Anda di halaman 1dari 11

TUGAS RUTIN 1

METODE ASD (ALLOWABLE STRESS DESIGN)

Nama : FATMAH AISYAH SIREGAR

Kelas : A – S1 Teknik Sipil 2021

NIM 5211250013

Dosen Pengampu : Ir. Bambang Hadibroto, MSi, M.T, IPM

Liana Artika, S.Pd., M.Pd.

Mata Kuliah :Elemen Struktur Baja

PROGRAM STUDI S1 TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK – UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan atas kehadirat Allah SWT. Yang telah memberikan rahmat dan
karunianya sehingga saya dapat mengerjakan makalah ini.Adapun yang menjadi judul tugas saya
“Metode ASD (Allowable Stress Design)”. Tujuan saya menyelesaikan tugas ini adalah untuk
memenuhi tugas saya dari mata kuliah “Elemen Struktur Baja”.

Saya sadar bahwa tugas yang saya kerjakan ini masih terdapat beberapa kekurangan. Baik
dari segi penulisan maupun dari segi materi yang dituangkan pada tugas ini, karena keterbatasan
ilmu yang saya miliki, saya mohon maaf atas segala kekurangan yang terdapat dalam tugas saya
ini.

Mudah-mudahan dengan adanya pembuatan tugas ini dapat memberikan manfaat berupa
ilmu pengetahuan yang bermanfaat bagi saya sebagai penulis maupun pembaca.

Medan, 04 Maret 2023

Penulis
METODE ASD

(ALLOWABLE STREES DESIGN)

1. Pengertian ADS (Allowable Stress Design)


Allowable Stress Design (Design tegangan yang di ijinkan), yang disebut pula working
stress design (desain tegangan kerja). ASD (Allowable Stress Design) adalah cara desain di
mana perancang menghitung beban layanan sesuai dengan kode beban yang berlaku dan
tekanan yang disebabkan oleh beban tersebut. Metode ini harus memastikan bahwa
tegangan pada komponen akibat beban kerja tidak melebihi tegangan yang diijinkan pada
bahan kompon;en. Metode ASD menggunakan sifat elastisitas bahan untuk menganalisis
ketahanannya terhadap beban. Didalam metode ini elemen struktur bangunan yang harus
direncanakan sedemikian sehingga tegangan yang timbul akibat beban kerja tidak
melampaui tegangan izin telah ditetapkan yaitu σmaks ≤ σijin.
Tegangan ijin ditentukan oleh peraturan bangunan untuk mendapatkan faktor keamanan
tercapainya tegangan batas. Tegangan ini dihitung akibat beban kerja/layan harus berada
dalam batas elastic.
Pada metode tegangan kerja (ASD), tegangan ijin disesuaikan ke atas bila kekuatan
plastis merupakan keadaan batas yang sesungguhnya. Jikan batas yang sesungguhnya
adalah ketidak-stabilan tekuk yang mencegah pencapaian regangan leleh awal, maka
tegangan ijin harus diturunkan. Syarat daya lainnya seperti lendutan biasa diperiksa pada
kondisi beban kerja.
2. Kombinasi Pembebanan Metode ASD
Spesifikasi ASD menggunakan kombinasi pembebanan tanpa beban terfaktor yang
diberikan dalam persamaan berikut :

D+L (i) = Dead + Life


D+W (ii) = Dead + Wind
(D + L + W) x 80% (iii) = (Dead + Life + Wind) x 80%

3. Balok dengan Metode Allowable Strees Design (ASD)


Balok menurut filososi Allowable Strees Design memberikan keamanan struktur
sebagai berikut : (Charles G. Salmon John E. Jhonson 1 hal. 431)

Dimana :
Mn = kekuatan momen nominal
γ/φ = faktor kelebihan beban dibagi dengan faktor kkurangnya kekuatan
FS = faktor keamanan nominal paada design balok = 1,67
M = momen lentur beban layan.

4. Batang Tarik ASD


Dari hasil analisis struktur, elemen-elemen struktur akan memikul gaya tarik. Gaya
aksial tarik dapat menyebabkan putusnya batang. Batang tarik, pada umumnya didesain
berdasarkan persyaratan kekuatan, yaitu tegangan tarik yang terjadi akibat gaya yang
bekerja, tidak boleh melebihi tegangan ijin dari bahan :

𝛟Rn≥ƩQi

Keterangan:

Φ = Faktor resistensi (faktor reduksi kekuatan)

Rn = Resistensi nominal (kekuatan)


Qi = Beban

5. Batang Tekan dengan ASD

Batang tekan harus direncanakan sedemikian rupa sehingga terjamin stabilitasnya


(tidak ada bahaya tekuk). Hal ini harus diperhatikan dengan persamaan :

Dimana : N = gaya tekan pada batang tersebut


A = luas penampang batang

Σ = Tegangan dasar

= Faktor tekuk yang tergantung dari kelangsingan ( dan macam


bajanya

6. Sambungan baut ASD


Untuk meninjau hubungan flens kolom dan profil siku pada konsol ada 2 cara perhitunagn
(Delta Teknik Group Jakarta), yaitu :

Dengan cara :
1. Cara pendekatan dengan menganggap buat paling bawah sebagai berikut titik putar dari
balok konsol
2. Cara luas peganti. Dengan menggunakan cara pertama dengan menganggap baut paling
bawah sebagai titik putar balok konsol
3. Kekuatan baut:
a. Desak = d x t x 1,2 σ
b. Geser = ¼ x π x d2x 0,6 σ (yang menentukan)
4. Tinjau kekuatan profil siku
A bruto = cm2 (dari table profil siku)
A netto = A bruto – Luas lubang
1 baut = cm 0,85 X A bruto = cm2
2
Ambil yang A netto terkecil
5. Baut memikul gaya (N)
Untuk baut NO. 1 (ada 2 buah, yaitu di flens kiri dan flens kanan)

Gaya paling besar di terima oleh baut pada baris pertama N1 (ada dua buah baut)
Gaya tiap paku :

1) Check baut:

Menimbulkan :
 Geser = Dn < 0,6 ijin
1/4πd2
Untuk regangan geser yang dijinkan σ ijin tarik = 0,6 x σ
 Tumpuan = Dn < 1,5 ijin
2,6 x r
Untuk tegangan tumpuan yang dijinkan = 1,5 x σ sesuai PPBBI
2). Akibat Normal tari Nn σ = <0,7 ijin 3.35
3). Tegangan ideal
Σ ideal = π2 + 1,56 π2
σ ideal <σ ijin .... OK
4). Tegangan geser ijin (τijin) PPBBI 1983 ayat 8.2 butir 56a τ ijin = 0,6 x σ ijin
5). Tegangan tarik ijin (σtr)PPBBI 1983 ayat 8.2 butir 56b σtr =0,7 x σ ijin
Dimana :
N1 = Gaya baut pada baris pertama
Nn = Jumlah baris baut
Na = gaya setiap baut
D = Gaya lintang

Dn = Gaya lintang setiap baut


h1 = Jarak baut pertama ke baut paling bawah
h2 = Jarak baut kedua ke baut paling bawah
hn = Jarak baut yang ditinjau ke baut paling bawah
e = Jarak eksentrisitas
τ = Tegangan geser,
σ = Tegangan tarik
σi = Tegangan Ideal,
σijin = Tegangan ijin
d = Diameter baut.

7.Sambungann Las Allowable Stress Design (ASD)

( Konstruksi Baja Edisi Kedua, Patar M. Pasaribu)


 Total Las :
i. Luasan las:
A = ℎ.a.n + b.a.n = cm2
ii. Panjang Las:
hn = h-3a
Panjang netto las sudut sesuai peraturan PPBBI 1983 pasal 8.5 ayat 3 butir
pertama.
iii. Momen tahanan las:

W = 1/6.a.hn3
iv. Tebal las maksimum:
a = ½ t. V2 (PPBBI 83 hal.75) tebal las tidak boleh melebihi dari 1/2t√2
dimana tebal pelat terkecil pelat yang dilas.
 Momen Inersia Total :
Ix =n x 1/12.a ℎ3 + 2.a.bx 0,5ℎ = cm4
 Momen Tahanan Penampang
Wx = 𝐼𝑥 = cm2
0,5ℎ

M=Pxe

D = P = Kg

 Tegangan maksimum pada las

Τ = D/A = Kg/cm2 (las sudut)

Τ = 3/2D/A = Kg/cm2 (las tumpul)

Σ = M/W = Kg/cm2

Dimana :

A = Luas Las

M = Momen

h = tinggi profil

D = gaya Lintang

a = tebal las

e = jarak eksentisitas

n = jumlah pelat
Wx = Tahanan penampang
Ix = Inersia
τ = Tegangan geser
σ = Tegangan tarik
σ max = Tegangan maksimum
σijin = Tegangan Ijin

V2 = √2 (PPBBI 1983 halaman 75)

8.Perhitungan Base Plate Metode Allowable Stress Design (ASD)

Guna memenuhi persyaratan kesetimbangan statis di izin reaksi desain tarik


pendukung ke beton (Pp) harus sesuai dengan beban bekerja secara aksial sesuai dengan
( Steel Design Guide Series 1. Hal 4 ).
𝐴2
Fp = 0,35 x fc’ x √ ϕc x Pp

𝐴1

Keterangan:
ϕc = 0,70
fc' = mutu kuat tekan beton, (MPa)
A1 = luas penampang baja yang secara konsentris menumpu pada permukaan beton
(mm2)
A2 = luas maksimum bagian permukaan beton yang secara geometris sama dengan dan n
konsentris dengan daerah yang dibebani, (mm2)
KESIMPULAN

Dalam menghasilkan konstruksi yang kuat dan kokoh serta dapat mengantisipasi
seluruh beban yang sekiranya terjadi, diperlukan perencanaan yang matang. Dengan metode
Allowable Strees Design (ASD) tetap kuat menahan beban luar yang bekerja, karena metode
ASD menekankan penggunaan tegangan hanya mencapai batas elastisitasnya. Serta tegangan
yang terjadi dihitung dengan menganggap struktur bersifat elastis, dengan memenuhi syarat
keamanan (kekuatan yang memadai) untuk struktur.
DAFTAR PUSTAKA

HARJUNANTO, H. (1999). STUDI KOMPARASI DISAIN BALOK KOMPOSIT BAJA-


BETON DENGAN METODE ASD AISC DAN LRFD AISC. TUGAS AKHIR.
YOGYAKARTA: UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

RENI SURYANITA, A. K. (2003). ANALISIS KEKUATAN NOMINAL BALOK LENTUR


BAJA DENGAN. JURNAL NATUR INDONESIA, 157-161.

Indra, Sudirman., 2010 “Struktur Baja 1, “Sifat dan Perilaku Baja”,Malang.

Anda mungkin juga menyukai