Anda di halaman 1dari 18

ELEMEN MESIN 2

Created by:
Bayu Aji Girawan

PERTEMUAN 6
Perancangan poros dengan beban kombinasi
REFERENSI
 A text book of Machine Design (R.S. Khurmi & J.K.
Gupta)
METODE PERHITUNGAN
Metode atau tahapan dalam perhitungan poros dengan beban
kombinasi puntir dan lentur, dengan mempertimbangkan fatik dan
kejutan adalah:
1. Tentukan material yang akan digunakan
2. Cari tensile stress dari material yang akan digunakan (σu)
3. Hitung tegangan geser yang diijinkan (τa)
4. Hitung tegangan Tarik yang diijinkan (σa)
5. Hitung besarnya Torsi Ekuivalen (Te)
6. Hitung diameter poros berdasar torsi ekuivalen (dT)
7. Hitung besarnya Momen Ekuivalen
8. Hitung diameter poros berdasar momen ekuivalen (dM)
9. Bandingkan antara dT dan dM, ambil nilai yang terbesar sebagai
diameter poros yang dipilih (d)
10. Selesai
1. MENENTUKAN MATERIAL UNTUK
POROS
lanjutan..
2. TENSILE STRESS MATERIAL POROS

2. Cari tensile stress dari material yang akan


digunakan (σu)
3. TEGANGAN TARIK IJIN

Tegangan tarik ijin dihitung menggunakan persamaan:

𝜎𝑎 = 0,36𝜎𝑢

Dimana:
σu= Ultimate tensile strength dari material yang
akan digunakan.
4. TEGANGAN GESER IJIN

Tegangan geser ijin dihitung menggunakan


persamaan:

𝜏𝑎 = 0,18𝜎𝑢

Dimana:
σu= Ultimate tensile strength dari material yang
akan digunakan.
5. PERHITUNGAN TORSI EKUIVALEN

Torsi ekuivalen gabungan dihitung dengan


mempertimbangkan faktor kejut dan fatik :

𝑇𝑒 = 𝐾𝑚 × 𝑀 2 + 𝐾𝑡 × 𝑇 2

Dimana:
Te = Torsi ekuivalen gabungan (N.m)
Kt = factor kombinasi kejutan dan fatik untuk torsi
Km = factor kombinasi kejut dan fatik untuk bending
momen
6. PERHITUNGAN MOMEN
EKUIVALEN
Momen ekuivalen gabungan dihitung dengan
mempertimbangkan faktor kejut dan fatik :

1
𝑀𝑒 = 𝐾𝑚 × 𝑀 + 𝑇𝑒
2
Dimana:
Me = Momen ekuivalen gabungan (N.m)
Te = Torsi ekuivalen gabungan (N.m)
Km = factor kombinasi kejut dan fatik untuk bending
momen
lanjutan..
TABEL FAKTOR KOREKSI KEJUTAN DAN FATIK UNTUK TORSI (Kt) DAN
UNTUK MOMEN (Km)
7. PERHITUNGAN DIAMETER POROS
BERDASAR TORSI EKUIVALEN
 Poros pejal:
1/3
16𝑇𝑒
𝑑𝑇 =
𝜋𝜏𝑎

Dimana:
d = diameter poros (mm)
Te = torsi ekuivalen (N.mm)
τa = tegangan geser ijin (N/mm2)
lanjutan..
 Poros berlubang (hollow):
1/3
16𝑇𝑒
𝑑 𝑇0 =
𝜋𝜏𝑎 (1 − 𝑘 4 )

Dimana:
do = diameter luar poros (mm)
k = rasio/perbandingan diameter dalam dibagi diameter luar
(ditentukan terlebih dahulu berdasar material yang tersedia)
= di/do
τa = tegangan geser ijin (N/mm2)
8. PERHITUNGAN DIAMETER POROS
BERDASAR MOMEN EKUIVALEN
 Poros pejal:

1/3
32𝑀𝑒
𝑑𝑀 =
𝜋𝜎𝑎

Dimana:
d = diameter poros (mm)
Me = momen ekuivalen (N.mm)
σa = tegangan geser ijin (N/mm2)
lanjutan..
 Poros berlubang (hollow):
1/3
32𝑀𝑒
𝑑𝑀0 =
𝜋𝜎𝑎 (1 − 𝑘 4 )

Dimana:
do = diameter luar poros (mm)
k = rasio/perbandingan diameter dalam dibagi diameter luar
(ditentukan terlebih dahulu berdasar material yang tersedia)
= di/do
σa = tegangan geser ijin (N/mm2)
9. BANDINGKAN DIAMETER

BANDINGKAN:
𝑑𝑀𝑂 : 𝐷𝑇𝑂 Ambil nilai yang paling besar

ATAU

𝑑𝑀 : 𝑑 𝑇 Ambil nilai yang paling besar


TUGAS

Sebuah poros akan digunakan untuk meneruskan daya dan putaran seperti terlihat
pada gambar. Jika Torsi yang akan diteruskan oleh poros tersebut adalah sebesar 4
N.m, maka :
a. Hitunglah Momen yang bekerja pada poros tersebut!
b. Berapakah momen terbesar yang bekerja pada poros tersebut?
c. Hitunglah diameter yang tepat untuk poros transmisi tersebut jika poros
berbentuk pejal!
Catatan: jenis material dan hal-hal lain yang diperlukan silakan dipilih dan ditentukan
sendiri!
SELAMAT BELAJAR

NO PAIN
NO GAIN

Anda mungkin juga menyukai