Anda di halaman 1dari 30

PENGAMATAN PEKERJAAN STRUKTUR RUMAH

TINGGAL PERMATA MULIA RESIDENCE DEPOK


TYPE 60/72

Nama : Geraldo Abiyu Daffa


NPM : 22317509
Jurusan : Teknik Arsitektur
Dosen : Lia Rosmala Schiffer, ST., MT.
CONTEN
T
BAB I PENDAHULUAN

BAB II TINJAUAN UMUM PROYEK

BAB III TINJAUAN KHUSUS

PROYEK

BAB IV PEMBAHASAN PROYEK

BAB V KESIMPULAN & SARAN


BAB I PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG

Pekerjaan struktur adalah sebuah kegiatan yang penting dilakukan pada sebuah proses pembangunan. Oleh karnanya pengamatan
mengenai pekerjaan struktur di ambil untuk kegiatan kerja praktek. Banyak proses atau kegiatan yang dilakukan dalam pembangunan,
mulai dari pembuatan pondasi hingga finishing. Pada proses pembuatan struktur, dirasa merupakan sebuah pekerjaan yang penting
untuk diketahui. Hal ini dikarenakan pekerjaan struktur mulai dari pondasi sampai atap merupakan sebuah proses pembangunan yang
utama. Oleh karnanya pengambilan judul pengamatan pembangunan struktur pada rumah tinggal diambil, untuk member informasi
serta ilmu pengetahuan tentang bagaimana proses pengerjaannya.
BAB I PENDAHULUAN

TUJUAN KERJA BATASAN RUMUSAN


PRAKTEK MASALAH MASALAH
1. Memberikan pengalaman praktek 1. Hanya melakukan pengamatan 1. Bagaimana proses pengerjaan struktur dari mulai
dalam proses pembangunan. pekerjaan struktur rumah pondasi sampai atap?

2. Mengetahui proses pembangunan tinggal pada proyek 2. Kendala apa yang terjadi dalam proses
struktur rumah tinggal. pembangunan rumah tinggal. pengerjaan struktur bangunan, serta apa

3. Mengetahui kendala dan pemecahan solusinya?

masalah dalam sebuah proyek rumah


tinggal.
BAB I PENDAHULUAN

SISTEMATIKA PENULISAN

BAB I BAB II BAB III BAB IV BAB V

PENDAHULUAN TINJAUAN UMUM TINJAUAN KHUSUS PEMBAHASAN KESIMPULAN &


PROYEK PROYEK PROYEK SARAN

METODE PENULISAN

I II III IV

STUDI LITERATUR SURVEY LAPANGAN DISKUSI KONSULTASI


BAB II TINJAUAN UMUM
PROYEK
LATAR BELAKANG PROYEK
Pembangunan perumahan beserta sarana dan prasarananya perlu mendapatkan prioritas
mengingat tempat tinggal merupakan salah satu kebutuhan dasar. Adanya keterbatasan lahan dan
kebutuhan lahan yang semakin meningkat sejalan dengan pertumbuhan penduduk dan kegiatan
sosial ekonomi yang menyertainya. Persaingan terjadi untuk mendapatkan pemanfaatan lahan yang
paling menguntungkan sehingga dapat mendorong kecenderungan terjadinya perubahan
pemanfaatan lahan perkotaan dan memicu persaingan investasi dibidang property. Hal ini dapat
membuka peluang pembangunan pada sector bisnis properti yang akan dilakukan oleh
pengembang.

Sebagai kota yang terkenal dengan tempat singgah yang strategis dan dekat dengan pusat kota
yakni Jakarta, Kota Depok pun mengalami peningkatan penduduk yang terus meningkat dari tahun
ke tahun. Pesatnya perkembangan Kota Depok memunculkan kompetisi dalam mendapatkan ruang
kota. Hal ini merupakan sebuah peluang bagi perusahaan properti sebagai wadah untuk penyedia
hunian.
BAB II TINJAUAN UMUM
PROYEK
SEJARAH PERUSAHAAN
PT Wiseman Mulia Sejahtera didirikan pada bulan Agustus 2016 dengan 5 orang pendiri awal yakni :

1. Wiyan Kusuma Wicaksana


2. Satria Permana Hernawan
3. Maman Firmansyah
4. Herman Siregar
5. Irman Ari Wardana

Kelima orang tersebut merupakan alasan atas nama perusahaan PT Wiseman yang merupakan gabungan
dari nama ke 5 pendiri tersebut, yang di ketuai oleh Irman Ari Wardana. PT Wiseman Mulia Sejahtera
merupakan sebuah properti yang berjalan di bidang syariah, dimana transaksi property yang sesuai dengan
aturan-aturan syariah, yang memastikan dalam akad tersebut tidak terjadi akad yang dzalim, akad yang
gharar, dan riba.
BAB I PENDAHULUAN

STRUKTUR ORGANISASI PERUSAHAAN


BAB II TINJAUAN UMUM
PROYEK
HUBUNGAN KERJA
PROYEK

Pada proyek Perumahan Permata Mulia


Residence ada beberapa pihak yang terkait
dalam proyek tersebut. Setiap pihak terbuhung
satu sama lain, dan memiliki tugas dan
wewenang masing-masing. MK menjadi
jembatan penghubung antara owner dengan
konsultan dan kontraktor.
BAB III TINJAUAN KHUSUS
PROYEK
PENYELENGGARA PROYEK

Pihak yang terlibat dalam proyek Perumahan Permata Mulia Residence ini
terdiri dari 4 pihak. Pihak yang terlibat diantaranya:

1. PT Wiseman Mulia Sejahtera selaku owner


2. Rahmat dan Bayu Arifin M selaku konsultan perencana
3. Suparmin dan Ahmad Arifudin selaku kontraktor
4. Herman Siregar selaku Managemen Konstruksi
BAB III TINJAUAN KHUSUS
PROYEK
DATA PROYEK
Nama Proyek : Perumahan Permata Mulia Residence
Lokasi Proyek : Pengasinan, Sawangan, Kota Depok, Jawa Barat.
Luas Lahan : 1,5 Hektar
Luas Bangunan : 36 m²
Jumlah Lantai : 1 s/d 2 Lantai
Fungsi Bangunan : Rumah Tinggal
Pemilik Proyek : PT. Wiseman Mulia Sejahtera
Kontraktor : Suparmin dan Ahmad Arifudin
Konsultan Perencana : Rahmat dan Bayu Arifin M
Managemen Konstruksi : Herman Siregar

Pada siteplan , dimana terdapat total 136 unit rumah dengan berbagai
type. Luas total adalah 15.544 m2, luas masjid 424 m2, luas fasilitas umum 388
m2. Dimana terdapat beberapa blok di area perumahan, seperti Blok-blok
yang tertera pada gambar di atas. Perumahan juga berada di pinggir jalan
utama yakni jalan raya pengasinan.
BAB III TINJAUAN KHUSUS
PROYEK
PERJANJIAN KONTRAK

Bahwa PIHAK I dan PIHAK II (selanjutnya disebut PARA PIHAK)


berdasarkan kesepakatan bersama dan telah dipahaminya panduan
Penerimaan Surat Perintah Kerja (SPK) dari pihak I untuk para Pelaksana (Pihak
II) di lingkungan proyeknya beserta segala konsekuensinya, telah saling
sepakat untuk saling mengikatkan diri dalam pekerjaan pembangunan unit
rumah di Kavling Permata Mulia sebanyak “Seratus Tiga Puluh Enam unit
(136) beralamat di Kp. Kebon Kopi Jln. Raya Pengasinan RT 004 RW 006
Kel.
BAB III TINJAUAN KHUSUS
PROYEK
STRUKTUR ORGANSASI PROYEK
BAB IV PEMBAHASAN
PROYEK
KAJIAN PUSTAKA

Pengertian Perumahan
 

Undang-Undang No. 4 Tahun 1992 tentang Perumahan dan


Permukiman menyebutkan bahwa perumahan adalah kelompok rumah yang
berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian yang
dilengkapi dengan prasarana dan sarana lingkungan, sedangkan
permukiman adalah bagian dari lingkungan hidup di luar kawasan lindung,
baik yang berupa kawasan perkotaan maupun perdesaan yang berfungsi
sebagai lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian dan tempat
kegiatan yang mendukung perikehidupan dan penghidupan.
BAB IV PEMBAHASAN
PROYEK
KAJIAN PUSTAKA
Struktur

Pengertian Jenis Struktur Bangunan


Struktur adalah bagian-bagian yang membentuk
1. Struktur bawah
bangunan seperti pondasi, sloof, dinding, kolom, ring, kuda-
2. Struktur tengah
kuda, dan atap. Pada prinsipnya, elemen struktur berfungsi
3. Struktur atas
untuk mendukung keberadaan elemen nonstruktur yang
meliputi elemen tampak, interior, dan detail arsitektur Komponen Struktur
sehingga membentuk satu kesatuan. Setiap bagian struktur Bangunan
bangunan tersebut juga mempunyai fungsi dan peranannya
masing-masing.
1. Kolom
Kegunaan lain dari struktur bangunan yaitu meneruskan 2. Balok
beban bangunan dari bagian bangunan atas menuju bagian 3. Tangga
bangunan bawah, lalu menyebarkannya ke tanah. 4. Plat
Perancangan struktur harus memastikan bahwa bagian-bagian 5. Atap
sistem struktur ini sanggup mengizinkan atau menanggung 6. Kuda-kuda
gaya gravitasi dan beban bangunan, kemudian menyokong 7. Pondasi
dan menyalurkannya ke tanah dengan aman. 8. Galian tanah
BAB IV PEMBAHASAN
PROYEK
PELAKSANAAN PEKERJAAN

Type Rumah 60/72


BAB IV PEMBAHASAN
PROYEK
PEKERJAAN PONDASI
1. Pembersihan Lahan

Pembersihan lahan berguna untuk mempermudah proses pekerjaan.


2. Pemasangan Bouwplank

Bouw plank berfungsi untuk membantu pekerja menandai ukuran lahan yang akan di bangun, agar
sesuai ukuran luasan tanah tidak lebih dan tidak kurang. Bouwplank diletakkan kurang lebih satu meter
arah luar dari as bangunan atau pada posisi yang dirasa aman terutama akibat galian pondasi.

3. Pekerjaan Galian Pondasi Telapak Pondasi Batu Kali

Penggalian tanah dibuat berdasarkan titik


80 cm 15 cm
peletakan pondasi pada denah yang tercantum.
Selain itu terdapat galian pondasi pondasi
memanjang batu kali dan sloof.
100 cm 30 cm
BAB IV PEMBAHASAN
PROYEK
PEKERJAAN PONDASI
1. Pembuatan Pondasi Telapak

Pekerjaan pondasi diawali dengan struktur rangka pondasi yang dibentuk


menggunakan besi. Pembuatan kerangka besi dibuat secara manual oleh pekerja.
Terlebih dahulu dibuat lantai kerja, dengan tujuan agar besi tidak langsung
menempel tanah yang bisa menimbulkan besi menjadi korosi ketika tanah bercampur air.
Pembuatan lantai kerja dengan pembandingan 1 semen : 2 pasir : 3 kerikil.
Kemudian besi di pasang di dalam galian dicampur dengan campuran untuk beton
adalah : 1 semen : 2 Pasir : 3 Split (krikil) atau 1 Semen : 1,5 Pasir :2,5split. Untuk pasir
gunakan yang tidak mengandung tanah dan split pakai ukuran ½ ( satu dua), agar hasil
dari pengecoran beton tersebut baik, sedangkan alasan penggunaan split ½ ,agar beton
yang dihasilkan tidak keropos.
BAB IV PEMBAHASAN
PROYEK
PEKERJAAN PONDASI
1. Pembuatan Batu Kali

Setelah proses penggalian pondasi batu kali selesai, pekerjaan selanjutnya adalah
pengurugan dengan pasir setinggi 5-10 cm, kemudian batu kali dipasangkan memenuhi
galian memanjang pondasi tersebut, dan ditata dengan rapih agar ruang geraknya kecil
dan ruang-ruang kosong diisi dengan adukan semen pasir dengan perbandingan 1:5.
Pasangan batu kali disusun dengan adukan mortar 1PC:8Ps.
BAB IV PEMBAHASAN
PROYEK
PEKERJAAN PONDASI
1. Pekerjaan Sloof

Pada proyek perumahan ini menggunakan sloof dan ringbalk berdimensi 20/30 cm
dan 15/20 cm. Dengan langkah-langkah sebagai berikut :
1. Memasang bekisting dengan papan tebal 2cm dan diberi pemaku berupa kasau 5/7
cm.
2. Menempatkan tulangan Sloof yang telah dirangkai. Seluruh sloof menggunakan
tulangan utama berupa besi Ø12 dan sengkang berupa besi Ø8 dengan jarak sesuai
dengan gambar kerja yaitu 20cm. Dan jarak antara rangka besi dan as daging beton
adalah 2,5cm kiri kanan.
3. Mamasang beton tahu di bawah tulangan untuk menjaga agar baja tulangan tidak
turun pada saat pengecoran dan memberi selimut beton.
4. Pengecoran sloof menggunakan adukan beton yang dibuat secara manual dengan
komposisi adukan 1 : 2 : 3 .
BAB IV PEMBAHASAN
PROYEK
PEKERJAAN DINDING
1. Pekerjaan Kolom
Kolom yang akan dikerjakan pada pembangunan rumah ini menggunakan 2 ukuran
kolom yang berbeda, yaitu :

1. K1 ukuran 40x10 cm dengan tulangan besi 8Ø12 mm dan cincin Ø8-20 dengan jarak
sengkang 20cm.
2. KP ukuran 20x10 cm dengan tulangan besi 4Ø8 mm dan cincin Ø8-20 dengan jarak
sengkang 20cm.

Dengan langkah-langkah sebagai berikut :

3. Pabrikasi bekisting, tulangan utama dan sengkang. Bekisting kolom dibuat sampai
ketinggian 4 m menggunakan papan berukuran 2/20 cm, setiap sisinya dirangkai
dengan kasau berukuran 5/7 cm. Untuk mencegah kebocoran, ditempelkan kertas
semen sehingga menutupi celah antar papan.
4. Pemasangan bekisting dan pelurusan bekisting.
5. Peletakan besi.
6. Pengecoran beton K-225.
BAB IV PEMBAHASAN
PROYEK
PEKERJAAN DINDING
1. Pekerjaan Dinding

Dinding berbahan Hebel Mortar


BAB IV PEMBAHASAN
PROYEK
PEKERJAAN RINGBALOK
1. Pekerjaan Ringbalk

1. Memasang tiang perancah berupa kasau 5/7 cm dengan jarak antara tiang
perancah 50 cm.
2. Pemasangan bekisting dengan papan 2cm
3. Menempatkan tulangan besi
4. Pengecoran ringbalk menggunakan adukan beton yang dibuat secara manual
dengan komposisi adukan 1 : 2 : 3 setara dengan beton mutu K-175.
BAB IV PEMBAHASAN
PROYEK
PEKERJAAN BALOK DAN PLAT LANTAI
1. Pekerjaan Balok dan Plat Lantai

Pada proyek ini digunakan balok dengan mutu beton K- 225 dan besi 6Ǿ12 mm
dan dengan cincin pengikat 2Ø12 dengan jarak antar sengkang 20cm. Untuk plat
lantai digunakan mutu beton K-225 dan besi wiremesh m8 1 lapis ditopang dengan
bondek. Ketebalan plat lantai adalah 12 cm.
BAB IV PEMBAHASAN
PROYEK
PEKERJAAN ATAP
1. Pekerjaan Atap

Struktur atap yang digunakan pada rumah ini ialah struktur atap baja ringan.
Dimana ukuran ketebalan bajaringan 0,7 mm.
BAB IV PEMBAHASAN
PROYEK
PENGAMATAN HAL BARU

1. Bahan perekat antar hebel pada tembok menggunakan lem mortar, bukan menggunakan adukan semen seperti pada penggunaan bahan bata merah.
2. Pekerjaan pemasangan dinding dikerjakan terlebih dahulu sebelum pengecoran kolom dilakukan
BAB IV PEMBAHASAN
PROYEK
MASALAH DAN PEMECAHAN

1. Terdapat kendala dimana berhentinya pekerjaan selama beberapa minggu di karenakan ada permasalahan dana terhadap kontraktor yang
mengakibatkan tidak adanya kegiatan pekerjaan.
2. Karena adanya pandemic virus corona yang melanda, proses pengamatan yang dilakukan kurang begitu maksimal dan terbatasnya jumlah foto yang
diambil selama proses pengamatan dilakukan.

.
BAB IV KESIMPULAN &
SARAN
KESIMPULAN
1. Pada pekerjaan pondasi, tahap awal yang dilakukan adalah 4. Pekerjaan ring balk dilakukan setela dinding dan kolom
pemasangan bouwplank yang bertujuan member batas selesai dikerjakan. Sama halnya dengan sloof, pekerjaan
pekerjaan bangunan dan lahan tanah yang akan dibangun. balok dilakukan dengan pembesian dan pemasangan
Selanjutnya proses penggalian untuk pondasi telapak dan bekisting. Setelah pembesian dan bekisting dipasang,
batu kali, lalu pemasangan rangka pondasi dilakukan, baru barulah pengecoran dilakukan.
kemudian pengecoran pondasi telapak. Setelah pondasi 5. Pada pekerjaan plat lantai, setelah ringbalk selesai,
telapak selesai, kemudian pemasangan pondasi batu kali pemasangan bondek pada ring balk dilakukan guna
dilanjut dengan proses pengecoran. memasang pembesian pada plat lantai yang menggunakan
2. Pada pekerjaan sloof, dilakukan setelah proses pekerjaan besi wiremesh, yang kemudian dicor secara keseluruhan.
pondasi selesai dan pondasi dinyatakan kering. Selanjutnya 6. Setelah dinding dan bangunan sudah berdiri, pekerjaan
proses pekerjaan sloof dilakukan dengan memasang besi atap dilakukan dengan struktur menggunakan bahan baja
kerangka diatas pondasi, dan kemudian dibekisting agar ringan sebagai kuda-kuda atap, yang perakitannya
coran mengikat sempurna pada besi. Setelah pemasangan dilakukan di lapangan sekaligus pemasangan kuda-kuda.
bekisting, lalu dilakukan pengecoran. Setelah pemasangan kuda-kuda baja ringan di pasang,
3. Pada pekerjaan dinding dan kolom, pekerjaan yang barulah ditutup dengan penutup atap dari genteng beton.
dilakukan terlebih dahulu adalah pemasangan dinding
hebel yang kemudian pemasangan bekisting pada bagian
kolom. Setelah pembesian kolom dibekisting, baru
dilakukan pengecoran pada kolom.
BAB IV KESIMPULAN &
SARAN
SARAN

1. Setelah tiap-tiap pekerjaan struktur selesai dilakukan, alangkah baiknya dilakukan pengecekan kembali terhadap
pekerjaan struktur tersebut agar tidak terjadi kesalahan yang fatal. Semua harus sesuai dengan spesifikasi teknis
pekerjaan yang benar sesuai RKS dan gambar bestek.
2. Adanya transparansi dari pihak kontraktor kepada develop tentang bagaimana progress pekerjaan dilakukan agar
tidak terjadinya masalah pada proyek.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai