Anda di halaman 1dari 18

HIGH RISE BUILDING

High rise building atau bangunan tinggi merupakan istilah yang sering digunakan
merujuk kepada bangunan yang memiliki struktur menjulang tinggi atau bangunan
dengan jumlah tingkat yang banyak.

Penambahan ketinggian sebuah bangunan dilakukan untuk memperluas ruang fungsi


dari bangunan tersebut. Beberapa tipologi bangunan tinggi diantaranya adalah
bangunan apartemen dan perkantoran. Hal ini karena dengan penambahan jumlah
lantai maka akan mengurangi luas bijak bangunan tersebut sehingga lebih sedikit
memakan lahan.

Bangunan tinggi akan ideal ditinggali jika ada lift atau elevator dan tentunya didukung
oleh struktur bangunan yang kuat dan tahan lama.Tanpa adanya lift otomatis ini maka
akan sangat melelahkan bagi penghuni untuk naik ke lantai yang paling tinggi.

Sebuah bangunan dapat disebut bangunan tinggi atau high rise building jika bangunan
tersebut memiliki ketinggian 23 meter hingga 150 meter di atas tanah. Jika lebih dari
150 meter maka dapat disebut gedung pencakar langit atau yang dikenal dengan
istilah Skyscraper. Jika tinggi rata-rata sebuah tingkat lantai adalah 4 meter maka
bangunan tinggi setidaknya memiliki 6 tingkat lantai.

Beberapa definisi mengenai bangunan tinggi dikutip dari Wikipedia adalah sebagai
berikut :
1. International Conference on Fire Safety in High-Rise Buildings mengartikan
bangunan tinggi sebagai "struktur apapun dimana tinggi dapat memiliki dampak
besar terhadap evakuasi"
2. New Shorter Oxford English Dictionary mengartikan bangunan tinggi sebagai
"bangunan yang memiliki banyak tingkat"
3. Massachusetts General Laws mengartikan bangunan tinggi lebih tinggi dari 70
kaki (21 m)
4. Banyak insinyur, inspektur, arsitek bangunan dan profesi sejenisnya
mengartikan bangunan tinggi sebagai bangunan yang memiliki tinggi
setidaknya 75 kaki (23 m).

PENYALURAN BEBAN PADA BANGUNAN TINGGI

Beban vertikal dapat ditahan oleh balok-balok (beban mati dan beban hidup)
sedangkan beban horizontal dapat ditahan kolom (angin).

1. Penyalur beban vertikal / tegak / gravitasi


Beban gravitasi merupakan beban yang berasal dari beban mati struktur dan
beban hidupnya yang bekerja pada suatu bangunan dengan cara menyebarkan
beban gravitasi kolom, balok, dinding, lantai dan disalurkan ke pondasi/tanah.

2. Penyalur beban horizontal / datar


Beban ini merupakan pengaruh dari beban hidup, termasuk beban angina yang
menyebabkan struktur melengkung sampai tumbang. Untuk mengatasinya
dibuatlah bidang geser atau disebut dinding geser (shear wall) dapat menahan
gaya horizontal.
3. Sistem penahan gaya lateral
Gaya lateral adalah gaya angin dan gempa. Beban angin terkait dengan dimensi
ketinggian bangunan, sedangkan beban gempa terkait dengan massa bangunan.
• Rangka pengaku (braced frame) : terdiri dari kolom dan balok yang diberi
pengaku diagonal,bisa berbentuk X atau K.
• Dinding geser (shear wall) : komponen vertikal yang sangat kaku boleh
mempunyai bukaan ±5%. Fungsi dinding geser dapat berubah menjadi dinding
penahan beban (bearing wall) apabila menerima beban tegak lurus dinding geser.
• Pada bangunan tinggi, lebih sering dipakai gabungan portal penahan beban
dan dinding geser

KARAKTERISTIK HIGH RISE BUILDING


1. Tinggi Bangunan
Seperti yang disebutkan diatas sebuah bangunan disebut bangunan tinggi atau high
rise building apabila memiliki ketinggian setidaknya 23 meter atau 6 lantai.bangunan
semacam ini sudah banyak ditemukan di kota-kota besar di indonesia.

2. Luas Per Lantai


Bangunan tinggi merupakan bangunan yang hemat lahan dan biasanya memiliki luas
tapak yang kecil karena titik umumnya luas pantai berkisar antara 750 m2 hingga 1500
meter persegi.

3. Tipe Struktur
Sebuah bangunan tinggi harus didukung dengan struktur yang kuat menahan beban
bangunan maupun momen dari ketinggiannya. Ada tiga macam struktur yaitu open
frame, flat slab dan bearing wall system. Dari ketiga tipe ini tipe yang paling banyak
digunakan adalah open frame karena lebih efisien dalam penggunaan material.

4. Tipikal
Umumnya denah lantai bangunan tinggi memiliki bentuk yang tipikal lurus ke
atas.dengan membuat lantai yang tipikal ke atas maka akan memudahkan dalam
perencanaan dan pelaksanaannya terutama dari segi struktur. Biasanya ukuran lantai
akan mengecil keatas untuk menekan moment akibat ketinggian bangunan.

5. Keterbatasan Lahan
Bangunan tinggi merupakan salah satu solusi menghadapi masalah keterbatasan
lahan. Namun dengan keterbatasan lahan ini biasanya bangunan tinggi akan
menggunakan area parkir bertingkat. Dengan keterbatasan lahan maka bangunan
tinggi biasanya jarang yang memiliki landscape yang baik kecuali menggunakan
vertical garden atau sky garden.

6. Risiko Angin Dan Gempa


Biasanya bangunan tinggi memiliki bentuk yang langsing dan tinggi. Secara fisika
maka bangunan ini akan sangat dipengaruhi oleh adanya gempa maupun tekanan
angin dari sekeliling bangunan. Untuk itu biasanya bangunan tinggi memiliki sistem
aerodinamika yang baik serta struktur yang dapat bertahan dalam goncangan.
7. Resiko Roboh
Semakin tinggi sebuah bangunan maka semakin besar pula resikonya untuk roboh.
Berdasarkan hal ini maka pembangunan sebuah high rise building memerlukan
perencanaan yang matang dan antisipasi berbagai kemungkinan yang dapat terjadi
saat pelaksanaan konstruksi.

8. Kompleksitas Tinggi
Pembangunan sebuah high rise building merupakan pekerjaan yang kompleks karena
selain melibatkan banyak pihak, durasi pelaksanaan yang panjang, melibatkan disiplin
ilmu yang banyak, berdampak besar kepada lingkungan, dan memiliki risiko yang
sangat tinggi dari segi keselamatan. Sehingga dari berbagai jenis bangunan, jenis
high rise building merupakan jenis bangunan yang paling kompleks.

9. Volume Pekerjaan Yang Besar


Bangunan tinggi dibuat dengan cara menumpuk berbagai material hingga menjelang
tinggi ke atas. Dengan jumlah lantai yang banyak maka kebutuhan akan material
tentunya sangat banyak sehingga pekerjaan bangunan tinggi merupakan pekerjaan
besar.

10. Kebutuhan Energi


Bangunan tinggi memiliki jumlah lantai yang banyak otomatis jumlah penghuninya
juga banyak. Hal ini menimbulkan kebutuhan akan energi yang sangat besar. Selain
energi listrik juga energi dari bahan makanan bagi para penghuni bangunan. Sehingga
tak jarang banyak tempat makan yang berdiri untuk meladeni penghuni bangunan
tinggi.

11. Nilai Arsitektural


Sebuah bangunan tinggi merupakan benda besar yang berdiri diantara jutaan pasang
mata di sekitarnya. Sehingga seringkali bangunan tinggi memiliki nilai iconic dari
sebuah kawasan. Untuk itu diperlukan desain arsitektural yang baik sehingga
bangunan terlihat menawan dari segi estetika.

SISTEM STRUKTUR BANGUNAN TINGGI (Schueller,W.,High Rise


Building(1977:51)
Maksudnya adalah untuk memperkenalkan sistem-sistem bangunan tinggi pendukung
beban yang lazim di jumpai. Unsur–unsur struktur dasar bangunan adalah sebagai
berikut :
- Unsur linier
- Kolom dan balok.Mampu menahan gaya aksial dan gaya rotasi.
- Unsur permukaan
- Dinding bisa berlubang atau berangka,mampu menahan gaya-gaya aksial dan rotasi.
- Plat padat atau beruas,ditumpu pada rangka lantai,mampu memikul beban di dalam
dan tegak lurus terhadap bidang tersebut.
- Unsur spasial
- Pembungkus fasade atau inti (core). Misalnya dengan mengikat bangunan agar
berlaku sebagai kesatuan.perpaduan dari unsur-unsur dasar di atas akan membentuk
struktur tulang dari bangunan.

Gambar 1 https://s3.amazonaws.com
Kita dapat membayangkan berbagai kemungkinan pemecahan yang tak terhingga.
Hanya tipe-tipe bangunan yang lazim akan dibahas pada pada gambar

- Dinding penduduk sejajar (Gbr. a) (parallel bearing walls)


Sistem ini terdiri dari unsur-unsur bidang vertikal yang dipratekan oleh berat sendiri,
sehingga menyerap gaya aksi lateral secara efisien. Sistem dinding sejajar ini
terutama digunakan untuk bangunan apartemen yang tidak memerlukan ruang bebas
yang luas dan sistem –sistem mekanisnya tidak memerlukan struktur inti.

- Inti dan dinding pendukung fasade ( Gbr. b) (core and facade bearing walls)
Unsur bidang vertikal membentuk dinding luar yang mengelilingi sebuah struktur inti.
Hal ini memungkinkan ruang interior yang terbuka. Yang bergantung pada
kemampuan bentangan dari struktur lantai. Inti ini memuat sistem-sistem transportasi
meakanis vertikal serta menambah kekakuan bangunan.

- Boks berdiri sendiri (Gbr. c) ( self supporting boxes)


Boks merupakan unit tiga dimensi prefabrikasi yang menyerupai bangunan dinding
pendukung pada G br.3.l a apabila diletakkan di suatu tempat dan digabung dengan
unit lainnya. Dalam contoh tersebut boks-boks ini ditumpuk seperti bata dengan ” pola
English bond” sehingga terjadi susunan balok dinding berselang-seling.

- Plat terkantilever ( Gbr. d) (cantilevered slab)


Pemikulan sistem lantai dari sebuah inti pusat akan memungkinkan ruang bebas
kolom yang batas kekuatan platnya adalah batas besar ukuran bangunan. Besi akan
banyak diperlukan ,terutama apabila proyeksi pelat adalah besar. Kekakuan pelat
dapat di tingkatkan dengan menggunakan teknik-teknik pratekan.

- Plat rata (Gbr.3. e) (flat slab)


Sistem bidang horizontal pada umumnya terdri dari plat lantai beton tebal rata yang
ditumpu pada kolom. Apabila tidak terdapat penebalan plat dan atau kepala pada
bagian atas kolom, maka sistem ini dikatakan sisitem plat rata. Pada kedua sistem ini
tidak terdapat balok yang dalam (deep beam) sehingga tinggi lantai bisa minimu.

- Interspasial ( Gbr.3. f ) (Interspasial)


Struktur rangka tinggi selantai yang terkantilever diadakan pada setiap lantai antara
untuk memungkikan ruang fleksibel didalam dan di atas rangka. Ruangan yang
berada di dalam lantai rangka di atasnya dapat digunakan untuk kegiatan lainnya.

- Gantung ( Gbr. g ) (suspension)


Sistem ini memungkinkan penggunaan bahan secara efisien dengan menggunakan
penggantung sebagai pengganti kolom untuk memikul beban lantai.Kekuatan unsur
tekan harus dikurangi karena adanya bahaya teku,berbeda dengan unsur tarik,yang
dapat mendayagunakan kemampuannya secara maksimal. Kabel–kabel ini
meneruskan beban gravitasi ke rangka di bagian atas yang terkantilever dari inti
pusat.

- Rangka selang –seling ( Gbr. h) (staggered truss)


Rangka tinggi selantai disusun sedemikian rupa sehingga setiap lantai bangunan
menumpangkan di bagian atas suatu rangka dan di bawah rangka di atasnya. Selain
memikul beban vertikal,susunan rangka akan mengurangi tuntutan kebutuhan ikatan
angin dengan cara mengarahkan beban angin ke dasar bangunan melalui balokbalok
dan plat lantai.

- Rangka Kaku ( Gbr. i ) ( rigid frame )


Sambungan kaku digunakan antara susuna unsur linear untuk membentuk bidang
vertikal dan horizontal. Bidang vertikal terdiri dari klom dan balok, biasanya pada grid
persegi. Organisasi grid serupa juga digunakan untuk bidang horizontal yang terdiri
atas balok dan gelagar. Dengan keterpaduan rangka spasial yang bergantung pada
kekuatan kolom dan balok, maka tinggi lantai ke lantai dan jarak antara kolom menjadi
penentu pertimbangkan rancangan.

- Rangka kaku dan inti (Gbr. j ) ( rigid frame and core )


Rangka kaku bereaksi terhadap beban lateral. Terutama melalui lentur balok dan
kolom. Perilaku demikian berakibat ayunan ( drift ) lateral yang besar pada bangunan
dengan ketinggian tertentu. Akan tetapi,apabila dilengkapi dengan struktur inti,
ketahanan lateral bangunan akan sangat meningkat karena interaksi inti dan rangka.
Sistem inti ini memuat sisitem-sistem mekanis dan transportasi vertikal.

- Rangka trussed ( Gbr. k ) ( trussed frame )


Gabungan rangka kaku (atau bersendi ) dengan rangka geser vertikal akan
memberikan peningkatan kekuatan dan kekakuan struktur. Rancangan struktur dapat
berdasarkan penggunaan rangka untuk menahan beban gravitasi dan rangka vertikal
untuk beban angin,yang serupa dengan rangka kaku dan inti.

- Rangka belt-trussed dan inti (Gbr. l ) (belt-trussed frame and core )


Belt truss mengikat kolom fasade ke inti sehingga meniadakan aksi terpisah rangka
dan inti. Pengakuan ini dinamai cap trussing apabila berada pada bagian atas
bangunan, dan belt trussing apabila berada di bagian bawahnya.

- Tabung dalam tabung ( Gbr. m ) ( tube in tube )


Kolom dan balok eksterior ditempatkan sedemikian rapat sehingga fasade
menyerupai dinding yang diberi pelubangan ( untuk jendela ). Seluruh bangunan
berlaku sebagai tabung kosong yang terkantilever dari tanah. Inti interior ( tabung )
meningkatkan kekakuan bangunan dengan ikut memikul beban bersama kolom
kolom fasade.

- Kumpulan tabung (Gbr. n ) ( bundled tube )


Sistem kumpulan tabung dapat digambarkan sebagai suatu himpunan tabungtabung
terpisah yang membentuk tabung multise. Pada sistem ini kekakuan bertambah.
Sistem ini memungkinkan bangunan mancapai bentuk yang paling tinggi dan daerah
lantai yang paling luas.
CONTOH HIGH RISE BUILDING
1. Menara Pinisi, Universitas Negeri Makassar
Bangunan tinggi yang unik di Indonesia
memang didominasi oleh gedung
perkantoran. Akan tetapi, ada beberapa
bangunan kampus yang juga ikonik.
Salah satunya adalah Universitas Negeri
Makassar (UNM). Bangunan kampus ini
terinspirasi dari perahu pinisi, simbol khas
masyarakat Bugis. Gedung yang nama
lainnya Tellu Cappa (tiga puncak) ini,
merupakan hasil rancangan Yu Sing.
Dengan tinggi 17 lantai, kampus ini
didesain dengan konsep utama yang
Gambar 2 Universitas Negeri Makassar karya Yu
Sing (Sumber: skyscrapercity.com) identik dengan pendalaman kearifan lokal
yang dipadukan dengan teknologi modern
terkini.

2. Binus Alam Sutera – Universitas Bina Nusantara


Gedung Kampus Bina Nusantara setinggi
22 lantai ini, memiliki konsep dan bentuk
yang tidak kalah unik. Zonasi teratur,
ramah lingkungan, dan hemat energi
menjadi konsep yang digagas Budiman
Hendropurnomo, sang
arsiteknya. Gagasan ini dituangkan lewat
desain kotak-kotak pada gedung dengan
banyak jendela besar untuk
memaksimalkan pencahayaan alami.
Gambar 3 Kampus Bina Nusantara di Alam Sutera,
Kampus ini juga memiliki sistem
Tangerang dibangun sejak 12 Desember 2012 penampungan air hujan yang bisa
(Sumber: 99.co) dimanfaatkan untuk pengairan lanskap,
toilet, dan sebagai kontribusi dalam mengatasi krisis air tanah.

3. Bakrie Tower
Bakrie Tower menghadirkan gedung perkantoran grade A+ dengan arsitektur twist
style yang unik, asimetris, dan artistik. Penggunaan kaca berwarna biru gelap
menyerupai sisik membuat fasade gedung ini terlihat sangat eksotis, dengan
tampak depan yang lebar, tetapi ramping di sampingnya.
Bangunan ini terintegrasi dengan kompleks Rasuna Epicentrum, sebuah kawasan
yang mengaplikasikan konsep baru ‘integrated basement’, artinya
seluruh basement saling berhubungan, jadi jika terjadi kemacetan di satu
kawasan, masih bisa menggunakan jalan lain. Inovasi konsep ini juga menghemat
ruang untuk kendaraan di lantai dasar.
Bakrie Tower sengaja didesain untuk menjadi
sebuah ikon unik di pusat Kota Jakarta. Bangunan
48 lantai setinggi 216 meter ini, sengaja dipuntir 3
kali sehingga membentuk silhouette bangunan yang
sangat unik dari tiap sudut yang berbeda.
Dari lantai 1 hingga 17, tiap lantai bangunan ini
berputar searah jarum jam. Kemudian dari lantai 18
hingga 34 berbalik arah dan kembali lagi sesuai arah
jarum jam dari lantai 35 hingga lantai 48. Semua
pergeseran mempunyai sudut konstan sebesar
4,950, sebagai hasil analisa dan permodelan untuk
fasade bangunannya.

Setelah melalui serangkaian uji coba modul frame,


gedung ini menerapkan frame berbentuk segitiga
dengan sudut yang saling berbeda antara satu dan
Gambar 4 Bakrie Tower di Rasuna yang lainnya. Satu modul frame memiliki bentuk
Epicentrum, Jakarta karya Ridwan trapesium yang terdiri dari beberapa segitiga yang
Kamil (Sumber: panoramio.com) tidak memiliki sudut yang sama karena perputaran
lantai. Tidak ada modul yang berulang sehingga bila satu lantai membutuhkan 100
modul lebih, untuk 48 lantai dibutuhkan lebih dari 4800-5000 modul yang saling
berbeda ukurannya.
4. Burj Khalifa, Dubai, Uni Arab Emirat (828 meter)

Dulunya diberi nama Burj Dubai.


Burj Khalifa merupakan sebuah
gedung pencakar langit tertinggi di
dunia yang pernah dibuat oleh
manusia dan resmi dibuka pada 4
Januari 2010. Bangunan ini
merupakan mahakarya arsitektur
Skidmore, Owings, dan Merril
dengan ketinggian mencapai 828
meter dan mencakup 160 lantai.
Pencetus pembangunan bangunan
ini adalah Skeikh Mohammed bin
Gambar 5 Burj Khallifa, Dubai - Gedung Tertinggi di Dunia via Rashid Al Maktourn. Meski pada
worldalldetails.com pertengahan pembangunan sempat
mengalami kendala dana, namun pemimpin Uni Emirat Arab bernama Khalifa bin
Zayed Al Nahayan bersedia untuk menginvestasikan dananya sehingga Burj Dubai
selesai dibuat dan namanya diganti menjadi Burj Khalifa sebagai bentuk
penghormatan serta simbol terima kasih kepada Presiden Khalifa.
5. Shanghai Tower, Shanghai, China (632 meter)

Shanghai Tower merupakan gedung


pencakar langit tertinggi kedua
setelah Burj Khalifa yang dibangun di
Lujiazui, Pudong, Shanghai.
Perancangnya adalah Gensler.
Ketinggian gedung mencapai 632
meter dan di dalamnya terdapat 121
tingkat dengan luas total area
mencapai 380.000 meter persegi.
Pembangunan gedung ini memakan
biaya yang super masif yaitu sekitar
Rp31 triliun dan masih dalam tahap
Gambar 6 Shanghai Tower via luxuo.com pembangunan. Tower ini seolah
mengisahkan rekam jejak laju perubahan daerah ini. Pemerintah China bahkan tak
segan menyebut tower ini sebagai simbol masa depan bangsa yang penuh dengan
kesempatan yang tidak terbatas. Perancang Shanghai Tower juga memiliki ambisi
untuk membuat jalan vertikal misalnya urusan transportasi gedung yang dilengkapi
dengan perjalanan lift tertinggi dan tercepat dengan catatan kecepatan mencapai 40
meter per jam sampai pada ujung ketinggian menara. Shanghai Tower tetap memiliki
berbagai zona budaya termasuk taman langit, area bisnis, area rekreasi, area
perhotelan, serta museum.
BANGUNAN BENTANG LEBAR

Bangunan bentang lebar merupakan bangunan yang memungkinkan penggunaan


ruang bebas kolom yang selebar dan sepanjang mungkin. Bangunan bentang lebar
secara umum terdiri dari 2 yaitu bentang lebar sederhana dan bentang lebar
kompleks. Bentang lebar sederhana berarti bahwa konstruksi bentang lebar yang ada
dipergunakan langsung pada bangunan berdasarkan teori dasar dan tidak dilakukan
modifikasi pada bentuk yang ada. Sedangkan bentang lebar kompleks merupakan
bentuk struktur bentang lebar yang melakukan modifikasi dari bentuk dasar, bahkan
kadang dilakukan penggabungan terhadap beberapa sistem struktur bentang lebar.
Guna dan fungsi bangunan bentang lebar dipergunakan untuk kegiatan-kegiatan yang
membutuhkan ruang bebas kolom yang cukup besar, seperti untuk kegiatan olah raga
berupa gedung stadion, pertunjukan berupa gedung pertunjukan, audiotorium dan
kegiatan pameran atau gedung exhibition.

Struktur bentang lebar, memiliki tingkat kerumitan yang berbeda satu dengan lainnya.
Kerumitan yang timbul dipengaruhi oleh gaya yang terjadi pada struktur tersebut.

Dalam Schodek 1998, struktur bentang lebar dibagi ke dalam beberapa sistem
struktur yaitu :
1. Struktur Rangka Batang dan Rangka Ruang.
2. Struktur Furnicular, yaitu kabel dan pelengkung
3. Struktur Plan dan Grid
4. Struktur Membran meliputi Pneumatik dan struktur tent (tenda) dan net (jarring)
5. Struktur Cangkang

KLASIFIKASI STRUKTUR
Dasar pengklasifikasi struktur bisa dilihat dari berbagai macam sudut pandang :
a. Berdasarkan bentuk fisik konstruksi geometri : elemen garis / permukaan, lurus
/lengkung)
b. Sifat fisik dasar konstruksi ( kaku , tak kaku )
c. Material ( kayu , baja , beton bertulang )

• Susunan balok dan kolom ( Struktur kaku ) Struktur yang dibentuk dengan cara
meletakkan elemen kaku horizontal di atas elemen kaku vertikal . Balok memikul
beban yang bekerja transversal dari panjangnya dan mentransfer beban tersebut ke
kolom vertikal kemudian mentransfer beban itu ketanah.

• Struktur rangka ( Struktur kaku ) Rangka mempunyai aksi struktural yang berbeda
dengan jenis balok kolom karena adanya titik hubung kaku antara elemen vertikal dan
horizontal. Kekakuan ini titk hubung ini memberikan kestabilan terhadap gaya lateral..
Pada sistem rangka baik balok maupun kolom akan melentur sebagai akibat adanya
aksi beban pada struktur • Pelengkung bata ( Struktur kaku ) Struktur ini terdiri dari
potongan-2 kecil yang mempertahankan posisinya akibat tekanan dari beban. Struktur
pelengkung bata ini hanya berfungsi dan stabil apabila dibebani gaya-gaya pada
bidang yang menyebabkan struktur tersebut mempunyai gaya tekan merata. Struktur
ini tidak bisa memikul beban yang menimbulkan lenturan krn tumpukan bata tsb akan
mudah berantakan.
• Cangkang ( Struktur kaku ) bentuk struktural tiga dimensional yang kaku dan tipis
yang mempunyai permukan lengkung. Permukaan cangkang dapat mempunyai
sembarang bentuk.

• Kubah ( Struktur kaku ) Kubah terbuat dari material kaku seperti beton bertulang tipis
dan bisa juga dibuat dari tumpukan bata. Struktur cangkang atau kubah sangat efisien
untuk digunakan pada bentang besar , dengan material yang relatif sedikit

• Jaring ( Struktur tidak kaku / fleksible ) permukaan 3 dimensi yang terbuat dari
sekumpulan kabel lengkung yang melintang.Keuntungan penggunaan kabel
melintang adalah bahwa penempatan kabel tsb dapat mencegah atap dari getaran
akibat tekanan dan isapan angin • Struktur tenda ( Struktur tidak kaku ) Tenda biasa
dibuat dari permukaan membran atau lembaran tipis dan fleksibel

• Struktur kabel ( Struktur tidak kaku ) elemen struktur fleksibel. Bentuknya sangat
bergantung pada besar dan perilaku beban yang bekerja padanya.

KESTABILAN STRUKTUR

• Tujuan merencanakan struktur adalah menjamin kestabilan pada segala kondisi


pembebanan yang mungkin terjadi.

STRUKTUR STABIL

- Pada struktur stabil deformasi yang diakibatkan oleh beban pada umumnya kecil ,
dan gaya internal yang timbul di dalam struktur mempunyai kecenderungan
mengembalikan bentuk struktur kebentuk semula apabila beban dihilangkan.

STRUKTUR TIDAK STABIL

1) Pada struktur tak stabil , deformasi yang diakibatkan oleh beban pada umumnya
mempunyai kecenderungan untuk terus bertambah selama struktur tsb dibebabni. 2)
Struktur yang tidak stabil tidak memberikan gaya-gaya internal yang mempunyai
kecenderungan mengembalikan bentuk struktur ke bentuk semula. 3) Struktur yang
tidak stabil mudah mengalami keruntuhan secara menyeluruh dan seketika begitu
dibebani.

JENIS KONDISI PEMBEBANAN.

• Beban terdiri dari : gaya statis dan gaya dinamis . Gaya Statis terdiri dari

• beban hidup : Beban penggunaan , beban lingkungan ( hujan , salju ) • Beban tetap
( tidak pindah ) : berat sendiri struktur dan berat elemen gedung. Tertentu. • Gaya
akibat penurunan , efek suhu tegangan ,dsb

Gaya dinamis terdiri dari :

• Gaya menerus : gaya inersia ( gerak tanah pada saat gempa bumi ) dan gaya angin.
Gaya impak misalnya ledakan
PENGELOMPOKAN STRUKTUR BANGUNAN BENTANG LEBAR

Secara umum bangunan bentang lebar terbagi atas empat sistem struktur, yaitu :

I. Form Active Structure System


1. Cable System (Sistem Struktur Kabel)

Prinsip dasar dari struktur kabel adalah penahanan beban oleh sebuah elemen yang
berfungsi sebagai penarik. Gaya yang bekerja pada kabel adalah gaya vertikal dan
gaya horizontal dengan asumsi bahwa kabel selalu berada dalam keadaan miring.
Gaya vertikal yang bekerja pada berbagai macam jenis kabel dengan berbagai
bentangan yang sama dan tinggi yang berada adalah selalu sama, sedangkan gaya
horizontalnya akan selalu berubah tergantung tingginya. Semakin tinggi tiangnya,
semakin kecil sudut kabel terhadap tiang utamanya, maka semakin kecil gaya
horizontalnya.

2. Tent System (Sistem Struktur Tenda)

Tenda atau membran adalah struktur permukaan fleksibel tipis yang memikul beban
dengan mengalami terutama tegangan tarik. (Sumber: Struktur. Daniel L.
Schodek:431)

Struktur membran sangat sensitif terhadap tekanan angin yang dapat mengakibatkan
kibaran pada permukaan dan perubahan bentuk yang terjadi. Supaya tidak terjadi
kibaran, dilakukan cara dengan memberikan tekanan dari dalam membran (internal
rigid structures) dengan cara memberikan volume dalam membran sampai pada batas
maksimal yang juga didukung oleh sistem- sistem peregangan sehingga sifat
permukaan struktur membrann menjadi kaku.

3. Pneumatic System

Struktur pneumatik biasanya digunakan untuk konstruksi pneumatik khusus yang


digunakan pada gedung. Ada dua kelompok utama pada struktur pneumatik: struktur
yang ditumpu udara (air-suported structure) dan struktur yang digelembungkan udara
(air-infalated structure). Struktur yang ditumpu udara terdiri atas satu membran
(menutup ruang yang beguna secara fungsional) yang ditumpu oleh perbedaan
tekanan internal kecil.

Struktur yang digelembungkan udara ditumpu oleh kandungan udara bertekanan yang
menggelembungkan elemen-elemen gedung. Volume internal udara gedung tetap
sebesar tekanan udara Struktur yang digelembungkan udara mepunyai mekanisme
pikul beban yang lain. Uadara yang ditekan digunakan untuk menggelembungkan
bentuk-bentuk (misalmya pelengkung, dinding, ataukolom) yang digunakan untuk
penutup gedung.

Ada dua jenis utama dari struktur yang digelembungkan udara yang banyak
digunakan, yaitu struktur rib tergelembung dan struktur dinding rangkap. Untuk
mendapat kestabilan, struktur yang digelembungkan udara biasanya memerlukan
tekanan tekanan yang lebih besar dari pada yang dbutukkan oleh struktur yang
ditumpu udara. Hal ini karena karena tekanan internal tidak dapat langsung digunakan
untuk mengimbangi beban eksternal, tetapi harus digunakan untuk memberi bentuk
pada struktur. Pada umumnya,sistem struktur yang ditumpu udara dapat mempunyai
bentang lebih besar daripada struktur yang digelembungkan.

4. Arch System

Sistem struktur busur termasuk golongan struktur funikular karena telah digunakan
bangsa Romawi dan Yunani, terutama untuk membuat bangunan yang memerlukan
bentangan yang besar/luas. Pada zaman itu maupun saat ini sistem struktur busur
dibuat dengan bahan padat yaitu batu, atau batu buatan/bata/masonry. Juga
dikembangkan dengan menggunakan bahan bangunan yang modern dari kayu,
besi/baja.

Busur menggunakan sendi lebih dari tiga sudah tidak stabil laggi dan dapat
mengakibatkan keruntuhan. Oleh karena itu jika ingin memperoleh struktur busur
dengan kekuatan struktur yang baik tanpa mengalami tekuk (bending) dapat
digunakan pengikat (bracing) pada bagian dasarnya. Bahan pengikat tergantung dari
dimensi ketebalan busur dan luas bentang busur dapat dibuat dari kabel, baja, besi,
kayu maupun beton.

II. Bulk Active Structure System


1. Beam System

Struktur yang dibentuk dengan cara meletakkan elemen kaku horisontal di atas
elemen kaku vertikal. Elemen horizontal (balok) memikul beban yang bekerja secara
transversal dari panjangnya dan menyalurkan beban tersebut ke elemen vertikal
(kolom) yang menumpunya. Kolom dibebani secara aksial oleh balok, dan akan
menyalurkan beban tersebut ke tanah. Balok akan melentur sebagai kibat dari beban
yang bekerja secara transversal, sehingga balok sering disebut memikul beban secara
melentur. Kolom tidak melentur ataupun melendut karena pada umumnya mengalami
gaya aksial saja. Pada suatu bangunan struktur balok dapat merupakan balok tungga
di atas tumpuan sederhana ataupun balok menerus. Pada umumnya balok menerus
merupakan struktur yang lebih menguntungkan dibanding balok bentangan tunggal di
atas dua tumpuan sederhana.

2. Frame System

Frame system atau sistem struktur rangka adalah sistem struktur yang terdiri dari
batang-batang yang panjangnya jauh lebih besar dibandingkan dengan ukuran
penampangnya Bentuk kontruksi rangka adalah perwujudan dari pertentangan antara
gaya tarik bumi dan kekokohan; dan kontruksi rangka yang modern adalah hasil
penggunaan baja dan beton secara rasional dlm bangunan.

Kerangka ini terdiri atas komposisi dari kolom-kolom dan balok-balok. Unsur vertikal,
berfungsi sebagai penyalur beban dan gaya menuju tanah, sedangkan balok adalah
unsur horizontal yg berfungsi sebagai pemegang dan media pembagian lentur.
Kemudian kebutuhan-kebutuhan terhadap lantai, dinding dan sebagainya untuk
melengkapi kebutuhan bangunan untuk hidup manusia, dapat diletakkan dan
ditempelkan pada kedua elemen rangka bangunan tsb diatas.

Jadi dapat dinyatakan disini bahwa rangka ini berfungsi sebagai struktur bangunan
dan dinding-dinding atau elemen lainnya yg menempel padanya merupakan elemen
yg tidak struktural. Bahan- bahan yg dapat dipakai pada struktur ini adalah kayu, baja,
beton atau lain-lain bahan yg tahan terhadap gaya tarik, tekan, punter, dan lentur.
Umtuk masa kini banyak digunakan baja dan beton yg mampu menahan gaya-gaya
tsb dalam skala besar.

3. Beam Grid and Slab System

Struktur balok grid terdiri atas balok-balok yang saling bersilangan, dengan jarak yang
relatif rapat, yang menumpu pelat atas yang tipis. Sistem ini dimaksudkan untuk
mengurangi berat sendiri pelat, sehingga lendutan dari pelat yang besar dapat
dikurangi. Sistem ini dinilai efisien untuk bentangan besar dan juga dapat didesain
sesuai selera.

a) Struktur Plat
(1) Struktur Plat Satu Arah

Beberapa hal perlu menjadi perhatian dalam pembahasan struktur plat satu arah,
yaitu:

Beban Merata

Struktur plat berperilaku hampir sama dengan struktur grid. perbedaannya adalah
bahwa pada struktur plat, berbagi aksi terjadi secara kontinu melalui bidang slab,
bukan hanya pada titik- titik tumpuan. Plat tersebut dapat dibayangkan sebagai
sederetan jalur balok yang berdekatan dengan lebar satu satuan dan terhubung satu
sama lain di seluruh bagian panjangnya.

Beban Terpusat

Plat yang memikul beban terpusat berperilaku lebih rumit. Plat tersebut dapat
dibayangkan sebagai sederetan jalur balok yang berdekatan dengan lebar satu
satuan dan terhubung satu sama lain di seluruh bagian panjangnya. Karena adanya
beban yang diterima oleh jalur balok, maka balok cenderung berdefleksi ke bawah.
Kecenderungan itu dikurangi dengan adanya hubungan antara jalurjalur tersebut.
Torsi juga terjadi pada jalur tersebut. Pada jalur yang semakin jauh dari jalur dimana
beban terpusat bekerja, torsi dan geser yang terjadi akan semakin berkurang di jalur
yang mendekati tepi plat. Hal ini berarti momen internal juga berkurang. Jumlah total
reaksi harus sama dengan beban total yang bekerja pada seluruh arah vertikal.
Jumlah momen tahanan internal yang terdistribusi di seluruh sisi plat juga harus sama
dengan momen eksternal total. Hal ini didasarkan atas tinjauan keseimbangan dasar.

Plat Berusuk

Plat berusuk adalah sistem gabungan balok-slab. Apabila slab mempunyai kekakuan
yang relatif kaku, maka keseluruhan susunan ini akan berperilaku sebagai slab satu
arah, bukan balok- balok sejajar. Slab transveral dianggap sebagai plat satu arah
menerus di atas balok. Momen negatif akan terjadipada slab di atas balok.

(2) Struktur Plat Dua Arah

Bahasan atas struktur plat dua arah akan dijelaskan berdasarkan kondisi tumpuan
yang ada, yaitu sebagai berikut:
– Plat sederhana di atas kolom

– Plat yang ditumpu sederhana di tepi-tepi menerus

– Plat dengan tumpuan tepi jepit menerus

– Plat di atas balok yang ditumpu kolom

b) Struktur Grid

Pada struktur grid, selama baloknya benar-benar identik, beban akan sama di
sepanjang sisi kedua balok. Setiap balok akan memikul setengah dari beban total dan
meneruskan ke tumpuan. Apabila balok-balok tersebut tidak identik maka bagian
terbesar dari beban akan dipikul oleh balok yang lebih kaku. Apabila balok mempunyai
panjang yang tidak sama, maka balok yang lebih pendek akan menerima bagian
beban yang lebih besar dibandingkan dengan beban yang diterima oleh balok yang
lebih panjang. Hal ini karena balok yang lebih pendek akan lebih kaku. Kedua balok
tersebut akan mengalami defleksi yang sama di titik pertemuannya karena keduanya
dihubungkan pada titik tersebut. Agar defleksi kedua balok itu sama, maka diperlukan
gaya lebih besar pada balok yang lebih pendek. Dengan demikian, balok yang lebih
pendek akan memikul bagian beban yang lebih besar. Besar relatif dari beban yang
dipikul pada struktur grid saling tegak lurus, dan bergantung pada sifat fisis dan
dimensi elemen-elemen grid tersebut. Pada grid yang lebih kompleks, baik aksi dua
arah maupun torsi dapat terjadi. Semua elemen berpartisipasi dalam memikul beban
dengan memberikan kombinasi kekuatan lentur dan kekuatan torsi. Defleksi yang
terjadi pada struktur grid yang terhubung kaku akan lebih kecil dibandingkan dengan
defleksi pada struktur grid terhubung sederhana.

III. Vector Active Structure System


1. Flat Truss System (rangka batang bidang)

Susunan elemen-elemen linear yang membentuk segitiga atau kombinasi segitiga


yang secara keseluruhan berada di dalam satu bidang tunggal.

2.Curved Truss System

Merupakan kombinasi dari struktur rangka batang rata yang membentuk lengkungan.
Sistem struktur rangka bentang lengkung ini sering disebut juga sistem fame work.
Sistem ini dapat mendukung beban atap smpai denganbentang 75 meter, seperti pada
hanggar bangunan pesawat, stadion olah raga, bangunan pabrik, dll.

3. Space Truss System (rangka batang ruang)

Susunan elemen-elemen linear yang membentuk segitiga atau kombinasi segitiga


yang secara keseluruhan membentuk volume 3 dimensi (ruang).Sering disebut juga
sebagai space frame.

Space frame atau sistem rangka ruang adalah sistem struktur rangka tiga dimensi
yang membentang dua arah, di mana batang-batangnya hanya mengalami gaya
tekan atau tarik saja. Sistem tersebut merupakan salah satu perkembangan sistem
struktur batang.
Struktur rangka ruang merupakan susunan modul yaang diatur dan disusun
berbalikan antara modul satu dengan modul lainnya sehingga gaya-gaya yang terjadi
menjalar mengikuti modul-modul yang tersusun. Modul ini satu sama lain saling
mengatkan, sehingga sistem struktur ini tidak mudah goyah.

IV. Surface Active Structure System


1.Prismatic Folded Structure System

Struktur bidang lipat merupakan bentuk struktur yang memiliki kekakuan satu arah
yang diperbesar dengan menghilagkan permukaan planar sama sekali dan membuat
deformasi besar pada pelat sehingga tinggi struktural pelat semakin besar.

Karakteristik suatu struktur bidang lipat adalah masing- masing elemen pelat
berukuran relatif rata (merupakan sederetan elemen tipis yang saling dihubungkan
sepanjang tepinya).

Struktur bidang lipat akan mengusahakan sebanyak mungkin material terletak jauh
dari bidang tengah stuktur. Elemen pelat lipat ini mempunyai kapasitas pikul beban
besar hanya jika tekuk lateral daerah yang tertekan dapat dicegah sehingga daerah
tekan pada setiap pelat akan selalu dapat dikekang pelat sebelahnya.

Bentuk bidang lipat mempunyai kekuatan yang lebih besar dari bidang datar karena
momen energinya lebih besar.

2.Pyramidal Folded Structure System

Bentuk piramidal yaitu bentuk lipatan yang terdiri dari bidang lipatan yang berbentuk
segitiga.

3.Rotational Shell System

Rotational Shell System adalah bidang yang diperoleh bilamana suatu garis lengkung
yang datar diputar terhadap suatu sumbu. Shell dengan permukaan ratisional dapat
dibagi tiga yaitu, Spherical Surface, Elliptical Surface, Parabolic Surface.

4.Anticlastic Shell System

Struktur bidang lengkung rangkap berbalikan merupakan suatu bentuk pelana


dengan arah lengkungan yang berbeda pada setiap arahnya. Struktur bidang
lengkung rangkap berbalikan dapat dibagi menjadi beberapa macamtipe.
CONTOH BANGUNAN BENTANG LEBAR

1. Bandara Sultan Hasanuddin, Makassar

Struktur Kolom utama penyangga


atap Bandara Sultan Hasanuddin
menggunakan konstruksi rangka
baja, sedangkan kolom yang
menyangga plat lantai (lantai 2 dan 3)
menggunakan kolom beton. Karena
bentang antar kolom memiliki
bentang lebar (30 m) maka sistem
pembalokan juga menggunakan
balok rangka. Hal ini untuk
menghindari penggunaan balok
beton dengan dimensi yang besar.

Gambar7 Bangunan Bandara Sultan


https://s3.amazonaws.com/academia.edu.documents
Hasanuddin memiliki beberapa
filosofi dari tradisi Sulawesi Selatan (Bugis-Makassar). Karakter fisik bangunan
bandara mewah, eksklusif, tapi tidak mengabaikan unsur-unsur budayanya. Desain
futuristik dengan paduan ornamen lokal sulawesi selatan tampak jelas mewarnai
bandara ini. Langit-langit terminal mengambil motif kain sulam Mandar. Tiang di
lengkungan utama menyerupai kepala kapal phinisi. Seperti yang kita ketahui bahwa
kapal phinisi adalah ikon kota Makassar, rangka atap yang menjulang keluar dibuat
sedemikian agar menyerupai bagian depan pada kapal phinisi dan lengkungan-
lengkungan pada atap terminal menggambarkan ombak sebagai semangat
masyarakat Bugis-Makassar.

2. Bandara Intenasional China, Beijing

Denah berbentuk simetris


melebar keluar membentuk dua
ruang besar. Bentuknya
dpertinggi oleh gerakan tunggal
atap ganda melengkung. Struktur
atap adalah rangka ruang
modular didukung oleh kolom baja
kantilever dengan ketinggian
hingga 28 m. Langit-langit
bangunan terbuat dari kisi-kisi
aluminium. Palet warna bergerak
melalui 16 nada dari merah ke
kuning. Beban yang berasal dari
atap baja diarahkan secara
horizontal dan vertikal melalui
Gambar 8 https://s3.amazonaws.com/academia.edu.documents deck beton bertulang, balok
menurun dan kolom melingkar ke
grid 12 meter. Frame multi-level yang dihasilkan memberikan elastisitas, penting untuk
wilayah Beijing yang rawan gempa. Atap distabilkan hanya dengan kolom baja
kantilever. Hal ini memungkinkan ekspansi yang relatif terbatas dari atap dan
memungkinkan untuk mendirikan seluruh tubuh utama atap tanpa sendi gerakan.

Gambar 9 Level-1 plan

Anda mungkin juga menyukai