Anda di halaman 1dari 12

TEORI ARSITEKTUR

Nama : Ahmad Aldi Dzulkarnain


Nbi : 1441800086

Nama Dosen : Ir. Farida Murti, M.T.

Prodi Arsitektur Fakultas Teknik Universitas


17 Agustus 1945 Surabaya
PACIFIC TOWER
Kisho Kurokawa juga merupakan salah
satu pelopor gerakan METABOLISME. Gerakan
metabolisme ini adalah respon dari ledakan
penduduk pada tahun 1960, pasca Perang Dunia II.
Sekelompok arsitek dan desainer muda Jepang
yang yang dipimpin Kenzo Tange yang
beranggotakan Arata Isozaki, Noboru Kawazoe dan
Kisho Kurokawa. menganggap ini adalah masalah
yang harus diselesaikan mencetuskan metabolisme
sebagai usulan atas urbanisme yang baru. Kata
metabolisme ini berasal dari istilah biologi
“metabolisme” yang berarti proses yang
memungkinkan berlangsungnya kehidupan. Prinsip
kehidupan inilah yang diadaptasi oleh mereka
dalam membentuk teori

metabolisme. Terapannya dalam arsitek


adalah pada fleksibilitas bangunan untuk
ditambah atau dikurangi sesuai kebutuhan.
Arsitektur Metabolisme
Dalam perkembangannya, tiap arsitek dan desainer
merumuskan dan mengembangkan metabolisme dengan cara
pikirnya masing-masing. Kisho Kurokawa memegang kuat prinsip
kehidupan dan mengembangkan teori metabolisme menjadi
simbiosis (interaksi). Simbiosisnya sendiri adalah simbiosis antara
interior dan eksterior, simbiosis antar budaya, atau simbiosis
manusia dengan lingkungan.

Jadi, Menurut Saya metabolisme dan


simbiosis ini adalah konsep yang selalu
digunakan Kisho Kurokawa sebagai dasar
pada setiap karya perancangannya, terlepas
dari gaya desainnya yang modern namun
selalu memiliki unsur Tradisional
Kisho Kurokawa
Deskripsi Objek
Nama Bangunan : Pacific Tower
Arsitek : Kisho Kurokawa
Lokasi : Paris,Prancis
Fungsi bangunan : Perkantoran
Desain: 1989 Agustus -1991 Juni
Konstruksi: 1990 Agustus- 1992 Februari
(Menara)
1992 Mei - 1993 Mei(Jembatan)
Area situs: 3.100 m2
Bangunan area: 3.100 m2
Total luas lantai: 58.367 m2
Struktur: Struktur baja dan beton bertulang.
26 lantai + 3 ruang bawah tanah
PENERAPAN TEORI PADA BANGUNAN PACIFIC TOWER
Pada bangunan ini terlihat ada sebuah jembatan pengubung antar bangunan yang
satu dengan bangunan yang lain. Selain fungsi tangible'nya sebagai pengubung
juga memiliki fungsi intangible sebagai simbiosis antara dua kultur atau ruang
alternatif.
Dalam teori simbios ini disebut pertentangan dalam penyatuan
PENERAPAN TEORI PADA BANGUNAN PACIFIC TOWER

Dari bentuk pacific tower yang menyerupai separuh bulan,terinspirasi dari


mangkuk minum teh di Jepang ini menunjukan adanya distorsi geometri oleh
non-geometri (bentuk lingkaran yang kemudian dipotong cembung).

Didalam teori simbios menolak tentang kultur yang sangat tertutup atau tidak
dapat digangu gugat.
 
PENERAPAN TEORI PADA BANGUNAN PACIFIC TOWER
Void pada tengah bangunan memiliki maksut tersirat penyatuan dengan
alam, melalui pencahayaan dan penghawaan. menghindari fenomena
khas bangunan bertingkat tinggi yang menghalangi sumber cahaya dan
sumber penghawaan alami. Juga sebagai paralaks.

Dalam teori ini adalah simbiosis bangunan dan alam, juga sebagai
makna baru.
PENERAPAN TEORI PADA BANGUNAN PACIFIC TOWER

Tangga dibawah atap besar ini digunakan tidak hanya untuk akses pejalan kaki
tetapi juga sebagai teater serbaguna luar ruangan. Memberikan fungsi hemat
lahan dan  rekreasi, dan relaksasi bagi warganya. Yang berarti dalam teori
simbiosis adalah hubungan bangunan dan bangunan juga fungsi ganda.
PENERAPAN TEORI PADA BANGUNAN PACIFIC TOWER

 Gerbang Kota
 Atap Perkotaan
 Budaya Jepang dan Budaya Eropa
 Budaya dan Teknologi
MATERIAL PACIFIC TOWER

Penggunaan dua material yang melambangkan dua budaya yaitu budaya


Eropa yang diwakili oleh beton agregate putih berupa curving wall,
sedangkan pada bagian plaza terdapat curtain wall dari kaca flat yang
menciptakan efek transparan, mengingatkan kita pada bahan penutup
pintu di Jepang
WARNA PACIFIC TOWER

Warna yang digunakan pada bangunan ini adalah warna-warna


material modern seperti putih, Perak. Dan mengunakan warna tradisional
merah, hitam. Kisho Kurokawa juga menggunakan warna coklat untuk
memberikan kesan hangat. Warna primer dan sekunder hadir sebagai
aksen di bangunan dan jembatan.
“THANK YOU”

Anda mungkin juga menyukai