Disusun Oleh :
DENI PRABOWO
NIM : 321710020
Disusun Oleh :
DENI PRABOWO
NIM : 321710020
Mengetahui
Ketua Program Studi Arsitektur
ii
NIDN. 0413097702
LEMBAR PENGESAHAN
Disusun Oleh :
DENI PRABOWO
NIM : 321710020
NIDN. NIDN.
Mengetahui
Ketua Program Studi Arsitektur
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmatNya
sehingga penulis dapat menyelesaikan kerja praktek dan menyelesaikan laporan kerja
praktek ini, yang berjudul “Perencanaan Split Office House” yang diajukan sebagai salah
satu syarat untuk kelulusan mata kuliah Kerja Praktek bagi mahasiswa arsitektur
Universitas Pelita Bangsa.
Dari hasil yang tealah dilakukan dan dicapai selama penulis mengikuti kegiatan
Kerja Praktek (KP) di RONE selama 4 bulan terhitung mulai dari tanggal 02 Maret 2020
sampai dengan 01 Juli 2020, Penulis banyak mendapatkan pengetahuan dan pengalaman
yang tak ternilai.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih atas perhatian, bantuan,
dan bimbingan untuk melaksanakan kerja praktek kepada :
1. Bapak Hamzah M. Mardi Putra, S.K.M., M.M., Selaku Rektor Universitas
Pelita Bangsa.
2. Ibu Putri Anggun Sari, S.Pt., M.Si., Selaku Dekan Fakultas Teknik
Universitas Pelita Bangsa.
3. Ibu Retno Fitri Astuti, S.T., M.T., Selaku Ketua Program Studi Arsitektur
Universitas Pelita Bangsa.
4. Bapak Ahmad Aguswin, ST., M.M. Selaku Dosen Pembimbing Laporan
Kerja Praktek.
5. Bapak Purnama Sakhrial Pradini, S.T., M.T., Selaku Dosen Mata Kuliah
Kerja Praktek.
6. Bapak Harun Immanuel, S.Ars., M.T., Selaku Pembimbing Lapangan
sekaligus Direktur Utama dari RONE.
7. Kedua Orang tua saya, yang telah memberikan dukungan secara moril
maupun materil.
8. Teman-teman saya dan semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu
per satu, yang telah membantu dalam penyusunan laporan kerja praktek
ini.
Penulis mengakui bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna dan masih
memiliki banyak kekurangan, dengan dasar itu kritik dan saran yang bersifat membangun
sangat penulis harapkan dari semua pihak terhadap laporan ini. Semoga laporan ini
iv
berguna bagi Penulis, Universitas Pelita Bangsa, RONE, serta masyarakat pada
umumnya.
DENI PRABOWO
v
DAFTAR ISI
JUDUL i
LEMBAR PERSETUJUAN ii
LEMBAR PENGESAHAN iii
KATA PENGANTAR iv
DAFTAR ISI vi
DAFTAR GAMBAR ix
DAFTAR TABEL x
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang Proyek 1
1.2 Rumusan Masalah 1
1.3 Batasan Masalah 1
1.3.1 Pembuatan Program Ruang 2
1.3.2 Perencanaan Fasad Bangunan 2
1.4 Tujuan Dan Manfaat Kerja Praktek 2
1.4.1 Tujuan Kerja Praktek 2
1.4.2 Manfaat Kerja Praktek 2
1.5 Waktu Dan Pelaksanaan 2
1.5.1 Tempat Pelaksanaan 2
1.5.2 Waktu Pelaksanaan 3
1.6 Sistematika Penulisan Perancangan 3
BAB II TINJAUAN UMUM 5
2.1 Tinjauan Pustaka RONE 5
2.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan RONE 5
2.1.2 Kebijakan RONE 6
2.1.3 Alamat Perusahaan RONE 6
2.1.4 Sertifikasi RONE 6
2.1.5 List Proyek RONE 7
2.1.6 Struktur Organisasi RONE 14
2.2 Latar Belakang Pembangunan Proyek 15
vi
2.2.1 Latar Belakang Proyek 15
2.2.2 Data proyek 15
2.2.3 Kebutuhan Ruang 15
BAB IV PELAKSANAAN 36
vii
4.1.7 Tahap Pembuatan Potongan 58
4.1.8 Tahap Pembuatan Tampak Bangunan 59
4.1.9 Tahap Pembuatan Perspektif 3D Bangunan 60
4.2 Permasalahan Selama Proses Perencaan 63
4.3 Tahap Pekerjaan Lain-lain 66
4.3.1 Penentuan Konsep Interior Masjid 66
4.3.2 Pembuata Perspektif 3D interior 66
BAB V PENUTUP 69
5.1 Kesimpulan 69
5.2 Saran 69
DAFTAR PUSTAKA 70
DAFTAR LAMPIRAN 71
viii
DAFTAR GAMBAR
ix
Gambar 4.7 Denah Alternatif
Gambar 4.8 Denah Alternatif (ACC)
Gambar 4.9 Denah semi Basemen
Gambar 4.10 Denah Lantai 1
Gambar 4.11 Denah Lantai 2
Gambar 4.12 Denah Kramik Semi Basemen
Gambar 4.13 Denah Kramik Lantai 1
Gambar 4.14 Denah Kramik Lantai 2
Gambar 4.15 Denah Listrik Semi Basement
Gambar 4.16 Denah Listrik Lantai 1
Gambar 4.17 Denah Listrik Lantai 2
Gambar 4.18 Potongan A-A
Gambar 4.19 Potongan B-B
Gambar 4.20 Tampak depan Alternatif 1
Gambar 4.21 Tampak depan Alternatif 2 (ACC)
Gambar 4.22 Tampak depan 3D
Gambar 4.23 Perspektif kiri 3D
Gambar 4.24 Perspektif kanan 3D
Gambar 4.25 Perspektif poster
Gambar 4.26 Permasalahan 1
Gambar 4.27 Permasalahan 1
Gambar 4.28 Permasalahan 2
Gambar 4.29 Permasalahan 2
Gambar 4.30 Permasalahan 3
Gambar 4.31 Permasalahan 3
Gambar 4.23 Konsep Masjid
Gambar 4.24 Rendering Masjid
Gambar 4.25 Rendering Masjid
Gambar 4.26 Rendering Masjid
Gambar 4.27 Rendering Masjid
Gambar 4.28 Rendering Masjid
x
DAFTAR TABEL
xi
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
BAB V Penutup
Pada bab ini berisi kesimpulan dan saran dari pekerjaan
praktek yang telah dilaksanakan oleh mahasiswa serta berbagai
pengarahan sehingga tidak terjadi kesalahan bila nanti
menjalankan pekerjaan di lapangan.
BAB II
TINJAUAN UMUM
5
6
RONE telah terdaftar secara resmi di IAI atas nama Harun Immanuel
dengan nomor anggota 16580.162.100.
2.1.5 List Proyek RONE
1. Urban dan Real Estate
a. Projek : Utilities, Design and Drafting Cluster Sutera
Indah
Lokasi : Sungai Pinyuh, Kalimantan
Tahun : 2013
2. Home Office
a. Projek : Utilities, Design and Drfating Kapuk Muara
Lokasi : Kapuk Muara, Jakarta Utara
Tahun : 2013
4. Commercial Building
a. Projek : Apartement Maha Cipta Properindo
Lokasi :-
Tahun : 2104
17
18
c. Oscar Niemeyer.
3. Periode III (1949-1966)
Pada periode III ini, perancangan tidak hanya
mempertimbangkan bagian dalamnya saja, tetapi juga hubungannya
dengan keadaan lingkungan bangunan tersebut akan berdiri, misalnya
iklim. Bangunan yang tercipta mencerminkan hubungan yang erat
dengan teknologi. Hal ini terlihat dari penggunaan produk baru pada
masa itu, seperti baja, alumunium, metal dan beton pracetak.
Penggunaannya dapat dibagi menjadi dua prinsip dasar yang
berbeda yaitu:
a. Dilihat dari segi keindahan eksterior dan interior (estetika).
b. Dilihat dari metode produksi (efisiensi).
Walaupun setiap aliran atau paham yang berkembang pada
periode arsitektur modern mempunyai ciri khas masing-masing, akan
tetapi periode arsitektur modern ditandai dengan sebuah persamaan
yang mendasar, yaitu segala bentuk permasalah dan konsep
asitekturnya harus dinyatakan dengan jelas, tegas dan berdasarkan pada
suatu fungsi tertentu.
3.1.3. Sejarah Perkembangan Arsitektur Moern di Indonesia
Arsitektur modern tidak mengalami perkembangan secara signifikan
di Indonesia. Seperti gaya arsitektur lain yang diimpor dari negara-negara
barat, gaya arsitektur modern masuk ke Indonesia sebagai pengaruh era
globalisasi. Gaya arsitektur modern muncul sebagai gaya internasional atau
gaya universal yang cukup memiliki kesamaan di berbagai negara.
Di Indonesia, gaya arsitektur modern diterapkan sebagai gaya
arsitektur yang mengacu pada fungsi ruang juga merupakan titik awal
desain. Gaya arsitektur modern adalah gaya yang sederhana, bersih dan
fungsional. Berdasarkan gaya hidup modern, masyarakat cenderung
menyukai sesuatu yang mudah dan cepat, karena berbagai alat diciptakan
secara industri untuk kemudahan masyarakat. Sifat dasar gaya hidup
modern adalah sebuah tuntutan untuk bergerak dan melakukan sesuatu
dengan lebih cepat serta didukung oleh teknologi dan industri. Teknologi
21
binaan terkecil yang sangat penting karena sebagian besar waktu manusia
modern saat ini banyak dihabiskan di dalam ruang. Fungsi dari sebuah ruang
juga ditentukan oleh fungsi yang lebih besar yaitu bangunan. Ruang juga
dirancang untuk memenuhi kebutuhan tertentu dan fungsi yang lebih
fleksibel.(Haryadi & Setiawan, 2010).
Arsitektur modern memberikan pandangan yang jujur dan sederhana
termasuk dalam pengolahan ruang. Ruang merupakan wujud dari volume
dan bukan masa. Ruang juga merupakan sebuah bentuk dan berdasarkan
konsep arsitektur modern, bentuk mengikuti fungsi yang ada di dalamnya.
Ruang-ruang yang bersih serta didominasi elemen tembus pandang
meruapakan salah satu perwujudan dari konsep arsitektur modern.
Ruang yang terbentuk dari sisi-sisi berbentuk geometris akan
menujukkan komposisi yang lebih nyaman. Material serta rongga yang akan
membentuk ruang akan emberi pengaruh pada suasana pada ruang tersebut.
Dengan demikian, pengolahan ruang pada arsitektur modern akan
menciptakan keadaan yang efisien, sederhana namun tegas serta
menyatukan antara hubungan ruang luar dan ruang dalam melalui elemen
transparan sehingga terjadi interaksi antara objek yang berada di luar dengan
objek yang berada di dalam.
3.1.7. Bentuk dan Penampilan
Secara psikologis, manusia secara alami akan menyederhanakan
lingkungan visualnya untuk memudahkan pengertian dan pemahaman.
Semakin sederhana dan teraturnya suatu wujud, maka semakin mudah
diterima dan dimengerti.
Bentuk dan penampilan pada arsitektur modern merupakan
bentukbentuk yang geometris dan mudah dikenal.
Kesederhanaan,kemurnian, kerapian dan ketelitian dari bentuk serta
penampilan tersebut merupakan karakteristik serta konsep dari arsitektur
modern. Walapun dalam bentuk yang abstrak, bentuk tersebut akan
menunjukkan ekspresi kejujuran. Elemen-elemen dari bentuk pada
arsitektur modern bersifat puris atau bentuk yang selalu diulang.
26
3. Bi-level
Split level jenis ini mencakup dua set tangga pendek dan dua
tingkat. Biasanya memiliki satu tangga pendek mengarah ke latai atas,
dan satu tangga pendek yang mengarah ke bagian lantai bawah. Lantai
bagian atas cenderung memiliki langit – langit yang tinggi dan biasanya
mencakup ruang tamu, ruang makan, dapur kamar tidur, dan kamar
mandi. Sedangkan lantai bagian bawah lebih sering memeiliki langit-
langit yang rendah dan debagian lantainya berada di bawah tanah.
3.3. Tahapan Pembuatan Konsep
Berdasarkan penjelasan diatas mengenai pengertian konsep
Arsitektur Modern dan penerapan gaya bangunan Split Level, dan mengacu
pada rumusan masalah yaitu bagaimana membuat perencanaan gaya rumah
Split Office House dengan mengadaptasi konsep Arsitektur Modern maka
penulis merumuskan dulu apa saja yang dibutuhkan untuk memenuhi syarat
terbentuknya sebuah rumah yang mana akan digunakan selain untuk
dijadikan tempat tinggal, serta akan digunakan juga sebagai kantor (Office).
Maka didapatlah syarat – syarat dan ketentuan membangun sebuah rumah,
yaitu dengan memperhatikan hal- hal sebagai berikut:
3.3.1. Ruang
Ruang merupakan wadah, bisa dibentuk secara nyata atau secara
imajiner, juga bisa dibatasi dengan benda, alam, pandangan bahkan
imajinasi. Ruang yang terbentuk secara nyata misalnya ruang tidur. Pada
ruang tidur terdapat enam sisi yang membatasi yaitu empat sisi berdiri
vertikal dan dua sisi horizontal, yaitu plafon dan dinding.
Ruang yang terbentuk secara imajiner contohnya saat seseorang
pada sebuah hall hotel yang besar, mereka pasti duduk bermain notebook
pada sebuah sofa disuah sudut ruangan maka akan terciptalah ruang mereka
sendiri.
Bila sebuah bangunan selesai terdapat kekurangan ruangan maka
akan timbul masalah saat bangunan digunakan, apalagi jika ruang tersebut
merupakan ruang yang penting. Mungkin jika terlanjur terjadi maka ini
membangun ruangan yang dibutuhkan atau dengan membangunnya pada
29
lahan yang masih tersisa. Namun, tentu saja itu dapat merusak sisi disain
arsitektural aslinya dan menambah biaya. Sebaliknya, jika terdapat ruangan
yang tersisa atau tidak difungsikan maka merupakan pemborosan biaya,
bahan baku, lahan, dan pembangunan.
Maka menentukan kebutuhan ruang adalah faktor yang sangat
penting dalam perencanaan bangunan. Kedua kondisi tersebut diatas bisa
dihindari dengan perencanaan yang cermat dan teliti dalam menentukan
kebutuhan ruang. Faktor-faktor untuk menentukan kebutuhan ruang
diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Pelaku kegiatan
Untuk menentukan ruangan yang akan didisain, harus diketahui
peruntukan bangunan yang akan didirikan : apakah rumah tinggal,
hotel, resort, villa, bandara, atau yang lainnya. Jika membangun rumah
tinggal, perlu diketahui siapa yang akan menggunakannya, apa hobi dan
kebiasannya, jabatan apa dan kegiatan apa. Semua ini akan berpengaruh
terhadap kebutuhan ruangnya.
Disamping karakter dan keinginan yang dibutuhkan, perilaku
orang tersebut juga perlu diperhatikan. Contoh pada bangunan kantor,
hubungan kegiatan manusia dapat melibatkan struktur organisasi yang
ada sehingga dapat diketahui hubungan kegiatan pengunjung dengan
jelas. Kadang arsitek harus jeli memperhatikan orang yang bakal
menghuninya, mulai dari parkir, masuk teras, koridor dan seterusnya.
2. Proses kegiatan
Proses kegiatab merupakan tahapan pada kegiatan dari awal
sampai akhir. Mengetahui proses kegiatan merupakan faktor yang
sangat penting terutama pada kegiatan yang terkait dengan waktu, uang
dan orang. Proses kegiatan yang terkait dengan waktu misalnya pabrik,
restoran, bank, dan bandara sedangkan yang terkait dengan orang
misalnya rumah sakit atau rumah tinggal. Proses kegiatan ini berkaitan
dengan apa, kapan dan bagaimana.
30
a. Apa
Apa adalah apa saja tahapan kegiatan yang dilakukan.
Misalnya pada rumah tinggal, kegiatan seorang ayah sehari-
hari : bangun, mandi, menbuka e-mail, sarapan, berangkat ke
kantor dan lain-lain.
Semua tahapan kegiatan tersebut membutuhkan ruang. Ada
kegiatan yang bisa digabung disatu ruang. Ruang keluarga,
sebagai contoh, bisa digunakan untuk berbagai kegiatan
seperti berkumpul, belajar dan bekerja. Sementara itu,
kegiatan yang tidak dapat digabung dan membutuhkan ruang
khusus misalnya toilet.
b. Kapan
Kapan disini berkaitan dengan waktu. Proses kegiatan yang
berbeda bisa ditempatkan di lokasi yang sama bila waktunya
berbeda, demi efisiensi lahan dan biaya pembangunan.
c. Bagaimana
Bagaimana disini menjelaskan proses kegiatan pada
masingmasing tahapan kegiatan. Contoh merencanakan dapur
pada restoran. Maka di dapur terjadi beberapa kegiatan
membersihkan bahan, meracik, menyimpan, memasak dan
lain-lain.
3. Kebutuhan dan ukuran ruang
Setelah mengetahui siapa pelaku kegiatan dan proses kegiatannya
maka dapat menentukan ruang apa saja yang dibutuhkan dan
selanjutnya menentukan ukuran besaran ruangan. Untuk menentukan
besaran ruang maka harus melihat pada standar baku yang sudah ada
atau dari peraturan atau dari buku. Untuk beberapa kasus bisa juga
menentukan ukuran besaran ruang dengan studi besaran ruang.
4. Hubungan ruang
Setelah menentukan kebutuhan ruang dan besaran ruang
masingmasing, tahapan selanjutnya adalah menentukan hubungan
ruang. Hubungan ruang diperlukan untuk menentukan lokasi atau
31
Pencitraan
Suasana
Ekspresi
Orientasi
Olahan building encelope and façade
Teknologi dan material
36
37
Publik
Lantai 1
Publik
Semi
Servis Privat
publi
k
lantai 2
Semi
publi
k
Semi
Privat publi
k
Servis
Rooftop
Publik
Berikut gambar denah yang telah di setujui oleh arsitektur principal dan
alternatif denah.
1. Teras
Diketahui
E = 60 LUX Cu = 50% / 0,5
L =3m LLF = 0,7
W = 1,5 m lampu LED 40 watt
n =1
Hasil
- Ø = Jenis Lampu x Lumen
Ø = 40 x 75
Ø = 3000 Lumen
𝐸.𝐿.𝑊
- 𝑁 = ø.𝐿𝐿𝐹.𝐶𝑢.𝑛
60 . 3 . 1,5
𝑁=
3000 . 0,7 . 0,5 . 1
270
𝑁=
1.050
N = 0,2 ( dibulatkan menjadi 1)
2. Garasi
Diketahui
E = 60 LUX Cu = 50% / 0,5
L = 13 m LLF = 0,7
W = 6,5 m lampu LED 40 watt
n =1
Hasil
- Ø = Jenis Lampu x Lumen
Ø = 40 x 75
Ø = 3000 Lumen
𝐸.𝐿.𝑊
- 𝑁 = ø.𝐿𝐿𝐹.𝐶𝑢.𝑛
60 . 13 . 6,5
𝑁=
3000 . 0,7 . 0,5 . 1
5.070
𝑁=
1.050
N = 4,8 ( dibulatkan menjadi 5)
3. Ruang Kumpul
Diketahui
E = 150 LUX Cu = 50% / 0,5
L =5m LLF = 0,7
W = 4,5 m lampu LED 40 watt
n =1
51
Hasil
- Ø = Jenis Lampu x Lumen
Ø = 40 x 75
Ø = 3000 Lumen
𝐸.𝐿.𝑊
- 𝑁 = ø.𝐿𝐿𝐹.𝐶𝑢.𝑛
150 . 5 . 4,5
𝑁=
3000 . 0,7 . 0,5 . 1
3.375
𝑁=
1.050
N = 3,2 ( dibulatkan menjadi 3)
4. Ruang Tamu
Diketahui
E = 150 LUX Cu = 50% / 0,5
L =5m LLF = 0,7
W = 3,5 m lampu LED 40 watt
n =1
Hasil
- Ø = Jenis Lampu x Lumen
Ø = 40 x 75
Ø = 3000 Lumen
𝐸.𝐿.𝑊
- 𝑁 = ø.𝐿𝐿𝐹.𝐶𝑢.𝑛
150 . 5 . 3,5
𝑁=
3000 . 0,7 . 0,5 . 1
2.625
𝑁=
1.050
N = 2,5 ( dibulatkan menjadi 2)
5. Ruang Studio
Diketahui
E = 150 LUX Cu = 50% / 0,5
L =4m LLF = 0,7
W =4m lampu LED 40 watt
n =1
Hasil
- Ø = Jenis Lampu x Lumen
Ø = 40 x 75
Ø = 3000 Lumen
𝐸.𝐿.𝑊
- 𝑁 = ø.𝐿𝐿𝐹.𝐶𝑢.𝑛
52
150 . 4 . 3
𝑁=
3000 . 0,7 . 0,5 . 1
1.800
𝑁=
1.050
N = 1.7 ( dibulatkan menjadi 2)
6. Kamar Utama
Diketahui
E = 250 LUX Cu = 50% / 0,5
L =5m LLF = 0,7
W = 3,5 m lampu LED 40 watt
n =1
Hasil
- Ø = Jenis Lampu x Lumen
Ø = 40 x 75
Ø = 3000 Lumen
𝐸.𝐿.𝑊
- 𝑁 = ø.𝐿𝐿𝐹.𝐶𝑢.𝑛
250 . 5 . 3,5
𝑁=
3000 . 0,7 . 0,5 . 1
4.375
𝑁=
1.050
N = 4,1 ( dibulatkan menjadi 4)
250 . 3 . 3
𝑁=
3000 . 0,7 . 0,5 . 1
2.250
𝑁=
1.050
N = 2,1 ( dibulatkan menjadi 2)
53
8. Kamar Anak
Diketahui
E = 250 LUX Cu = 50% / 0,5
L =3m LLF = 0,7
W =3m lampu LED 40 watt
n =1
Hasil
- Ø = Jenis Lampu x Lumen
Ø = 40 x 75
Ø = 3000 Lumen
𝐸.𝐿.𝑊
- 𝑁 = ø.𝐿𝐿𝐹.𝐶𝑢.𝑛
250 . 3 . 3
𝑁=
3000 . 0,7 . 0,5 . 1
2.250
𝑁=
1.050
N = 2,1 ( dibulatkan menjadi 2)
9. Kamar Tamu
Diketahui
E = 250 LUX Cu = 50% / 0,5
L =3m LLF = 0,7
W =3m lampu LED 40 watt
n =1
Hasil
- Ø = Jenis Lampu x Lumen
Ø = 40 x 75
Ø = 3000 Lumen
𝐸.𝐿.𝑊
- 𝑁 = ø.𝐿𝐿𝐹.𝐶𝑢.𝑛
250 . 3 . 3
𝑁=
3000 . 0,7 . 0,5 . 1
2.250
𝑁=
1.050
N = 2,1 ( dibulatkan menjadi 2)
54
250 . 3 . 1,5
𝑁=
3000 . 0,7 . 0,5 . 1
1.125
𝑁=
1.050
N = 1,07 ( dibulatkan menjadi 2)
250 . 3 . 2,5
𝑁=
3000 . 0,7 . 0,5 . 1
1.875
𝑁=
1.050
N = 1,7 ( dibulatkan menjadi 2)
12. Dapur
Diketahui
E = 250 LUX Cu = 50% / 0,5
L =3m LLF = 0,7
W = 2,5 m lampu LED 40 watt
n =1
55
Hasil
- Ø = Jenis Lampu x Lumen
Ø = 40 x 75
Ø = 3000 Lumen
𝐸.𝐿.𝑊
- 𝑁 = ø.𝐿𝐿𝐹.𝐶𝑢.𝑛
250 . 3 . 2,5
𝑁=
3000 . 0,7 . 0,5 . 1
1.875
𝑁=
1.050
N = 1,7 ( dibulatkan menjadi 2)
250 . 3,5 . 3
𝑁=
3000 . 0,7 . 0,5 . 1
2.265
𝑁=
1.050
N = 2,5 ( dibulatkan menjadi 2)
𝐸.𝐿.𝑊
- 𝑁 = ø.𝐿𝐿𝐹.𝐶𝑢.𝑛
250 . 3 . 3
𝑁=
3000 . 0,7 . 0,5 . 1
2.250
𝑁=
1.050
N = 2,1 ( dibulatkan menjadi 2)
250 . 9 . 5
𝑁=
3000 . 0,7 . 0,5 . 1
11.250
𝑁=
1.050
N = 10,7 ( dibulatkan menjadi 11 )
57
dasar yaitu hitam dan putih serta penambahan sedikit warna coklat. Untuk
bagian depan bangunan ada beberapa bagian yang diberi beberapa aksen
tambahan berupa secondary skin yang memakai material batu alam
berwarna grey. Berikut gambar dari disain perspektif bangunan.
Dari hasil akhir desain rumah Split Office House tersebut dapat dilihat
bahwasanya rumah tersebut di desain berdasrkan konsep yang di inginkan oleh
Ouner dan mengikuti hasil rangkuman pada Rumusan Masalah dan Tinjauan
Pustaka yaitu merencanakan rumah dengan gaya Split Level dan mengusung
konsep Aritektut modern.
Untuk penerapan gaya Split Level pada banunan ini mengikuti jenis Split
Level Backsplit yaitu dapat dilihat dari perbedaan ketinggian level bagian depan
bangunan dan bagian belakang banunan sesuai dengan pengertian jenis Split Level
Backsplit yaitu perbedaan yang dapat dilihat dari bagian depan dan belakang yang
berbeda level.
Untuk penerapan konsep Arsitektur modern pada bangunan yaitu mengikuti
derdasarkan kriteria Arsitektur Moderen yang di jelaskan pada BAB sebelumnya
yaitu:
1. Terfokus pada fungsi ruang, yang terbentuk dari pola aktivitas penghuni
di dalamnya.
2. Terfokus pada material bangunan yang digunakan untuk menciptakan
hasil akhir bernilai estetika yang diinginkan.
3. Analogi mesin dalam penyusunan dan pengembangan ruang.
4. Menghindari ornamen pada bangunan.
5. Penyederhanaan bentuk.
Hal tersebut juga dapat dilihat dari fasad bangunan yaitu Terlihat memiliki
keseragaman dalam penggunaan skala manusia, bangunan bersifat fungsional, yaitu
sebuah bangunan dapat mencapai tujuan semaksimal mungkin, bila dipergunakan
sesuai dengan fungsinya yaitu rumah sekaligus kantor.
Bentuk bangunan sederhana dan bersih yang berasal aliran kubisme dan
abstrak yang terdiri dari bentuk-bentuk aneh, akan tetapi memiliki bentuk dasar segi
empat yang tertuang dalam bentuk bangunan yang terlihat monoton dengan ciri
khas persegi empat.
Pemakaian bahan pabrik atau industrial yang diperlihatkan secara jujur dan
tidak diberi ornament, yaitu dapat terlihat dari keseluruhan bangunan yang lebih
cenderung menggunakan bahan – bahan pabrikasi tanpa menambahkan ornament
ukiran dan hanya menggunakan tambahan hiasan seperti papan kayu yang di
64
bariskan rapih yang berfungsi untuk menahan panas dan menambah estetika pada
bangunan.
Interior dan eksterior bangunan terdiri dari garis-garis vertikal dan horizontal
yang dapat dilihat pada bagian fasad bangunan yang dibuat lebih sederhana dan
hanya menunjukan kesan modern tanpa adanya unsur ornament.
3. Revisi pondasi
5.1. Kesimpulan
Adapun kesimpulan selama kerja praktek kurang lebih 3 bulan di RONE adalah
sebagai berikut :
1. Kerja praktek ini memberikan pengalaman dan pembekalan kepada saya
tentang bagaimana cara bekerja di dunia konsultan arsitektur mulai dari
pembuatan gambar kerja dan konsep.
2. Kurang lebih RONE disetiap konsep proyek selalu memakai gaya arsitektur
modern dikarenakan dari segi perawatan lebih mudah dan biaya perawatan
tidak memakan biaya yang terlalu tinggi, serta gaya arsitektur modern
memberikan nilai luas pada setiap ruang karena benar-benar setiap ruang
dimanfaatkan sebaik mungkin.
3. Salah satu filosofi yang sering dipakai di RONE adalah membuat sebuah karya
tidak hanya sebatas bagus tapi harus bisa diaplikasikan, karena percuma disain
bagus tapi tidak bisa dibangun. Filosofi inilah yang membuat RONE selalu
mendapat kepercayaan dari customer.
5.2. Saran
Dalam membuat sebuah projek ada baiknya kita harus tau kondisi di
lapangan dan data yang dibutuhkan agar kita tau arah dan tujuan bagaimana alur
dan persiapan yang perlu disiapkan untuk memulai sebuah projek. Dan
mengutamakan
71
DAFTAR PUSTAKA
Rayner, Banham. 1978 “Age of The Master: A Personal View of Modern Architecture”.
Termuat di https://arsitekturart.wordpress.com/2016/03/07/arsitektur-modern-konsep-
bentuk-dan-ruang/. Di akses pada 17 juni 2020
Ujay. 2013. “Pengertian Arsitektur Moderen”, Termuat di
journal.uajy.ac.id/8458/5/TA413475, Diakses pada 17 juni 2020
Wikipwdia. 2017. “pengertian Arsitektur Split House” termuat di,
https://en.wikipedia.org/wiki/Talk:Split_Level diaksesn 18 juni 2020
Arsitag, 2020 “Jenis Jenis Arsitektur Split Level”,termuat di
https://www.arsitag.com/article/yuk-kenali-istilah-split-level-dalam-desain-rumah
diakses pada 20 juni 2020.
72
DAFTAR LAMPIRAN
73