Anda di halaman 1dari 6

I.

REFERENSI
1. ASTM C. 78, Standard Test Method for Flexural Strength of Concrete (Using
Simple Beam with Third-Point Loading)
2. ASTM C. 31, Standard Practice for Making and Curing Concrete Test Specimens in
the Field
3. SNI 03-4431-1997, Metode Pengujian Kuat Lentur Beton

II. TUJUAN
Untuk menentukan besarnya kemampuan beton menerima beban lentur
maksimum (MPa).

III. DASAR TEORI

Kuat lentur beton merupakan nilai lentur max dari beton biasa ( tanpa ada tulangan )
yang diletakkan diatas dua tumpuan kemudian dibebani pada setiap 1/3 dari bentang
sehingga menghasilkan momen lentur yang mengalihkan tegangan – tegangan tarik
dan tegangan – tegangan tekan pada bagian bawah dan bagian atas balok tersebut.
Balok tersebut patah akibat tegangan tarik dari kekuatan lentur yang dihasilkan. Third
Point Loading dilakukan karena implementasi pada perkerasan jalan, dimana jalan
akan dilalui kendaraan yang bebannya terletak antara jarak rodanya.
Untuk menghitung besar kuat lentur atau modulus of rupture beton berdasarkan dua
beban digunakan rumus :

M max
Kuat Lentur (lt) = W

Dimana :
PL
Mmax = 6
1
W = 6 b h2
1 1
/2P /2P

PL
6
bh 2
lt = 6 1
/2P 1
/2P
1 1 1
/3L /3L /3L

1
/6 PL
PL
2
lt = bh
Diagram Momen

lt = Kuat lentur


P = Beban Lentur Maksimum
L = Panjang Bentang (mm)
b = Lebar Balok (mm)
h = Tebal/tinggi balok (mm)
f`c = Kuat tekan balok beton selama 28 hari
W = Momen Tahanan (mm3)
Mmax = Momen Maksimum (Nmm)

Besar Kuat lentur beton Teoritis Menurut ACI 319-83 dapat dihitung dengan
persamaan sebagai berikut :

lt = 0,94 f cc MPa


,
IV. ALAT DAN BAHAN
Alat
No Nama Gambar Keterangan

Mesin Uji Kuat


1. Untuk uji kuat lentur
Lentur

Alat untuk menghitung


2. Timbangan
berat benda uji

Untuk mengukur
3. Jangka Sorong
dimensi benda uji

BAHAN
No. Nama Gambar Keterangan

Dengan ukuran
1. Beton Keras (10×10×50) cm, umur 28
hari.
2. Spidol Untuk menandai benda uji

V. PROSEDUR PENGUJIAN
1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
2. Timbang benda uji dan ukur dimensi benda uji menggunkan jangka sorong, catat.

3. Ukur sesuai ketentuan gambar dibawah dan tandai dengan menggunakan spidol.

4. Letakkan benda uji pada tumpuan mesin penekan.


5. Masukkan data benda uji pada mesin uji kuat lentur, lakukan pembebanan pada
titik yang telah ditandai.

6. Pengujian akan berhenti saat beban mencapai maksimum yaitu ditandai dengan
balok tersebut patah, kemudian akan keluar hasil pengujian berupa data dalam
print out kertas.

7. Gambar garis keretakan pada benda uji, lalu hitung kuat lentur hasil pengujian dan
bandingkan dengan kuat lentur secara teoritis.
VI. DATA DAN HASIL PENGUJIAN

Beban Kuat
Kode Berat(w) Volume Lentur Lentur
Umur Dimensi (mm) Luas (mm²)
Benda (kg) (mm³) Maksimum Teoritis
(hari)
Uji (kN) (MPa)
b h l
C2 28 102.16 101 499.6 10.9 103.1816 5154952.736 6.77 3.2
C3 28 101.6 100 503.2 10.822 101.6 5112512 8.809 4.4
SF2 28 98 100.4 499.6 11.0195 98.392 4915664.32 9.576 4.8
SF3 28 102.58 101.48 503 11.0505 104.098184 5236138.655 8.68 4.1

VII. KESIMPULAN
Dari pengujian benda uji kuat terhadap lentur pada concrete dan concrete SF dapat
ditarik kesimpulan bahwa untuk Concrete dengan gradasi 2 dan gradasi 3 yang
memiliki kekuatan lentur lebih tinggi adalah pada concrete gradasi 3 sedangkan pada
benda uji concrete SF gradasi 2 dan 3 bahwa yang memiliki kekuatan lentur lebih
tinggi adalah pada concrete SF gradasi 2

Anda mungkin juga menyukai