I. REFERENSI
1. SNI 03-4142-1996 : Metode Pengujian Jumlah Bahan Dalam Agregat
Lolos Saringan no. 200
2. Spesifikasi Umum Bina Marga 2010 Revisi 3
II. TUJUAN
Nilai Bahan Lolos no.200 dari Agregat adalah presentase berat bahan yang
lolos no.200 dari suatu agregat setelah melalui pencucian sampai jernih yang
diperbandingkan dengan berat bahan total.
Untuk mengetahuai kadar lumpur pada agregat kasar dan agregat halus
dapat dihitung dengan cara:
W 1−W 2
Kadar Lumpur ( % ) = ×100 %
W1
Digunakan
Ukuran ayakan
untuk
1 Ayakan 2.36 mm dan 1.18
mm memisahkan
butiran agregat
Alat pengering
benda uji yang
Alat untuk
3 Oven dilengkapi alat mengeringkan
aggregat
pengatur suhu
Untuk
4 Ketelitian 0.001 menimbang
Timbagan
benda uji
Untuk
Terbuat dari mengambil
5 Sendok
Alumunium agregat yang
Agregat
akan diuji
untuk
membersihkan
6 sisa – sisa
Kuas
Kuas agregat pada
pan.
Alat pemisah
Berukuran besar
7 Sampel agregat kasar
dengan tinggi
splitter dan halus secara
±48 cm
merata
2. Bahan
3 Air Secukupnya
V. PROSEDUR PENGUJIAN
1. Siapkan semua peralatan yang akan digunakan dan pastikan semuanya dalam
kondisi baik.
2. Ambil sample oven agregat. Lakukan sampling dengan metode RIFFLE
SAMPLER menggunakan alat sample splitter.
3. Lalu timbang agregat ( W1 ).
5. Masukan air kedalam ember, sehingga benda uji terendam, kemudian aduk
benda uji dalam ember.
7. Ulangi langkah ini beberapa kali sampai air cucian (bilasan) dalam ember
tampak jernih.
8. Tampung butiran-butiran yang tertinggal di atas susunan ayakan dan ember,
lalu keringkan butiran / aggregat tersebut dalam oven dengan suhu 110 0
C
sampai menjadi berat tetap selama ± 24 jam.
VII. KESIMPULAN
7.1. Kesimpulan
1. Agregat kasar pada pengujian tidak dapat dijadikan sebagai bahan
campuran beton karena kadar lolos No. 200 adalah 1,10 %
2. Agregat halus pada pengujian tidak dapat dijadikan sebagai bahan
campuran beton karena kadar lolos No. 200 adalah 5,48 %
7.2. Saran