Anda di halaman 1dari 28

MAKALAH

(REAL

ESTATE)
“PERANCANGAN APARTEMEN)”

MAGFIRA VIDYA SALSA’BILA


60800117059
C

TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH & KOTA


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN
MAKASSAR
2020
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur kita panjatkan keridhoan Allah SWT. Atas segala
curahan nikmat dan hidayahnya yang tiada henti, sehingga makalah ini saya dapat
diselesaikan dengan segala kekurangan yang ada. Terima kasih kepada temanteman yang
telah berkontribusi dengan memberikan ide-idenya sehingga makalah ini bisa di susun
dengan baik dan rapi.

Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para pembaca.
Namun terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna,
sehingga kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun demi
terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.

Gowa, 22 Maret 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................ii

DAFTAR ISI...............................................................................................iii

BAB 1 PENDAHULUAN...........................................................................1

A. LATAR BELAKANG.............................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH..........................................................................1
C. TUJUAN..................................................................................................2

BAB 2 PEMBAHASAN..............................................................................3
A. PENGERTIAN APARTEMEN.................................................................3
B. FUNGSI APARTEMEN...........................................................................4
C. STRUKTUR BANGUNAN APARTEMEN.............................................5
D. KLASIFIKASI APARTEMEN.................................................................6
E. PEMILIHAN LOKASI APARTEMEN.....................................................15
BAB 3 PENUTUP........................................................................................18
A. KESIMPULAN.................................................................................................18
B. SARAN.............................................................................................................18

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................19

iii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 OPEN CORRIDOR PLAN.............................................................................................. 9


Gambar 1.2 TOWER PLAN......................................................................................................9
Gambar 1.3 CROSS PLAN.......................................................................................................10
Gambar 1.4 SITE PLAN APARTEMENT

iv
BAB 1

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG

Masyarakat Indonesia terbiasa hidup dengan keadaan rumah yang berada di


tanah (perkembangan horisontal). Seiring berjalannya waktu, lahan akan semakin
habis. Tuntutan sebuah kota untuk berkembang selalu ada. Sehingga kebutuhan
tempat tinggal akan semakin mendesak. Hal ini menuntut pula kebiasaan hidup
masyarakat yang akan berubah kearah vertikal.
Bangunan hunian vertikal dalam hal ini adalah apartemen. Disamping
masalah lahan yang semakin terbatas, apartemen juga dapat memenuhi kebutuhan
fasilitas hunian maupun fasilitas penunjang yang lebih terjangkau dari pada massa
bangunan yang tertata secara majemuk, bangunan komersil terutama apartemen
yang semakin berkembang,Selain itu apartemen umumnya sebagai respons
terhadap tingginya harga tanah.Dalam sistem penyewaannya berlangsung dalam
jangka panjang,serupa dengan sistem sewa rumah pada umumnya dan dibangun di
tempat-tempat yang strategis sebgai solusi terhadap masalah jarak hunian dan
tempat kerja sehingga sebahagian besar memilih apartement sebagai hunian.
Dalam sebuah perancangan bangunan (apartemen) yang mampu
mengakomodasi kebutuhan penggunanya secara optimal, dalam arti harus sesuai
dengan tuntuan pengguna bangunan dan memungkinkan pengguna bangunan untuk
mengembangkan diri terdapat beberapa hal yang harus dipertimbangkan dalam
perancangannya yang akan dijelaskan dalam makalah ini sehingga percancangan
dan pembangunan sesuai dengan peruntukkannya.

B. RUMUSAN MASALAH
a. Apa pengertian Apartemen?
b. Apa fungsi apartemen?
c. Apa saja struktur bangunan apartemen?
d. Apa saja klasifikasi apartemen ?

1
e. Bagaimana pemilihan lokasi apartemen?

2
C. TUJUAN
a. Untuk mengetahui pengertian apartemen.
b. Untuk mengetahui fungsi apartemen.
c. Untuk mengetahui struktur bangunan apartemen
d. Untuk mengetahui klasifikasi apartemen.
e. Untuk mengetahui pemilihan lokasi apartemen.

BAB 2
3
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN APARTEMEN
Apartemen adalah bangunan yang memuat beberapa grup
hunian,yang berupa rumah rumah flat atau rumah petak bertingkat
yang diwujudkan untuk mengatasi masalah perumahan akibat
kepadatan tinggi hunian dan keterbatasan lahan dengan harga yang
terjangkau di perkotaan. Adapun pengertian apartemen menurut para
ahli yaitu:

1. Bangunan hunian yang dipisahkan secara horisontal dan vertikal agar


tersedia hunian yang berdiri sendiri dan mencakup bangunan
bertingkat rendah atau bangunan tinggi, dilengkapi berbagai fasilitas
yang sesuai dengan standar yang ditentukan. (Ernst Neufert, 1980,
p: 86)
2. Sebuah unit tempat tinggal yang terdiri dari Kamar Tidur, Kamar
Mandi, Ruang Tamu, Dapur, Ruang Santai yang berada pada satu
lantai bangunan vertikal yang terbagi dalam beberapa unit tempat
tinggal. (Joseph De Chiara & John Hancock, 1968)
3. Apartemen didefinisikan sebagai tempat tinggal ( terdiri atas kamar
duduk, kamar mandi, dapur, dan sebagainya ) yang berada pada satu
lantai bangunan bertingkat; rumah flat; rumah pangsa; bangunan
bertingkat terbagi dalam beberapa tempat tinggal. Menurut Kamus
besar bahasa indonesia (1993:51 )
4. Apartemen didefinisikan sebagai “ several dwelling units a common
( usually an indoor ) acces and area enclosed by a common
strucutural envelope “ yang berarti unit hunian yang saling berbagi
akses yang sama dan dilingkupi ileh struktur kulit bangunan yang
sama. Menurut Buku Site Planing ( 1984 : 252 )
5. Apartemen yaitu satu ruangan atau rangkaian ruangan yang
diperlengkapi dengan sarana dan peralatan rumah tangga serta
dipakai sebagai rumah (Harris ; 1975 ; 20).
6. Apartemen didefinisikan sebagai “the apartment is a background for
the series of emotional experience. It should be a relaxing haven
4
from the tensions of earning a living, from noise and worry, and
strain. It

5
should provide beauty, convenience, security, and privacy for the
family living in it” yang berarti apartemen merupakan dasar
dari kumpulan emosi. Menurut buku Apartments : Their Design
and Development ( 1967 : 6 )
7. Apartemen adalah bangunan yang memuat beberapa grup hunian
yang berupa rumah flat atau rumah petak bertingkat yang diwujudkan
untuk mengatasi masalah perumahan akibat kepadatan tingkat
huniandan keterbatasan lahan dengan harga yang terjangkau di
perkotaan. (Endy Marlina Panduan Perancangan Bangunan
Komersial, Yogyakarta,2008)
8. “Apartement is a room or combination of rooms among similar
sets in one building designed, for use asdwelling”. (Apartemen
adalah sebuah ruangan atau beberapa susunan ruangan dalam
beberapa jenis yangmemakai kesamaan dalam suatu bangunan
yang digunakan sebagai rumah tinggal).The Random House of
Dictionary of The English Language.
9. -Tempat tinggal yang berada di satu lantai bangunan bertingkat rumah /
flat.- Bangunan bertingkat yang dibagi beberapa tempat tinggal dan unit-
unit.(Mulio, Anton M .1990 balai pustaka, Surakarta)
10. Apartemen adalah dibangun dalam suatu lingkungan, yang terbagi
dalam bagian yang distrukturkan secara fungsional dalam area yang
horizontal maupun vertikal & merupakan suatu kesatuan yang
masing- masing dapat digunakan terpisah, terutama untuk tempat
hunian yang dilengkapi bagian bersama, benda- benda bersama dan
tanah bersama. (James Hombeck dalam bukunya apartement &
dormitories).

B. FUNGSI APARTEMEN
Berikut adalah fungsi-fungsi bangunan apartemen sebagi berikut:
1. Fungsi utama, yaitu fungsi dominan dalam sebuah apartemen adalah
pemukiman. Apartemen mempunyai ruang-ruang yang mewadahi
aktifitas-aktifitas penghuni yang berlangsung secara rutin. Jenis aktifitas
tersebut antara lain: tidur, makan, menerima tamu,berinteraksi sosial,

6
melakukan hobi, bekerja, dan lain-lain.

7
2. Fungsi pendukung, merupakan fungsi-fungsi skunder yang ditambahkan
pada sebuah apartemen untuk mendukung dan menambah kenyamanan
berlangsungnya fungsi utama. Fungsi pendukung tersebut antara lain:
a. Layanan olahraga: fitness center, aerobic, kolam renang, dan lain-lain.
b. Layanan kesehatan: poliklinik dan apotik.
c. Layanan komersial: minimarket, restoran dan salon.
d. Layanan anak: tempat penitipan anak dan area bermain.
e. Fungsi pelengkap, merupakan fungsi-fungsi yang diadakan untuk
melengkapi berlangsungnya fungsi utama dan fungsi pendukung.
Ruangruang tersebut misalnya ruang administrasi, ruang cleaning service
dan ruang satpam.

C. STRUKTUR BANGUNAN APARTEMEN


Apartemen merupakan kumpulan hunian yang disusun secara
vertikal,terutama bagi respons terhadap tingginya harga lahan di pusat
kota atau tempat-tempat strategis lainnya. Struktur dan komponen
bahan yang digunakan pada pembangunan sebuah apartemen sesuai
untuk bangunan berlantai banyak. Beberapa sistem struktur yang sering
digunakan pada pembangunan apartemen adalah sebagai berikut:
1. Sistem struktur “Flat-palce cast in place reinforced concrete” dengan
peletakan kolom secara acak. Struktur ini menggunakan plat plat beton
pabrikasi yang dicetak dipabrik dan dipasang langsung ditempat dalam
bentuk siap pasang. Ukuran plat ini bervariasi,dan ukuran kolomnya
menyesuaikan dengan dimensi plat tersebut. Jarak antar kolom
disesuaikan juga dengan modul ruang dalam apartemen tersebut. Jarak
antarkolom yang ekonomis adalah 12 ft – 18 ft ( dari as ke as). Sistem
struktur seperti ini sering digunakan karena mempunyai kelebihan
seperti:
a. Elemen servis horizontal (ducting) yang diperlukan apartemen dapat
diletakkan di dalam lempengan beton sehingga dapat meniadakan
penggunaan plafond gantung. Lempengan beton tersebut juga dapat
berfungsi sebagai lantai di atasnya sehingga dapat mengurangi jarak
antar lantai.

8
b. Memungkinkan peletakan kolom secara acak sesuai dengan layout
lantai tipikal apartemen.

c. Memungkinkan adanya bukaan-bukaan pada elemen servis vertikal.


2. Sistem “Stell frame structure” yang lebih kuat dan lebih mudah dalam
pemasangannya disbanding dengan beton. Sistem struktur ini cenderung
mempunyai pola grid yang teratur,dengan jarak kolom yang eknomis 16
ft
– 24 ft,dan memiliki penahan angin (wind bracing) yang dapat
digunakan sebagai elemen struktur pada bangunan apartemen
dengan ketinggian 10- 12 lantai.

D. KLAFIKASI APARTEMEN
1. Klasifikasi Apartemen Berdasarkan Tipe Pengelolaan
Ada dua jenis apartemen berdasarkan jenis pembiayaannya yaitu:
a. Apartemen yang dibiayai oleh pemerintah.
b. Apartemen yang dibiayai oleh swasta/investor

Perbedaan antara kedua jenis apartemen ini umumnya


berpengaruh pada status kepemilikan unit-unit dalam apartemen
tersebut. Apartemen yang dibiayai olehpemerintah umumnya
berharga murah dan memiliki sistem sewa atau sistem belidengan
tipe kepemilikan bersama (cooperative), dan seringkali dibangun
untukmenampung masyarakat kalangan bawah yang tidak memiliki
tempat tinggal,disebut pula dengan istilah rumah susun. Sementara
apartemen yang dibiayai olehinvestor swasta umumnya
diperuntukkan bagi kalangan menengah dan kalanganatas, dengan
sistem sewa atau sistem beli dalam bentuk condominium.

2. Klasifikasi Apartemen Berdasarkan Sistem Kepemilikan


Ada dua jenis apartemen berdasarkan kepemilikan antara lain
(Apartments:Their Design and Development, 1967: 39-42):
a. Apartemen dengan sistem sewa
Pada apartemen ini, penghuni hanya membayar biaya sewa
unit yang ditempatinya kepada pemilik apartemen dan biasanya
biaya itu dibayarkan perbulan ataupun per tahun. Biaya utilitas
9
seperti listrik, air, gas, teleponditanggung sendiri oleh
penghuni. Sementara biaya maintenance dan gaji pegawai
pengelola apartemen ditanggung oleh pemilik. Penghuni yang
tidakingin tinggal lagi di apartemen tersebut

10
harus mengembalikan apartemen tersebut kepada pemiliknya,
kemudian pemilik akan mencari lagi orang baruuntuk mengisi
unit- unitnya yang kosong.
b. Apartemen dengan sistem beli
Apartemen dengan sistem beli dapat terbagi lagi menjadi
dua jenis yaitu:
 Apartemen dengan sistem kepemilikan bersama
(cooperative ownership). Pada apartemen ini, setiap
penghuni memiliki saham dalam perusahaan pemilik
apartemen serta menempati satu unit tertentu sesuai
dengan ketentuan perusahaan. Penghuni hanya bisa
menjual unitnya kepada orang yang telah dianggap
cocok oleh penghuni apartemen lainnya. Bila terdapat
unit apartemen yang kosong, maka sahamnya akan
dibagi rata diantara penghuni dan mereka harus
menanggung semua biaya maintenance unit yang
kosong tersebut, sampai unit tersebut ditempati oleh
penghuni baru.
 Condominium. Pada apartemen ini, setiap penghuni
menjadi pemilik dari unitnya sendiri dan memiliki
kepemilikan yang sama dengan penghuni lainnya
terhadap fasilitas dan ruang publik. Penghuni bebas
untuk menjual, menyewakan ataupun memberikan
kepemilikannya kepada orang lain. Jika terdapat unit
apartemen yang kosong, maka biaya maintenance unit
itu ditanggung oleh badan pengelola apartemen itu.
3. Klasifikasi Apartemen Berdasarkan Tinggi dan Besar
Bangunan

Berdasarkan kategori jenis dan besar bangunan (Akmal,


2007) Apartemen terdiri atas :
a. High-rise Apartement. Bangunan apartemen yang terdiri atas
lebih dari sepuluh lantai. Dilengkapi area parkir bawah tanah,
sistem keamanan dan servis penuh. Struktur apartemen lebih
11
kompleksehingga desain unit apartemen cenderung standar.
Jenis ini banyak dibangun di pusat kota.
b. Mid-Rise Apartement. Bangunan apartemen yang terdiri dari
tujuh sampai dengan sepuluh lantai. Jenis apartemen ini lebih
sering dibangun dikota satelit.
c. Low-Rise Apartement. Apartemen dengan ketinggian kurang
dari tujuh lantai dan menggunakan tangga sebagaialat
transportasi vertikal. Biasanya untuk golongan menengah ke
bawah.
d. Walked-Up Apartement. Bangunan apartemen yang terdiri atas
tiga lantai sampai dengan enam lantai. Apartemenini kadang-
kadang memiliki lift, tetapi bisa juga tidak. Jenis apartemen ini
disukai olehkeluarga yang besar (keluarga inti ditambahkan
dengan orang tua). Gedung apartemen hanya terdiri dari dua
atau tiga unit apartemen
e. Garden Apartement. Bangunan apartemen dua sampai empat
lantai. Apartemen ini memiliki halaman dan taman disekitar
bangunan. Apartemen ini sangat cocok untuk keluarga inti yang
memiliki anak kecil karena anak-anak dapat mudah mencapai
ke taman. Biasanya untuk golongan menengah ke atas.
4. Klasifikasi Apartemen Berdasarkan Sirkulasi Horisontal
Sirkulasi horisontal pada apartemen adalah berupa koridor.
Berdasarkan macam bentuk koridor, apartemen dapat
dikelompokkan menjadi yaitu:
1. Center Corridor Plan
Merupakan penataan apartemen dengan denah yang
menunjukkan adanya koridor yang diapit oleh hunian yang
terdapat pada kedua sisinya (interior corridor). Penataan
seperti ini dimungkinkan untuk lokasi dengan bentukan
memanjang,dengan view di kedua sisi bangunan yang baik
sehingga dapat dinikmati dari kedua sisi

12
bangunan. Hal ini juga dimaksudkan untuk meningkatkan nilai
jual/sewa apartemen.
2. Open Corridor Plan
Merupakan penataan ruang-ruang hunian yang memiliki satu koridor
(Exterior corridor) untuk melayani satu deret hunian.

Gambar 1.1 Open Corridor Plan


Penataan ini dimungkinkan untuk bentukan site yang
memanjang tetapi sempit, atau karena viewnya baik hanya di salah
satu sisi bangunan. Keuntungan penataan semacam ini adalah
kemungkinannya sirkulasi silang penghawan sehingga kenyamanan
penghawaan dapat dimaksimalkan.
3. Tower Plan
Pada apartemen tipe Tower Plan,denahnya terdiri dari satu
core pusat dengan unit-unit hunian mengelilingnya. Tipe ini
biasanya dipakai untuk apartemen yang dibangun di lokasi yang
sempit dengan bentuk bangunan tinggi. Tipe ini membutuhkan
alat bantu sirkulasi vertikal mekanik untuk meningkatkan
kenyamanan sirkulasinya sehingga biasanya tipe ini
mempunyai harga unit hunian yang relatif tinggi.

Gambar 1.2 Tower Plan

13
4. Cross Plan
Denah untuk apartemen tipe ini memiliki empat sayap
utama yang merupakan perkembangan keluar dari satu core.
Biasanya tipe ini dibangun di area-area pusat kota dengan
luasan site cukup,yang mempunyai view kesegala arah relatif

baik.
Gambar 1.3 Cross Plan

5. Klasifikasi Apartemen Berdasarkan Sirkulasi Vertikal


Berdasarkan sirkulasi vertikal, apartemen dapat dibagi menjadi
dua kelompok yaitu (Site Planning, 1984: 280-281):
a. Walk-up Apartment
Pada apartemen ini sirkulasi vertikal utamanya adalah
menggunakan tangga. Ketinggian bangunan apartemen ini
maksimal hanya 4 lantai. Apartemen ini dirancang dengan
koridor seminimal mungkin dan kebanyakan unit hunian dekat
dengan tangga sirkulasi. Apartemen ini dapat dibagi lagi
menjadi dua berdasarkan letak tangga sirkulasinya, yaitu :
 Core - type walk up apartment.
Pada apartemen tipe ini tangga sirkulasi (stair core)
dikelilingi oleh unit-unit hunian. Berdasarkan jumlah unit
hunian yang mengelilinginya, apartemen ini dapat dibagi lagi
menjadi 3 tipe yaitu :
1. Duplex : tangga sirkulasi apartemen dikelilingi dua unit
hunian

14
2. Triplex : tangga sirkulasi apartemen dikelilingi tiga unit
hunian.
3. Quadruplex : tangga sirkulasi apartemen dikelilingi
empat unit hunian
 Corridor – type walk up apartment.
Pada apartemen ini tangga sirkulasi terletak di kedua ujung
koridor. Dengan menggunakan tipe sirkulasi ini dapat
memperbanyak jumlah unit pada satu lantai.
b. Elevator Apartment.
Pada apartemen ini sirkulasi vertikal utamanya adalah lift
dan memiliki sirkulasi vertikal sekunder berupa tangga yang
seringkali juga merupakan tangga darurat. Umumnya
apartemen ini dilengkapi dengan lobby atau ruang tunggu lift.
Ketinggian bangunan umumnya diatas 6 lantai. Ada dua macam
sistem lift yang dapat digunakan pada tipe apartemen ini yaitu:
 Lift yang digunakan berhenti di setiap lantai bangunan
 Lift yang digunakan diprogram untuk berhenti hanya
pada lantai-lantai tertentu pada bangunan (Skip - floor
elevator system). Umumnya system ini digunakan pada
apartemen dengan sistem penyusunan lantai Duplex.
Kelebihan sistem ini antara lain dapat mengurangi
koridor publik dan memperluas ukuran unit hunian pada
lantai dimana lift tidak berhenti. Kelemahannya terletak
pada perlunya menambah tangga pada setiap unit hunian
6. Klasifikasi Apartemen Berdasarkan Tipe Unit
Klasifikasi pada apartemen berdasarkan tipe unitnya ada
empat (Akmal,2007), yaitu :
a. Studio Unit.
Apartemen yang hanya memiliki satu ruang. Ruang
ini sifatnya multifungsi sebagai ruang duduk, kamar tidur
dan dapur yang semula terbuka tanpa partisi. Satu-satunya

15
ruang yang terpisah biasanya hanya kamar mandi.
Apartemen tipe studio relatif kecil. Tipe ini sesuai dihuni
oleh satu orang atau pasangan tanpa anak. Luas minimal
20- 35 m2 .
b. Apartemen 1, 2, 3 Kamar / Apartemen Keluarga
Pembagian ruang apartemen ini mirip rumah biasa.
Memiliki kamar tidur terpisah serta ruang duduk, ruang
makan, dapur yang biasa terbuka dalam satu ruang atau
terpisah. Luas apartemen ini sangat beragam tergantung
ruang yang dimiliki serta jumlah kamarnya. Luas minimal
untuk satu kamar tidur adalah 25 m2 , 2 kamar tidur 30 m2 ,
3 kamar tidur 85 m2 , dan 4 kamar tidur 140 m2 .
c. Loft

Loft adalah bangunan bekas gudang atau pabrik yang


kemudian dialihfungsikan sebagai apartemen. Caranya
adalah dengan menyekatnyekat bangunan besar ini menjadi
beberapa hunian. Keunikan apartemen adalah biasanya
memiliki ruang yang tinggi, mezzanine atau dua lantai
dalam satu unit. Bentuk bangunannya pun cenderung
berpenampilan industrial. Tetapi, beberapa pengembang
kini menggunakan istilah loft untuk apartemen dengan
mezzanine atau dua lantai tetapi dalam bangunan yang baru.
Sesungguhnya ini salah kaprah karena kekhasan loft justru
pada konsep bangunan bekas pabrik dan gudangnya.

d. Penthouse.
Unit hunian ini berada dilantai paling atas sebuah
bangunan apartemen. Luasnya lebih besar daripada unit-
unit di bawahnya. Bahkan, kadang-kadang satu lantai hanya
ada satu atau dua unit saja. Selain lebih mewah, penthouse
juga

16
sangat private karena memiliki lift khusus untuk
penghuninya. Luas minimumnya adalah 300 m2.
7. Klasifikasi Apartemen Berdasarkan Bentuk Massa Bangunan
Ada 3 macam tipe apartemen berdasarkan bentuk massa
bangunannya yaitu (Apartments:Their Design and Development,
1967 : 46) :
a. Apartemen berbentuk Slab
Pada apartemen berbentuk slab, antara tinggi
bangunan dan lebar/panjang bangunan hampir sebanding,
sehingga bangunan berbentuk seperti kotak yang pipih.
Biasanya memiliki koridor yang memanjang dengan
unit- unit hunian berada di salah satu atau kedua sisi
koridor.
b. Apartemen berbentuk Tower
Pada apartemen berbentuk tower, lebar/panjang
bangunan lebih kecil dibandingkan dengan tingginya
sehingga bentuk bangunan seperti tiang. Biasanya
ketinggian bangunannya diatas 20 lantai. Sistem
sirkulasinya menggunakan sistem core karena
menggunakan lift. Ada berbagai variasi bentuk tower
antara lain :
 Single tower
Apartemen dengan hanya satu massa
bangunan. Core umumnya terletak di tengah.
Ruang koridor dapat diminimalkan. Unit-unit
hunian akan terletak dekat dengan tangga dan
lift. Berdasarkan bentuk massa, apartemen
dengan satu tower dapat dibedakan menjadi
tower plan, expanded tower plan, circular plan,
cross plan, dan five wing plan.
 Multi tower

17
Apartemen yang memiliki lebih dari satu
massa bangunan. Antara massa bangunan dapat
dihubungkan oleh suatu massa penghubung
ataupun hanya berupa pedestrian penghubung
saja. Bila massa bangunan dihubungkan oleh
suatu massa penghubung, umumnya massa
penghubung terletak di tengah dengan massa
lain mengelilinginya. Lift dan tangga diletakkan
pada massa penghubung tersebut. Sementara
untuk massa yang hanya dihubungkan oleh
pedestrian, tiap massa akan memiliki lift dan
tangga masing- masing.
 Apartemen dengan bentuk Varian (campuran
antara Slab dan Tower
8. Klasifikasi Apartemen Berdasarkan Golongan Sosial
Berdasarkan golongan sosial (Savitri & Ignatius &
Budiharjo & Anwar & Rahwidyasa,2007) pada pembangunan
apartemen, dibagi menjadi empat yaitu :
a. Apartemen Sederhana
b. Apartemen Menengah
c. Apartemen Mewah
d. Apartemen Super Mewah

Yang membedakan keempat tipe diatas adalah fasilitas yang


terdapat dalam apartemen tersebut. Semakin lengkap fasilitas
dalam sebuah apartemen, maka semakin mewah apartemen
tersebut. Pemilihan bahan bangunan dan sistem apartemen juga
berpengaruh.Semakin baik kualitas material dan semakin banyak
pelayanannya, semakin mewah apartemen tersebut.

18
9. Klasifikasi Apartemen Berdasarkan Penghuni
Pengklasifikasian yang berdasarkan penghuni (Savitri &
Ignatius & Budiharjo &Anwar & Rahwidyasa, 2007), jenis
apartemen dibagi menjadi empat, yaitu :
a. Apartemen Keluarga
Apartemen ini dihuni oleh keluarga yang terdiri dari ayah,
ibu, dan anaknya. terdiri dari 2 hingga 4 kamar tidur, belum
termasuk kamar tidur pembantu yang tidak selalu ada. Biasanya
dilengkapi dengan balkon untuk interaksi dengan dunia luar.
b. Apartemen Lajang
Apartemen ini dihuni oleh pria atau wanita yang belum
menikah dan biasanya tinggal bersama teman. Mereka
menggunakan apartemen sebagai tempat tinggal, bekerja, dan
beraktivitas lain diluar jam kerja.
c. Apartemen Bisnis / Ekspatrial
Apartemen ini digunakan oleh para pengusaha untuk
bekerja karena mereka telah mempunyai hunian sendiri diluar
apartemen ini. Biasanya terletak dekat dengan tempat kerja
sehingga member kemudahan bagi pengusaha untuk
mengontrol pekerjaannya.
d. Apartemen Manula
Apartemen ini merupakan suatu hal yang baru di
Indonesia, bahkan bias dibilang tidak ada meskipun sudah
menjadi sebuah kebutuhan. Diluar negeri seperti Amerika,
Cina, Jepang dan lain- lain, telah banyak ditemui apartemen
untuk hunian manusia usia lanjut. Desain apartemen
disesuaikan dengan kondisi fisik para manula dan
mengakomodasi manula dengan alat bantu jalan.

E. PEMILIHAN LOKASI APARTEMEN

Sesuai karakter utama konsumen apartemen yang mengutamakan

19
aspek efisiensi,pemilihan lokasi merupakan aspejk penting pada

20
perancangan sebuah apartemen. Apartemen direncanakan berada
ditempat-tempat yang berdekatan dengan zona-zona perkantoran atau
zona komersial dalam suatu wilayah sehingga meminimalkan waktu
dan biaya tempuh. Secara umum terdapat beberapa hal yang perlu di
pertimbangkan dalam pemilihan lokasi sebuah apartemen (Ditjen Cipta
Karya,DPU,1980:11) yaitu:

1. Waktu tempuh paling lama 30 menit untuk mencapai tempat


kerja dan pusat-pusat pelayanan di perkotaan.
2. Sudah terdapat jaringan infrastruktur yang lengkap.
Kelengkapan jaringan infrastruktur dapat meminimalkan biaya
pengadaan jaringan baru pada pengembangan sebuah
apartemen.
3. Aksesibilitas baik,sehingga meliputi ketersediaan sarana dan
prasarana transportasi dengan kualitas baik.

Gambar 1.4 Site Plan Apartement Verde One


Gambar diatas merupakan lokasi apartemen Verde One
dekat dengan kawasan perkantoran dan pusat kegiatan lainnya.
Selain efisiensi waktu dan biaya,aksesibilitas menjadi
pertimbangan
21
awal. Apartemen tersebut berada kota Jakarta.,sebagai respons
terhadap tuntunan konsumen atas efisiensi aksesibilitas.
4. Memberikan kesempatan untuk dapat membina individu dan
keluarga serta terjamin dari segala bahaya. Contohnya dengan
pemilihan lokasi di area-area yang tidak rawan bencana dan
memungkinkan terjadinya interaksi antara penghuni dengan
berbagai fasilitas layanan pengembangan sumber daya (fasilitas
pendidikan, fasilitas sosial,fasilitas komersial,dan lain-lain).

22
BAB 3
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Apartemen adalah bangunan yang memuat beberapa grup


hunian,yang berupa rumah rumah flat atau rumah petak bertingkat
yang diwujudkan untuk mengatasi masalah perumahan akibat
kepadatan tinggi hunian dan keterbatasan lahan. Sehingga
kebutuhan tempat tinggal akan semakin mendesak. Hal ini menuntut
pula kebiasaan hidup masyarakat yang akan berubah kearah
vertikal. Bangunan vertikal ini adalah Apartemen.

Selain kebutuhan lahan yang semakin terbatas apartemen


juga dapat memenuhi kebutuhan fasilitas hunian maupun fasilitas
penunjang yang lebih terjangkau dari pada massa bangunan yang
tertata secara majemuk, bangunan komersil terutama apartemen
yang semakin berkembang,Selain itu apartemen umumnya sebagai
respons terhadap tingginya harga tanah. Tetapi dalam sebuah
perancangan bangunan (apartemen) dibutuhkan kesesuaian yang
mampu mengakomodasi kebutuhan penggunanya secara optimal
dan sesuai tuntuan pengguna bangunan.

B. SARAN
Dalam merancang sebuah bangunan dalam hal ini adalah
apartemen, sangat perlu diperhatikan dari segi fungsionalnya dan
kenyamanan bagi para pengguna bangunan.
Kita sebagai mahasiswa sebaiknya memperbanyak literatur atau
referensi mengenai perancangan bangunan yang berfungsi sebagai
apartemen atau type-type bangunan lainnya agar wawasan kita
tentang dunia perancangan bisa semakin luas.

23
DAFTAR PUSTAKA
Broadbent,Geoffrey,1990,design in Architecture, Architecture and Human Sciences,
John Wiley& Sons, New York.
Chiara,Joseph (editor) 1990, Time Saver Standard: Building System & Material
,McGraw Hill,NY.
Ching,Francis DK, Terjemahan Paulus Hanoto Adjie, 1991, Arsitektur : Bentuk,
Ruang dan Susunannya,Penerbit Erlangga, Jakarta.

24

Anda mungkin juga menyukai