Anda di halaman 1dari 20

ARSITEKTUR KONTEMPORER

PENGAPLIKASIAN 5 TEMA (RISHA, Perumahan Berpagar, Tiny House, Co-


Housing, Flexible Architecture) PADA ARSITEKTUR KONTEMPORER

Oleh :
AMIN APRIADIN
F22119029

PROGRAM STUDI S1 ARSITEKTUR


JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS TADULAKO
2022

i
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT


yang telah melimpahkan raahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah ini guna memenuhi tugas Ujian Tengah Semester
untuk mata kuliah Arsitektur Kontemporer yang berjudul :
“PENGAPLIKASIAN 5 TEMA (RISHA, Perumahan Berpagar, Tiny
House, Co-Housing, Flexible Architecture) PADA ARSITEKTUR
KONTEMPORER.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas
dari bantuan banyak pihak yang dengan tulus yang dengan tulus
memberikan doa, saran dan kritik sehingga makalah ini dapat terselesaikan.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari
sempurna dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami
miliki. Oleh karena itu, penulis mengharapkan segala bentuk saran serta
masukan bahkan kritik yang membangun dari berbagai pihak. Akhirnya
kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi
perkembangan dunia pendidikan.

Palu, 08 November 2022

Amin Apriadin F222119029

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ......................................................................................... ii
DAFTAR ISI ........................................................................................................ iii
BAB 1 PENDAHULUAN ................................................................................... 1
A. Latar Belakang ......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................... 1
C. Tujuan ....................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN ..................................................................................... 2
A. RISHA (Rumah Instan Sederhana Sehat) ................................................ 2
B. Perumahan Berpagar ................................................................................ 5
C. Tiny House ............................................................................................... 6
D. Co-Housing .............................................................................................. 9
E. Felxible Architecture ................................................................................ 11
BAB III PENUTUP ............................................................................................. 14
A. Kesimpulan .............................................................................................. 14
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 16

iii
iv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Arsitektur kontemporer tidak muncul secara tiba- tiba tetapi didasari oleh
semangat perubahan yang berakar dari Revolusi Industri di Inggris. Revolusi
Industri mengakibatkan munculnya tipologi bangunan baru yang sebelumnya
belum pernah ada, seperti tipologi pabrik, gudang, dan sebagainya. Selain itu,
revolusi industri membawa material dan teknik baru dalam arsitektur.
Arsitektur kontemporer muncul karena kebutuhan akan gaya baru pada masa
tersebut kemudian terus berkembang ke era art and craft, dimana masyarakat
mulai jenuh dengan fabrikasi dan melakukan gerakan sosial craftmanship.
Arsitektur kontemporer berlanjut ke era perkembangan seni, seperti kubisme,
futurisme, dan neoplastisisme. Arsitektur kontemporer semakin lama semakin
berkembang sesuai dengan keadaan dunia yang tidak ingin terpaku pada
aturan-aturan klasik lagi. (Contemporary Architecture the Roots and Trends,
1964)

B. Rumusan Masalah
Bagaimana kemungkinan pengaplikasian ke 5 tema (RISHA, Perumahan
Berpagar, Tiny House, Co-Housing, Flexible Architecture) pada arsitektur
kontemporer dan bagaimana contoh sketsa ide konsep dari 5 tema tersebut?

C. Tujuan
Memaparkan bagaimana pengaplikasian 5 tema (RISHA, Perumahan
Berpagar, Tiny House, Co-Housing, Flexible Architecyure) pada arsitektur
kontemporer penerapan sketsa ide konsep dari 5 tema tersebut pada arsitektur
konetemporer.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. RISHA (Rumah Instan Sederhana Sehat)

RISHA merupakan sebuah singkatan dari kata ‘Rumah Instan


Sederhana Sehat’.Rumah RISHA merupakan rumah layak huni dengan
harga terjangkau dan bisa dibangun dalam waktu singkat.Singkatnya,
waktu pembangunan tersebut membuat rumah RISHA disebut juga sebagai
rumah teknologi instan.Rumah instan ini muncul sebagai inovasi yang
dikembangkan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian
PUPR.Inovasi itu didasari oleh kebutuhan akan percepatan penyediaan
perumahan dengan harga terjangkau.Hasil pengembangan Kementerian
PUPR ini hadir pada 2004. Lalu, diaplikasikan untuk pertama kalinya pada
2006 di Aceh.

Konsep teknologi Risha terinspirasi dari permainan anak-anak, yaitu


lego. Karakter Risha identik dengan permainan tersebut karena desain
bangunan rumah dapat diubah-ubah sesuai dengan keinginan atau
kebutuhan dari penghuninya. Sarna seperti lego, desain Risha adalah
perwujudan sebuah desain modular, yaitu konsep yang membagi sistem
menjadi bagian-bagian kecil (modul) dengan ukuran yang efisien agar
dapat dirakit menjadi sejumlah besar produk yang berbeda-beda.

Risha sebagai bentuk rekayasa teknologi knock downyang digunakan


pada bangunan rumah tinggal sederhana sehat,telah sesuai dengan Kepmen
Kimpraswil No. 403/KPTS/M/2003 tentang Pedoman Teknis Rumah
Sederhana Sehat. Teknologi Risha yang menggunakan bahan beton
bertulang dan tidak banyak mengkonsumsi material dari alam sangat layak
dikembangkan karena ramah lingkungan dan memenuhi standar.

Kelebihan RISHA
• Hemat Tenaga Kerja
• Mutu Terjamin
• Hemat Bahan Bangunan
• Lebih Tahan Gempa
• Bisa Menjadi Rumah Tumbuh

Kekurangan RISHA

2
• Minus rumah instan ini di antaranya denah rumah terlihat kaku, dan
apabila dibangun satuan harga rumah bisa mahal.
• Disebut denah kaku karena komponennya mengacu pada ukuran modular,
sehingga akan repot apabila lahannya di luar ukuran modul.
• Lalu, harga satuan rumah bisa menjadi cukup mahal karena harus
berinvestasi pada cetakan.

Komponen dan Struktur RISHA

Rumah RISHA terdiri dari tiga komponen utama, yaitu komponen P1, P2, dan P3.
Selain itu, ada juga panel dinding dan kusen. Untuk membangun satu modul
rumah RISHA dibutuhkan 40 panel. Rinciannya, yaitu 24 panel P1, 8 panel P2,
dan 8 panel penyambung alias simpul P3.

P1 mempunyai ukuran tebal 2,5 cm, lebar 30 cm, dan tinggi 120 cm. Panel ini
dikelilingi oleh frame ukuran 6 x 10 cm. Sementara P2 mempunyai tebal 2,5 cm,
lebar 20 cm, dan tinggi 120 cm, sedangkan frame yang mengelilinginya berukuran
6 x 10 cm. P3 atau disebut juga simpul mempunyai ukuran tebal 2,5 cm, lebar 30
cm, dan tinggi 30 cm. Ia dikelilingi oleh frame ukuran 6 x 10 cm.

Contohnya, rumah RISHA tipe 33 membutuhkan bahan bangunan sebagai berikut:

• Panel struktur
• Panel dinding
• Panel kusen
• Atap, kaca, sanitair, daun pintu, finishing, dan lain-lain

3
Komponen Struktural RISHA

Komponen struktural adalah komponen yang mendukung berdirinya


bangunan (rumah tinggal). Jika komponen structural dihilangkan, maka bangunan
akan terjadi kerusakan dan tidak dapat berfungsi sebagai mana mestinya.
Komponen structural dibagi menjadi tiga sistem, yaitu: sistem pondasi, sistem
rangka, dan sistem atap. Pada teknologi Risha, komponen struktural utama terdiri
dari 3 panel, yaitu: 1) panel struktural tipe 1 (P1 ), 2) panel struktural tipe 2 (P2),
dan 3) panel simpul atau penyambung (P3). Ketiga panel Risha tersebut
merupakan bagian darisistem rangka.

Panel Struktural

Panel struktural (P1 dan P2) berfungsi sebagai pemikul beban yang bekerja,
baik beban mati maupun beban hidup, dimana permukaannya tertutup dan tidak
tembus pandang.Panel struktural tersebut dapat digunakan sebagai kolom maupun
balok, dan sloof.

Contoh Pengaplikasian RISHA

4
B. PERUMAHAN BERPAGAR
Perumahan berpagar bisa diartikan sebagai sebuah tipe perumahan ekslusif
yang mengatur ketat keluar-masuk warga yang bukan penghuni perumahan
tersebut. Perumahan berpagar ini juga biasa dicirikan oleh bangunan rumah
dengan tembok tinggi dan pagar.

Menurut Dr. Sonia Roitman, Perumahan berpagar adalah permukiman yang


diduduki oleh kelompok sosial yang homogen yang ruang publiknya telah di
privatisasi. Akses masuk ke dalamnya dibatasi oleh satuan keamanan di pintu
gerbang.

Between Two Gates adalah satuan lingkungan terkecil pemukiman yang


bersifat semi tertutup karena diapit oleh gerbang-gerbang pada dua ujungnya.

Kelebihan Perumahan Berpagar


• Pemukiman berkepadatan tinggi dan bentuk bangunan yang kompak
sesuai untuk perkotaan modern.
• Lingkungan yang aman, tenang, privat, “traffic calming”, dan
pedestrianisasi lingkungan
• Penghuni yang lebih dapat diprediksi karakternya.
• Kualitas disain yang baik.
• Dapat dirancang terintegrasi dengan fasilitas bagi komunitas yang
mencukupi.
• Dapat dirancang menjadi lingkungan bersuasana ruang yang nyaman
dan komunalitas yang baik

Kekurangan Perumahan Berpagar

• Keanekaragaman fungsi ruang yang rendah menjadikan ketergantungan


yang tinggi pada mobilitas
• Konektivitas jalan yang rendah dengan jaringan jalan perkotaan.
• Keanekaragaman sosial yang rendah

5
• Pilihan jenis rumah dan perumahan yang tidak banyak.
• Keterjangkauan yang rendah karena harga yang cenderung mahal.
• Bukan merupakan komunitas yang terbuka.

Contoh pengaplikasian Perumahan Berpagar

C. TINY HOUSE
Tiny House merupakan Gerakan social yang mempromosikan dan
menganjurkan kepada masyarakat untuk mengecilkan ukuran rumah tinggal
mereka dan hidup sederhana di rumah-rumah berukuran kecil.

Dilansir dari The Spurce, Tiny House biasanya dibangun berdekatan dengan
alam seperti di hutan, pinggir sungai bahkan diatas pohon

Krakteristik Tiny House


 Umumnya dibawah atau sekitar 1000 sq ft.
 Hampir merupakan handmade dari owner/builder maupun small
company. Dalam banyak kasus di Amerika banyak owner
membangun sendiri, sehingga dapat disesuikan dengan kebutuhannya.
 Dapat dikelompokkan dalam 4 kategori ukuran informal, yaitu:
a. Largest to smallest cottage (up to 1000 sq. ft. or more)
b. Classic (100-300 sq.ft)
c. Micro (under 100 sq.ft)
d. Short-term/wee shelters (less than 100 sq.ft

6
Karakter Fisik Bangunan
Tiny house adalah sebuah bangunan hunian yang dapat memiliki bentuk fisik
yang bervariasi. Dalam kenyataannya dapat dijumpai tiny house yang
berwujud: truck, bus, container, trailer, boat, dan sebagainya. Adapun bentuk
yang paling banyak dijumpai adalah bentuk tiny house on the wheels, yang
terbuat dari konstruksi kayu dengan konstruksi bawahnya berupa trailer.
Umumnya denahnya berbentuk persegi panjang, dengan atap berbentuk atap
pelana atau atap datar. Bentuknya kecil menyebabkan Tiny House bersifat
mobile yang artinya dapat berpindah tempat dengan mudah. Ada juga Tiny
House yang menggunakan pondasi atau tiny house permanen.

Kelebihan Tiny House


• Merupakan bentuk fisik hunian yang bersifat mobile, sehingga
penghuni dapat menyesuaikan site / tapak termaksud didalamnya
view, accesssbility, sesuai keinginan dan kebutuhan penghuni.
• Luasan yang terbilang kecil dan simple memudahkan penghuni dalam
hal perawatan sehingga meningkatkan quality time penghuni.
• Building cost yang terjangkau disertai operational cost yang kecil
memberi keuntungan financial bagi penghuni.

Kekurangan Tiny House

• Keterbatasan luasan ruang menimbulkan masalah baru jika ternyata


keluarga bertumbuh, seperti: penambahan anggota keluarga, usia anak
yang semakin besar, dan sebagainya.
• Bentuk dan ukuran dari furniture umumnya banyak mengalami
penyesuaian (custom) dengan luasan ruang.
• Utilitas, merupakan faktor yang harus direncanakan dengan matang,
karena bangunan yang bersifat mobile dan tidak permanen sehingga
sumber air bersih, listrik, gas, dan penyaluran air kotor maupun limbah
buangan manusia harus disesuaikan dengan kondisi tersebut.

Tipe-tipe Tiny House

• Tree house, Bentuk ini, juga sering dijumpai namun luasannya umumnya
sangat terbatas, karena berada di atas pohon.

7
• Cob House, Cob house terbuat dari material clay, sand dan straw,
sehingga harganya cukup murah, mudah dibuat dan ramah lingkungan.

• Capsule and Pods, Tipe ini berukuran lebih kecil dari tiny house pada
umumnya. Biasanya, hanya didisain untuk satu orang.

• Beach Huts, Beach hut, mirip seperti tiny house dari segi ukurannnya dan
biasanya berlokasi di dekat pantai

• Converted Trucks, Converted truck merupakan transformasi dari truk


menjadi hunian kecil atau tiny house

8
• Cubes, Cube adalah salah satu tipe tiny house yang berbentuk cube dan
umumnya bersifat pabrikasi. Luasannya umumnya lebih kecil dari tiny
house pada umumnya.

Contoh pengaplikasian Tiny House

D. CO-HOUSING
Co-housing adalah konsep perumahan dimana partisipasi warga sangat kental
terasa mulai dari tahap mencari anggota komunitas, tahap desain, sampai
tahap operasional komunitas mereka. Konsep ini tentunya akan menjadikan
antar warga komunitas tersebut saling mengenal dan memiliki ikatan batin
yang kuat. Perumahan co-housing biasanya didesain sebagai kumpulan rumah
yang mengelilingi sebuah halaman tengah (courtyard). Jumlah keluarga yang

9
dapat membentuk co-housing ini mulai 7 keluarga sampai 67 keluarga,
namun pada umumnya co-housing yang sudah ada berjumlah 20-40 keluarga.
Jumlah ini dirasa yang paling ideal karena masih memungkinkan adanya
kontak sosial antar warga.

Konsep perumahan co-housing ini berawal Di denmark pada tahun 1960an.


Konsep ini Berkembang pada komunitas yang merasa tidak puas dengan
perumahan yang mereka tinggali saat itu karena tidak sesuai dengan
kebutuhan mereka. Hingga pada akhirnya bodil graae menulis sebuah artikel
berjudul "children should have one hundred parents” 3 . Artikel ini menjadi
dasar ‘pergerakan’ sekitar 50 keluarga untuk membentuk sebuah komunitas
pada tahun 1967. Komunitas ini lalu mengembangkan perumahan co-housing
di Sættedammen. Orang yang mempunyai pengaruh besar di sini adalah jan
gudmand høyer yang mendapat inspirasi dari studi arsitekturnya di Harvard
dan pada proyek eksperimen co-housing di usa.

Prinsip dan Karakteristik Co-Housing


• Proses partispatif
• Desain perumahan harus mendukung kehidupan berkomunitas
• Adanya fasilitas bersama
• Dikelola oleh penghuni
• Pengambilan keputusan harus dilakukan secara konsensus
• Sistem komunikasi tidak komunal

Kelebihan Co-Housing

• Mendapatkan hunian yang sesuai dengan kebutuhan penghuninya.


• Mendukung konsep green environment dengan adanya sharing fasilitas
bersama
• Menghemat biaya operasional per rumah tangga karena ada fasilitas
bersama.
• Dapat memilih lokasi yang paling sesuai dengan kebutuhan warganya.

Kekurangan Co-Housing

• Dibutuhkan waktu yang lama bagi calon penghuni pada tahap persiapan
hingga
• penempatan.
• Skema kepemilikan yang belum lazim untuk fasilitas bersama.
• Belum menemukan dukungan lembaga keuangan untuk skema
pembiayaan yang sesuai.

10
• Perlu lahan yang luas untuk menampung seluruh rumah dan fasilitas
bersama.

Contoh Pengaplikasian Co-Housing

E. FLEXIBLE ARCHITECTURE
Bangunan yang fleksibel dapat mengakomodir kebutuhan penggunanya
dengan harapan apabila terjadi perubahan guna karena berkembangnya
kebutuhan pada bangunan dapat diakodir oleh bangunan tersebut. Dalam
suatu bangunan ia akan senantiasa mengalami perubahan.
Ada tiga hal yang dapat mempengaruhi perubahan yaitu perubahan budaya
yang berkembang pada satu masa, perubahan nilai real-estate dan perubahan
fungsi pada bangunan (Brand, 1994).

Menurut Kronenburg (2007) fleksibielitas dalam arsitektur dimaksudkan


untuk menanggapi perubahan dan bereaksi pada bentukan bangunan itu
sendiri, beradaptasi dengan perubahan yang baru, sehingga bangunan tidak
bersifat stagnan. Fleksibilitas yang ditawarkan menjadi konsep baru terhadap
pendidikan untuk masyarakat marjinal karena akan banyak melibatkan
banyak faktor.

Menurut teori Brand (1994) terdapat enam layer yang pada bangunan yang
dapat mengalami perubahan pada bangunan yaitu Six S: Site, Structure, Skin,
Service, Space plan dan Stuff

Karakteristik Flexible Architecture

11
Kronenburg (2007). merumuskan 4 karakter utama arsitektur fleksibel, yaitu
adaptation, transformation, movability dan interaction. Empat karakter ini adalah
kriteria umum yang harus dimiliki oleh arsitektur fleksibel.

1) ADAPTATION

Karakter pertama adalah adaptation, yang berarti bangunan dapat merespon


perubahan-perubahan yang terjadi, sehingga perubahan yang terjadi di masa
depan dapat diakomodir oleh bangunan tersebut. Desain yang adaptable
merupakan suatu strategi untuk merespon kondisi dimana suatu bangunan tidak
selalu menjadi bangunan yang akan dihuni seseorang atau sebuah kelompok (ke
luarga) saja, melainkan untuk sekumpulan orang lain yang akan menghuni
bangunan itu di masa depan.

2) TRANSFORMATION

Karakter yang kedua adalah transformation, berhubungan dengan perubahan


bentuk, volume dan tampak bangunan.Sebuah bangunan yang transformable
adalah bangunan yang bentuk, volume, wujud dan fasadnya berubah berdasarkan
perubahan fisik dari struktur atau kulit bangunannya.

3) MOVABILITY

Karakter yang ketiga adalah movability, dalam hal ini terkait dengan tingkat
fleksibilitas peletakan bangunan. Unsur-unsur bangunannya dapat dipindahkan
dari satu tempat ke tempat lainnya. Metode yang diterapkan adalah dengan
membuat bangunan menjadi ‘portable’, yaitu dapat dibongkar bagian per bagian
namun dapat dirakit kembali hingga menjadi utuh seperti semula.

4) INTERACTION

Karakter yang keempat adalah interaction, berkaitan dengan aksi dan reaksi
manusia dalam upayanya mewujudkan bangunan pintar (intelligent building).
Interactive architecture adalah arsitektur yang mengandalkan teknologi dalam
penerapannya. Tujuannya adalah membuat bangunan yang pintar sehingga
bangunan tersebut secara otomatis dapat mengakomodir kebutuhan penghuni.

Contoh Pengaplikasian Flexible Architecture

12
Salah satu contoh dari Fleksible Architecture adalah Cliff House yang mengalami
perubahan beberapa kali mulai dari perluasan bangunan hingga diganti menjadi
bangunan baru.

13
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari pemaparan materi diatas, dapat disimpulkan bahwa ke 5 tema diatas


memiliki keterkaitan dengan Arsitektur Kontemporer. Istilah arsitektur
kontemporer mengacu pada gaya bangunan saat ini. Dalam bidang arsitektur,
kontemporer dan modern tidak memiliki makna yang sama. Kontemporer pada
dasarnya adalah gaya desain yang sedang up to date atau sedang diproduksi pada
masa sekarang. Kontemporer bersifat dinamis dan tidak terikat oleh suatu era.
Sebaliknya, modern pada dasarnya menandakan sebuah era setelah era tradisional
atau pra-industri. Desain yang kontemporer menampilkan gaya yang lebih baru.

Pengaplikasian Perumahan Berpagar dalam keterkaitannya pada arsitekur


kontemporer yaitu Perumahan berpagar bisa diartikan sebagai sebuah tipe
perumahan ekslusif yang mengatur ketat keluar-masuk warga yang bukan
penghuni perumahan tersebut. Between Two Gates adalah satuan lingkungan
terkecil pemukiman yang bersifat semi tertutup karena diapit oleh gerbang-
gerbang pada dua ujungnya.

Tiny house memberi banyak peluang untuk memiliki rumah, dengan construction
cost dan operational cost yang lebih terjangkau. Disamping itu, dengan ukuran
rumah yang lebih kecil maka lebih efisien dalam pemakaian energi, meningkatkan
volume rumah diatas lahan yang terbatas, serta memberi quality time yang lebih
baik bagi penghuninya. Sesuai dengan definisi Arsitektur Kontemporer yang tidak
terpaku pada satu model/gaya bangunan saja yang sejalan dengan bentuk Tiny
House yang berbeda-beda tergantung selera pemiliknya, membuat Tiny House
mempunyai kaitan yang sangat kuat dengan Arsitektur Kontemporer.

Keterkaitan antara co-housing dan arsitektur

Kontemporer, jika dari sisi bangunan, maka co  housing ini kebanyakan
mengadaptasi model/desain kontemporer yang mengikuti zaman, jika dilihat dari
sisi lain, maka co-housing ini menjadi solusi dari fenomena kontemporer (masa
kini) yang mana merujuk kepada sifat manusia yang semakin individualis. Co-
housing menciptakan kesepakatan dan komitmen antar penghuni untuk hidup
bersama sebagai sebuah komunitas dan mendapatkan manfaat dari interaksi sosial
yang dapat saling mendukung. Para penghuni terlibat dalam tata letak fisik,
perencanaan ruang, fasilitas umum dan kegiatan komunitas dengan sistem
berbagi, baik pangan maupun Pengelolaan lingkungan.

14
Fleksibilitas arsitektur memiliki keterkaitan dengan arsitektur kontemporer yaitu,
pengertian dari arsitektur kontemporer adalah gaya arsitektur abad ke 21 yang
perkembangannya mengikuti mode terkini dan fleksibilitas arsitektur sendiri
adalah gaya arsitektur yang menyesuaikan dengan kebutuhan penggunanya dan
dapat berubah dari waktu ke waktu (mengikuti perkembangan zaman).

15
DAFTAR PUSTAKA

• https://simantu.pu.go.id/personal/img-
post/adminkms/post/20200722132720__F__359_2015_RISHA_Rumah_in
stan_sederhana_sehat.pdf
• https://www.arsitag.com/article/arsitektur-dan-desain-kontemporer
• https://interiordesign.id/tiny-house-movement-mendesain-mungil-yang-
sederhana-namun-sangat-nyaman/
• https://issuu.com/syarofinaazzahra/docs/syarofina_az_zahra_konsep_co-
housing_dan_land_shar
• https://www.situstekniksipil.com/2017/12/perumahan-yang-fleksibel-dan-
mudah.html
• https://www.researchgate.net/profile/Rina-Septya-
Eviany/publication/325312354_Analisis_Dampak_Munculnya_Perumaha
n_Dengan_Konsep_Komunitas_Berpagar_Gated_Community_Di_Desa_S
oregenen_Kabupaten_Sleman_Dalam_Perspektif_Sustainable_Developme
nt/links/5b0502a9aca2720ba099e909/Analisis-Dampak-Munculnya-
Perumahan-Dengan-Konsep-Komunitas-Berpagar-Gated-Community-Di-
Desa-Soregenen-Kabupaten-Sleman-Dalam-Perspektif-Sustainable-
Development.pdf

16

Anda mungkin juga menyukai