I. REFERENSI
BS 812-110:1990 (Penentuan Nilai Penghancur Agregat)
ASTM C 188 (Metode Uji Standar untuk Semen Hidrolik)
II. TUJUAN
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui kekerasan/kekuatan agregat kasar
dengan cara memberi tekanan pada benda uji memakai aturan Standar British
sehingga didapat penentuan sifat agregat kasar berdasarkan kekerasannya
sebagai penggunaan bahan campuran beton.
III. DASAR TEORI :
Pada umumnya kekerasan dan elastisitas agregat tergantung dari jenis
batuan, susunan mineral, dan struktur butir/kristal-nya. Kekerasan agregat
sangat berpengaruh pada kekuatan beton. Untuk membuat beton yang
berkuatlitas tinggi, maka dibutuhkan agregat dengan mutu kekerasan yang
tinggi. Tingkat kekerasan agregat diperoleh dengan cara pengujian
menggunakan bejana tekan untuk agregat.
Pengujian ini dilakukan berdasarkan peraturan dalam British Standard
karena ayakan yang digunakan adalah ayakan standar (10mm dan 14mm).
Pengujian ini menggunakan agregat kasar yang lolos saringan ayak 15 (10mm)
yang telah dicuci agar kadar lumpur yang dikandungnya sedikit dan berrsih
dari kotoran, serta agregat telah dikering oven selama 24 jam untuk
menghiangkan kadar air sehingga beratnya tetap. Uji kekerasan ini
menghasilkan data berupa persentase berat butiran ayakan 2,36mm setelah
mengalami tekanan 400kN.
Persentase dari agregat yang tembus 2,36mm dari hasil pemeriksaan
keekrasan agregat kasar untuk pembuatan beton yang digunakan sebagai
struktur adalah sebagai berikut.
Table 1. Pemakaian Agregat
No. % Agregat Tembus Ayakan 2,36mm Pemakaian
1 <30 Beton Tahan Aus
2 30-40 Beton Biasa
3 >40 Bukan untuk beton
Beton tahan aus adalah beton yang tahan terhadap gesekan. Biasanya beton
ini digunakan pada konstruksi yang rawan terhadap gesekan. Misalnya jalan
beton, dermaga, dan bandara.
Rumus=W1-W2 x 100%
W1
Untuk menghilangkan
6 Oven Pengering
kadar air pada benda uji
Untuk mereatakan
10 Stemple Penekan permukaan dan menekan
benda uji
2. Bahan
Table 3. Bahan Uji Kekerasan Agregat
No. Nama Bahan Gambar Keterangan
lolos saringan ayak 15
(10mm) yang telah dicuci
1 Agregat Kasar
dan dikering oven hingga
beratnya tetap.
V. PROSEDUR PENGUJIAN
1. Siapkan Agregat kasar yang telah dicuci dan dikering oven hingga mencapai
berat tetap dan saring dengan dengan ayakan 15 (10mm)
Gambar 1
2. Timbang berat bejanan silinder dan pelatnya
Gambar2
3. Beri tanda setebal kop perata (2,5cm) dan tandai kedalaman silinder menjadi 3
bagian
Gambar 3
4. Masukan agregat hingga penanda yang pertama dan padatkan dengan batang
pemadat dengan cara dijatuh bebaskan sebanyak 25 kali, lakukan hingga
mencapai tanda yang ketiga
Gambar 7 Gambar 8
6. Timbang berat agregat+bejana silinder+pelatnya. Berat yang didapat dikurangi
dengan berat bejana dan plat hingga mendapatkan berat agregat W1
Gambar 9
Amira Labibah 2A-TKG/01 23/09/2022
LABORATORIUM UJI BAHAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
Jl. Gegerkalong Hilir Ds. Ciwaruga Kotak Pos 6468 BDCD Tlp. (022) 2013789, Ext. 266 Bandung
7. Letakan stemple penekan pada bejana, dan letakan pada mesin penekan, beri
tekanan bertahap hingga 400kN dalam 10 menit
Gambar 10 Gambar 11
8. Keluarkan agregat dari bejana
Gambar 12
9. Saring agregat menggunakan ayakan 2.36mm
Gambar 13
10. Cuci bersih agregat lalu kering oven hingga mencapai berat tetap
Gambar 14 Gambar 15
11. Timbang, dan catat beratnya (W2)
Gambar 16
VI. DATA DAN PERHITUNGAN
Table 4. Hasil Pengujian
Nomor Contoh I II
Berat benda uji
W1 2587 2519,2
(gram)
Berat uji tertahan
ayakan 2,36 mm,
W2 2020,7 2002,5
setelah ditekan 400
kN (gram)
Kadar butir lolos W1 – W2 x 100% 19 20
ayakan 2,36 mm (%) W1 19,2
VII. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil perhitungan didapatkan persentase agregat sebesar 19,2%
maka berdasarkan Standar British dapat disimpulkan bahwa agregat bisa digunakaan
untuk beton tahan aus
Bandung, 2022
Pembimbing Kelompok Praktikan,