Anda di halaman 1dari 11

PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA

Disusun untuk Memenuhi Tugas Pendidikan Pancasila & Kewarganegaraan


Dosen Pengampu : Drs. Slamet Subekti, M.Hum.

Disusun Oleh:
1. Bagus Putra Mahardika (21050118120014)
2. Faras Sugeng Yulianto (21050118130091)
3. Aldian Ghani Rahman (21050118130114)
4. Yahya Fikri Dwiyanto (21050118110002)
5. Fitra Nur Huda (21050118120004)
6. Tian Setiazi (21050118120003)
7. Aditya Ardiyanto (21050118120037)
8. M. Agam Julianpatria Adhi (21050118130104)
9. Abduh Bayu A. (21050118140120)
10. Alfitra Bin'arya (21050118120034)
11. Luky Hidayat (21050118120055)
12. I Gede Putu Pratama (21050118140152)
13. Muhammad Zahran Ramadhan (21050118130095)

DEPARTEMEN TEKNIK MESIN


UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2021
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberi rahmat, taufik dan hidayah-
Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Shalawat dan
salam selalu tercurah kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad SAW dan para
sahabat dari dulu, sekarang hingga ahir zaman.
Dalam kesempatan ini kami mengucapkan terimakasih yang tak terhingga
kepada Bapak Drs. Slamet Subekti, M.Hum. yang telah memberikan ilmu dan
bimbingannya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini yang
berjudul “PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA” karena telah
menyelesaikan makalah yang merupakan tugas dan kewajiban kami sebagai
mahasiswa.
Dalam makalah ini kami menyadari masih banyak kekurangan dan kesalahan,
“Bahwa tidak ada jalan yang tidak berlubang” oleh karena itu dengan segala
kerendahan hati mohon kritik dan saran demi kesempurnaan makalah ini.
Akhirnya hanya kepada Allah SWT, kami berserah diri. Semoga makalah ini
dapat menambah wawasan dan member manfaat bagi semua. Amin, Ya Rabal
‘Alamiin.

Semarang, 2 Maret 2021

Kelompok 1

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ...................................................................................... i


KATA PENGANTAR ....................................................................................... ii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... iii
BAB 1. KASUS (CURRENT ISSUES) ............................................................. 1
1.1 Rumusan Masalah ................................................................................ 2
1.2 Tujuan Makalah ................................................................................... 2
1.3 Manfaat Makalah ................................................................................. 2
BAB 2. PEMBAHASAN ................................................................................... 3
2.1 Sejarah Perumusan Pancasila ............................................................... 3
2.2 Pancasila Sebagai Dasar Negara .......................................................... 5
2.3 Pancasila dalam ketatanegaraan Republik Indonesia ........................... 6
BAB 3. KESIMPULAN .................................................................................... 7
BAB 4. REFERENSI......................................................................................... 8

iii
BAB I
KASUS (CURRENT ISSUES)

Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah negara yang demokratis dan


berpedoman terhadap Undang-Undang Dasar 1945. Dalam Pembukaan Undang-
Undang Dasar 1945, Alinea ke empat terdapat lima sila yang menjadi pandangan
hidup bangsa Indonesia yaitu Pancasila. Bangsa Indonesia meyakini kebenaran
nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila sebagai pedoman berpikir dan
bertindak. Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila yaitu nilai ketuhanan-
keagamaan, nilai kemanusiaan, nilai persatuan, nilai kerakyatan-demokrasi dan
nilai keadilan. Pancasila adalah etika dan moral bangsa Indonesia yang secara nyata
harus diwujudkan dalam menjalankan kehidupan sehari-hari bangsa Indonesia dan
Pancasila merupakan lima asas moral yang relevan untuk di tetapkan menjadi Dasar
Negara. Karena itu, nilai-nilai Pancasila yang juga memiliki ilmu pengetahuan dari
aspek ontologi, epistemologi, dan aksiologi itu harus mampu dijadikan landasan
dasar dalam upaya mengembangkan Pancasila dan mengatasi persoalan bangsa
Indonesia (Riyanto, 2007).
Pancasila sebagai dasar Negara berarti setiap sendi-sendi ketatanegaraan pada
Negara Republik Indonesia harus berlandaskan pada nilai-nilai Pancasila. Artinya,
Pancasila harus senantiasa menjadi ruh atau power yang menjiwai kegiatan dalam
membentuk Negara. Selain itu, pancasila juga sebagai norma fundamental yang
berfungsi sebagai suatu cita-cita atau ide yang harus diwujudkan menjadi suatu
kenyataan. Wujud Pancasila sebagai konkret ialah Pancasila dalam setiap
perbuatan, tingkah laku dan sikap hidup sehari-hari.
Pancasila telah ada dalam segala bentuk kehidupan rakyat Indonesia dan
Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa perlu kita pertahankan. Karena jika
tidak, maka bangsa Indonesia mudah terpecah belah dan tidak memiliki tujuan
dalam berbangsa dan bernegara.

1
1.1 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini ialah:
1. Bagaimana sejarah perumusan pancasila?
2. Apa yang dimaksud dengan pancasila sebagai dasar Negara?
3. Apa peranan pancasila dalam ketatanegaraan Republik Indonesia?

1.2 Tujuan Makalah


Adapun tujuan dalam pembuatan makalah ini ialah:
1. Untuk mengetahui sejarah perumusan pancasila.
2. Untuk mengetahui makna dari pancasila sebagai dasar negara dan peranan
pancasila dalam ketatanegaraan Republik Indonesia.
3. Untuk menambah wawasan siswa tentang sejarah pancasila.

1.3 Manfaat
Adapun manfaat makalah ini adalah:
1. Sebagai ilmu pengetahuan yang dapat membuat siswa lebih memahami
arti dari pancasila.
2. Dengan pelajaran pancasila siswa dapat mencintai negaranya sendiri.
3. Dan dapat mengetahui perbedaan-perbedaan yang ada di antara
masyarakat.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Sejarah Perumusan Pancasila


Pancasila merupakan karunia yang tiada tara dari Tuhan Yang Maha Esa
kepada bangsa Indonesia. Pancasila menjadi sumber cahaya bagi seluruh bangsa
Indonesia dalam membangun peradaban bangsanya di masa-masa selanjutnya.
Dalam membangun bangsa, Pancsila merupakan sumber energi sebagai kekuatan
dan sekaligus sebagai pedoman dalam memperjuangkan kemerdekaan, menjadi alat
pemersatu membangun kerukunan berbangsa, dan sebagai pandangan hidup sehari-
hari bagi bangsa Indonesia (Brata & Wartha. 2017).
Pancasila sebagai dasar negara Republik Indonesia sebelum disahkannya pada
tanggal 18 Agustus 1945 oleh PPKI, nilai-nilainya telah diimplementasikan dan
mereka pada jiwa bangsa Indonesia sejak zaman dahulu sebelum bangsa Indonesia
mendirikan Negara, yang berupa nilai-nilai adat-istiadat, kebudayaan serta nilai-
nilai religious. Nilai-nilai tersebut sudah diterapkan dalam kehidupan sehari-hari
sebagai pedoman hidup. Nilai-nilai tersebut kemudian diangkat dan dirumuskan
secara formal oleh para pendiri negara untuk dijadikan sebagai dasar filsafat negara
Indonesia. Proses perumusan Pancasila sebagai dasar negara berlangsung pada
akhir masa pendudukan Jepang. Diawali dengan janji Jepang yang akan
membebaskan Indonesia, dari penjajahan yang diwujudkan dengan Kaiso
Declaration. Dalam rangka pemberian “kemerdekaan” itu pemerintah Jepang
membentuk BPUPKI (Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan
Indonesia). Melalui beberapa persidangan terbentuk rumusan dasar negara yang
tertuang dalam Piagam Jakarta, yang kemudian dilanjutkan dengan perumusan
undang-undang dasar. Setelah kekalahan Jepang, dibentuklah PPKI (Panitia
Persiapan Kemerdekaan Indonesia). Akhirnya Jepang menyerah tanpa syarat dan
kemerdekaan Indonesia diproklamirkan. Sehari kemudian, disahkanlah
undangundang dasar negara yang memuat Pancasila dalam pembukaanya
(preambule) sebagai dasar dan landasan berbangsa dan bernegara. (Nabila, 2019).
Menurut Setijo pada tahun 2006, perumusan pancasila ini melalui beberapa
persidangan yang diselenggaraakan oleh BPUPKI. Sidang BPUPKI pertama

3
dilaksanakan pada tanggal 29Mei-1Juni 1945, sedangkan siding kedua
dilaksanakan pada tanggal 10-16Juli 1945. Pada tahun 1947 Ir. Soekarno
mempublikasikan bahwa pada tanggal 1 Juni diperingati sebagai hari lahirnya
pancasila. Mr. Moch. Yamin dalam bukunya yang berjudul Naskah Persiapan
Undang-Undang Dasar 1945 mengemukakan pada hari pertama sidang 1, BPUPKI
tanggal 29 Mei 1945 mengenai Asas dan Dasar Negara Indonesia merdeka yang
akan dibentuk, yaitu peri kebangsaan, peri kemanusiaan, peri ketuhanan, peri
kerakyatan dan kesejahteraan rakyat. Disamping usulan secara lisan tersebut diatas,
juga mengusulkan usulan tertulis sebagai berikut:
1. Ketuhanan yang maha esa
2. Kebangsaan persatuan indonesia
3. Rasa kemanusiaan yang adil dan beradab
4. Kerakyatan yang dipimmpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia
Pada tanggal 31 Mei 1945, Prof. Dr. Soepomo juga menyusulkan mengenai
asas dan dasar negara indonesia merdeka sebagai berikut:
1. Persatuan/Nasionalisme
2. Kekeluargaan
3. Takluk pada tuhan
4. Musyawarah, dan
5. Keadilan rakyat
Pada tanggal 1 Juni 1945 Soekarno menyampaikan pidatonya pada sidang
BPUPKI. Isi pidato nya terdapat beberapa susunan terkait lima asas sebagai dasar
negara Indonesia, yaitu: Nasionalisme atau kebangkitan nasional,
Internasionalisme atau peri kemanusiaan, Mufakat atau Demokrasi, Kesejahteraan
social, dan Ketuhanan yang berkebudayaan (Lubis, 2019).
Setelah Undang-Undang Dasar 1945 berlaku kebali sebagai konstitusi di
Indonesia sejak Dekrit Presiden 5 Juli 1959, dan dasar Negara Republik Indonesia
termuat di dalam alinea ke empat Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945, yang
dinamakan dengan Pancasila. Adapun tata urutan dan rumusan pancasila yang
termuat di dalam pembukaan UUD 1945 adalah:

4
1. Ketuhanan yang maha Esa.
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan
5. Keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia.
Dengan demikian, sila ketuhanan yang maha esa memuat dimensi vertical dari
kehidupan kenegaraan, kebangsaan, dan kemasyarakatan, sedangkan sila-sila
lainnya memuat dimensi horizontal dari tiga segi kehidupan nasional itu.
Keterkaitan erat antara dimensi vertical dan dimensi horizontal dalam pancasila
adalah bahwa dimensi horizontal itu sesungguhnya adalah juga dalam kerangka
dimensi vertical, karena dimensi horizontal dan dimensi vertical ditentukan oleh
hakekat Tuhan
2.2 Pancasila Sebagai Dasar Negara
Pancasila sebagai dasar negara, artinya Pancasila dijadikan sebagai dasar untuk
mengatur penyelenggaraan pemerintahan negara. Sesuai dengan bunyi Pembukaan
Undang-Undang Dasar 1945 Alinea IV yang secara jelas menyatakan bahwa
Pancasila merupakan norma dasar atau fundamental Negara Kesatuan Republik
Indonesia. Sebagai dasar negara Pancasila dipergunakan untuk mengatur seluruh
tatanan kehidupan bangsa dan negara Indonesia, artinya segala sesuatu yang
berhubungan dengan pelaksanaan sistem ketatanegaraan Negara Kesatuan
Republik Indonesia (Febriansyah, 2017).
Negara merupakan sesuatu yang hidup, tumbuh, mekar dan dapat mati atau
lenyap. Maka pengertian dasar Negara meliputi arti basis atau fundament, tujuan
yang menentukan arah Negara, pedoman yang menentukan dan mencapai tujuan
Negara. Dalam kedudukannya sebagai dasar Negara, pancasila menetukan bahwa
Negara Indonesia adalah Negara yang menjadi pendukung antara Tuhan, manusia,
persatuan, rakyat serta adil yang merupakan penguat dasar Negara Notonagoro
(Bumi Aksara, 1996).
Pancasila sebagai dasar negara memiliki peranan yang penting dalam fungsi
kehidupan. Nilai dari pancasila akan menjadi pandangan hidup bagi bangsa
indonesia, kemudian kepribadian bangsa yang tercermin dalam sikap ataupun

5
tingkah laku masyarakat akan berkarakter sesuai dengan nilai pancasila yang ada
(Pohan, 1981).
2.3 Pancasila dalam ketatanegaraan Republik Indonesia
Kedudukan Pancasila sebagai dasar Negara Indonesia, pada hakikatnya
merupakan suatu dalam setiap aspek penyelenggaraan negara termasuk dalam
penyusunan tertib hukum di Indonesia. Maka kedudukan Pancasila sesuai dengan
yang tercantum dalam pembukaan UUD 1945 adalah sebagai sumber dari segala
sumber hukum di Indonesia, sesuai dengan yang tercantum dalam penjelasan
tentang pembukaan UUD yang termuat dalam Berita Republik Indonesia tahun II
no. 7, hal ini dapat disimpulkan bahwa pembukaan UUD 1945 adalah sebagai
sumber hukum positif Indonesia. Dengan demikian seluruh peraturan perundang –
undangan di Indonesia harus bersumber pada Pembukaan UUD 1945 yang di
dalamnya terkandung dasar filsafat Indonesia (Dosenpendidikan, 2021).
Sila dari Pancasila pada hakikatnya adalah suatu nilai. Nilai-nilai tersebut
antara lain yaitu nilai ketuhanan, nilai kemanusiaan, nilai persatuan, nilai
kerakyatan, dan nilai keadilan. Nilai itu selanjutnya menjadi sumber nilai bagi
penyelenggaraan kehidupan bernegara Indonesia. Secara etimologi, nilai berasal
dari kata value (Inggris) yang berasal dari kata valere (Latin) yang berarti kuat, baik,
berharga. Dengan demikian secara sederhana, nilai (value) adalah sesuatu yang
berguna. Nilai adalah sesuatu yang berharga, baik, dan berguna bagi manusia. Nilai
adalah suatu penetapan atau suatu kualitas yang menyangkut jenis dan minat. Nilai
adalah suatu penghargaan atau suatu kualitas terhadap suatu hal yang menjadi dasar
penentu tingkah laku manusia, karena suatu hal itu berguna (useful), keyakinan
(belief), memuaskan (satisfying), menarik (interesting), menguntungkan
(profitable), dan menyenangkan (pleasant) (Halim, 2016).

6
BAB 3
KESIMPULAN

Pengesahan Pancasila sebagai dasar negara ternyata memiliki perjalanan yang


cukup panjang. Bermula dari pemberian janji kemerdekaan dari jepang yaitu
dibentuknya BPUPKI (Badan Penyelidik Usaha Usaha Persiapan Kemerdekaan
Indonesia), lalu terbentuk rumusan Pancasila pada 1 Juni 1945 yang merupakan
hasil buah pikiran dari 3 tokoh penting perjuangan Indonesia, yaitu Muh. Yamin,
Mr. Soepomo, dan Ir. Soekarno. Berlanjut kedalam pembentukan panitia kecil yang
disebut “Panitia Sembilan” guna merumuskan kembali Pancasila sebagai dasar
negara sehingga terbentuk Piagam Jakarta pada 22 Juni 1945 yang menjadi rumusan
pertama Pancasila sebagai dasar negara. Setelah itu Piagam Jakarta mengalami
beberapa perubahan yang nantinya menjadi Pancasila yang kita ketahui hingga
sekarang.
Sesuai dengan bunyi Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 Alinea IV yang
secara jelas menyatakan bahwa Pancasila merupakan norma dasar atau fundamental
Negara Kesatuan Republik Indonesia. Sudah sepatutnya Pancasila menjadi dasar
kehidupan berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia. Nilai-nilai
tersebut merupakan cakupan dari nilai, norma, dan moral yang harus mampu
diterapkan oleh seluruh masyarakat Indonesia. Sebab apabila bangsa Indonesia
mengamalkan nilai-nilai tersebut maka degradasi moral dan kebiadapan akan dapat
diminimalisir yang secara tidak langsung meningkatkan keamanan serta
kesejahteraan bangsa Indonesia.
Sesuai dengan yang tercantum dalam penjelasan tentang pembukaan UUD
yang termuat dalam Berita Republik Indonesia tahun II no. 7, hal ini dapat
disimpulkan bahwa pembukaan UUD 1945 adalah sebagai sumber hukum positif
Indonesia. Pancasila sebagai dasar negara juga bisa dijadikan pedoman hidup dan
juga pedoman ketatanegaraan bangsa Indonesia dalam menerapkan hukum-hukum
yang ada di negara ini agar bisa dipatuhi oleh seluruh warga negara. Oleh karena
itu setiap warga negara harus mematuhi setiap hukum yang berlaku karena hal
tersebut merupakan hal yang berdasarkan Pancasila serta terus menerapkan nilai-
nilai Pancasila tersebut baik di daerah maupun di tingkat pusat.

7
BAB IV
REFERENSI

Brata, I. B., & Wartha, I. B. N. (2017). Lahirnya Pancasila Sebagai Pemersatu


Bangsa Indonesia. Jurnal Santiaji Pendidikan (JSP), 7(1).
Dosenpendidikan. (2021). Pancasila Dalam Konteks Ketatanegaraan.
https://www.dosenpendidikan.co.id/pancasila-dalam-konteks-
ketatanegaraan/
Febriansyah, F. I. (2017). Keadilan Berdasarkan Pancasila Sebagai Dasar Filosofis
Dan Ideologis Bangsa. DiH: Jurnal Ilmu Hukum, 13(25), 1-27.
Halim, A. (2016). Posisi Ideologi Pancasila Dalam Sistem Ketatanegaraan: Suatu
Kajian Filsafat. Law Research Review Quarterly, 2, 517-32.
Lubis, M. A. (2019). Pembelajaran PPKn di SD/MI Kelas Rendah, Jakarta:Manggu
Makmur Tanjung Lestari, pp.11-13.
Nabila, D. R. (2019). Sejarah Perumusan Pancasila Untuk Mewujudkan Identitas
Bangsa. Revitalisasi Nilai-nilai Pancasila Dalam Membangun Identitas
Bangsa, 14.
Pohan, F. (1981). Kembali Memahami Pancasila, Pandangan Hidup Bangsa
Indonesia, Surabaya: Usaha Nasional.
Riyanto, A. (2007). Pancasila Dasar Negara Indonesia. Jurnal Hukum dan
Pembangunan, 37(3).
Setijo, P. (2006). Pendidikan Pancasila Perspektif Sejarah Perjuangan Bangsa:
Dilengkapi dengan Undang-Undang Dasar 1945 Hasil Amandemen.
Grasindo.

Anda mungkin juga menyukai