hal ini
karena adanya titik-titik hubungan pada rangka kaku, titik hubung bisa cukup kaku sehingga
memungkinkan kemampuan untuk memikul beban lateral pada rangka, dimana beban
demikian tidak dapat bekerja pada struktur rangka yang memperoleh kestabilan dari
hubungan kaku antara kaki dengan papan horizontalnya.
Sistem rangka kaku pada umumnya berupa grid persegi teratur, terdiri dari balok
horizontal dan kolom vertikal yang dihubungkan di suatu bidang dengan menggunakan
sambungan kaku (rigid). Sistem Rangka Kaku (Frame) atau sering disebut sebagai Struktur
Portal, banyak digunakan pada bangunan gedung. Struktur Portal sepintas memiliki
konfigurasi bentuk yang sama dengan jenis Struktur Balok-Kolom, tetapi sebenarnya
mempunyai aksi struktural yang berbeda karena adanya titik hubung atau sambungan yang
kaku antara elemen balok dan elemen kolom. Adanya sambungan ini memberikan kestabilan
struktur terhadap gaya lateral.

Prinsip Rangka Kaku :


 Cara yang paling tepat untuk memahami perilaku struktur rangka sederhana adalah
dengan membandingkan perilakunya terhadap beban dengan struktur post and beam.
 Perilaku kedua macam struktur ini berbeda dalam hal titik hubung, dimana titik hubung
ini bersifat kaku pada rangka dan tidak kaku pada struktur post and beam.

2. SISTEM STRUKTUR RIGID FRAME AND CORE

Struktur rigid frame and core merupakan rangka hybrid dimana adanya
penggabungan sistem struktur rangka kaku (rigid frame) an sistem struktur inti (core).
Rangka kaku bereaksi terhadap beban lateral, terutama melalui lentur balok dan kolom.
Perilaku demikian berakibat ayunan (drift) lateral yang besar pada bangunan dengan
ketinggian tertentu. Akan tetapi, apabila dilengkapi dengan struktur inti, ketahanan lateral
bangunan akan sangat meningkat karena interaksi inti dan rangka. Sistem inti ini memuat
sistem-sistem mekanis dan transportasi vertikal.

Kelebihan :
 Dengan adanya inti di dalam sistem rigid frame membuat struktur rigid frame and
core menjadi lebih stabil. Terutama bertahan terhadap gaya torsi atau puntir pada
bangunan
 Sistem utiitas dan shaft yang tersentralisasi pada core membuat pengawasan dan
maintenance yang mudah, serta lebih simple, efisien dan praktis.
 Adanya elemen linear yang dapat menahan gaya lateral.

Kekurangan :
 Bila dibandingkan dengan jenis sistem struktur lain, rigod frame and core termasuk
baik, namun hanya dapat digunakan pada bangunan dengan ketinggian kurang
dari 50 lantai.
 Dari sedi desain kurangnya pandangan keluar secara bebas karena adanya
penghalang berupa rangka kaku.

Kemampuan menahan beban horizontal dengan sistem inti yang dikombinasi


dengan sistem rangka. Keutuhan dari struktur inti akan membentuk inti sebagai satu
kolom besar dan kokoh yang menguatkan sistem tatanan dalam denah. Penyelesaian
pertama pada struktur dengan beban vertical tersebut dapat dilakukan dengan sistem
struktur pelat dinding sejajar (bearing wall) yang terdiri dari dinding yang searah saja.
Kekakuan terhadap zontal dari sistem struktur pelat dinding ini juga dapat tercapai
dengan sistem tabung inti yang kaku, sehingga sistem bearing wall jadi kaku.
Penyelesaian kedua dengan beban vertkal tersebut dilakukan dengan sistem struktur
massif yang terdiri hanya dari dinding yang menerima beban. Kekakuan terhadap beban
horizontal struktur massif ini dapat tercapai dengan sistem tabung inti sehingga sistem
struktur berkotak menjadi kaku.

3. SISTEM STRUKTUR PARALLEL BEARING WALL

Struktur Paralell bearing wall dapat dibiliang sebagai struktur yang sistemnya
paling tradisional yang telah digunakan pada bangunan high rise. Struktur ini terdiri dari
elemen-elemen struktur vertical yang mengangkut semua beban langsung menuju
pondasi. Pada beberapa titik, daya tekan yang dikarenakan beban dinding, beban mati,
dan beban hidup melampaui daya tahan dari dinding itu sendiri. Dindingnya menjadi
sangat tebal sehingga lantai bawah menjadi tidak berguna.

Sistem struktur ini bergantung pada beban yang massif untuk menahan beban
lateral. Sistem ini terdiri dari unsur-unsur bidang vertical yang di pra-tekan oleh
beratnya sendiri sehingga dapat menyerap gaya aksi lateral secara efisien. Oleh karena
sistem tersebut, denah per lantai pada bangunan yang menggunakan sistem dinding
pendukung adalah seragam, serta tidak memerlukan ruang bebas yang luas sehingga
sistem struktur bangunan tinggi ini cocok jika digunakan untuk bangunan residensial
seperti hotel dan apartemen.

Terdapat beberapa jenis sitem struktur dinding pendukung, dan dapat


dikelempokkan menjadi 3 jenis, yaitu :
1. Sistem struktur dinding melintang.
Sistem struktur ini terbentuk dari dinding-dinding linear yang disusun secara tegak
lurus terhadap panjang bangunan.

2. Sistem struktur dinding panjang.


Merupakan dinding-dinding linear yang disusun secara sejajar dengan panjang
bangunan.

3. Sistem struktur dua arah.


Sistem struktur ini terdiri dari dinding-dinding linear yang diletakkan pada kedua
arah.
Gambar 7.4
Struktur Dua Arah
Sumber: Sebastian, 2004

Melihat ciri khas sistem struktur dinding pendukung, dimana dindingnya berperan
sebagai penopang, maka penentuan ketebalan dinding juga menjadi bagian yang
penting karena berkaitan dengan berapa beban yang dipikul oleh dinding per lantai. Jika
dipraktekan dalam bangunan tinggi, dinding di lantai paling bawah biasanya memiliki
ketebalan yang paling besar dikarenakan dinding tersebut menerima paling banyak
beban dari lantai-lantai diatasnya. Semakin ke atas, ketebalan dinding juga biasanya
menjadi semakin menipis. Bukaan dinding seharusnya ditempatkan pada sumbu vertikal
yang sama agar dapat terhindar dari tegangan beban. Beban vertikal diteruskan sebagai
momen melalui struktur lantai langsung ke dinding. Dinding tersebut berperan seperti
kolom tipis yang memanjang.

4. SISTEM STRUKTUR BEARING WALL & CORE

Dinding geser yang diletakkan didalam


bangunan, misalnya mengelilingi core yang berfungsi
area service, shaft dan tangga darurat yang
menyerupai bentuk kotak atau bentuk lain yang kaku
sebagai tipe dari struktur. Core Bearing Wall dibuat
agar semua alur sistem utilitas, lift, tangga, dll
berjalur dengan teratur pada arahnya, lebih efisien
karena pada bagunan tinggi butuh suatu alur yang
terarah agar alirannya tidak mampet dan cepat
sampai pada tujuannya, sehingga jikalau terjadi
kerusakan tidak terlalu susah untuk mencari sumber
masalahnya
SISTEM STRUKTUR FLAT PLATE

Pada umumnya pelat diklasifikasikan dalam pelat satu-arah atau pelat dua arah.
Pelat yang berdefleksi secara dominan dalam satu arah disebut pelat satu-arah. Jika pelat
dipikul oleh kolom yang disusun berbaris sehingga pelat dapat berdefleksi dalam dua-arah,
pelat disebut pelat dua-arah. Pelat dua-arah merupakan panel-panel beton bertulang yang
perbandingan antara panjang dan lebarnya lebih kecil dari 2 (dua). Pelat dua-arah dapat
diperkuat dengan menambahkan balok di antara
kolom, dengan mempertebal pelat di sekeliling
kolom (drop panel), dan dengan penebalan kolom di
bawah pelat (kepala kolom / capital).
Flat plate (pelat datar) adalah pelat beton
pejal dengan tebal merata yang mentransfer beban
secara langsung ke kolom pendukung tanpa
bantuan balok atau kepala kolom atau drop panel.
Flate plate dapat dibuat dengan cepat karena
bekisting dan susunan tulangan yang sederhana.
Pelat ini memerlukan tinggi lantai terkecil untuk memberikan persyaratan tinggi ruangan
dan memberikan fleksibilitas terbaik dalam susunan kolom dan partisi. Pelat ini juga
memberikan sedikit penghalang untuk pencahayaan dan ketahanan api yang tinggi karena
hanya ada sedikit sudut-sudut tajam dimana pengelupasan beton dapat terjadi. Flat plate
mungkin merupakan sistem pelat yang paling umum dipakai saat ini untuk hotel beton
bertulang bertingkat banyak, motel, apartemen, rumah sakit, dan asrama.
Flat plate kemungkinan memunculkan masalah dalam transfer geser disekeliling
kolom. Dengan kata lain , ada bahaya dimana kolom akan menembus pelat. Oleh karena itu
seringkali perlu memperbesar dimensi kolom atau ketebalan pelat atau menggunakan
shear head. Shear head terbuat dari baja I atau kanal yang ditempatkan dalam pelat
melintasi kolom. Meskipun prosedur ini tampak mahal, bekisting sederhana yang
digunakan untuk flat plate biasanya menghasilkan
konstruksi yang ekonomis sehingga biaya ekstra untuk
shearhead tergantikan. Tetapi untuk beban yang berat
atau bentang yang panjang diperlukan beberapa jenis
sistem lantai lain.
Flat slab (pelat slab) termasuk pelat beton dua-
arah dengan kapital, drop panel, atau keduanya. Pelat
ini sangat sesuai untuk beban berat dan bentang
panjang. Meskipun bekisting lebih mahal dibandingkan
untuk flat plate (pelat datar), flat slab akan
memerlukan beton dan tulangan yang lebih sedikit dibandingkan dengan flat plate untuk
beban dan bentang yang sama. Flat slab biasanya ekonomis untuk bangunan gedung, parkir
dan pabrik, dan bangunan sejenis dimana drop panel atau kepala kolom yang terbuka
diizinkan.
Pada gambar di samping, diperlihatkan pelat dua-arah dengan balok. Sistem lantai
seperti ini digunakan karena lebih murah dibandingkan dengan flat plate atau flat slab.
Dengan kata lain, jika beban atau bentang atau keduanya sangat besar, ketebalan pelat dan
ukuran kolom yang diperlukan untuk flat plate dan flat slab menjadi besar dan lebih
ekonomis jika digunakan pelat dua-arah dengan balok, meskipun biaya bekisting lebih
mahal.

Sistem lantai lainnya adalah waffle slab, yang


contohnya pada gambar di samping. Lantai dibuat
dengan menyusun fiberglass persegi atau cetakan
logam dengan sisi-sisi mengecil dan jarak diantaranya,
ketika beton dicor di dalam dan diantara cetakan akan
terbentuk waffle. Jarak antar cetakan akan membentuk
web balok. Web ini agak tinggi dan memberikan lengan
momen besar untuk tulangan. Dengan waffle slab,
berat beton akan sangat tereduksi tanpa banyak
merubah tahanan momen dari sistem lantai. Seperti
halnya dalam flat plate, geser dapat menjadi masalah
dekat kolom. Akibatnya, lantai waffle biasanya dibuat solid didekat kolom untuk
meningkatkan tahanan geser.

5. SISTEM STRUKTUR STRUKTUR KANTILEVER


Balok kantilever adalah balok yang salah satu ujungnya terdapat tumpuan jepit
dan ujung lain menggantung (bebas). Balok kantilever yang menahan beban gavitasi
menerima momen negatif pada keseluruhan panjang balok tersebut. Akibatnya tulangan
balok kantilever ditempatkan pada bagian atas atau sisi tariknya seperti yang diperlihatkan
pada gambar 1 untuk batang seperti pada gambar, momen maksimum terjadi pada
penampang di bagian peletakan. Akibatnya sejumlah besar tulangan diperlukan pada titik ini.
Tulangan tidak tidak dapat hanya sampai pada tumpuan, harus dipanjangkan atau diangkur
pada beton di sebelah luar tumpuan. Perpanjangan ini disebut sebagai panjang penyaluran
(development length). Panjang penyaluran ini tidak harus lurus seperti yang diperlihatkan
pada gambar, karena tulangan akat dikaitkan pada 90 derajat atau 180 derajat.
Hingga saat ini hanya batang statis tertentu yang telah banyak dibicarakan,
namun situasi yang sering terjadi untuk balok dan pelat adalah menerus di atas
bebarapa perletakan. Karena tulangan diperlukan pada daerah tarik balok, tulangan
tersebut ditempatkan pada bagian bawah ketika momen positif dan pada bagian atas
ketika momen negatif. Ada beberapa cara dalam mengatur letak tulangan untuk
menahan momen positif dan negatif pada beban menerus.

6. SISTEM STRUKTUR INTERSPASIAL (INTERSPASIAL)

Sistem struktur rangka tinggi selantai yang terkantilever diterapkan pada setiap
lantai antara untuk memungkinkan ruang fleksibel di dalam dan di atas rangka. Ruangan
yang berada di dalam lantai rangka di atasnya dapat di gunakan sebagai wadah untuk
kegiatan aktivitas lainya.
7. SISTEM STRUKTUR SUSPENSION

Yaitu sistem struktur yang menggunakan kabel Baja sebagai penggantung (menahan
gaya tarik) suatu konstruksi.
Sistem gantung (suspension)
Sistem ini memanfaatkan bahan secara efisien dengan memanfaatkan penggantung
untuk mendukung beban. Beban grafitasi didukung oleh kabel-kabel untuk membentuk
rangka konsol pada core pusat.
Pada dasarnya sistem gantung ini meniru konstruksi jembatan gantung pada
umunya
Fungsi
A. Digunakan untuk konstruksi jembatan, atap, penggantung untuk lantai bangunan tinggi.
B. Sistem dengan pembebanan vertikal tidak langsung sistem gantung (suspension
C. Sistem dengan beberapa lantai gantung pada balok di tengah
D. Sistem dengan gantung yang menerus
E. Sistem dengan kombinasi penggantung dan pendukung pada beberapa kelompok lantai

Struktur self supporting boxes

8. STRUKTUR SELF SUPPORTING BOXES


Struktur self supporting boxes atau yang sering disebut struktur box berdiri sendiri
ini adalah struktur cetakan pabrik (pra cetak) yang dibuat berdasarkan pemesanan.
Boks-boks ini ditumpuk seperti bata dengan pola English Bond sehingga terjadi susunan
balok dinding berselang-seling.
9. SISTEM STRUKTUR RANGKA SELANG-SELING (STAGGERED TRUSS).

Rangka tinggi yang selantai disusun sedemikian rupa sehinga pada setiap lantai
bangunan dapat menumpangkan beban di bagian atas suatu rangka begitupun di bagian
bawah rangka di atasnya. Selain memikul beban vertikal, susunan rangka ini akan
mengurangi tuntutan kebutuhan ikatan angin dengan cara mengarahkan beban angin ke
dasar bangunan melalui struktur balok-balok dan plat lantai.
KONSEP DASAR STAGGERED TRUSS .
Konsep dasar sistem staggered truss yaitu perilaku keseluruhan kerangka (frame)
sebagai balok kantilever ketika sistem diberi beban lateral. Dalam konteks ini, seluruh
kolom yang terletak pada sisi eksterior dari gedung berfungsi sebagai sayap balok,
sementara truss yang membentang dalam arah transversal pada keseluruhan lebar di
antara kolom berfungsi sebagai badan dari balok kantilever.

Sistem staggered truss diibaratkan sebagai kantilever vertikal.

Dengan kolom hanya pada sisi eksterior dari gedung dan biasanya kolom interior
dihilangkan, maka sistem staggered truss memberikan suatu bentang lebar yang bebas
kolom. Pengaturan bergantian dari rangka batang tersusun setinggi lantai (floor-deep
trusses) terletak pada level-level alternatif garis kolom yang berdekatan, yang
mengijinkan bentang pelat lantai adalah sejarak kedua kolom yang menjadi tumpuan
truss. Sehingga sistem tersebut menyediakan kebebasan pengaturan fungsi lantai bagi
arsitek.

Pola bergantian truss pada sistem struktur

Sistem lantai membentang dari tepi atas salah satu truss ke tepi bawah truss lain
yang berdekatan. Selanjutnya, lantai menjadi komponen utama dari sistem kerangka
struktur yang berperan sebagai suatu diaphragm yang memindahkan gaya geser lateral
dari satu garis kolom ke garis kolom yang lainnya. Jadi memungkinkan struktur
berperilaku sebagai single braced frame, meskipun truss terletak pada dua bidang yang
sejajar.
1. Kolom memiliki momen lentur yang relatif kecil dibandingkan sistem portal karena
adanya aksi kantilever dari sistem double-planar kerangka.
2. Kolom-kolom yang diorientasikan dalam sumbu kuat dapat bermanfaat untuk menahan
gaya lateral dalam arah longitudinal gedung. Staggered truss dengan panjang lebih dari
15 m selain bermanfaat untuk menahan gaya lateral dalam arah transversal gedung,
juga bermanfaat memberikan keleluasaan pengaturan fungsi ruang bagi arsitektural.
3. Lantai membentang pada lebar bentang yang pendek, yang disediakan oleh bentang
spasi dua kolom atau dua truss. Maka, tebal pelat lantai dapat dibuat seminimal
mungkin.
4. Bentang area terbuka yang sangat lebar untuk parkir atau tempat berkumpul banyak
orang adalah dimungkinkan pada level lantai pertama, karena kolom-kolom berlokasi
hanya pada sisi luar gedung.
5. Drift (simpangan antar tingkat) yang terjadi adalah kecil, karena keseluruhan frame
berperilaku sebagai truss kaku dengan beban aksial langsung bekerja pada seluruh
elemen struktur.
6. Struktur baja yang relatif ringan dapat dicapai jika menggunakan baja mutu tinggi dan
sistem kerangka yang efisien

Aksi double-planar pada sistem struktur staggered truss

Sistem staggered truss dapat dijadikan salah satu alternatif struktur bentang lebar
pada gedung bertingkat dengan pertimbangan sebagai berikut:
DAFTAR PUSTAKA

https://www.ruang-sipil.com/2018/08/10-jenis-sistem-struktural-bangunan.html

https://www.youtube.com/watch?v=__cvSXsFeho&t=213s

http://ejurnal.its.ac.id/index.php/teknik/article/viewFile/28985/5074

http://repo.unand.ac.id/2938/1/92-97teknika1-penhijauan_lingkungan.pdf

Anda mungkin juga menyukai