Anda di halaman 1dari 3

High rise building atau bangunan tinggi merupakan istilah yang sering digunakan

merujuk kepada bangunan yang memiliki struktur menjulang tinggi atau bangunan dengan
jumlah tingkat yang banyak.
Bangunan tinggi atau High Rise Building adalah bangunan atau struktur tinggi.
Bangunan tinggi berdasarkan beberapa standar berkisar antara 75 kaki sampai 491 kaki (23 m
hingga 150 m). Sedangkan bangunan yang lebih dari 492 kaki atau 150 m disebut sebagai
bangunan pencakar langit. Tinggi rata-rata satu tingkat adalah 13 kaki atau 4 m, sehingga
bangunan setinggi 79 kaki atau 24 m memiliki 6 tingkat.
Karakterisktik gedung bertingkat menurut Mulyono (2000) dikelompokkan menjadi :
1. Gedung bertingkat rendah (Low Rise Building) Gedung bertingkat rendah, dengan
jumlah lantai 1 – 3 lantai, tingginya < 10m
2. Gedung bertingkat sedang (Medium Rise Building) Bangunan bertingkat sedang, dengan
jumlah lantai 3 – 6 lantai, tingginya < 20 m
3. Gedung bertingkat tinggi (High Rise Building) Bangunan bertingkat tinggi, dengan
jumlah lantai > 6 lantai, tingginya > 20 m
Contoh Skycraper di dunia:

Tamansari Panoramic

Tower 1 Bandung

Apartemen 30 floors

115m AMG Tower

Surabaya 20 lantai
Pembangunan sebuah gedung bertingkat secara rinci membutuhkan suatu rangkaian proses
analisa yang panjang dan rumit serta mempunyai syarat-syarat dalam proses perencanaan
mau pelaksanaanya.
Syarat-syarat Umum Perencanaan Struktur Gedung meliputi :
1. Syarat Stabiitas
a. Statik
b. Dinamik
2. Syarat Kekuatan
a. Statik
b. Dinamik
3. Syarat Daktilitas
a. Elastik (Fully Elastic)
b. Daktilitas terbatas (limited ductility)
c. Daktilitas penuh (full ductility)
4. Syarat layak pakai dalam keadaan layan (serviceability
a. Ledutan pelat balok
b. Simpangan bangua (lateral drift)
c. Simpangan antar tingkat
d. Percepatan (acceleration) terhadap pengaruh angin
e. Retakan (cracking)
f. Getaran (viration)
5. Syarat Durabiitas
a. Kuat tekan minimum
b. Tebalselimut beton
c. Jenis dan kandungan semen
d. Tinjauan korosi
e. Mutu baja
6. Syarat ketahanan terhadap kebakaran
a. Dimensi minimumdari lemen/komponen struktur
b. Tebal selimut beton
c. Tebal lapisan pelindung terhadap ketahanan kebakaran
d. Jangka waktu ketahanan terhadap api
7. Syarat Integritas
Pencegahan terhadap keruntuhan progreif (biasanya diberi penambahan
tulangan pemegag antar komponen beton precast).
8. Syarat yang berhubungan dengan pelaksanaan konstruksi
a. Penyesuaian dengan metoda konstruksi yang umum dilakukan pada daerah
setempat
a. Bahan bangunan serta mutu bahan yang tersedia
b. Kondisi cuaca selama pelaksanaan
c. Kesediaan berbagai sumber daya setempat

Anda mungkin juga menyukai