Anda di halaman 1dari 19

STRUCTURE

HIGHRISE BUILDING

ALFI HIDAYATI 41214010046


CHINTIA VINANDA 41214010013
DANA YUNITA 41214010083
DEWI NURHIDAYAT 41214010062
MEINA MUTHIA 41214010010
VANNY TRI CHINTYA DEWI 41214010028
STRUCTURE
Bangunan Tinggi adalah istilah untuk menyebut suatu bangunan yang memiliki struktur tinggi. Penambahan ketinggian
bangunan dilakukan untuk menambahkan fungsi dari bangunan tersebut. Contohnya bangunan apartemen tinggi atau
perkantoran tinggi.
Bangunan tinggi menjadi ideal dihuni oleh manusia sejak penemuan elevator (lift) dan bahan bangunan yang
lebih kuat. Berdasarkan beberapa standard, suatu bangunan biasa disebut sebagai bangunan tinggi jika memiliki ketinggian
antara 75 kaki dan 491 kaki (23 m hingga 150 m). Bangunan yang memiliki ketinggian lebih dari 492 kaki (150 m) disebut
sebagai pencakar langit. Tinggi rata-rata satu tingkat adalah 13 kaki (4 meter), sehingga jika suatu bangunan memiliki tinggi
79 kaki (24 m) maka idealnya memiliki 6 tingkat.
Bahan yang digunakan untuk sistem struktural bangunan tinggi adalah beton kuat dan besi. Banyak pencakar langit bergaya
Amerika memiliki bingkai besi, sementara blok menara penghunian dibangun tanpa beton. Bangunan tinggi mulai dibangun
pada waktu awal berdirinya Amerika selama kebangkitan industri. Menggunakan bahan ringan, mereka mampu membuat
bangunan bertingkat 8. Asch Building memiliki 10 tingkat.

International Conference on Fire Safety in High-Rise Buildings mengartikan bangunan tinggi sebagai "struktur apapun
dimana tinggi dapat memiliki dampak besar terhadap evakuasi

New Shorter Oxford English Dictionary mengartikan bangunan tinggi sebagai "bangunan yang memiliki banyak
tingkat

Massachusetts General Laws mengartikan bangunan tinggi lebih tinggi dari 70 kaki (21 m)

Banyak insinyus, inspektur, arsitek bangunan dan profesi sejenisnya mengartikan bangunan tinggi sebagai bangunan
yang memiliki tinggi setidaknya 75 kaki (23 m).

Perancangan arsitektur V Disusun oleh Topik penugasan


Semester genap Kelompok
Reguler 1. Pembimbing : Thomas V., ST STUDI PUSTAKA & BEDAH KARYA
STRUCTURE
Gedung high rise building, seperti namanya tentu memiliki karakteristik khusus. Karakteristik tersebut dapat dijadikan
pedoman dan bahan dalam merencanakan pelaksanaan pada bangunan tersebut. Perencanaan dapat meliputi
perencanaan pekerjaan struktur dan finishing kulit luar maupun finishing dalam.

KARAKTERISTIK STRUKTUR GEDUNG HIGH RISE BUILDING

Tinggi Bangunan.
Jika dianggap tinggi floor to floor adalah 3.75 m (standart), maka suatu gedung dapat dikategorikan high rise building
apabila memiliki jumlah lantai di atas 20 lantai.
Luas Perlantai
Tujuan gedung high rise building adalah menambah ruang dengan keterbatasan lahan. Sehingga bangunan ini
cenderung memiliki luas tapak bangunan yang kecil. Umumnya memiliki luas per lantai berkisar pada 750 m2 1500 m2.
Type Struktur
Type struktur ada tiga yaitu open frame, flat-slab, dan bearing wall system. Dari ketiga jenis struktur tersebut, system
open frame yang paling banyak dipakai, diikuti oleh system flat-slab.
Typical.
Struktur pada gedung high rise building umumnya typical kecuali pada elemen vertikal yang mengecil pada kenaikan
lantai tertentu. Hal ini karena kondisi beban di tiap lantai relatif sama. Gaya geser akibat gempa saja yang berbeda
namun gaya tersebut ditopang oleh elemen struktur shearwall. Kondisi yang typical akan memudahkan dalam
perencanaan dan pelaksanaan.
Keterbatasan lahan.
Gedung high rise building umumnya menghadapi masalah keterbatasan lahan baik dalam rangka perencanaan parking
area dan landscape maupun pelaksanaan sebagai tempat site installation.

Perancangan arsitektur V Disusun oleh Topik penugasan


Semester genap Kelompok
Reguler 1. Pembimbing : Thomas V., ST STUDI PUSTAKA & BEDAH KARYA
STRUCTURE
Pengaruh angin dan gempa yang tinggi.
Gedung ini, karena bentuk fisiknya yang langsing dan tinggi, secara alamiah sangat terpengaruh oleh aspek angin dan
goyangan gempa.
Risiko tinggi.
Pada pelaksanaan proyek ini, risiko yang mmungkin terjadi cukup banyak dengan probability yang tinggi. Perlu antisipasi
sejak awal pelaksanaan.
Kompleksitas tinggi.
Proyek gedung memiliki item pekerjaan yang banyak, melibatkan banyak pihak, durasi pelaksanaan yang seharusnya
lebih panjang, risiko yang tinggi, ketidakpastian tinggi, serta melibatkan disiplin ilmu yang banyak. Gedung high rise
building bisa jadi salah satu bangunan yang memiliki kompleksitas yang tertinggi.
Volume pekerjaan yang besar.
Gedung high rise building memiliki jumlah lantai di atas 20 pada umumnya. Hal ini menyebabkan volume pekerjaan yang
harus dilakukan dalam jumlah yang besar.
Schedule pelaksanaan ketat.
Pada pelaksanaan proyek gedung high rise building, schedule pelaksanaan sangat ketat. Cukup banyak proyek gedung
mengalami keterlambatan karena sebenarnya waktu yang dibutuhkan tidaklah memadai. Hal ini disebabkan oleh masih
cukup tingginya risiko dan ketidakpastian dalam pelaksanaannya serta ketergantungan terhadap cuaca.
Target biaya yang ketat.
Target biaya hampir selalu ketat. Hal ini dapat disebabkan oleh tingkat kompetisi yang tinggi oleh pengembang maupun
kontraktor.
Target mutu yang tinggi.
Gedung high rise building adalah icon dan lambang prestise bagi pemiliknya. Sehingga dituntut memiliki kualitas yang
tinggi baik dari sisi spesifikasi maupun pelaksanaannya.

Perancangan arsitektur V Disusun oleh Topik penugasan


Semester genap Kelompok
Reguler 1. Pembimbing : Thomas V., ST STUDI PUSTAKA & BEDAH KARYA
STRUCTURE
Tuntutan safety yang tinggi.
Gedung high rise building memiliki risiko bahaya ketinggian. Semakin tinggi akan semakin bahaya. Sehingga tuntutan
safety akan makin tinggi jika ketinggian gedung bertambah.
Ketergantungan alat TC dan PH.
Diperlukan alat angkat dan transportasi yang memadai pada gedung high rise building. Tanpanya maka pelaksanaan akan
sangat sulit.
Bentuk arsitektural.
Hal ini disebabkan bahwa gedung high rise building menjadi icon lambang prestise sehingga diperlukan design arsitektur
yang cantik.
Nilai kontrak yang besar.
Tingginya volume pekerjaan dan banyaknya item pekerjaan membuat nilai kontrak pekerjaan gedung high rise building
cukup besar.

TIPE SISTEM STRUKTUR BANGUNAN BERTINGKAT TINGGI

1. Sistem struktur dinding pendukung sejajar (parallel bearing walls)


2.
Sistem ini terdiri dari unsur bidang vetikal yang di perkuat dengan berat dinding itu sendiri, sehingga mampu menahan gaya
aksial lateral secara efisien. Sistem struktur dinding sejajar ini digunakan pada bangunan-bangunan apartemen yang tidak
membutuhkan ruang bebas yang luas dan sistem-sistem mekanisnya tidak memerlukan struktur inti.

Perancangan arsitektur V Disusun oleh Topik penugasan


Semester genap Kelompok
Reguler 1. Pembimbing : Thomas V., ST STUDI PUSTAKA & BEDAH KARYA
STRUCTURE
2. Sistem struktur inti dan dinding pendukung (core and bearing walls)
Sistem ini berupa bidang vertikal yang membentuk dinding luar dan mengelilingi sebuah struktur inti. Hal ini memungkinkan
ruang interior terbuka yang bergantung pada kemampuan bentangan dari struktur lantai. Sistem ini memuat sistem-sistem
transportasi mekanis vertikal serta menambah kekakuan bangunan.

3. Sistem struktur boks berdiri sendiri (self supporting boxes)


Sistem ini merupakan unit tiga dimensi prefabrikasi yang menyerupai bangunan dinding pendukung yang diletakan di suatu
tempat dan di gabung dengan unit lainnya. Sebagai contoh boks-boks ini di tumpuk seperti bata dengan pola English
Bond sehingga tersusun seperti balok dinding berselang-seling.

Perancangan arsitektur V Disusun oleh Topik penugasan


Semester genap Kelompok
Reguler 1. Pembimbing : Thomas V., ST STUDI PUSTAKA & BEDAH KARYA
STRUCTURE
4. Sistem struktur plat terkantilever (cantilever slab)
Pemikulan plat lantai dari sebuah inti pusat akan memungkinkan ruang bebas kolom yang batas kekuatan platnya adalah
batas besar ukuran bangunan. Sistem ini memerlukan banyak besi, terutama apabila proyeksi pelat sangat besar. Kekakuan
plat dapat di tingkatkan dengan menggunakan teknik-teknik pratekan.

5. SisteM struktur plat rata (flat slab)


Sistem ini terdiri dari bidang horizontal yang umumnya adalah plat lantai beton tebal dan rata yang bertumpu pada kolom.
Apabila tidak terdapat penebalan plat pada bagian atas kolom, maka sistem ini di katakan sistem plat rata. Pada kedua
sistem ini tidak terdapat balok yang dalam (deep beam) sehingga tinggi lantai bisa minimum.

6. Sistem struktur interspasial (interspasial)


Sistem struktur rangka tinggi selantai yang terkantilever diterapkan pada setiap lantai antara untuk memungkinkan ruang
fleksibel di dalam dan di atas rangka. Ruangan yang berada di dalam lantai rangka di atasnya dapat di gunakan sebagai
wadah untuk kegiatan aktivitas lainya.

Perancangan arsitektur V Disusun oleh Topik penugasan


Semester genap Kelompok
Reguler 1. Pembimbing : Thomas V., ST STUDI PUSTAKA & BEDAH KARYA
STRUCTURE
7. Sistem struktur gantung (suspension)
Sistem ini dapat memungkinkan penggunaan beban secara efisien dengan menggunakan penggantungan sebagai
pengganti kolom untuk memikul beban lantai.

8. Sistem struktur rangka selang-seling (staggered truss)


Rangka tinggi yang selantai disusun sedemikian rupa sehinga pada setiap lantai bangunan dapat menumpangkan beban di
bagian atas suatu rangka begitupun di bagian bawah rangka di atasnya. Selain memikul beban vertikal, susunan rangka ini
akan mengurangi tuntutan kebutuhan ikatan angin dengan cara mengarahkan beban angin ke dasar bangunan melalui
struktur balok-balok dan plat lantai.

9. Sistem struktur rangka kaku (rigid frame)


Sistem struktur ini terdiri dari kolom dan balok yang bekerja saling mengikat satu dengan yang lainnya. Kolom sebagai unsur
vertikal yang bertugas menerima beban dan gaya, sedangkan balok sebagai unsur horizontal media pembagi beban dan
gaya. Sistem ini biasanya berbentuk pola grid persegi, organisasi grid serupa juga di gunakan untuk bidang horizontal yang
terdiri atas balok dan gelagar. Dengan keterpaduan rangka spasial yang bergantung pada kekuatan kolom dan balok, maka
tinggi lantai ke lantai dan jarak antara kolom menjadi penentu pertimbangan rancangan.

Perancangan arsitektur V Disusun oleh Topik penugasan


Semester genap Kelompok
Reguler 1. Pembimbing : Thomas V., ST STUDI PUSTAKA & BEDAH KARYA
STRUCTURE
10. Sistem struktur rangka kaku dan inti (rigid frame and core)
Rangka kaku akan bereaksi terhadap beban lateral. Terutama melalui lentur balok dan kolom. Perilaku demikian berakibat
ayunan (drift) lateral yang besar sehingga pada bangunan dengan ketinggian tertentu. Akan tetapi apabila di lengkapi
dengan struktur inti, maka ketahanan lateral bangunan akan sangat meningkat karena interaksi inti dan rangka. Sistem inti
ini memuat sistem-sistem mekanis dan transportasi vertikal.
11. Sistem struktur rangka trussed (trussed frame)
Sistem ini terdiri dari gabungan rangka kaku (atau bersendi) dengan rangka geser vertikal yang mampu memberikan
peningkatan kekuatan dan kekakuan struktur. Rancangan sistem struktur dapat berdasarkan pada penggunaan rangka
untuk menahan beban gravitasi dan rangka vertikal untuk beban angin yang serupa dengan rangka kaku dan inti.
12. Sistem struktur rangka belt-trussed dan inti (belt-trussed frame and core)
Sistem struktur belt-trussed bekerja mengikat kolom fasade ke inti bangunan sehingga meniadakan aksi terpisah rangka
dan inti pengakuan ini dinamai cap trussing apabila berada pada bagian atas bangunan, dan di namai belt-trussed
apabila berada di bagian bawahnya.

Perancangan arsitektur V Disusun oleh Topik penugasan


Semester genap Kelompok
Reguler 1. Pembimbing : Thomas V., ST STUDI PUSTAKA & BEDAH KARYA
STRUCTURE
13. Sistem struktur tabung dalam tabung (tube in tube)
Dalam struktur ini, kolom dan balok eksterior di tempatkan sedemikian rapat sehingga fasade menyerupai dinding yang
diberi pelubangan (untuk jendela). Seluruh bangunan berlaku sebagai tabung kosong yang terkantilever dari tanah. Inti
interior (tabung) dapat meningkatkan kekakuan bangunan dengan cara ikut memikul beban bersama kolom-kolom fasade
tersebut.

14. Sistem struktur kumpulan tabung (bundled tube)


Sistem struktur ini dapat di gambarkan sebagai suatu kumpulan tabung-tabung terpisah yang membantuk tabung multi-
use. Pada sistem ini kekakuan akan bertambah. Sistem ini dapat memungkinkan bangunan mencapai bentuk yang paling
tinggi dan daerah lantai yang sangat luas.

Perancangan arsitektur V Disusun oleh Topik penugasan


Semester genap Kelompok
Reguler 1. Pembimbing : Thomas V., ST STUDI PUSTAKA & BEDAH KARYA
STRUCTURE
STRUKTUR ATAS
1. Desain Rangka Kaku
Struktur rangka adalah jenis struktur yang tidak efisien apabila digunakan untuk beban lateral yang sangat besar. Untuk
memikul beban yang demikian akan lebih efisien menambahkan dinding geser (shear wall) atau pengekang diagonal
(diagonal bracing) pada struktur rangka. Apabila persyaratan fungsional gedung mengharuskan penggunaan rangka,
maka dimensi dan geometri umum rangka yang akan didesain sebenarnya sudah dipastikan. Sistem rangka kaku murni
dalam perkembangannya tidak praktis untuk bangunan yang lebih tinggi dari 30 lantai. Berbagai sistem telah diterapkan
dengan menggunakan dinding geser didalam rangka untuk menahan beban lateral. Dinding ini terbuat dari beton atau
rangka baja. Untuk bangunan apartement, kebutuhan jaringan akan fungsi dan utilitas cenderung tetap, tetapi untuk
bangunan komersial membutuhkan fkelsibilitas dalam hal tata letak yang memerlukan ruang terbuka yang cukup lebar
dengan dinding partisi yang dapat dipindah-pindah. Untuk yang menggunakan sistem struktur inti, inti dapat
dipergunakan untuk menempatkan sistem transportasi vertikal, tangga, wc, shaft, dan jaringan utilitas lainnya.
2. Dinding dan Plat
Dinding dan pelat datar adalah struktur kaku pembentuk permukaan. Dinding pemikul beban biasanya dapat memikul
baik beban arah vertikal maupun beban lateral (gempa, angin dan lain-lain)
Pelat datar biasanya digunakan secara horisontal dan memikul beban sebagai lentur, dan meneruskannya ke tumpuan.
Struktur pelat biasanya terbuat dari beton bertulang atau baja.

Perancangan arsitektur V
Gambar Plat bangunan gedung.
Disusun oleh Topik penugasan
Semester genap Kelompok
Reguler 1. Pembimbing : Thomas V., ST STUDI PUSTAKA & BEDAH KARYA
STRUCTURE
3. Struktur Tabung
Perkembangan mutakhir dalam rancangan struktur tabung, dikembangkan oleh Fazlur Khan. Saat ini , 4 dari 5
bangunan tinggi di dunia menggunakan struktur tabung. Bangunan tinggi itu diantaranya Hancock Building, Sears
Building, Standard Oil Building. Sistem ini lebih efisien karena penggunaan bahan bangunan per m2 hampir sebanding
dengan dengan jumlah yang digunakan untuk bangunan rangka yang besarnya separuh dari bangunan diatas.

4. Hubungan kolom dengan balok


Konstruksi kolom dalam struktur berhubungan dengan balok, terus sampai kepada ketinggian bangunan yang
direncanakan. Dapat juga kolom konstruksi dipasangkan stek sebagai pekerjaan kolom konstruksi selanjutnya, tetapi
pemasangannya kurang efisien.

Gambar kolom dan balok gedung.

Perancangan arsitektur V Disusun oleh Topik penugasan


Semester genap Kelompok
Reguler 1. Pembimbing : Thomas V., ST STUDI PUSTAKA & BEDAH KARYA
STRUCTURE
5. Kolom Portal
Kolom portal harus dibuat menerus dari lantai bawah sampai lantai atas, artinya letak kolom - kolom portal tidak
boleh digeser pada tiap lantai, karena hal ini akan menghilangkan sifat kekakuan dari struktur rangka portalnya.
Jadi harus dihindarkan denah kolom portal yang tidak sama untuk tiap - tiap lapis lantai. Ukuran kolom makin ke
atas boleh makin kecil, sesuai dengan beban bangunan yang didukungnya makin ke atas juga makin kecil.
Perobahan dimensi kolom harus dilakukan pada lapis lantai, agar pada satu lajur kolom mempunyai kekakuan
yang sama. Balok portal merangkai kolom - kolom menjadi satu kesatuan. Balok menerima seluruh beban dari plat
lantai dan meneruskan ke kolom - kolom pendukung. Hubungan balok dan kolom adalah jepit - jepit, yaitu suatu
sistem dukungan yang dapat menahan Momen, Gaya vertical dan Gaya horizontal. Untuk menambah kekakuan
balok, di bagian pangkal pada pertemuan dengan kolom, boleh di tambah tebalnya.

Gambar kolom Portal.

Perancangan arsitektur V Disusun oleh Topik penugasan


Semester genap Kelompok
Reguler 1. Pembimbing : Thomas V., ST STUDI PUSTAKA & BEDAH KARYA
STRUCTURE
STRUKTUR BAWAH
Pondasi bangunan adalah kontruksi yang paling terpenting pada suatu bangunan. Karena pondasi berfungsi
sebagai "penahan seluruh beban (hidup dan mati ) yang berada di atasnya dan gaya gaya dari luar". Pondasi
merupakan bagian dari struktur yang berfungsi meneruskan beban menuju lapisan tanah pendukung dibawahnya. Dalam
struktur apapun, beban yang terjadi baik yang disebabkan oleh berat sendiri ataupun akibat beban rencana harus disalurkan
ke dalam suatu lapisan pendukung dalam hal ini adalah tanah yang ada di bawah struktur tersebut.
Beton bertulang adalah material yang paling cocok sebagai pondasi untuk struktur beton bertulang maupun
bangunan baja, jembatan, menara, dan struktur lainnya. Beban dari kolom yang bekerja pada pondasi ini harus disebar ke
permukaan tanah yang cukup luas sehingga tanah dapat memikul beban dengan aman. Jika tegangan tekan melebihi
tekanan yang diizinkan, maka dapat menggunakan bantuan tiang pancang untuk membantu memikul tegangan tekan pada
dinding dan kolom pada struktur.

PERSYARATAN PERENCANAAN PONDASI

1. Kedalaman harus memadai untuk menghindarkan pergerakan tanah lateral dari bawah pondasi khususnya untuk pondasi
telapak dan pondasi rakit.
2. Kedalaman harus berada dibawah daerah perubahan volume musiman yang disebabkan oleh pembekuan, pencairan dan
pertumbuhan tanaman.
3. Sistem harus aman terhadap penggulingan, rotasi, penggelinciran atau pergeseran tanah.
4. Sistem harus aman terhadap korosi atau kerusakan yang disebabkan oleh bahan berbahaya yang terdapat didalam
tanah.
5. Sistem harus mampu beradaptasi terhadap beberapa perubahan geometri konstruksi atau lapangan selama proses
pelaksanaan perlu dilakukan.

Perancangan arsitektur V Disusun oleh Topik penugasan


Semester genap Kelompok
Reguler 1. Pembimbing : Thomas V., ST STUDI PUSTAKA & BEDAH KARYA
STRUCTURE
6. Metode pemasangan harus seekonomis mungkin.
7. Pergerakan tanah keseluruhan dan pergerakan diferensial harus dapat ditolerir dan elemen pondasi dan elemen
bangunan atas.
8. Pondasi dan konstruksinya harus memenuhi syarat standar untuk perlindungan lingkungan.

JENIS JENIS PONDASI DALAM

1. Pondasi Tiang Pancang


2. Pada dasarnya sama dengan bore pile, hanya saja yang membedakan bahan dasarnya. Tiang pancang menggunakan
beton jadi yang langsung ditancapkan langsung ketanah dengan menggunakan mesin pemancang. Karena ujung tiang
pancang lancip menyerupai paku, oleh karena itu tiang pancang tidak memerlukan proses pengeboran. Pondasi tiang
pancang dipergunakan pada tanah-tanah lembek, tanah berawa, dengan kondisi daya dukung tanah (sigma tanah) kecil,
kondisi air tanah tinggi dan tanah keras pada posisi sangat dalam. Bahan untuk pondasi tiang pancang adalah : bamboo,
kayu besi/ kayu ulin, baja, dan beton bertulang.

Gambar Pondasi Tiang Pancang

Perancangan arsitektur V Disusun oleh Topik penugasan


Semester genap Kelompok
Reguler 1. Pembimbing : Thomas V., ST STUDI PUSTAKA & BEDAH KARYA
STRUCTURE
2. Pondasi Caissons (Bor Pile)

3. Pondasi bor pile adalah bentuk pondasi dalam yang dibangun di dalam permukaan tanah, pondasi di tempatkan sampai
ke dalaman yang dibutuhkan dengan cara membuat lobang dengan sistim pengeboran atau pengerukan tanah.

Gambar Pondasi Caissons (Bor Pile)

Perancangan arsitektur V Disusun oleh Topik penugasan


Semester genap Kelompok
Reguler 1. Pembimbing : Thomas V., ST STUDI PUSTAKA & BEDAH KARYA
STRUCTURE
Sistem Utilitas Bangunan Gedung Bertingkat

Sistem Utilitas Supply Air Bersih (Water Supply Sistem), Seperti bangunan pada umumnya, bangunan gedung
bertingkat yang bersifat vertikal secara struktur maupun jenis bangunan bentang lebar tentunya memerlukan sistem
transportasi berupa supplai air bersih yang direncanakan dengan baik sejak awal sehingga dapat mencukupi kebutuhan
air di setiap lantainya, sistem supply air pada bangunan tinggi dimulai dari pengambilan air dari sumur maupun dari
PDAM/meteran dan dilanjutkan dengan pembuatan penampung air atau biasa disebut dengan Ground Water Tank
(GWT) jika diletakkan pada dasar bangunan (Underground) atau tangki yang diletakkan di atas bangunan yaitu berupa
penampungan yang berupa bak besar dengan ukuran volume yang disesuaikan dengan kebutuhan air pada gedung.

Sistem Utlitas Pembuangan dan Pengelolahan


Limbah Cair dan Limbah Padat
Sama halnya dengan sistem pendistribusian air bersih
untuk keperluan kebutuhan air dalam gedung
bertingkat, sisa penggunaan air tersebut juga akan
menghasilkan limbah yang harus direncanakan
sistem pendistribusian dan pengelolahannya agar
tidak mengganggu kenyamanan pengguna bangunan
maupun lingkungan disekitarnya. Dalam sistem
pengelolahan sisa buangan limbah pada bangunan
gedung bertingkat tentunya dibutuhkan perencanaan
yang baik agar dalam proses distribusi pembuangan
saat masa operasionalnya tidak menimbulkan
masalah yang serius

Perancangan arsitektur V Disusun oleh Topik penugasan


Semester genap Kelompok
Reguler 1. Pembimbing : Thomas V., ST STUDI PUSTAKA & BEDAH KARYA
STRUCTURE
Sistem Utilitas Bangunan Gedung Bertingkat
Sistem Utilitas Pencahayaan, Elektrikal dan Mekanikal, Untuk
bangunan gedung bertingkat maupun jenis bangunan lainnya sistem
pencahayaan merupakan hal yang perlu direncanakan sesuai dengan
peletakan titik-titik pencahayaan yang hendak ditentukan, begitupun
dengan sistem elektrikal dan mekanikal suatu bangunan merupakan hal
yang perlu direncanakan dengan baik sesuai dengan kebutuhan dan
kapasitas yang diinginkan.

Sistem Untilitas Pengudaraan, Sistem pengudaraan dalam hal ini


berupa sistem pendingin ruangan berupa air conditioner (AC) yaitu berupa
sistem utilitas pendingin ruangan yang dipasang di dalam ruangan
tertutup dari suatu bangunan.

Sistem Utilitas Transportasi Gedung, Sistem


transportasi dalam hal ini merupakan sistem
pengangkut untuk memuat manusia ke tingkat
elevasi bangunan beritngkat. Sistem transportasi ini
dapat berupa transportasi vertikal (Elevator/Lift) dan
sistem transportasi tangga berjalan (Eskalator).

Perancangan arsitektur V Disusun oleh Topik penugasan


Semester genap Kelompok
Reguler 1. Pembimbing : Thomas V., ST STUDI PUSTAKA & BEDAH KARYA
STRUCTURE
Sistem Utilitas Bangunan Gedung Bertingkat
Sistem Utilitas Telekomunikasi Gedung, Sistem ini merupakan suatu perangkat instalasi yang berfungsi dalam
memberikan kemudahan dalam mengakses informasi baik yang bersifat internal maupun global bagi para
penggunanya dalam sistem gedung bertingkat, misalnya instalasi PABX telepon, jaringan WIFI internet, TV Cable,
instalasi Fax, sound system/loud speaker dsb
Sistem Utiltas Keamanan/Cecurity, Sistem ini merupakan instalasi yang dibuat pada suatu gedung bertingkat guna
memberikan rasa aman bagi pengguna gedung tersebut dari hal-hal yang tidak diinginkan seperti mengurangi ancaman
kriminalitas dan pencegahan terhadap bencana seperti kebakaran dll. Sistem ini dapat berupa instalasi pemasangan
CCTV, hydrant, tabung pemadam, Smoke detektor, Exthinguiser, Cencor detector gate, door emergency dsb.

Sistem Utilitas Perawatan Kebersihan Gedung, khusus untuk gedung dapat disimpulkan bahwa suatu bangunan
bertingkat perawatan terhadap kebersihan penampilan gedung memang bertingkat dengan segala kompleksitas aktifitas
perlu diperhatikan secara berkala melalui perawatan kebersihan gedung manusia yang berada di dalamnya ketika
oleh pengelolahnya. beroperasi tentunya membutuhkan integrasi dari
seluruh sistem utilitas agar fungsi dari suatu
bangunan dapat tercapai sesuai dengan yang
direncanakan dan dapat meningkatkan tingkat
kenyamanan, keamanan dan keselamatan bagi
pengguna bangunan tersebut dan di sekitarnya.
Dapat pula dilihat bahwa suatu sistem utilitas
saling berpengaruh terhadap sistem lainnya
yang dalam hal ini perlu dilakukan secara
berkala proses pemeliharaan dan pengawasan
terhadap sistem tersebut bagi pihak pengelolah
bangunan.

Perancangan arsitektur V Disusun oleh Topik penugasan


Semester genap Kelompok
Reguler 1. Pembimbing : Thomas V., ST STUDI PUSTAKA & BEDAH KARYA

Anda mungkin juga menyukai