Anda di halaman 1dari 84

LAPORAN KERJA PRAKTEK

PERENCANAAN SPLIT OFFICE HOUSE


DI BEKASI
RONE

Disusun untuk memenuhi syarat kelulusan


Program Studi Arsitektur
Universitas Pelita Bangsa

Disusun Oleh :
DENI PRABOWO
NIM : 321710020

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PELITA BANGSA
BEKASI 2020
LEMBAR PERSETUJUAN

LAPORAN KERJA PRAKTEK


PERENCANAAN SPLIT OFFICE HOUSE
DI BEKASI
Disusun untuk memenuhi syarat kelulusan
Program Studi Arsitektur
Universitas Pelita Bangsa

Disusun Oleh :
DENI PRABOWO
NIM : 321710020

Telah diperiksa dan disetujui oleh pembimbing


Pada tanggal : 22 Juli 2020

Pembimbing lapangan Dosen Pembimbing

Harun Immanuel, S.Ars.M.T Ahmad Aguswin, ST., M.M.


NO. IAI. 16580162100 NIDN. 0408087306

Mengetahui
Ketua Program Studi Arsitektur

Retno Fitri Astuti, S.T., M.T.

ii
NIDN. 0413097702
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN KERJA PRAKTEK


PERENCANAAN SPLIT OFFICE HOUSE
DI BEKASI
Disusun untuk memenuhi syarat kelulusan
Program Studi Arsitektur
Universitas Pelita Bangsa

Disusun Oleh :
DENI PRABOWO
NIM : 321710020

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji


Pada tanggal : ……………………….

Dosen Penguji I Dosen Penguji II

NIDN. NIDN.

Mengetahui
Ketua Program Studi Arsitektur

Retno Fitri Astuti, S.T., M.T.


NIDN. 0413097702

iii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmatNya
sehingga penulis dapat menyelesaikan kerja praktek dan menyelesaikan laporan kerja
praktek ini, yang berjudul “Perencanaan Split Office House” yang diajukan sebagai salah
satu syarat untuk kelulusan mata kuliah Kerja Praktek bagi mahasiswa arsitektur
Universitas Pelita Bangsa.
Dari hasil yang tealah dilakukan dan dicapai selama penulis mengikuti kegiatan
Kerja Praktek (KP) di RONE selama 4 bulan terhitung mulai dari tanggal 02 Maret 2020
sampai dengan 01 Juli 2020, Penulis banyak mendapatkan pengetahuan dan pengalaman
yang tak ternilai.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih atas perhatian, bantuan,
dan bimbingan untuk melaksanakan kerja praktek kepada :
1. Bapak Hamzah M. Mardi Putra, S.K.M., M.M., Selaku Rektor Universitas
Pelita Bangsa.
2. Ibu Putri Anggun Sari, S.Pt., M.Si., Selaku Dekan Fakultas Teknik
Universitas Pelita Bangsa.
3. Ibu Retno Fitri Astuti, S.T., M.T., Selaku Ketua Program Studi Arsitektur
Universitas Pelita Bangsa.
4. Bapak Ahmad Aguswin, ST., M.M. Selaku Dosen Pembimbing Laporan
Kerja Praktek.
5. Bapak Purnama Sakhrial Pradini, S.T., M.T., Selaku Dosen Mata Kuliah
Kerja Praktek.
6. Bapak Harun Immanuel, S.Ars., M.T., Selaku Pembimbing Lapangan
sekaligus Direktur Utama dari RONE.
7. Kedua Orang tua saya, yang telah memberikan dukungan secara moril
maupun materil.
8. Teman-teman saya dan semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu
per satu, yang telah membantu dalam penyusunan laporan kerja praktek
ini.
Penulis mengakui bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna dan masih
memiliki banyak kekurangan, dengan dasar itu kritik dan saran yang bersifat membangun
sangat penulis harapkan dari semua pihak terhadap laporan ini. Semoga laporan ini

iv
berguna bagi Penulis, Universitas Pelita Bangsa, RONE, serta masyarakat pada
umumnya.

Cikarang, juli 2020


Penulis

DENI PRABOWO

v
DAFTAR ISI

JUDUL i
LEMBAR PERSETUJUAN ii
LEMBAR PENGESAHAN iii
KATA PENGANTAR iv
DAFTAR ISI vi
DAFTAR GAMBAR ix
DAFTAR TABEL x
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang Proyek 1
1.2 Rumusan Masalah 1
1.3 Batasan Masalah 1
1.3.1 Pembuatan Program Ruang 2
1.3.2 Perencanaan Fasad Bangunan 2
1.4 Tujuan Dan Manfaat Kerja Praktek 2
1.4.1 Tujuan Kerja Praktek 2
1.4.2 Manfaat Kerja Praktek 2
1.5 Waktu Dan Pelaksanaan 2
1.5.1 Tempat Pelaksanaan 2
1.5.2 Waktu Pelaksanaan 3
1.6 Sistematika Penulisan Perancangan 3
BAB II TINJAUAN UMUM 5
2.1 Tinjauan Pustaka RONE 5
2.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan RONE 5
2.1.2 Kebijakan RONE 6
2.1.3 Alamat Perusahaan RONE 6
2.1.4 Sertifikasi RONE 6
2.1.5 List Proyek RONE 7
2.1.6 Struktur Organisasi RONE 14
2.2 Latar Belakang Pembangunan Proyek 15

vi
2.2.1 Latar Belakang Proyek 15
2.2.2 Data proyek 15
2.2.3 Kebutuhan Ruang 15

BAB III TINJAUAN PUSTAKA 17

3.1 Arsitektur Modern 17


3.1.1 Pengertian Arsitektur moern 17
3.1.2 Sejarah Arsitektur Modern 18
3.1.3 Sejarah Perkembangan Arsitektur Moern di Indonesia 20
3.1.4 Ciri-Ciri dan Karakteristik Arsitektur Modern 21
3.1.5 Konsep Arsitektur Modern 23
3.1.6 Tata Ruang 24
3.1.7 Bentuk dan Penampilan 25
3.1.8 Warna 26
3.2 Arsitektur Split House 26
3.2.1 Pengertian Arsitektur Split House 27
3.2.2 Sejarah Split House 27
3.2.3 Jenis Jenis Arsitektur Split Level 27
3.3 Tahapan Pembuatan Konsep 28
3.3.1 Ruang 28
3.3.2 Konsep Disain 31
3.3.3 Analisa Tapak 32
3.3.4 Aspek Kinerja 33
3.3.5 Konsep Gubahan Bentuk 34

BAB IV PELAKSANAAN 36

4.1 Tahap Pelaksanaan Pekerjaan 36


4.1.1 Tahap Pelaksanaan 36
4.1.2 Program ruang 36
4.1.3 Pembuatan Konsep 41
4.1.4 Pembuatan Denah 44
4.1.5 Pembuatan Denah Keramik 47
4.1.6 Pembuatan Denah Titik Lampu 49

vii
4.1.7 Tahap Pembuatan Potongan 58
4.1.8 Tahap Pembuatan Tampak Bangunan 59
4.1.9 Tahap Pembuatan Perspektif 3D Bangunan 60
4.2 Permasalahan Selama Proses Perencaan 63
4.3 Tahap Pekerjaan Lain-lain 66
4.3.1 Penentuan Konsep Interior Masjid 66
4.3.2 Pembuata Perspektif 3D interior 66
BAB V PENUTUP 69

5.1 Kesimpulan 69
5.2 Saran 69

DAFTAR PUSTAKA 70

DAFTAR LAMPIRAN 71

viii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Logo RONE


Gambar 2.2. Cluster Sutera Indah
Gambar 2.3. Kota Pilar Mas
Gambar 2.4. Pilar Mas Persada
Gambar 2.5. Surya Grand Cisoka
Gambar 2.6. Kapuk Muara
Gambar 2.7. Commercial House Mr.Andrew
Gambar 2.8. Home Office Mr.Eddy J.
Gambar 2.9. Work Shop Mr.Yoseph
Gambar 2.10. Widelia House
Gambar 2.11. Villa Puncak
Gambar 2.12. Banjar Wijaya House
Gambar 2.13. Butik Raya Mr.Handaja N.
Gambar 2.14. Luxury House Mr. Ridwan N.
Gambar 2.15. Apartemen Maha Cipta Properindo
Gambar 2.16. Sport Club Angke
Gambar 2.17. Haitan Storage Office
Gambar 2.18. Universitas Canteen
Gambar 2.19. Interior Office Mr.Andrew
Gambar 2.20. Car Insurence Mrs. Joyce
Gambar 2.21. Excecutive Louge President University
Gambar 2.22. Client RONE
Gambar 2.23. Struktur Organisasi RONE
Gambar 3.1. Proses gubahan massa
Gambar 4.1. Zonasi (Analisa Penulis)
Gambar 4.2 Orientasi Matahari
Gambar 4.3. Analisa Vegetasi
Gambar 4.4. Analisa Sirkulasi
Gambar 4.5. Analisa Kebisingan
Gambar 4.6. Konsep gubahan massa

ix
Gambar 4.7 Denah Alternatif
Gambar 4.8 Denah Alternatif (ACC)
Gambar 4.9 Denah semi Basemen
Gambar 4.10 Denah Lantai 1
Gambar 4.11 Denah Lantai 2
Gambar 4.12 Denah Kramik Semi Basemen
Gambar 4.13 Denah Kramik Lantai 1
Gambar 4.14 Denah Kramik Lantai 2
Gambar 4.15 Denah Listrik Semi Basement
Gambar 4.16 Denah Listrik Lantai 1
Gambar 4.17 Denah Listrik Lantai 2
Gambar 4.18 Potongan A-A
Gambar 4.19 Potongan B-B
Gambar 4.20 Tampak depan Alternatif 1
Gambar 4.21 Tampak depan Alternatif 2 (ACC)
Gambar 4.22 Tampak depan 3D
Gambar 4.23 Perspektif kiri 3D
Gambar 4.24 Perspektif kanan 3D
Gambar 4.25 Perspektif poster
Gambar 4.26 Permasalahan 1
Gambar 4.27 Permasalahan 1
Gambar 4.28 Permasalahan 2
Gambar 4.29 Permasalahan 2
Gambar 4.30 Permasalahan 3
Gambar 4.31 Permasalahan 3
Gambar 4.23 Konsep Masjid
Gambar 4.24 Rendering Masjid
Gambar 4.25 Rendering Masjid
Gambar 4.26 Rendering Masjid
Gambar 4.27 Rendering Masjid
Gambar 4.28 Rendering Masjid

x
DAFTAR TABEL

Table 4.1 Kelompok Ruang Semi Basemen


Table 4.2 Kelompok Ruang Lantai 1
Table 4.3 Kelompok Ruang Lantai 2
Table 4.4 Kelompok Ruang rooftop
Table 4.5 Ukuran ruang (Anlisa dari Denah Penulis)

xi
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Proyek

Rumah merupakan sebuah tempat untuk berlindung dan bernaung dari


pengaruh keadaan alam sekitar seperti hujan, panas, hewan buas dan lain-lain.
Selain itu rumah juga mencerminkan diri dari seorang pemilik rumah.
Split House atau Split Level pada sebuah rumah merupakan istilah dalam
dunia arsitektur yang didefinisikan sebagai gaya rumah dengan mengubah
ketinggian dari tiap – tiap lantai.
Sedangkan Office adalah sebutan untuk tempat yang digunakan untuk
perniagaan atau perusahaan yang dijalankan secara rutin, kantor juga bisa berupa
ruangan kecil maupun bangunan bertingkat tinggi.
Hal inilah yang menjadi daya tarik bagi para Arsitek untuk membuat ide
bangunan yang bukan hanya layak dihuni tetapi nyaman dan mempunyai makna
dari segi fisik maupun psikologis. Selain itu jga tujuan dibangunkannya Split Office
House ini bertujuan untuk membuat hunian yang unik serta bisa di gunakan sebagai
rumah dan sekaligus sebagai kantor.
Oleh karena itu, pembuatan konsep harus direncanakan dengan matang
mulai dari denah pembagian ruang sampai ke struktur agar bangunan yang
dihasilkan sesuai dengan kaidah Vitruvius yaitu Keindahan, Kekuatan dan Ruang.
1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan diskripsi latar belakang diatas maka penulis perlu membahas


tentang bagaimana perencanaan gaya rumah Split Office House dengan konsep
Arsitektur Modern Minimalis.

1.3 Batasan Masalah

Batasan masalah mencakup pada :


1.3.1. Pembuatan Program Ruang
a. Analisa kebutuhan ruang yang diinginkan owner
b. Penataan sirkulasi ruang atau zooning

1
2

1.3.2. Perencanaan Fasad Bangunan


a. Merancangkan gubahan masa
b. Penerapan material terutama bagian depan sebangai tampilan awal
sebuah fasad bangunan.

1.4 Tujuan dan Manfaat Kerja Praktek

1.4.1. Tujuan Kerja Praktek


a. Mengetahui proses pembuatan program ruang yang benar
b. Mengetahui cara pembuatan fasad bangunan yang baik dan benar.
1.4.2. Manfaat Kerja Praktek
1. Bagi Perusahaan/Instansi
a. Memudahkan arsitek pemula untuk menyusun sebuah program
ruang yang benar.
b. Mempermudah arsitek pemula untuk mengolah sebuah masa
bangunan.
2. Bagi Penulis
a. Dapat mengenal dunia kerja secara langsung
b. Memberikan peningkatan keahlian profesi sehingga
menumbuhkan kepercayaan diri.
3. Bagi Masyarakat
Memberikan referensi konsep hunian modern yang simple dan
nyaman untuk ditinggali.

1.5 Waktu dan Pelaksanaan

1.5.1 Tempat Pelaksanaan


Tempat pelaksanaan kerja praktek dilaksanakan di :
Proyek : Split Office House
Pemilik ( Konsultan/Owner) : RONE
Amalat : Ruko Roxy Blok C/62, Jalan
Muhammad Haji Thamrin, Lippo
Cikarang, Cikarang Selatan,
Cibatu, Bekasi, Jawa Barat 17550
3

1.5.2 Waktu Pelaksanaan


Mata kuliah kerja praktek memiliki bobot 3 SKS dimana
mahasiswa dapat melaksanakan pembelajaran di proyek minimal 3 bulan.
Waktu pelaksanaan yang diajukan adalah pada tanggal 02 Maret 2020
sampai dengan tanggal 05 Juni 2020. Dengan hari kerja, Senin, selasa, dan
Rabu. Pukul 17.00 WIB smpai dengan 21.00 WIB. Namun, karena adanya
beberapa kendala. Akhirnya lamanya kerja praktek yang dilakukan menjadi
4 bulan, yaitu mulai pada tanggal 02 Maret 2020 sampai dengan 01 Juli
2020.
1.6 Sistematika Penulisan Perancangan
Guna memperoleh gambaran yang jelas dan sistematis, maka hasil
perancangan disajikan ke dalam lima (5) bab dengan menggunakan sistematika dan
uraian sebagai berikut :
BAB I Pendahuluan
Pada bab ini membahas latar belakang diadakannya kerja
praktek, perumusan masalah, batasan masalah, tujuan dan manfaat,
waktu dan pelaksanaan kerja praktek, serta sistematika penyusunan
laporan.
BAB II Tinjauan Umum Proyek
Pada bab ini membahas mengenai tinjauan perusahaan,
latar belakang perencanaan proyek dan lingkup pekerjaan.
BAB III Tinjauan Pustaka
Pada bab ini berisi informasi mengenai definisi-definisi
rumah modern dan split house, syarat rumah layak huni, dan sistem
utilitas (listrik).
BAB IV Pelaksanaan
Pada bab ini berisi uraian umum tinjauan pekerjaan
perencanaan mulai dari program ruang sampai ke pembuatan
perspektif bangunan, beserta analisa permasalahan
4

BAB V Penutup
Pada bab ini berisi kesimpulan dan saran dari pekerjaan
praktek yang telah dilaksanakan oleh mahasiswa serta berbagai
pengarahan sehingga tidak terjadi kesalahan bila nanti
menjalankan pekerjaan di lapangan.
BAB II
TINJAUAN UMUM

2.1 Tinjauan Perusahaan RONE


2.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan RONE

RONE didirikan pada tahun 2012. Awalnya dimulai dari sekedar


proyek-proyek sosial dan berujung pada kesadaran bahwa banyak orang
membutuhkan jasa seorang arsitek tidak hanya untuk merancang tetapi juga
untuk menyelesaikan masalah yang ada. Karena RONE berfikir semua
orang bisa membuat disain tapi belum tentu mereka juga bisa membaca
makna atau filosofi dan juga menyelesaikan suatu masalah yang ada. Karena
itu RONE telah bekerjasama menjadi satu organisasi yang dipimpin oleh
Bapak Harun Immanuel.S.Ars.M.T untuk membuat disain “Arsitektur” itu
menjadi nyata “bukan hanya sekedar ide”. RONE adalah biro konsultan
arsitektur dan interior dengan gaya urban untuk mengamodasi kebutuhan
disain-disain yang mulai diminati masyarakat. Perusahaan ini percaya
bahwa ide dan masalah teknis adalah sama oleh karena itu perusahaan ini
memberikan banyak perhatian tidak hanya pada disain tetapi juga pada
strukstur dan nilai ekonomis. Pengguna atau client atau owner merupakan
prioritas utama. di RONE segala hal yang dilakukan dimaksudkan untuk
meningkatkan kehidupan masyarakat melalui seni arsitektur. Perusahaan ini
melakukan penilitian untuk memahami apa yang dibutuhkan orang lain dan
kemudian membuat disain untuk menyelesaikannya. Dengan membuat
drafting yang baik dari alat gambar sipil dan pemasaran, mereka dapat
mencapai disain eksterior, interior bahkan lanscape yang dibuat dengan
baik, agar proyek berjalan dengan baik. Perusahaan ini juga mempunyai
layanan kontraktor dan workshop sendiri serta memiliki tenaga ahli sipil dan
estimator keuangan.

5
6

Gambar 2.1. Logo RONE


Sumber : Data perusahaan
2.1.2 Kebijakan RONE

“We are designing idelism and make it real”


1. Our Priciples

“We Design things Especially for You”


Kami memiliki idealisme, tetapi pengguna adalah prioritas bagi
kami. Oleh karena itu, kami memperhatikan aspek ekonomi dan
memiliki fleksibelitas terhadap permintaan klien. Oleh karena itu, klien
tidak hanya menemukan disain indah, tetapi juga solusi keras dengan
berkonsultasi masalah mereka dengan kami.
2. Our Belief
Idea and Technical Issues are Equal
Gagasan akan menjadi tidak berarti jika tidak dapat
diwujudkan. Bagi kami, disain harus memiliki faktor estetika, gambar
sipil, dan struktur yang kokoh karena idenya tidak lebih penting
daripada struktur dan begitupula sebaliknya.
3. We Design
Architecture as Environtment
Secara moral, kami bertanggungjawab atas setiap jengkal disain
kami. Oleh karena itu kami menguasai berbagai jenis disain seperti
interior, eksterior, site plan, struktur, landscape bahkan alat pemasaran.
Karena kita tahu bahwa itu saling berhubungan dan digunakan langsung
untuk manusia.
7

2.1.3 Alamat Perusahaan RONE

RONE terletak di Ruko Roxy Blok C/62, Jalan Muhammad Haji


Thamrin, Lippo Cikarang, Cikarang Selatan, Cibatu, Bekasi, Jawa Barat
17550.
2.1.4 Sertifikasi RONE

RONE telah terdaftar secara resmi di IAI atas nama Harun Immanuel
dengan nomor anggota 16580.162.100.
2.1.5 List Proyek RONE
1. Urban dan Real Estate
a. Projek : Utilities, Design and Drafting Cluster Sutera
Indah
Lokasi : Sungai Pinyuh, Kalimantan
Tahun : 2013

Gambar 2.2. Cluster Sutera Indah


Sumber : Data perusahaan
b. Projek : Design, Estimation and Utilitas Kota Pilar Mas
Lokasi : Cikarang, Jawa Barat
Tahun : 2013
8

Gambar 2.3. Kota Pilar Mas


Sumber : Data perusahaan
c. Projek : Design, Drafting, Utilitas Pilar Mas Persada
Lokasi : Cikarang, Jawa Barat
Tahun : 2014

Gambar 2.4. Pilar Mas Persada


Sumber : Data perusahaan
d. Projek : Drafting Surya Grand Cisoka
Lokasi : Tangerang, Banten, Jawa Barat
Tahun : 2016

Gambar 2.5. Surya Grand Cisoka


Sumber : Data perusahaan
9

2. Home Office
a. Projek : Utilities, Design and Drfating Kapuk Muara
Lokasi : Kapuk Muara, Jakarta Utara
Tahun : 2013

Gambar 2.6. Kapuk Muara


Sumber : Data perusahaan
b. Projek : Commercial House Mr.Andrew
Lokasi : Jl.Martadinata, Bintaro
Tahun : 2014

Gambar 2.7. Commercial House Mr.Andrew


Sumber : Data perusahaan
c. Projek : Home Office Mr Eddy J
Lokasi : Bogor, Jawa Barat
Tahun : 2015

Gambar 2.8. Home Office Mr.Eddy J.


Sumber : Data perusahaan
10

d. Projek : Workshop Home Office 2nd Floor Mr. Yoseph


Lokasi : Cibitung, Jawa Barat
Tahun : 2015

Gambar 2.9. Work Shop Mr.Yoseph


Sumber : Data perusahaan
3. Luxury House
a. Projek : Widelia House
Lokasi : Sungai Pinyuh, Kalimantan
Tahun : 2013

Gambar 2.10. Widelia House


Sumber : Data perusahaan
b. Projek : Villa Puncak
Lokasi : Puncak, Bogor, Jawa Barat
Tahun : 2013

Gambar 2.11. Villa Puncak


Sumber : Data perusahaan
11

c. Projek : Banjar Wijaya House


Lokasi : Tangerang, Banten
Tahun : 2014

Gambar 2.12. Banjar Wijaya House


Sumber : Data perusahaan
d. Projek : Butik Raya Mr. Handaja Natawidjaja
Lokasi : Ngesrep, Semarang, Jawa Tengah
Tahun : 2014

Gambar 2.13. Butik Raya Mr.Handaja N.


Sumber : Data perusahaan
e. Projek : Luxury House Mr. Ridwan Naiwan
Lokasi : Kemayoran, Jakarta Pusat
Tahun : 2015

Gambar 2.14. Luxury House Mr. Ridwan N.


Sumber : Data perusahaan
12

4. Commercial Building
a. Projek : Apartement Maha Cipta Properindo
Lokasi :-
Tahun : 2104

Gambar 2.15. Apartemen Maha Cipta Properindo


Sumber : Data perusahaan
b. Projek : Sport Club Angke
Lokasi : Angke, Jakarta Barat
Tahun : 2014

Gambar 2.16. Sport Club Angke


Sumber : Data perusahaan
c. Projek : Haitan Storage Office
Lokasi :-
Tahun : 2014

Gambar 2.17. Haitan Storage Office


Sumber : Data perusahaan
13

d. Projek : Universitas Canteen


Lokasi : Kebun Jeruk, Jakarta Barat
Tahun : 2015

Gambar 2.18. Universitas Canteen


Sumber : Data perusahaan
5. Office
a. Projek : Interior Office Mr.Andrew
Lokasi : Cengkareng, Jawa Barat
Tahun : 2013

Gambar 2.19. Interior Office Mr.Andrew


Sumber : Data perusahaan

b. Projek : Car Insurence Mrs. Joyce


Lokasi : Semarang
Tahun : 2014

Gambar 2.20. Car Insurence Mrs. Joyce


Sumber : Data perusahaan
14

c. Projek : Excetuve Louge President University


Lokasi : Menara Batavia, Jakarta Pusat
Tahun : 2016

Gambar 2.21. Excecutive Louge President University


Sumber : Data perusahaan
Dan masih banyak lagi proyek dari RONE yang tidak bisa dituliskan
semuanya, berikut gambar client RONE.

Gambar 2.22. Client RONE


Sumber : Data perusahaan

2.1.6 Struktur Organisasi RONE

Berikut merupakan struktur organisasi milik RONE

Gambar 2.23. Struktur Organisasi RONE


Sumber : Data perusahaan
15

2.2 Latar Belakang Pembangunan Proyek


2.2.1 Latar Belakang Proyek

Rumah merupakan sebuah tempat untuk berlindung dan bernaung


dari pengaruh keadaan alam sekitar seperti hujan, panas, hewan buas dan
lain-lain. Selain itu rumah juga mencerminkan diri dari seorang pemilik
rumah.
Split House atau Split Level pada sebuah rumah merupakan istilah
dalam dunia arsitektur yang didefinisikan sebagai gaya rumah dengan
mengubah ketinggian dari tiap – tiap lantai.
Sedangkan Office adalah sebutan untuk tempat yang digunakan
untuk perniagaan atau perusahaan yang dijalankan secara rutin, kantor juga
bisa berupa ruangan kecil maupun bangunan bertingkat tinggi.
Hal inilah yang menjadi daya tarik bagi para Arsitek untuk membuat
ide bangunan yang bukan hanya layak dihuni tetapi nyaman dan mempunyai
makna dari segi fisik maupun psikologis. Selain itu jga tujuan
dibangunkannya Split Office House ini bertujuan untuk membuat hunian
yang unik serta bias di gunakan sebagai rumah dan sekaligus sebagai kantor.
Oleh karena itu, pembuatan konsep harus direncanakan dengan
matang mulai dari denah pembagian ruang sampai ke struktur agar
bangunan yang dihasilkan sesuai dengan kaidah Vitruvius yaitu Keindahan,
Kekuatan dan Ruang.

2.2.2 Data proyek

Nama project : Split Office House


Lokastion : Bekasi
Luas lahan : 240 m²
Arsitek principal : Harun Immanuel, S.Ars. M.T
Drafter Arsitek : Deni Prabowo
16

2.2.3 Kebutuhan Ruang

Berdasarkan data diatas atas sesuai dengan keinginan client yaitu :


ruang tamu, kamar anak, kamar utama, kamar tamu, kamar mandi utama,
kamar mandi tamu, ruang kantor, ruang makan, ruang saintai, dapur, kamar
tidur pegawai, ruang kaca, kamar mandi pegawai.
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA

3.1 Arsitektur Modern


3.1.1 Pengertian Arsitektur moern
Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, arsitektur modern
dapat dipisahkan mejadi dua kata yaitu “arsitektur” yang berarti seni dan
ilmu merancang serta membuat konstruksi bangunan, jembatan dan
sebagainya serta “modern” yang berarti terbaru atau mutakhir. Maka secara
harafiah, arsitektur modern dapat diartikan sebagai seni dan ilmu merancang
serta membuat konstruksi bangunan yang terbaru atau termutakhir.
Arsitektur modern juga memiliki beberapa pengertian lain, diantaranya :
1. Pengertian sebagai sebuah sesi dalam perkembangan arsitektur dimana
ruang menjadi objek utama untuk diolah.
2. Hasil pemikiran baru mengenai pandangan hidup yang lebih manusiawi
yang diterapkan pada bangunan.
3. Totalitas daya, upaya dan karya dalam bidang arsitektur yang
dihasilkan dari alam pemikiran modern yang dicirikan dengan sikap
mental yang selalu menyisipkan hal-hal baru, progresif, hebat dan
kontemporer sebagai pengganti dari tradisi dan segala bentuk
pranatanya.
4. Asitektur yang ilmiah sekaligus artistik dan estetik, atau arsitektur yang
artistik & estetik yang dapat dipertanggungkan secara ilmiah.

Pada masa sebelumnya arsitektur lebih memikirkan bagaimana cara


mengolah fasad, ornamen, dan aspek-aspek lain yang sifatnya kualitas fisik.
Pada masa arsitektur modern, kualitas non- fisik lebih dipentingkan, seperti
gagasangagasan ruang yang diolah sehingga membentuk penyusunan
elemen-elemen ruang secara nyata.
Menurut Rayner Banham pada bukunya yang berjudul “Age of The
Master: A Personal View of Modern Architecture”, 1978, perkembanagan
arsitektur modern menekankan pada kesederhanaan suatu desain. Arsitektur
modern merupakan Internasional Style yang menganut Form Follows

17
18

Function (bentuk mengikuti fungsi). Bentukan platonic solid yang serba


kotak, tak berdekorasi dan perulangan yang monoton merupakan ciri
arsitektur modern.
3.1.2. Sejarah Arsitektur Modern
Arsitektur modern mulai berkembang sebagai akibat adanya
perubahan dan perkembangan dalam teknologi, sosial dan kebudayaan yang
dihubungkan dengan revolusi industri pada tahun 1760-1863. Adapun
tenggang waktu pada perkembangan arsitektur modern dapat dibagi sebagai
berikut:
1. Periode I (1900-1929)
Mulai tahun 1890-an sampai dengan 1930-an, terjadi sejumlah
pertentangan dalam dunia arsitektur yang ditunjukkan melalui
munculnya berbagai eksperimen yang dilakukan oleh perorangan
maupun kelompok. Eksperimen tersebut diungkapkan sebagai sebuah
pertentangan yang membutuhkan 40 tahun untuk menciptakan
arsitektur Modern.
Arsitektur modern mulai menonjol setelah perang dunia I pada
tahun 1917 bersamaan dangan hancurnya sarana, prasarana dan
ekonomi. Pada masa ini, faktor terbentuknya ruang juga ditunjang
faktor komposisi, rasio dan dimensi manusia. Kemudian berkembang
konsep free plan atau universal plan, yaitu ruang yang ada dapat
dipergunakan untuk berbagai macam aktifitas atau ruang dapat diatur
fleksibel dan dapat digunakan untuk berbagai fungsi, sehingga typical
concept mulai berkembang yaitu ruang- ruang dibuat standar dan
berlaku universal.
Konsep open space nampak dengan menggunakan jendela kaca
yang lebar dan menerus serta pemakaian material utama berupa baja,
beton dan kaca yang menonjolkan bentuk polos. Ornamen dianggap
sebagai suatu kejahatan dalam arsitektur modern. Arsitektur modern
berarti putusnya hubungan dengan sejarah dan daerah serta bersifat
universal. Konsep baru dan sangat mendasar dari arsitektur modern
antara lain adalah “FORM FOLLOWS FUNCTION” yang
19

dikembangkan oleh Louis Sullivan, dengan beberapa ciri sebagai


berikut:
a. Ruang yang dirancang harus sesuai dengan fungsinya.
b. Struktur hadir secara jujur dan tidak perlu dibungkus dengan
bentukan masa lampau (tanpa ornamen).
c. Bangunan tidak harus terdiri dari bagian kepala, badan dan kaki.
d. Fungsi sejalan atau menyertai dengan wujud.

Tokoh-tokoh yang berpengaruh dalam periode ini antara lain:


a. Louis Sullivan
b. Frank Lloyd Wright
c. Le Corbusier
d. Walter Gropius
e. Ludwig Mies van de Rohe
2. Periode II (1930-1939)
Pada periode ini, perkembangan arsitektur modern sudah
sampai di seluruh Eropa, Amerika dan Jepang. Masing-masing daerah
mempunyai perbedaan iklim, keadaan tanah dan tradisi yang dapat
mempengaruhi apresiasi bentuknya. Perkembangan metode hubungan
ruang, bentuk, bahan dan struktur tidak lagi bersifat universal, akan
tetapi mempunyai hubungan yang sangat erat dengan tempat atau lokasi
dimana bangunan itu didirikan, dan dengan karakteristik daerah
tersebut. Karakteristik bentuk dan tampilan dengan gaya international
style atau universal style dari arsitektur modern pada peride ini diwarnai
oleh tipe-tipe tampilan baru, yaitu tampilan dengan memperhatikan
penggunaan bahan-bahan lokal setempat.
Pada prinsipnya arsitektur merupakan perpaduan antara
keahlian, perkembangan teknologi, industri serta seni dengan paham
kedaerahan (manusia dan lingkungan) dengan tidak mengurangi rasa
kesatuan yang disebut kemanusiaan. Tokoh – tokoh yang berpengaruh
dalam periode ini antara lain:
a. Alvar Aalto
b. Arne Jacobsen
20

c. Oscar Niemeyer.
3. Periode III (1949-1966)
Pada periode III ini, perancangan tidak hanya
mempertimbangkan bagian dalamnya saja, tetapi juga hubungannya
dengan keadaan lingkungan bangunan tersebut akan berdiri, misalnya
iklim. Bangunan yang tercipta mencerminkan hubungan yang erat
dengan teknologi. Hal ini terlihat dari penggunaan produk baru pada
masa itu, seperti baja, alumunium, metal dan beton pracetak.
Penggunaannya dapat dibagi menjadi dua prinsip dasar yang
berbeda yaitu:
a. Dilihat dari segi keindahan eksterior dan interior (estetika).
b. Dilihat dari metode produksi (efisiensi).
Walaupun setiap aliran atau paham yang berkembang pada
periode arsitektur modern mempunyai ciri khas masing-masing, akan
tetapi periode arsitektur modern ditandai dengan sebuah persamaan
yang mendasar, yaitu segala bentuk permasalah dan konsep
asitekturnya harus dinyatakan dengan jelas, tegas dan berdasarkan pada
suatu fungsi tertentu.
3.1.3. Sejarah Perkembangan Arsitektur Moern di Indonesia
Arsitektur modern tidak mengalami perkembangan secara signifikan
di Indonesia. Seperti gaya arsitektur lain yang diimpor dari negara-negara
barat, gaya arsitektur modern masuk ke Indonesia sebagai pengaruh era
globalisasi. Gaya arsitektur modern muncul sebagai gaya internasional atau
gaya universal yang cukup memiliki kesamaan di berbagai negara.
Di Indonesia, gaya arsitektur modern diterapkan sebagai gaya
arsitektur yang mengacu pada fungsi ruang juga merupakan titik awal
desain. Gaya arsitektur modern adalah gaya yang sederhana, bersih dan
fungsional. Berdasarkan gaya hidup modern, masyarakat cenderung
menyukai sesuatu yang mudah dan cepat, karena berbagai alat diciptakan
secara industri untuk kemudahan masyarakat. Sifat dasar gaya hidup
modern adalah sebuah tuntutan untuk bergerak dan melakukan sesuatu
dengan lebih cepat serta didukung oleh teknologi dan industri. Teknologi
21

dikembangkan untuk membuat kegiatan dalam kehidupan sehari-hari lebih


cepat dan mudah, seperti alat komunikasi berupa tetelpon genggam ataupun
computer.
Dalam berarsitektur, gaya hidup modern memberikan pengaruh
terhadap kebutuhan untuk memiliki bangunan yang sederhana, bersih dan
fungsional, sebagai bentuk dari arsitektur modern. Gaya hidup seperti ini
hanya dimiliki oleh sebagian masyarakat, terutama di kota-kota besar dan
berkembang yang menuntut gaya hidup cepat, mudah, efisien dan
fungsional. Di Indonesia muncul gaya khas arsitektur modern Indonesia
yang menyesuaikan keberadannya, dengan karakter sebagai berikut :
1. Terfokus pada fungsi ruang, yang terbentuk dari pola aktivitas penghuni
di dalamnya.
2. Terfokus pada material bangunan yang digunakan untuk menciptakan
hasil akhir bernilai estetika yang diinginkan.
3. Analogi mesin dalam penyusunan dan pengembangan ruang.
4. Menghindari ornamen pada bangunan.
5. Penyederhanaan bentuk.
3.1.4. Ciri-Ciri dan Karakteristik Arsitektur Modern
Arsitektur modern memiliki ciri-ciri serta karakteristik yang
berkembang seturut berjalannya periode ini. Ciri- ciri dari arsitektur modern
antara lain:
1. Terlihat memiliki keseragaman dalam penggunaan skala manusia.
2. Bangunan bersifat fungsional, yaitu sebuah bangunan dapat mencapai
tujuan semaksimal mungkin, bila dipergunakan sesuai dengan
fungsinya.
3. Bentuk bangunan sederhana dan bersih yang berasal aliran kubisme dan
abstrak yang terdiri dari bentuk-bentuk aneh, akan tetapi memiliki
bentuk dasar segi empat.
4. Memperlihatkan konstruksi.
5. Pemakaian bahan pabrik atau industrial yang diperlihatkan secara jujur
dan tidak diberi ornamen.
22

6. Interior dan eksterior bangunan terdiri dari garis-garis vertikal dan


horizontal.
7. Konsep open plan, yaitu konsep yang membagi dalam bentuk
elemenelemen struktur primer dan sekunder. Open plan bertujuan
untuk mendapatkan fleksibilitas dan variasi di dalam
bangunan.(Tanudjaja, 1997).
Selain itu, arsitektur modern juga memiliki 3 karakteristik yaitu
ideologi, langgam serta gagasan desain. Karakteristik ideologi dari
arsitektur modern antara lain:
1. Gaya tunggal yang berlaku internasional atau tanpa gaya.
2. Idealisme utopia dan idealis.
3. Tradisi keagungan jiwa jaman.
4. Bentuk-bentuk yang deterministik maupun fungsional.
5. Pemecahan problema secara holistik dan upaya pengembangan desain
yang komprehensif.
6. Pelayanan arsitek dengan sikap elitis namun tanpa batas kelas.
7. Arsitek merupakan seorang nabi/penyembuh.
8. Arsitek seakan-akan juru selamat/penyembuh.(Tanudjaja, 1997)
Karakteristik langgam pada arsitektur modern terdiri dari beberapa
hal, antara lain:
1. Bentuk yang abstrak tidak selalu menimbulkan teka-teki.
2. Memiliki elemen bentuk yang puris atau bentuk yang diulang.
3. Tampilan bangunan menunjukkan ekspresi kejujuran.
4. Anti simbolik dan anti terhadap prinsip metafora.
5. Bentuk desainnya sederhana.
6. Anti penggunaan ornamen.
7. Nilai estetika terdiri dari estetika mesin, sirkulasi, mekanikal, teknologi
dan struktur.
8. Memiliki ruang yang isotropik.
9. Logikanya anti reprsentasi.
10. Anti kenangan sejarah dan anti lelucon (Tanudjaja, 1997)
23

Karakteristik gagasan desain pada arsitektur modern juga terdiri dari


beberapa hal, antara lain:
1. Tata ruang kota menggambarkan kota dalam taman.
2. Pemilihan fungsional.
3. Susunan ruang berupa karya seni yang utuh.
4. Susunan masa yang berintegrasi harmonis.
5. Komposisi asimetris dan regularitas.
6. Mementingkan volume daripada massa.
7. Gubahan masa slab dan point block.
8. Mengolah kulit dan rangka bangunan.
9. Dinding transparansi.(Tanudjaja, 1997)
3.1.5. Konsep Arsitektur Modern
Pada era arsitektur modern, fungsionalisme merupakan dasar
pemikiran utama. Fungsionalisme dimaksudkan sebagai penghambat
penggunaan yang tidak tepat dari bentuk yang penuh gaya akan tetapi tidak
cocok dengan maksud bangunannya. Semboyan “Form Follow Function”
yang diungkapkan oleh Louis Sullvian memberi pandangan bahwa bentuk
merupakan turunan dari fungsi dan fungsi menciptakan serta mengorganisir
bentuk.(Wahid & Alamsyah, 2013).
Sebuah bangunan modern harus setia pada dirinya sendiri, dalam
bentuk yang tembus pandang dan bersih dari hal-hal yang tidak diperlukan
sehingga dapat menyesuaikan dengan dunia mekanis dan pengangkutan
yang cepat.(Wahid & Alamsyah, 2013) Semboyan “Machine for Living”
yang ditegaskan oleh Le Corbusier memberikan pandangan bahwa dunia
bangunan harus memiliki sifat yang efisiensi, rendemen, ekonomi dan harus
mencapai semaksimum mungkin seperti dalam perekayasaan setiap mesin.
Le Corbusier juga memberikan pandangannya terhadap tipologi pada
arsitektur modern yang menjelaskan bahwa tipologi berupa objek produksi
masal yang melihat bahwa elemen dari kolom rumah sampai dengan kota
sebagai sebuah analogis karena rasionalisme ilmu pengetahuan dan sistem
produksi teknologi adalah wujud nyata daripada bentuk yang paling
progresif.(Wahid & Alamsyah, 2013). Pada masa ini, paradigma
24

rasionalisme juga memberikan pengaruh yang cukup besar. Perancangan


modern mendasarkan pada pemikiran perancangnya pada paradigma
rasionalisme dengan mempertimbangan perancangan pada logika dan rasio,
menggunakan teknologi baru dan aspek struktur serta fungsi yang dominan.
Nilai estetika mendapat interpretasi atau pandangan baru dengan
mengutamakan ekspresi sistem bangunan, struktur dan fungsi bangunan
tersebut.
Arsitektur modern juga menonjolkan hubungan antara sisi-sisi suatu
segi empat dan isinya, rasio atau perbandingan bagian-bagian di dalamnya
sebagai suatu komposisi.(Smithies, 1982) Selain itu, hubungan antara bahan
bangunan padat dan rongga dari jendela-jendela atau bukaan lainnya dari
bagian dalam juga memberi pengaruh terhadap ruang-ruang yang terbentuk
oleh penataan bahanbahan padat yang mengelilingi disekitarnya.
Aspekaspek kesatuan dalam arsitektur modern juga menjadi hal yang cukup
dominan. Pada karya Le Corbusier “Falling Water”, elemen-elemen
horizontal sangat dominan dan menciptakan efek rongga dengan perpaduan
material padat. Penonjolan sangan kuat pada elemen-elemen horizontal
berupa katilever dari material yang padat. Pada karya Le Corbusier yang
lainnya “Sainte Marie de La Tourrete”, tercipta sebuah bentuk sederhana
berupa blok serta menampilkan sesuatu yang logis. Penekanan yang sangat
menonjol adalah elemen-elemen horizontal. Selain itu, pada salah satu karya
Frank Lloyd Wright, perpaduan antara elemen vertikan dan horizontal
menciptakan kontras pada setiap elemennya. Elemen horizontal
memberikan efek padat sedangkan elemen vertikal memberikan efek
ringan.(Smithies, 1982).
Pada ere arsitektur modern, karya arsitektur tidak hanya merupakan
cerminan bentuk, melainkan ceriminan utilitas, komunitas dan komunikasi
bangunan. Konsep, rancangan dan estetika pada arsitektur modern dapat
disimpulkan sebagai berikut:
3.1.6. Tata Ruang
Ruang merupakan sebuah wadah kegiatan manusia dan sangat erat
kaitannya dengan sebuah sistem. Ruang merupakan sistem lingkungan
25

binaan terkecil yang sangat penting karena sebagian besar waktu manusia
modern saat ini banyak dihabiskan di dalam ruang. Fungsi dari sebuah ruang
juga ditentukan oleh fungsi yang lebih besar yaitu bangunan. Ruang juga
dirancang untuk memenuhi kebutuhan tertentu dan fungsi yang lebih
fleksibel.(Haryadi & Setiawan, 2010).
Arsitektur modern memberikan pandangan yang jujur dan sederhana
termasuk dalam pengolahan ruang. Ruang merupakan wujud dari volume
dan bukan masa. Ruang juga merupakan sebuah bentuk dan berdasarkan
konsep arsitektur modern, bentuk mengikuti fungsi yang ada di dalamnya.
Ruang-ruang yang bersih serta didominasi elemen tembus pandang
meruapakan salah satu perwujudan dari konsep arsitektur modern.
Ruang yang terbentuk dari sisi-sisi berbentuk geometris akan
menujukkan komposisi yang lebih nyaman. Material serta rongga yang akan
membentuk ruang akan emberi pengaruh pada suasana pada ruang tersebut.
Dengan demikian, pengolahan ruang pada arsitektur modern akan
menciptakan keadaan yang efisien, sederhana namun tegas serta
menyatukan antara hubungan ruang luar dan ruang dalam melalui elemen
transparan sehingga terjadi interaksi antara objek yang berada di luar dengan
objek yang berada di dalam.
3.1.7. Bentuk dan Penampilan
Secara psikologis, manusia secara alami akan menyederhanakan
lingkungan visualnya untuk memudahkan pengertian dan pemahaman.
Semakin sederhana dan teraturnya suatu wujud, maka semakin mudah
diterima dan dimengerti.
Bentuk dan penampilan pada arsitektur modern merupakan
bentukbentuk yang geometris dan mudah dikenal.
Kesederhanaan,kemurnian, kerapian dan ketelitian dari bentuk serta
penampilan tersebut merupakan karakteristik serta konsep dari arsitektur
modern. Walapun dalam bentuk yang abstrak, bentuk tersebut akan
menunjukkan ekspresi kejujuran. Elemen-elemen dari bentuk pada
arsitektur modern bersifat puris atau bentuk yang selalu diulang.
26

Kesederhanan pada bentuk dan tampilan merupakan ekspresi kejujuran serta


nilai estetika pada arsitektur modern.(Tanudjaja, 1997)
Fasad atau penampilan bangunan dengan pengunaan garis-garis
linier dan bentuk kotak atau segiempat melahirkan sebuah konsep yang
universal. Bentuk asimetris, kubis atau semua sisi dalam komposisi dan dan
kesatuan bentuk serta elemen bangunan menyatu dalam sebuah komposisi
bangunan. Bentuk-bentuk berupa elemen-elemen horizontal dan vertikal
dipadukan dengan kontras atau komposisi yang seimbang antara kepadatan
serta rongga dan padat maupun ringan melalui palikasi penataan dan
penggunaan material. Konsep hakikat pada arsitektur modern juga
menunjukkan bahwa bentuk dan penampilan dapat diartikan sebagai sebuah
persoalan sehingga persoalan yang rumit dapat diubah menjadi
keteranganketerangan gamblang yang ringkas. Hal ini menunjukkan nilai-
nilai kejujuran dan kesederhanaan pada arsitektur modern. Bentuk dan
penampilan bangunan dapat menciptakan sebuah gaya sebagai sebuah
ekspresi keprihatinan yang lebih umum daripada yang dihasilkan dari
program dan biasanya dapat menciptakan kesan pada bangunan dan artinya.
Nilai konfigurasi meberikan pandangan pada bentuk serta penampilan
sebagai pikiran untuk meyederhanakan lingkungan visual agar dapat
dipahami. (Snyder & Catanese, 1997)
3.1.8. Warna
Penggunaan warna merupakan salah satu penonjolan nilai kontras
dan keselarasan pada arsitektur modern. Warna akan menyeimbangkan
komposisi bentuk serta elemen yang ada pada suatu bangunan. Penggunaan
warna-warna natural seperti putih, abu-abu, hitam dan warna – warna tajam
atau cerah serta material yang mengkilap merupakan karakter dari arsitektur
modern. Keterangan cahaya warna, kepadatan dan kejernihan warna dapat
memperluas kemungkinan keselarasan serta keragaman komposisi. (Alison
& Smithson, 1981).
27

3.2. Arsitektur Split house


3.2.1. Pengertian Arsitektur Split House
Arsitektur split house atau biasa di sebut rumah split level bias
didefinisikan sebagai gaya rumah diaman setiap lantai saling tergantung
secara umum, biasanya ada dua tangga pendek yang menyambungkan
dengan dua lantai dengan ketinggian level yang berbeda. Perbedaan level
lantai yang namun tidak benar-benar berbeda tingkatan, merupakan ciri khas
rumah split house.
Rumah split level adalah konsep hunian yang memaksimalkan
penggunann ruang vertical dengan membagi bangunan kedalam beberapa
level lantai yang berbeda yang saling terhubung dengan anak tangga yang
bersambung secara zig zag.
3.2.2. Sejarah Split House
Desain rumah Split House atau split level mulai dan popular pada
pertengahan abad ke 20 di wilayah Amerika Utara, rumah split house kala
itu banyak digunakan oleh masyarakatpinggiran kota berkembang yang
memang memiliki lahan berkontur. Saat perang dunia terjadi gaya rumah
split level semakin popular dan kemudian menyebar hingga saat ini.
3.2.3. Jenis Jenis Arsitektur Split Level

Ada beberapa gaya atau jenis-jenis arsitektur split level diantaranya


adalah sebagai berikut :
1. Sidesplit
Merupakan konfigurasi rumah split level diaman beberapa level
terlihat dari ketinggian depan. Biasanya, split level jenis ini memiliki
garasi berada di sisi dan nada lantai diatas garasi yang menampung kamar
tidur setengah dari rumah adalah ruang tamu utama.
Keunggulan dari sidesplit adalah memisahkan kamar tidur dari
ruang tamu tanpa perlu tangga penuh.
2. Backsplit
Perbedaanya hanya terlihat dari ketinggian samping. Ketinggian
bagian depan hanya menunjukan satu ruangan dan dua ruangan di
belakang.
28

3. Bi-level
Split level jenis ini mencakup dua set tangga pendek dan dua
tingkat. Biasanya memiliki satu tangga pendek mengarah ke latai atas,
dan satu tangga pendek yang mengarah ke bagian lantai bawah. Lantai
bagian atas cenderung memiliki langit – langit yang tinggi dan biasanya
mencakup ruang tamu, ruang makan, dapur kamar tidur, dan kamar
mandi. Sedangkan lantai bagian bawah lebih sering memeiliki langit-
langit yang rendah dan debagian lantainya berada di bawah tanah.
3.3. Tahapan Pembuatan Konsep
Berdasarkan penjelasan diatas mengenai pengertian konsep
Arsitektur Modern dan penerapan gaya bangunan Split Level, dan mengacu
pada rumusan masalah yaitu bagaimana membuat perencanaan gaya rumah
Split Office House dengan mengadaptasi konsep Arsitektur Modern maka
penulis merumuskan dulu apa saja yang dibutuhkan untuk memenuhi syarat
terbentuknya sebuah rumah yang mana akan digunakan selain untuk
dijadikan tempat tinggal, serta akan digunakan juga sebagai kantor (Office).
Maka didapatlah syarat – syarat dan ketentuan membangun sebuah rumah,
yaitu dengan memperhatikan hal- hal sebagai berikut:
3.3.1. Ruang
Ruang merupakan wadah, bisa dibentuk secara nyata atau secara
imajiner, juga bisa dibatasi dengan benda, alam, pandangan bahkan
imajinasi. Ruang yang terbentuk secara nyata misalnya ruang tidur. Pada
ruang tidur terdapat enam sisi yang membatasi yaitu empat sisi berdiri
vertikal dan dua sisi horizontal, yaitu plafon dan dinding.
Ruang yang terbentuk secara imajiner contohnya saat seseorang
pada sebuah hall hotel yang besar, mereka pasti duduk bermain notebook
pada sebuah sofa disuah sudut ruangan maka akan terciptalah ruang mereka
sendiri.
Bila sebuah bangunan selesai terdapat kekurangan ruangan maka
akan timbul masalah saat bangunan digunakan, apalagi jika ruang tersebut
merupakan ruang yang penting. Mungkin jika terlanjur terjadi maka ini
membangun ruangan yang dibutuhkan atau dengan membangunnya pada
29

lahan yang masih tersisa. Namun, tentu saja itu dapat merusak sisi disain
arsitektural aslinya dan menambah biaya. Sebaliknya, jika terdapat ruangan
yang tersisa atau tidak difungsikan maka merupakan pemborosan biaya,
bahan baku, lahan, dan pembangunan.
Maka menentukan kebutuhan ruang adalah faktor yang sangat
penting dalam perencanaan bangunan. Kedua kondisi tersebut diatas bisa
dihindari dengan perencanaan yang cermat dan teliti dalam menentukan
kebutuhan ruang. Faktor-faktor untuk menentukan kebutuhan ruang
diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Pelaku kegiatan
Untuk menentukan ruangan yang akan didisain, harus diketahui
peruntukan bangunan yang akan didirikan : apakah rumah tinggal,
hotel, resort, villa, bandara, atau yang lainnya. Jika membangun rumah
tinggal, perlu diketahui siapa yang akan menggunakannya, apa hobi dan
kebiasannya, jabatan apa dan kegiatan apa. Semua ini akan berpengaruh
terhadap kebutuhan ruangnya.
Disamping karakter dan keinginan yang dibutuhkan, perilaku
orang tersebut juga perlu diperhatikan. Contoh pada bangunan kantor,
hubungan kegiatan manusia dapat melibatkan struktur organisasi yang
ada sehingga dapat diketahui hubungan kegiatan pengunjung dengan
jelas. Kadang arsitek harus jeli memperhatikan orang yang bakal
menghuninya, mulai dari parkir, masuk teras, koridor dan seterusnya.
2. Proses kegiatan
Proses kegiatab merupakan tahapan pada kegiatan dari awal
sampai akhir. Mengetahui proses kegiatan merupakan faktor yang
sangat penting terutama pada kegiatan yang terkait dengan waktu, uang
dan orang. Proses kegiatan yang terkait dengan waktu misalnya pabrik,
restoran, bank, dan bandara sedangkan yang terkait dengan orang
misalnya rumah sakit atau rumah tinggal. Proses kegiatan ini berkaitan
dengan apa, kapan dan bagaimana.
30

a. Apa
Apa adalah apa saja tahapan kegiatan yang dilakukan.
Misalnya pada rumah tinggal, kegiatan seorang ayah sehari-
hari : bangun, mandi, menbuka e-mail, sarapan, berangkat ke
kantor dan lain-lain.
Semua tahapan kegiatan tersebut membutuhkan ruang. Ada
kegiatan yang bisa digabung disatu ruang. Ruang keluarga,
sebagai contoh, bisa digunakan untuk berbagai kegiatan
seperti berkumpul, belajar dan bekerja. Sementara itu,
kegiatan yang tidak dapat digabung dan membutuhkan ruang
khusus misalnya toilet.
b. Kapan
Kapan disini berkaitan dengan waktu. Proses kegiatan yang
berbeda bisa ditempatkan di lokasi yang sama bila waktunya
berbeda, demi efisiensi lahan dan biaya pembangunan.
c. Bagaimana
Bagaimana disini menjelaskan proses kegiatan pada
masingmasing tahapan kegiatan. Contoh merencanakan dapur
pada restoran. Maka di dapur terjadi beberapa kegiatan
membersihkan bahan, meracik, menyimpan, memasak dan
lain-lain.
3. Kebutuhan dan ukuran ruang
Setelah mengetahui siapa pelaku kegiatan dan proses kegiatannya
maka dapat menentukan ruang apa saja yang dibutuhkan dan
selanjutnya menentukan ukuran besaran ruangan. Untuk menentukan
besaran ruang maka harus melihat pada standar baku yang sudah ada
atau dari peraturan atau dari buku. Untuk beberapa kasus bisa juga
menentukan ukuran besaran ruang dengan studi besaran ruang.
4. Hubungan ruang
Setelah menentukan kebutuhan ruang dan besaran ruang
masingmasing, tahapan selanjutnya adalah menentukan hubungan
ruang. Hubungan ruang diperlukan untuk menentukan lokasi atau
31

penempatan masing-masing ruang. Sebagai contoh, kebutuhan ruang


dalam sebuah rumah tinggal sudah ditentukan yaitu halaman, teras,
ruang tamu, ruang keluarga, ruang tidur, dapur, kamar mandi, dan
jemuran. Bagaiman penempatan masing-masing ruang dan seperti apa
kedekatan masingmasing ruang serta dimana ruang tamu harus
diletakkan dan lain-lain. Untuk mengetahuinya perlu analisa hubungan
kegiatan agar ruangruang tersebut dapat digunakan secara efisien,
nyaman, dan aman. Hubungan ruang terjadi antara ruang yang satu
dengan yang lain secara terus menerus.
5. Penentuan zoning
Zoning adalah pengelompokan ruang. Ruang-ruang ini
dikelompokkan berdasarkan sifat atau kemiripan ruang. Misalnya,
ruang yang bersifat publik atau umum diletakkan agar mudah dicapai
serta memiliki kelangsungan tinggi dan tingkat privasi rendah. Area
seperti ini yang baik dan menarik akan dikelompokkan menjadi satu
dan dinamakan zona publik. Kelompok zona publik misalnya ruang
parkir, hall, ruang tunggu, ruang tamu, cafe, receptionist.
Kemudian untuk ruang-ruang yang tingkat privasinya rendah
membutuhkan suasana yang agak tenang dan mudah dicapai akan
dikelompokkan menjadi satu sebagai ruang semi publik, yang biasanya
diletakkan dibelakang ruang publik. Contoh ruang semi publik adalah
ruang kerja staf, toilet, gudang.
Ruang privat membutuhkan ketenangan, tingkat privasi yang
tinggi dan tidak mudah dilalui publik. Contoh ruang privat adalah ruang
kerja, kamar tidur dan lain-lain.
Ruang servis merupakan ruang pelayanan dan penyimpanan
barang (air, gas, pembuangan kotoran, listrik, telepon dan juga
sampah). Ruang servis merupakan kelompok utilitas. Misalnya : ruang
cuci barang, pembuangan air, pengambilan sampah, listrik, telepon,
ruang dapur dan lain-lain.
32

3.3.2. Konsep Disain


Membentuk bangunan tidak bisa dilakukan secara sembarangan,
tidak hanya berlandaskan karena “saya suka bentuk ini”, namun harus dapat
dipertanggungjawabkan secara akademis, memperhatikan banyak faktor
dan aspek, serta (yang terpenting) bahwa bentuk-bentuk tersebut memiliki
makna, arti, dan filosofi di dalamnya. Ini karena bangunan akan tampak
lebih indah dan bermakna bila memiliki arti mendalam yang bisa berupa
nilai budaya, agama, sejarah, cinta, teknologi dan lain-lain.
Konsep dan aliran arsitektur pun begitu banyak, karena dari masa ke
masa, dari tahun ke tahun, aliran arsitektur mulai bermunculan. Semuanya
memiliki kekhasan serta kelebihan masing-masing. Berikut ini adalah
aliran-aliran arsitektur dari awal hingga yang terakhir, menurut buku Philip
Wilkinson, 2010 :
1. Dari Yunani ke Rainans : The Orders, Teknik Roma, Gothic, Renaisans,
Baroque.
2. Perubahan dan Selera : Gran Tour, Arsitek Industri, Taste. Rococo,
Genius Loci, The Picturesque, Neoklasik, Reason, Orientalisme,
Restorasi.
3. Kebangkitan Kembali dan Pembaruan : Revivalisme, Prefabrikasi, Eni
Beaux, Art and Crafts, Konservasi, Kota yang Indah, Art Nouveau,
Taman Kota.
4. Modernisasi di seluruh dunia : Prncakar Langit, Futurisme,
Ekspresionisme, De Stijl, Konstruktivisme, Bauhaus, International
Style, Minimalis, Art Deco, Arsitektur Organik, Desain Dymaxion,
Segregated Planning, Heritage, Brutalisme.
5. Arah Baru : Neorasionalisme, Archigam, Arsitektur Metabolisme,
Townscape, High Tech, Arsitektur Alternatif, Dekonstruksi, Arsitektur
Hijau.
Selain aliran-aliran arsitektur diatas, faktor-faktor lain yang
berpengaruh dalam membuat bentuk misalnya struktur, peraturan-peraturan
yang berlaku di lingkungan tertentu, budaya, dan lain-lain. Faktor-faktor
33

tersebut bukanlah pembatas kreativitas, malahan menjadi pemicu untuk


menjadi lebih kreatif lagi tanpa melanggar aturan yang berlaku.
3.3.3. Analisa Tapak
Tapak yang sudah didapat akan dianalisa seolah-olah bangunannya
sudah terletak didalam tapak tersebut. Setiap tapak dan setiap jenis
bangunan memiliki analisis yang berbeda-beda, misalkan bangunan
lembaga permasyarakatan dengan resto. Pada bangunan resto kita perlu
menganalisa view dari dan ke tapaknya untuk menentukan sebelah mana
pemandangan yang lebih bagus. Kemudian menentukan arah bukaan dan
lain-lain.
Hal-hal yang harus diperhatikan seorang perancang dalam
merencanakan aspek konstektual disini adalah :
1. Lingkungan : bagaimana kondisi lingkungan di sekitar tapak,
berdasarkan hasil survey di lapangan, kita bisa menganalisanya
kemudian memberikan respon perletakan ruang-ruang.
2. Ukuran dan luas : Kita harus mengetahui peraturan yang berlaku di
daerah tersebut berupa GSB, KDB, KLB, dan lain-lain.
3. Vegetasi : Apabila pada tapak kita terdapat vegetasi berupa
pohonpohon, apalagi bila pohon tersebut sudah besar, sebisa mungkin
tetap dipertahankan dan jangan dirusak. Bila vegetasi tersebut tidak
memungkinkan untuk dipertahankan, bisa direlokasi atau dipindahkan.
4. Sirkulasi Kendaraan, pejalan kaki, dan sepeda : merupakan analisis
kemungkinan-kemungkinan apa yang terjadi dengan para pengunjung
atau pengguna bangunan.
5. Lintasan Matahari : dari mana arah datangnya sinar matahari dan
terbenamnya. Sebuah hunian dibuat menghadap arah bukaan matahari
pagi, karena sinar matahari pagi menyehatkan serta memberikan efek
menenagkan, menyegarkan, dan membahagiakan.
6. Angin : agar bangunan hemat energi, perlu perbanyak bukaan pada
ruang-ruang yang memungkinkan diberi bukaan agar temperatur udara
terjaga.
34

7. Kebisingan : pada ruang yang memerlukan tingkat ketenangan tinggi


agar dijauhkan dengan sumber kebisingan.
8. View ke Tapak : bangunan perlu diperhatikan view agar mudah dilihat
orang lain, juga harus memiliki citra yang baik dengan memiliki fasad
yang baik, berkualitas dan dapat dipercaya sehingga dapat menjadi daya
tarik dan point of interest.
3.3.4. Aspek Kinerja
Aspek kinerja merupakan aspek yang sangat penting, yang
berkenaan dengan fasilitas yang diperlukan agar bangunan bisa digunakan,
yang terdiri dari :
 Jaringan Instalasi Listrik
 Sistem Pencahayaan
 Pengkondisian Udara
 Jaringan Komunikasi
 Jaringan Pemadam Kebakaran
 Jaringan air
 Sirkuasi Parkir
 Jaringan internet
 Jaringan keamanan

3.3.5. Konsep Gubahan Bentuk


Gubahan massa atau bentuk merupakan sesuatu yang kompleks
dalam perwujudan desain secara fisik sekaligus mengekspresikan fungsi,
ruang dan citra terentu. Untuk itu memerlukan suatu arahan dan konsep
yang jelas. Faktor-faktor dalam penyusunan konsep gubahan massa adalah
sebagai berikut :
1. Faktor-faktor utama
 Fungsi dan pengguna
 Lokasi
 Tapak
 Iklim
2. Konsep dapat mengarahkan pada :
35

 Pencitraan
 Suasana
 Ekspresi
 Orientasi
 Olahan building encelope and façade
 Teknologi dan material

Gubahan massa adalah pengolahan komposisi beberapa bangunan


dalam satu tapak. Gubahan bentuk adalah pengolahanbentuk pada suatu
bangunan melalui berbagai pendekatan. Olahan biasanya memadukan
komposisi bentuk, teksture dan warna. Skematik gubahan massa dan bentuk
adalah perwujudan awal dari massa dan bentuk berdasarkan kondisi tapak
dan konsep bangunannya. Pada tahap ini masih terbuka kemungkinan untuk
mengembangkannya. Sebaliknya ada beberapa alternatif yang dibuat.
“...kubus, kerucut, bola, tabung, limas merupakan bentuk primer
yang luar biasa yang oleh cahaya ditunjukkanlah kehebatannya, citra
mereka sangat nyata dan jelas di dalam diri kita tanpa ada keraguan
sedikitpun. Atas dasar itulah maka mereka merupakan bentuk-bentuk yang
indah, bentuk-bentuk paling indah.” (Le Corbusier)

Gambar 3.1. Proses gubahan massa


Sumber : Dokumen penulis
Proses terbentuknya sebuah ruang (3dimensi), dimulai dari titik
kemudian garis, rangkaian garis yang tertutup membentuk sebuah bidang
datar 2 dimensi, dan rangkaian bidang dengan ketinggian tertentu
membentuk sebuah ruang 3 dimensi.
BAB IV
PELAKSANAAN

4.1. Tahap Pelaksanaan Pekerjaan


4.1.1. Tahap Pelaksanaan
Perancangan sebuah proyek memerlukan sebuah tahapan-tahapan
untuk menyelesaikannya. Dalam merencakan tersebut juga perlu adanya
sebuah dasar-dasar kuat untuk mendukung sebuah bangunan yang sedang
direncakan. Dan metode pelaksanaan yang saya pakai dalam membuat
perencanaan ini adalah mulai dari program ruang kemudian pembuatan
gubahan massa dan yang terakhir adalah pembuatan gambar kerja yang
diminta serta perspektif bangunan.
4.1.2. Program ruang
Data Proyek
Nama Proyek : Split Office House
Lokasi : Bekasi
Luas Lahan : 240m²
Arsitek Princpal : Harun Immanuel S.Ars.M.T
Drafter : Deni prabowo
Berdasarkan data diatas atas sesuai dengan keinginan client bahwa
ruang yang diminta untuk ditempatkan pada rumah ini untuk yang lantai 1
adalah: teras depan, taman depan rumah, carport, garasi 2 mobil, ruang
kumpul yang sangat luas,ruang studio, ruang tamu utama, kamar utama,
kamar anak, dapur kotor, dapur bersih, toilet dapur, kamar tamu, toilet tamu,
ruang belajar / perpustakaan, ruang tamu kantor, tempat bermain, taman
belakang rumah. Kemudian untuk yang lantai 2 yaitu: ruang kaca yang luas,
ruang istirahat, ruang makan, 2 kamar tidur untuk pegawai, toilet kantor.
Kemudian untuk lantai 3 diminta untuk full dak, tempat santai / rooftop, dan
taman.
Dari data diatas kemudian dibuat pembagian ruang atau zonasi dan
juga membuat ukuran ruangnya. Berikut merupakan analisa pembagian
ruang dan hubungan ruang.

36
37

Kelompok Ruang Ruang


Publik Garasi
Publik Carport
Table 4.1 Kelompok Ruang Semi Basemen
Sumber: Analisa Penulis
Publik Teras
Smei publik Ruang kumpul
Publik Ruang tamu
Semi publik Ruang stuio
Privat Kamar utama
Privat Kamar mandi utama
Privat Kamar anak
Privat Kamar tamu
Servis Toilet tamu
Servis Dapur kotor
Servis Dapur bersih
Servis Toilet dapur
Semi publik Ruang belajar
Semi publik Perpustakaan
Semi publik Ruang tamu kantor
Publik Taman belakang
Table 4.2 Kelompok Ruang Lantai 1
Sumber: Analisa Penulis
Semi Privat Ruang kaca ( kantor )
Semi publik Ruang makan
Privat Kamar pegawai
Semi publik Ruang istirahat
Servis Toilet kantor
Table 4.3 Kelompok Ruang Lantai 2
Sumber: Analisa Penulis
38

Publik Tempat Santai


Publik Taman
Table 4.4 Kelompok Ruang rooftop
Sumber: Analisa Penulis
Setelah mengetahui pengelompokan ruang kemudian lanjut
membuat sebuah zonasi, berikut flow dari zooning rumah split office house.
Semi Basement

Publik

Lantai 1

Publik

Semi
Servis Privat
publi
k

lantai 2

Semi
publi
k
Semi
Privat publi
k

Servis

Rooftop

Publik

Gambar 4.1. Zonasi (Analisa Penulis)


Setelah mengetahui hubungan ruang kemudian menentukan ukuran
besar ruang berdasarkan analisa furniture namun pada dasarnya penulis
39

membuat simulasi langsung dari membuat denah dan meletakan furniure


sehingga ditemukan luasan yang kemudian penulis coba analisa dengan
menggunakan perhitungan, berikut data analisanya :
No Ruang Furniture Ukuran Luas
1 Garasi - 7,5 x 5 m 37,5m²
2 Ruang kumpul - 1 set Meja & 4 2,7 x 2,7 m 7,29 m²
set kursi
- Sirkulasi 68% 15,21m²
Total 22,5m²
3 Ruang Tamu - 1 set Meja & 4 2,7 x 2,7 m 7,29 m²
set kursi
- Sirkulasi 58% 10,21m²
Total 17,5m²
4 Ruang Studio - 1 set Meja & 4 2,7 x 2,7 m 7,29 m²
set kursi
- Sirkulasi 39% 4,71m²
Total 12m²
5 Kamar Utama - Layout Twin 2,8 x 2,3 m 6,44 m²
Bed + meja hias
- Meja + Tv & 1 x 1,2 m 1,2 m²
kursi + meja
- Lemari 0,6 x 1,7m 1,02 m²
- Sirkulasi 42% 6,35m²
Total 15m²
6 Kamar Mandi - Bath Up 1,5 x 0,7 m 1,05 m²
utama - Closet duduk 0,45 x 0,7 m 0,315m²
- Wastafel 0,6 x 0,8 m 0,48m²
- Shower 1,5 x 1 m 1,5m²
- Sirkulasi 25% 1,155 m²
Total 4,5 m²
40

7 Kamar Anak - Layout Twin 2,8 x 2,3 m 6,44 m²


Bed + meja
belajar
- Lemari 0,6 x 1,7m 1,02 m²
- Sirkulasi 17% 1,54m²
Total 9m²
8 Kamar Tamu - Layout Twin 2,8 x 2,3 m 6,44 m²
Bed + meja
- Lemari 0,6 x 1,7m 1,02 m²
- Sirkulasi 17% 1,54m²
Total 9m²
9 Toilet Tamu - Closet duduk 0,45 x 0,7 m 0,315m²
- Shower 1,5 x 1 m 1,5m²
- Wastafel 0,6 x 0,8 m 0,48m²
- Sirkulasi 51% 2,3m²
Total 4,5m²
10 Ruang Belajar - 1 set Meja & 1 1,7 x 1,7 m 2,89 m²
set kursi
- Lemari 0,6 x 1,7m 1,02 m²
- Sirkulasi 48% 3,59 m²
- Total 7,5 m²
11 Dapur - Kitchen set 0,6 x 2,5 m 1,5 m²
- Lemari 0,6 x 2 m 1,2 m²
peralatan
- Meja kursi bar 2,5 x 1 m 2,5 m²
- Sirkulasi 30% 2,3 m²
Total 7,5 m²
12 Ruang tamu - 1 set Meja & 4 2,7 x 2,7 m 7,29 m²
kantor set kursi
- Lemari 0,6 x 2 m 1,2 m²
- Sirkulasi 19% 2,01 m²
Total 10,5 m²
41

13 Kamar - Layout Twin 2,8 x 2,3 m 6,44 m²


Pegawai Bed + meja
- Lemari 0,6 x 1,7m 1,02 m²
- Sirkulasi 17% 1,54m²
Total 9m²
14 Ruang - Lemari 0,6 x 5m 3 m²
Kaca/Kantor - 1 set Meja & 8 2,7 x 4,7 m 12,7 m²
set kursi
- 1 set Meja & 1 1,7 x 1,7 m 2,89 m²
set kursi
- Sirkulasi 41% 18,6 m²
Total 45 m²
Table 4.5 Ukuran ruang (Anlisa dari Denah Penulis)
Sumber: Analisa Penulis dan “Time Saver Standart of Building Type, 2nd
Edition”
Dari penjelasan diatas penulis merasa masih kurang ilmu dalam
menentukan luasan ruang dengan metode penulisan langsung dan terbiasa
melakukan drawing langsung di denah dengan memanfaatkan fasilitas yang
ada.
4.1.3. Pembuatan Konsep
1. Analisa Tapak
a. Analisa Orientasi Matahari
Dari data yang diberikan oleh client bangunan ini menghadap
kearah barat laut pada bagian pintu masuk dan bagian belakang
menghadap kearah barat laut yang berbatasan langsung dengan lahan
orang. Selain itu pada bagian timur dan barat bangunan berbatasan
langsung dengan rumah orang lain, sehingga tidak memungkinkan
untuk memanfaatkan bukaan pada kedua sisi tersebut. Berikut
gambar analisa orientasi matahari.
42

Gambar 4.2 Orientasi Matahari


Sumber : Dokumen penulis
b. Analisa Vegetasi

Dari data yang diberikan oleh client, vegetasi yang ada


disekitar hanya terdapat di bagian utara tapak itupun juga lahan milik
orang lain. Oleh karena itu pada perencanaan pada bagian belakang
dan depan ditambahkan area terbuka hijau yang bisa dihisai dengan
beberapa tanaman dan pohon. Berikut data analisa vegetasi.

Gambar 4.3. Analisa Vegetasi


Sumber : Dokumen penulis
c. Analisa Sirkulasi
Dari data yang diberikan oleh client , jalan yang ada ditapak
hanya memiliki lebar 6 meter dan bukan merupakan jalan raya tetapi
hanya jalan desa, sehingga arus sirkulasi tidak terlalu menjadi
permasalahan dalam perencanaan tapak bangunan. Berikut data
analisa sirkulasi.
43

Gambar 4.4. Analisa Sirkulasi


Sumber : Dokumen penulis
d. Analisa Kebisingan
Dari data yang diberikan oleh client , dapat dianalisa bahwa
sumber kebisingan yang paling tinggi adalah dari arah utara yaituh
bagian jalan raya, maka di perlukan penanganan seperti penanaman
vegetasi berupa pohon di area depan rumah untuk mengurangi suara
bising.

Gambar 4.5. Analisa Kebisingan


Sumber : Dokumen penulis
e. Konsep dan gubahan massa
Konsep yang diusung untuk bangunan rumah split office
house ini adalah arsitektur modern, yaitu dimana disini hanya
bermain bentuk sederhana dan beberapa warna yang sederhana.
Bentuk yang diambil adalah sebuah persegi panjang, yang kemudian
di extrude sehingga menjadi massa yang mempunyai volume dan
44

menjadi sebuah ruang yang dinamakan kubus. Yang kemudian pada


bagian depan diberikan sebuah atribut atau elemen tambahan seperti
secondary skin yang selain untuk estetika juga saya pakai untuk
mengurangi panas yang masuk ke bangunan. Kemudian pada bagian
belakang kubus tersebut mengalami pemotongan sehingga tercipta
inner court atau void yang berfungsi sebagai sirkulasi udara dan
pencahayaan. Berikut analisa pembuatan gubahan massa rumah Split
Office House.

Gambar 4.6. Konsep gubahan massa


Sumber : Dokumen penulis

Seperti yang saya ketahui dari materi tinjauan pustaka konsep


arsitektur modern ini digunakan untuk memaksimalkan ruang yang
ada dengan penggunaan warna yang tidak terlalu banyak serta
penerapan furniture yang tepat akan membuat bangunan terlihat luas
dan megah, walau hanya berbentuk sebuah kubus. Tapi dalam hal ini
kenyamanan ruang adalah hal yang paling penting untuk
diperhatikan.
4.1.4. Pembuatan Denah
Sebelum masuk ke tahap pembuatan denah menggunakan softwere
Autocad, clien meminta untuk di buatkan denah skematik untuk di jadikan
alternatif tidak lupa dalam membuat denah disertai dengan simulasi interior,
sehingga dapat dilihat sirkulasi gerak orang yang akan menghuninya.
Berikut gambar denah yang telah di setujui oleh arsitektur principal dan
alternatif denah.
45

Gambar 4.7 Denah Alternatif


Sumber : Dokumen penulis
Dari aternatif pertama ada bederapa revisi pada penempatan ruang
dan penempatan struktur yang kurang tepat, kemudian pada area semi
basemen terlalu menyia nyiakan lahan yang masih tersedia luas. Dan tidak
termasuk dalam kategori rumah split level.
Setelah melalui beberapa modifikasi dan revisi desain denah
Akhirnya denah akhir yag dipilih oleh Arsitek Principal adalah denah
berikut:

Gambar 4.8 Denah Alternatif (ACC)


Sumber : Dokumen penulis

Setelah melalui beberapa perubahan akhirnya klien menyetujui


gambar di atas, dan gambar alternatif yang yang terpilih sebagai denah
rumah yang akan di lanjut ke gamar menggunakan softwere Autocad.
46

Berikut gambar denah yang telah di setujui oleh arsitektur principal dan
alternatif denah.

Gambar 4.9 Denah semi Basemen


Sumber : Dokumen penulis

Gambar 4.10 Denah Lantai 1


Sumber : Dokumen penulis
47

Gambar 4.11 Denah Lantai 2


Sumber : Dokumen penulis
4.1.5. Pembuatan Denah Keramik

Penggunaan ukuran keramik disesuaikan dengan keinginan owner.


Dengan spesifikasi ukuran sebagai berikut:

1. Untuk lantai 1 selain toilet menggunakan keramik ukuran 60 x 60


2. Sedangkan untuk toilet menggunakan keramik 25 x 25
3. Untuk lantai 2 selain toilet menggunakan keramik ukuran 60 x 60
4. Sedangkan bagian toilet menggunakan keramik 25 x 25
48

Gambar 4.12 Denah Kramik Semi Basemen


Sumber : Dokumen penulis

Gambar 4.13 Denah Kramik Lantai 1


Sumber : Dokumen penulis
49

Gambar 4.14 Denah Kramik Lantai 2


Sumber : Dokumen penulis
4.1.6. Pembuatan Denah Titik Lampu

Perencanaan titik lampu ini diambil menggunakan luasan yang ada


pada denah dengan memakai rumus sebagai berikut :
𝐸. 𝐿. 𝑊
𝑁=
ø. 𝐿𝐿𝐹. 𝐶𝑢. 𝑛
Keterangan :
- N = Jumlah titik lampu
- E = Kuat Penerangan (Lux)
- L = Panjang (meter)
- W = Lebar (meter)
- ∅ = Total nilai pencahayaan lampu (Lumen)
- LLF = Faktor kehilangan cahaya (0,7-0,8)
- Cu = Coefisien of Utilization (50%)
- n = Jumlah lampu dalam 1 titik
Tingkat Cahaya dalam rumah tinggal menurut SNI-03-6575-2001
- Teras : 60 Lux
- Ruang Tamu : 120-150 Lux
- Ruang Makan : 120-250 Lux
- Ruang Kerja : 120-250 Lux
- Kamar Tidur : 120-250 Lux
- Kamar Mandi : 250 Lux
- Garasi : 60 Lux

maka setelah mengetahui proses tersebut penulis menyusun


beberapa proses terbut dalam pembagian sub ruang sebagai berikut :
50

1. Teras
Diketahui
E = 60 LUX Cu = 50% / 0,5
L =3m LLF = 0,7
W = 1,5 m lampu LED 40 watt
n =1
Hasil
- Ø = Jenis Lampu x Lumen
Ø = 40 x 75
Ø = 3000 Lumen
𝐸.𝐿.𝑊
- 𝑁 = ø.𝐿𝐿𝐹.𝐶𝑢.𝑛

60 . 3 . 1,5
𝑁=
3000 . 0,7 . 0,5 . 1
270
𝑁=
1.050
N = 0,2 ( dibulatkan menjadi 1)

2. Garasi
Diketahui
E = 60 LUX Cu = 50% / 0,5
L = 13 m LLF = 0,7
W = 6,5 m lampu LED 40 watt
n =1
Hasil
- Ø = Jenis Lampu x Lumen
Ø = 40 x 75
Ø = 3000 Lumen
𝐸.𝐿.𝑊
- 𝑁 = ø.𝐿𝐿𝐹.𝐶𝑢.𝑛

60 . 13 . 6,5
𝑁=
3000 . 0,7 . 0,5 . 1
5.070
𝑁=
1.050
N = 4,8 ( dibulatkan menjadi 5)

3. Ruang Kumpul
Diketahui
E = 150 LUX Cu = 50% / 0,5
L =5m LLF = 0,7
W = 4,5 m lampu LED 40 watt
n =1
51

Hasil
- Ø = Jenis Lampu x Lumen
Ø = 40 x 75
Ø = 3000 Lumen
𝐸.𝐿.𝑊
- 𝑁 = ø.𝐿𝐿𝐹.𝐶𝑢.𝑛

150 . 5 . 4,5
𝑁=
3000 . 0,7 . 0,5 . 1
3.375
𝑁=
1.050
N = 3,2 ( dibulatkan menjadi 3)

4. Ruang Tamu
Diketahui
E = 150 LUX Cu = 50% / 0,5
L =5m LLF = 0,7
W = 3,5 m lampu LED 40 watt
n =1
Hasil
- Ø = Jenis Lampu x Lumen
Ø = 40 x 75
Ø = 3000 Lumen
𝐸.𝐿.𝑊
- 𝑁 = ø.𝐿𝐿𝐹.𝐶𝑢.𝑛

150 . 5 . 3,5
𝑁=
3000 . 0,7 . 0,5 . 1
2.625
𝑁=
1.050
N = 2,5 ( dibulatkan menjadi 2)

5. Ruang Studio
Diketahui
E = 150 LUX Cu = 50% / 0,5
L =4m LLF = 0,7
W =4m lampu LED 40 watt
n =1
Hasil
- Ø = Jenis Lampu x Lumen
Ø = 40 x 75
Ø = 3000 Lumen
𝐸.𝐿.𝑊
- 𝑁 = ø.𝐿𝐿𝐹.𝐶𝑢.𝑛
52

150 . 4 . 3
𝑁=
3000 . 0,7 . 0,5 . 1
1.800
𝑁=
1.050
N = 1.7 ( dibulatkan menjadi 2)

6. Kamar Utama
Diketahui
E = 250 LUX Cu = 50% / 0,5
L =5m LLF = 0,7
W = 3,5 m lampu LED 40 watt
n =1
Hasil
- Ø = Jenis Lampu x Lumen
Ø = 40 x 75
Ø = 3000 Lumen
𝐸.𝐿.𝑊
- 𝑁 = ø.𝐿𝐿𝐹.𝐶𝑢.𝑛

250 . 5 . 3,5
𝑁=
3000 . 0,7 . 0,5 . 1
4.375
𝑁=
1.050
N = 4,1 ( dibulatkan menjadi 4)

7. Kamar Mandi Utama


Diketahui
E = 250 LUX Cu = 50% / 0,5
L =3m LLF = 0,7
W =3m lampu LED 40 watt
n =1
Hasil
- Ø = Jenis Lampu x Lumen
Ø = 40 x 75
Ø = 3000 Lumen
𝐸.𝐿.𝑊
- 𝑁 = ø.𝐿𝐿𝐹.𝐶𝑢.𝑛

250 . 3 . 3
𝑁=
3000 . 0,7 . 0,5 . 1
2.250
𝑁=
1.050
N = 2,1 ( dibulatkan menjadi 2)
53

8. Kamar Anak
Diketahui
E = 250 LUX Cu = 50% / 0,5
L =3m LLF = 0,7
W =3m lampu LED 40 watt
n =1
Hasil
- Ø = Jenis Lampu x Lumen
Ø = 40 x 75
Ø = 3000 Lumen
𝐸.𝐿.𝑊
- 𝑁 = ø.𝐿𝐿𝐹.𝐶𝑢.𝑛

250 . 3 . 3
𝑁=
3000 . 0,7 . 0,5 . 1
2.250
𝑁=
1.050
N = 2,1 ( dibulatkan menjadi 2)

9. Kamar Tamu
Diketahui
E = 250 LUX Cu = 50% / 0,5
L =3m LLF = 0,7
W =3m lampu LED 40 watt
n =1
Hasil
- Ø = Jenis Lampu x Lumen
Ø = 40 x 75
Ø = 3000 Lumen
𝐸.𝐿.𝑊
- 𝑁 = ø.𝐿𝐿𝐹.𝐶𝑢.𝑛

250 . 3 . 3
𝑁=
3000 . 0,7 . 0,5 . 1
2.250
𝑁=
1.050
N = 2,1 ( dibulatkan menjadi 2)
54

10. Toilet Tamu


Diketahui
E = 250 LUX Cu = 50% / 0,5
L =3m LLF = 0,7
W = 1,5 m lampu LED 40 watt
n =1
Hasil
- Ø = Jenis Lampu x Lumen
Ø = 40 x 75
Ø = 3000 Lumen
𝐸.𝐿.𝑊
- 𝑁 = ø.𝐿𝐿𝐹.𝐶𝑢.𝑛

250 . 3 . 1,5
𝑁=
3000 . 0,7 . 0,5 . 1
1.125
𝑁=
1.050
N = 1,07 ( dibulatkan menjadi 2)

11. Ruang Belajar


Diketahui
E = 250 LUX Cu = 50% / 0,5
L =3m LLF = 0,7
W = 2,5 m lampu LED 40 watt
n =1
Hasil
- Ø = Jenis Lampu x Lumen
Ø = 40 x 75
Ø = 3000 Lumen
𝐸.𝐿.𝑊
- 𝑁=
ø.𝐿𝐿𝐹.𝐶𝑢.𝑛

250 . 3 . 2,5
𝑁=
3000 . 0,7 . 0,5 . 1
1.875
𝑁=
1.050
N = 1,7 ( dibulatkan menjadi 2)

12. Dapur
Diketahui
E = 250 LUX Cu = 50% / 0,5
L =3m LLF = 0,7
W = 2,5 m lampu LED 40 watt
n =1
55

Hasil
- Ø = Jenis Lampu x Lumen
Ø = 40 x 75
Ø = 3000 Lumen
𝐸.𝐿.𝑊
- 𝑁 = ø.𝐿𝐿𝐹.𝐶𝑢.𝑛

250 . 3 . 2,5
𝑁=
3000 . 0,7 . 0,5 . 1
1.875
𝑁=
1.050
N = 1,7 ( dibulatkan menjadi 2)

13. Ruang Tamu Kantor


Diketahui
E = 250 LUX Cu = 50% / 0,5
L = 3,5 m LLF = 0,7
W =3m lampu LED 40 watt
n =1
Hasil
- Ø = Jenis Lampu x Lumen
Ø = 40 x 75
Ø = 3000 Lumen
𝐸.𝐿.𝑊
- 𝑁 = ø.𝐿𝐿𝐹.𝐶𝑢.𝑛

250 . 3,5 . 3
𝑁=
3000 . 0,7 . 0,5 . 1
2.265
𝑁=
1.050
N = 2,5 ( dibulatkan menjadi 2)

14. Kamar Pegawai


Diketahui
E = 250 LUX Cu = 50% / 0,5
L =3m LLF = 0,7
W =3m lampu LED 40 watt
n =1
Hasil
- Ø = Jenis Lampu x Lumen
Ø = 40 x 75
Ø = 3000 Lumen
56

𝐸.𝐿.𝑊
- 𝑁 = ø.𝐿𝐿𝐹.𝐶𝑢.𝑛

250 . 3 . 3
𝑁=
3000 . 0,7 . 0,5 . 1
2.250
𝑁=
1.050
N = 2,1 ( dibulatkan menjadi 2)

15. Ruang Kaca / Kantor


Diketahui
E = 250 LUX Cu = 50% / 0,5
L =9m LLF = 0,7
W =5m lampu LED 40 watt
n =1
Hasil
- Ø = Jenis Lampu x Lumen
Ø = 40 x 75
Ø = 3000 Lumen
𝐸.𝐿.𝑊
- 𝑁 = ø.𝐿𝐿𝐹.𝐶𝑢.𝑛

250 . 9 . 5
𝑁=
3000 . 0,7 . 0,5 . 1
11.250
𝑁=
1.050
N = 10,7 ( dibulatkan menjadi 11 )
57

Gambar 4.15 Denah Listrik Semi Basement


Sumber : Dokumen penulis

Gambar 4.16 Denah Listrik Lantai 1


Sumber : Dokumen penulis
58

Gambar 4.17 Denah Listrik Lantai 2


Sumber : Dokumen penulis

4.1.7. Tahap Pembuatan Potongan

Setelah denah sampai denah listrik selesai dibuat selanjutnya


principal arsitek meminta untuk mencoba dibuatkan sebuah gambar
potongan sebanyak 2 (dua) potongan. Pada awal pembuatan denah potongan
penulis menggunakan pondasi biasa yaitu pondasi cakar ayam dan sebagian
menggunakan pondasi batu kali, namun setelah selesai dibuat ternyata
principal arsitek meminta untuk dirubah menggunakan pondasi ceker
ayamnya saja dan menghilangkan penggunaan pondasi batu kali. Oleh
karena itu penulis langsung mencoba untuk melaksanakan apa yang
diinginkan dari pihak principal arsitek. Berikut gambar potongan rumah
Split Office House:
59

Gambar 4.18 Potongan A-A


Sumber : Dokumen penulis

Gambar 4.19 Potongan B-B


Sumber : Dokumen penulis
4.1.8. Tahap Pembuatan Tampak Bangunan
Setelah selesai membuat potongan selanjutnya membuat tampak
bangunan, namun disini penulis hanya membuat 2 (dua) alternatif tampak
60

depan bangunan sesuai dengan permintaan dari principal arsitek. Berikut


gambar alternatif tampak bangunan.

Gambar 4.20 Tampak depan Alternatif 1


Sumber : Dokumen penulis

Gambar 4.21 Tampak depan Alternatif 2 (ACC)


Sumber : Dokumen penulis
4.1.9. Tahap Pembuatan Perspektif 3D Bangunan
Dalam tahap pembuatan perspektif ini penulis memberikan beberapa
aksen warna pada bangunan. Warna yang dipakai adalah perpaduan warna
61

dasar yaitu hitam dan putih serta penambahan sedikit warna coklat. Untuk
bagian depan bangunan ada beberapa bagian yang diberi beberapa aksen
tambahan berupa secondary skin yang memakai material batu alam
berwarna grey. Berikut gambar dari disain perspektif bangunan.

Gambar 4.22 Tampak depan 3D


Sumber : Dokumen penulis

Gambar 4.23 Perspektif kiri 3D


Sumber : Dokumen penulis
62

Gambar 4.24 Perspektif kanan 3D


Sumber : Dokumen penulis

Gambar 4.25 Perspektif poster


Sumber : Dokumen penulis
63

Dari hasil akhir desain rumah Split Office House tersebut dapat dilihat
bahwasanya rumah tersebut di desain berdasrkan konsep yang di inginkan oleh
Ouner dan mengikuti hasil rangkuman pada Rumusan Masalah dan Tinjauan
Pustaka yaitu merencanakan rumah dengan gaya Split Level dan mengusung
konsep Aritektut modern.
Untuk penerapan gaya Split Level pada banunan ini mengikuti jenis Split
Level Backsplit yaitu dapat dilihat dari perbedaan ketinggian level bagian depan
bangunan dan bagian belakang banunan sesuai dengan pengertian jenis Split Level
Backsplit yaitu perbedaan yang dapat dilihat dari bagian depan dan belakang yang
berbeda level.
Untuk penerapan konsep Arsitektur modern pada bangunan yaitu mengikuti
derdasarkan kriteria Arsitektur Moderen yang di jelaskan pada BAB sebelumnya
yaitu:
1. Terfokus pada fungsi ruang, yang terbentuk dari pola aktivitas penghuni
di dalamnya.
2. Terfokus pada material bangunan yang digunakan untuk menciptakan
hasil akhir bernilai estetika yang diinginkan.
3. Analogi mesin dalam penyusunan dan pengembangan ruang.
4. Menghindari ornamen pada bangunan.
5. Penyederhanaan bentuk.
Hal tersebut juga dapat dilihat dari fasad bangunan yaitu Terlihat memiliki
keseragaman dalam penggunaan skala manusia, bangunan bersifat fungsional, yaitu
sebuah bangunan dapat mencapai tujuan semaksimal mungkin, bila dipergunakan
sesuai dengan fungsinya yaitu rumah sekaligus kantor.
Bentuk bangunan sederhana dan bersih yang berasal aliran kubisme dan
abstrak yang terdiri dari bentuk-bentuk aneh, akan tetapi memiliki bentuk dasar segi
empat yang tertuang dalam bentuk bangunan yang terlihat monoton dengan ciri
khas persegi empat.
Pemakaian bahan pabrik atau industrial yang diperlihatkan secara jujur dan
tidak diberi ornament, yaitu dapat terlihat dari keseluruhan bangunan yang lebih
cenderung menggunakan bahan – bahan pabrikasi tanpa menambahkan ornament
ukiran dan hanya menggunakan tambahan hiasan seperti papan kayu yang di
64

bariskan rapih yang berfungsi untuk menahan panas dan menambah estetika pada
bangunan.
Interior dan eksterior bangunan terdiri dari garis-garis vertikal dan horizontal
yang dapat dilihat pada bagian fasad bangunan yang dibuat lebih sederhana dan
hanya menunjukan kesan modern tanpa adanya unsur ornament.

4.2. Permasalahan Selama Proses Perencanaan

Pada proses Perencanaan bangunan ini, tentu terdapat beberapa


permasalahan dan pertimbangan dalam proses desain. Permasalahan dan
pertimbangan tersebut diantaranya:
1. Revisi perluasan semi basement

Gambar 4.26 Permasalahan 1


Sumber : Dokumen penulis
Setelah mengikuti arahan dari principal yaitu tidak boleh menyia nyiakan
lahan di area semi basement maka penulis merevisi denah semi basemen sesuai
keinginan principal. Berikut hasil revisi yang sudah di setujui oleh principal:
65

Gambar 4.27 Permasalahan 1


Sumber : Dokumen penulis
2. Revisi kolom yang berlebihan

Gambar 4.28 Permasalahan 2


Sumber : Dokumen penulis
Menurut principal kolom yang bagian teras itu tidak perlu dan bias
mengganggu tampak dan estetika dari bangunan tersebut, maka penulis merevisi
kolom bagian teras agar di hilangkan saja. Berikut adalah hasil revisi yang sudah di
setujui oleh principal:
66

Gambar 4.29 Permasalahan 2


Sumber : Dokumen penulis

3. Revisi pondasi

Gambar 4.30 Permasalahan 3


Sumber : Dokumen penulis
67

Setelah penulis mengajukan gambar kerja bagian potongan principal


mengoreksi bahwasanya klien meminta agar pondasi yang digunakan hanya
menggunakan pondasi ceker ayam, Berikut gambar kerja yang sudah direvisi:

Gambar 4.31 Permasalahan 3


Sumber : Dokumen penulis

4.3. Tahap Pekerjaan Lain-lain

4.3.1. Penentuan Konsep Interior Masjid

Konsep yang di gunakan dalam perencanaan interior masjid ini


adalah konsep yang sesuai permintaan owner. Yaitu modern timur tengah,
dengan pengaplikasian wood panel pada dinding dan ceiling.
Penggambaran konsep interior masjid yang diinginkan owner
adalah sebagai berikut:
68

Gambar 4.23 Konsep Masjid


Sumber : Data perusahaan
4.3.2. Pembuata Perspektif 3D interior
Setelah selsai mempelajari gambar kerja yang diberikan kemudian
menulis langsung membuat 3D menggunakan softwere Skechup, setelah
bentuk 3D selesai kemudian penulis mengkonsepkan warna dan material
yang akan diaplikasikan pada interior bangunan tersebut. Disini warna yang
di pakai adalah warna cream dengan perpaduan material panel wood coklat.
Berikut merupakan hasil rendering perspektif 3D

Gambar 4.24 Rendering Masjid


Sumber : Dokumen penulis
69

Gambar 4.25 Rendering Masjid


Sumber : Dokumen penulis

Gambar 4.26 Rendering Masjid


Sumber : Dokumen penulis

Gambar 4.27 Rendering Masjid


Sumber : Dokumen penulis
70

Gambar 4.28 Rendering Masjid


Sumber : Dokumen penulis
BAB V
PENUTUP

5.1. Kesimpulan
Adapun kesimpulan selama kerja praktek kurang lebih 3 bulan di RONE adalah
sebagai berikut :
1. Kerja praktek ini memberikan pengalaman dan pembekalan kepada saya
tentang bagaimana cara bekerja di dunia konsultan arsitektur mulai dari
pembuatan gambar kerja dan konsep.
2. Kurang lebih RONE disetiap konsep proyek selalu memakai gaya arsitektur
modern dikarenakan dari segi perawatan lebih mudah dan biaya perawatan
tidak memakan biaya yang terlalu tinggi, serta gaya arsitektur modern
memberikan nilai luas pada setiap ruang karena benar-benar setiap ruang
dimanfaatkan sebaik mungkin.
3. Salah satu filosofi yang sering dipakai di RONE adalah membuat sebuah karya
tidak hanya sebatas bagus tapi harus bisa diaplikasikan, karena percuma disain
bagus tapi tidak bisa dibangun. Filosofi inilah yang membuat RONE selalu
mendapat kepercayaan dari customer.
5.2. Saran
Dalam membuat sebuah projek ada baiknya kita harus tau kondisi di
lapangan dan data yang dibutuhkan agar kita tau arah dan tujuan bagaimana alur
dan persiapan yang perlu disiapkan untuk memulai sebuah projek. Dan
mengutamakan

71
DAFTAR PUSTAKA

Rayner, Banham. 1978 “Age of The Master: A Personal View of Modern Architecture”.
Termuat di https://arsitekturart.wordpress.com/2016/03/07/arsitektur-modern-konsep-
bentuk-dan-ruang/. Di akses pada 17 juni 2020
Ujay. 2013. “Pengertian Arsitektur Moderen”, Termuat di
journal.uajy.ac.id/8458/5/TA413475, Diakses pada 17 juni 2020
Wikipwdia. 2017. “pengertian Arsitektur Split House” termuat di,
https://en.wikipedia.org/wiki/Talk:Split_Level diaksesn 18 juni 2020
Arsitag, 2020 “Jenis Jenis Arsitektur Split Level”,termuat di
https://www.arsitag.com/article/yuk-kenali-istilah-split-level-dalam-desain-rumah
diakses pada 20 juni 2020.

72
DAFTAR LAMPIRAN

1. Gambar Kerja Split Ofice House Bekasi


2. Gambar 3D Interior Masjid Nurul Syahfuan
3. Lembar Surat Pengantar Dari Kampus
4. Lembar Surat Penerimaan Kerja Praktek Dari RONE
5. Lembar Surat Selsai Kerja Praktek Dari RONE
6. Lembar Bimbingan Harian Di Lapangan
7. Lembar Bimbingan Laporan Kerja Praktek
8. Lembar Penilaian Kerja Praktek dari RONE

73

Anda mungkin juga menyukai