Oleh :
AMIN APRIADIN
F22119029
i
KATA PENGANTAR
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ......................................................................................... ii
DAFTAR ISI ........................................................................................................ iii
BAB 1 PENDAHULUAN ................................................................................... 1
A. Latar Belakang ......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................... 1
C. Tujuan ....................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN ..................................................................................... 2
A. RISHA (Rumah Instan Sederhana Sehat) ................................................ 2
B. Perumahan Berpagar ................................................................................ 5
C. Tiny House ............................................................................................... 6
D. Co-Housing .............................................................................................. 9
E. Felxible Architecture ................................................................................ 11
BAB III PENUTUP ............................................................................................. 14
A. Kesimpulan .............................................................................................. 14
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 16
iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Arsitektur kontemporer tidak muncul secara tiba- tiba tetapi didasari oleh
semangat perubahan yang berakar dari Revolusi Industri di Inggris. Revolusi
Industri mengakibatkan munculnya tipologi bangunan baru yang sebelumnya
belum pernah ada, seperti tipologi pabrik, gudang, dan sebagainya. Selain itu,
revolusi industri membawa material dan teknik baru dalam arsitektur.
Arsitektur kontemporer muncul karena kebutuhan akan gaya baru pada masa
tersebut kemudian terus berkembang ke era art and craft, dimana masyarakat
mulai jenuh dengan fabrikasi dan melakukan gerakan sosial craftmanship.
Arsitektur kontemporer berlanjut ke era perkembangan seni, seperti kubisme,
futurisme, dan neoplastisisme. Arsitektur kontemporer semakin lama semakin
berkembang sesuai dengan keadaan dunia yang tidak ingin terpaku pada
aturan-aturan klasik lagi. (Contemporary Architecture the Roots and Trends,
1964)
B. Rumusan Masalah
Bagaimana kemungkinan pengaplikasian ke 5 tema (RISHA, Perumahan
Berpagar, Tiny House, Co-Housing, Flexible Architecture) pada arsitektur
kontemporer dan bagaimana contoh sketsa ide konsep dari 5 tema tersebut?
C. Tujuan
Memaparkan bagaimana pengaplikasian 5 tema (RISHA, Perumahan
Berpagar, Tiny House, Co-Housing, Flexible Architecyure) pada arsitektur
kontemporer penerapan sketsa ide konsep dari 5 tema tersebut pada arsitektur
konetemporer.
1
BAB II
PEMBAHASAN
Kelebihan RISHA
• Hemat Tenaga Kerja
• Mutu Terjamin
• Hemat Bahan Bangunan
• Lebih Tahan Gempa
• Bisa Menjadi Rumah Tumbuh
Kekurangan RISHA
2
• Minus rumah instan ini di antaranya denah rumah terlihat kaku, dan
apabila dibangun satuan harga rumah bisa mahal.
• Disebut denah kaku karena komponennya mengacu pada ukuran modular,
sehingga akan repot apabila lahannya di luar ukuran modul.
• Lalu, harga satuan rumah bisa menjadi cukup mahal karena harus
berinvestasi pada cetakan.
Rumah RISHA terdiri dari tiga komponen utama, yaitu komponen P1, P2, dan P3.
Selain itu, ada juga panel dinding dan kusen. Untuk membangun satu modul
rumah RISHA dibutuhkan 40 panel. Rinciannya, yaitu 24 panel P1, 8 panel P2,
dan 8 panel penyambung alias simpul P3.
P1 mempunyai ukuran tebal 2,5 cm, lebar 30 cm, dan tinggi 120 cm. Panel ini
dikelilingi oleh frame ukuran 6 x 10 cm. Sementara P2 mempunyai tebal 2,5 cm,
lebar 20 cm, dan tinggi 120 cm, sedangkan frame yang mengelilinginya berukuran
6 x 10 cm. P3 atau disebut juga simpul mempunyai ukuran tebal 2,5 cm, lebar 30
cm, dan tinggi 30 cm. Ia dikelilingi oleh frame ukuran 6 x 10 cm.
• Panel struktur
• Panel dinding
• Panel kusen
• Atap, kaca, sanitair, daun pintu, finishing, dan lain-lain
3
Komponen Struktural RISHA
Panel Struktural
Panel struktural (P1 dan P2) berfungsi sebagai pemikul beban yang bekerja,
baik beban mati maupun beban hidup, dimana permukaannya tertutup dan tidak
tembus pandang.Panel struktural tersebut dapat digunakan sebagai kolom maupun
balok, dan sloof.
4
B. PERUMAHAN BERPAGAR
Perumahan berpagar bisa diartikan sebagai sebuah tipe perumahan ekslusif
yang mengatur ketat keluar-masuk warga yang bukan penghuni perumahan
tersebut. Perumahan berpagar ini juga biasa dicirikan oleh bangunan rumah
dengan tembok tinggi dan pagar.
5
• Pilihan jenis rumah dan perumahan yang tidak banyak.
• Keterjangkauan yang rendah karena harga yang cenderung mahal.
• Bukan merupakan komunitas yang terbuka.
C. TINY HOUSE
Tiny House merupakan Gerakan social yang mempromosikan dan
menganjurkan kepada masyarakat untuk mengecilkan ukuran rumah tinggal
mereka dan hidup sederhana di rumah-rumah berukuran kecil.
Dilansir dari The Spurce, Tiny House biasanya dibangun berdekatan dengan
alam seperti di hutan, pinggir sungai bahkan diatas pohon
6
Karakter Fisik Bangunan
Tiny house adalah sebuah bangunan hunian yang dapat memiliki bentuk fisik
yang bervariasi. Dalam kenyataannya dapat dijumpai tiny house yang
berwujud: truck, bus, container, trailer, boat, dan sebagainya. Adapun bentuk
yang paling banyak dijumpai adalah bentuk tiny house on the wheels, yang
terbuat dari konstruksi kayu dengan konstruksi bawahnya berupa trailer.
Umumnya denahnya berbentuk persegi panjang, dengan atap berbentuk atap
pelana atau atap datar. Bentuknya kecil menyebabkan Tiny House bersifat
mobile yang artinya dapat berpindah tempat dengan mudah. Ada juga Tiny
House yang menggunakan pondasi atau tiny house permanen.
• Tree house, Bentuk ini, juga sering dijumpai namun luasannya umumnya
sangat terbatas, karena berada di atas pohon.
7
• Cob House, Cob house terbuat dari material clay, sand dan straw,
sehingga harganya cukup murah, mudah dibuat dan ramah lingkungan.
• Capsule and Pods, Tipe ini berukuran lebih kecil dari tiny house pada
umumnya. Biasanya, hanya didisain untuk satu orang.
• Beach Huts, Beach hut, mirip seperti tiny house dari segi ukurannnya dan
biasanya berlokasi di dekat pantai
8
• Cubes, Cube adalah salah satu tipe tiny house yang berbentuk cube dan
umumnya bersifat pabrikasi. Luasannya umumnya lebih kecil dari tiny
house pada umumnya.
D. CO-HOUSING
Co-housing adalah konsep perumahan dimana partisipasi warga sangat kental
terasa mulai dari tahap mencari anggota komunitas, tahap desain, sampai
tahap operasional komunitas mereka. Konsep ini tentunya akan menjadikan
antar warga komunitas tersebut saling mengenal dan memiliki ikatan batin
yang kuat. Perumahan co-housing biasanya didesain sebagai kumpulan rumah
yang mengelilingi sebuah halaman tengah (courtyard). Jumlah keluarga yang
9
dapat membentuk co-housing ini mulai 7 keluarga sampai 67 keluarga,
namun pada umumnya co-housing yang sudah ada berjumlah 20-40 keluarga.
Jumlah ini dirasa yang paling ideal karena masih memungkinkan adanya
kontak sosial antar warga.
Kelebihan Co-Housing
Kekurangan Co-Housing
• Dibutuhkan waktu yang lama bagi calon penghuni pada tahap persiapan
hingga
• penempatan.
• Skema kepemilikan yang belum lazim untuk fasilitas bersama.
• Belum menemukan dukungan lembaga keuangan untuk skema
pembiayaan yang sesuai.
10
• Perlu lahan yang luas untuk menampung seluruh rumah dan fasilitas
bersama.
E. FLEXIBLE ARCHITECTURE
Bangunan yang fleksibel dapat mengakomodir kebutuhan penggunanya
dengan harapan apabila terjadi perubahan guna karena berkembangnya
kebutuhan pada bangunan dapat diakodir oleh bangunan tersebut. Dalam
suatu bangunan ia akan senantiasa mengalami perubahan.
Ada tiga hal yang dapat mempengaruhi perubahan yaitu perubahan budaya
yang berkembang pada satu masa, perubahan nilai real-estate dan perubahan
fungsi pada bangunan (Brand, 1994).
Menurut teori Brand (1994) terdapat enam layer yang pada bangunan yang
dapat mengalami perubahan pada bangunan yaitu Six S: Site, Structure, Skin,
Service, Space plan dan Stuff
11
Kronenburg (2007). merumuskan 4 karakter utama arsitektur fleksibel, yaitu
adaptation, transformation, movability dan interaction. Empat karakter ini adalah
kriteria umum yang harus dimiliki oleh arsitektur fleksibel.
1) ADAPTATION
2) TRANSFORMATION
3) MOVABILITY
Karakter yang ketiga adalah movability, dalam hal ini terkait dengan tingkat
fleksibilitas peletakan bangunan. Unsur-unsur bangunannya dapat dipindahkan
dari satu tempat ke tempat lainnya. Metode yang diterapkan adalah dengan
membuat bangunan menjadi ‘portable’, yaitu dapat dibongkar bagian per bagian
namun dapat dirakit kembali hingga menjadi utuh seperti semula.
4) INTERACTION
Karakter yang keempat adalah interaction, berkaitan dengan aksi dan reaksi
manusia dalam upayanya mewujudkan bangunan pintar (intelligent building).
Interactive architecture adalah arsitektur yang mengandalkan teknologi dalam
penerapannya. Tujuannya adalah membuat bangunan yang pintar sehingga
bangunan tersebut secara otomatis dapat mengakomodir kebutuhan penghuni.
12
Salah satu contoh dari Fleksible Architecture adalah Cliff House yang mengalami
perubahan beberapa kali mulai dari perluasan bangunan hingga diganti menjadi
bangunan baru.
13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Tiny house memberi banyak peluang untuk memiliki rumah, dengan construction
cost dan operational cost yang lebih terjangkau. Disamping itu, dengan ukuran
rumah yang lebih kecil maka lebih efisien dalam pemakaian energi, meningkatkan
volume rumah diatas lahan yang terbatas, serta memberi quality time yang lebih
baik bagi penghuninya. Sesuai dengan definisi Arsitektur Kontemporer yang tidak
terpaku pada satu model/gaya bangunan saja yang sejalan dengan bentuk Tiny
House yang berbeda-beda tergantung selera pemiliknya, membuat Tiny House
mempunyai kaitan yang sangat kuat dengan Arsitektur Kontemporer.
Kontemporer, jika dari sisi bangunan, maka co housing ini kebanyakan
mengadaptasi model/desain kontemporer yang mengikuti zaman, jika dilihat dari
sisi lain, maka co-housing ini menjadi solusi dari fenomena kontemporer (masa
kini) yang mana merujuk kepada sifat manusia yang semakin individualis. Co-
housing menciptakan kesepakatan dan komitmen antar penghuni untuk hidup
bersama sebagai sebuah komunitas dan mendapatkan manfaat dari interaksi sosial
yang dapat saling mendukung. Para penghuni terlibat dalam tata letak fisik,
perencanaan ruang, fasilitas umum dan kegiatan komunitas dengan sistem
berbagi, baik pangan maupun Pengelolaan lingkungan.
14
Fleksibilitas arsitektur memiliki keterkaitan dengan arsitektur kontemporer yaitu,
pengertian dari arsitektur kontemporer adalah gaya arsitektur abad ke 21 yang
perkembangannya mengikuti mode terkini dan fleksibilitas arsitektur sendiri
adalah gaya arsitektur yang menyesuaikan dengan kebutuhan penggunanya dan
dapat berubah dari waktu ke waktu (mengikuti perkembangan zaman).
15
DAFTAR PUSTAKA
• https://simantu.pu.go.id/personal/img-
post/adminkms/post/20200722132720__F__359_2015_RISHA_Rumah_in
stan_sederhana_sehat.pdf
• https://www.arsitag.com/article/arsitektur-dan-desain-kontemporer
• https://interiordesign.id/tiny-house-movement-mendesain-mungil-yang-
sederhana-namun-sangat-nyaman/
• https://issuu.com/syarofinaazzahra/docs/syarofina_az_zahra_konsep_co-
housing_dan_land_shar
• https://www.situstekniksipil.com/2017/12/perumahan-yang-fleksibel-dan-
mudah.html
• https://www.researchgate.net/profile/Rina-Septya-
Eviany/publication/325312354_Analisis_Dampak_Munculnya_Perumaha
n_Dengan_Konsep_Komunitas_Berpagar_Gated_Community_Di_Desa_S
oregenen_Kabupaten_Sleman_Dalam_Perspektif_Sustainable_Developme
nt/links/5b0502a9aca2720ba099e909/Analisis-Dampak-Munculnya-
Perumahan-Dengan-Konsep-Komunitas-Berpagar-Gated-Community-Di-
Desa-Soregenen-Kabupaten-Sleman-Dalam-Perspektif-Sustainable-
Development.pdf
16