Disusun Oleh :
1. Aulya Nur Sofiyah (21222011119)
2. Diana Ina Yanti (21222011134)
3. Fadhil Zaid Al Ma’ruf (21222011114)
4. Fittrul Puri Darmastuti (21222011137)
KELAS 5-A
Alhamdulillah kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan laporan yang berjudul “KOLOM” ini tepat pada
waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan laporan ini untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Struktur
Beton II yang diampu oleh Bapak Ir. H. Zainuddin, MT. Selain itu laporan ini berujuan untuk
menambah wawasan bagi pembaca tentang informasi jaringan irigasi Di Desa Bakalan Kecamatan
Kapas-Bojonegoro Jawa Timur.
Terlebih dahulu saya mengucapkan banyak terimakasih kepada Bapak Ir. Zainuddin, MT.
selaku Dosen mata kuliah Struktur Beton II yang telah memberikan tugas ini sehingga kami dapat
menambah wawasan dan pengetahuan sesuai dengan bidang studi yang terkait ini.
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan
semua, terima kasih atas bantuannya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini. Kemudian,
kami menyadari bahwa tugas yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun kami butuhkan demi kesempurnaan laporan ini.
Penyusun
DAFTAR ISI
1.3. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, tujuan laporan dapat di capai adalah sebagai
berikut:
1. Memahami definisi kolom pada suatu struktur bangunan.
2. Mengetahui jenis kolom berdasarkan ukuran panjangnya, yaitu Kolom Pendek dan
Kolom Lansing.
3. Mengetahui jenis kolom berdasarkan letak/posisinya, yaitu Kolom dengan Posisi Sentris
dan Kolom dengan Posisi Eksentris.
BAB II
ISI
2.1. Kolom
2.1.1. Definisi Kolom
➢ Bagian konstruksi bangunan yang berfungsi sebagai pendukung beban – beban dari
balok dan prlat, untuk diteruskan ke tanah dasar melalui fondasi
➢ Struktur kolom adalah batang vertikal dari rangka struktur yang memikul beban
dari balok (E.G Nawy., 1 998). Kolom berfungsi meneruskan beban dari elevasi
atas ke elevasi bawahnya hingga sampai tanah pondasi.
➢ Kolom merupakan suatu elemen struktur tekan yang memegang peranan penting
dari suatu bangunan, sehingga keruntuhan pada suatu kolom merupakan lokasi
kritis yang dapat menyebabkan runtuhnya (collapse) lantai yang bersangkutan dan
juga runtuh total (total collapse) seluruh struktur (Sudarmoko, 1996).
➢ Kolom merupakan struktur tekan sehingga keruntuhan tidak memberikan
peringatan awal yang cukup jelas. Oleh karena itu, dalam merencanakan kolom
perlu lebih waspada, yaitu dengan memberikan kekuatan cadangan yang lebih
tinggi daripada balok dan elemen struktural lainnya.
2.1.2. Jenis – Jenis Kolom
1. Berdasarkan Bentuk dan Susunan Tulangan.
1. Kolom segi empat, baik berbentuk persegi panjang maupung bujur sangkar,
dengan tulangan memanjang dan sengkang.
2. Kolom bulat dengan tulangan memanjang dan sengkang atau spiral.
3. Kolom komposit, kolom yang terdiri atas beton dan profil baja structural yang
berada dalam beton.
Gambar 1. Bentuk kolom [a] kolom bulat tulangan spiral; [b] kolom segi empat;
[c] kolom komposit bulat tulangan spiral; [d] kolom komposit segiempat.
Kolom bersengkang paling banyak digunakan karena murah dalam
proses pembuatannya. Kolom dengan Sengkang spiral kadang – kadang juga
digunakan, terutama bila diperlukan daktilitas kolom yang cukup tinggi
seperti daerah gempa. Sengkang mencegah tulangan longitudinal bergerak
selama pembangunan/konstruksi. Sengkang menahan kecenderungan
tulangan longitudinak untuk menekuk ke arah luar akibat beban.
Selain tiga jenis kolom yang telah disebutkan di atas, terdapat dua
jenis kolom yang dapat dibedakan menurut bentuknya, yaitu kolom utama
dan kolom praktis.
Kolom utama biasanya terpasang dalam jarak 3,5 meter agar dimensi
balok untuk menopang lantai tidak begitu besar. Kolom jenis ini memiliki
peran yang cukup penting dalam menopang seluruh bagian bangunan
secara vertikal. Ukuran kolom utama umumnya lebih besar, panjang, serta
tersembunyi dalam dinding dan tidak terlihat dari luar.
Kolom ini mengalami momen lentur dan gaya aksial, beban aksial bekerja
di luar sumbu kolom dengan eksentris (e).
Beban aksial (P) dan eksentrisitas (e) akan menimbulkan momen (M)
sebesar M = P.e
Gambar 4. Kolom dengan Beban Aksial dengan Momen Satu Sumbu (Uniaksial)
Gambar 5. Kolom dengan Beban Aksial dengan Momen Dua Sumbu (Biaksial)
Menurut peraturan beton bertulang Indonesia: SNI 03-2847-2002 masalah tekuk dapat
diabaikan atau kolom direncanakan sebagai kolom pendek, jika:
𝑘𝑙𝑢
≤ 34 − 12 ( 𝑀1 ) 𝑀2
𝑟
Dimana:
k = faktor panjang efektif komponen struktur tekan
lu = panjang bentang komponen struktur lentur (balok/pelat) yang diukur dari pusat
ke pusat titik kumpul
r = jari-jari girasi penampang kolom
M1 = momen ujung terfaktor yang lebih kecil pada kolom
M2 = momen ujung terfaktor yang lebih besar pada kolom
𝑀1
= Bernilai positif bila kolom melentur dengan kelengkungan tunggal
𝑀2
𝑀1
= Bernilai negatif bila kolom melentur dengan kelengkungan ganda
𝑀2
Gambar 6. Kolom Pendek
Dimana ψA dan ψB adalah ψ pada ujung kolom dan ψmin adalah yang
terkecil dari kedua harga tersebut.
𝐸𝐼
∑( ) 𝑘𝑜𝑙𝑜𝑚
Ψ= 𝑙𝑢
𝐸𝐼
∑ 𝑏𝑎𝑙𝑜𝑘
𝑙𝑛
Dimana lu adalah panjang tak tertumpu kolom dan ln adalah bentang bersih
balok.
2. Batas atas faktor panjang efektif untuk batang tekan tanpa pengaku yang
tertahan pada kedua ujungnya diambil sebesar:
Untuk ψ m < 2
20− ψ 𝑚
𝑘= 20
√1 + 𝑚ψ
Untuk ψ m > 2
𝑘 = 0,9√1 + ψ 𝑚
3. Batas atas faktor panjang efektif untuk batang tekan tanpa pengaku yang
kedua ujungnya sendi diambil sebesar:
k = 2,0 + 0,3 ψ
b. Pengaruh Kelangsingan
SNI (1991) mensyaratkan pengaruh kelangsingan boleh diabaikan apabila :
𝑘𝑙𝑢 𝑀1 𝑏
1. ≤ 34 − 12 untuk komponen struktur tekan yang ditahan terhadap
𝑟 𝑀2 𝑏
goyangan kesamping.
𝑘𝑙𝑢
2. ≤ 22 untuk komponen struktur tekan yang tidak ditahan terhadap
𝑟
goyang ke samping, M1b dan M2b adalah momen pada ujung – ujung yang
berlawanan pada kolom dengan M2b adalah momen yang lebih besar dan
M1b adalah momen yang lebih kecil.
c. Metode pembesaran momen Pembesaran momen bergantung pada
kelangsingan batang, desain penampang dan kekuatan seluruh rangka portal
bergoyang. Komponen struktur tekan harus direncanakan menggunakan
beban aksial terfaktor dan momen terfaktor yang diperbesar.
𝑀𝑠
𝜎𝑠𝑀𝑠 =
∑ Pu
1−
0,75 ∑ Pc
Dengan :
𝜋2 𝐸𝐼
Pc =
(𝑘𝑙𝑢)2
0,4 𝐸𝑐 𝐼𝑔
EI =
1+ βd
Ec = (𝑊𝑐)1,50,043 √𝑓′𝑐
Bila gaya geser Vu lebih besar daripada kuat geser φVc maka harus
disediakan tulangan geser.
𝐴𝑣𝑓𝑦𝑑
Vs =
𝑆
1
Jika Vs > √𝑓′𝑐𝑏𝑤𝑑 maka spasi tulangan geser yang dipasang tegak lurus
3
𝑑
terhadap sumbu aksial komponen struktur tidak boleh lebih dari atau 600
2
mm.
Kolom pada kondisi beban sentris. Kondisi beban sentris pada kolom terjadi bila
beban tersebut berupa gaya aksial nominal sentris P yang berimpit dengan as
longitudinal kolom. Pada kondisi ini, kolom mendukung beban aksial P tanpa momen
lentur M n = 0. Kenyataan sehari-hari menunjukkan, bahwa kondisi beban sentris ini
tidak pernah jarang sekali terjadi. Oleh karena itu beban aksial nominal maksimal P
n,maks yang bekerja pada kolom dibatasi sebesar 80 dari P . Besar beban aksial
dirumuskan sebagai berikut:
Kolom yang menahan beban eksentris mengakibatkan baja pada sisi yang
tertarik akan mengalami tarik dengan garis netral dianggap kurang dari tinggi efektif
penampang (d). Apabila angka kelangsingan klu/r ≤ 22 maka tergolong kolom
pendek. Berdasarkan regangan yang terjadi pada baja tulangan yangtertarik, kondisi
awal keruntuhan digolongkan menjadi dua yaitu:
a. Keruntuhan tarik yang diawali dengan luluhnya tulangan tarik dimana Pn <
Pnb.
b. Keruntuhan tekan yang diawali dengan kehancuran beton dimana Pn > Pnb.
Kondisi balance terjadi saat baja tulangan mengalami luluh bersamaan
dengan regangan beton. Beton mencapai kekuatan maksimum f’c pada saat
regangan desak beton maksimal mencapai 0,003.
3.1. Kesimpulan
1. Kolom merupakan bagian paling penting dalam struktur bangunan. Kolom berfungsi
untuk beban aksial ke fondasi dibawahnya.
3. Kolom Komposit.
1. Kolom Pendek
2. Kolom Langsing
1. Kolom Sentris
2. Kolom eksentris
Kolom Langsing beban yang bekerja pada kolom panjang, dapat menyebabkan
terjadi kegagalan/keruntuhan kolom akibat kehilangan stabilitas
lateral karena banyak tekuk
3. Kolom Simetris kolom dengan posisi beban simetris ini menahan beban aksial tepat
pada sumbu (beban sentris) tidak mengalami momen lentur.
Kolom Eksentris kolom yang mengalami momen lentur dan gaya aksial, beban aksial
bekerja di luar bekerja di luar sumbu kolom dengan eksentris (e).
3.2. Saran
Berdasarkan materi diatas kita perlu membuktikan dalam kehidupan atau pekerjaan. Agar
Langkah – Langkah itu bisa kita pahami sesuai dengan SNI.
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA
Widiastuti, Santi ST, MT. (2022, Oktober 12). Definisi, Fungsi, Jenis dan Perhitungan Kolom
Bangunan.
(https://desain-grafis-s1.stekom.ac.id/informasi/baca/Definisi-Fungsi-Jenis-dan-
Perhitungan-Kolom-dalam-Bangunan)
Ir. H. Zainuddin ST, MT. (2023, Oktober 24). Perilaku Tekan Murni pada Kolom.
Pert_1_Pendahuluan Kolom. Bojonegoro, Jawa Timur, Indonesia: Universitas
Bojonegoro.
Ir. H. Zainuddin ST, MT. (2023, Oktober 24).Mendesain Dimensi Serta Penulangan Kolom
Pendek. Pert_2d_Penulangan Kolom Pendek. Bojonegoro, Jawa Timur, Indonesia:
Universitas Bojonegoro.
Ir. H. Zainuddin ST, MT. (2023, Oktober 24).Mendesain Dimensi Serta Penulangan Kolom
Pendek. Pert_3a_Perilaku dan Desain Beban Konsetrik. Bojonegoro, Jawa Timur,
Indonesia: Universitas Bojonegoro.
Maizuar ST, M.Sc. Eng. (2009). Analisis dan Desain Kolom Pendek. Aceh, Indonesia:
Universitas Almuslim