Anda di halaman 1dari 26

RISHA

PREFABRICATION STRUCTURE

HILAL QOUMY RAMADHAN


F 221 19 011

ARSITEKTUR KONTEMPORER
1
LATAR BELAKANG

1
Latar Belakang

Fenomena pertumbuhan penduduk terjadi akibat terjadinya


keseimbangan dinamis antara kekuatan menambah dan mengurangi jumlah
penduduk. Jumlah penduduk akan selalu dipengaruhi oleh kelahiran bayi dan
juga jumlah kematian yang terjadi pada semua tingkat usia.
Pertumbuhan penduduk selalu berhubungan dengan munculnya
peningkatan kebutuhan utama seperti sandang, pangan, dan papan.
Kebutuhan akan papan atau rumah merupakan kebutuhan yang sifat
utamanya adalah kebutuhan fisik dan juga sifat psikologis.

2
Latar Belakang

Mengatasi pemenuhan kebutuhan rumah yang sangat tinggi, maka


diperlukan suatu upaya penyediaan perumahan yang sangat cepat dan
berkualitas baik sesuai Standar Nasional Indonesia. Penyediaan rumah
sebaiknya juga dapat mengakomodasi kebutuhan penghuni, seperti
pertambahan jumlah penghuni rumah.
Berdasarkan hasil kegiatan evaluasi kebijakan Rumah Sehat dan Rumah
Sehat Sederhana oleh Tim Puskim tahun 1996-2000, ditemukan bahwa 80%
bangunan tempat tinggal telah mengalami perubahan dari bentuk asli karena
terjadi kerusakan bangunan atau pertambahan jumlah penghuni rumah.

3
2
SEJARAH

4
Sejarah

Di Indonesia, RISHA digolongkan dalam teknologi struktur prafabrikasi


sederhana. Sebuah struktur RISHA diawali dari terciptanya teknologi struktur
prafabrikasi itu sendiri. Dalam dunia arsitektur, beberapa komunitas dan
kelompok etnis sudah memiliki suatu system konstruksi cepat bangun sderhana.
Hal ini mendukung kebutuhan dan gaya hidup nomadik mereka.
Keberadaan prafabrikasi berawal dari abad ke-17, saat rumah berpanel
dikirim dari Inggris untuk menyediakan rumah bagi para nelayan sebagai rumah
berpindah-pindah yang sifatnya sementara. Hal ini kemudian secara bertahap
berlanjut dari tahun ke tahun. Mulai dari log cabins hingga pengembangan
Thomas Edison terhadap rumah beton tuang.

5
Sejarah

Dalam rangka mendukung upaya percepatan pembangunan perumahan di


Indonesia, Kementerian Pekerjaan Umum melalui Pusat Penelitian dan
Pengembangan Permukiman telah melaksanakan penelitian untuk menghasilka
teknologi inovasi desain rumah sederhana sehat yang dapat diproduksi dengan
cepat.
Inovasi tersebut berupa rancangan teknologi konstruksi bangunan rumah
tinggal dengan komponen yang kompak dan berukuran modular serta
menggunakan sistem bongkar pasang/knock down yang dapat disediakan secara
pabrikasi. Teknologi konstruksi inovatif ini dikenal dengan sebutan Rumah
Instan Sederhana Sehat (RISHA) yang telah dirilis pada 20 Desember 2004.

6
3
DEFINISI

7
Definisi

Rumah Instan
Tempat untuk tumbuh dan Langsung jadi (melalui
berkembangnya suatu keluarga perakitan komponen di
lapangan tanpa perlu
melakukan proses pengerjan
cor, pengelasan atau
penyambungan).

8
Definisi

Sederhana seHAt
Komponen-komponen yang Suatu kondisi yang berjalan
dibuat secara sederhana dan normal dan sesuai dengan
seringan mungkin, sehingga fungsinya.
tidak rumit dan cepat
dikerjakan dilapangan serta
memiliki kualitas yang baik
karena dibuat di pabrik dengan
standar sesuai ketentuan.
9
Definisi

RISHA adalah sebuah


penemuan teknologi konstruksi
knock down yang dapat
dibangun dengan waktu cepat,
dengan menggunakan bahan
beton bertulang pada struktur
utamanya.

10
4
KARAKTERISTIK

11
Karakteristik

Karena jenis dari RISHA merupakan sturktur prafabrikasi, maka RISHA


memiliki beberapa komponen sebagai berikut :

▰ Komponen Pondasi
▰ Komponen Struktural RISHA
▰ Komponen Utilitas
▰ Komponen Non Struktural
▰ Komponen Atap

12
Komponen RISHA

▰ Komponen Pondasi
Sistem RISHA juga diperlukan
pondasi untuk menjaga agar panel
struktural RISHA dapat berdiri tegak
dan menapak tanah dengan baik atau
tidak mudah bergeser. Bahan dan cara
pembuatan plat pondasi sama dengan
pembuatan panel struktural, yang
berbeda hanyalah ukurannya.

13
Komponen RISHA

▰ Komponen Struktural RISHA


Pada teknologi RISHA, komponen struktur utama terdiri dari 3 panel yaitu: 1)
panel struktur tipe 1 (P1), 2) panel struktur tipe 2 (P2), dan 3) panel simpul atau
penyambung.

Panel P1 Panel P2 Panel Simpul


14
Komponen RISHA

▰ Komponen Utilitas
Komponen utilitas adalah
komponen pada bangunan yang
berfungsi sebagai sarana penunjang
kegiatan penghuni dalam suatu
bangunan. Komponen utilitas dalam
teknologi RISHA, dibatasi pada: kamar
mandi, sistem jaringan air bersih, dan
system pengelolaan air limbah.

15
Komponen RISHA

▰ Komponen Non Struktural


Komponen non structural adalah komponen yang
berfungsi untuk menjalankan fungsi rumah sebagai tempat
berlindung dan memberi kenyamanan bagi penghuni. Jenis
komponen non structural, yaitu: panel masif (dinding),
panel jendela, dan panel pintu.

16
Komponen RISHA

▰ Komponen Atap
Komponen struktur atap berupa
kuda-kuda, yaitu rangka yang
menopang atap. Kuda-kuda yang
digunakan dalam teknologi RISHA
dibuat dari bahan kayu dengan
persyaratan bahan kayu untuk kuda-
kuda.

17
5
KONSEP

18
Konsep

Konsep teknologi RISHA terinspirasi dari


permainan anak-anak, yaitu lego. Karakter RISHA
identic dengan permainan tersebut karena desain
bangunan dapat diubah-ubah sesuai dengan
keinginan atau kebutuhan dari penghuninya. Sama
seperti lego, desain RISHA adalah perwujudan
sebuah desain modular, yaitu konsep yang
membagi system menjadi bagian-bagian kecil
(modul) dengan ukuran yang efisien agar dapat
dirakit menjadi sejumlah besar produk yang
berbeda-beda.

19
6
KASUS

20
Kasus

RISHA sering dijumpai pada area permukiman terdampak


bencana seperti tsunami, gempa bumi, dan lain-lain. Mereka
memanfaatkan RISHA sebagai struktur utama pada bangunan
karena pemasangannya cepat dan harganya cukup terjangkau.
Di Kota Palu, terdapat salah satu komunitas masyarakat binaan
dari Arsitektur Komunitas (ARKOM) yang memanfaatkan RISHA
sebagai struktur utama pada lantai 1 dan dikombinasikan dengan
struktur kayu pada bagian lantai 2.

21
Kasus

Berlokasi di kelurahan Mamboro, beberapa unit rumah menggunakan RISHA.


Walaupun beberapa unit tidak menggunakan lantai 2, tetapi komplek perumahan ini
secara keseluruhan menggunakan RISHA sebagai struktur utama bangunannya.

22
Kasus

Adapun beberapa dimodifikasi sebagai ruang terbuka dan juga ada yang ditutup
dengan elemen dinding untuk penghuni yang membutuhkan ruang lebih. Untuk satu
unit biasanya mereka menggunakan luas area rumah sebesar 36 meter persegi.

Ruang terbuka Lt. 1 Ruang tertutup Lt. 1 23


Kasus

Kondisi ruang lantai 2 yang menggunakan kayu sebagai material konstruksi


rumahnya. Mereka menggunakan kayu karena bahan yang harganya cukup
terjangkau dan masih layak digunakan sebagai material konstruksi rumah.

24
THANKS!

Anda mungkin juga menyukai