Disusun Oleh:
1. Bagus Putra Mahardika (21050118120014)
2. Faras Sugeng Yulianto (21050118130091)
3. Aldian Ghani Rahman (21050118130114)
4. Yahya Fikri Dwiyanto (21050118110002)
5. Fitra Nur Huda (21050118120004)
6. Tian Setiazi (21050118120003)
7. Aditya Ardiyanto (21050118120037)
8. M. Agam Julianpatria Adhi (21050118130104)
9. Abduh Bayu A. (21050118140120)
10. Alfitra Bin'arya (21050118120034)
11. Luky Hidayat (21050118120055)
12. I Gede Putu Pratama (21050118140152)
13. Muhammad Zahran Ramadhan (21050118130095)
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberi rahmat, taufik dan hidayah-
Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Shalawat dan
salam selalu tercurah kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad SAW dan para
sahabat dari dulu, sekarang hingga ahir zaman.
Dalam kesempatan ini kami mengucapkan terimakasih yang tak terhingga
kepada Bapak Drs. Slamet Subekti, M.Hum. yang telah memberikan ilmu dan
bimbingannya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini yang
berjudul “PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA” karena telah
menyelesaikan makalah yang merupakan tugas dan kewajiban kami sebagai
mahasiswa.
Dalam makalah ini kami menyadari masih banyak kekurangan dan kesalahan,
“Bahwa tidak ada jalan yang tidak berlubang” oleh karena itu dengan segala
kerendahan hati mohon kritik dan saran demi kesempurnaan makalah ini.
Akhirnya hanya kepada Allah SWT, kami berserah diri. Semoga makalah ini
dapat menambah wawasan dan member manfaat bagi semua. Amin, Ya Rabal
‘Alamiin.
Kelompok 1
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
KASUS (CURRENT ISSUES)
1
1.1 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini ialah:
1. Bagaimana sejarah perumusan pancasila?
2. Apa yang dimaksud dengan pancasila sebagai dasar Negara?
3. Apa peranan pancasila dalam ketatanegaraan Republik Indonesia?
1.3 Manfaat
Adapun manfaat makalah ini adalah:
1. Sebagai ilmu pengetahuan yang dapat membuat siswa lebih memahami
arti dari pancasila.
2. Dengan pelajaran pancasila siswa dapat mencintai negaranya sendiri.
3. Dan dapat mengetahui perbedaan-perbedaan yang ada di antara
masyarakat.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
dilaksanakan pada tanggal 29Mei-1Juni 1945, sedangkan siding kedua
dilaksanakan pada tanggal 10-16Juli 1945. Pada tahun 1947 Ir. Soekarno
mempublikasikan bahwa pada tanggal 1 Juni diperingati sebagai hari lahirnya
pancasila. Mr. Moch. Yamin dalam bukunya yang berjudul Naskah Persiapan
Undang-Undang Dasar 1945 mengemukakan pada hari pertama sidang 1, BPUPKI
tanggal 29 Mei 1945 mengenai Asas dan Dasar Negara Indonesia merdeka yang
akan dibentuk, yaitu peri kebangsaan, peri kemanusiaan, peri ketuhanan, peri
kerakyatan dan kesejahteraan rakyat. Disamping usulan secara lisan tersebut diatas,
juga mengusulkan usulan tertulis sebagai berikut:
1. Ketuhanan yang maha esa
2. Kebangsaan persatuan indonesia
3. Rasa kemanusiaan yang adil dan beradab
4. Kerakyatan yang dipimmpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia
Pada tanggal 31 Mei 1945, Prof. Dr. Soepomo juga menyusulkan mengenai
asas dan dasar negara indonesia merdeka sebagai berikut:
1. Persatuan/Nasionalisme
2. Kekeluargaan
3. Takluk pada tuhan
4. Musyawarah, dan
5. Keadilan rakyat
Pada tanggal 1 Juni 1945 Soekarno menyampaikan pidatonya pada sidang
BPUPKI. Isi pidato nya terdapat beberapa susunan terkait lima asas sebagai dasar
negara Indonesia, yaitu: Nasionalisme atau kebangkitan nasional,
Internasionalisme atau peri kemanusiaan, Mufakat atau Demokrasi, Kesejahteraan
social, dan Ketuhanan yang berkebudayaan (Lubis, 2019).
Setelah Undang-Undang Dasar 1945 berlaku kebali sebagai konstitusi di
Indonesia sejak Dekrit Presiden 5 Juli 1959, dan dasar Negara Republik Indonesia
termuat di dalam alinea ke empat Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945, yang
dinamakan dengan Pancasila. Adapun tata urutan dan rumusan pancasila yang
termuat di dalam pembukaan UUD 1945 adalah:
4
1. Ketuhanan yang maha Esa.
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan
5. Keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia.
Dengan demikian, sila ketuhanan yang maha esa memuat dimensi vertical dari
kehidupan kenegaraan, kebangsaan, dan kemasyarakatan, sedangkan sila-sila
lainnya memuat dimensi horizontal dari tiga segi kehidupan nasional itu.
Keterkaitan erat antara dimensi vertical dan dimensi horizontal dalam pancasila
adalah bahwa dimensi horizontal itu sesungguhnya adalah juga dalam kerangka
dimensi vertical, karena dimensi horizontal dan dimensi vertical ditentukan oleh
hakekat Tuhan
2.2 Pancasila Sebagai Dasar Negara
Pancasila sebagai dasar negara, artinya Pancasila dijadikan sebagai dasar untuk
mengatur penyelenggaraan pemerintahan negara. Sesuai dengan bunyi Pembukaan
Undang-Undang Dasar 1945 Alinea IV yang secara jelas menyatakan bahwa
Pancasila merupakan norma dasar atau fundamental Negara Kesatuan Republik
Indonesia. Sebagai dasar negara Pancasila dipergunakan untuk mengatur seluruh
tatanan kehidupan bangsa dan negara Indonesia, artinya segala sesuatu yang
berhubungan dengan pelaksanaan sistem ketatanegaraan Negara Kesatuan
Republik Indonesia (Febriansyah, 2017).
Negara merupakan sesuatu yang hidup, tumbuh, mekar dan dapat mati atau
lenyap. Maka pengertian dasar Negara meliputi arti basis atau fundament, tujuan
yang menentukan arah Negara, pedoman yang menentukan dan mencapai tujuan
Negara. Dalam kedudukannya sebagai dasar Negara, pancasila menetukan bahwa
Negara Indonesia adalah Negara yang menjadi pendukung antara Tuhan, manusia,
persatuan, rakyat serta adil yang merupakan penguat dasar Negara Notonagoro
(Bumi Aksara, 1996).
Pancasila sebagai dasar negara memiliki peranan yang penting dalam fungsi
kehidupan. Nilai dari pancasila akan menjadi pandangan hidup bagi bangsa
indonesia, kemudian kepribadian bangsa yang tercermin dalam sikap ataupun
5
tingkah laku masyarakat akan berkarakter sesuai dengan nilai pancasila yang ada
(Pohan, 1981).
2.3 Pancasila dalam ketatanegaraan Republik Indonesia
Kedudukan Pancasila sebagai dasar Negara Indonesia, pada hakikatnya
merupakan suatu dalam setiap aspek penyelenggaraan negara termasuk dalam
penyusunan tertib hukum di Indonesia. Maka kedudukan Pancasila sesuai dengan
yang tercantum dalam pembukaan UUD 1945 adalah sebagai sumber dari segala
sumber hukum di Indonesia, sesuai dengan yang tercantum dalam penjelasan
tentang pembukaan UUD yang termuat dalam Berita Republik Indonesia tahun II
no. 7, hal ini dapat disimpulkan bahwa pembukaan UUD 1945 adalah sebagai
sumber hukum positif Indonesia. Dengan demikian seluruh peraturan perundang –
undangan di Indonesia harus bersumber pada Pembukaan UUD 1945 yang di
dalamnya terkandung dasar filsafat Indonesia (Dosenpendidikan, 2021).
Sila dari Pancasila pada hakikatnya adalah suatu nilai. Nilai-nilai tersebut
antara lain yaitu nilai ketuhanan, nilai kemanusiaan, nilai persatuan, nilai
kerakyatan, dan nilai keadilan. Nilai itu selanjutnya menjadi sumber nilai bagi
penyelenggaraan kehidupan bernegara Indonesia. Secara etimologi, nilai berasal
dari kata value (Inggris) yang berasal dari kata valere (Latin) yang berarti kuat, baik,
berharga. Dengan demikian secara sederhana, nilai (value) adalah sesuatu yang
berguna. Nilai adalah sesuatu yang berharga, baik, dan berguna bagi manusia. Nilai
adalah suatu penetapan atau suatu kualitas yang menyangkut jenis dan minat. Nilai
adalah suatu penghargaan atau suatu kualitas terhadap suatu hal yang menjadi dasar
penentu tingkah laku manusia, karena suatu hal itu berguna (useful), keyakinan
(belief), memuaskan (satisfying), menarik (interesting), menguntungkan
(profitable), dan menyenangkan (pleasant) (Halim, 2016).
6
BAB 3
KESIMPULAN
7
BAB IV
REFERENSI