I. REFERENSI
1. ASTM C. 78, Standard Test Method for Flexual Strength of Concrate (Using
Simple Beam Third-Point Loading)
2. ASTM C. 293, Standard Test Method for Flexual Strength of Concrate (Using
Simple Beam with Center-Point Loading)
3. ASTM C. 31, Standard Practice for Making and Curing Concrate Test Specimens in
the field
II. TUJUAN
Untuk menentukan besarnya kemampuan beton menerima beban lentur
maksimum, sesuai dengan prosedur pengujian yang digunakan.
III. DASAR TEORI
Kuat lentur beton merupakan nilai lentur max dari beton biasa (tanpa ada tulangan)
yang diletakan diatas tumpuan kemudian dibebani pada setiap 1/3 dari bentang sehingga
menghasilkan momen lentur yang mengalihkan tegangan-tegangan tari dan tegangan-
tegangan tekan pada bagian bawah dan bagian atas balok. Balok tersebut akan patah
akibat tegangan tarik dari kekuatan lentur yang dihasilkan.
- Kekuatan lentur (ML) beton = (0.11-0.23) f’c (Concrate mix design quality control
& specification)
- F’c = Kuat tekan benda uji beton silinder (MPa)
Untuk menghitung besar kuat lentur atau kekuatan lentur (ML) berdasarkan dua
beban terdapat rumus :
𝑀𝑚𝑎𝑥
𝐾𝑢𝑎𝑡 𝐿𝑒𝑛𝑡𝑢𝑟 =
𝑤
Dimana :
𝑀𝑚𝑎𝑥 = 𝑅𝑎 × 𝐿
𝑃𝐿 𝐿
= ×
2 3
𝑃𝐿
=
6
𝑏ℎ²
𝑊= 6
𝑃𝐿
𝑀𝐿 = 6 2
𝑏ℎ
6
𝑃𝐿
=
𝑏ℎ²
Keterangan :
ML = KuatLentur
P = Beban lentur maksimum
L = Panjang bentang (mm)
b = Lebar balok (mm)
h = Tebal/tinggi balok (mm)
F’c = Kuat tekan silinder beton selama 28 hari
W = Momen tahanan (mm³)
Mmax = Momen maksimum (Nmm)
Besar kuat lentur beton teoritis menurut ACI 319-83
𝑀𝑅 = √𝐹 ′ 𝑐 𝑀𝑝𝑎
2. Timbangan
3. Meteran
Digunakan untuk mengukur Panjang
benda uji dalam satuan m dan cm
4. Lap
4.2. Bahan
a. Benda uji beton bertulang berbentuk kubus dari campuran beton segar yang ada dalam
mesin pengaduk, komposisi bahan sesuai dengan hasil perancangan campuran beton
V. PROSEDUR PENGUJIAN
Pembuatan benda uji
2. Posisikan baja tulangan tepat dibagian tengah cetakan dengan posisi tetap vertical
sampai pengisian beton segar selesai
3. Isi cetakan dengan adukan beton segar masing-masing : untuk slump > 75 mm
sebanyak 3 lapis tiap lapis ditumbuk sebanyak 25 kali secara merata, untuk slump
< 25 mm digetar sebanyak 2 lapis, tiap lapis digetar selama 10-15 detik, dan untuk
slump antara 25-75 mm dapat dilakukan penumbukan atau penggetaran dengan
catatan beton tidak terjadi segregasi dan bleeding.
5. Letakan cetakan di ruang yang lembab dan bebaas dari getaran sampai ± 24 jam,
kemudian buka cetakan dan keluarkan benda uji
6. Lakukan perawatan benda uji dengan cara perendaman dalam air pada suhu normal
atau disimpan di ruang yang lembab sampai waktu yang ditentukan (ASTM C551).
2. Ambil benda uji dari tempat penyimpanan, lalu bersihkan benda uji dengan
menggunakan lap
3. Tentukan garis bidang patah sampel beton dengan mengukur Panjang sampel beton,
Jarak bidang patah yaitu ¼ x Panjang sampel, garis pertama dan kedua bidang patah
berada diantara as sampel beton dengan jarak sesuai bidang patah, lalu lanjutkan
garis ketiga dan keempat di sisi kiri dan kanan dengan jarak yang sama sengan jarak
bidang patah
4. Masukan sampel beton, lalu atur posisi sampel dan kencangkan baut pengunci
6. Pompa alat tersebut untuk menekan sampel beton sampai beton patah.
8. Keluarkan sampel beton yang telah diuji lihat posisi bidang patah beton, Jika berada
diantara garis bidang patah tengah maka sampel beton aman/kuat
VII. KESIMPULAN
Dari hasil pengujian didapatkan data-data lalu dilanjutkan dengan proses perhitungan
atau pengolahan data didapatkan kuat lentur rata-rata sebesar 3802.07 kg/cm² atau
372.86 MPa dan kuat lentur teoritis (28 hari) sebesar 17.58 kg/cm² atau 5.51 MPa