Anda di halaman 1dari 101

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Teori merupakan dasar dari terbentuknya sebuah keterampilan. Untuk
memahami sebuah teori, mahasiswa berhak untuk mendapatkan suatu pendidikan
melalui dosen pengajar di kampus. Politeknik Negeri Bali menerapkan program
belajar yang sekaligus memberikan mahasiswa pengetahuan teori dan praktikum.
Pada semester-semester tertentu mahasiswa akan sesekali terjun ke workshop
untuk mendapatkan ilmu terhadap praktikum. Hal ini sangat bermanfaat bagi
mahasiswa, dimana mahasiswa tidak hanya sekedar membayangkan teori yang di
dapatkan di dalam ruangan kelas, tetapi bisa melaksanakan langsung di lapangan.
Sehingga mahasiswa mampu memahami teori dan mengalami langsung mengenai
ketehknik sipilan.
Program study Manajemen Proyek Konstruksi diwajibkan untuk mengikuti
dua tahap program magang industry, di antaranya adalah melakukan magang di
pelaksanaan proyek dan melakukan magang pada pengawasan atau perencanaan
proyek. Dilihat dari program study, mahasiswa D4 memang harus mengikuti
program magang yang ke II ini, karena program study Manajemen Proyek
Konsdtruksi ini menekankan mahasiswa untuk memahami dan mengalami
mengenai masalah manajemen suatu proyek. Misalnya memanajemen waktu,
biaya, mutu, tenaga kerja dan sebagainya. Lain halnya pada program magang
industri yang pertama, mahasiswa di harapkan mampu menjelaskan secara rinci
mengenai pelaksanaan suatu item pekerjaan pada suatu proyek. Jadi magang
industry yang ke II ini sangat bermanfaat bagi mahasiswa khususnya mahasiswa
program study D4 Manajemen Proyek Kosntruksi, Politeknik Negeri Bali.
Seperti yang telah di alami di lapangan, terkadang teori itu tidak selalu sama
dengan apa yang di alami di lapangan. Seperti misalnya dalam suatu pengecoran
kolom di suatu proyek, biasanya pelaksana menuangkan mortar dari ketinggian
yang melebihi syarat ketinggian maksimum dalam pengecoran. Sedangkan yang
mahasiswa pahami melalui teori tinggi jatuh nya mortar itu tidak boleh lebih
tinggi dari 1,5 meter, seperti yang tertera di buku bahan ajar Teknik Beton. Hal
yang akan terjadi tentunya adalah segregasi pada beton kolom. Oleh karena itu
keadaan di lapangan bisa saja tidak sesuai dengan apa yang kita bayangkan
melalui teori.
Suatu proyek konstruksi dibangun dengan berbagai alasan sesuai fungsi dari
bangunan tersebut. Pada kesempatan ini penulis berkesempatan untuk melakukan
magang di Proyek Pembangunan GOR Sading, yang ber alamat di Br. Negara
Kaja, Desa Sading, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung. Alasan kenapa
penulis memilih melaksanakan magang di proyek ini adalah, memiliki kategori
yang cocok dengan panduan magang industry yang telah di tetapkan oleh Jurusan
Teknik Sipil PNB. Dimana hal – hal yang termasuk dalam kategori adalah,
pekerjaan pembangunan sedang berlangsung, Memiliki lebih dari satu lantai,
kelengkapan unsur proyek yang selalu ada di lapangan dan memiliki item
pekerjaan baru dibandingkan proyek pembangunan MI I
Proyek ini dibangun sebagai pelengkap fasilitas desa yang nantinya akan
bermanfaat untuk seluruh warga khususnya dalam bidang olahraga. Harapan
pemerintah adalah warga berminat untuk menjaga kesehatan jasmani dengan
memanfaatkan Gedung Olah Raga ini.

1.2. Tujuan dan Manfaat


1.2.1. Tujuan dan Manfaat Proyek
a. Tujuan :
1. Untuk Melengkapi Fasilitas Umum di Desa Sading demi
kepentingan bersama guna meningkatkan prestasi di bidang
olahraga.
2. Untuk menumbuhkan minat berolahraga pada masyarakat dan
memelihara kesehatan dengan melakukan kegiatan jasmani
b. Manfaat :
1. Warga desa dapat melakukan kegiatan jasmani dengan layak dengan
memanfaatkan Gedung Olahraga ini.
2. Kesehatan warga yang terjamin.

1.2.2. Tujuan dan Manfaat Magang


a. Tujuan :
1. Memahami dan menguasai tehknik dan prosedur pengawasan yang
baik dan benar terhadap suatu proyek.
2. Mengembangkan cara berfikir mahasiswa agar cepat dalam
pengembangan diri menghadapi dunia kerja.
3. Untuk mengetahui lingkungan kerja yang sebenarnya dalam suatu
proyek konstruksi.
b. Manfaat
1. Mahasiswa mempunyai dasar pekerjaan kepengawasan dalam
menghadapi dunia kerja.
2. meningkatnya kreatifitas mahasiswa baik dalam mengatasi masalah
ataupun menyelesaikan suatu pekerjaan dalam dunia kerja.
3. Sebagai awal beradaptasi dengan lingkungan kerja.

1.3. Identitas Proyek


Berdasarkan dokumen kontrak, identitas proyek Pembangunan GOR Sading
adalah sebagai berikut :
Nama Proyek : Pembangunan GOR Sading
Lokasi : Br. Negara Kaja, Desa Sading, Kecamatan
Mengwi,
Kabupaten Badung
Pemilik Proyek : Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Badung
Nomer Kontrak : 21/KNT/DPUPR-TR/2018
22/SPMK/DPUPR-TR/2018
Tanggal Kontrak : 08 Mei 2018
Nilai Proyek : Rp. 7.894.458.000,00
Sumber Dana : APBD Induk Kabupaten Badung
Waktu Pelaksanaan : 200 Hari Kalender
Tahun Anggaran : 2018
Kontraktor : PT. Tunas Jaya Sanur
Konsultan Pengawas : CV. Lumbung Asti Konsultan
Konsultan Perencana : CV. Arkon

1.4. Ruang Lingkup


1.4.1. Ruang Lingkup Proyek
Ruang Lingkup Pekerjaan adalah mencakup keseluruhan pekerjaan tentang
kontruksi yang dibangun dalam Pembangunan GOR Sading. Adapun ruang
lingkup Pembangunan GOR Sading meliputi :
A. PEKERJAAN STRUKTUR
A.1. BASEMENT
a. PEKERJAAN PERSIAPAN
1. Pek. Pembersihan dan Perataan
2. Pek. Pengukuran dan pas. bowplank
3. Pek. Pas. Papan nama proyek
4. Pek. Mobilisasi dan Demobilisasi

b. PEKERJAAN BORE PILE


1. Pengeboran + Washing diameter 35 cm panjang 8 meter
2. Pekerjaan Beton Bor Pile

c. PEKERJAAN PASANGAN
1. Pek. Pasangan batu kosong
2. Pek. Pasangan batu kali 1pc : 5ps

d. PEKERJAAN TANAH DAN PASIR


1. Pekerjaan Galian Basement dg Alat Berat
2. Pekerjaan Buang Galian Basement
3. Pekerjaan Galian Pondasi Pile Cap
4. Pekerjaan Galian Pondasi Menerus
5. Pekerjaan Urugan Pasir t = 5 cm bawah Pondasi Menerus
6. Pekerjaan Urugan Pasir t = 10 cm bawah lantai Basement (wiremesh)
e. PEKERJAAN TURAP BATAKO (SHEET PILE)
1. Pekerjaan Beton Kolom Praktis
2. Pekerjaan Beton Sloof Praktis
3. Pekerjaan Beton Ring Praktis
4. Pekerjaan Dinding Batako

f. PEKERJAAN RETAINING WALL


1. Pekerjaan Beton Sloof
2. Pekerjaan Beton Dinding
3. Pekerjaan Beton Balok
4. Waterstop pada dinding beton
5. Pekerjaan Waterproofing Integral

g. PEKERJAAN BETON
1. Pek. Beton Rabat lantai 1pc : 3ps : 5kr bawah lantai lapis wiremes
2. Pek. Beton Pile Cap
3. Pek. Beton Sloof Struktur
4. Pek. Beton Kolom
5. Beton Wire mesh M10 (dua layer) Lantai Basement
6. Pek. Got Beton K 250 (Sampit)

h. PEKERJAAN LAIN LAIN


1. Pek. Septiktank
2. Pek. Peresapan
3. Bak Kontrol
4. Tutup Got (sampit)
5. Saluran Irigasi Sementara PIPA PVC (pengalihan irigasi eksisting)
6. Normalisasi Saluran Irigasi Exsisting
A.2. LANTAI 1
a. PEKERJAAN TANAH DAN PASIR
1. Pekerjaan Galian Pondasi Menerus
2. Pekerjaan Urugan Tanah Kembali Pondasi Menerus
3. Pekerjaan Urugan Tanah Peninggian Lantai Teras
4. Pekerjaan Urugan Pasir t = 5 cm bawah Pondasi Menerus

b. PEKERJAAN PASANGAN
1. Pek. Pasangan batu kosong pondasi Menerus
2. Pek. Pasangan batu kali

c. PEKERJAAN BETON
1. Pek. Beton Rabat lantai 1pc : 3ps : 5kr bawah lantai lapis wiremesh
2. Pek. Beton Sloof Struktur
3. Pek. Beton Kolom
4. Pek. Beton Balok
5. Pek. Beton Tangga,Dalam
6. Pek. Beton Tangga, Luar
7. Pek. Pelat Lantai 1
8. Pek. Pelat Repelan T = 10cm
9. Pek. Pelat Meja Wastafel T = 6 cm
10. Pek. Beton Balok Ring praktis
11. Pek. Beton Kolom praktis
12. Pek. Kuda Kuda Beton,

A.3. LANTAI 2
a. PEKERJAAN BETON
1. Pek. Beton Balok Ba
2. Pek. Beton Balok konsol
3. Pek. Beton Balok Ring (R2)
4. Pek. Beton Tangga
5. Pek. Pelat Lantai 2
6. Pek. Pelat Dak Talang
7. Pekerjaan Waterproofing Coating Dak Talang

B. PEKERJAAN ARSITEKTUR
B.1. BASEMENT
I. PEKERJAAN DINDING
1. Pek. Pasangan Dinding Bata Ringan T.7,5cm,P.60cm,L.20cm (Tanpa
Besi)
2. Pek. Acian

II. PEKERJAAN LANTAI


1. Pek. Finishing Trowel Floor Hardener
2. Pek. Pas. Keramik lantai 40 x 40 cm Ruang Pompa

III. PEKERJAAN KUSEN PINTU DAN JENDELA


1. Pek. Kusen pintu Bengkirai
2. Pek. Daun pintu panil Bengkirai
3. Pek. Pas. Glass Block

IV. PEKERJAAN PENGGANTUNG DAN PENGUNCI


1. Pek. Pas. Kunci pintu utama Komplit
2. Pek. Pas. Engsel pintu
3. Pek. Pas. Espagnoilet Tanam pintu utama

V. PEKERJAAN PLAFOND
1. Pek. Plafond (Ruang Pompa ) Kalsiboard 4,5 mm rangka metal furing
2. Pek. List plafond gypsum profil
VI. PEKERJAAN PENGECATAN DAN FINISHING
1. Pek. Pengecatan tembok
2. Pek. Pengecatan plafond Kalsiboard + List Gypsum
3. Pek. Polituran kusen
4. Pek. Polituran daun pintu

VII. PEKERJAAN SANITAIR/ PLUMBING


1. Instalasi pemipaan untuk air bersih
2. Instalasi pemipaan untuk air kotor (dari kloset)
3. Instalasi pemipaan untuk air buangan (Dewatering)

B.2. LANTAI 1
I. PEKERJAAN LANTAI DAN DINDING
1. Pek. Pasangan Dinding Bata Ringan T.7,5cm,P.60cm,L.20cm (Tanpa
Besi)
2. Pek. Acian Dinding + Beton
3. Pek. Pas. Lantai Parquet
4. Pek. Pas. Keramik lantai 20 x 20 cm Km/Wc
5. Pek. Pas. Keramik dinding 20 x 25 cm Km/Wc
6. Pek. Pas. Keramik dinding 20 x 25 cm Partisi Urinoir
7. Pek. Pas. Keramik border dinding 10 x 20 cm Km/Wc
8. Pek. Pas. Keramik lantai Anti Slip 40 x 40 cm
9. Pek. Pas. Keramik anti slip tangga 40 x 40 cm
10. Pek. Pas. Plin keramik 10 x 40 cm
11. Pek. Pas. Plin keramik 10 x 40 cm Tangga

II. PEKERJAAN PLAFOND


1. Pek. Plafond Kalsiboard 4,5 mm rangka metal furing
2. Pek. List plafond gypsum profil 5/5 cm

III. PEKERJAAN KUSEN PINTU DAN JENDELA


1. Pek. Kusen pintu,jendela dan Ventilasi Bengkirai
2. Pek. Daun pintu panil Bengkirai
3. Pek. Pas. Daun pintu Panil Bengkirai + Aluminium jeruk (KM/WC)
4. Pek. Daun jendela dan ventilasi kayu bengkirai + kaca bening 5 mm
5. Pek. Pas. Ventilasi kayu Bengkirai

IV. PEKERJAAN PENGGANTUNG DAN PENGUNCI


1. Pek. Pas. Kunci pintu utama Komplit
2. Pek. Pas. Kunci pintu KM/WC
3. Pek. Pas. Espagnoilet Tanam pintu utama
4. Pek. Pas. Engsel pintu
5. Pek. Pas. Engsel jendela dan ventilasi
6. Pek. Pas. Grendel jendela dan ventilasi
7. Pek. Pas. Kait angin jendela dan Ventilasi

V. PEKERJAAN PENGECATAN DAN FINISHING


1. Pek. Pengecatan tembok + beton
2. Pek. Pengecatan plafond + List Gypsum
3. Pek. Polituran (kusen)
4. Pek. Polituran (daun pintu, jendela )
5. Pek. Waterprofing lantai Km/Wc
6. Pek. Coating Anti Lumut

VI. PEKERJAAN KAP DAN ATAP


1. Pek. Pas. Genteng Kodok Karang Pilang
2. Pek. Pas. Bubungan genteng karangpilang
3. Pek. Pas. Ikut celedu paras ukir p=1.25 m
4. Pek. Pas. Murde paras ukir t=0.6 m
5. Pas. Usuk kamper 4/6 diprofil ekspose
6. Pas. Papan Lambersering diatas usuk
7. Pas. List Plank 3/30 Dan Tatab 2/8
8. Pas. List Plank 3/20 Dan Tatab 2/7
9. Pas. Reng 3/5 kayu kamper

VII. PEKERJAAN STYLE BALI & HANDRAILLING TANGGA


1. Tempelan Bata press
2. Pek. Plesteran SOS
3. Pek. Handrailing tangga stainless 2,5 "
4. Pas.Roster Kerawang / Keramik

VIII. PEKERJAAN SANITAIR/ PLUMBING


1. Instalasi pemipaan untuk air bersih
2. Instalasi pemipaan untuk air kotor (dari kloset)
3. Instalasi pemipaan untuk air buangan
4. Pekerjaan alat-alat sanitary
a. Closet Jongkok setara Toto
b. Kran air setara San-ei
c. Floor Drain
d. Wastafel setara Toto
e. Urinoir Setara Toto

IX. PEKERJAAN LAIN LAIN


1. Pas. Ring Basket Portable

B.3. LANTAI 2
I. PEKERJAAN PASANGAN DAN PLESTERAN
1. Pek. Pasangan Dinding Bata Ringan T.7,5cm,P.60cm,L.20cm (Tanpa
Besi)
2. Pek. Acian Dinding + Beton

II. PEKERJAAN LANTAI


1. Pek. Pas. Keramik lantai 40 x 40 cm
2. Pek. Pas. Keramik anti slip tangga 40 x 40 cm
3. Pek. Pas. Plin keramik 10 x 40 cm

III. PEKERJAAN PENGECATAN DAN FINISHING


1. Pek. Pengecatan tembok

IV. PEKERJAAN STYLE BALI & HANDRAILLING TANGGA


1. Pek. Handrailing tangga stainless 2,5 "
2. Pas.Roster Kerawang
3. Pas.Glass Block

V. PEKERJAAN KAP DAN ATAP


1. Pekerjaan Rangka Atap Double siku
2. Pek. Daun jendela dan ventilasi kayu bengkirai + kaca bening 5 mm
3. Pek. Pas. Atap genteng Metal Berpasir 0,25 mm
4. Pek. Pas. Atap spandek zincalume dibawah reng
5. Pek. Pas. Reng Baja Ringan
6. Pek. Pas. Bubungan genteng
7. Pek. Pas. Ikut celedu paras ukir p=1.25 m
8. Pek. Pas. Murde paras ukir t=0.6 m

C. PEKERJAAN MEKANIKAL ELEKTRIKAL


C.1. BASEMENT
I. PEK. INSTALASI PENERANGAN, FIXTURES & STOP KONTAK
1. Down Light LED DN 033 1 x 13 W
2. Lampu TBS 318 TL LED - 2 x 18 W M2
3. Saklar Tunggal 10 A
4. Saklar Ganda 10 A
5. Stop Kontak 16 A
6. Instalasi Penerangan kabel 3 x 2,5mm² + pvc 20 mm
7. Instalasi Stop Kontak kabel 3 x 2,5 mm² + pvc 20 mm

II. PEK. INSTALASI ALARM


Peralatan deteksi kebakaran lengkap dengan material bantunya
1. Instalasi Smoke Detector NYMHY 2x 1,5 mm2 + HIC ∅20mm
2. Smoke Detector
3. Instalasi Alarm Lamp & Bell Twisted Shielded AWG #18 + NYMHY
2x1.5 mm2 + HIC ∅20mm
4. Instalasi Push botton Cable Twisted Shielded AWG #18 + NYMHY
2x1.5
mm2 + HIC ∅20mm
5. Instalasi Flow Switch CableTwisted Shielded AWG #18 + NYMHY
2x1.5 mm2 + HIC ∅20mm
6. Alarm Bell
7. Alarm Indicator Lamp
8. Push Botton
9. End of line
10. Fire Extingusher serba guna 6 kg

III. PEK. POMPA


1. Package Pompa Submersible include panel kontrol
Kap. : 5 m3/jam
Head : 20 m
Motor : 2,2 kW ,220v 50Hz

C.2. LANTAI 1
I. PEK. INSTALASI PENERANGAN, FIXTURES & STOP KONTAK
1. Lampu Gantung Industri
2. Lampu TBS 318 TL LED - 2 x 18 W M2
3. Down Light LED DN 033 1 x 13 W
4. Spot Light 30 W LED
5. Saklar Tunggal 10 A
6. Saklar Ganda 10 A
7. Stop Kontak 16 A
8. Instalasi Penerangan kabel 3 x 2,5mm² + pvc 20 mm
9. Instalasi Stop Kontak kabel 3 x 2,5 mm² + pvc 20 mm
10. exhaus fan 8"
11. Panel
12. Material Bantu
13. Pemasangan Daya baru 23KVa
14. Pemasangan Papan Skor Digital Ukuran 380cm x 150cm
15. Instalasi Lampu Jalan NYY 3 x 4 mm2 + HIC
16. Lampu Taman Tipe GL BIG CESSNA T 35 Watt
17. Spotlight LED 20 W

II. PEK. INSTALASI ALARM


Peralatan deteksi kebakaran lengkap dengan material bantunya
1. Instalasi Heat Detector NYMHY 2x 1,5 mm2 + HIC ∅20mm
2. Instalasi Smoke Detector NYMHY 2x 1,5 mm2 + HIC ∅20mm
3. Heat Detector
4. Smoke Detector
5. Fire Extingusher serba guna 6 kg

C.3. LANTAI 2
I. PEK. INSTALASI PENERANGAN, FIXTURES & STOP KONTAK
1. Down Light LED DN 033 1 x 13 W
2. Lampu TBS 318 TL LED - 2 x 18 W M2
3. Saklar Tunggal 10 A
4. Saklar Ganda 10 A
5. Stop Kontak 16 A
6. Instalasi Penerangan kabel 3 x 2,5mm² + pvc 20 mm
7. Instalasi Stop Kontak kabel 3 x 2,5 mm² + pvc 20 mm
8. Material Bantu

II. PEK. INSTALASI ALARM


Peralatan deteksi kebakaran lengkap dengan material bantunya
1. Master Control Fire Alarm (MCFA) Semi Addressable system loop
2. Annunciator
3. TB FA
4. Instalasi Heat Detector NYMHY 2x 1,5 mm2 + HIC ∅20mm
5. Instalasi Smoke Detector NYMHY 2x 1,5 mm2 + HIC ∅20mm
6. Heat Detector
7. Smoke Detector
8. Instalasi Alarm Lamp & Bell Twisted Shielded AWG #18 + NYMHY
2x1.5 mm2 + HIC ∅20mm
9. Instalasi Push botton Cable Twisted Shielded AWG #18 + NYMHY
2x1.5 mm2 + HIC ∅20mm
10. Instalasi Flow Switch CableTwisted Shielded AWG #18 + NYMHY
2x1.5 mm2 + HIC ∅20mm
11. Alarm Bell
12. Alarm Indicator Lamp
13. Push Botton
14. End of line
15. Fire Extingusher serba guna 6 kg

III. PEK. INSTALASI PENANGKAL PETIR


1. Splitzen 1"
2. Kabel Bc 35mm2
3. Ground rod (copper Rod) di 1" x 4 m
4. Earth calmp
5. Pengeboran
6. Material bantu dan tes commisioning
D. PEKERJAAN PENATAAN HALAMAN
I. PEKERJAAN PAVING
1. Pek. Beton Pengunci
2. Pek. Pas. Paving K225 t= 6 cm PC
3. Pek. Pasir pengisi dan pemadatan

II. PEKERJAAN PLANTER BOX DAN TANAMAN


1. Pek. Galian
2. Pas. 1/2 Batako
3. Pek. Plesteran Camp. 1PC:5PS tebal 20 mm
4. Urugan Tanah Subur
5. Rumput Jepang
6. Pohon Palm Ekor tupai t=3m
7. Tanaman Soka t=20cm
8. Pohon Perdu t=50cm
9. Pohon jepun bali Ø 15cm t= 2,5m

III. PEKERJAAN PAPAN NAMA & PATUNG


1. Pek. Pas. Papan Nama Style Bali Bata Press, Granit papan nama dengan
hurup latin dan bali menggunakan prade emas
2. Pas. Patung Perunggu t= 2,5 Meter (meliputi pembuatan data dan desain,
pembuatan model (GIB) dan bahan, pembuatan cetakan dan bahan,
pekerjaan finishing serta pemasangan di lapangan, termasuk transportasi dan
akomodasi
3. Pek. Galian Pondasi Setempat
4. Pek. Urugan pasir dibawah pondasi
5. Pek. Pas. Batu kali 1PC:5PS
6. Pek. Beton Lantai Kerja K-100
7. Pek. Beton foot plat K-250
8. Pek. Beton kolom K-250
9. Pek. Beton dudukan
10. Pek. Pembesian foot plat
11. Pek. Pembesian kolom
12. Pek. Begesting kolom (dibawah tanah) 1x pakai
13. Pek. Begesting foot plat
14. Pek. Begesting dudukan
15. Pek. Tempelan Bata press

1.4.2. Ruang Lingkup Pekerjaan Selama Magang


Pada Semester 7 ini Mahasiswa Teknik Sipil Politeknik Negeri Bali
diwajibkan mengikuti program Magang Industri II yaitu di bagian konsultan
pengawas dalam waktu 10 minggu ( 6 Agustus – 13 Oktober), konsultan
perencana, ataupun MK. Magang Industri dilaksanakan di CV. Lumbung Asti
Konsultan. Dalam hal ini penulis ditugasi dalam keseharian mengawasi kegiatan-
kegiatan di proyek, mampu membandingkan prinsip – prinsip yang didapat di
kampus dengan di lapangan, membantu pengawas dalam pembuatan laporan
mingguan, mengawasi tinjauan mutu di setiap item pekerjaa dan membuat laporan
magang untuk melengkapi pembelajaran di semester 7 ini.

Lingkup pekerjaan dilapangan selama penulis melakukan Magang Industri


meliputi :

BASEMENT
a. PEKERJAAN TURAP BATAKO (SHEET PILE)
1. Pekerjaan Beton Kolom Praktis
2. Pekerjaan Beton Sloof Praktis
3. Pekerjaan Beton Ring Praktis
4. Pekerjaan Dinding Batako

b. PEKERJAAN RETAINING WALL


1. Pekerjaan Beton Sloof
2. Pekerjaan Beton Dinding
3. Pekerjaan Beton Balok
4. Waterstop pada dinding beton

c. PEKERJAAN BETON
1. Pek. Beton Rabat lantai 1pc : 3ps : 5kr bawah lantai lapis wiremes
2. Pek. Beton Pile Cap
3. Pek. Beton Sloof Struktur
4. Pek. Beton Kolom
5. Beton Wire mesh M10 (dua layer) Lantai Basement
6. Pek. Got Beton K 250 (Sampit)

d. PEKERJAAN LAIN LAIN


1. Pek. Septiktank
2. Pek. Peresapan
3. Bak Kontrol
4. Tutup Got (sampit)
5. Saluran Irigasi Sementara PIPA PVC (pengalihan irigasi eksisting)
Normalisasi Saluran Irigasi Exsisting

LANTAI 1
a. PEKERJAAN BETON
1. Pek. Beton Rabat lantai 1pc : 3ps : 5kr bawah lantai lapis wiremesh
2. Pek. Beton Sloof Struktur
3. Pek. Beton Kolom
4. Pek. Beton Balok
5. Pek. Pelat Lantai 1
6. Pek. Pelat Repelan T = 10cm
7. Pek. Beton Balok Ring praktis
8. Pek. Beton Kolom praktis
9. Pek. Kuda Kuda Beton,

LANTAI 2
a. PEKERJAAN BETON
1. Pek. Beton Balok Ba
2. Pek. Beton Balok konsol
3. Pek. Beton Balok Ring
4. Pek. Pelat Lantai 2
5. Pek. Pelat Dak Talang

1.4.3. Ruang Lingkup Pekerjaan yang Ditinjau


Setelah melakukan bimbingan dengan dosen pembimbing, penulis di
tugaskan untuk membagi item pekerjaan yang ada di proyek sebagai bahan
tinjauan. Adapun jenis item pekerjaan yang di tinjau penulis adalah sebagai
berikut :
a. Pek. Beton Sloof Struktur
b. Pek. Beton Kolom (Basement)
c. Pek. Beton Balok Ring

1.5. Lampiran
Denah dalam suatu proyek merupakan hal penting untuk diketahui, hal ini
bertujuan untuk memudahkan seseorang dalam mengetahui lokasi proyek yang
sedang berlangsun. Berikut merupakan denah lokasi proyek Pembangunan GOR
Sading.
Lokasi Proyek
Lokasi Proyek

U
U

Gambar 1.1 Peta Lokasi Proyek Pembangunan GOR Sading


Gambar 1.2 Site Plan Proyek Pembangunan GOR SADING
BAB II
PELAKSANAAN MAGANG INDUSTRI II

II.1. Umum
Program magang industri merupakan hal yang wajib di ikuti oleh
mahasiswa Politeknik Negeri Bali Khususnya semester lima dan semester tujuh.
Pada kegiatan program Magang Indutri II kali ini, penulis melakukan Magang
Industri di CV. Lumbung Asti Konsultan, dimana salah satu kegiatan konstruksi
yang di kerjakan sekarang merupakan pembangunan GOR Sading. Pembangunan
GOR Sading beralamat di Br. Negara Kaja, Desa Sading, Kecamatan Mengwi,
Kabupaten Badung. Proyek ini dikerjakan oleh Kontraktor Tunas Jaya Sanur,
dengan perencana CV. Arkon, dan pengawas yaitu CV. Lumbung Asti. Proyek
ini dimulai dari bulan Juni, dengan harga Rp. 7.894.458.000,00. Proyek ini
dibangun diatas permukaan tanah lempung, yang dahulunya merupakan area
persawahan. Bangunan ini direncanakan memiliki basement, lapangan basket,
tribun penonton, dan stage.
Pada program MI II ini penulis ditugaskan oleh pengawas untuk membantu
membuat laporan harian dan mingguan pengawas dan melakukan pengawasan
terhadap mutu di berbagai item pekerjaan hingga melaporkan hasil pengawasan
kepada pengawas lapangan. Adapun item pekerjaan yang ditinjau adalah sebagai
berikut :
a. Pek. Beton Sloof Struktur
b. Pek. Beton Kolom (Basement)
c. Pek. Beton Balok Ring
Sebelum memasuki proses pengawasan terhadap item item pekerjaan
tersebut, berikut akan di lampirkan struktur organisasi konsultan pengawas pada
proyek pembangunan GOR Sading.
II.2. Struktur Organisasi
Pada pengawasan proyek Pembangunan GOR Sading terdapat struktur
organisasi proyek yang penulis susun dengan bagan.

KETUA TIM/ TEAM LEADER


I GEDE DWIPAYANA, ST

Ahli Arsitektur
I GN. SUPUTRA SEDANA, ST

Administrasi & Keuangan


NI KADEK SRI MARDIANI

Pengawas Lapangan
W. SAHMAN WIPARNA S.ST. Spl

Asisten Pengawas Asisten Pengawas Asisten Pengawas


I MD. ADI BAYU GD. RUDY NGURAH BAGUS
MAHA

II.3. Pekerjaan Sloof


Sloof adalah struktur bangunan yang terletak di atas pondasi bangunan.
Sloof berfungsi mendistribusikan beban dari bangunan atas ke pondasi, sehingga
beban yang tersalurkan setiap titik di pondasi tersebar merata. Selain itu sloof juga
berfungsi sebagai pengunci dinding dan kolom agar tidak roboh apabila terjadi
pergerakan tanah.
Pada proyek pembangunan GOR Sading terdapat lima jenis dimensi sloof.
Masing masing sloof menggunakan mutu beton K-250. Pengecoran sloof
dilakukan bersamaan dengan pengecoran rabatan lantai basement.
II.3.1.Pekerjaan Bekisting Sloof
Bekisting adalah konstruksi yang bersifat sementara yang digunakan untuk
menahan beton selama beton dituang dan dibentuk sesuai dengan yang
diinginkan. Pada bekisting sloof menggunakan batako bahan papan plywood 9
mm,

a. Spesifikasi Teknis
1. Cetakan untuk beton / bekisting (formwork), harus dibuat dari plywood
yang tebalnya minimal 9 mm. Rangka penguat cetakan yang di pakai
minimal dari kayu kelas kuat II dan dipasang sedemikian rupa sehingga
cukup kuat untuk menahan tekanan beban beton.
2. Bahan steger (tiang penyangga) harus terbuat dari kayu bermutu baik
atau menggunakan schafolding.
3. Cetakan dibuat dan disangga sedemikian rupa sehingga dapat mencegah
getaran yang merusak, dan tidak merubah bentuk sebelum, selama
pengecoran berlangsung dan selama beton belum padat.

b. Shop Drawing
Shop drawing merupakan sebuah gambar dalam suatu pelaksanaan proyek
yang fungsinya adalah sebagai acuan dalam mengerjakan suatu item pekerjaan. Di
dalam shop drawing akan di paparkan mengenai dimensi dan spesifikasi bahan
yang akan dikerjakan di lapangan. Sebagai pengawas shop drawing sangat
berguna untuk mempermudah proses pengawasan. Berikut merupakan soft
drawing dari pekerjaan begesting Sloof S4 (40/25) cm (dapat ditunjukkan pada
gambar 2.1).
Batako

Gambar 2.1. Detail Potongan Begesting Sloof S4 40/25 Cm

c. Sumber Daya
Tabel 2.1. Kebutuhan Alat & Tenaga Kerja Pengawasan Pekerjaan Sloof
No Alat Tenaga Kerja Acuan
1 Meteran Team Leader RKS
2 Unting - unting Pengawas Struktur Shop drawing
3 Waterpass Asisten Pengawas
4 Jangka sorong
5 Alat slump test
6 Alat tulis

Tabel 2.2. Contoh Form Checklist Pekerjaan Bekisting Sloof


CHECKLIST PEKERJAAN BEGESTING SLOOF S4 25/40
GRID :
KONDISI
ITEM
NO SPESIFIKASI TIDAK KETERANGAN
PEKERJAAN SESUAI
SESUAI
Menggunakan
1 bahan sesuai Plywood 9 mm      
spesifikasi
Dimensi hasil
2 pemotongan Uk. 25 x 40 cm  
bekisting
CHECKLIST PEKERJAAN BEGESTING SLOOF S4 25/40
GRID :
KONDISI
ITEM
NO SPESIFIKASI TIDAK KETERANGAN
PEKERJAAN SESUAI
SESUAI
Ketersediaan alat
3 Tepat Waktu
dan bahan
Kerapatan acuan
yang telah Oli/Minyak
4 Pelumas
 
tertutup dengan
baik
Pemasangan yang
5 presisi dan sesuai Tidak ada bocor  
ukuran
Kekuatan stager Kayu
6 bermutu/scafolding
 
penahan bekisting
7 Leveling Wajib rata  
Pemasangan
8 Lurus/presisi  
begesting lurus
Helm, Sepatu,
Penggunaan Celana Panjang,
9 Sarung Tangan,
Kelengkapan K3
Masker
KESIMPULAN :
 
REKOMENDASI :
 

Team Leader

I Gede Dwipayana, ST

d. Metode Pengawasan
Berikut adalah metode pengawasan pelaksanaan pekerjaan bekisting Sloof :
1. Menyiapkan dan mencermati gambar kerja sebagai acuan dalam
melakukan proses pengawasan terhadap mutu.
2. Melakukan pemerikasaan terhadap bahan yang digunakan sesuai dengan
spesifikasi teknis (dapat di tunjukkan pada table 2.3)
3. Pemerikasaan terhadap hasil potongan plywood agar sesuai dengan
dimensi yang di rencanakan (dapat ditunjukkan pada gambar 2.2)
4. Memeriksa kesikuan terhadap pemasangan begesting sloof
5. Memastikan area cetakan agar tidak ada sampah bekas material.

Gambar 2.2. Proses Pemerikasaan Dimensi Begesting Sloof S4

d. Hasil Pengawasan
Berikut merupakan hasil pengawasan terhadap mutu pada pekerjaan Sloof
S4 (40/25) cm. hasil pegawasan di tunjukkan melalui checklist mutu pekerjaan
bekisting sloof S4.
Tabel 2.3 Hasil Pekerjaan Bekisting Sloof S1 (35/35)
CHECKLIST PEKERJAAN BEGESTING SLOOF S1 35/35
GRID :
KONDISI
ITEM
NO SPESIFIKASI TIDAK KETERANGAN
PEKERJAAN SESUAI
SESUAI
Menggunakan
1 bahan sesuai Plywood 9 mm  
spesifikasi
Ketersediaan
2 Tepat Waktu
alat dan bahan
Pemasangan
3 Uk. 35 x 35 cm  
sesuai ukuran
Penambahan oli
Oli/Minyak
4 pada bagian Pelumas
 
dalam begesting
Kerapatan
acuan yang
5 Tidak ada bocor  
telah tertutup
dengan baik
Kekuatan stager Kayu
6 penahan bermutu/scafoldin  
g
bekisting
7 Leveling Wajib rata  

Pemasangan
8 Lurus/presisi  
begesting
Penggunaan Helm, Sepatu,
Celana Panjang,
9 Kelengkapan Sarung Tangan,
K3 Masker
KESIMPULAN :

REKOMENDASI :

 
Tabel 2.4 Hasil Pekerjaan Bekisting Sloof S2 (25/35)
CHECKLIST PEKERJAAN BEGESTING SLOOF S2 25/35
GRID :
KONDISI
ITEM
NO SPESIFIKASI TIDAK KETERANGAN
PEKERJAAN SESUAI
SESUAI
Menggunakan
1 bahan sesuai Plywood 9 mm  
spesifikasi
Ketersediaan
2 Tepat Waktu
alat dan bahan
Pemasangan
3 Uk. 25 x 35 cm  
sesuai ukuran
Penambahan oli
Oli/Minyak
4 pada bagian Pelumas
 
dalam begesting
Kerapatan
acuan yang
5 Tidak ada bocor  
telah tertutup
dengan baik
Kekuatan stager Kayu
6 penahan bermutu/scafoldin  
g
bekisting
7 Leveling Wajib rata  

Pemasangan
8 Lurus/presisi  
begesting
Penggunaan Helm, Sepatu,
Celana Panjang,
9 Kelengkapan Sarung Tangan,
K3 Masker
KESIMPULAN :

REKOMENDASI :

 
T abel 2.5 Hasil Pekerjaan Bekisting Sloof S3 (15/20)
CHECKLIST PEKERJAAN BEGESTING SLOOF S3 15/20
GRID :
KONDISI
ITEM
NO SPESIFIKASI TIDAK KETERANGAN
PEKERJAAN SESUAI
SESUAI
Menggunakan
1 bahan sesuai Plywood 9 mm  
spesifikasi
Ketersediaan
2 Tepat Waktu
alat dan bahan
Pemasangan
3 Uk. 15 x 20 cm  
sesuai ukuran
Penambahan oli
Oli/Minyak
4 pada bagian Pelumas
 
dalam begesting
Kerapatan
acuan yang
5 Tidak ada bocor  
telah tertutup
dengan baik
Kekuatan stager Kayu
6 penahan bermutu/scafoldin  
g
bekisting
7 Leveling Wajib rata  

Pemasangan
8 Lurus/presisi  
begesting
Penggunaan Helm, Sepatu,
Celana Panjang,
9 Kelengkapan Sarung Tangan,
K3 Masker
KESIMPULAN :

REKOMENDASI :

 
Tabel 2.6 Hasil Checklist Pekerjaan Bekisting Sloof S4 (40/25) cm.
CHECKLIST PEKERJAAN BEGESTING SLOOF S4 25/40
GRID :
KONDISI
ITEM
NO SPESIFIKASI TIDAK KETERANGAN
PEKERJAAN SESUAI
SESUAI
Menggunakan
1 bahan sesuai Plywood 9 mm  
spesifikasi
Ketersediaan
2 Tepat Waktu
alat dan bahan
Pemasangan
3 Uk. 25 x 40 cm  
sesuai ukuran
Penambahan oli
Oli/Minyak
4 pada bagian Pelumas
 
dalam begesting
Kerapatan
acuan yang
5 Tidak ada bocor  
telah tertutup
dengan baik
Kekuatan stager Kayu
6 penahan bermutu/scafoldin  
g
bekisting
7 Leveling Wajib rata  

Pemasangan
8 Lurus/presisi  
begesting
Penggunaan Helm, Sepatu,
Celana Panjang,
9 Kelengkapan Sarung Tangan,
K3 Masker
KESIMPULAN :

REKOMENDASI :

 
e. Permasalahan
1. Begesting sloof yang terbuat dari kayu tidak dilapisi oli sesuai
acuan pada RKS.
2. Sarana K3 jarang di gunakan karena alasan tenaga kerja tidak
nyaman dalam melakukan aktivitas.

Gambar 2.3. Tenaga Kerja Tidak Memakai Perlengkapan K3

f. Solusi
1. Sebaiknya perlu dilakukan pelapisan oli terhadap begesting sloof agar
nantinya beton hasil cetakan tidak menempel pada begesting.
2. Karena hal di atas, perlu dilakukan pengarahan sebelum melaksanakan
pekerjaan, bahwa betapa fatalnya resiko apabila terjadi kecelakaan pada
saat bekerja pada suatu proyek.

II.3.2.Pekerjaan Pembesian Sloof


Pembesian tulangan beton bertulang merupakan salah satu komponen utama
pekerjaan struktur beton yang menentukan kekuatan dan kualitas struktur beton
tersebut secara keseluruhan. Untuk memastikan apakah pelaksanaan pembesian
tulangan yang menggunakan material besi beton tersebut benar dan sesuai gambar
rencana serta persyaratan yang ditetapkan atau tidak ada dua hal yang harus
diperhatikan yaitu material besi betonnya dan proses pelaksanaan pembesiannya.
a. Spesifikasi Teknis
1. Mutu besi tulangan beton untuk diamater batang polos adalah BJ. Tp 24
(fy = 240 Mpa),sedangkan mutu besi beton yang diprofil ( Deform / ulir)
minimal BJ. TP 32 (fy = 320 Mpa), untuk tulangan baja jaring BJ. Tp. 50
fy=500 Mpa) dan ukuran sesuai ketentuan dalam gambar. Simbol “Ø”
( menunjukkan Baja tulangan polos ), Simbol “D” (menunjukan Baja
Tulangan Deform/Ulir ). Simbol “M” tulangan baja jaring ( wire mesh) .
2. Semua besi yang dipakai diatas harus mempunyai sertifikat dari
produsen/pabrik. Ketentuan toleransi ukuran besi disesuaikan dengan
standar SII atau SNI.
3. Jika besi yang di datangkan ke lokasi tidak sesuai dengan yang tercantum
dalam sertifikat/diragukan, Direksi pekerjaan berhak memerintahkan
kontraktor untuk melakukan pengujian fisik terhadap besi tersebut.
Semua biaya hasil pengujian menjadi tanggungan kontraktor. Bila hasil
pengujian tidak sesuai dengan yang tercantum dalam sertifikat, maka
Direksi berhak menolak semua besi tersebut. Berita acara hasil
pengujian besi di laboratorium harus sah dan ditanda tangani oleh pejabat
laboratorium.
4. Besi beton harus dipotong dan dibengkokkan sesuai dengan gambar.
Kemudian dibentuk dan dipasang sedemikian rupa sehingga sebelum dan
selama pengecoran tidak berubah tempat.
5. Besi beton harus bebas dari kotiran, karat, minyak, cat dan kotoran lain
yang dapat mengurangi daya lekat semen atau dapat menurunkan mutu
besi beton.
6. Besi beton harus disimpan dengan tidak menyentuh tanah dan tidak boleh
disimpan si alam terbuka untuk jangka waktu yang panjang.

b. Shop Drawing
Shop drawing merupakan sebuah gambar dalam suatu pelaksanaan proyek
yang fungsinya adalah sebagai acuan dalam mengerjakan suatu item pekerjaan. Di
dalam shop drawing akan di paparkan mengenai dimensi dan spesifikasi bahan
yang akan dikerjakan di lapangan. Sebagai pengawas shop drawing sangat
berguna untuk mempermudah proses pengawasan. Berikut merupakan soft
drawing denah dan detail pada pekerjaan pembesian sloof pada proyek
pembangunan GOR Sading (dapat ditunjukkan pada gambar 2.4 2.5, 2.6, 2.7).

Gambar 2.4. Rencana Denah Sloof dan Kolom Basement

Gambar 2.5. Detail Penulangan Sloof S1 & S2


Gambar 2.6. Detail Penulangan Sloof S3 & S4

Gambar 2.7. Penulangan Sloof S1


Gambar 2.8. Penulangan Sloof S4

c. Sumber Daya
Tabel 2.7. Kebutuhan Alat & Tenaga Kerja Pengawasan Pekerjaan Sloof

No Alat Tenaga Kerja Acuan


1 Metera Team Leader Pengawas RKS
2 Jangka sorong Struktur Shop drawing
3 Alat tulis Asisten Pengawas
4 Chechlist

Tabel 2.8. Contoh Check List Mutu Pekerjaan Pembesian Sloof


CHECKLIST PEKERJAAN PEMBESIAN SLOOF S4 25/40
KONDISI
N ITEM SPESIFIKAS
TIDAK KETERANGAN
O PEKERJAAN I SESUAI
SESUAI
Ketersediaan Alat
1 Dan Bahan
Tepat Waktu

BJTP= Fy 240
2 Mutu Tulangan Mpa BJTD= 320
Mpa
Jumlah Tulangan
3 3 D16
Utama
4 Jumlah Tulangan 3 D16
CHECKLIST PEKERJAAN PEMBESIAN SLOOF S4 25/40
KONDISI
N ITEM SPESIFIKAS
TIDAK KETERANGAN
O PEKERJAAN I SESUAI
SESUAI
Tekan
Jumlah Tulangan
5 Torsi
2 D16

Jarak Tulangan
6 Sengkang ∅ 8 - 20 cm
Lapangan
Jarak Tulangan
7 Sengkang ∅ 8 - 20 cm
Tumpuan
8 Panjang kait 4 Diameter
Ikatan pada
9 Kuat
tulangan
Sambungan
10 40 Diameter
Pembesian
Helm, Sepatu,
Penggunaan Celana Panjang,
11 Sarung Tangan,
kelengkapan k3
Masker
KESIMPULAN :

REKOMENDASI :

Team Leader

I Gede Dwipayana, ST
d. Metode Pengawasan
Berikut adalah metode pengawasan pelaksanaan pekerjaan pembesian Sloof:
1. Menyiapkan dan mencermati gambar kerja sebagai acuan dalam
melakukan proses pengawasan terhadap mutu.
2. Melakukan pemerikasaan terhadap proses pemotongan besi dan pastikan
hasil potongan sesuai dengan ukuran jumlah yang dibutuhkan (contoh
check list mutu pembesian sloof dapat dilihat pada table 2.8)
3. Melakukan pemeriksaan terhadap jumlah tulangan yang di pakai agar
sesuai dengan spesifikasi teknis.
4. Mengukur jarak antar tulangan pokok dan sengkang agar sesuai dengan
spesifikasi teknis (dapat ditunjukkan pada gambar 2.9)
5. Memastikan ikatan tulangan telah cukup kuat sehingga bentuk tulangan
tidak berubah ubah saat pengecoran.

Gambar 2.9. Pemeriksaan Pembesian Sloof S4


e. Hasil Pengawasan
Berikut merupakan hasil pengawasan terhadap mutu pada pekerjaan Sloof
S4 (40/25) cm. hasil pegawasan di tunjukkan melalui checklist mutu pekerjaan
sloof S4.
Tabel 2.9. Hasil Checklist Pekerjaan Pembesian Sloof S1 (35/35) cm.
CHECKLIST PEKERJAAN PEMBESIAN SLOOF S1 35/35
GRID :

KONDISI
ITEM
NO SPESIFIKASI TIDAK KETERANGAN
PEKERJAAN SESUAI
SESUAI
Ketersediaan alat
1 Tepat waktu
dan bahan
Jumlah Tulangan
2 4 D16
Utama
Jumlah Tulangan
3 4 D16
Tekan
Jumlah Tulangan
4 2 D16
Torsi
Jarak Tulangan
5 Sengkang ∅ 8 - 20 cm
Lapangan
Jarak Tulangan
6 Sengkang ∅ 8 - 20 cm
Tumpuan
7 Panjang kait 4 Diameter

Ikatan pada
8 Kuat
tulangan
Sambungan
9 40 Diameter
Pembesian
Helm, Sepatu,
Penggunaan Celana Panjang,
10 Sarung Tangan,
Kelengkapan K3
Masker
KESIMPULAN :

REKOMENDASI :

Team Leader

I Gede Dwipayana, ST
Tabel 2.10. Hasil Checklist Pekerjaan Pembesian Sloof S2 (25/35) cm.
CHECKLIST PEKERJAAN PEMBESIAN SLOOF S2 25/35
GRID :
KONDISI
NO ITEM PEKERJAAN SPESIFIKASI TIDAK KETERANGAN
SESUAI
SESUAI
Jumlah Tulangan
1 4 D16
Utama
Jumlah Tulangan
2 4 D16
Tekan
Jumlah Tulangan
3  
Torsi
Jarak Tulangan
4 Sengkang ∅ 8 - 20 cm
Lapangan
Jarak Tulangan
5 ∅ 8 - 20 cm
Sengkang Tumpuan
6 Panjang kait 4 Diameter
Ikatan pada
7 Kuat
tulangan
Sambungan
8 40 Diameter
Pembesian
Helm, Sepatu,
Penggunaan Celana Panjang,
9 Sarung Tangan,
Kelengkapan K3
Masker
KESIMPULAN :

REKOMENDASI :
 

Team Leader

I Gede Dwipayana, ST
Tabel 2.11. Hasil Checklist Pekerjaan Pembesian Sloof S3 (15/20) cm.
CHECKLIST PEKERJAAN PEMBESIAN SLOOF S3 15/20
GRID :
KONDISI
ITEM
NO SPESIFIKASI TIDAK KETERANGAN
PEKERJAAN SESUAI
SESUAI
Jumlah Tulangan
1 2 D13
Utama
Jumlah Tulangan
2 2 D13
Tekan
Jumlah Tulangan
3  
Torsi
Jarak Tulangan
4 Sengkang ∅ 8 - 20 cm
Lapangan
Jarak Tulangan
5 Sengkang ∅ 8 - 20 cm
Tumpuan
6 Panjang kait 4 Diameter
Ikatan pada
7 Kuat
tulangan
Sambungan
8 40 Diameter
Pembesian
Helm, Sepatu,
Penggunaan Celana Panjang,
9 Sarung Tangan,
Kelengkapan K3
Masker
KESIMPULAN :

REKOMENDASI :

Team Leader

I Gede Dwipayana, ST
Tabel 2.12. Hasil Checklist Pekerjaan Pembesian Sloof S4 (40/25) cm.
CHECKLIST PEKERJAAN PEMBESIAN SLOOF S4 25/40
GRID :

KONDISI
ITEM
NO SPESIFIKASI TIDAK KETERANGAN
PEKERJAAN SESUAI
SESUAI
Jumlah Tulangan
1 3 D16
Utama
Jumlah Tulangan
2 3 D16
Tekan
Jumlah Tulangan
3 2 D16
Torsi
Jarak Tulangan
4 Sengkang ∅ 8 - 20 cm
Lapangan
Jarak Tulangan
5 Sengkang ∅ 8 - 20 cm
Tumpuan
6 Panjang kait 4 Diameter

Ikatan pada
7 Kuat
tulangan
Sambungan
8 40 Diameter
Pembesian
Helm, Sepatu,
Penggunaan Celana Panjang,
9 Sarung Tangan,
Kelengkapan K3
Masker
KESIMPULAN :

REKOMENDASI :

Team Leader

I Gede Dwipayana, ST
f. Permasalahan
1. Besi terlalu lama terendam air akibat air tanah yang sangat banyak.
2. Sebagian besar tenaga kerja tidak mengenakan perlengkapan K3, dengan
alasan karena tidak nyaman mengenakan K3 saat bekerja.

Gambar 2.10. Permasalahan

Gambar 2.11. Tenaga Kerja Tidak Menggunakan Perlengkapan K3


g. Solusi
1. Melakukan pemompaan secara rutin agar air tanah pada basement tidak
menggenangi tulangan terlalu lama.
2. Perlu dilakukan pengarahan mengenai pentingnya mengenakan bahaya
dalam menghadapi kecelakaan yang tidak dapat di perkirakan, pada saat
sebelum mulai bekerja.

II.3.3.Pekerjaan Pengecoran Sloof


Pengecoran sloof pada proyek pembangunan GOR Sading ini,
menggunakan beton ready mix dan beton site mix. Untuk pengecoran sloof S1,
S2, S3 dan S5 nantinya akan dicor bersamaan dengan rabatan lantai basement,
sedangkan khusus untuk sloof S4 itu hanya menggunakan beton site mix. Berikut
merupakan proses pengawasan terhadap proses pengecoran.

a. Spesifikasi Teknis
1. Beton K.250 digunakan untuk pekerjaan struktur beton bertulang pada
umumnya, khusus untuk pengecoran pelat beton Lantai KM/WC, Pelat
Atap dimana campuran beton dicampur Bahan Addetive (untuk
menghindari bocor/rembesan).
2. Pada waktu pemeriksaan pendahuluan menjelang pengecoran Direksi
akan mengecek kesiapan pelaksanaan tersebut sehubungan rencana kerja.
3. Pengecoran beton harus dilaksanakan dengan pengawasan atau
persetujuan Direksi, pengecoran harus dilakukan dengan tertib, rapi dan
teratur dengan cara-cara semestinya.
4. Direksi berhak menghentikan pengecoran apabila dipandang mutu
pelaksanaan tidak dapat dipertanggung jawabkan.
5. Selama Pelaksanaan harus ada pengujian Slump menurut syarat – syarat
dalam SKSNI – 1991
b. Shop Drawing
Shop drawing merupakan gambar acuan dalam proses pekerjaan, yang
memiliki fungsi agar pekerjaan tersebut sesuai dengan gambar yang direncanakan.
Dalam struktur kali ini, deanh sloof dapat dilihat di Gambar 2.12.

Gambar 2.12. Denah Sloof dan Kolom Basement

c. Sumber Daya
Tabel 2.13. Kebutuhan Alat & Tenaga Kerja Pengawasan Sloof
No Alat Tenaga Kerja Acuan
1 Meteran Team Leader Pengawas RKS
2 Alat slump test Struktur Shop drawing
3 Alat tulis Asisten Pengawas
4 Chechlist

Tabel 2.14. Contoh Check List Mutu Pekerjaan Pengecoran Sloof


CHECKLIST PEKERJAAN PENGECORAN SLOOF S4 25/40
GRID :
KONDISI
ITEM
NO SPESIFIKASI TIDAK KETERANGAN
PEKERJAAN SESUAI
SESUAI
Pemasangan tebel 2 cm uk. 4 x 4
1 cm
Beton Decking
CHECKLIST PEKERJAAN PENGECORAN SLOOF S4 25/40
GRID :
KONDISI
ITEM
NO SPESIFIKASI TIDAK KETERANGAN
PEKERJAAN SESUAI
SESUAI
Pembersihan
2 Area Yg Akan Wajib bersih
Dicor
Ketersediaan
3
Alat dan Bahan
Pengujian Slump
4 7.5-15
Test
Pembuatan
5 1 benda uji/1 m3
Benda Uji
Proses
6 Vribrator
Penggetaran
Tinggi Jatuh
7 Maksimum 2 Meter
Campuran Beton
Beton harus
8 Perawatan Beton dibasahi minimal 4
hari
Helm, Masker,
Pengguanaan Sarung Tangan,
9 Celana Panjang,
Kelengkapan K3 Sepatu.
KESIMPULAN :

REKOMENDASI :

Team Leader

I Gede Dwipayana, ST
d. Metode Pengawasan
Berikut adalah metode pengawasan pelaksanaan pekerjaan pengecoran
Sloof:
1. Membaca dan mencermati spesifikasi teknis bagian pekerjaan beton
2. Menyiapkan checklist yang telah dibuat ( dapat ditunjukkan pada tabel
2.14.)
3. Memastikan area pengecoran tidak ada sampah hasil dari proses
pemasangan bekisting dan tulangan.
4. Pemeriksaan kembali terhadap kesikuan begesting sloof
5. Memastikan beton decking sudah terpasang dalam jarak yang sudah di
tentukan
6. Sebelum kegiatan pengecoran dilaksanakan, dilakukan pengujian slump
test oleh perusahan beton, dan di awasi oleh pihak kontraktor dan
konsultan (dapat ditunjukan pada gambar 2.13)

Gambar 2.13. Proses pengujian slump


7. Setelah slump test memenuhi syarat lakukan pengambilan sampel untuk
pembuatan benda uji.
Gambar 2.14. Hasil Pembuatan Benda Uji.
8. Melakukan pengawasan terhadap proses pengecoran dan memastikan
dilakukan perataan terhadap adonan beton dan juga penggetaran
menggunakan vibrator.

e. Hasil Pengawasan
Berikut ini adalah hasil pengawasan terhadap pekerjaan pengecoran sloof,
yang akan ditunjukkan berupa hasil checklist seperti di bawah ini
Tabel 2.15. Hasil Checklist Pekerjaan Pengecoran Sloof S1 (35/35) cm
CHECKLIST PEKERJAAN PENGECORAN SLOOF 35/35
GRID :
KONDISI
ITEM
NO SPESIFIKASI TIDAK KETERANGAN
PEKERJAAN SESUAI
SESUAI
Pemasangan tebel 2 cm uk. 4 x 4
1 cm
Beton decking
Pembersihan
2 Area yg akan Wajib bersih
dicor
Ketersediaan
3 Tepat Waktu
Alat dan Bahan
Pengujian Slump
4 7.5-15
Test
Pembuatan
5 1 benda uji/1 m3
Benda Uji
Proses
6 Vribrator
Penggetaran
Tinggi jatuh
7 maksimum 2 meter
campuran beton
Beton harus
8 Perawatan Beton dibasahi minimal 4
hari
Helm, Masker,
Pengguanaan Sarung Tangan,
9 Celana Panjang,
Kelengkapan K3 Sepatu.
KESIMPULAN :

REKOMENDASI :

Team Leader

I Gede Dwipayana, ST

Tabel 2.16. Hasil Checklist Pekerjaan Pengecoran Sloof S2 (25/35) cm


CHECKLIST PEKERJAAN PENGECORAN SLOOF S2 25/35
GRID :
KONDISI
ITEM
NO SPESIFIKASI TIDAK KETERANGAN
PEKERJAAN SESUAI
SESUAI
Pemasangan tebel 2 cm uk. 4 x 4
1 cm
Beton decking
Pembersihan
2 Area yg akan Wajib bersih
dicor
Ketersediaan
3 Tepat Waktu
Alat dan Bahan
Pengujian Slump
4 7.5-15
Test
Pembuatan
5 1 benda uji/1 m3
Benda Uji
Proses
6 Vribrator
Penggetaran
Tinggi jatuh
7 maksimum 2 meter
campuran beton
Beton harus
8 Perawatan Beton dibasahi minimal 4
hari
Helm, Masker,
Pengguanaan Sarung Tangan,
9 Celana Panjang,
Kelengkapan K3 Sepatu.
KESIMPULAN :
 

REKOMENDASI :

Team Leader

I Gede Dwipayana, ST

Tabel 2.17. Hasil Checklist Pekerjaan Pengecoran Sloof S3 (15/20) cm


CHECKLIST PEKERJAAN PENGECORAN SLOOF S3 15/20
GRID :
KONDISI
N ITEM
SPESIFIKASI TIDAK KETERANGAN
O PEKERJAAN SESUAI
SESUAI
Pemasangan tebel 2 cm uk. 4 x 4
1 cm
Beton decking
Pembersihan Area
2 Wajib bersih
yg akan dicor
Ketersediaan Alat
3 Tepat Waktu
dan Bahan
Pengujian Slump
4 7.5-15
Test
Pembuatan Benda
5 1 benda uji/1 m3
Uji
Proses
6 Vribrator
Penggetaran
Tinggi jatuh
7 maksimum 2 meter
campuran beton
Beton harus
8 Perawatan Beton dibasahi minimal 4
hari
Helm, Masker,
Pengguanaan Sarung Tangan,
9 Celana Panjang,
Kelengkapan K3 Sepatu.
KESIMPULAN :
 

REKOMENDASI :

Team Leader

I Gede Dwipayana, ST

Tabel 2.18. Hasil Checklist Pekerjaan Pengecoran Sloof S4 (20/40) cm


CHECKLIST PEKERJAAN PENGECORAN SLOOF S4 25/40
GRID :
KONDISI
N ITEM
SPESIFIKASI TIDAK KETERANGAN
O PEKERJAAN SESUAI
SESUAI
Pemasangan tebel 2 cm uk. 4 x 4
1 cm
Beton decking
Pembersihan
2 Area yg akan Wajib bersih
dicor
Ketersediaan
3 Tepat Waktu
Alat dan Bahan
Pengujian
4 7.5-15
Slump Test
Pembuatan
5 1 benda uji/1 m3
Benda Uji
Proses
6 Vribrator
Penggetaran
Tinggi jatuh
maksimum
7 2 meter
campuran
beton
Perawatan Beton harus dibasahi
8 minimal 4 hari
Beton
Helm, Masker,
9 Pengguanaan Sarung Tangan,
Kelengkapan Celana Panjang,
K3 Sepatu.

KESIMPULAN :

REKOMENDASI :

Team Leader

I Gede Dwipayana, ST
f. Permasalahan
1. Pembuatan benda uji hanya sebanyak 3 buah. Sedangkan pada RKS
tercantum pembuatan benda uji sebanyak 1 buah / 1m3
2. Tidak dilakukan perawatan beton sesuai acuan pada RKS
3. K3 jarang diterapkan karena alasan tenaga kerja tidak nyaman saat
beraktivitas

Gambar 2.15. Tenaga Kerja Tidak Memakai Perlengkapan K3


Gambar 2.16. Benda Uji Dibuat Sebanyak 3 Bh dalam Pekerjaan Pengecoran
g. Solusi
1. Perlu ditegaskan kepada perusahaan beton agas selalu membuat benda uji
sesuai RKS yaitu 1 benda uji/1m3
2. Sebaiknya perlu dilakukan perawatan beton agar perkerasan beton
sempurna
3. perlu dilakukan pengarahan sebelum melaksanakan pekerjaan, bahwa
betapa fatalnya resiko apabila terjadi kecelakaan pada saat bekerja pada
suatu proyek.

II.4. Pekerjaan Kolom Basement


Kolom merupakan salah satu komponen terpenting dalam sebuah struktur
bangunan. Kolom berfungsi sebagai pemikul beban yang berada di atasnya,
misalnya beban balok lantai 2, pelat, maupun rangka atap pada sebuah bangunan
gedung. Gaya yang bekerja pada kolom adalah gaya axial dan momen. jenis
kolom ada berbagai macam, seperti kolom spiral, kolom ikat, dan kolom
komposit.
Pada proyek pembangunan GOR Sading ini menggunakan jenis kolom ikat
dan memiliki empat jenis kolom. Pada kesempatan kali ini penulis akan meninjau
pengawasan mutu terhadap kolom yang terdapat pada lantai basement, dimana
terdapat tiga jenis kolom yang dikerjakan dalam lantai basement ini yaitu : Kolom
K1 (35/45)cm, Kolom K2 (45/45)cm, dan Kolom Praktis (15/15)cm.

2.4.1. Pekerjaan Bekisting Kolom pada Lantai Basement


Pada proyek pembangunan GOR Sading, begesting yang digunakan adalah
plywood dengan ketebalan 9mm. untuk menghemat material, terkadang plywood
ini dapat digunakan berulangkali tergantung kondisi akhir dari plywood tersebut.,
sedangkan usuk yang digunakan adalah kayu kelas II. Dibantu dengan skafolding
sebagai tiang penyangga, diharapkan dapat menjaga rangkaian bekisting agar
tidak berubah bentuk saat proses pengecoran dan penggetaran menggunakan
vibrator.

a. Spesifikasi Teknis
1. Cetakan untuk beton / bekisting (formwork), harus dibuat dari plywood
yang tebalnya minimal 9 mm. Rangka penguat cetakan yang di pakai
minimal dari kayu kelas kuat II dan dipasang sedemikian rupa sehingga
cukup kuat untuk menahan tekanan beban beton.
2. Bahan steger (tiang penyangga) harus terbuat dari kayu bermutu baik
atau menggunakan schafolding.
3. Cetakan dibuat dan disangga sedemikian rupa sehingga dapat mencegah
getaran yang merusak, dan tidak merubah bentuk sebelum, selama
pengecoran berlangsung dan selama beton belum padat.

b. Shop Drawing
Shop drawing merupakan sebuah gambar dalam suatu pelaksanaan proyek
yang fungsinya adalah sebagai acuan dalam mengerjakan suatu item pekerjaan. Di
dalam shop drawing akan di paparkan mengenai dimensi dan spesifikasi bahan
yang akan dikerjakan di lapangan. Sebagai pengawas shop drawing sangat
berguna untuk mempermudah proses pengawasan. Berikut merupakan soft
drawing dari pekerjaan begesting Kolom (dapat ditunjukkan pada gambar 2.17
dan 2.18).

Gambar 2.17. Soft Drawing Begesting Kolom K2

Gambar 2.18. Soft Drawing Begesting Kolom K1


Gambar 2.19. Realisasi Begesting Kolom K2

c. Sumber Daya
Tabel 2.19. Kebutuhan Alat & Tenaga Kerja Pengawasan Pekerjaan Kolom
Basement
No Alat Tenaga Kerja Acuan
1 Meteran Team Leader RKS
2 Unting - unting Pengawas Struktur Shop drawing
3 Waterpass Asisten Pengawas
4 Jangka sorong
5 Alat slump test
6 Alat tulis

Tabel 2.20. Contoh Check List Mutu Pekerjaan Begesting Kolom Basement
CHECKLIST PEKERJAAN BEGESTING KOLOM 35/45
GRID :
KONDISI
ITEM
NO SPESIFIKASI TIDAK KETERANGAN
PEKERJAAN SESUAI
SESUAI
Ketersediaan alat
1 Tepat Waktu
dan bahan
Menggunakan
2 bahan sesuai Plywood 9 mm
spesifikasi
Dimensi hasil
3 pemotongan Uk. 35 x 45 cm
bekisting
Kerapatan acuan
yang telah Oli/Minyak
4 Pelumas
tertutup dengan
baik
Pemasangan yang
5 presisi dan sesuai Tidak ada bocor
ukuran
Kekuatan stager
Kayu
6 penahan bermutu/scafolding
bekisting
7 Leveling Wajib rata
Pemasangan
8 Lurus/presisi
begesting lurus
Helm, Masker,
Pengguanaan Sarung Tangan,
9 Celana Panjang,
Kelengkapan K3 Sepatu.
KESIMPULAN :
 
REKOMENDASI :
 

Team Leader

I Gede Dwipayana, ST
d. Metode Pengawasan
1. Menyiapkan dan mencermati gambar kerja dan spesifikasi teknis sebagai
acuan dalam melakukan proses pengawasan terhadap mutu.
2. Melakukan pemerikasaan terhadap bahan yang digunakan sesuai dengan
spesifikasi teknis (dapat di tunjukkan pada table 2.20)
3. Memeriksa hasil potongan plywood dan usuk agar sesuai dengan dimensi
pada gambar acuan
4. Memeriksa kesikuan terhadap pemasangan begesting kolom (dapat
ditunjukkan pada gambar 2.20)
5. Pastikan tulangan agar tidak menyentuh bekisting, solusinya dengan
memasangkan beton decking.
6. Memastikan area cetakan agar tidak ada sampah bekas material.

Gambar 2.20. Pemeriksaan Kesikuan Bekisting Kolom


Gambar 2.21. Proses Pemasangan Begesting Kolom
e. Hasil Pengawasan
Berikut ini adalah hasil pengawasan terhadap pekerjaan begesting kolom
yang akan ditunjukkan berupa hasil checklist seperti di bawah ini
Tabel 2.21. Hasil Checklist Pekerjaan Begesting Kolom K1 (25/45) cm
CHECKLIST PEKERJAAN BEGESTING KOLOM 35/45
GRID :
KONDISI
ITEM
NO SPESIFIKASI TIDAK KETERANGAN
PEKERJAAN SESUAI
SESUAI
Menggunakan
1 bahan sesuai Plywood 9 mm
spesifikasi
Dimensi hasil
2 pemotongan Uk. 35 x 45 cm
bekisting
Kerapatan acuan
Oli/Minyak
3 yang telah tertutup Pelumas
dengan baik
Pemasangan yang
4 presisi dan sesuai Tidak ada bocor
ukuran
Kekuatan stager Kayu
5 bermutu/scafolding
penahan bekisting

6 Leveling Wajib rata

Pemasangan
7 Lurus/presisi
begesting lurus
Pengguanaan Helm, Masker,
8 Sarung Tangan,
Kelengkapan K3 Celana Panjang,
Sepatu.
KESIMPULAN :

REKOMENDASI :

Team Leader

I Gede Dwipayana, ST

Tabel 2.22. Hasil Checklist Pekerjaan Begesting Kolom K2 (45/45)cm


CHECKLIST PEKERJAAN BEGESTING KOLOM K2 45/45
GRID :
KONDISI
ITEM
NO SPESIFIKASI TIDAK KETERANGAN
PEKERJAAN SESUAI
SESUAI
Menggunakan
1 bahan sesuai Plywood 9 mm
spesifikasi
Dimensi hasil
2 pemotongan Uk. 45 x 45 cm
bekisting
Kerapatan acuan
Oli/Minyak
3 yang telah tertutup Pelumas
dengan baik
Pemasangan yang
4 presisi dan sesuai Tidak ada bocor
ukuran
Kekuatan stager Kayu
5 bermutu/scafolding
penahan bekisting

6 Leveling Wajib rata

Pemasangan
7 Lurus/presisi
begesting lurus
Pengguanaan Helm, Masker,
8 Sarung Tangan,
Kelengkapan K3 Celana Panjang,
Sepatu.
KESIMPULAN :

REKOMENDASI :

Team Leader

I Gede Dwipayana, ST

f. Permasalahan
selama proses pelaksanaan item pekerjaan, kebanyakan tenaga kerja tidak
menggunakan perlengkapan K3 seperti helm, sepatu, dan celana panjang. Hal
tersebut tidak di terapkan dengan alasan tenaga kerja yang kurang nyaman dalam
mengenakan perlangkapan K3. (Dapat ditunjukkan pada gambar 2.22)

Gambar 2.22. Permasalahan Terhadap Tenaga Kerja yang Tidak Mengenakan K3

h. Solusi
Karena hal di atas, perlu dilakukan pengarahan sebelum melaksanakan
pekerjaan, bahwa betapa fatalnya resiko apabila terjadi kecelakaan pada saat
bekerja pada suatu proyek.

2.4.2. Pekerjaan Pembesian Kolom


Penggunaan diameter besi dalam suatu pekerjaan struktur sangatlah
beragam. Pemilihan ukuran diameter besi tergantung dengan perhitungan struktur
dari bangunan itu sendiri. Semakin besar koefisien hunian terhadap suatu
bangunan semakin besar pula ukuran besi yang akan digunakan. Pada proyek
pembangunan GOR Sading ini sangatlah jelas kegunaan dari gedung ini. Tidak
lain adalah sebagai tempat menyelenggarakan kegiatan olahraga yang nantinya
akan menampung cukup banyak orang di dalamnya. Dari hasil perhitungan dari
konsultan perencana, dimensi tulangan pokok yang dipakai pada proyek
pembangunan GOR sading ini adalah besi diameter 19mm pada kolom K1 dan
K2, dan besi diameter 12mm pada kolom praktis. Sedangkan untuk diameter
tulangan sengkang adalah 10mm untuk ketiga kolom.

a. Spesifikasi Teknis
1. Mutu besi tulangan beton untuk diamater batang polos adalah BJ. Tp 24
(fy = 240 Mpa),sedangkan mutu besi beton yang diprofil (Deform / ulir)
minimal BJ. TP 32 (fy = 320 Mpa), untuk tulangan baja jaring BJ. Tp. 50
fy=500 Mpa) dan ukuran sesuai ketentuan dalam gambar. Simbol “Ø”
(menunjukkan Baja tulangan polos), Simbol “D” (menunjukan Baja
Tulangan Deform/Ulir). Simbol “M” tulangan baja jaring ( wire mesh) .
2. Semua besi yang dipakai diatas harus mempunyai sertifikat dari
produsen/pabrik. Ketentuan toleransi ukuran besi disesuaikan dengan
standar SII atau SNI.
3. Jika besi yang di datangkan ke lokasi tidak sesuai dengan yang tercantum
dalam sertifikat/diragukan, Direksi pekerjaan berhak memerintahkan
kontraktor untuk melakukan pengujian fisik terhadap besi tersebut. Bila
hasil pengujian tidak sesuai, maka Direksi berhak menolak semua besi
tersebut. Berita acara hasil pengujian besi di laboratorium harus sah dan
ditanda tangani oleh pejabat laboratorium.

b. Shop Drawing
Shop drawing merupakan sebuah gambar dalam suatu pelaksanaan proyek
yang fungsinya adalah sebagai acuan dalam mengerjakan suatu item pekerjaan. Di
dalam shop drawing akan di paparkan mengenai dimensi dan spesifikasi bahan
yang akan dikerjakan di lapangan. Sebagai pengawas shop drawing sangat
berguna untuk mempermudah proses pengawasan. Berikut merupakan soft
drawing dari pekerjaan tulangan kolom (dapat ditunjukkan pada gambar 2.23,
2.24, 2.25, 2.26).

Gambar 2.23. Rencana Denah Sloof dan Kolom Basement


Gambar 2.24. Detail Penulangan Kolom K1

Gambar 2.25. Detail Penulangan Kolom K2


Gambar 2.26. Detail Penulangan Kolom KP

c. Sumber Daya
Tabel 2.23. Kebutuhan Alat & Tenaga Kerja Pengawasan Pekerjaan Kolom
Basement
No Alat Tenaga Kerja Acuan
1 Meteran Team Leader RKS
2 Unting - unting Pengawas Struktur Shop drawing
3 Waterpass Asisten Pengawas
4 Jangka sorong
5 Alat slump test
6 Alat tulis

Tabel 2.24. Contoh Check List Mutu Pekerjaan Tulangan Kolom Basement
CHECKLIST PEKERJAAN PEMBESIAN KOLOM K1 35/45
GRID :
KONDISI
N
ITEM PEKERJAAN SPESIFIKASI TIDAK KETERANGAN
O SESUAI
SESUAI
Ketersediaan Alat
1 Tepat Waktu
dan Bahan
BJTP= Fy 240
2 Mutu Tulangan Mpa BJTD= 320
Mpa
Jumlah Tulangan
3 12 D19
Utama
Jarak Tulangan
4 ∅ 10 - 15 cm
Sengkang Lapangan
Jarak Tulangan
5 ∅ 10 - 20 cm
Sengkang Tumpuan
6 Panjang kait 4 Diameter
7 Ikatan pada tulangan Kuat
Helm, Masker,
8
Pengguanaan Sarung Tangan,
Kelengkapan K3 Celana Panjang,
Sepatu.
KESIMPULAN :
 
REKOMENDASI :
 

Team Leader

d. Metode Pengawasan
I Gede Dwipayana, ST
1. Menyiapkan dan mencermati gambar kerja dan sesifikasi teknis sebagai
acuan dalam melakukan proses pengawasan terhadap mutu.
2. Melakukan pemerikasaan terhadap proses pemotongan besi dan pastikan
hasil potongan sesuai dengan ukuran dan jumlah yang dibutuhkan.
(contoh checklist dapat ditunjukkan pada table 2.24)
3. Melakukan pemeriksaan terhadap jumlah tulangan yang di pakai agar
sesuai dengan spesifikasi teknis.
4. Mengukur jarak antar tulangan pokok dan sengkang agar sesuai dengan
spesifikasi teknis (dapat ditunjukkan pada gambar 2.27)
5. Memastikan ikatan tulangan telah cukup kuat sehingga bentuk tulangan
Team Leader
tidak berubah ubah saat pengecoran.

I Gede Dwipayana, ST
Gambar 2.27. Pengukuran Terhadap Jarak Sengkang Kolom Basement

e. Hasil Pengawasan
Berikut ini adalah hasil pengawasan terhadap pekerjaan tulangan kolom,
yang akan ditunjukkan berupa hasil checklist seperti di bawah ini .

Tabel 2.25. Hasil Checklist Pekerjaan Tulangan Kolom K1 (35/45)cm


CHECKLIST PEKERJAAN PEMBESIAN KOLOM K1 35/45
GRID :
KONDISI
ITEM
NO SPESIFIKASI TIDAK KETERANGAN
PEKERJAAN SESUAI
SESUAI
Jumlah Tulangan
1 12 D19
Utama

2 Mutu Besi  

Jarak Tulangan
3 Sengkang ∅ 10 - 15 cm
Lapangan
Jarak Tulangan
4 Sengkang ∅ 10 - 20 cm
Tumpuan
Team Leader

I Gede Dwipayana, ST
5 Panjang kait 4 Diameter

Ikatan pada
6 Kuat
tulangan
Helm, Masker,
Pengguanaan Sarung Tangan,
7 Celana Panjang,
Kelengkapan K3 Sepatu.
KESIMPULAN :

REKOMENDASI :

Team Leader

I Gede Dwipayana, ST

Tabel 2.26. Hasil Checklist Pekerjaan Tulangan Kolom K2 (45/45)cm


CHECKLIST PEKERJAAN PEMBESIAN KOLOM K2 45/45
GRID :
KONDISI
ITEM
NO SPESIFIKASI TIDAK KETERANGAN
PEKERJAAN SESUAI
SESUAI
Jumlah Tulangan
1 16 D19
Utama

2 Mutu Tulangan

Jarak Tulangan
3 Sengkang ∅ 10 - 15 cm
Lapangan
Jarak Tulangan
4 ∅ 10 - 20 cm
Sengkang
Tumpuan
5 Panjang kait 4 Diameter

Ikatan pada
6 Kuat
tulangan
Helm, Masker,
Pengguanaan Sarung Tangan,
7 Celana Panjang,
Kelengkapan K3 Sepatu.
KESIMPULAN :

REKOMENDASI :

Team Leader

I Gede Dwipayana, ST

f. Permasalahan :
1. Pada proyek tidak ada gudang untuk menempatkan material sehingga
besi terlalu lama di tempatkan di ruang terbuka sehingga besi menjadi
korosi.
2. Sebagian besar tenaga kerja tidak mengenakan perlengkapan K3, dengan
alasan karena tidak nyaman mengenakan K3 saat bekerja.
Gambar 2.28. Penempatan Material yang Kurang Tepat Sehingga Terjadi Korosi

Gambar 2.29. Pekerja Tidak Mengenakan K3

g. Solusi :
1. Menutupi material besi menggunakan terpal, agar terhindar dari sinar
matahari dan hujan.
2. Perlu dilakukan pengarahan mengenai pentingnya mengenakan bahaya
dalam menghadapi kecelakaan yang tidak dapat di perkirakan, pada saat
sebelum mulai bekerja.

2.4.3. Pekerjaan Pengecoran Kolom Basement


Pada tahap pengecoran kolom basement proyek pembangunan GOR Sading
menggunakan beton ready mix, dengan mutu K-250. proses pengecoran dilakukan
bersamaan dengan waktu pengecoran retaining wall pada basement.

a. Spesifikasi Teknis
1. Beton K.250 digunakan untuk pekerjaan struktur beton bertulang pada
umumnya, khusus untuk pengecoran pelat beton Lantai KM/WC, Pelat
Atap dimana campuran beton dicampur Bahan Addetive (untuk
menghindari bocor/rembesan).
2. Pada waktu pemeriksaan pendahuluan menjelang pengecoran Direksi
akan mengecek kesiapan pelaksanaan tersebut sehubungan rencana kerja.
3. Pengecoran beton harus dilaksanakan dengan pengawasan atau
persetujuan Direksi, pengecoran harus dilakukan dengan tertib, rapi dan
teratur dengan cara-cara semestinya.
4. Direksi berhak menghentikan pengecoran apabila dipandang mutu
pelaksanaan tidak dapat dipertanggung jawabkan.
5. Selama Pelaksanaan harus ada pengujian Slump menurut syarat – syarat
dalam SKSNI – 1991

b. Shop Drawing
Shop drawing merupakan sebuah gambar dalam suatu pelaksanaan proyek
yang fungsinya adalah sebagai acuan dalam mengerjakan suatu item pekerjaan. Di
dalam shop drawing akan di paparkan mengenai dimensi dan spesifikasi bahan
yang akan dikerjakan di lapangan. Sebagai pengawas shop drawing sangat
berguna untuk mempermudah proses pengawasan. Berikut merupakan soft
drawing perletakan untuk pekerjaan Pengecoran (dapat ditunjukkan pada gambar
2.30).

Gambar 2.30. Denah Perletakan Kolom Basement

c. Sumber Daya
Tabel 2.27. Kebutuhan Alat & Tenaga Kerja Pengawasan Kolom Lantai Basement
No Alat Tenaga Kerja Acuan
1 Meteran Team Leader Pengawas RKS
2 Alat slump test Struktur Shop drawing
3 Alat tulis Asisten Pengawas
4 Chechlist

Tabel 2.28. Contoh Check List Mutu Pekerjaan Pengecoran Kolom Basement
CHECKLIST PEKERJAAN PENGECORAN KOLOM K1 35/45
GRID :
KONDISI
ITEM
NO SPESIFIKASI TIDAK KETERANGAN
PEKERJAAN SESUAI
SESUAI
Pemasangan tebel 2 cm uk. 4 x 4
1 cm
Beton decking
Pembersihan
2 Area yg akan Wajib bersih
dicor
Pengujian Slump
3 7.5-15
Test
CHECKLIST PEKERJAAN PENGECORAN KOLOM K1 35/45
GRID :
KONDISI
ITEM
NO SPESIFIKASI TIDAK KETERANGAN
PEKERJAAN SESUAI
SESUAI
Pembuatan
4 1 benda uji/1 m3
Benda Uji
Proses
5 Vribrator
Penggetaran
Beton harus
6 Perawatan Beton dibasahi minimal 4
hari
Pengguanaan Helm, Masker,
Sarung Tangan,
7 Kelengkapan Celana Panjang,
K3 Sepatu.

KESIMPULAN :

REKOMENDASI :

Team Leader

I Gede Dwipayana, ST

d. Metode Pengawasan
1. Membaca dan mencermati spesifikasi teknis bagian pekerjaan beton
2. Menyiapkan checklist yang telah dibuat (dapat ditunjukkan pada table
2.28.)
3. Memastikan area pengecoran tidak ada sampah hasil dari proses
pemasangan bekisting dan tulangan.
4. Pemeriksaan kembali terhadap kesikuan begesting kolom
5. Memastikan beton decking sudah terpasang dalam jarak yang sudah di
tentukan
6. Sebelum kegiatan pengecoran dilaksanakan, dilakukan pengujian slump
test oleh perusahan beton, dan di awasi oleh pihak kontraktor dan
konsultan
7. Setelah slump test memenuhi syarat lakukan pengambilan sampel untuk
pembuatan benda uji.
8. Melakukan pengawasan terhadap proses pengecoran dan memastikan
dilakukan perataan terhadap adonan beton dan juga penggetaran
menggunakan vibrator. (dapat ditunjukkan pada gambar 2.31 dan 2.30.).

Gambar 2.31. Pengawasan Terhadap Proses Pengecoran Kolom Basement

Gambar 2.32. Penggunaan Vibrator pada Pengecoran Kolom Basement


e. Hasil Pengawasan
Berikut merupakan hasil pengawasan terhadap mutu pada pekerjaan
pengecoran kolom basement. hasil pegawasan di tunjukkan melalui checklist
mutu pekerjaan pengecoran kolom basement.

Tabel 2.29. Hasil Checklist Pekerjaan Pengecoran Kolom K1 (35/45)cm


CHECKLIST PEKERJAAN PENGECORAN KOLOM K1 35/45
GRID :
KONDISI
ITEM
NO SPESIFIKASI TIDAK KETERANGAN
PEKERJAAN SESUAI
SESUAI
Pemasangan tebel 2 cm uk. 4 x 4
1 cm
Beton decking
Pembersihan
2 Area yg akan Wajib bersih
dicor
Pengujian Slump
3 7.5-15
Test
Pembuatan
4 1 benda uji/1 m3
Benda Uji
Proses
5 Vribrator
Penggetaran
Beton harus
6 Perawatan Beton dibasahi minimal 4
hari
Helm, Masker,
Pengguanaan Sarung Tangan,
7 Celana Panjang,
Kelengkapan K3 Sepatu.
KESIMPULAN :

REKOMENDASI :

Team Leader

I Gede Dwipayana, ST

Tabel 2.30. Hasil Checklist Pekerjaan Pengecoran Kolom K2 (45/45)cm


CHECKLIST PEKERJAAN PENGECORAN KOLOM K2 45/45
GRID :
KONDISI
ITEM
NO SPESIFIKASI TIDAK KETERANGAN
PEKERJAAN SESUAI
SESUAI
Pemasangan tebel 2 cm uk. 4 x 4
1 cm
Beton decking
Pembersihan
2 Area yg akan Wajib bersih
dicor
Pengujian Slump
3 7.5-15
Test
Pembuatan
4 1 benda uji/1 m3
Benda Uji
Proses
5 Vribrator
Penggetaran
Beton harus
6 Perawatan Beton dibasahi minimal 4
hari
Helm, Masker,
Pengguanaan Sarung Tangan,
7 Celana Panjang,
Kelengkapan K3 Sepatu.
KESIMPULAN :

REKOMENDASI :

Team Leader

I Gede Dwipayana, ST

f. Permasalahan
1. Tinggi Jatuh Mortar melebihi maksimal dari ketentuan yaitu 2 meter
(sesuai RKS).
2. Pembuatan benda uji hanya sebanyak 3 buah. Sedangkan pada RKS
tercantum pembuatan benda uji sebanyak 1 buah / 1m3
3. Tidak dilakukan perawatan beton sesuai acuan pada RKS
4. K3 jarang diterapkan karena alasan tenaga kerja tidak nyaman saat
beraktivitas

Gambar 2.33. Penuangan Mortar Tidak Sesuai dengan Spesifikasi Teknis

g. Solusi
1. Seharusnya sebelum memulai pengecoran dibuatkan lubang jendela pada
begesting dengan ketinggian 1 meter dari permukaan lantai kerja. Setelah
begesting terisi 1 meter, lubang di tutup dan kemudian lakukan hal yang
sama hingga seluruh kolom terisi mortar.
2. Perlu ditegaskan kepada perusahaan beton agas selalu membuat benda uji
sesuai RKS yaitu 1 benda uji/1m3
3. Sebaiknya perlu dilakukan perawatan beton agar perkerasan beton
sempurna
4. perlu dilakukan pengarahan sebelum melaksanakan pekerjaan, bahwa
betapa fatalnya resiko apabila terjadi kecelakaan pada saat bekerja pada
suatu proyek.

2.5. Pekerjaan Ring Balok


Ring balok merupakan salah satu komponen dalam suatu bangunan. Ring
balok ini letaknya berada pada bagian atas kolom dan menjadi tumpuan dari
rangka atap. Biasanya pola ring balok akan menyesuaikan pola balok lt.2 di
bawah, namun untuk bangunan seperti GOR penempatan ring balok akan berapa
hanya pada bagian pinggir saja.
Salah satu fungsi ring balok adalah untuk menahan tekanan dari rangka atap
dan menyalurkan ke sruktur lainnya yang posisinya berada di bawah. Balok ring
yang digunakan pada bangunan GOR Sading ini menggunakan Balok ring dengan
dimensi 25/40.

2.5.1. Pekerjaan Bekisting Ring Balok


Bekisting adalah konstruksi yang bersifat sementara yang digunakan untuk
menahan beton selama beton dituang dan dibentuk sesuai dengan yang
diinginkan. Pada bekisting sloof menggunakan batako bahan papan plywood 9
mm.

a. Spesifikasi Teknis
1. Cetakan untuk beton / bekisting (formwork), harus dibuat dari plywood
yang tebalnya minimal 9 mm. Rangka penguat cetakan yang di pakai
minimal dari kayu kelas kuat II dan dipasang sedemikian rupa sehingga
cukup kuat untuk menahan tekanan beban beton.
2. Bahan steger (tiang penyangga) harus terbuat dari kayu bermutu baik
atau menggunakan schafolding.
3. Cetakan dibuat dan disangga sedemikian rupa sehingga dapat mencegah
getaran yang merusak, dan tidak merubah bentuk sebelum, selama
pengecoran berlangsung dan selama beton belum padat.

b. Shop Drawing
Shop drawing merupakan sebuah gambar dalam suatu pelaksanaan proyek
yang fungsinya adalah sebagai acuan dalam mengerjakan suatu item pekerjaan. Di
dalam shop drawing akan di paparkan mengenai dimensi dan spesifikasi bahan
yang akan dikerjakan di lapangan. Sebagai pengawas shop drawing sangat
berguna untuk mempermudah proses pengawasan. Berikut merupakan soft
drawing dari pekerjaan begesting Ring Balok (40/25) cm (dapat ditunjukkan pada
gambar 2.34).

Gambar 2.34. Detail Potongan Bekisting Ring Balok

c. Sumber Daya
Tabel 2.31. Kebutuhan Alat & Tenaga Kerja Pengawasan Ring Balok
No Alat Tenaga Kerja Acuan
1 Meteran Team Leader Pengawas RKS
2 Penggaris siku Struktur Shop drawing
3 Waterpass Asisten Pengawas
4 Alat tulis
5 Chechlist
Tabel 2.32. Contoh check list mutu pekerjaan Bekisting Rig Balok
CHECKLIST PEKERJAAN BEGESTING RING BALOK 25/40

GRID
KONDISI
ITEM
NO
PEKERJAAN
SPESIFIKASI TIDAK KETERANGAN
SESUAI
SESUAI
Ketersediaan
1 Tepat Waktu
alat dan bahan
Menggunakan
2 bahan sesuai Plywood 9 mm
spesifikasi
Pemasangan
3 Uk. 20 x 45 cm
sesuai ukuran
Penambahan
oli pada Oli/Minyak
4 Pelumas
bagian dalam
begesting
Kerapatan
acuan yang
5 Tidak ada bocor
telah tertutup
dengan baik
Kekuatan
stager Kayu
6 bermutu/scafolding
penahan
bekisting
7 Leveling Wajib rata
Pemasangan
8 Lurus/presisi
begesting
Penggunaan Helm, Sepatu,
Celana Panjang,
9 perlengkapan Sarung Tangan,
K3 Masker
KESIMPULAN :
 
REKOMENDASI :
 

Team Leader

I Gede Dwipayana, ST
d. Metode Pengawasan
Berikut adalah metode pengawasan pelaksanaan pekerjaan pengecoran Ring
Balok :
1. Menyiapkan dan mencermati gambar kerja sebagai acuan dalam
melakukan proses pengawasan terhadap mutu.
2. Melakukan pemerikasaan terhadap bahan yang digunakan sesuai dengan
spesifikasi teknis
3. Pemerikasaan terhadap hasil potongan plywood agar sesuai dengan
dimensi yang di rencanakan (dapat ditunjukkan pada gambar 2.35)
4. Memeriksa kesikuan terhadap pemasangan begesting Ring Balok
5. Memastikan area cetakan agar tidak ada sampah bekas material.

Gambar 2.35. Pengukuran Begesting Ring Balok


Gambar 2.36. Proses Pembuatan Begesting Ring Balok

e. Hasil Pengawasan
Berikut merupakan hasil pengawasan terhadap mutu pada pekerjaan
bekisting ring balok. hasil pegawasan di tunjukkan melalui checklist mutu
pekerjaan bekisting ring balok.
Tabel 2.33. Hasil Checklist Pekerjaan Bekisting Ring Balok

CHECKLIST PEKERJAAN BEGESTING RING BALOK 25/40

GRID
KONDISI
ITEM
NO
PEKERJAAN
SPESIFIKASI TIDAK KETERANGAN
SESUAI
SESUAI
Menggunakan
1 bahan sesuai Plywood 9 mm
spesifikasi
Pemasangan
2 Uk. 20 x 45 cm
sesuai ukuran
Penambahan oli
Oli/Minyak
3 pada bagian Pelumas
dalam begesting
Kerapatan acuan
yang telah
4 Tidak ada bocor
tertutup dengan
baik
Kekuatan stager
Kayu
5 penahan bermutu/scafolding
bekisting
6 Leveling Wajib rata

Pemasangan
7 Lurus/presisi
begesting
Helm, Masker,
Pengguanaan Sarung Tangan,
8 Celana Panjang,
Kelengkapan K3 Sepatu.

KESIMPULAN :

REKOMENDASI :

Team Leader

I Gede Dwipayana, ST
f. Permasalahan
1. Tenaga kerja menghiraukan acuan mengenai pelapisan oli terhadap
begesting sesuai dengan yang tercantum pada RKS
2. K3 Jarang diterapkan dilapangan karena alasan tenaga kerja kurang
nyaman dalam beraktifitas

Gambar 2.37. Tenaga Kerja Tidak Menggunakan Perlengkapan K3


g. Solusi
1. Perlu ditegaskan kepada tenaga kerja agar selalu bekerja sesuai acuan
mengenai pelapisan oli terhadap begesting agar beton tidak menempel
pada begesting.
2. Perlu dijelaskan mengenai pentingnya keselamatan dengan menerapkan
K3

2.5.2. Pekerjaan Pembesian Ring Balok


Pembesian tulangan beton bertulang merupakan salah satu komponen utama
pekerjaan struktur beton yang menentukan kekuatan dan kualitas struktur beton
tersebut secara keseluruhan. Untuk memastikan apakah pelaksanaan pembesian
tulangan yang menggunakan material besi beton tersebut benar dan sesuai gambar
rencana serta persyaratan yang ditetapkan atau tidak ada dua hal yang harus
diperhatikan yaitu material besi betonnya dan proses pelaksanaan pembesiannya.

a. Spesifikasi Teknis
1. Mutu besi tulangan beton untuk diamater batang polos adalah BJ. Tp 24
(fy = 240 Mpa),sedangkan mutu besi beton yang diprofil ( Deform / ulir)
minimal BJ. TP 32 (fy = 320 Mpa), untuk tulangan baja jaring BJ. Tp. 50
fy=500 Mpa) dan ukuran sesuai ketentuan dalam gambar. Simbol “Ø”
( menunjukkan Baja tulangan polos ), Simbol “D” (menunjukan Baja
Tulangan Deform/Ulir ). Simbol “M” tulangan baja jaring ( wire mesh) .
2. Semua besi yang dipakai diatas harus mempunyai sertifikat dari
produsen/pabrik. Ketentuan toleransi ukuran besi disesuaikan dengan
standar SII atau SNI.
3. Jika besi yang di datangkan ke lokasi tidak sesuai dengan yang tercantum
dalam sertifikat/diragukan, Direksi pekerjaan berhak memerintahkan
kontraktor untuk melakukan pengujian fisik terhadap besi tersebut.
Semua biaya hasil pengujian menjadi tanggungan kontraktor. Bila hasil
pengujian tidak sesuai dengan yang tercantum dalam sertifikat, maka
Direksi berhak menolak semua besi tersebut. Berita acara hasil
pengujian besi di laboratorium harus sah dan ditanda tangani oleh pejabat
laboratorium.
4. Besi beton harus dipotong dan dibengkokkan sesuai dengan gambar.
Kemudian dibentuk dan dipasang sedemikian rupa sehingga sebelum dan
selama pengecoran tidak berubah tempat.

b. Shop Drawing
Shop drawing merupakan sebuah gambar dalam suatu pelaksanaan proyek
yang fungsinya adalah sebagai acuan dalam mengerjakan suatu item pekerjaan. Di
dalam shop drawing akan di paparkan mengenai dimensi dan spesifikasi bahan
yang akan dikerjakan di lapangan. Sebagai pengawas shop drawing sangat
berguna untuk mempermudah proses pengawasan. Berikut merupakan soft
drawing denah dan detail pada pekerjaan pembesian Sloof (dapat ditunjukkan
pada gambar 2.38 & 2.39).

Gambar 2.38. Detail Tulangan Ring Balok

Gambar 2.39. Detail Tulangan Ring Balok


c. Sumber Daya
Tabel 2.34. Kebutuhan Alat & Tenaga Kerja Pengawasan Pembesian Ring balok

No Alat Tenaga Kerja Acuan


1 Metera Team Leader Pengawas RKS
2 Jangka sorong Struktur Shop drawing
3 Alat tulis Asisten Pengawas
4 Chechlist

Tabel 2.35. Contoh check list mutu pekerjaan pembesian Ring Balok
CHECKLIST PEKERJAAN PEMBESIAN RING BALOK 25/40
GRID
KONDISI
ITEM
NO
PEKERJAAN
SPESIFIKASI TIDAK KETERANGAN
SESUAI
SESUAI
Ketersediaan alat
1 Tepat Waktu
dan bahan
BJTP= Fy 240
2 Mutu tulangan Mpa BJTD= 320
Mpa
Jumlah Tulangan
3 5 D16
Utama
Jumlah Tulangan
4 3 D16
Tekan
Jarak Tulangan
5 Sengkang ∅ 8 - 15 cm
Lapangan
Jarak Tulangan
6 Sengkang ∅ 8 - 10 cm
Tumpuan
7 Panjang kait 4 Diameter
Ikatan pada
8 Kuat
tulangan
Sambungan
9 40 Diameter
Pembesian
Helm, Masker,
Pengguanaan Sarung Tangan,
10 Celana Panjang,
Kelengkapan K3 Sepatu.
KESIMPULAN :
 
REKOMENDASI :
 

Team Leader

I Gede Dwipayana, ST
d. Metode Pengawasan
Berikut adalah metode pengawasan pelaksanaan pekerjaan pembesian Ring
Balok :
1. Menyiapkan dan mencermati gambar kerja sebagai acuan dalam melakukan
proses pengawasan terhadap mutu.
2. Melakukan pemerikasaan terhadap proses pemotongan besi dan pastikan
hasil potongan sesuai dengan ukuran jumlah yang dibutuhkan (check list
mutu pembesian sloof dapat dilihat pada table 2.35)
3. Melakukan pemeriksaan terhadap jumlah tulangan yang di pakai agar sesuai
dengan spesifikasi teknis.
4. Mengukur jarak antar tulangan pokok dan sengkang agar sesuai dengan
spesifikasi teknis (dapat ditunjukkan pada gambar 2.40)
5. Memastikan ikatan tulangan telah cukup kuat sehingga bentuk tulangan
tidak berubah ubah saat pengecoran.

Gambar 2.40. Proses Pengukuran Tulangan Sengkang Ring Balok


Gambar 2.41. Proses Pemasangan Tulangan Ring Balok

e. Hasil Pengawasan
Berikut merupakan hasil pengawasan terhadap mutu pada pekerjaan
pembesian ring balok. hasil pegawasan di tunjukkan melalui checklist mutu
pekerjaan pembesian ring balok.
Tabel 2.36. Hasil Checklist Pekerjaan Pembesian Ring Balok
CHECKLIST PEKERJAAN PEMBESIAN RING BALOK 25/40
GRID
KONDISI
ITEM
NO
PEKERJAAN
SPESIFIKASI TIDAK KETERANGAN
SESUAI
SESUAI
Jumlah Tulangan
1 5 D16
Utama
Jumlah Tulangan
2 3 D16
Tekan
Jarak Tulangan
4 Sengkang ∅ 8 - 15 cm
Lapangan
Jarak Tulangan
5 Sengkang ∅ 8 - 10 cm
Tumpuan
6 Panjang kait 4 Diameter

Ikatan pada
7 Kuat
tulangan
Sambungan
8 40 Diameter
Pembesian
Helm, Masker,
Pengguanaan Sarung Tangan,
9 Celana Panjang,
Kelengkapan K3 Sepatu.
KESIMPULAN :

REKOMENDASI :

Team Leader

I Gede Dwipayana, ST
f. Permasalahan
1. Besi yang digunakan mengalami korosi akibat penempatan material yang
kurang tepat.
2. Sebagian besar tenaga kerja tidak mengenakan perlengkapan K3, dengan
alasan karena tidak nyaman mengenakan K3 saat bekerja.

Gambar 2.42. Tenaga Kerja Tidak Mengenakan Perlengkapan K3

g. Solusi
1. Menutupi material besi menggunakan terpal, agar terhindar dari sinar
matahari dan hujan.
2. Perlu dilakukan pengarahan mengenai pentingnya mengenakan bahaya
dalam menghadapi kecelakaan yang tidak dapat di perkirakan, pada saat
sebelum mulai bekerja.

2.5.3. Pekerjaan Pengecoran Ring Balok


Pada tahap pengecoran kolom basement proyek pembangunan GOR Sading
menggunakan beton ready mix, dengan mutu K-250. Proses pengecorannya
menggunakan metode manual yaitu estafet.
a. Spesifikasi Teknis
1. Beton K.250 digunakan untuk pekerjaan struktur beton bertulang pada
umumnya, khusus untuk pengecoran pelat beton Lantai KM/WC, Pelat
Atap dimana campuran beton dicampur Bahan Addetive (untuk
menghindari bocor/rembesan).
2. Pada waktu pemeriksaan pendahuluan menjelang pengecoran Direksi
akan mengecek kesiapan pelaksanaan tersebut sehubungan rencana kerja.
3. Pengecoran beton harus dilaksanakan dengan pengawasan atau
persetujuan Direksi, pengecoran harus dilakukan dengan tertib, rapi dan
teratur dengan cara-cara semestinya.
4. Selama Pelaksanaan harus ada pengujian Slump menurut syarat – syarat
dalam SKSNI – 1991.

b. Shop Drawing
Shop drawing merupakan gambar acuan dalam proses pekerjaan, yang
memiliki fungsi agar pekerjaan tersebut sesuai dengan gambar yang direncanakan.
Dalam Pekerjaan struktur kali ini, denah Ring Balok dapat dilihat di Gambar 2.43.

Gambar 2.43. Denah Ring Balok


c. Sumber Daya
Tabel 2.37. Kebutuhan Alat & Tenaga Kerja Pengawasan Pek. Ring Balok
No Alat Tenaga Kerja Acuan
1 Meteran Team Leader Pengawas RKS
2 Alat slump test Struktur Shop drawing
3 Alat tulis Asisten Pengawas
4 Chechlist
Tabel 2.38. Contoh Check List Mutu Pekerjaan Pengecoran Ring Balok
CHECKLIST PEKERJAAN PENGECORAN RING BALOK 25/40

GRID
KONDISI
ITEM
NO
PEKERJAAN
SPESIFIKASI TIDAK KETERANGAN
SESUAI
SESUAI
Ketersediaan
1 Tepat Waktu
alat dan bahan
Pemasangan
2 3 cm - 5 cm
Beton decking
Pembersihan
3 Area yg akan Wajib bersih
dicor
Pengujian
4 7.5-15
Slump Test
Pembuatan
5 3 buah
Benda Uji
Proses
6 Vribrator
Penggetaran
Tinggi jatuh
7 maksimum 2 Meter
campuran beton
Perawatan Beton harus
8 dibasahi minimal 4
Beton hari
Pengguanaan Helm, Masker,
Sarung Tangan,
9 Kelengkapan Celana Panjang,
K3 Sepatu.
KESIMPULAN :
 
REKOMENDASI :
 

Team Leader

I Gede Dwipayana, ST

d. Metode Pengawasan
Berikut adalah metode pengawasan pelaksanaan pekerjaan pengecoran Ring
Balok :
1. Membaca dan mencermati spesifikasi teknis bagian pekerjaan beton
2. Menyiapkan checklist yang telah dibuat ( dapat ditunjukkan pada tabel
2.38)
3. Memastikan area pengecoran tidak ada sampah hasil dari proses
pemasangan bekisting dan tulangan.
4. Pemeriksaan kembali terhadap kesikuan begesting sloof
5. Memastikan beton decking sudah terpasang dalam jarak yang sudah di
tentukan
6. Sebelum kegiatan pengecoran dilaksanakan, dilakukan pengujian slump
test oleh perusahan beton, dan di awasi oleh pihak kontraktor dan
konsultan
7. Setelah slump test memenuhi syarat lakukan pengambilan sampel untuk
pembuatan benda uji.
8. Melakukan pengawasan terhadap proses pengecoran dan memastikan
dilakukan perataan terhadap adonan beton dan juga penggetaran
menggunakan vibrator.

Gambar 2.44. Proses Pengecoran Ring Balok


e. Hasil Pengawasan
Berikut ini adalah hasil pengawasan terhadap pekerjaan pengecoran ring
balok, yang akan ditunjukkan berupa hasil checklist seperti di bawah ini
Tabel 2.39. Hasil Checklist Pekerjaan Pengecoran Sloof
CHECKLIST PEKERJAAN PENGECORAN RING BALOK 25/40
GRID  
KONDISI
ITEM
NO
PEKERJAAN
SPESIFIKASI TIDAK KETERANGAN
SESUAI
SESUAI
Pemasangan
1 3 cm - 5 cm
Beton decking
Pembersihan
2 Area yg akan Wajib bersih
dicor
Pengujian
3 7.5-15
Slump Test
Pembuatan
4 3 buah
Benda Uji
Proses
5 Vribrator
Penggetaran
Perawatan Beton harus
6 dibasahi minimal 4
Beton hari

Pengguanaan Helm, Masker,


Sarung Tangan,
7 Kelengkapan Celana Panjang,
K3 Sepatu.
KESIMPULAN :

REKOMENDASI :

Team Leader

I Gede Dwipayana, ST
f. Permasalahan
1. Pembuatan benda uji hanya sebanyak 3 buah. Sedangkan pada RKS
tercantum pembuatan benda uji sebanyak 1 buah / 1m3
2. Tidak dilakukan perawatan beton sesuai acuan pada RKS
3. K3 jarang diterapkan karena alasan tenaga kerja tidak nyaman saat
beraktivitas

Gambar 2.45. Tenaga Kerja Tidak Mengenakan Perlengkapan K3

g. Solusi
1. Perlu ditegaskan kepada perusahaan beton agas selalu membuat benda uji
sesuai RKS yaitu 1 benda uji/1m3
2. Sebaiknya perlu dilakukan perawatan beton agar perkerasan beton
sempurna
3. perlu dilakukan pengarahan sebelum melaksanakan pekerjaan, bahwa
betapa fatalnya resiko apabila terjadi kecelakaan pada saat bekerja pada
suatu proyek.
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Pelaksanaan magang industry yang telah penulis laksanakan pada Proyek
Pembangunan GOR Sading selama 10 minggu ini telah berjalan dengan
sebagaimana mestinya. Dimana penulis telah melakukan pengawasan terhadap
pekerjaan struktur. Sementara itu penulis juga telah menyusun metode
pengawasan dan beberapa hasil pengawasan menjadi bentuk laporan. Dari uraian
laporan ini, penulis dapat menyimpulkan :
a. Teori dan kerja praktek yang di peroleh mahasiswa di kampus merupakan
sebagai suatu bekal atau bayangan bagi mahasiswa yang akan terjun bekerja
di lapangan. Teori – teori dan teknik kerja tersebut sangat erat hubungannya
terhadap lingkungan proyek. Namun setelah terjun di lingkungan proyek,
mahasiswa memperoleh etika, teori dan teknis kinerja yang baru “baru
dalam artian menyesuaikan keadaan di lapangan” yang belum dipahami
mahasiswa sebelumnya.
b. Pada pelaksanaan Magang Industri II ini, penulis melakukan magang pada
badan konsultan, tepatnya pada konsultan pengwas yang dikenal sebagai
CV. Lumbung Asti Konsultan. Pada pelaksanaan magang kali ini penulis
bekerja membantu Team Leader untuk mengawasi berbagai item pekerjaan
yang sedang berlangsung. Mengawasi dalam artian adalah pengawasan
terhadap mutu pada suatu item pekerjaan. Berbeda dengan pelaksanaan
Magang Industri I, aktivitas yang dilakukan pada saat MI I ini adalah
mengamati proses pelaksanaan terhadap suatu pekerjaan yang sedang
berlangsung.
c. Selama pelaksanaan MI II dilakukan penulis memperhatikan masih terdapat
beberapa hal-hal yang kurang dalam proses pengawasan seperti lemahnya
pengawasan terhadap tahap pengerjaan item pekerjaan dalam proyek GOR
Sading ini. Maksud lemah dalam hal ini adalah pengawas kurang tegas
dalam memberi printah untuk memperbaiki pekerjaan yang tidak sesuai
dengan acuan pada RKS. Seperti halnya untuk tinggi maksimum penuangan
campuran beton pada pekerjaan pengecoran kolom. seharusnya tinggi
penuangan campuran tidak boleh lebih dari 2 meter. Kenyataan dilapangan
tingginya melampaui syarat tersebut. Sementaraa itu pengawas lapangan
tidak pernah menggugat akan hal tersebut. Apabila hal ini terus
berkelanjutan yang di khawatirkan adalah akan terjadinya segregasi pads
beton itu sendiri dan tentu saja akan mengurangi mutu beton yang telah
direncanakan. Selain itu pengawas tidak pernah menggugat terhadap
pelaksanaan uji slump yang hanya dilakukan beberapa kali pada saat
pengecoran. Seharusnya uji slump harus selalu dilakukan di lapangan agar
mutu beton tetap stabil dan selalu sesuai dengan acuan pada RKS.
d. Pemakaian kelengkapan K3 pada proyek pembanguna GOR Sading sangatlah
minim. Hal ini dikarenakan Konsultan Pengawas kurang tegas dalam memberi
pringatan kepada kontraktor mengenai tenaga kerja yang tidak memakai
perlengkapan K3. Dilihat dari segi lingkungan, tanpa mengenakan perlengkapan
K3 sangatlah berbahaya. Musibah tidak dapat di prediksi, apabila tidak
mengenakan perlengkapan K3 akibatnya akan sangat fatal hingga menimbulkan
kematian.

3.2. Saran
Saran yang dapat diberikan penulis sebagai berikut :

a. Sebaiknya program magang industry tetap di adakan setiap tahunnya,


dimana dalam magang industry ini sangat berpengaruh terhadap
pengetahuan mahasiswa mengenai kerja yang sesungguhnya dan sekaligus
sebagai pedoman bagi mahasiswa untuk bekerja nanti. Untuk pengarahan
mengenai magang industry mohon disampaikan lebih detail apa saja yang
harus di laksanakn di lapangan, sehingga mahasiswa tidak kebingungan
pada saat pertama mulai magang industry di lapangan.
b. Untuk kurikulum yang baru, sebaiknya tetap diadakannya MI I & MI II hal
ini akan sangat berpengaruh kedepannya dalam dunia kerja. Dimana dalam
pelaksanaan MI ini banyak sekali bekal yang sangat berfungsi dalam dunia
kerja nanti.
c. Seharusnya sebagai pengawas lapangan harus memiliki jiwa yang tegas dan
disiplin untuk menjaga setiap progress agar selalu mengacu terhadap RKS.
Apabila tidak tegas dalam memberi teguran maka pihak kontraktor akan
menghiraukan teguran tersebut. Sehingga akan masih terdapat hasil
pekerjaan yang tidak sesuai dengan RKS. Sehingga mutu dari item
pekerjaan tersebut sudah pasti terpengaruh. Disinilah resiko pengawas
sangat rawan apabila tidak tegas dalam memberi teguran dan melakukan
pemeriksaan kembali.
d. Peru ditegaskan oleh pengawas kepada kontraktor untuk melakukan
sosialisasi mengenai pentingnya penggunaan K3 dan bahaya-bahaya yang
mungkin akan terjadi dilapangan, sehingga tenaga kerja dan unsur proyek
lainnya memahami keselamatan untuk diri masing masing.

Anda mungkin juga menyukai