Anda di halaman 1dari 9

TUGAS II

Ikatan Kimia dengan Contoh Komponennya

Untuk Memenuhi Tugas

Mata Kuliah Stuktur dan Sifat Material

Disusun Oleh:

Aldian Ghani Rahman 21050118130114

DEPARTEMEN TEKNIK MESIN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2019
A. Ikatan Kovalen:
Ikatan yang terjadi antar unsur non-logam, yaitu unsur yang mempunyai
keelektronegatifan yang besar. Selain itu juga, terdapat pemakaian elektron bersama
sehingga membentuk ikatan kovalen.
Contoh:
1. Metana (CH4)

2. Molekul air (H2O)

3. Karbon Dioksida (CO2)

B. Ikatan Ion:
Ikatan yang terbentuk antara atom yang melepaskan elektron (logam) dengan atom
yang menangkap elektron (non-logam).
Contoh:
1. KCl
19K =2881
17Cl =287

K+ + Cl- → KCl

2
2. Magnesium Klorida (MgCl2)
12Mg = 2 8 2
17Cl =287

Mg2+ + 2Cl- → MgCl2

3. CaS
20Ca =2882
16S =286

Ca2+ + S2- → CaS

C. Ikatan Logam:
Ikatan yang melibatkan gaya tarik elektrostatik di antara elektron konduksi yang
dikumpulkan di dalam suatu awan elektron/lautan elektron dari ion logam bermuatan
positif.

Contoh:
1. Tembaga (Cu)
2. Perak (Ag)
3. Alumunium (Al)

D. Gaya Van der Wals:


Gaya van der wals merupakan gaya tarik menarik antar molekul (antar kutub) dalam
senyawa yang berikatan kovalen.
Contoh:
1. CH4
2. C2H
3. C3H6
4. C4H10
5. Br2
6. I2

3
Tugas 3
Sifat & Struktur Material

Disusun Oleh :
Aldian Ghani Rahman
21050118130114

DEPARTEMEN TEKNIK MESIN


UNIVERSITAS DIPONEGORO
2019

1
1. Pengujian Uji Tarik
ASTM D 638-03 dengan jenis specimen tipe II

Prosedur:
a) Pembuatan specimen sesuai dengan bentuk dan ukuran yang diinginkan
b) Mengondisikan specimen sesuai standar ASTM D 638-03 sebelum
dilakukan pengujian tarik
c) Mesin yang digunakan adalah mesin uji tarik dengan tipe mesin Tensile
Strength Tester KT-7001-AZ dengan kalibrasi terakhir pada 21 Agustus 2008
maksimum beban 500 kg, ketelitian 0,05 kg, kecepatan : 5, 50, 75,100 mm/menit.
d) Sebelum melakukan pengujian, lebih dulu ruangan di seting dengan
temperaturruang 23°C dan kelembaban 50%
Perhitungan:

a) Kekuatan tarik maksimum, beban maksimum yang dibagi luas penampang


awal benda uji
𝑃𝑚𝑎𝑥
S𝑢 =
𝐴0
𝑆𝑢 : Kekuatan tarik maksimum (Kg/mm2)
𝑃𝑚𝑎𝑥 : Beban maksimum (Kg)
𝐴0 : Luas penampang awal benda uji (mm2)

b) Kekuatan luluh, titik yang menunjukkan perubahan deformasi plastis


𝑃𝑦
Y𝑠 =
𝐴0
𝑌𝑠 : Besar tegangan luluh (Kg/mm2)
𝑃𝑦 : Beban di titik yield (Kg)
𝐴0 : Luas penampang awal benda uji (mm2)

2
2. Pengujian Uji Tekan
ASTM D 695

Prosedur:
a) Ukur lebar dan ketebalan specimen, tentukan dan catat nilai minimal luas
penampang dan Panjang sampel.
b) Letakkan sampel pada antara permukaan pada mesin uji tekan, pastikan
sampel dalam kondisi lurus tidak miring serta berada tepat ditengah area
pembebanan.
c) Atur permukaan alat penekan pada mesin hingga bersentuhan dengan
permukaan sampel.
d) Berikan beban tekan pada material hingga material mengalami patah.

Gambar 1.1 Compressive tools pada uji tekan

Perhitungan:

a) Compressive strength, nilai kekuatan tekan maksimum yang dapat diterima


oleh area penampang terkecil specimen selama pengujian dalam satuan
MPa.
𝐹𝑐
σ𝑐 =
𝐴
Keterangan :
σ𝑐 : Compressive strength (MPa)
Fc : Beban Tekan Newton
A : Luas Penampang terkecil specimen (mm2)

3
b) Compressive strain, nilai regangan material komposit dalam satuan
(mm/mm). nilai regangan didapat dengan cara membagi pengurangan
panjang specimen dengan panjang awal.
𝑙𝑖 − 𝑙0 ∆𝑙
Є= =
𝑙0 𝑙0
Keterangan :
Є : Regangan (mm/mm)
𝑙𝑖 : Deformasi (mm)
𝑙0 : Panjang awal (mm)
∆𝑙 : Pertambahan Panjang (mm)

3. Pengujian Uji Bending


ASTM D790 – 02

Prosedur:
a) Mempersiapkan benda uji.
b) Menentukan titik tumpuan dan titik tengah benda uji dengan memberi
tanda garis.
c) Menentukan besarnya beban yang digunakan.
d) Meletakkan spesimen pada meja mesin pengujian bending dengan jarak
tumpuan dan titik tengah yang telah ditentukan.
e) Putar handle sampai beban menyentuh benda uji dan manometer indikator
menunjukkan angka nol.
f) Tentukan putaran jarum penentu waktu untuk pencatatan beban
selanjutnya.
g) Catat hasil pengujian bending setiap putaran yang telah ditentukan.
h) Menentukan harga bending.
Perhitungan :
a) Three point bending
𝑀. 𝑐
σ𝑐 =
𝐼

Keterangan :

𝜎 : Tegangan Normal (MPa)


𝑀 : Momen lentur di penampang melintang yang ditinjau
𝑐 : Jarak dari sumbu netral ke elemen yang ditinjau
𝐼 : Momen inersia penampang

4
b) Four point bending
3𝐹𝐿
𝜎=
4𝑏𝑑 2
Keterangan :

𝜎 : Tegangan Bending (Mpa)


F : Beban / Load (N)
L : Panjang Span / Support Span (mm)
b : Lebar / Width (mm)
d : Tebal / Depth (mm)

4. Pengujian Uji Puntir


ASTM E 143

Prosedur :

a) Ukur dimensi dari specimen


b) Ukur harga kekerasan awal
c) Pilih beban momen puntir skala penuh pada mesin uji puntir.
d) Tentukan kecepatan puntiran dan kecepatan kertas
e) Letakkan spesimen pada mesin uji puntir dan pastikan spesimen terpasang
dengan
kuat
f) Beri tanda pada spesimen dengan tinta atau tip-ex
g) Jalankan mesin uji puntir,
h) Perhatikan perubahan yang terjadi pada pena dan kertas perekam data
i) Saat spesimen patah, lepaskan spesimen dari mesin uji puntir
j) Ukur diameter di tempat patahan dan daerah deformasi plastis

Perhitungan :

𝜎𝑚
𝐾𝑇 =
𝜎𝑛

𝜎𝑚 : Tegangan maksimum nyata (pada takikan)


𝜎𝑛 : Tegangan maksimum nominal (digunakan jika tanpa takik)

Anda mungkin juga menyukai