2. Langkah2 Perancangan
5. Mengenal satuan
Satuan dasar, misal adalah, panjang meter, berat kilogram, waktu secon,
Satuan turunan, misal luas , kecepatan, percepatan, tekanan dll
Beberapa system satuan, CGS(centi, gram,secon), FPS(feed,pound,second),
MKS(meter,kilogram,second), SI (Sistem Internasional)
6. Penulisan singkatan satuan
Momen gaya = F x l
F = gaya yang bekerja pada benda
l = jarak tegaklurus dari titik tinjauan ke posisi garis arah gaya
Kopel = F x X
F = gaya yang bekerja pada benda (besar sama arah berbeda)
X = jarak tegak lurus antar gaya
10. Massa Jenis material
Momentum angular = I .
Kerja Work = F . x
Work = T .
Stress, = P/A
strain, = l/ l
l = perubahan panjang akibat gaya pada benda
l = panjang mula-mula benda
t = P/A
Dan pertambahan panjang terjadi sebesar l
Regangan pada benda tersebut sebesar t = l/l
P = gaya tarik aksial pada penampang benda
A = penampang benda
l = panjang mula-mula
l = penambahan panjang
5. Tegangan Tekan (compressive stress ) dan regangan tekan
c = P/A
Dan pemendekan panjang terjadi sebesar l
E = (P x l)/ (A x l)
Satuan E adalah GPa atau G N/m2
Contoh 4.1 : Sebuah sambungan rantai seperti gambar dibawah ini terdiri
dari rantai yang memiliki penampang lingkaran. Gaya tarik dibatasi
maksimum 50 kN. Hitung diameter kawat rantai tersebut, jika tegangan tarik
yang diijinkaan pada bahan tersebut sebesar 75 MPa.
Jawaban
Diketahui, P = 50 kN = 5 x 103 N
t= 75 MPa = 75 x 106 N/m2 = 75 N/mm2
Ditanyakan d=
d2 = 5 x 103 / 58.9
d = 29.13 atau d = 30
7. Tegangan Geser (shear stress) dan regangan geser
Bila sebuah benda mendapatkan dua buah gaya berlawanan yang bekerja
secara tangensial pada penampang benda, maka benda akan menderita
tegangan geser (shear stress)
Dan benda akan mengalami regangan geser (shear strain), adalah deformasi
menyudut akibat gaya geser.
A = /4 x d2
= 4 P/ ( x d2 )
Penampang area
Tegangan geser
8. Modulus Geser (Shear Modulus) atau Modulus kekenyalan
Jawaban
Diameter batang = Db
Area batang = Db2 / 4 = 0.7854 Db2
Diameter pin = Dp
Area batang = 2 x Dp2 / 4 = 1.571 Dp2
b atau c = P/(d.t.n)
P = gaya yang bekerja menekan permukaan kontak
d = diameter pasak
t = tebal plat
d.t = area proyeksi rivet pada plat
n = jumlah rivet tiap satuan panjang
pb =P/(l.d)
2. Daerah AB, daerah batas elastis, material akan kembali ke ukuran semula
bila beban dilepaskan.
3. Daerah BCD, daerah titik Yield, material mulai tidak kembali ke ukuran
semula bila beban dilepaskan, dan besar beban berubah ubah. Dan nilai
minimumnya pada titik D.
Beban puntir terjadi pada batang yang mendapat gaya kopel pada bidang
penampang parallelnya,
dan
Hubungan antara daya Poros Dan Torsi Poros adalah
Contoh 5.1. Poros meneruskan daya 100 kW pada 160 r.p.m. Hitung
diameter poros jika torsi yang diteruskan 125 % dari torsi rata-rata.
Tegangan geser yang diijinkan bahan 70 MPa.
100 x 103 = (2 N. Tmean )/60 =( 2. .160. Tmean )/60 = 16.76 Tmean
d = 81.5 mm
2. Beban Lengkung pada batang
Z = modulus tampang
Contoh 5.6. Batang poros pompa seperti gambar dibawah ini. Dengan beban
pada bagian kiri 25 kN dan kanan 35 kN, pada jarak seperti pada gambar.
Hitung diameter poros pada bagian tengah jika tegangan yang terjadi tidak
boleh lebih 100 MPa.
Momen lengkung di
C = RA x 150 = 4.263 x 106 N.mm
D = RB x 200 = 6.316 x 106 N.mm
100 = M/Z
= 6.316 x 106/ 0.0982 d3 = 64.32 106/ d3
d3 = 643.2 x 103
d = 86.3 di bulatkan 90 mm
3. Bi-Axial Stress pada batang
Batang bila mendapat beban tarik atau tekan, geser serta lengkung,
mengakibatkan terjadi resultante tegangan yang cukup komplek di dalam
batang. Untuk menyederhanakan biasa di lakukan dengan peninjauan pada
suatu bidang dua dimensi yang menderita gaya tarik atau tekan dan geser,
seperti gambar dibawah ini.
Besar tegangan dan regangan pada suatu garis EF bersudut terhadap garis
vertikal adalah
Tegangan :
Regangan :
Dua bidang prinsipel stess saling tegak lurus 90 kearah kanan, persamaan
sudutnya adalah
Bila tegangan tarik hanya satu arah (2 = 0) maka rumus diatas menjadi
Bab 9. Sambungan paku Keling (Rivets Joint)
9.1. Pengenalan
1. Sambungan Permanen
2. Sambungan Dapat Dilepas
Menyambung dua bagian agar kuat dan tegar, sambungan supaya kuat, dan
juga menjaga supaya tidak terjadi kebocoran pada sambungan.
Bahan harus kuat(tough) dan ulet (ductile), biasa memakai baja karbon
rendah atau nikel, tembaga, aluminium, atau baja
9.8 Sambungan tumpuk (Lap joint)
m = 1.5 d
p = pitch rivet
t = tebal plat
Jarak diagonal
Total Moment
Besar R6
Bab 10 Sambungan Las
Harga Maksimum
Kerugian
5. Ulir Metrik
6. Hubungan Mur dan Baut
11.6. Tipe sambungan dengan baut pengencang
2. Baut cap, jenis baut tab dengan ukuran yang lebih kecil, memiliki kepala
dengan bentuk yang bermacam-macam
1. Lock nut
3. Pin pengunci
4. Pengunci dengan Plat dan Pegas
Contoh M6-8d
11. 9. Ukuran Standart Ulir metrik
Pi = 2840 d N
Area
dp = diameter pitch
dc =diameter inti terkecil
= tegangan geser
T = Torsi yang dikenakan
dc = diameter inti terkecil
3. Geser pada Ulir sejajar sumbu baut
s = tegangan geser
b = lebar baut pada dasar baut
n = banyak ulir
d = diameter besar
dc =diameter inti (terkecil)
n = jumlah ulir.
5. Tegangan Bending (terjadi jika kepala baut atau mur ada eksentris)
1. Tegangan tarik
atau
2. Tegangan Geser
atau
Geser maksimum
Tarik maksimum
Soal-soal
11.19 Beban Eksentris Dan sejajar Sumbu baut
14.1 Pengenalan
Poros adalah bagian mesin yang berputar yang digunakan untuk meneruskan
tenaga dari satu tempat ke tempat lain. Tenaga disalurkan dengan gaya
tangensial dan momen torsi (momen puntir),
Kebanyakan dibuat denga rol panas, dan finishing dengan tarik dingin, bubut
atau penggerindaan. Poros dengan rol dingin lebih kuat dibanding dengan
rol panas, tetapi rol dingin memiliki tegangan sisa yang lebih besar.
Tegangan sisa mengakibatkan terjadinya distorsi saat dikerjakan dengan
mesin. Untuk poros besar dibuat dengan tempa dan diselesaikan dengan
bubut.
atau
atau
Bila k = di/do
Daya yang diteruskan pada poros
atau
M = Momen lengkung
I = momen Inersia penampang poros
b = tegangan bending (tarik atau tekan)
y = Jarak dari sumbu netral ke posisi terluar
dan
menjadi
k = di/do
14. Poros terkena Kombinasi Momen puntir dan Momen Lengkung
Disederhanakan menjadi
k = di/do
14.12 Poros terkena beban Fluktuasi
Konstruksi ini contohnya terjadi pada poros baling-baling kapal dan juga
pada poros roda gigi cacing
Pada camshaft (noken as) sudut punter dibatasi 0.25 per meter panjang,
untuk poros transmisi dibatasi 2.5 sampai 3
1. Kekenyalan Puntir
2. Defleksi Lateral
Pasak adalah sepotong baja yang disisipkan antara poros dan lubang bos puli
untuk menghubungkan keduanya , sehingga keduanya menyatu dan tidak
ada gerak relatip diantara keduanya.
1. Sunk Keys
2. Saddle Keys
3. Tangent keys
4. Round Keys
5. Splines
Lebar w = d/4
Tebal t = 2w/3 = d/6
Kemiringan 1 : 100 ( untuk panjang 100 in miring 1 in)
2. Square sunk key, bentuk sama dengan sunk key namun ukuran w= t =
d/4
3. Paralel sunk key, bentuk penampang sama dengan sunk key atau square
namun tidak memiliki kemiringan
4. Gib Head key, sama dengan rectangular sunk key, tetapi memiliki kepala
dengan bentuk gib head
w = d/4
t = 2w/3 =d/6
Memiliki bentuk rata (Flat saddle) dan bentuk lengkung (Hollow saddle),
8. Tangen Key
Pasak ini disisipkan dengan kuat dengan cara berpasangan dan menyudut,
sehingga dapat menahan torsi pada dua arah putaran dengan kuat. Biasa
digunakan pada poros yang bekerja berat.
9. Round Key
10. Splines. Adalah sambungan poros dan hub dengan membuat alur di
sekeliling lingkaran poros dan hub yang akan disambungkan.
13.8 Gaya yang bekerja pada Sunk key
1. Gaya F1 adalah gaya tekan karena sambungan yang presisi yang saling
menekan, Gaya ini menghasilkan tegangan tekan pada pasak
D = 2 d + 13 mm
L = 3.5 d
Tinjauan geser
Tinjauan Leleh
13.5 Kopling Clamp ( Compression Coupling)
Ukuran Utama
Jika Ditetapkan
1. Perancangan pasak dan tabung sama dengan kopling tabung yang
lain
Kopling yang disusun dari dua buah flange yang dibuat dari besi tuang, dan
dipasang pada masing-masing porosnya dengan pasak, kemudian disatukan
dengan baut.
13. 17. Perancangan Flange Coupling
2. Perancangan Pasak
1. Positive Clutches
2. Friction Clutches
1. Positive Clutches
Contoh jenis kopling ini adalah Kopling Cakar. Bila sumber putaran dari
kiri, Cakar sisi kiri disatukan kuat dengan poros sebelah kiri, sedangkan
cakar sebelah kanan disatukan dengan Poros kanan, namun cakar kanan bisa
bergerak maju mundur untuk menghubungkan atau memutuskan sambungan
ke sisi sebelah kiri.
1
24.4. Kopling Gesek.
2
5. Mudah di perbaiki
6. Mudah membuang panas dari permukaan kontak
7. Bagian yang saling bergesekan dilindungi dengan pelindung.
3
24.9 Perancangan Kopling Gesek Piringan
4
d. Torsi Pada luasan
5
c. Besarnya tekanan
6
24.10. Kopling Gesek Piringan banyak
7
8
9
10
11
12
13
14
24.11 Kopling Kerucut.
15
a. Luasan gesek pada sisi miring
16
b. besarnya tekanan
17
b. Torsi yang diteruskan adalah
18
24.13. Kopling Centrifugal
19
a. Gaya sentrifugal sepatu
20
2. Ukuran dan bentuk sepatu
3. Ukuran pegas
Ukuran pegas dibuat dengan ukuran yang nantinya dengan putaran kerja
tersebut dapat meneruskan gaya gesek.
21
Contoh
1. Massa sepatu
22
2. Ukuran Sepatu
23