Anda di halaman 1dari 110

PELAKSANAAN PEKERJAAN BORED PILE PADA JEMBATAN

CINAMBO DAN PILE CAP PADA JEMBATAN CIPANGEREKAN PAKET


PROYEK MYC JALAN LINGKAR TIMUR WADUK JATIGEDE
STA 8+100 DAN STA 10+000

PRAKTIK KERJA LAPANGAN DIPLOMA III

OLEH :

AHMED FATHURRAHMAN SEKAR FADILLAH


NIM. 1711210 35 NIM. 171121059

DOSEN PEMBIMBING :
AMBAR SUSANTO, ST. Si, MT.
NIP. 19640319 198811 1 001

JURUSAN TEKNIK SIPIL


POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
2019
ABSTRAK

Praktek kerja lapangan adalah kegiatan selama perkuliahan yang membantu


kami dalam mengenal dunia pekerjaan yang sesungguhnya dengan meninjau
pekerjaan langsung ke lapangan. Tujuan dari praktek kerja lapangan ini adalah
memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk ambil peran dalam proyek kerja
yang nyata. Dengan mengikuti kegiatan praktek kami mendapatkan pengalaman
dalam berkomunikasi, berinteraksi, berkoordinasi, serta bisa membandingkan teori
yang telah diajarkan pada masa perkuliahan di lokasi proyek.

Tinjauan dari Praktek Kerja Lapangan yang diambil adalah Bored Pile
Jembatan Cinambo yang terletak pada STA 10+000 dan Pile Cap Jembatan
Cipangerekan yang terletak pada STA 8+100 Proyek Jalan Lingkar Timur
Bendungan Jatigede. Proyek Jembatan ini merupakan bagian dari pembangunan
Bendungan Jatigede, Bendungan ini dibangun untuk menampung irigasi dari sungai
Cimanuk dan juga mengontrol banjir, persediaan air serta penghasil tenaga air. Oleh
karena itu akses jalan disekitar waduk dibangun untuk membantu pertumbuhan
ekonomi, serta sosial penduduk sekitar.

Berdasarkan hasil tinjauan Praktek Lapangan yang telah dilakukan, diperoleh


hasil kedalaman lubang bored pile bervariasi sesuai dengan kedalaman tanah keras
yang telah diuji dengan bore log. Terdapat 8 titik pada abutment 1 pekerjaan bored
pile Jembatan Cinambo dan 6 titik pada abutment 2 pekerjaan pile cap Jembatan
Cipangerekan. Proses pelaksanaan proyek berjalan dengan baik meskipun terdapat
beberapa permasalahan.

Kata Kunci : Bendungan Jatigede, Bored Pile, Pile Cap

iii
ABSTRACT

Field work practice is an activity during lectures that helps us get to know
the real world of work by reviewing work directly into the work field. The purpose
of this practical field work is to provide opportunities for students to take part in real
work projects. By participating in practical activities we can gain experience in
communicating, interacting, coordinating, and being able to compare theories that
have been taught during lectures at the project site.
The review of the Field Work Practices taken is the Cinambo Bridge Bored
Pile located at STA 10+000 and the Cipangerekan Bridge Pile Cap located at STA
8+100 of the Jatigede Dam East Ring Road Project. The bridge project is part of the
construction of the Jatigede Dam. The dam was built to accommodate irrigation from
the Cimanuk river and also controls floods, water supplies and hydropower.
Therefore access roads around the reservoir were built to help economic growth, as
well as the social conditions of the surrounding population.
Based on the results of the Field Practice review obtained, the results of the
depth of the bored pile hole varies according to the depth of hard soil that has been
tested with a bore log. There are 8 points on the abutment 1 of the Cinambo Bridge
bored pile work and 6 points on the Cipangerekan Bridge pile cap abutment 2. The
project process went well despite several problems.

Keyword : Jatigede Dan, Bored Pile, Pile Cap

iii
KATA PENGANTAR

Puji syukur dan kehadirat Allah SWT atas karunia-Nya yang diberikan
kepada penulis, sehingga dapat menyelesaikan penyusunan Laporan Praktik Kerja
Lapangan dengan judul “Tinjauan Pelaksanaan Pekerjaan Bored Pile pada
Jembatan Cinambo dan Pile Cap pada Jembatan Cipangerekan Paket Proyek
MYC Jalan Lingkar Timur Waduk Jatigede STA 8+100 Dan STA 10+000” ini
sesuai dengan tenggat waktu yang telah ditentukan.
Laporan ini disusun untuk memenuhi mata kuliah Praktik Kerja Lapangan
(PKL) pada Semester 5 (lima) agar mahasiswa dapat memahami bagaimana keadaan
di lapangan dan menerapkan teori yang terlah dipelaari selama perkuliahan.
Dalam penyusunan laporan ini penulis tentu tidak akan berhasil tanpa
bantuan pihak-pihak yang telah memberikan dukungan baik secara langsung maupun
tidak langsung sehingga laporan ini dapat selesai. Oleh karena itu, penulis ucapkan
terimakasih kepada ;
1. Allah SWT yang telah memberikan karunia-Nya sehingga laporan ini
dapat diselesaikan,
2. Bapak Ambar Susanto, ST. Si, MT. selaku Dosen Pembimbing yang telah
memberikan bimbingan, arahan, serta saran kepada penulis dalam
penyusunan laporan Praktik Kerja Lapangan,
3. Bapak Riawan Gunadi, Dr, MT., Ir selaku dosen penguji atas segala kritik
dan saran terhadap kami,
4. Ibu Ruth Esther Ambat, Dra, MT. selaku Dosen Penguji atas segala kritik
dan saran terhadap kami,
5. Bapak Hendry.Dipl.Ing.HTL., MT. selaku Ketua Jurusan Teknik Sipil
Politeknik Negeri Bandung,
6. Bapak Angga Marditama Sultan Sufanir, ST., MT. selaku Ketua Prodi
D3-Teknik Konstruksi Sipil Politeknik Negeri Bandung,
7. Bapak Tatang Sumarna, ST., M.Si selaku Wali Dosen Kelas 3B D3-
Teknik Konstruksi Sipil,

iii
8. Bapak Kasmedi,S.ST. selaku Pembimbing Lapangan yang telah
memberikan arahan dan masukan selama dilaksanakannya Praktik Kerja
Lapangan,
9. Seluruh staf PT. Adhi Karya pada proyek pembangunan Jalan Lingkar
Timur Waduk Jatigede yang senantiasa memberikan ilmu dan
pengetahuan di lapangan kepada kami selama dilaksanakannya Praktik
Kerja Lapangan,
10. Seluruh staf dan pekerja yang terlibat pada Pembangunan Proyek MYC
Jalan Lingkar Timur Waduk Jatigede.

Kami menyadari laporan ini masih terdapat kekurangan, untuk itu penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun sehingga kedepannya dapat
menuliskan laporan dengan baik. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi
pembaca. Penulis ucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya atas perhatian
pembaca.

Bandung, Oktober 2019

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
HALAMAN PENGESAHAN
ABSTRAK
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
DAFTAR SINGKATAN
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang PKL
1.2 Tujuan PKL
1.3 Ruang Lingkup PKL
1.4 Metodologi
1.5 Sistematika Pembahasan
BAB II TINJAUAN UMUM PROYEK
2.1 Latar Belakang Proyek
2.2 Data Proyek
2.3

iii
DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN I
I.1 Surat Permohonan Praktik Kerja Lapangan
I.2 Surat Penerimaan Praktik Kerja Lapangan
I.3 Surat Keterangan Selesai Praktik Kerja Lapangan

iii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 Lokasi Pekerjaan Proyek Jalan Lingkar Timur Waduk Jatigede ........ 5
Gambar 2. 2 Jalan Lingkar Timur Waduk Jatigede STA 3+250 ........................... 10
Gambar 2. 3 Layout Plan Jalan Lingkar Timur Waduk Jatigede .......................... 10
Gambar 2. 4 Direksi Keet Adhi-DMT, KSO ......................................................... 11
Gambar 2. 5 Mobilisasi Alat Berat untuk Bored Pile Jembatan Cinambo pada STA
10+000 .................................................................................................................... 11
Gambar 2. 6 Pengeboran Titik BP 01 Jembatan Cinambo pada STA 10+000...... 12
Gambar 2. 7 Pemasangan Tulangan Pile Cap........................................................ 12
Gambar 2. 8 Struktur Organisasi Proyek Jalan Lingkar Timur Waduk Jatigede .. 13
Gambar 2. 9 Struktur Organisasai Kontraktor Proyek Jalan Lingkar Timur Waduk
Jatigede.................................................................................................................... 18

Gambar 3. 1 Flowchart Pekerjaan Persiapan ......................................................... 32


Gambar 3. 2 Mobilisasi Excavator Menuju Tempat Pengeboran .......................... 34
Gambar 3. 3 Bored Pile Machine di Pindahkan Menggunakan Excavator Menuju
Tempat Pengeboran................................................................................................. 34
Gambar 3. 4 Pekerjaan Land Clearing pada Area Pengeboran Menggunakan
Excavator................................................................................................................. 36
Gambar 3. 5 Pengangkutan Plat Landasan Menggunakan Excavator KOMATSU
PC 200 ..................................................................................................................... 37
Gambar 3. 6 Plat Landasan Untuk Meletakkan Bored Pile Machine .................... 37
Gambar 3. 7 Flowchart Pekerjaan Surveying ........................................................ 38
Gambar 3. 8 Kalibrasi Alat Total Station .............................................................. 40
Gambar 3. 9 Pembidikan Titik Koordinat Sesuai dengan Gambar Rencana......... 40
Gambar 3. 10 Total Station Diarahkan Menuju Tongkat Prisma Pada Area
Pengeboran .............................................................................................................. 41
Gambar 3. 11 Pemasangan Patok Pada Titik Pengeboran ..................................... 41
Gambar 3. 12 Flowchart Pekerjaan Pengeboran ................................................... 42
Gambar 3. 13 Setting Alat Dan Pengeboran Sedalam 3 m. ................................... 44

iii
Gambar 3. 14 Pemasangan Casing dengan Ketinggian 3 m ke dalam Tanah
Menggunakan Alat Bor. .......................................................................................... 44
Gambar 3. 15 Pengeboran Sampai Tanah Keras Dengan Kedalaman 18 m. ........ 45
Gambar 3. 16 Pengukuran Kedalaman Bored Pile Dilihat Dari Mesin Bor. ......... 45
Gambar 3. 17 Pembersihan Lubang Titik Pengeboran Menggunakan Cleaning
Bucket ...................................................................................................................... 46
Gambar 3. 18 Pengecekan Kedalaman Pengeboran. ............................................. 46
Gambar 3. 19 Flowchart Pekerjaan Pembesian. .................................................... 47
Gambar 3. 20 Detail Tulangan Bored Pile. ........................................................... 50
Gambar 3. 21 Bar Bending Schedule untuk Pekerjaan Bored Pile. ...................... 51
Gambar 3. 22 Pemotongan Tulangan Menggunakan Bar Cutter. ......................... 52
Gambar 3. 23 Pembengkokan Tulangan Sesuai Bar Bending Schedule
Menggunakan Alat Bar Bending............................................................................. 52
Gambar 3. 24 Pengikatan Antar Tulangan Menggunakan Kawat Benrat. ............ 53
Gambar 3. 25 Pengukuran Tulangan Yang Telah Dirakit. .................................... 53
Gambar 3. 26 Mobilisasi Tulangan Menggunakan Flat Bed Truck pada Lokasi
Pengeboran .............................................................................................................. 54
Gambar 3. 27 Pemasangan Tulangan Bagian Bawah Sepanjang 5 m. .................. 54
Gambar 3. 28 Pemasangan Tulangan Bagian Atas Sepanjang 12 m. .................... 55
Gambar 3. 29 Pengelasan Tulangan Bagian Atas dan Bawah Dibantu Alat Bor
Menggunakan Las Listrik. ...................................................................................... 55
Gambar 3. 30 Pengelasan Disemua Segmen Tulangan. ........................................ 56
Gambar 3. 31 Flowchart Pekerjaan Pengecoran. .................................................. 57
Gambar 3. 32 Pemasangan Tremie dengan Alat Bantu Bor. ................................. 60
Gambar 3. 33 Pemasangan Corong Menggunakan Garpu dan Kunci Rantai. ...... 60
Gambar 3. 34 Lokasi Loading Beton Adhimix Kertajati ...................................... 61
Gambar 3. 35 Pengujian Slump. ............................................................................ 61
Gambar 3. 36 Proses Pengecoran. ......................................................................... 62
Gambar 3. 37 Melepaskan Tremie Menggunakan Alat Bor dan Garpu. ............... 62
Gambar 3. 38 Pengecekan kedalaman pengecoran menggunakan meteran roll.... 63
Gambar 3. 39 Pengangkutan Tremie dan Corong ................................................. 63

iii
Gambar 3. 40 Flowchart Pekerjaan Pile Cap ......................................................... 64
Gambar 3. 41 Penggalian Tanah disekitar Bored Pile Sampai Kedalaman 3 m
dengan Excavator .................................................................................................... 67
Gambar 3. 42 Pembobokan Bored Pile. ................................................................ 68
Gambar 3. 43 Pengecoran Lean Concrete ............................................................. 68
Gambar 3. 44 Pemasangan Tulangan Pile Cap...................................................... 69
Gambar 3. 45 Pemasangan Beton Decking. .......................................................... 69
Gambar 3. 46 Pemasangan Tulangan Abutment. ................................................... 69
Gambar 3. 47 Pengecekan Tulangan ..................................................................... 70
Gambar 3. 48 Pengikatan Bekisting dengan Tulangan.......................................... 70
Gambar 3. 49 Pemasangan Bekisting .................................................................... 71
Gambar 3. 50 Jarak Antar Perkuatan Bekisting .................................................... 71
Gambar 3. 51 Pengecoran Pile Cap ....................................................................... 72
Gambar 3. 52 Pemadatan Menggunakan Vibrator ................................................ 72
Gambar 3. 53 Curing Beton Menggunakan Terpal ............................................... 73
Gambar 3. 54 Pembongkaran Bekisting ................................................................ 73
Gambar 3. 55 Alat Uji Slump ................................................................................ 74
Gambar 3. 56 Memasukan Beton Kedalam Kerucut Abram ................................. 75
Gambar 3. 57 Pemadatan Beton ............................................................................ 75
Gambar 3. 58 Perataan Beton ................................................................................ 76
Gambar 3. 59 Pengangkatan Kerucut Abram ........................................................ 76
Gambar 3. 60 Keruntuhan Beton Setelah Kerucut Abram Diangkat .................... 76
Gambar 3. 61 Pengukuran Penurunan Beton......................................................... 77
Gambar 3. 62 Benda Uji ........................................................................................ 77
Gambar 3. 63 Tulangan Ditutupi Oleh Terpal ....................................................... 78
Gambar 3. 64 Penggalian Tanah Pada Keliling Tiang .......................................... 80
Gambar 3. 65 Persiapan Palu Pada Kepala Tiang ................................................. 81
Gambar 3. 66 Input Data Tiang dan Palu pada Alat PDA ..................................... 81
Gambar 3. 67 Rambu K3 Untuk Arah Jalan.......................................................... 84
Gambar 3. 68 Bentuk, Simbol, Warna dan Arti Rambu-Rambu K3 Yang Berlaku
................................................................................................................................. 84

iii
Gambar 3. 69 Safety Induction Pada Seluruh Pihak Yang Terlibat di Proyek ..... 85
Gambar 3. 70 Tool Box Meeting Oleh Inspektor K3 ............................................. 86
Gambar 3. 71 Inspeksi Alat Pada Excavator Yang Akan di Gunakan .................. 86
Gambar 3. 72 Pembersihan Badan Jalan Dari Kotoran Sisa Pekerjaan Yang Sudah
Selesai ..................................................................................................................... 88
Gambar 3. 73 Pemungutan Sampah Setelah Pekerjaan Selesai............................. 89

iii
DAFTAR TABEL

Tabel 3. 1 Alat Untuk Pekerjaan Persiapan ............................................................ 33


Tabel 3. 2 Tenaga Kerja yang Terlibat Pada Pekerjaan Bored Pile ....................... 35
Tabel 3. 3 Tenaga Kerja yang Terlibat pada Pekerjaan Pile Cap ........................... 35
Tabel 3. 4 Alat yang digunakan pada Pekerjaan Surveying ................................... 38
Tabel 3. 5 Alat yang digunakan pada Pekerjaan Pengeboran ................................ 43
Tabel 3. 6 Alat yang digunakan pada Pekerjaan Pembesian .................................. 48
Tabel 3. 7 Bahan yang digunakan pada Pekerjaan Pembesian............................... 49
Tabel 3. 8 Alat yang digunakan pada Pekerjaan Pengecoran................................. 58
Tabel 3. 9 Bahan yang digunakan pada Pekerjaan Pengecoran. ............................ 59
Tabel 3. 10 Alat yang digunakan pada Pekerjaan Pile Cap.................................... 65
Tabel 3. 11 Bahan yang digunakan pada Pekerjaan Pile Cap ................................ 66
Tabel 3. 12 Resume Pengujian Bore log di BH-01. ............................................... 79
Tabel 3. 13 Resume Pengujian Bore log di BH-02. ............................................... 79
Tabel 3. 14 Hasil Pengujian PDA Test ................................................................... 81
Tabel 3. 15 Resume Uji Kuat Tekan Beton ............................................................ 82
Tabel 3. 16 Hasil Pengujian Tarik Baja Tulangan ................................................. 83
Tabel 3. 17 Alat Pelindung Diri ............................................................................. 87

iii
DAFTAR ISTILAH

A
Abutment : Bangunan bawah jembatan yang terletak pada
kedua ujung pilar-pilar jembatan, berfungsi untuk
menahan beban hidup dan beban mati pada jembatan.
Approval : Penyetujuan.

Accelerometers : Sebuah perangkat yang mengukur percepatan yang


tepat.

Aanvulings : Pengadaan.

Bar Bender : Alat yang digunakan untuk membengkokan baja


tulangan dalam berbagai sudut.

Bar Bending Schedule : Perhitungan batang setiap baja tulangan sesuai


diameter dalam suatu pekerjaan.

Bar Cutter : Alat pemotong baja tulangan sesuai ukuran yang


diinginkan.

Bore Log : Data jenis tanah yang diperoleh melalui pengamatan


dengan cara mengebor tanah dengan jarak tertentu.

Bored Pile : Salah satu fondasi dalam berbentuk tabung yang


berisi beton bertulang dengan diameter tertentu.

Bored Pile Machine : Alat untuk mengerjakan pekerjaan pengeboran.

Batching Plant : Tempat pabrikasi batu buatan bernama beton yang


terbuat dari campuran air, semen, agregat halus/pasir,
agregat kasar/koral, dan berbagai macam campuran
lain seperti bahan kimia yang dimaksudkan untuk
menghasilkan beton dengan kualitas tertentu.

iii
C

Casing : Pipa berdiameter besar yang dipasang diatas lubang


pengeboran untuk mencegah terjadinya tanah longsor
disekitar lubang pengeboran.

Cash : Tunai.

Cashflow : Aliran dana.

Cleaning Bucket : Alat bor yang berfungsi mengangkut air pada lubang
pengeboran.

Core Bucket : Alat bor yang berfungsi membantu pengeboran.

Cross Section : Pengukuran penampang vertikal yang dibuat tegak


lurus pada sumbu proyek.

Direksi Keet : Tempat untuk melaksanakan pengawasan,


pengendalian pekerjaan, dan pekerjaan administrasi
proyek.

Dump Truck : Truk pembuang yang digunakan untuk mengangkut


barang semacam pasir, kerikil atau tanah untuk
keperluan konstruksi.

Excavator : Mesin pengeruk adalah alat berat yang terdiri dari


batang, tongkat, keranjang dan rumah rumah dalam
sebuah wahana putar dan digunakan untuk penggalian.

iii
F

Flat Bed Truck : Truk yang digunakan untuk mengangkut objek berat.

Hammer : Alat pemukul yang mempunyai berat sesuai dengan


berat rencana pengujian.

Lean Concrete : Lapisan beton bermutu rendah yang terletak dibawah


pile cap.

Loading : Pengangkutan beton dari batching plant menuju


lokasi pengecoran.

Multi Year Contract : Kontrak tahunan.

Non-cash : Non tunai.

Non Conformity : Ketidaksesuaian

Owner : Pemilik proyek

Pile Cap : Struktur yang menerima beban dari kolom dan


kemudian akan terus disebarkan ke tiang pancang.

Pile Driving Analyzer : Pengujian pada fondasi untuk mengetahui daya


dukung aksial tiang, keutuhan tiang dan efisiensi
energi yang ditransfer.

Ready Mix : Campuran beton yang sudah siap digunakan.

iii
S

Soil Nailing : Perkuatan tanah untuk menjaga kestabilan galian


tanah dengan cara memasukan perkuatan dengan
ukuran relatif kecil dari beton bertulang yang dipasang
dengan jarak antar baja tulangan yang dekat ke dalam
massa tanah sehingga tanah menjadi stabil.

Slump Test : Pengujian dilakukan untuk mendapatkan tingkat


kelecakan campuran suatu beton.

Surveying : Metoda pengukuran titik-titik dengan memanfaatkan


jarak dan sudut di antara setiap titik tersebut pada suatu
wilayah dengan cermat.

Surveyor : Profesi pada sebuah pekerjaan konstruksi yang


melakukan pemeriksaan dan pengawasan suatu
pekerjaan

Total Station : Alat optis yang digunakaan dalam pekerjaan


pemetaan

Tool Box Meeting : Pengarahan yang dilakukan sebelum pekerjaan


dimulai.

Transducer : Suatu alat yang dapat mengubah suatu bentuk energi


ke bentuk energi lainnya

Tremie : Pipa yang digunakan untuk mengontrol tinggi jatuh


beton saat pengecoran

Tripod : Salah satu perlengkapan yang digunakan untuk


dudukan total station

Truck Mixer : Kendaraan yang digunakan untuk mengangkut


adukan beton dari batching plant ke lokasi pengecoran.

iii
V

Vibrator : Peralatan yang digunakan pada saat pengecoran.


berfungsi untuk memadatkan beton agar udara dalam
rongga beton keluar.

Work Breakdown Structure : Suatu metode pengorganisasian proyek menjadi


struktur pelaporan hierarakis

iii
DAFTAR SINGKATAN

1. BAST : Berita Acara Serah Terima


2. CCO : Contract Change Order
3. GM : General Manager
4. ITP : Inspection Test Plan
5. JSA : Job Safety Analysis
6. K3L : Kesehatan, Keselamatan Kerja dan Lingkungan
7. MYC : Multi Year Contract
8. NC : Non Conformity
9. PDA : Pile Driving Analyzer
10. PDCA : Plan, Do, Check, Act
11. PHO : Provisional Hand Over
12. SDM : Sumber Daya Manusia
13. SIO : Surat Izin Operator
14. SLO : Sertifikat Laik Operasi
15. VO : Voice Over
16. WBS : Work Breakdown Structure

iii
BAB I PENDAHULUAN

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang PKL


Politeknik Negeri Bandung merupakan salah satu instansi Pendidikan yang
menerapkan sistem program vokasi di Indonesia. Terdapat banyak sekali Jurusan
Diploma maupun Sarjana Terapan di Politeknik Negeri Bandung salah satunya
adalah Jurusan Teknik Sipil. D3-Teknik Konstruksi Sipil. Program Studi ini
mencakup tinjauan khusus infrastruktur yaitu Jalan, Jembatan dan Bangunan Air.
Adapun tiap-tiap pekerjaan yang dilakukan pada tinjauan infrastruktur tersebut
antara lain perkerasan jalan, struktur atas pada jembatan, struktur bawah pada
jembatan, drainase, pasangan batu, dinding penahan tanah, galian dan timbunan,
bendungan, dan terowongan.
Untuk memenuhi persyaratan mata kuliah pada semester 5 (lima) maka
diadakan Praktik Kerja Lapangan dengan bobot sks sebanyak 3 (tiga) dengan
durasi 400 (empat ratus) jam yang harus dipenuhi dan akan dipresentasikan
melalui laporan selama kegiatan Praktik Kerja Lapangan. Praktik Kerja
Lapangan (PKL) adalah salah satu kegiatan kurikuler yang dilaksanakan oleh
mahasiswa Jurusan Teknik Sipil pada tingkat akhir untuk mengenal,
mempelajari, dan berlatih dalam suatu proses kerja secara langsung di lapangan,
diselenggarakan secara terpadu antar jurusan di Politeknik Negeri Bandung
dengan perusahaan/industri di bawah pengawasan instruktur atau pekerja yang
berpengalaman di perusahaan/industri tersebut.
Dengan kelulusan mata kuliah Praktik Kerja Lapangan, mahasiswa
diharapkan mampu untuk melakukan pengawasan dan pelaksanaan pada seluruh
pekerjaan konstruksi sesuai dengan spesifikasi kerja serta mampu menerapkan
K3 pada kehidupan sehari-hari, mengidentifikasi masalah yang ada pada setiap
pekerjaan konstruksi dan meberikan solusi pada permasalahan infrastruktur yang
ada.
Praktik Kerja Lapangan ini dilaksanakan pada tanggal 15 Juli sampai dengan
31 Agustus 2019 yang berlokasi di Jalan Lingkar Timur Waduk Jatigede

LAPORAN PKL JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2019 1


BAB I PENDAHULUAN

Kabupaten Sumedang dengan objek tinjauan struktur bagian bawah jembatan


Cinambo yaitu bored pile dan jembatan Cipangerekan pile cap abutment satu
pada STA 10+000 dan STA 8+100.

1.2 Tujuan
Tujuan diadakannya kegiatan Praktik Kerja Lapangan yaitu :
1. Mendapatkan kesempatan Praktik Kerja Lapangan pada Proyek Paket
MYC (Multi Year Contract) Jalan Lingkar Timur Waduk Jatigede
Kabupaten Sumedang dari 15 Juli sampai 30 Agustus.
2. Memahami tentang metode pelaksanaan pekerjaan bored pile dan pile
cap yang benar pada pembuatan jembatan di Proyek Paket MYC (Multi
Year Contract) Jalan Lingkar Timur Waduk Jatigede Kabupaten
Sumedang.
3. Mendapatkan kesempatan untuk memahami permasalahan mengenai
pekerjaan pekerjaan bore pile dan pile cap yang terjadi di lapangan dan
mendapatkan solusi terhadap permasalahan yang ada.

1.3 Ruang Lingkup


Dalam penyusunan laporan Praktik Kerja Lapangan yang dilakukan pada
pekerjaan paket MYC (Multi Year Contract) Jalan Lingkar Timur Waduk Jatigede
penulis akan membahas pekerjaan yang sedang dikerjakan dalam rentang waktu 7
(tujuh) minggu yaitu pekerjaan bored pile pada Jembatan Cinambo di STA 10+000
dan pekerjaan pile cap pada Jembatan Cipangerekan pada STA 8+100.

1.4 Metodologi
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam pekerjaan laporan Praktik
Kerja Lapangan ini adalah sebagai berikut :
1.4.1 Kajian Literatur
Melakukan pencarian informasi dengan membaca dari sumber literatur
seperti buku, artikel, maupun jurnal yang sesuai dengan ruang lingkup
tinjauan sebagai referensi untuk pekerjaan yang dilaksanakan di lapangan.

LAPORAN PKL JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2019 2


BAB I PENDAHULUAN

1.4.2 Observasi di Lapangan


Melakukan pengamatan secara langsung terhadap pekerjaan jembatan yang
di tinjau dengan cara mencatat, melakukan pengukuran dan
mendokumentasikan kegiatan tiap-tiap pekerjaan.
1.4.3 Wawancara
Berinteraksi secara langsung dan melakukan konsultasi dengan pihak-pihak
yang terlibat di lapangan dalam pekerjaan Jembatan untuk mendapatkan data
dan informasi.

1.5 Sistematika Pembahasan


Sistematika penulisan laporan ini dibagi menjadi 5 (lima) bab yaitu seperti
berikut :
1. BAB I PENDAHULUAN
Bab ini menjelaskan gambaran secara umum tentang latar belakang
praktik kerja lapangan, tujuan, ruang lingkup, metodelogi dan sistematika
pembahasan.
2. BAB II TINJAUAN UMUM PROYEK
Bab ini membahas gambaran umum proyek paket MYC (Multi Year
Contract) Jalan Lingkar Timur Waduk Jatigede, Sumedang tentang latar
belakang, data teknis, struktur organisasi dan gambar-gambar secara
umum pekerjaan bored pile dan pile cap.
3. BAB III TINJAUAN PELAKSANAAN PROYEK
Bab ini membahas tentang pelaksanaan dan pengawasan pada pekerjaan
bored pile dan pile cap pada proyek yang diamati.
4. BAB IV PERMASALAHAN DAN SOLUSI
Bab ini membahas tentang permasalahan teknis maupun non-teknis yang
terjadi dilapangan dan memberikan solusi dari permasalahan tersebut.
5. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini membahas tentang kesimpulan dari keseluruhan isi Praktik Kerja
Lapangan sesuai dengan tujuan serta saran berdasarkan kesimpulan
tersebut.

LAPORAN PKL JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2019 3


BAB II TINJAUAN UMUM PROYEK

BAB II
TINJAUAN UMUM PROYEK

2.1 Latar Belakang Proyek


Indonesia merupakan salah satu negara berkembang sehingga
infrastruktur semakin berkembang di berbagai wilayah di Indonesia. Pembuatan
jalan, jembatan, dan bangunan air sebagai fasilitas warga untuk mempermudah
perekonomian di daerah adalah salah satu bentuk infrastuktur yang semakin
berkembang di Indonesia.
Pembangunan Jalan Lingkar Timur Waduk Jatigede bertujuan untuk
mempermudah akses perekonomian warga disekitar waduk sekaligus sebagai
akses penghubung antara 6 desa yang ada di Kabupaten Sumedang, Kecamatan
Jatigede yaitu Desa Cijeunjing, Desa Jemah, Desa Sukakersa, Desa Mekarasih,
Desa Ciranggem, dan Desa Kadujaya. Waduk Jatigede adalah waduk terbesar
kedua di Indonesia yang dibuat untuk mengontrol banjir dan cadangan air untuk
sumber tenaga dari pembangkit tenaga air. Air yang berada di waduk akan
digunakan untuk mengaliri 90.000 (sembilan puluh ribu) hektar sawah. Perilaku
musim yang tidak menentu menyebabkan banjir yang tidak bisa diperkirakan
pada musim penghujan dan kekeringan yang membuat sawah gagal panen pada
musim kemarau karena wilayah Jatigede termasuk bukit yang bergelombang
dengan angin besar maka menyebabkan longsoran dan permasalahan tanah yang
lainya rawan terjadi di daerah ini.
Pertumbuhan ekonomi penduduk pada wilayah jatigede membuat
kebutuhan akses yang aman disekitar wilayah waduk jatigede semakin tinggi,
maka dari itu dibuatlah Proyek Pembangunan Jalan Lingkar Timur Waduk
Jatigede pada 19 September 2018 dan direncanakan selesai pada 12 desember
2019, lingkup pekerjaan utama dari Proyek Pembangunan Jalan Lingkar Timur
Jatigede adalah pekerjaan soil nailing shotcrete, DPT (Dinding Penahan Tanah),
perkerasan, jembatan, cut and fill atau galian dan timbunan.
Proyek Jalan Lingkar Timur Waduk Jatigede ini merupakan Proyek Join
yang dikerjakan oleh kontraktor dari BUMN yaitu PT Adhi Karya (Persero) Tbk.

LAPORAN PKL JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2019 4


BAB II TINJAUAN UMUM PROYEK

dan kontraktor swasta yaitu PT Daya Mulya Turangga dengan total Panjang jalan
yaitu 17,1 km. Untuk STA 0+000 sampai dengan STA 12+000 dikerjakan oleh
kontraktor PT Adhi Karya dan STA 12+100 sampai dengan STA 17+100
dikerjakan oleh kontraktor PT Daya Mulya Turangga.

2.2 Data Proyek


Berikut ini merupakan gambar dari lokasi pekerjaan pada Proyek Jalan
Lingkar Timur Waduk Jatigede dapat dilihat pada Gambar 2.1

Gambar 2. 1 Lokasi Pekerjaan Proyek Jalan Lingkar Timur Waduk Jatigede

Data proyek merupakan data yang dibuat untuk keperluan


penyelenggaraan suatu proyek pekerjaan yang dijadikan sebagai
acuan/pedoman untuk pelaksanaan pekerjaan konstruksi. Data Proyek terdiri
dari data teknis proyek, data administrasi dan pendanaan, struktur organisasi dan
hubungannya, serta lokasi dan kondisi proyek.

LAPORAN PKL JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2019 5


BAB II TINJAUAN UMUM PROYEK

2.2.1 Data Teknis Proyek


Nama Link / Ruas Jalan : Ruas Lingkar Timur Waduk Jatigede
Status jalan : Non Status
Panjang Jalan Utama : 17,1 km
Lingkup Pekerjaan : - Perencanaan Jalan dan Jembatan
- Pengawasan Mutu Pembangunan Jalan dan
Jembatan
- Layanan Pemeliharaan Jalan dan Jembatan
Jenis Penanganan
• Badan Jalan :
- Jalur, 3,5 m x 2
- Bahu, 2,0 m x 2
- Saluran, 1,4 m x 2
• Perkerasan Jalan :
Pelebaran Perkerasan dan Bahu Jalan,
- Lapis Pondasi Agregat Kelas S,
Perkerasan Berbutir,
- Lapis Pondasi Agregat Kelas A,
- Lapis Pondasi Agregat Kelas B
Perkerasan Aspal
- Laston Lapis Aus (ACWC)
- Laston Lapis Antara (ACBC)
• Pembangunan Jembatan :
- Struktur
- Beton Mutu Sedang Fc’30 Mpa untuk Abutment
- Penyediaan Unit Pracetak Gelagar Tipe 1 Bentang 30,8 meter
- Pasangan Batu
- Bronjong dengan Kawat yang dilapisi Galvanis
• Penangan Longsoran dan Perkuatan :
- Geogrid
- Shotcrete t = 10 cm

LAPORAN PKL JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2019 6


BAB II TINJAUAN UMUM PROYEK

- Soil Nailing
Fokus pembahasan pada laporan ini adalah pembangunan konstruksi
struktur bawah (Bored pile dan Pile cap) Jembatan Cinambo dan Jembatan
Cipangrekan Paket MYC (Multi Year Contract) Jalan Lingkar Timur Waduk
Jatigede, Kabupaten Sumedang. Data Teknis detail pekerjaan struktur bawah
yang di tinjau pada jembatan cinambo dan jembatan cipangrekan sebagai
berikut :
1. Pondasi Bored Pile
Tipe : Bored Pile
Diameter Bored Pile : 800 mm
Kedalaman Bored Pile : 15 m
Jumlah Titik Bored Pile : 8 buah per abutment
Mutu Beton : f’c 30 Slump 16 ± 2 cm
Tulangan : D 13 & D 32
2. Pile Cap
Dimensi : (9700 x 4000 x 1100) mm
Jumlah : 4 titik
Mutu Beton : f’c 30 Slump 12 ± 2 cm
Tulangan : D 25 & D 16
Pada Praktik Kerja Lapangan ini tinjauan yang diambil adalah
Jembatan. Berikut ini Gambar Cross Section dan Trase Jalan pada Jembatan
Cipangerekan dan Jembatan Cinambo dapat dilihat pada Lampiran II.1 dan
Lampiran II.2

2.2.2 Data Administrasi dan Pendanaan Proyek


2.2.2.1 Pemilik Pekerjaan
Nama Pemilik Pekerjaan : Satuan Kerja Pelaksanaan Jalan Nasional
Wilayah IV Provinsi Jawa Barat
PPK 4.5 Provinsi Jawa Barat
Sumber Pendanaan : Surat Berharga Syariah Negara (SBSN)
Tahun Anggaran 2018-2019

LAPORAN PKL JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2019 7


BAB II TINJAUAN UMUM PROYEK

Nilai Kontrak : Rp. 341.720.000.000,-


No Kontrak : KU.03.03/PK3MB/SKPJNMB.01/181
Tanggal Kontrak : 19 September 2018
No. SPMK : KU.09.09/PK3MB/SKPJNMB.01/185
Tanggal SPMK : 25 September 2018
2.2.2.2 Data Konsultan Supervisi
Nama Penyedia Jasa : PT. Seecons,
PT. Hasfarm Dian Konsultan,
PT. Maratama Cipta Mandiri,
PT. Diantama Rekanusa, KSO.
Alamat Kantor : Jalan Muara Sari III No. 10, Bandung
No. Kontrak : HK02.03/KTR.2018/PPKWASJBR/23
Tanggal Kontrak : 19 September 2018
No. SPMK : PW.04.01/PPKWASJBR/2018/96
Waktu Pelaksanaan : 15 Bulan
Tanggal Mulai Kerja : 21 September 2018
Site Engineer : Ir. Junaidi Zawawi, M.Si.
2.2.2.3 Data Fisik Pekerjaan
Nama Satuan Kerja : Satuan Kerja Pengawasan dan Perencanaan
Jalan Nasional Provinsi Jawa Barat
Pejabat Pembuat Komitmen : PPK 4.5 Provinsi Jawa Barat
Nama Paket : MYC Pembangunan Jalan Lingkar Timur
Waduk Jatigede
Lokasi Pekerjaan : Lingkar Timur Waduk Jatigede
Sumber Dana : Surat Berharga Syariah Negara (SBSN)
Tahun Anggaran 2018-2019
Nama PPK : Arief Budiman, ST
NIP 19730608 200812 1 001
2.2.2.4 Data Kontrak Penyedia Jasa Konstruksi
Nama Paket : MYC Pembangunan Jalan Lingkar Timur
Waduk Jatigede

LAPORAN PKL JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2019 8


BAB II TINJAUAN UMUM PROYEK

Penyedia Jasa/Kontraktor : PT. Adhi Karya – PT. Daya Mulia Turangga


KSO.
No. Kontrak : KU.03.03/PK3MB/SKPJNMB.01/181
Tanggal SPMK : 25 September 2018
Rapat Pra Pelaksanaan : 02 Oktober 2018
Waktu Pelaksanaan : 450 hari kalender
Tanggal Akhir Pelaksanaan : 18 Desember 2019
Masa Pemeliharaan : 720 hari kalender

2.2.3 Gambar-Gambar Kondisi Lapangan


Pembangunan Jalan Lingkar Timur Waduk Jatigede dengan Panjang
total 17,1 km dibangun selama satu tahun sejak September 2018. Pada
saat dilaksanakan Praktik Kerja Lapangan, kondisi awal di lapangan
terdapat beberapa pekerjaan yang sedang dilakukan dan ada beberapa
pekerjaan yang sudah selesai dilaksanakan juga. Pada jembatan Cinambo
dilakukan mobilisasi alat dan pengeboran awal Gambar 2.5 Gambar 2.6
sedangkan pada Jembatan Cipangerekan sedang dilakukan pekerjaan
pemasangan tulangan untuk Pile Cap Gambar 2.7. Sehingga selama
kegiatan PKL (Praktik Kerja Lapangan) berlangsung kami meninjau
bagian Bored Pile pada Jembatan Cinambo dan Pile Cap pada Jembatan
Cipangerekan.
Berikut adalah gambar kondisi lapangan, Layout Plan, Direksi Keet,
dan Peta Kontur Jembatan Cipangerekan dan Jembatan Cinambo pada
Paket Proyek MYC (Multi Year Contract) Jalan Lingkar Timur Waduk
Jatigede Kabupaten Sumedang dapat dilihat pada Gambar 2.2 Gambar
2.3 Gambar 2.4

LAPORAN PKL JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2019 9


BAB II TINJAUAN UMUM PROYEK

Gambar 2. 2 Jalan Lingkar Timur Waduk Jatigede STA 3+250

Gambar 2. 3 Layout Plan Jalan Lingkar Timur Waduk Jatigede

LAPORAN PKL JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2019 10


BAB II TINJAUAN UMUM PROYEK

Gambar 2. 4 Direksi Keet Adhi-DMT, KSO

Gambar 2. 5 Mobilisasi Alat Berat untuk Bored Pile Jembatan Cinambo pada STA 10+000

LAPORAN PKL JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2019 11


BAB II TINJAUAN UMUM PROYEK

Gambar 2. 6 Pengeboran Titik BP 01 Jembatan Cinambo pada STA 10+000

Gambar 2. 7 Pemasangan Tulangan Pile Cap

2.3 Struktur Organisasi Proyek


Usaha-usaha untuk mewujudkan sebuah bangunan diawali dari tahap ide
hingga tahap pelaksanaan. Struktur Organisasi merupakan hubungan pihak-pihak
yang terlibat dalam proyek konstruksi dan saling berkoordinasi. Dalam proyek
ini, struktur organisasi sangat penting untuk mengatur hubungan pekerjaan

LAPORAN PKL JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2019 12


BAB II TINJAUAN UMUM PROYEK

sehingga kedudukan dalam berkoordinasi terhadap pihak yang terlibat lebih


jelas. Berikut merupakan Struktur Organisasi Proyek Jalan Lingkar Timur
Waduk Jatigede secara umum Gambar 2.8

Gambar 2. 8 Struktur Organisasi Proyek Jalan Lingkar Timur Waduk Jatigede

2.3.1 Prosedur Hubungan Kerja Komponen Proyek


Hubungan tiga pihak yang terjadi antara pemilik proyek (owner), konsultan dan
kontraktor diatur sebagai berikut :
1) Konsultan dengan pemilik proyek, ikatan berdasarkan kontrak.
Konsultan memberikan layanan konsultasi dimana produk yang dihasilkan
berupa gambar-gambar rencana dan peraturan serta syarat-syarat,

LAPORAN PKL JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2019 13


BAB II TINJAUAN UMUM PROYEK

sedangkan pemilik proyek memberikan biaya jasa atas konsultasi yang


diberikan oleh konsultan
2) Kontraktor dengan pemilik proyek, ikatan berdasarkan kontrak.
Kontraktor memberikan layanan jasa profesionalnya berupa bangunan
sebagai realisasi dari keinginan pemilik proyek yang telah dituangkan ke
dalam gambar rencana dan peraturan serta syarat-syarat oleh konsuktan,
sedangkan pemilik proyek memberikan biaya jasa professional kontraktor.
3) Konsultan dengan kontraktor, ikatan berdasarkan pelaksanaan.
Konsultan memberikan gambar rencana dan peraturan serta syarat-syarat,
kemudian kontraktor harus merealisasikan menjadi sebuah bangunan.
2.3.2 Pihak-Pihak yang Terlibat
Pihak-pihak yang terlibat yaitu :
A. Pemilik Proyek (Owner)
Pemilik proyek atau pemberi tugas atau pengguna jasa adalah
orang/badan yang memiliki proyek dan memberikan pekerjaan atau
menyuruh memberikan pekerjaan kepada pihak penyedia jasa dan yang
membayar biaya pekerjaan tersebut. Pengguna jasa dapat berupa
perseorangan, badan/Lembaga/instansi pemerintah maupun swasta.
Pada proyek ini pemilik proyek adalah Pejabat Pembuat Komitmen 3
Metro Bandung.
Hak dan kewajiban pengguna jasa (owner) adalah ;
• Menunjuk penyedia jasa (konsultan dan kontraktor).
• Meminta laporan (harian, mingguan, bulanan) secara periodik
mengenai pelaksanaan pekerjaan yang telah dilakukan oleh penyedia
jasa.
• Memberikan fasilitas baik berupa sarana dan prasarana yang
dibutuhkan oleh pihak penyedia jasa untuk kelancaran pekerjaan.
• Menyediakan lahan untuk tempat pelaksanaan pekerjaan.
• Menyediakan dana dan kemudian membayar kepada pihak penyedia
jasa sejumlah biaya yang diperlukan untuk mewujudkan sebuah
bangunan.

LAPORAN PKL JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2019 14


BAB II TINJAUAN UMUM PROYEK

• Ikut mengawasi jalannya pelaksanaan pekerjaan yang direncanakan


dengan cara menempatkan atau menunjuk suatu badan atau orang
untuk bertindak atas nama pemilik.
• Mengesahkan perubahan dalan pekerjaan (bila terjadi).
• Menerima dan mengesahkan pekerjaan yang telah selesai
dilaksanakan oleh penyedia jasa jika produknya telah sesuai dengan
apa yang dikehendaki.
Wewenang pemberi tugas (owner) adalah :
• Memberitahukan hasil lelang secara tertulis kepada masing-masing
kontraktor.
• Dapat mengambil alih pekerjaan secara sepihak dengan cara
memberitahukan secara tertulis kepada kontraktor jika telah terjadi
hal-hal di luar kontrak yang ditetapkan.
B. Konsultan
Pihak/badan yang disebut konsultan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu
konsultan perencana dan konsultan pengawas. Konsultan perencana
dapat dipisahkan menjadi beberapa jenis berdasarkan spesialisasinya,
yaitu konsultan yang menangani bidang arsitektur, bidang sipilm bidang
mekanikal dan elektrikal dan lain sebagainya. Berbagai jenis bidang
tersebut umumnya menjadi satu kesatuan dan disebut konsultan
perencana.
a) Konsultan Perencana
Konsultan Perencana adalah orang/badan yang membuat
perencanaan bangunan secara lengkap yang melekat erat
membentuk sebuah sistem bangunan. Konsultan perencana dapat
berupa perseorangan/perseorangan berbadan hukum/badan
hukum yang bergerak dalam bidang perencanaan pekerjaan
bangunan.
Hak dan kewajiban konsultan perencana adalah :

LAPORAN PKL JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2019 15


BAB II TINJAUAN UMUM PROYEK

• Membuat perencanaan secara lengkap yang terdiri dari


gambar rencana, rencana kerja dan syarat-syarat, hitungan
struktur, rencana anggaran biaya.
• Memberikan usulan serta pertimbangan kepada pengguna
jasa dan pihak kontraktor tentang pelaksanaan pekerjaan.
• Memberikan jawaban dan penjelasan kepada kontraktor
tentang hal-hal yang kurang jelas dalam gambar rencana,
rencana kerja dan syarat-syarat.
• Membuat gambar revisi bila terjadi perubahan
perencanaan.
• Menghadiri rapat koordinasi pengelolaan proyek.
b) Konsultan Pengawas
Konsultan pengawas adalah orang/badan yang ditunjuk pengguna
jasa untuk membantu dalam pengelolaan pelaksanan pekerjaan
pembangunan mulai dari awal hingga berakhirnya pekerjaan
tersebut.
Hak dan kewajiban konsultan pengawas adalah :
• Menyelesaikan pelaksanaan pekerjaan dalam waktu yang
telah ditetapkan.
• Membimbing dan mengadakan pengawasan secara
periodic dalan pelaksanaan pekerjaan.
• Melakukan perhitungan prestasi pekerjaan.
• Mengoordinasi dan mengendalikan kegiatan konstruksi
serta aliran informasi antara berbagai bidang agar
pelaksanaan pekerjaan berjalan lancar.
• Menghindari kesalahan yang mungkin terjadi sedini
mungkin serta menghindari pembengkakan biaya.
• Mengatasi dan memecahkan persoalan yang timbul di
lapangan agar dicapai hasil akhir sesuai kualitas, kuantitas
serta waktu pelaksanaan yang telah ditetapkan.

LAPORAN PKL JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2019 16


BAB II TINJAUAN UMUM PROYEK

• Menerima atau menolak material/peralatan yang


didatangkan kontraktor.
• Menghentikan sementara bila terjadi penyimpangan dari
peraturan yang berlaku.
• Menyusun laporan kemajuan pekerjaan (harian,
mingguan, bulanan)
• Menyiapkan dan menghitung adanya kemungkinan
pekerjaan tambah/kurang.
C. Kontraktor
Kontraktor adalah orang/badan yang menerima pekerjaan dan
menyelenggarakan pelaksanaan pekerjaan sesuai biaya yang telah
ditetapkan berdasarkan gambar rencana dan peraturan serta syarat-syarat
yang ditetapkan. Kontraktor dapat berupa perusahaan perseorangan yang
berbadan hukum atau sebuah badan hukum yang bergerak dalam bidang
pelaksanaan pekerjaan.
Hak dan kewajiban kontraktor adalah :
• Melaksanakan pekerjaan sesuai gambar rencana, peraturan dan
syarat-syarat, risalah penjelasan pekerjaan (aanvullings) dan
syarat-syarat tambahan yang telah ditetapkan oleh pengguna jasa.
• Membuat gambar-gambar pelaksanaan yang disahkan oleh
konsultan pengawas sebagai wakil dari pengguna jasa.
• Menyediakan alat keselamatan pekerja dan masyarakat.
• Membuat laporan hasil pekerjaan berupa laporan harian,
mingguan dan bulanan.
• Menyerahkan seluruh atau sebagian pekerjaan yang telah
diselesaikannya sesuai ketetapan yang berlaku.
Berikut merupakan Struktur Organisasi Kontraktor Proyek Jalan Lingkar
Timur Waduk Jatigede Gambar 2.15

LAPORAN PKL JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2019 17


BAB II TINJAUAN UMUM PROYEK

Gambar 2. 9 Struktur Organisasai Kontraktor Proyek Jalan Lingkar Timur Waduk Jatigede

LAPORAN PKL JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2019 18


BAB II TINJAUAN UMUM PROYEK

2.3.3 Tugas dan Wewenang Pihak yang Terlibat dalam Proyek


A. Project Manager
Dalam proyek ini Project Manager memiliki tugas dan wewenang sebagai
berikut :
1) Melaksanakan pengelolaan proyek sesuai dengan BP3 (Buku
Pedoman Pelaksanaan Proyek) beserta perubahannya dengan
mekanisme PDCA (Plan, Do, Check, Act) meliputi:
- Pengadaan sumber daya (tenaga kerja, bahan, alat,
subkontraktor) sesuai dengan kewenangannya.
- Mengkoordinir pelaksanaan untuk memastikan metode,
biaya, mutu dan waktu pelaksanaan sesuai rencana.
- Penerapan sistem manajemen mutu sesuai Rencana Mutu
Proyek.
- Penerapan sistem manajemen K3L (Kesehatan, Keselamatan
Kerja dan Lingkungan) sesuai Rencana K3L Proyek.
- Pengelolaan risiko proyek beserta mitigasinya
- Pengelolaan keuangan proyek.
- Pengajuan progress beserta berita acara pengakuan pekerjaan
dan termin pembayaran kepada Pemilik Proyek.
- Melakukan hubungan dan koordinasi dengan para pihak
terkait.
2) Menghadiri rapat eksternal yang diadakan oleh Konsultan atau
Pemilik Proyek.
3) Melakukan evaluasi dan pengendalian proyek, meliputi :
- Evaluasi dan pengendalian atas pemakaian sumber daya,
kapasitas produksi, biaya, waktu, lingkup pekerjaan dan
cashflow proyek.
- Melaporkan terjadinya rencana perubahan kontrak kepada
Kepala Divisi dan/atau General Manager untuk ditindak
lanjuti sebagai addendum kontrak.

LAPORAN PKL JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2019 19


BAB II TINJAUAN UMUM PROYEK

- Menyiapkan laporan bulanan proyek baik internal maupun


eksternal.
- Melaksanakan rapat koordinasi internal proyek untuk
menetapkan dan mengevaluasi kinerja proyek meliputi sales,
biaya, laba/rugi proyek, cashflow dan neraca proyek,
kebutuhan dana cash dan non cash jatuh tempo, kinerja
subkontraktor dan vendor, pelaksanaan sistem mutu dan K3L
(Kesehatan, Keselamatan Kerja dan Lingkungan) dan tindak
lanjut atas NC (Non Conformity) atau ketidaksesuaian dan
keluhan pelanggan.
- Mengevaluasi performance mandor, vendor dan
subkontraktor serta memberi informasi performancenya.
- Menghadiri rapat eksternal yang diadakan oleh Konsultan
atau Pemilik Proyek.
4) Mengelola, mengevaluasi dan mengembangan SDM (Sumber Daya
Manusia) proyek yang ada di bawahnya
5) Melaksanakan penyusunan data base proyek.
6) Menindaklanjuti dan menyelesaikan keluhan pelanggan dan
temuan/NC (Non Conformity) atau ketidaksesuaian audit.
7) Melaksanakan serah terima pertama/Provisional Hand Over (PHO)
sampai dengan diterbitkannya BAST I (Berita Acara Serah Terima).
8) Melaksanakan Survey Kepuasan Pelanggan.
9) Menetapkan subkontraktor dan vendor sesuai dengan
kewenangannya.
10) Melakukan perubahan bila diperlukan.
11) Memonitoring pelaksanaan sesuai dengan rencana mutu proyek.
12) Memonitoring pelaksanaan sesuai dengan rencana K3L proyek.
13) Melaksanakan Analisa Risiko.
14) Mengusulkan rencana kerja anggaran proyek ke Departemen.
15) Menyetujui dan mengajukan Progress pekerjaan ke konsultan
pengawasan.

LAPORAN PKL JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2019 20


BAB II TINJAUAN UMUM PROYEK

16) Menandatangani berita acara prestasi ke owner.


17) Memutuskan rencana kerja dan schedule pelaksanaan.
18) Menyetujui laporan performance proyek.
19) Menandatangani berita acara prestasi.
20) Mengajukan perubahan kontrak kepada Kadiv/GM (General
Manager).
21) Menyetujui laporan performance proyek.
22) Menyetujui rencana kerja kedepan dan memberi arahan
permasalahan-permasalahan proyek.
23) Melakukan evaluasi vendor dan subkontraktor.
24) Memutuskan rencana kerja dan schedule pelaksanaan.
25) Mengkoordinir hasil dari closing proyek.
26) Melaksanakan/menindaklanjuti keluhan pelanggan.
27) Menandatangani Berita Acara PHO (Provisional Hand Over).
B. Project Engineering Manager
Dalam proyek ini Project Engineering Manager memiliki tugas dan
wewenang sebagai berikut :
1) Mengkoordinir kegiatan ke-engineering-an proyek antar lain :
- Pelaksanaan shop drawing dan as-built drawing.
- Persetujuan metode pelaksanaan, material dan peralatan.
- Mereview WBS (Work Breakdown Structure).
- Persetujuan schedule pelaksanaan.
- Menyusun metode kerja terkait dengan inovasi proyek dan
mendokumentasikan sebagai data base knowledge
management.
2) Mengkoordinir kegiatan pengendalian antara lain :
- Perhitungan kuantitas pekerjaan
- Pengendalian lingkup, biaya, waktu pelaksanaan.
- Evaluasi dan tindak lanjut pengendalian proyek (lingkup,
biaya, waktu pelaksanaan dan kapasitas produksi).
- Menyusun dokumen Hold Point.

LAPORAN PKL JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2019 21


BAB II TINJAUAN UMUM PROYEK

- Mengkoordinir kegiatan administrasi proyek dan menyusun


laporan kinerja proyek mingguan/bulanan antara lain :
o Penyusunan laporan harian, mingguan dan bulanan
internal dan eksternal.
o Penyiapan dokumen pendukung untuk proses
penagihan.
o Menyiapkan dokumen untuk addendum atau CCO
(Contract Change Order).
3) Mengkoordinir kegiatan pengadaan proyek dan pergudangan :
- Pelaksanaan administrasi pengadaan proyek.
- Pengendalian vendor dan subkontraktor.
4) Memeriksa dan mengajukan gambar ke konsultan pengawas/MK
(Manajemen Konstruksi).
5) Menyetujui metode dan pengajuan approval material.
6) Memeriksa data VO (Voice Over)/CCO (Contract Change Order).
7) Memeriksa dan menyetujui schedule pelaksanaan.
8) Meminta persetujuan kemajuan pekerjaan ke owner/konsultan
pengawas.
9) Melakukan perubahan Analisa biaya, schedule dan spesifikasi dengan
persetujuan owner.
10) Meminta persetujuan ke owner serta konsultan pengawas.
11) Menyusun hold point proyek.
12) Mengajukan laporan bulanan ke project manager.
13) Memeriksa dokumen tagihan.
14) Mereview WBS (Work Breakdown Structure).
15) Mengusulkan spesifikasi.
16) Mengusulkan vendor/subkontraktor.
C. Project Production Manager
Dalam proyek ini Project Production Manager memiliki tugas dan
wewenang sebagai berikut :
1) Mengkoordinir dan melaksanakan supervise antara lain :

LAPORAN PKL JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2019 22


BAB II TINJAUAN UMUM PROYEK

- Menyusun rencana kerja harian dan mingguan perzona/bagian


pekerjaan.
- Membuat rencana kebutuhan tenaga kerja, material dan
peralatan yang dibutuhkan dalam pekerjaan secara mingguan.
- Melakukan pengarahan dan pengawasan terhadap proses
produksi di lapangan baik terhadap pekerjaan mandor, vendor
dan subkontraktor sesuai dengan rencana proyek.
- Melakukan evaluasi metode pelaksanaan dan kapasitas
produksi di lapangan.
- Memastikan proses produksi sesuai dengan persyaratan mutu
dan K3L.
- Melaksanakan metode kerja yang terkait dengan inovasi
proyek.
2) Mengkoordinir kegiatan survey/pengukuran:
- Menyusun dan menyiapkan data-data hasil pengukuran
3) Mengkoordinir kegiatan survey/pengukuran :
- Penyusunan rencana pemakaian peralatan.
- Menyediakan dan mengadakan peralatan.
- Memastikan peralatan terkalibrasi dan terpelihara secara
berkala.
- Memastikan seluruh operator dan peralatan yang dipakai
mempunyai sertifikat laik operasi.
4) Memonitoring pelaksanaan pekerjaan.
5) Menetapkan rencana penggunaan tenaga material dan alat.
6) Memutuskan pelaksanaan produksi di lapangan.
7) Melakukan inovasi metode kerja.
8) Menyetujui pemakaian peralatan.
9) Memintakan SIO (Surat Izin Operator)/SLO (Sertifikat Laik Operasi)
kepada operator.

LAPORAN PKL JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2019 23


BAB II TINJAUAN UMUM PROYEK

D. Project Finance Manager


Dalam proyek ini Project Finance Manager memiliki tugas dan wewenang
sebagai berikut :
1) Mengkoordinir kegiatan akutansi dan perpajakan antara lain:
- Memvertifikasi dan memastikan dokumen sesuai dengan
kaidah akuntansi
- Memastikan semua dokumen perpajakan sudah benar dan
valid sesuai dengan ketentuan yang ada.
- Menyusun laporan keuangan proyek: neraca, laba rugi dan
cashflow.
2) Mengkoordinir kegiatan keuangan dan kasir antara lain :
- Melakukan vertifikasi semua transaksi proyek sesuai dengan
back up data.
- Melaksanakan dan mengendalikan kegiatan arus kas dan
pembayaran sesuai dengan kewenangannya.
- Mereview dan mengupdate rencana/realisasi cashflow
proyek.
- Membuat rencana kebutuhan dana proyek untuk diajukan ke
divisi (cash dan non cash).
3) Mengkoordinir kegiatan Administrasi Personalia antara lain:
- Melaksanakan kegiatan administrasi kepegawaian.
- Melakukan rekrutmen di proyek untuk personil level 3 sesuai
kriteria yang ditetapkan dalam prosedur rekrutmen.
4) Mengkoordinir kegiatan penagihan dan general affair antara lain :
- Melaksanakan administrasi penagihan sesuai dengan
persyaratan sesuai kontrak.
- Mengkoordinir kegiatan dalam proses termin.
- Mengkoordinir semua aktivitas.
- Kerumahtanggan dan pendukungnya.
- Melaksanakan dan menyediakan infrastruktur proyek dan
pemeliharaannya.

LAPORAN PKL JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2019 24


BAB II TINJAUAN UMUM PROYEK

- Melaksanakan aktivitas perijinan, donasi dan humas.


5) Memvertifikasi dan memastikan dokumen perpajakan.
6) Memvertifikasi dan memastikan dokumen perpajakan.
7) Meminta data rencana termin pada engineering proyek.
8) Evaluasi rencana pengeluaran.
9) Evaluasi tagihan yang masuk.
10) Evaluasi rencana/realisasi cashflow proyek.
11) Memajukan kebutuhan dana proyek ke divisi.
12) Memeriksa kontrak karyawan proyek.
13) Memeriksa kehadiran personil proyek.
14) Menyeleksi personil dengan memenuhi kriteria.
15) Vertifikasi berkas tagihan.
E. Health Safety Environment
Dalam proyek ini Health Safety Environment memiliki tugas sebagai berikut:
1) Mereview identifikasi bahaya, rencana penanganan dan
pengendaliannya.
2) Menyusun program kerja dan jadwal kegiatan K3L Proyek.
3) Memastikan implementasi sistem manajemen K3L.
4) Melaksanakan dan mengevaluasi pelaksanaan.
5) Kegiatan sosialisasi dan pelatihan K3L.
6) Inspeksi harian K3L, obat-obatan terlarang dan HIV/AIDS.
7) Membuat Job Safety Analysis (JSA) sebagai bagian dari Ijin Kerja
(Request Pekerjaan).
8) Mengelola dan mengkoordinir tindak lanjut perbaikan atas
penyimpangan, kondisi dan tindakan tidak aman.
9) Membuat dan menyusun laporan K3L secara periodik.
F. Quality Assurance/Quality Control
Dalam proyek ini Quality Assurance/Quality Control memiliki tugas sebagai
berikut:
1) Memastikan implementasi sistem manajemen mutu.

LAPORAN PKL JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2019 25


BAB II TINJAUAN UMUM PROYEK

2) Menyusun jadwal, melaksanakan dan mengevaluasi pelaksanaan


tes/pengujian mutu produk (in-coming, in-process dan final process).
3) Mereview ITP (Inspeksi Test Plan).
4) Mengelola dan mengkoodinir tindak lanjut NC (Non Confirmity) atau
ketidaksesuaian dan keluhan pelanggan.
5) Melakukan pengendalian dokumen.
6) Membuat dan menyusun laporan mutu secara periodik.
G. Sekretariat Proyek
Dalam proyek ini Sekretariat Proyek memiliki tugas dan wewenang sebagai
berikut:
1) Menerima dan melayani tamu dari luar proyek.
2) Melaksanakan/meng-handle aktivitas keluar masuknya telepon,
faximilie dan email.
3) Menerima dan mendistribusikan surat menyurat (intern dan extern).
4) Melaksanakan aktivitas operasional proyek khususnya
kerumahtanggan.
5) Melaksanakan kegiatan penerimaan, pencatatan, penyimpanan &
pendistribusian Dokumen perusahaan.
6) Menerima dan menolak tamu.
7) Menerima dan menolak telephone.
8) Membuat surat keluar.Menerima surat masuk.
9) Menyeleksi permintaan akomodasi dan konsumsi.
10) Menarik dan mendistribusikan dokumen.
H. Project Planning
Dalam proyek ini Project Planning memiliki tugas dan wewenang sebagai
berikut.
• Engineering
1) Mereview gambar yang ditetapkan oleh owner/gambar perencanaan.
2) Mengkoordinir pembuatan detail gambar pelaksanaan (shop
drawing).
- Membuat schedule pembuatan shop drawing.

LAPORAN PKL JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2019 26


BAB II TINJAUAN UMUM PROYEK

- Memproses berbagai shop drawing sesuai dengan


methode/perencanaan.
- Membuat Gambar Revisi.
3) Mengendalikan Gambar (Pencatatan Status, distribusi, penarikan, dan
pemusnahan)
4) Mengkoordinir pembuatan gambar as built drawing.
5) Membuat methode pelaksanaan, material dan peralatan.
6) Mereview dan mengupdate Analisa risiko proyek beserta mitigasinya.
7) Menyusun metode kerja terkait dengan inovasi proyek dan
mendokumentasikan sebagai data base knowledge management.
8) Menyetujui distribusi gambar.
9) Memberi usulan alternatif design yang lebih menguntungkan.
10) Mengusulkan gambar kepada konsultan perencana/pengawas.
11) Memeriksa gambar dan mengajukan ke konsultan
perencana/pengawas.
• Scheduler :
1) Membuat/menyusun schedule pelaksanaan.
2) Memonitoring schedule pelaksanaan dari awal sampai dengan akhir
proyek.
3) Pelaksanaan kegiatan scheduling proyek yang didasarkan pada,
kapasitas produksi, metode kerja, volume, resources dan durasi waktu
(over all yang disediakan)
4) Mengusulkan pekerjaan yang harus didahulukan.
5) Mengusulkan pekerjaan yang harus didahulukan.
6) Penetapan schedule yang paling realistis.
I. Project Controlling
Dalam proyek ini Project Controlling memiliki tugas sebagai berikut:
1) Melaksanakan pengendalian biaya.
2) Melaksanakan pengendalian waktu.
3) Melaksanakan pengendalian volume.
4) Pelaksanaan administrasi Teknik.

LAPORAN PKL JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2019 27


BAB II TINJAUAN UMUM PROYEK

5) Pelaksanaan kontak administrasi.


6) Menerima/menolak biaya yang tidak sesuai.
7) Mengusulkan time schedule yang lebih cepat.
8) Memvertifikasi volume.
9) Melakukan initial.
J. Cost Control
Dalam proyek ini Project Planning memiliki tugas sebagai berikut:
1) Vertifikasi bukti-bukti transaksi dari proyek.
2) Melakukan evaluasi laporan biaya meliputi over/minder, evaluasi
bahan, laba/rugi, pencapaian sales.
3) Melaksanakan sistem informasi cost control proyek.
4) Menerima/menolak transaksi.
5) Usulan efisiensi biaya proyek.
6) Updating data.
K. Project Quantity Surveyor
Dalam proyek ini Project Quantity Surveyor memiliki tugas dan wewenang
sebagai berikut:
1) Penghitungan volume awal hingga akhir pekerjaan, mencakup :
- Perhitungan volume awal.
- Perhitungan volume akhir (Volume Realisasi).
2) Perhitungan perubahan volume.
3) Perhitungan realisasi volume.
4) Pelaksanaan peninjauan kontrak atas amandemen terhadap kontrak
sub kontraktor.
5) Pelaksanaan peninjauan kontrak atas amandemen terhadap kontrak
induk.
6) Pembuatan kapasitas produksi permajor item pekerjaan.
7) Menghitung volume.
8) Vertifikasi opnam pekerjaan.
9) Mereview kontrak sub kontraktor.
10) Mereview kontrak induk.

LAPORAN PKL JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2019 28


BAB II TINJAUAN UMUM PROYEK

11) Membuat kapasitas produksi.


L. Project Administrasi Teknik
Dalam proyek ini Project Administrasi Teknik memiliki tugas dan
wewenang sebagai berikut.
1) Melaksanakan test material sesuai dengan spesifikasi.
2) Membuat laporan progress/kemajuan pekerjaan, laporan harian,
mingguan, dan laporan kondisi cuaca.
3) Menyusun laporan progress/kemajuan subkontraktor.
4) Mengajukan proposal biaya test material
5) Mereview kontrak dan subkontraktor
6) Mereview kontrak induk.
M. Project Administrasi Pengadaan
Dalam proyek ini Project Administrasi Pengadaan memiliki tugas dan
wewenang sebagai berikut.
1) Pelaksanaan administrasi pengadaan proyek.
2) Pengendalian vendor dan subkontraktor.
3) Membuat laporan pengadaan.
4) Mengevaluasi vendor dan subkontraktor
N. Project Pergudangan
Dalam proyek ini Project Pergudangan memiliki tugas dan wewenang
sebagai berikut:
1) Mendata material dating.
2) Memonitoring keluar masuk barang/material.
3) Membuat Data Permintaan Barang.
4) Laporan Pergudangan.
O. Project Supervisor
Dalam proyek ini Project Supervisor memiliki tugas sebagai berikut.
1) Menyusun rencana kerja harian.
2) Membuat rencana kebutuhan manpower, material dan peralatan yang
dibutuhkan dalam pekerjaan perhari.
3) Melakukan pengawasan terhadap proses pelaksanaan pekerjaan.

LAPORAN PKL JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2019 29


BAB II TINJAUAN UMUM PROYEK

4) Melakukan evaluasi atas penggunaan material, peralatan dan upah


pekerjaan di lapangan perhari.
P. Project Peralatan
Dalam proyek ini Project Peralatan memiliki tugas dan wewenang sebagai
berikut:
1) Penyusunan rencana pemakaian peralatan.
2) Menyediakan dan mengadakan alat.
3) Memastikan peralatan terkalibrasi dan terpelihara secara berkala.
4) Memastikan seluruh operator dan peralatan yang dipakai mempunyai
sertifikat layak operasi.
5) Mengatur pemakaian peralatan.
6) Evaluasi permintaan peralatan.
7) Pengecekan alat.
8) Pengecekan perizinan operator
Q. Project Akuntansi dan Perpajakan
Dalam proyek ini Project Akuntansi dan Perpajakan memiliki tugas dan
wewenang sebagai berikut:
1) Melaksanakan vertivikasi dan memastikan dokumen sesuai dengan
kaidah akuntansi.
2) Memastikan semua dokumen perpajakan sudah benar dan valid sesuai
dengan ketentuan yang ada.
3) Menyusun laporan keuangan proyek neraca, laba rugi dan cashflow.
4) Konfirmasi dan rekonsiliasi laporan proyek.
5) Cross cek perpajakan divisi dengan fungsi pajak.
R. Keuangan dan Kasir
Dalam proyek ini Keuangan dan Kasir memiliki tugas dan wewenang sebagai
berikut.
1) Melakukan kegiatan pembayaran berdasarkan rencana pembayaran.
2) Melakukan pengarsipan dokumen pembayaran.
3) Rekonsiliasi kas/bank.
4) Opname saldo kas bersama dengan fungsi akuntansi.

LAPORAN PKL JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2019 30


BAB II TINJAUAN UMUM PROYEK

5) Informasi posisi kas.


6) Meminta kelengkapan persyaratan transfer ke penagih.
7) Memprioritaskan proses pengarsipan dokumen.
8) Memberikan catatan penting atas hasil rekonsiliasi.
9) Merekomendasikan tindak lanjut hasil proses stock opname.
10) Memberikan informasi posisi kas/bank.
S. Penagihan dan Umum
Dalam proyek ini Penagihan dan Umum memiliki tugas dan wewenang
sebagai berikut :
1) Melaksanakan administrasi penagihan sesuai dengan persyaratan
sesuai kontrak.
2) Mengkoordinir kegiatan dalam proses termin.
3) Mengkoordinir semua aktivitas kerumahtanggan dan pendukungnya.
4) Melaksanakan dan menyediakan infrastruktur proyek dan
pemeliharaannya.
5) Melaksanakan aktivitas perijinan, donasi dan humas.
6) Vertifikasi berkas tagihan.

LAPORAN PKL JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2019 31


BAB III TINJAUAN PELAKSANAAN PROYEK

BAB III
TINJAUAN PELAKSANAAN PROYEK
3.1 Pelaksanaan
Proses pelaksanaan merupakan proses dalam proyek yang bertujuan
merealisasikan perencanaan yang dipimpin oleh pelaksana dilapangan.
Koordinasi dilapangan antara pelaksana, pekerja, serta operator sangat
diperlukan untuk hasil pekerjaan yang mendekati perencanaan.
3.1.1 Pekerjaan Persiapan
Pekerjaan persiapan merupakan tahap paling awal sebelum memulai
pekerjaan di proyek. Pekerjaan persiapan dimaksudkan untuk mendukung
pelaksanaan proyek agar terlaksana sesuai dengan perencanaan. Berikut
adalah diagram alir untuk pekerjaan persiapan Gambar 3.1

MULAI

Mobilisasi Alat

Land Clearing

Pemasangan Plat Landasan

SELESAI
Gambar 3. 1 Flowchart Pekerjaan Persiapan

LAPORAN PKL JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2019 32


BAB III TINJAUAN PELAKSANAAN PROYEK

Berikut alat yang digunakan pada pekerjaan persiapan terdapat pada Tabel
3.1
Tabel 3. 1 Alat Untuk Pekerjaan Persiapan
NO. NAMA ALAT GAMBAR ALAT KETERANGAN
1. Excavator Alat berat yang
Komatsu PC digunakan untuk
200 menggali dan
menimbun tanah.

2. Flat bed Truck Kendaraan yang


Fuso digunakan untuk
mengangkut alat
berat.

3. Plat Landasan Alas berpijaknya


Alat bor.

1. Mobilisasi
Mobilisasi yang dicakup dalam proyek ini yakni mobilisasi
sumber daya manusia, material dan sumber daya alat serta
perlengkapan yang sesuai dengan kebutuhan. Mobilisasi sumber
daya alat meliputi pengiriman dan penempatan semua peralatan
yang diperlukan di lapangan. Peralatan ditempatkan sedemikian
rupa sehingga mampu melayani/mendukung pelaksanaan
pekerjaan yang berada dalam jangkauannya.
Untuk kebutuhan pemakaian peralatan guna menunjang
pekerjaan dilapangan, setelah dievaluasi kebutuhan pemakaian
peralatan yang dibutuhkan, maka segera didatangkan /
dimobilisasi peralatan yang dimaksud.

LAPORAN PKL JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2019 33


BAB III TINJAUAN PELAKSANAAN PROYEK

A. Mobilisasi Alat Untuk Bored Pile


1. Flat bed truck membawa alat berat Gambar 3.2

Gambar 3. 2 Mobilisasi Excavator Menuju Tempat Pengeboran

2. Setelah sampai di lokasi alat berat diturunkan Gambar 3.3

Gambar 3. 3 Bored Pile Machine di Pindahkan Menggunakan Excavator


Menuju Tempat Pengeboran

B. Mobilisasi Tenaga Kerja


Tenaga kerja merupakan salah satu Sumber Daya
Manusia dan menjadi komponen penting dalam setiap
pekerjaan. Berikut merupakan Tenaga Kerja yang terlibat
dalam proses pekerjaan bored pile dan pile cap dapat dilihat
pada Tabel 3.2 Tabel 3.3

LAPORAN PKL JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2019 34


BAB III TINJAUAN PELAKSANAAN PROYEK

Tabel 3. 2 Tenaga Kerja yang Terlibat Pada Pekerjaan Bored Pile


NO. NAMA TENAGA KERJA KETERANGAN JUMLAH ORANG
Pemboran 5
1. Tukang/Pekerja Penulangan 4
Pengecoran 4
Total Station 4
2. Surveyor
Waterpass 3
Pemboran 1
3. Mandor Penulangan 1
Pengecoran 1
Operator Bored Pile Machine 1
4.
Excavator 1
Truck Mixer 1
5 Driver
Flat Bed Truck 1

Tabel 3. 3 Tenaga Kerja yang Terlibat pada Pekerjaan Pile Cap


NO. NAMA TENAGA KERJA KETERANGAN JUMLAH
ORANG
Galian 4
Pembobokan 4
1. Tukang/Pekerja Pembesian 6
Bekisting 8
Pengecoran 6
Galian 1
Pembobokan 1
Mandor
2. Pembesian 1
Bekisting 1
Pengecoran 1
3. Operator Excavator 1
Truck Mixer 1
4. Driver
Dump Truck 1

LAPORAN PKL JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2019 35


BAB III TINJAUAN PELAKSANAAN PROYEK

2. Land Clearing
Land Clearing mencakup pembersihan tempat kerja,
relokasi/penebangan pohon, pembongkaran pasangan
batu/struktur beton, pembongkaran kerb, pembongkaran rambu-
rambu lalu lintas existing, pembongkaran dan pemasangan
kembali lampu PJU.
Khusus untuk relokasi/penebangan pohon, pembongkaran
dan pemasangan kembali lampu PJU akan berkoordinasi dengan
owner dan instrasnsi terkait disesuaikan dengan peraturan
pemerintah daerah setempat.
Land Clearing area pengeboran adalah pekerjaan yang
dilakukan setelah alat berat Excavator diturunkan dan Bored Pile
Machine dipindahkan. Area untuk pengeboran diratakan
menggunakan Excavator Komatsu PC200 dapat dilihat pada
Gambar 3.4

Gambar 3. 4 Pekerjaan Land Clearing pada Area Pengeboran Menggunakan Excavator

3. Pemasangan Plat Landasan


Pemasangan plat landasan ini bertujuan untuk meletakkan
Bored Pile Machine agar seimbang dengan mengangkut plat
menggunakan Excavator Komatsu PC 200 di area pemboran yang
telah disiapkan pada tahap land clearing dapat dilihat pada
Gambar 3.5 Gambar 3.6

LAPORAN PKL JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2019 36


BAB III TINJAUAN PELAKSANAAN PROYEK

Gambar 3. 5 Pengangkutan Plat Landasan Menggunakan Excavator KOMATSU PC 200

Gambar 3. 6 Plat Landasan Untuk Meletakkan Bored Pile Machine

3.1.2 Pekerjaan Surveying


Pekerjaan Surveying meliputi Pengukuran dan Pematokan dilakukan untuk
mendapatkan titik-titik pengeboran bored pile dilapangan oleh surveyor PT.
Adhi Karya. Berikut adalah diagram alir untuk pekerjaan surveying Gambar
3.7

LAPORAN PKL JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2019 37


BAB III TINJAUAN PELAKSANAAN PROYEK

MULAI

Kalibrasi Alat

Pembidikan Titik

Pemasangan Patok

SELESAI
`

Gambar 3. 7 Flowchart Pekerjaan Surveying

Berikut alat yang digunakan pada pekerjaan surveying meliputi pengukuran


dan pematokan terdapat pada Tabel 3.4
Tabel 3. 4 Alat yang digunakan pada Pekerjaan Surveying
NO. NAMA ALAT GAMBAR ALAT KETERANGAN
1. Total Station Penentu
koordinat.

2. Prisma Penerima
koordinat dari
bidikan total
station.

LAPORAN PKL JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2019 38


BAB III TINJAUAN PELAKSANAAN PROYEK

3. Tripod Tempat duduk


total station /
waterpass.

4. Jalon Pemberi lokasi


ketinggian.

5. Meteran Pengukur jarak.

6. Palu Alat bantu untuk


memasang patok.

7. Patok Penanda titik.

LAPORAN PKL JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2019 39


BAB III TINJAUAN PELAKSANAAN PROYEK

1. Kalibrasi Alat
Pekerjaan ini dilakukan oleh surveyor dengan mengkalibrasi
alat total station bertujuan untuk menentukan lokasi total station
pada saat membidik titik koordinat pengeboran dapat dilihat pada
Gambar 3.8

Gambar 3. 8 Kalibrasi Alat Total Station

2. Membidik Titik Koordinat


Setelah mengkalibrasi alat, melakukan pembidikan koordinat
titik pengeboran sesuai gambar rencana menggunakan total
stasion yang diarahkan menuju tongkat prisma pada area
pengeboran dapat dilihat pada Gambar 3.9 Gambar 3.10.

Gambar 3. 9 Pembidikan Titik Koordinat Sesuai dengan Gambar Rencana

LAPORAN PKL JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2019 40


BAB III TINJAUAN PELAKSANAAN PROYEK

Gambar 3. 10 Total Station Diarahkan Menuju Tongkat Prisma Pada Area


Pengeboran

3. Pemasangan Patok
Setelah mendapatkan titik yang telah ditentukan untuk
pengeboran, lalu ditandai dengan memasang patok dapat dilihat
pada Gambar 3.11

Gambar 3. 11 Pemasangan Patok Pada Titik Pengeboran

3.1.3 Pekerjaan Pengeboran


Pekerjaan pengeboran dilakukan setelah pemasangan patok pada titik-titik
yang akan di bor pada pekerjaan surveying yang dilakukan oleh surveyor PT.
Adhi Karya. Pekerjaan pengeboran dilakukan oleh PT. Pondasi Struktur
Indonesia. Pekerjaan pengeboran bisa dilakukan ketika land clearing, plat
landasan telah dipasang, dan setting alat telah dilakukan. Berikut diagram alir
untuk pekerjaan bored pile dapat dilihat pada Gambar 3.12

LAPORAN PKL JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2019 41


BAB III TINJAUAN PELAKSANAAN PROYEK

MULAI

Setting Alat

Pengeboran Awal Dengan Core

Perbaiki

Kedalaman Tidak
Mencapai 3 Meter

Pemasangan Casing

Pengeboran Dengan Core Bucket

Cleaning Dengan Cleaning Bucket

Perbaiki
Kedalaman Tidak
Mencapai Tanah
Keras

SELESAI

Gambar 3. 12 Flowchart Pekerjaan Pengeboran

LAPORAN PKL JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2019 42


BAB III TINJAUAN PELAKSANAAN PROYEK

Berikut alat yang digunakan pada pekerjaan pengeboran terdapat pada Tabel
3.5
Tabel 3. 5 Alat yang digunakan pada Pekerjaan Pengeboran
NO. NAMA ALAT GAMBAR ALAT KETERANGAN
1. Bor SANY Alat berat yang
SR180 digunakan untuk
pengeboran tanah.

2. Casing Alat bantu untuk


mencegah
keruntuhan tanah
yang telah di bor

3. Core bucket Alat bantu bor


untuk
menghancurkan
batuan keras

4. Cleaning Alat bantu bor


Bucket untuk
membersihkan
lumpur yang ada
pada lubang
pengeboran.

LAPORAN PKL JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2019 43


BAB III TINJAUAN PELAKSANAAN PROYEK

1. Setting alat lalu dilakukan pengeboran sedalam 3 m untuk


pemsangan casing dapat dilihat pada Gambar 3.13

Gambar 3. 13 Setting Alat Dan Pengeboran Sedalam 3 m.

2. Pemasangan casing setinggi 3 m dengan cara casing


digantungkan pada alat bor dapat dilihat pada Gambar 3.14

Gambar 3. 14 Pemasangan Casing dengan Ketinggian 3 m ke dalam Tanah


Menggunakan Alat Bor.

3. Pengeboran sampai tanah keras sedalam 18 m. Dapat dilihat pada


Gambar 3.15 Gambar 3.16

LAPORAN PKL JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2019 44


BAB III TINJAUAN PELAKSANAAN PROYEK

Gambar 3. 15 Pengeboran Sampai Tanah Keras Dengan Kedalaman 18 m.

Gambar 3. 16 Pengukuran Kedalaman Bored Pile Dilihat Dari Mesin Bor.

4. Pembersihan lubang pengeboran dari lumpur menggunakan


cleaning bucket dapat dilihat pada Gambar 3.17

LAPORAN PKL JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2019 45


BAB III TINJAUAN PELAKSANAAN PROYEK

Gambar 3. 17 Pembersihan Lubang Titik Pengeboran Menggunakan


Cleaning Bucket

5. Pengecekan kedalaman pengeboran dapat dilihat pada Gambar


3.18

Gambar 3. 18 Pengecekan Kedalaman Pengeboran.

LAPORAN PKL JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2019 46


BAB III TINJAUAN PELAKSANAAN PROYEK

3.1.4 Pekerjaan Pembesian


Berikut flowchart dari pekerjaan pembesian dapat dilihat pada Gambar
3.19
MULAI

Pemotongan Tulangan

Pembengkokan Tulangan

Perakitan Tulangan

Perbaiki

Inspeksi Tidak Sesuai


Tulangan

Pemindahan Tulangan

Pemasangan Tulangan Pada


Lubang Pengeboran

Pengelasan Pada Tiap Bagian


Tulangan

SELESAI

Gambar 3. 19 Flowchart Pekerjaan Pembesian.

LAPORAN PKL JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2019 47


BAB III TINJAUAN PELAKSANAAN PROYEK

Berikut alat dan bahan yang digunakan pada pekerjaan pembesian terdapat
pada Tabel 3.6 Tabel 3.7
a) Alat
Tabel 3. 6 Alat yang digunakan pada Pekerjaan Pembesian
NO. NAMA ALAT GAMBAR ALAT KETERANGAN
1. Bar Bending Alat
untuk
membengkokan
tulangan.

2. Bar Cutter Alat


untuk
memotong
tulangan.

3. Genset Sumber arus


listrik untuk
menyalakan
mesin bar
bending dan bar
cutter.

4. Las listrik Berfungsi untuk


mengelas
tulangan

LAPORAN PKL JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2019 48


BAB III TINJAUAN PELAKSANAAN PROYEK

b) Bahan
Tabel 3. 7 Bahan yang digunakan pada Pekerjaan Pembesian
NO. NAMA BAHAN GAMBAR BAHAN KETERANGAN
1. Tulangan Ukuran tulangan
yang dipakai untuk
pekerjaan bored
pile adalah tulangan
ukuran
• D16
• D25
• D32
2. Kawat benrat Alat pengikat
tulangan

3. Elektroda

Detail penulangan yang digunakan dalam pekerjaan pembesian untuk Bored


Pile dapat dilihat pada Gambar 3.20 Gambar 3.21

LAPORAN PKL JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2019 49


BAB III TINJAUAN PELAKSANAAN PROYEK

Gambar 3. 20 Detail Tulangan Bored Pile.

LAPORAN PKL JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2019 50


BAB III TINJAUAN PELAKSANAAN PROYEK

Gambar 3. 21 Bar Bending Schedule untuk Pekerjaan Bored Pile.

1. Pemotongan tulangan dilakukan sesuai dengan panjang Bar Bending


Schedule berikut rincian pemotongan tulangan :
a. Tulangan ulir diameter 32 mm (vertikal) dengan kode tulangan S1
dan panjang 12 m tidak dipotong, jumlah tulangan yang
dibutuhkan untuk kode S1 adalah 16 buah.
b. Tulangan ulir diameter 32 mm dengan kode tulangan S1a,
panjang 5.46 m dipotong, jumlah tulangan yang dibutuhkan untuk
kode S1a adalah 8 buah.
c. Total tulangan ulir berdiameter 32 mm yang dibutuhkan pada
pembesian satu titik pengeboran yaitu 24 buah.
d. Tulangan ulir diameter 13 mm (spiral) dipotong dengan panjang
0.65 m.

LAPORAN PKL JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2019 51


BAB III TINJAUAN PELAKSANAAN PROYEK

e. Jumlah tulangan yang dibutuhkan untuk kode S2 adalah 1 buah


tulangan D13, ukuran tulangan S2 sama dengan ukuran tulangan
S2a, dan S2b.
f. Total tulangan ulir berdiameter 13 mm yang dibutuhkan dalam
satu titik pengeboran yaitu 3 buah
Proses pemotongan dapat dilihat pada Gambar 3.22

Gambar 3. 22 Pemotongan Tulangan Menggunakan Bar Cutter.

2. Pembengkokan tulangan dilakukan untuk mendapatkan tulangan D13


menjadi tulangan spiral yang berdiameter 65 cm menggunakan alat
bar bending. Dapat dilihat pada Gambar 3.23

Gambar 3. 23 Pembengkokan Tulangan Sesuai Bar Bending Schedule Menggunakan


Alat Bar Bending

3. Perakitan tulangan dibagi menjadi 2 bagian yaitu kedalaman dan


spiralnya.
a) Kedalaman :
- Kedalaman 0 m sampai 12 m
- Kedalaman 12 m sampai 15 m.

LAPORAN PKL JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2019 52


BAB III TINJAUAN PELAKSANAAN PROYEK

b) Spiral :
- Bagian atas dengan kedalaman 0 m sampai 0,8 m mempunyai
jarak antar spiral 100 mm.
- Bagian tengah dengan kedalaman 0,8 m sampai 9,4 m
mempunyai jarak antar spiral 150 mm.
- Bagian bawah dengan kedalaman 9,4 m sampai 15 m
mempunyai jarak antar spiral 300 mm.
Proses perakitan dapat dilihat pada Gambar 3.24

Gambar 3. 24 Pengikatan Antar Tulangan Menggunakan Kawat Benrat.

4. Inspeksi tulangan dilakukan sebelum tulangan dibawa ke lapangan


dapat dilihat pada Gambar 3.25

Gambar 3. 25 Pengukuran Tulangan Yang Telah Dirakit.

5. Mobilisasi tulangan dari tempat fabrikasi menggunakan flat bed truck


dapat dilihat pada Gambar 3.26

LAPORAN PKL JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2019 53


BAB III TINJAUAN PELAKSANAAN PROYEK

Gambar 3. 26 Mobilisasi Tulangan Menggunakan Flat Bed Truck pada Lokasi


Pengeboran

6. Pemasangan tulangan bagian bawah dengan panjang 5 m didahulukan


lalu disambung tulangan bagian atas dengan panjang 12 m
menggunakan las listrik. Dapat dilihat pada Gambar 3.27 Gambar
3.28 Gambar 3.29

Gambar 3. 27 Pemasangan Tulangan Bagian Bawah Sepanjang 5 m.

LAPORAN PKL JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2019 54


BAB III TINJAUAN PELAKSANAAN PROYEK

Gambar 3. 28 Pemasangan Tulangan Bagian Atas Sepanjang 12 m.

Gambar 3. 29 Pengelasan Tulangan Bagian Atas dan Bawah Dibantu Alat Bor
Menggunakan Las Listrik.

7. Pengelasan tulangan pada setiap segmen tulangan, dengan panjang


overlap dari tulangan kedalaman S1 dan S1a adalah 40 D (1,28 m)
dapat dilihat pada Gambar 3.30

LAPORAN PKL JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2019 55


BAB III TINJAUAN PELAKSANAAN PROYEK

Gambar 3. 30 Pengelasan Disemua Segmen Tulangan.

LAPORAN PKL JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2019 56


BAB III TINJAUAN PELAKSANAAN PROYEK

3.1.5 Pekerjaan Pengecoran


Flowchart pekerjaan pengecoran dapat dilihat pada Gambar 3.31
MULAI

Pemasangan Tremie Dan Corong

Loading Truck Mixer

Ganti

Slump Test Tidak


Nilai Slump 16±2

Pengecoran

Ditambah

Pengecoran Tidak
Hingga Top Cor

Pengangkatan Tremie Dan Corong

Pengangkatan Casing

SELESAI
Gambar 3. 31 Flowchart Pekerjaan Pengecoran.

LAPORAN PKL JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2019 57


BAB III TINJAUAN PELAKSANAAN PROYEK

Berikut alat dan bahan yang digunakan pada pekerjaan pengecoran terdapat
pada Tabel 3.8 Tabel 3.9
a) Alat
Tabel 3. 8 Alat yang digunakan pada Pekerjaan Pengecoran.
NO. NAMA ALAT GAMBAR ALAT KETERANGAN
1. Truk Mixer Alat yang
mengangkut beton
dari batching plant
ke lokasi
pengecoran

2. Tremie Alat bantu untuk


memasukan beton
kedalam lubang
bor.

3. Corong Alat bantu pada


proses pengecoran
mencegah beton
tumpah ketika
dituangkan.

4. Garpu Penyangga
pemasangan
tremie.

LAPORAN PKL JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2019 58


BAB III TINJAUAN PELAKSANAAN PROYEK

5. Kunci rantai Alat bantu untuk


membuka /
mengunci tremie
dan corong.

6. Alat Slump Untuk menentukan


nilai slump dari
beton sebelum
pengecoran
dilakukan.

b) Bahan
Tabel 3. 9 Bahan yang digunakan pada Pekerjaan Pengecoran.
NO. NAMA BAHAN GAMBAR BAHAN KETERANGAN
1. Tulangan Tulangan yang
telah di ikat
sesuai dengan
gambar rencana
2. Beton f’c 30 Beton Ready Mix
dengan Mutu f’c
30

Pengecoran akan dilakukan ketika proses pengeboran dan pemasangan tulangan


telah selesai dilakukan. Langkah selanjutnya yaitu tremie dan corong dipasang lalu
loading truck mixer dilakukan. Pengecoran satu titik bored pile diperlukan dua Truck
Mixer berkapasitas 6 m3 karena volume pengecoran satu titik bored pile 9 m3. Beton
yang dipakai untuk pengecoran bored pile adalah beton dengan mutu f’c 30.
Berikut langkah-langkah pekerjaan pengecoran :

LAPORAN PKL JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2019 59


BAB III TINJAUAN PELAKSANAAN PROYEK

1. Pemasangan 5 buah tremie dengan Panjang tremie masing-


masing 4,5 m 1 buah dan 3,3 m 4 buah dibantu oleh alat bor
disambungkan menggunakan garpu dan kunci rantai lalu tremie
ditempatkan 30 cm diatas bottom pengeboran sesuai toleransi
beton jatuh bebas dari tremie pada Rencana Kerja dan Syarat lalu
terakhir corong dengan panjang 1,5 m disambungkan dengan
tremie. Pemasangan tremie dan corong dapat dilihat pada
Gambar 3.32 Gambar 3.33

Gambar 3. 32 Pemasangan Tremie dengan Alat Bantu Bor.

Gambar 3. 33 Pemasangan Corong Menggunakan Garpu dan Kunci Rantai.

LAPORAN PKL JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2019 60


BAB III TINJAUAN PELAKSANAAN PROYEK

2. Beton didatangkan dari batching plant Adhimix Kertajati dengan


jarak 47 km dari lokasi pengecoran dengan volume 9 m3 dapat
dilihat pada Gambar 3.34

Gambar 3. 34 Lokasi Loading Beton Adhimix Kertajati

3. Pengujian slump (dengan toleransi nilai slump test 16 ± 2 ) dan


nilai slump aktual rata-rata 15.5. Pengujian slump dapat dilihat
pada Gambar 3.35

Gambar 3. 35 Pengujian Slump.


4. Setelah nilai slump memenuhi spesifikasi maka pengecoran dapat
dilaksanakan. Pengecoran dilakukan dengan mengisi penuh
lubang pengeboran menggunakan beton yang melebihi volume
ketentuan sehingga didapatkan beton murni. Pengecoran cara ini

LAPORAN PKL JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2019 61


BAB III TINJAUAN PELAKSANAAN PROYEK

dilakukan untuk pengeluarkan sisa air didalam lubang


pengeboran yang tidak terangkat oleh cleaning bucket.
Pengecoran dapat dilihat pada Gambar 3.36

Gambar 3. 36 Proses Pengecoran.

5. Setelah pengecoran mencapai kedalaman yang ditentukan sesuai


perhitungan maka pengangkutan tremie dapat dilakukan seperti
pada Gambar 3.37

Gambar 3. 37 Melepaskan Tremie Menggunakan Alat Bor dan Garpu.

6. Pengecekan kedalaman pengecoran beton dapat dilihat pada


Gambar 3.38

LAPORAN PKL JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2019 62


BAB III TINJAUAN PELAKSANAAN PROYEK

Gambar 3. 38 Pengecekan kedalaman pengecoran menggunakan meteran roll.

7. Setelah volume cor dicek dengan cara diukur kedalaman


pengeborannya dan telah sesuai dengan volume pengecoran awal
lalu pengangkutan tremie dan corong dapat dilakukan seperti pada
Gambar 3.39

Gambar 3. 39 Pengangkutan Tremie dan Corong

3.1.6 Pekerjaan Pile Cap


Pekerjaan pile cap yang dilaksanakan pada Jembatan Cipangerekan
yaitu jenis beton bertulang dengan dimensi (9,7 x 4 x 1,1) m dan mutu
beton yang digunakan adalah f’c 30 slump 12 ± 2.
Berikut adalah flowchart Pekerjaan Pile Cap dapat dilihat pada Gambar
3.40

LAPORAN PKL JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2019 63


BAB III TINJAUAN PELAKSANAAN PROYEK

MULAI
Pekerjaan Pembesian
Pile Cap
Marking Titik Galian

Perbaiki
Penggalian Tanah
Cek Jumlah
Jarak, Dan Tidak
Perbaiki Posisi
Tulangan
Cek Tidak
Elevasi

Pembobokan Top Bore Pile Pemasangan Bekisting

Test PDA PERBAIKI

Cek Kekuatan,
Kerapihan Dan TIDAK
Penambahan Kebersihan
Titik bekisting
Hasil Test >
Qult Dan Tidak
TIDAK
Terjadi
Kerusakan

Pengecoran

Perawatan
Marking Titik Pekerjaan Pile Cap

SELESAI
Pekerjaan Lean Concrete

Gambar 3. 40 Flowchart Pekerjaan Pile Cap

LAPORAN PKL JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2019 64


BAB III TINJAUAN PELAKSANAAN PROYEK

Berikut alat dan bahan yang digunakan pada pekerjaan Pile Cap terdapat
pada Tabel 3.10 Tabel 3.11
a) Alat
Tabel 3. 10 Alat yang digunakan pada Pekerjaan Pile Cap
NO. NAMA ALAT GAMBAR ALAT KETERANGAN
1. Excavator untuk menggali
Kobelco tanah

1. Multiplex Cetakan yang


18 mm x 122 x berfungsi
244 menahan beton
saat dilakukan
pengecoran
2. Kaso Penyangga antara
5/7 bekisting dan
tanah

3. Beton decking Digunakan untuk


menandai
pengecoran

4. Tang kakatua Alat bantu untuk


mengikat kawat
dengan tulangan

LAPORAN PKL JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2019 65


BAB III TINJAUAN PELAKSANAAN PROYEK

5. Vibrator Untuk pemadatan


pada saat
pengecoran

6. Palu godam Untuk membobok


bored pile

7. Meteran Alat pengukur


jarak.

b) Bahan
Tabel 3. 11 Bahan yang digunakan pada Pekerjaan Pile Cap
NO. NAMA BAHAN GAMBAR BAHAN KETERANGAN
1. Kawat benrat Untuk mengikat
tulangan, beton
decking, dan
bekisting.

2. Tulangan Tulangan yang


dipakai dalam
pekerjaan pile cap

LAPORAN PKL JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2019 66


BAB III TINJAUAN PELAKSANAAN PROYEK

3. Beton

Sebelum pekerjaan Pile Cap dimulai, dilakukan penggalian tanah sedalam 3


m terlebih dahulu, lalu fondasi bored pile dibobok pada bagian atas (3 m sedalam
penggalian tanah atau setinggi casing yang digunakan) kemudian dilakukan
pengujian Pile Driving Analyzer untuk mengetahui keutuhan Bored Pile. Ketika nilai
hasil pengujian PDA lebih besar dari Qultimate maka dilanjutkan pekerjaan
pengecoran lean concrete (lantai kerja) dan pekerjaan pile cap siap dilakukan.
Pekerjaan pile cap yang ditinjau adalah pile cap abutment A2 pada Jembatan
Cipangerekan. Berikut langkah langkah pekerjaan pile cap:
1. Galian Tanah sedalam 3 m dan Pembobokan Bored Pile
Setelah pengecoran Bored Pile dan umur beton sudah memenuhi syarat selama
28 hari, dilakukan penggalian tanah sedalam 3 m sehingga sesuai dengan elevasi
dasar pile cap dengan menggunakan alat bantu excavator seperti pada Gambar
3.41. Setelah tahap penggalian sampai kedalaman yang diinginkan sesuai gambar
rencana, pekerjaan dilanjutkan dengan pembobokan bored pile yang dilakukan
manual dengan bantuan bahat dan juga hammer. Pembobokan bored pile ini
dilakukan hingga menyisakan baja tulangan yang akan dijadikan pengikat bored
pile dan pile cap atau hingga elevasi dasar pile cap dapat dilihat pada Gambar
3.42

Gambar 3. 41 Penggalian Tanah disekitar Bored Pile Sampai Kedalaman 3 m dengan Excavator

LAPORAN PKL JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2019 67


BAB III TINJAUAN PELAKSANAAN PROYEK

Gambar 3. 42 Pembobokan Bored Pile.

2. Pengecoran Lean Concrete


Lean concrete atau lantai kerja merupakan lapisan beton dengan mutu rendah
sebagai lapisan penghubung antara bored pile dan pile cap yang berfungsi
melindungi beton dari kontak langsung dengan tanah yang berada dibawah
struktur pile cap. Mutu beton yang digunakan untuk lean concrete adalah f’c 10
dengan volume 3,88 m3 dan tebal 10 cm dapat dilihat pada Gambar 3.43

Gambar 3. 43 Pengecoran Lean Concrete

3. Pemasangan Tulangan
Pemasangan tulangan pada pile cap dimulai dengan membuat tulangan seperti
pada Bar Bending Schedule dan detail penulangan.BBS, dapat dilihat pada
Lampiran II. Pemasangan tulangan dilakukan dengan cara beton decking
dipasang sebagai penanda tebal selimut beton kemudian tulangan pile cap

LAPORAN PKL JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2019 68


BAB III TINJAUAN PELAKSANAAN PROYEK

dipasang disambung dengan tulangan abutment dapat dilihat pada Gambar 3.44
Gambar 3.45 Gambar 3.46

Gambar 3. 44 Pemasangan Tulangan Pile Cap.

Gambar 3. 45 Pemasangan Beton Decking.

Gambar 3. 46 Pemasangan Tulangan Abutment.

LAPORAN PKL JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2019 69


BAB III TINJAUAN PELAKSANAAN PROYEK

4. Pengecekan tulangan pile cap dan abutment dari jumlah tulangan pada
perhitungan gambar rencana dapat dilihat pada Gambar 3.47

Gambar 3. 47 Pengecekan Tulangan

5. Pemasangan Bekisting
Pemasangan bekisting dilakukan pada saat pekerjaan penulangan selesai
dilakukan. Pemasangan bekisting yang pertama yaitu pemasangan multiplex
pada tulangan pile cap dengan dimensi multiplex yang dipakai dalam pengecoran
pile cap adalah 18 mm x 122 x 244, dengan yang digunakan adalah kaso 5/7,
perkuatan dengan jarak antar perkuatan 0.8 m dan bambu 3 m dengan jarak antar
bambu 80 cm. Dapat dilihat pada Gambar 3.48 Gambar 3.49 Gambar 3.50

Gambar 3. 48 Pengikatan Bekisting dengan Tulangan

LAPORAN PKL JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2019 70


BAB III TINJAUAN PELAKSANAAN PROYEK

Gambar 3. 49 Pemasangan Bekisting

Gambar 3. 50 Jarak Antar Perkuatan Bekisting

6. Pengecoran Pile Cap


Pengecoran dilakukan secara monolit menggunakan truck mixer, pengecoran
dilakukan dari truck mixer langsung menggunakan talang. Volume beton yang
dituangkan kedalam bekisting 45 m3 dengan mutu beton f’c 30 membutuhkan 9
truck mixer yang didatangkan pada lokasi pengecoran dengan masing-masing
muatan truck mixer 5,5 m3. Proses pengecoran dapat dilihat pada Gambar 3.51

LAPORAN PKL JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2019 71


BAB III TINJAUAN PELAKSANAAN PROYEK

Gambar 3. 51 Pengecoran Pile Cap

7. Pemadatan Menggunakan Vibrator


Pemadatan dilakukan ketika beton berhasil dituangkan kedalam bekisting,
menggunakan 2 vibrator dengan jarak antar vibrator 2 m. Pemadatan beton
dilakukan secara terus menerus untuk mengeluarkan udara dalam rongga beton.
Pemadatan ini dilakukan guna mencegah pengeroposan pada beton. Proses
pemadatan dapat dilihat pada Gambar 3.52

Gambar 3. 52 Pemadatan Menggunakan Vibrator

LAPORAN PKL JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2019 72


BAB III TINJAUAN PELAKSANAAN PROYEK

8. Perawatan beton atau curing beton dilakukan dengan cara melapisi top cor
dengan terpal dapat dilihat pada Gambar 3.53

Gambar 3. 53 Curing Beton Menggunakan Terpal

9. Pembongkaran bekisting dapat dilihat pada Gambar 3.54

Gambar 3. 54 Pembongkaran Bekisting

LAPORAN PKL JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2019 73


BAB III TINJAUAN PELAKSANAAN PROYEK

3.2 Pengawasan
Proses pengawasan merupakan bagian penting dari suatu proyek dikarenakan
menyangkut mutu, waktu, dan biaya. Pengawasan dilakukan agar tetap sesuai
dengan perencanaan. Pekerjaan pada Proyek Jalan Lingkar Timur Waduk
Jatigede diawasi oleh konsultan pengawas yaitu PT.Seccons.
3.2.1 Pengawasan dan Pengendalian Terhadap Bahan
a) Beton (Ready Mix)
Beton ready mix adalah campuran bahan dari air, semen, agregat, pasir,
admixture, dan zat aditif yang siap digunakan tanpa perlu pengolahan
kembali dilapangan. Beton ready mix ini diproduksi oleh batching plant
Adhimix yang berlokasi di Kertajati. Pengiriman beton dikirim
menggunakan Truck Mixer yang berjarak 47 km dari lokasi proyek
Jembatan Cinambo. Pengawasan mutu beton dapat dilakukan dengan
cara melakukan uji slump dan pembuatan benda uji yang nantinya akan
diuji pada laboratorium.
a.1) Slump Test
Pengujian slump dilakukan untuk mendapatkan tingkat
kelecakan/workability campuran suatu beton. pengujian ini dilakukan
sebelum setiap pengecoran dilakukan. Pengujian diawali dengan
mempersiapkan alat uji slump dan menempatkan di permukaan yang rata.
1. Persiapan alat slump dapat dilihat pada Gambar 3.55

Gambar 3. 55 Alat Uji Slump

LAPORAN PKL JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2019 74


BAB III TINJAUAN PELAKSANAAN PROYEK

2. Memasukan beton 1/3 lapis kerucut dapat dilihat pada Gambar 3.56

Gambar 3. 56 Memasukan Beton Kedalam Kerucut Abram

3. Kemudian memadatkan beton 25 kali tumbukan untuk masing-


masing lapis menggunakan batang pemadat, memasukan 1/3 lapis di
lapis kedua lalu memadatkan 25 kali tumbukan menggunakan batang
pemadat. Dapat dilihat pada Gambar 3.57

Gambar 3. 57 Pemadatan Beton

4. Pada lapis terakhir, beton dilebihkan lalu ditumbuk sebanyak 25 kali


dan diratakan menggunakan batang pemadat pastikan batang pemadat
menyentuh lapisan pertama dapat dilihat pada Gambar 3.58

LAPORAN PKL JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2019 75


BAB III TINJAUAN PELAKSANAAN PROYEK

Gambar 3. 58 Perataan Beton

5. Pengangkatan corong searah vertikal dan keruntuhan beton dapat


dilihat pada Gambar 3.59 Gambar 3.60

Gambar 3. 59 Pengangkatan Kerucut Abram

Gambar 3. 60 Keruntuhan Beton Setelah Kerucut Abram Diangkat

6. Pengukuran penurunan beton menggunakan silinder yang telah


dibalik dan ditindih oleh batang pemadat sebagai titik 0 pengukuran,

LAPORAN PKL JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2019 76


BAB III TINJAUAN PELAKSANAAN PROYEK

pengukuran dilakukan pada titik paling tinggi dan titik paling rendah
menggunakan meteran dilihat pada Gambar 3.61

Gambar 3. 61 Pengukuran Penurunan Beton

Nilai toleransi slump dari perencanaan pada pekerjaan bored pile


ditargetkan mencapai 16 ± 2 𝑐𝑚 dan pile cap 12 ± 2 𝑐𝑚. Rata – rata
nilai slump yang sudah diuji untuk bored pile adalah 15,5 cm dan pile cap
11,8 cm. Maka beton ready mix yang digunakan telah memenuhi syarat.

a.2) Pembuatan Benda Uji


Benda uji beton diambil ketika pengecoran dilakukan pada masing-
masing truck mixer diambil 2 benda uji dengan cara memasukan beton
kedalam mold silinder berukuran 15 x 30 cm untuk menguji kelayakan
kekuatan beton dengan cara pengujian kuat tekan di laboratorium. Benda
uji dapat dilihat pada Gambar 3.62

Gambar 3. 62 Benda Uji

LAPORAN PKL JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2019 77


BAB III TINJAUAN PELAKSANAAN PROYEK

Berikut adalah cara pembuatan benda uji beton :


1. Persiapan alat dengan cara membersihkan cetakan dengan air.
2. memasukan beton kedalam cetakan setinggi 1/3 tinggi cetakan lalu
padatkan menggunakan tongkat pemadat sebanyak 25 kali lalu
lakukan kembali pada lapis kedua.
3. Pada lapisan ketiga, beton dilebihkan lalu ditusuk 25 kali dan
akhirnya diratakan menggunakan ruskam.
4. cetakan dibawa ke lab

b) Tulangan
Kondisi tulangan harus dijaga agar tidak mengalami proses
korosi/karat dengan cara melapisi tulangan dengan anti karat dan
menaruh terpal dibawah tulangan untuk mencegah kontak langsung
dengan tanah. Penutupan tulangan dengan terpal dapat dilihat pada
Gambar 3.63

Gambar 3. 63 Tulangan Ditutupi Oleh Terpal

3.2.2 Pengawasan dan Pengendalian Mutu


a) BORE LOG / Standard Penetration Test (SPT)
Bore Log / Standard Penetration Test adalah pengujian yang dilakukan
sebelum pekerjaan konstruksi dimulai. Tujuan pengujian pengujian bore
log yaitu untuk memperoleh data lapisan tanah pada setiap kedalaman.
Data yang didapatkan dari pengujian bore log adalah klasifikasi tanah dan
batuan. Tanah pada pekerjaan bored pile yang ditinjau merupakan jenis

LAPORAN PKL JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2019 78


BAB III TINJAUAN PELAKSANAAN PROYEK

batuan. Resume pengujian bore log dapat dilihat pada Tabel 3.12 dan
Tabel 3.13
Tabel 3. 12 Resume Pengujian Bore log di BH-01.
Kedalaman Deskripsi Tanah / Nilai SPT
(m) Batuan
Soil / Rock Description
0-3 LEMPUNG , coklat , Nilai SPT mengalami
padat. peningkatan sampai
nilai 38.
3-7 PASIR , batu berkerikil , Nilai SPT mengalami
kerakal kecoklatan , penginkatan sampai
keras. nilai 55.
7 – 20 BATU LEMPUNG , Nilai SPT mengalami
coklat tua ,keras. peningkatan sampai
nilai >60.

Tabel 3. 13 Resume Pengujian Bore log di BH-02.


Kedalaman Deskripsi Tanah / Batuan Nilai SPT
(m) Soil / Rock Description
0-1 LEMPUNG , coklat , padat Nilai SPT belum
mengalami
peningkatan.
1- 3 PASIR, kerikil, kecoklatan, Nilai SPT
padat mengalami
peningkatan sampai
nilai 56.
3 – 20 BATUAN BREKSI, abu- Nilai SPT
abu, keras mengalami
peningkatan sampai
nilai >60.

LAPORAN PKL JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2019 79


BAB III TINJAUAN PELAKSANAAN PROYEK

b) PDA (Pile Driving Analyzer) Test


Pile Driving Analyzer Test atau yang sering disingkat PDA Test
adalah suatu sistem pengujian dengan menggunakan data digital
komputer yang diperoleh dari strain transducer dan accelerometer untuk
memperoleh kurva gaya dan kecepatan ketika tiang dipukul
menggunakan palu atau hammer dengan berat yang sudah di
tentukan.metode pengujian PDA Test ini menggunakan metode ‘Case
Method’. Untuk beban palu atau hammer (8 ton) yang digunakan 1% -
2% dan kapasitas design load tiang yang direncanakan.
Adapun hasil yang didapat dari pengujian PDA Test ini adalah
1. Nilai keutuhan Bored Pile
2. Kapasitas daya dukung Bored Iile
3. Penurunan
4. Efisiensi dari transfer energi pukulan palu terhadap tiang
Pada umumnya pengujian dengan metode PDA dilaksanakan setelah
tiang mempunyai kekuatan yang cukup untuk menahan tumbukan
hammer/palu atau umur bore pile telah mencapai 28 hari dan pada
tinjauan bored pile yang diuji hanya satu titik.
Berikut cara pengujian PDA Test :
1. Penggalian tanah sekeliling kepala tiang apabila kepala tiang rata
dengan permukaan tanah dapat dilihat pada Gambar 3.64

Gambar 3. 64 Penggalian Tanah Pada Keliling Tiang

LAPORAN PKL JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2019 80


BAB III TINJAUAN PELAKSANAAN PROYEK

2. Persiapan hammer dapat dilihat pada Gambar 3.65

Gambar 3. 65 Persiapan Palu Pada Kepala Tiang

3. Kalibrasi strain dan accelerometer kemudian periksa koneksitas


peralatan pengujian secara keseluruhan.
4. Memasukkan data tiang dan palu pada alat PDA PAX dapat dilihat
pada Gambar 3.66

Gambar 3. 66 Input Data Tiang dan Palu pada Alat PDA

Berikut merupakan hasil pengujian PDA pada Bored Pile titik 1 didapat
dari alat PDA PAX dapat dilihat pada Tabel 3.14
Tabel 3. 14 Hasil Pengujian PDA Test
Titik Daya Daya Penurunan Keterangan
Pengujian Dukung Dukung (Settlement)
PDA Rencana Total mm
(Ton) Capacity
(Ton)
BP 01 550 783,5 6,6 Memenuhi

LAPORAN PKL JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2019 81


BAB III TINJAUAN PELAKSANAAN PROYEK

c) Uji Tekan Beton


Uji kuat tekan beton dilakukan setelah pengambilan benda uji di
lapangan pada saat pengecoran yang bertujuan untuk mengetahui nilai
kuat tekan beton aktual memenuhi persyaratan atau tidak. Pengujian kuat
tekan beton ini dilakukan di laboratorium setelah pengambilan benda uji
di lapangan. Benda uji yang digunakan berbentuk silinder. Pengujian kuat
tekan beton dilakukan setelah benda uji memenuhi umur untuk pengujian.
Didalam proyek Jalan Lingkar Timur Waduk Jatigede ini pengujian kuat
tekan beton dilakukan pada saat umur beton 7 hari, 14 hari, dan 28 hari.
Berikut hasil Uji Kuat Tekan Beton dapat dilihat pada Tabel 3.15
Tabel 3. 15 Resume Uji Kuat Tekan Beton
Pengecoran Kuat Tekan Beton Kuat Tekan Beton Rata-Rata ( kg/cm³ )
Rencana ( MPa ) 7 14 28
Pile Cap 30 302,4 341 408,33

d) Uji Tarik Baja Tulangan


Uji kuat tarik baja tulangan merupakan pengujian untuk mengetahui
kuat tarik baja tulangan pada beton. Pengujian ini dilakukan dalam upaya
pengendalian mutu beton. Hasil pengujian kuat tarik baja tulangan
biasanya ditampilkan dalam bentuk diagram hubungan antara tegangan
dan regangan.
Berikut hasil Uji Kuat Tarik Baja Tulangan dapat dilihat pada Tabel
3.16

LAPORAN PKL JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2019 82


BAB III TINJAUAN PELAKSANAAN PROYEK

Tabel 3. 16 Hasil Pengujian Tarik Baja Tulangan


No Benda Diameter Diameter Luas Panjang Panjang Elongasi Beban Kekuatan Beton Kekuatan Tes
Test Uji Aktual Nominal Penampang Awal Akhir (%) Luluh Luluh Maks Tarik Tekuk
(mm) (mm) Nominal (mm) (mm) (kg) Nominal (kg) Nominal 180°
(mm²) (kg/mm²) (kg/mm²)
1 Bj Ulir 12,37 13 132,72 150 178 18,7 2.900 47 8.200 62 OK
2 Bj Ulir 15,67 16 201,06 150 182 21,3 6.200 44 12.500 62 OK
3 Bj Ulir 24,57 25 490,87 150 188 25,3 23.000 47 31.000 63 OK
4 Bj Ulir 31,29 32 804,25 150 189 26 37.000 46 50.000 62 OK

LAPORAN PKL JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2019 83


BAB III TINJAUAN PELAKSANAAN PROYEK

3.2.3 Pengawasan Terhadap Kesehatan, Keselamatan Kerja dan


Lingkungan (K3L)
Tenaga kerja merupakan komponen terpenting dalam kemajuan
proses konstruksi, maka dari itu keselamatan tenaga kerja harus diperhatikan
setiap harinya, sebelum dan sesudah pekerjaan semua tenaga kerja yang turun
ke lokasi konstruksi wajib memakai alat pengaman diri yang terdiri dari helm
proyek, safety vest dan safety shoes untuk keselamatan diri sendiri.
Pengawasan tenaga kerja ini diwujudkan dengan organisasi
pengendalian K3 yang mempunyai personel-personel yang kompeten
menangani pengawasan terhadap tenaga kerja yang melanggar aturan
mengenai perlengkapan K3. Salah satu usaha pencegahan kecelakaan yaitu
dengan memasang rambu K3 di sekitar lokasi proyek yang dapat dilihat pada
Gambar 3.67 Gambar 3.68

Gambar 3. 67 Rambu K3 Untuk Arah Jalan

Gambar 3. 68 Bentuk, Simbol, Warna dan Arti Rambu-Rambu K3 Yang


Berlaku

LAPORAN PKL JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2019 84


BAB III TINJAUAN PELAKSANAAN PROYEK

a) Safety Induction
Safety Induction adalah pelatihan yang dilakukan oleh Inspektor K3
tentang Kesehatan dan Keselamatan Kerja untuk tamu maupun pekerja
baru yang berada di lokasi pekerjaan. Safety Induction bertujuan untuk
menginformasikan potensi bahaya yang mungkin terjadi selama
pekerjaan berlangsung sehingga menimbulkan kecelakaan agar timbul
kesadaran untuk memerhatikan kesehatan dan keselamatan kerja selama
di lokasi pekerjaan. Dapat dilihat pada Gambar 3.69

Gambar 3. 69 Safety Induction Pada Seluruh Pihak Yang Terlibat di Proyek

b) Tool Box Meeting


Tool Box Meeting adalah pengarahan yang dilakukan sebelum
pekerjaan dimulai. Biasanya wajib diikuti oleh peserta K3 untuk
memberikan arahan pencegahan di lapangan pada saat proses
pelaksanaan pekerjaan. Tool Box Meeting dilakukan setiap hari pada pagi
hari dapat dilihat pada Gambar 3.70

LAPORAN PKL JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2019 85


BAB III TINJAUAN PELAKSANAAN PROYEK

Gambar 3. 70 Tool Box Meeting Oleh Inspektor K3


c) Inspeksi Alat
Inspeksi alat biasanya dilakukan sebelum menggunakan alat pada
pekerjaan yang akan dilakukan. Bertujuan untuk memastikan agar alat
tidak menjadi penyebab terjadinya kecelakaan di lapangan dapat dilihat
pada Gambar 3.71

Gambar 3. 71 Inspeksi Alat Pada Excavator Yang Akan di Gunakan

d) Tertib APD (Alat Pelindung Diri)


Alat Pelindung Diri (APD) merupakan bagian penting dari pekerjaan
konstruksi yang bertujuan untuk melindungi seluruh bagian tubuh dari

LAPORAN PKL JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2019 86


BAB III TINJAUAN PELAKSANAAN PROYEK

kemungkinan terjadinya kecelakaan atau potensi bahaya di lapangan.


APD wajib digunakan oleh seluruh pihak yang terlibat di area proyek.
Berikut adalah Alat Pelindung Diri yang Digunakan pada Proyek dapat
dilihat pada Tabel 3.17
Tabel 3. 17 Alat Pelindung DIri
NO NAMA GAMBAR KETERANGAN
1 Helm Proyek Melindungi
kepala dari
material yang
berpotensi jatuh

2 Safety Vest Mengurangi


resiko kecelakaan
ketika bekerja di
malam hari

3 Safety Shoes Melindungi dari


material yang
membahayakan
kaki

4 Sarung Tangan Melindungi


tangan dari kontak
langsung dengan
material panas
atau tajam

LAPORAN PKL JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2019 87


BAB III TINJAUAN PELAKSANAAN PROYEK

5 Helm Las Melindungi mata


dari cahaya las

6 Sepatu Karet Melindungi kaki


pada pekerjaan di
area basah

e) Housekeeping / Pembersihan Lingkungan Setelah Pekerjaan


Housekeeping adalah pekerjaan yang dilakukan sesudah atau sebelum
pekerjaan dimulai. Biasanya ketika pekerjaan sudah selesai maka lokasi
pekerjaan yang digunakan harus dibersihkan kembali dari kotoran sisa
bahan dan alat dapat dilihat pada Gambar 3.72 Gambar 3.73

Gambar 3. 72 Pembersihan Badan Jalan Dari Kotoran Sisa Pekerjaan Yang Sudah
Selesai

LAPORAN PKL JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2019 88


BAB III TINJAUAN PELAKSANAAN PROYEK

Gambar 3. 73 Pemungutan Sampah Setelah Pekerjaan Selesai

3.2.4 Pengawasan Terhadap Waktu / Time Control


Pengawasan terhadap waktu dikontrol dengan kurva S. Bila ada
keterlambatan pekerjaan dari waktu yang semestinya maka pihak pengawas
akan melakukan tindakan peneguran pada pihak kontraktor. Fungsi dari
pengendalian waktu adalah untuk mengontrol pelaksanaan di setiap
pekerjaan dengan membandingkan bobot persentase kurva S dan persentase
yang sudah direalisasikan dilapangan serta untuk membayar biaya angsuran
berdasarkan perjanjian dari persentase realisasi volume pekerjaan. Dapat
dilihat kurva S pada Lampiran II.

LAPORAN PKL JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2019 89


BAB IV PERMASALAHAN DAN SOLUSI

BAB IV
PERMASALAHAN DAN SOLUSI

4.1 Permasalahan Pada Pelaksanaan


Pada saat pelaksanaan banyak sekali kemungkinan terjadinya masalah pada
proses pekerjaannya dan bisa disebabkan oleh banyak faktor, permasalahan yang
berhubungan dengan pekerjaan di lapangan dapat di lihat pada Tabel 4.1
Tabel 4. 1 Permasalahan Teknis Pada Saat Pelaksanaan dan Solusinya
NO. MASALAH PENYEBAB DAMPAK SOLUSI
1. Kerusakan pada Gigi Core Penggunaan Hasil Pergantian gigi
core bucket pengeboran core di
sudah melebihi tidak lapangan
usia alat sempurna menggunakan
las gas

2. Selang Pipa Hidrolik Bocor Mesin bor tidak Mesin bor Mengganti pipa
kuat memompa menjadi hidrolik
beban tekanan panas dan
air karena tidak bisa
lapisan tanah digunakan
keras

4.2 Permasalahan Pada Pengawasan


Kemungkinan terjadinya masalah pada saat pengawasan juga bisa saja
terjadi, biasanya disebabkan oleh kelalaian sumber daya manusianya dapat
dilihat pada Tabel 4.2

LAPORAN PKL JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2019 90


BAB IV PERMASALAHAN DAN SOLUSI

Tabel 4. 2 Permasalahan Pada Saat Pengawasan di Lapangan dan Solusinya


NO. MASALAH PENYEBAB DAMPAK SOLUSI
1. Pekerja tidak menggunakan Kurangnya Dikhawatirkan Menegur
APD pada saat pengeboran pengawasan pekerja akan pekerja agar
dari mengalami mematuhi
kontraktor luka parah aturan yang
dan ketika terjadi ada untuk
kedisipilinan kecelakaan. menggunakan
dari pekerja APD.
itu sendiri.

2. Tulangan Bored Pile berkarat Tulangan Tulangan Mengganti


diletakkan berkarat tulangan atau
ditempat menyimpan
terbuka tanpa tulangan
ditutupi atau diruangan
diberi alas tertutup atau
diberi terpal

LAPORAN PKL JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2019 91


BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V
KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan pengamatan dari kegiatan Pratek Kerja Lapangan Proyek Jalan
Lingkar Timur Jatigede Bored Pile Jembatan Cinambo dan Pile Cap Jembatan
Cipangerekan pada tanggal 15 Juli – 30 Agustus 2019 dapat diambil beberapa
kesimpulan sebagai berikut:
1. Menyelesaikan kegiatan Praktek Kerja Lapangan 15 Juli sampai 30 Agustus.
2. Mendapatkan pengetahuan mengenai metode pelaksanaan
• Bored pile yang mempunyai kedalaman 15 m dengan diameter 0,8
m dan selimut beton 0,075 m. Dibuat dari bahan tulangan D 13, D
32, nilai Slump Test 15,5 cm dan beton ready mix mutu f’c 30 dengan
volume 9 m3.
• Pile cap yang berdimensi 9,7 m x 4 m x 1,1 m dengan selimut beton
bawah 0,1 m dan selimut atas/samping 0,075 m. Dibuat dari bahan
tulangan D 13, D 16, D 25, nilai Slump Test 11,8 cm dan beton ready
mix mutu f’c 30 dengan volume 45 m3.
3. Mendapatkan pengetahuan tentang solusi dari permasalahan yang ada pada
pekerjaan bored pile dan pile cap di lapangan.
5.2 Saran
Secara garis besar pelaksanaan proyek sudah bisa dinilai baik walaupun
masih terdapat kekurangan. Adapun saran yang bisa di sampaikan kepada pihak
pelaksana adalah.
1. Pengawasan terhadap pekerja perlu lebih diperhatikan.
2. Pemeliharaan rutin alat berat untuk melancarkan jalannya pekerjaan.

LAPORAN PKL JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2019 92

Anda mungkin juga menyukai