BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Proyek
1.2 Lokasi Proyek
Lokasi proyek berada di daerah Sukadana Kabupaten Kayong Utara
1.3 Batasan Amatan
Batasan amatan pada pekerjaan ini adalah sebagai berikut:
1.
Kolom berfungsi untuk mengikat antar konstruksi dinding. Kolom juga
berfungsi untuk menahan beban vertical.
2. Pekerjaan Balok
Balok berfungsi mengikat antar konstruksi kolom. Balok juga berfungsi
sebagai penahan plat lantai.
3. Pekerjaan Plat Lantai
Plat lantai merupakan lantai yang didukung oleh balok balok yang
bertumpu pada kolom kolom bangunan.
1.4 Tujuan dan Sasaran
Adapun tujuan dari praktek kerja lapangan 2 yaitu
1. Tujuan
Mengamati pekerjaan Kolom lantai 3, Balok lantai 4 dan Plat Lantai 4 serta
mengetahui sistem pengecorannya pada proyek pembangunan Ruko di jalan M.
Yamin.
2. Sasaran
1. Mengetahui lebih detail mengenai pekerjaan struktur seperti Kolom,
Balok dan Plat lantai.
2. Mengetahui Metode Pelaksanaan Konstruksi
3. Mengetahui Sistem Pengecoran yang baik dan benar untuk konstruksi
dengan beton betulang.
1.5 Metode Pengumpulan Data
YULINDA LISSUMIRA
3201107047
1
YULINDA LISSUMIRA
3201107047
2
yang
diamati,
jenis
pekerjaan
dan
tahapan-tahapan
YULINDA LISSUMIRA
3201107047
3
BAB II
PENGENALAN INSTITUSI PELAKSANA & PROYEK
.1 Tinjauan Umum Institusi Pelaksana
2.1.1 Sejarah Singkat Institusi Pelaksana
CV. Tri Wastu merupakan salah satu perusahaan komoditer yang bergerak
dibidang jasa Perencanaan
Data Umum Perusahaan
Nama Perusahaan
Phone / Fax
: (0561) 577494
: wastu_tri@yahoo.com, triwastu@gmail.com
Akte Pendirian
NPWP
: 02.527.940.7.701.000
SITU
: 104.07/PK2T&PMD/R-I/k/07
2.1.2
YULINDA LISSUMIRA
3201107047
4
Lokasi Proyek
Owner
Luas Lantai
: 4500m2
Bidang/Sub Bidang
Nilai Kontrak
: Rp 200.000.000,00
YULINDA LISSUMIRA
3201107047
5
Proyek yang akan dilaksanakan adalah ruko dua pintu dengan jumlah
lantai yaitu 5 lantai, konstruksi beton betulang, dan beton yang digunakan yaitu
beton redy mix yang didatang kan perusahaan dari Duta Mix.
2.2.2
YULINDA LISSUMIRA
3201107047
6
BABA III
PEKERJAAN PELAKSANAAN PROYEK
3.1 Lingkup Pekerjaan
3.1.1 Pengertian Struktur Kolom, Balok & Plat lantai
3.1.1.1 Struktur Bangunan
Stuktur bangunan adalah bagian dari sebuah sistem bangunan yang bekerja
untuk menyalurkan beban yang diakibatkan oleh adanya bangunan di atas tanah.
Fungsi struktur dapat disimpulkan untuk member kekuatan dan kekakuan yang
diperlukan untuk mencegah sebuah bangunan mengalami keruntuhan. Struktur
merupakan bagian bangunan yang menyalurkan beban-beban. Beban-beban
tersebut menumpu pada elemen-elemen yang selanjutnya disalurkan kebagian
bawah tanah bangunan, sehingga beban-beban tersebut akhirnya dapat ditahan.
Elemen-elemen struktur utama dikelompokan menjadi tiga kelompok
utama, yaitu:
-
(collapse) lantai yang bersangkutan dan juga runtuh total (total collapse)
seluruh struktur (Sudarmoko, 1996)
SK SNI T-15-1991-03 mendefinisikan kolom adalah komponen struktur
bangunan yang tugas utamanya menyangga beban aksial tekan vertikal dengan
bagian tinggi yang tidak ditopang paling tidak tiga kali dimensi lateral
terkecil. Fungsi kolom adalah sebagai penerus beban seluruh bangunan ke
pondasi. Bila diumpamakan, kolom itu seperti rangka tubuh manusia yang
memastikan sebuah bangunan berdiri. Kolom termasuk struktur utama untuk
meneruskan berat bangunan dan beban lain seperti beban hidup (manusia dan
barang-barang), serta beban hembusan angin. Kolom berfungsi sangat penting,
agar bangunan tidak mudah roboh. Beban sebuah bangunan dimulai dari atap.
Beban atap akan meneruskan beban yang diterimanya ke kolom. Seluruh
beban yang diterima kolom didistribusikan ke permukaan tanah di bawahnya.
Kesimpulannya, sebuah bangunan akan aman dari kerusakan bila besar dan
jenis pondasinya sesuai dengan perhitungan. Namun, kondisi tanah pun harus
benar-benar sudah mampu menerima beban dari pondasi. Kolom menerima
beban dan meneruskannya ke pondasi, karena itu pondasinya juga harus kuat,
terutama untuk konstruksi rumah bertingkat, harus diperiksa kedalaman tanah
kerasnya agar bila tanah ambles atau terjadi gempa tidak mudah roboh.
Struktur dalam kolom dibuat dari besi dan beton. Keduanya merupakan
gabungan antara material yang tahan tarikan dan tekanan. Besi adalah material
yang tahan tarikan, sedangkan beton adalah material yang tahan tekanan.
YULINDA LISSUMIRA
3201107047
8
Gabungan kedua material ini dalam struktur beton memungkinkan kolom atau
bagian struktural lain seperti sloof dan balok bisa menahan gaya tekan dan
gaya tarik pada bangunan.
Jenis-jenis Kolom Menurut Wang (1986) dan Ferguson (1986) jenis-jenis
kolom ada tiga:
1.
2.
3.
2.
Kolom
menggunakan
pengikat
spiral.
YULINDA LISSUMIRA
3201107047
9
kolom
komposit
merupakan
YULINDA LISSUMIRA
3201107047
11
beban
eksentris
karena
sebab
lainnya
juga
harus
diperhitungkan.
3. Dalam menghitung momen akibat beban gravitasi yang bekerja
pada kolom, ujung-ujung terjauh kolom dapat dianggap jepit,
selama ujung-ujung tersebut menyatu (monolit) dengan komponen
struktur lainnya.
4. Momen-momen yang bekerja pada setiap level lantai atau atap
harus didistribusikan pada kolom di atas dan di bawah lantai
tersebut berdasarkan kekakuan relative kolom dengan juga
memperhatikan kondisi kekekangan pada ujung kolom.
Urutan pelaksanaan pekerjaan kolom adalah sebagai berikut:
1. Stek tulangan kolom
YULINDA LISSUMIRA
3201107047
12
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
b) Struktur Balok
Balok dapat didefinisikan sebagai salah satu dari elemen struktur
portal dengan bentang yang arahnya horizontal,sedangkan portal
merupakan kerangka utama dari struktur bangunan, khususnya bangunan
gedung. Beban yang bekerja pada balok biasanya berupa beban lentur,
beban geser maupun torsi (momen puntir), sehingga perlu baja tulangan
utnuk menahan beban beban tersebut. Tulangan ini berupa tulangan
memanjang atau tulangan longitudinal (yang menahan beban lentur) serta
tulangan geser/begel (yang menahan beban geser atau torsi).
ada (jarang sekali dijumpai). Meskipun penampang beton pada balok dapat
dihitung dengan tulangan tunggal (yang memberikan hasil tulangan
longitudinal saja), tetapi pada kenyataannya selalu ditambahkan tulangan
tekan.
Gambar 2. Letak Tulangan pada Balok
(Sumber: Buku Balok Plat Beton Betulang,2010)
Tambahan tulangan tekan longitudinal ini selain menambah
kekuatan balok dalam hal menerima beban lentur, juga berfungsi untuk
memperkuat kedudukan begelbalok (antara tulangan longitudinal dan
begel diikat dengan kawat lunak yang disebut binddraad), serta sebagai
tulangan pembentuk balok agar mudah dalam pelaksanaan pekerjaan
beton.
4.
YULINDA LISSUMIRA
3201107047
14
YULINDA LISSUMIRA
3201107047
15
kemudian diatas balok diberi beban cukup berat, balok tersebut dapat
terjadi 2 jenis retakan, yaitu retak arah vertical dan retak arah diagonal.
Gambar 5. Jenis retakan pada Balok
(Sumber: Buku Balok Plat Beton Betulang,2010)
Retak vertical terjadi akibat kegagalan balok dalam menahan beban
lentur, sehingga biasanya terjadi pada daerah lapangan (bentang tengah)
balok, karena pada daerah ini timbul momen lentur paling besar. Retak
miring terjadi akibat kegagalan balok dalam menahan beban geser,
sehingga
karena pada daerah ini timbul gaya geser/gaya lintang paling besar.
Gambar 6. Retak Balok Akibat Gaya Geser
(Sumber: Buku Balok Plat Beton Betulang,2010)
Pada gambar a. akibat berat sendiri dan beban-beban diatas balok,
maka pada tumpuan kiri maupun kanan timbul reaksi (R A dan RB) yang
arahnya keatas, sehingga pada tumpuan kiri terjadi gaya lintang/ gaya
geser sebesar RA keatas.
Pemasangan begel balok dilaksanakan
melingkupi tulangan
akibat
gaya
potong,
sehingga
kedudukan
tulangan
c) Plat Lantai
YULINDA LISSUMIRA
3201107047
16
Plat merupakan struktur tipis yang di buat dari beton betulang dengan
bidang yang arahnya horizontal, dan beban yang bekerja tegak lurus pada
bidang struktur tersebut. Ketebalan bidang plat ini relative sangat kecil apabila
dibandingkan dengan bentang panjang/lebar bidangnya. Plat beton betulang
ini sangat kaku dan arahnya horizontal, sehingga pada bangunan gedung plat
ini berfungsi sebagai diafragma/unsure pengaku horizontal yang sangat
bermanfaat untuk mendukung ketegaran balok portal.
Plat beton betulang banyak digunakan pada bangunan sipil baik sebagai
lantai bangunan, lantai atap dari suatu gedung, lantai jembatan maupun lantai
pada dermaga. Beban yang bekerja pada plat umumnya diperhitungkan
terhadap beban gravitasi (beban mati dan/ beban hidup). Beban tersebut
mengakibatkan terjadi momen lentur. Oleh karena itu plat juga direncanakan
terhadap beban lentur ( seperti pada kasus balok)
1. Tumpuan Plat
Untuk merencanakan plat beton betulang yang perlu dipertimbangkan
tidak hanya pembebanan saja, tetapi juga jenis perletakan dan jenis
penghubung di tempat tumpuan. Kekakuan antara plat dan tumpuan akan
menentukan besar momen lentur yang terjadi pada plat.
Untuk bangunan gedung umumnya plat tersebut ditumpu oleh balok
balok secara monolit, yaitu plat dan balok di cor bersama sama sehingga
menjadi satu kesatuan, atau ditumpu oleh dinding-dinding bangunan.
YULINDA LISSUMIRA
3201107047
17
Bucket ini diangkat dengan bantuan alat penggerek tower crane untuk
bangunan yang mempunyai jumlah lantai lebih dari 24 meter.
Gambar 2. Tower crane
(Sumber: Buku Sistem Bangunan Tinggi, 2005)
Untuk lantai-lantai bangunan dibawah enam lapis, adukan dapat
diangkat dengan menggunakan mobil crane atau dipompa (pump create)
dengan menggunakan mobil pompa beton.
Gambar 3. Mobil Crane & Pompa Beton
(Sumber: Buku Sistem Bangunan Tinggi, 2005)
a) Pembesian
Tulangan merupakan suatu fungsi yang sangat penting untuk struktur
beton karena daya dukung struktur betonbetulang didapatkan dari hasil kerja
sama antara beton dan tulangan . kerja sama ini adalah hasil penelitian seorang
Prancis Monier (1867), ini tidak lain berarti penemuan baru mengenai
penulangan beton. Tulangan tersebut terdiri dari suatu jaringan batang batang
besi, penelitian dan perkembangan sekitar satu kurun waktu menghasilkan
baja beton seperti sekarang.
Jenis besi/baja beton yang biasa digunakan untuk konstruksi
Gambar 1. Ciri-ciri Tampak Baja Beton
(Sumber: Buku Pedoman Pengerjaan Beton, 1994)
1. Pemotongan & Pembengkokan
Persiapan untuk melakukan pemotongan dan pembengkokan
sebenarnya telah dimulai setelah perancang. Karena susuna dari
konstruksi tulangan sangat tergantung dari pilihan perancang seperti
YULINDA LISSUMIRA
3201107047
20
detail
tulangan,
panjang
dan
bentuk
batang,
maka
dapat
YULINDA LISSUMIRA
3201107047
21
YULINDA LISSUMIRA
3201107047
22
b) Bekisting
Dalam pelaksanaan bangunan, terutama sejak 10-20 tahun terakhir ini
beton semakin banyak dipakai sebagai bahan bangunan. Beton
membutuhkan suatu bekisting (acuan) baik untuk mendapatkan bentuk
yang direncanakan maupun untuk pengerasannya. Walaupun bekisting
hanya merupakan alat bantu sementara, tetapi bekisting memegang suatu
peranan penting. Selain pembiayaan, kualitas bekisting juga menentukan
bentuk dan rupa konstruksi beton.
Sejak dulu bekisting dibuat dari kayu, oleh karena itu dasar
pengetahuan tentang perilaku dan mutu kayu perlu dikenal. Susunan dari
bekisting harus dibuat semudah dan semanfaat mungkin, supaya
penggunaannya lebih efisien. Umumnya untuk bekisting dari kayu akan
memakai papan kayu berpenampang 10 x 100mm2 , 15 x 100m2, atau 15 x
150mm2 dengan panjang 3a4 m. Jelas kiranya bila untuk plat papan
bekisting dapat menggunakan kayu multipleks dengan ketebalan 1520mm. Pada umumnya sebagai kayu penyangga dan kayu stempel tiang
dipakai balok kayu dengan penampang empat persegi panjang: 4x6cm,
5x7cm, 8x12cm, atau balok kayu bulat. Sambungan kayu bekisting
disarankan memakai paku. Umumnya untuk sambungan bekistingsering
dipakai paku normal. Suatu paku yang berkepala ganda dapat juga dipakai,
YULINDA LISSUMIRA
3201107047
24
paku ini mudah untuk dilepaskan namun kepala paku yang menonjol dapat
mengganggu pelaksanaan pekerjaan.
Gambar 8. Paku
(Sumber: Buku Pedoman Pengerjaan Beton, 1994)
a) Bekisting Lantai
Bila ada beberapa balok dibagian bawah suatu lantai pendukung yang
berada diatas tanah, maka di tempat bagian balok-balok yang telah
direncanakan itu akan digali alur alur.
b) Bekisting Kolom
Kolom biasanya berbentuk persegi empat panjang atau segi empat
sama sisi karna mudah bekistingnya. Papan kayu seukuran 15x100mm dan
balok kelam disusun menjadi dinding pemisah sehingga mendapat bentuk
yang sesuai.
YULINDA LISSUMIRA
3201107047
25
YULINDA LISSUMIRA
3201107047
27
YULINDA LISSUMIRA
3201107047
28
YULINDA LISSUMIRA
3201107047
29
YULINDA LISSUMIRA
3201107047
31
dipasang penyangga dari kayu agar tetap pada posisi tegak. Balok kayu yang
digunakan untuk bekisting adalah kayu berukuran 5/10, 5/12, dan 5/7 serta
kayu bulat.
YULINDA LISSUMIRA
3201107047
32
YULINDA LISSUMIRA
3201107047
33
YULINDA LISSUMIRA
3201107047
34
YULINDA LISSUMIRA
3201107047
35
YULINDA LISSUMIRA
3201107047
36
YULINDA LISSUMIRA
3201107047
37
YULINDA LISSUMIRA
3201107047
38
YULINDA LISSUMIRA
3201107047
39
BAB IV
ANALISA PEKERJAAN
1.1 Bahan
Bahan bahan yang digunakan berdasarkan amatan kurang lebih sama dengan
bahan bahan dalam kajian proses pekerjaan seperti besi untuk tulangan,
wiredmesh, bahan bekisting seperti kayu multileks, balok kayu penyangga, bahan
bahan beton ready mix seprti semen portland, bahan agregat air dan bahan kimia
tamabahan admixture (sikamen).
1.2 Alat
Alat alat yang digunakan sama dengan kajian proses pekerjaan
pelaksanaan, seperti paku, besi peranca, besi pembengkok, alat ukur (selang
air & meteran), palu, linggisn sekop perata beton dsb.
1.3 Tenaga kerja
Tenaga kerja yang dibutuhkan kurang lebih 15 20 orang, terdiri dari kepala
tukang dan pekerja.
YULINDA LISSUMIRA
3201107047
40
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
1. Pada proses pembesian baik kolom maupun balok pekerjaan begel dan
lain lain harus sesuai dengan ketentuan yang berlaku, karena proses
pembesian menentukan kualitas ketahanan beton terhadap beban.
2. Pemilihan bahan bekisting harus lah cermat, sebab jenis bahan
bekisting yang di gunakan sangat berpengaruh terhadapbentuk dan
hasil cetak beton.
3. Dalam proses perataan beton harus dilakukan secara merata, agar tidak
ada beton yang berlubang atau bagian bagian yang berongga ketika
beton mengeras dan pembongkaran dilakukan.
5.2 Saran
Dalam proses pelaksanaan pekerjaan, setiap pekrjaan harus
dilaksanakan berdasarkan urutan pekerjaan agar semua pekerjaan dapat
terlaksana dengan lancar dan sesui dengan perencanaan.
YULINDA LISSUMIRA
3201107047
41