Anda di halaman 1dari 8

Arumdina PSP, SNTEM, Volume 1, November 2021, hal.

611-618

PERANCANGAN MEKANIK BEJANA BERTEKANAN


KNOCKOUT DRUM

Arumdina PSP1, Ayende1*, Susilo Handoko1


1
Teknik Mesin Kilang, PEM Akamigas, Jln. Gajah Mada No. 38 Cepu, Kabupaten Blora
*E-mail: ayendebro@gmail.com

ABSTRAK

Bejana bertekanan knockout drum merupakan salah satu jenis peralatan proses yang digunakan
pada industri minyak dan gas bumi. Knockout drum antara lain berfungsi sebagai alat untuk
memisahkan campuran kondensat dan gas. Perancangan mekanik bejana bertekanan knockout drum
dilakukan dengan tujuan agar hasil perancangan memenuhi aspek keselamatan dan kelayakan operasi
migas. Metode perancangan dan perhitungan mengacu pada standar ASME Section VIII Div. 1.
Dimensi perancangan meliputi panjang, diameter, material shell dan head , thickness shell dan head,
tekanan kerja maksimum yang diperbolehkan, nozzle reinforcement, tekanan uji hidrostatik,
ketahanan terhadap beban gempa dan angin. Knockout drum dirancang untuk memisahkan campuran
kondensat dan gas dengan komposisi konstituen korosi mengandung oksigen < 0,005 ppm, gas karbon
dioksida < 600 ppm. Perhitungan perancangan dengan dimensi knockout drum panjang 2500 mm,
diameter 1000 mm. Tekanan internal dan suhu perancangan sebesar 3,52 kg/cm 2g dan 25oC.
Spesifikasi material shell dan head adalah SA 516 Gr 70. Kecepatan angin yang menempa 91,81 ft/s.
Beban gempa menggunakan klasifikasi zona 2A. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh tebal shell
dan head sebesar 10 mm, tidak diperlukan nozzle reinforcement. Tekanan kerja maksimum yang
diperbolehkan pada knockout drum sebesar 19,652 kg/cm2g, tekanan uji hidrostatik sebesar 25,55
kg/cm2g.

Kata kunci: bejana bertekanan, ASME, shell, head, tekanan.

1. PENDAHULUAN

Kegiatan usaha hulu minyak dan gas bumi merupakan salah satu penopang pertumbuhan
ekonomi nasional. Produksi gas bumi Indonesia dari kegiatan usaha hulu migas mencapai
6614 MMSCFD. Gas bumi yang memenuhi spesifikasi teknis diperoleh dari proses
pemurnian dan pengolahan gas yang bersumber dari sumur. Proses pemurnian gas bumi
memerlukan berbagai alat proses agar dapat menghasilkan gas dengan spesifikasi teknis
yang diharapkan. Knockout drum merupakan salah satu alat pada unit pemurnian gas yang
berfungsi sebagai alat pemisah campuran kondensat dan gas.
Knockout drum pada prinsipnya adalah suatu bejana bertekanan beroperasi pada tekanan
dan suhu tertentu berfungsi untuk memisahkan kondensat dan gas berdasarkan perbedaan
fase dan berat jenis. Suarez[3] menyusun model optimasi untuk memprediksi kinerja knockout
drum berdasarkan perancangan non linier. Pengembangan model optimasi tersebut dapat
menurunkan biaya pabrikasi knockout drum. Biaya pabrikasi knockout drum salah satunya
tergantung pada aspek perancangan mekanik. Knockout drum sebagai salah satu jenis bejana
bertekanan dalam perancangan mekanik harus memenuhi aspek keselamatan operasi dan
peralatan. Pemilihan standar pabrikasi bejana bertekanan menjadi salah satu faktor penting
atas penjaminan kualitas bejana bertekanan. Niranjana[4] melakukan perancangan bejana
bertekanan vertikal menggunakan standar ASME VIII dan teknik finite element analysis
untuk menentukan ketebalan shell, head, nozzle dan leg support. Pemodelan bejana
bertekanan menggunakan software Pro-e 2.0.Hasil perhitungan memenuhi persyaratan dalam
standar ASME VIII.

611
Arumdina PSP, SNTEM, Volume 1, November 2021, hal. 611-618

Pemilihan material bejana bertekanan merupakan salah satu pertimbangan penting agar
bejana bertekanan memenuhi syarat keselamatan. Chattopadhyay[5] menyebutkan bahwa
salah satu karakter penting pemilihan material untuk bejana bertekanan adalah kemampuan
material untuk leak before break (LBB). Konsep leak before break harus memperhatikan
ketangguhan dan kelenturan material. Dalam melakukan pemilihan material, White[6]
menyampaikan pentingnya menganalisis komposisi fluida yang terdapat pada bejana
bertekanan. Komposisi fluida berkaitan dengan senyawa yang berpotensi menimbulkan
korosi pada material dalam hal menggunakan material baja karbon.
Metode perancangan bejana bertekanan pada bagian pressure part secara umum mengacu
kepada standar ASME VIII Div. 1. Dalam metode perancangan ini penulis membatasi
masalah hanya pada bagian pressure part. Ketentuan perhitungan pada bagian pressure part
mengikuti hal-hal sebagai berikut:

1) Thickness Shell
Penentuan ketebalan yang dipersyaratkan pada bagian shell bejana bertekanan harus
mempertimbangkan tegangan yang bekerja pada bagian shell dikarenakan adanya beban
tekanan internal. Tegangan yang bekerja pada bagian shell antara lain tegangan
circumferential dan tegangan longitudinal. Perhitungan ketebalan yang dipersyaratkan pada
bagian shell yang disebabakan oleh adanya tegangan circumferential mengikuti persamaan
sebagai berikut:
PR
treq = SE-0,6P mm (1)

Sedangkan perhitungan ketebalan yang dipersyaratkan pada bagaian shell disebabakan


oleh adanya tegangan longitudinal mengikuti persamaan sebagai berikut.
PR
treq = 2SE+0,4P mm (2)

Berdasarkan perhitungan ketebalan yang dipersyaratkan yang dipengaruhi tegangan


circumferential dan tegangan longitudinal maka dipilih ketebalan yang lebih besar diantara
keduanya. Secara matematis dapat ditunjukan bahwa ketebalan yang dipersyaratkan yang
disebabkan tegangan longitudinal cenderung lebih kecil dari ketebalan yang dipersyaratkan
disebabkan tegangan circumferential. Dengan demikian secara praktis dapat dilakukan
perhitungan ketebalan yang dipersyaratkan disebabkan tegangan circumferential.

2) Thickness Head
Penentuan ketebalan yang dipersyaratkan pada bagian head dengan jenis ellipsoidal head
mempertimbangkan tegangan melingkar (hoop stress) yang bekerja pada bagian head
dikarenakan adanya beban tekanan internal. Perhitungan ketebalan yang dipersyaratkan pada
bagian head mengikuti persamaan sebagai berikut:
PD
t req = (3)
2SE-0,2P

3) Thickness Nozzle dan Reinforcement


Penentuan ketebalan nozzle yang dipersyaratkan secara prinsip mengikuti ketentuan
perhitungan ketebalan pada bagian shell mengingat bahwa geometri keduanya adalah bentuk
silinder. Penentuan reinforcement berdasarkan luasan nozzle yang dikompensasi oleh
ketebalan bagaian shell, ketebalan bagian nozzle, dan ketebalan las-lasan sebagai mana
gambar berikut.

612
Arumdina PSP, SNTEM, Volume 1, November 2021, hal. 611-618

Gambar 1. Nozzle Reinforcement


Berdasarkan gambar diatas reinforcement pad diperlukan apabila memenuhi persamaan

A1+A2+A3+A4 < A (4)

Reinforcement pad tidak diperlukan dalam hal ukuran nozzle tidak melebihi 60 mm
(diameter opening) pada bagian shell dan head bejana bertekanan yang memiliki ketebalan
lebih dari 10 mm. Ketentuan ini berlaku berdasarkan paragraf UG-36 (c) (3) (a).

4) Maximum Allowable Working Pressure


Maximum allowable working pressure (MAWP) adalah tekanan maksimum yang
diperbolehkan pada bejana bertekanan berdasarkan kondisi terkorosi. Persamaan yang
digunakan untuk menghitung tekanan maksimum yang diperbolehkan dalam kondisi
terkorosi adalah sebagai berikut:

SEt
PMAWP = R+0,6tsc kg/cm2 (5)
sc

MAWP bejana bertekanan didasarkan pada MAWP terendah di bagaian bejana


bertekanan.

5) Hydrostatic Test Pressure


Penentuan hydrostatic test pressure berdasarkan hasil perhitungan MAWP atau desain
pressure. Dalam hal dilakukan perhitungan MAWP maka penentuan hydrostatic test pressure
mengacu pada nilai MAWP terendah pada bagaian bejana bertekanan.
Stest temperature
PHydrostatic =1,3×MAWP(or design pressure)× S (6)
design temperature

6) Beban Seismik

613
Arumdina PSP, SNTEM, Volume 1, November 2021, hal. 611-618

Penetuan pengaruh beban gempa terhadap stabilitas bejana bertekanan mengikuti


persamaan dalam buku pressure vessel hand book karangan Megyesy. EF.[7] formulasi
perhitungan mengikuti persamaan sebagai berikut :

ZIC
V= 𝑅 W (7)
𝑤

Sedangkan perhitungan momen yang bekerja pada bejana bertekanan mengikuti


persamaan sebagai berikut.

M = [Ft x H + (V-Ft) x (2H/3)] (8)

7) Beban Angin
Penetuan pengaruh beban angin terhadap stabilitas bejana bertekanan mengikuti
persamaan dalam buku pressure vessel hand book karangan Megyesy. EF.[7] formulasi
perhitungan mengikuti persamaan sebagai berikut :

F = qz G Cf Af (9)

Sedangakan ketebalan yang dipersyaratkan untuk menahan beban angin mengikuti


persamaan
12 M
t= (10)
𝑅2 𝜋 𝑆𝐸

Berdasarkan beberapa konsep perancangan mekanik maka penulisan artikel ini bertujuan
untuk melakukan perancangan mekanik bejana bertekanan knockout drum berdasarkan
ASME Section VIII Div. 1 meliputi pemilihan material vessel, perhitungan thickness shell,
thickness head, thickness nozzle dan reinforcement, MAWP, hydrostatic test pressure, beban
gempa dan angin.

2. PEMBAHASAN

Perancangan mekanik bejana bertekanan knockout drum secara umum mengikuti skema
gambar dibawah ini :

Gambar 2. Skema Knockout Drum


Bejana bertekanan knockout drum memiliki orientasi horizontal dengan jumlah nozzle
sebanyak 10 buah sebagaimana gambar 2, panjang silinder 2500 mm, diameter silinder 1000

614
Arumdina PSP, SNTEM, Volume 1, November 2021, hal. 611-618

mm. Head yang digunakan adalah jenis ellipsoidal. Metode perancangan mengikuti alur
sebagai berikut :

Start

Studi Pustaka : standar, handbook, journal


Studi Lapangan : data operasi(P,T), komposisi

Penentuan geometri (dimensi & bentuk) serta


orientasi
Pemilihan spesifikasi material sesuai standar ASME Sec.
II

Data Sheet

Perancangan pressure part bejana


bertekanan :
• Tebal shell
• Tebal head
• Tebal nozzle dan reinforcement
• Tekanan kerja maksimum
• Tekanan uji hidrostatik
• Ketahanan gempa dan angin

Tidak
Hasil
• perhitungan •
• perancangan • Hydrostatic test

Selesai

Gambar 3. Alur Metode Perancangan

Data perancangan bejana bertekanan knockout drum adalah sebagai berikut

Tabel 1. Data Perancangan


No. Desain Data
1. Standar yang diacu ASME Sec. VIII Div. 1
2. Nama alat Knockout Drum
3. Orientasi Horizontal
4. Diameter (ID) 1000 mm
5. Panjang (TL/TL) 2500 mm
6. Temperatur desain 23,27 ⁰C
7. Tekanan internal desain 3,52 kg/cm2g
8. Tekanan eksternal desain Atm
9. Corrosion Allowance (CA) 3 mm
10. Efisiensi sambungan las (E) 1
11. Kecepatan angina 28 m/s
12. Tipe Head 2:1 Ellipsoidal Head
Karakteristik fluida didapatkan berdasarkan data sheet adalah sebagai berikut :

615
Arumdina PSP, SNTEM, Volume 1, November 2021, hal. 611-618

Tabel 2. Kondisi Operasi Fluida


No. Kondisi Operasi
1. Jenis fluida Gas dan kondensat
2. Spesific Gravity 0,5372
3. Kandungan oksigen < 0,005 ppm
4. Kandungan CO2 < 600 ppm
5. Suhu operasi -3,81⁰ C l
6. Tekanan 2,5 kg/cm2g

Pemilihan material mempertimbangkan faktor-faktor antara lain sifat mekanik material,


ketersediaan di pasar, harga, kemudahan fabrikasi, ketahanan korosi, komposisi dan
karakteristik fluida proses. Pemilihan spesifikasi material mengacu kepada standar ASME II.
Berdasarkan faktor-faktor tersebut maka dipilih spesifikasi material pressure vessel knockout
drum sebagai berikut :

Tabel 3. Material Knockout Drum


Komponen Material
Shell SA 516 gr 70
Head SA 516 gr 70
Neck Nozzle SA 106 gr B
Reinforcement pad SA 516 gr 70

Spesifikasi material SA 516 gr 70 merupakan baja karbon rendah dengan yield strength
260 MPa dan tensile strength pada kisaran 485 MPa / 620 MPa. Jenis baja karbon ini masuk
kategori baja rendah karbon, dengan demikian material ini memiliki kelenturan dan kekuatan
mekanik yang baik. Dengan komposisi oksigen dan karbon dioksida sebagaimana disebut
pada karakteristik fluida, maka jenis material ini memiliki ketahanan korosi yang cukup baik.
Spesifikasi material SA 106 gr B merupakan baja karbon rendah dengan yield strength 240
MPa dan tensile strength 415 MPa. Secara umum karakter material ini mirip dengan
spesifikasi material SA 516 gr 70.
Perhitungan thickness shell, head dan nozzle berdasarkan rumus di dapatkan hasil
ketebalan yang dipersyaratkan, ketebalan minimum, dan ketebalan aktual sebagaimana tabel
berikut:

Tabel 4. Thickness Shell, Head dan Nozzle


Komponen treq (mm) tmin (mm) tact (mm)
Shell 1,25 4,25 6
Ellipsoidal Head #1 1,25 4,25 6
Ellipsoidal Head #2 1,25 4,25 6
Neck Nozzle MH 3,37 8,34 9,53
Neck Nozzle N1 N2 3,31 7,16 8,18
Neck Nozzle N3 N4, 3,08 3,42 5,54
K1,K2,K3,K4A,K4B

Berdasarkan hasil perhitungan tersebut menunjukan ketebalan yang dipersyaratkan telah


memenuhi ketentuan pada ASME VIII Div. 1. Penetapan ketebalan minimum didasarkan
pada penjumlahan ketebalan yag dipersyaratkan dengan corrosion allowance. Pemilihan
ketebalan aktual didasarkan pada ketebalan nominal material yang ada di pasaran yang paling
dekat dengan nilai ketebalan minimum. Ketebalan nominal harus lebih besar dari ketebalan
minimum. Ketebalan nominal merupakan ketebalan aktual shell, head dan nozzle.

616
Arumdina PSP, SNTEM, Volume 1, November 2021, hal. 611-618

Perhitungan maximum allowable working pressure (MAWP) dilakukan terhadap masing-


masing komponen pada bejana bertekanan. Berdasarkan hasil perhitungan didapatkan
MAWP masing-masing komponen adalah sebagai berikut :

Tabel 5. MAWP Komponen Knockout Drum


Komponen Design Pressure (kg/cm2) Operating Pressure (kg/cm2) MAWP
(kg/cm2)
Shell 3,52 2,50 16,76
Ellipsoidal Head #1 3,52 2,50 16,865
Ellipsoidal Head #2 3,52 2,50 16,865
Flange 2” 3,52 2,50 98,77
Flange 8” 3,52 2,50 98,77
Flange 20” 3,52 2,50 98,77
Neck Nozzle 2” 3,52 2,50 132,09
Neck Nozzle 8” 3,52 2,50 61,413
Neck Nozzle 20” 3,52 2,50 32,016
MAWP digunakan 16,76 kg/cm2

Berdasarkan hasil perhitungan sebagaimana ditunjukan pada tabel 5 menunjukan bahwa


nilai MAWP terendah terjadi pada bagian shell yaitu sebesar 16,76 kg/cm2. Nilai MAWP
pada bagian shell merupakan tekanan kerja maksimum yang diperbolehkan bekerja pada
knockout drum. Setting katup pengaman knockout drum harus didasarkan pada nilai MAWP
tersebut.
Penetapan hydrostatic test pressure dilakukan berdasarkan nilai MAWP terendah pada
bejana bertekanan knockout drum. Berdasarkan hasil perhitungan didapatkan hasil
hydrostatic test pressure sebesar 21,79 kg/cm2. Nilai ini digunakan sebagai acuan pada saat
melakukan uji hidrostatik bejana tekan. Dalam melaksanakan uji hidrostatik bejana tekan
perlu dipertimbangakan adanya static head. Dengan demikian harus dipastikan disetiap
bagian knockout drum mengalami tekanan uji sekurang-kurangnya 21,79 kg/cm2
Perdasarkan hasil perhitungan beban seismik didapatkan nilai sebesar 341 kgf,
perhitungan ini didasarkan pada knockout drum dioperasikan dimana menggunakan risk
category 2, side class c, dan important factor 1.
Berdasarkan perhitungan beban angin didapatkan nilai momen transversal pada setiap
support sebesar 1064,11 lbf ft. perhitungan ini didasarkan pada kecepatan angin disekitar
lokasi 91,81 ft/s dan exsposure category B.

3. SIMPULAN

Berdasarkan hasil perhitungan perancangan mekanik knockout drum pada bagian


pressure part secara umum didapatkan hasil sebagai berikut :
- Material (shell, head,reinforcement pad) :SA-516 Gr 70
- Material nozzle :SA-106 gr B
- Inside diameter : 1000 mm
- Length (TL/TL) : 2500 mm
- Thickness nominal vessel : 6 mm
- Maximum Allowable Working Pressure (MAWP) : 16,76 kg/cm2
- Hydrostatic test pressure : 21,79 kg/cm2
- Radiography examination : RT-1
- Joint efficiency :1
- Corrosion allowance :3

617
Arumdina PSP, SNTEM, Volume 1, November 2021, hal. 611-618

4. DAFTAR PUSTKA

[1] Code ASME BPVC Section VIII Division 1, Rules for Construction of Pressure Vessel . 2019
[2] Code ASME BPVC Section II-D. Material Part D Properties (Customary). 2019.
[3] R.H. Suarez, H. Puebla, R.A. Lopez, “ Parametric Approach for the Optimal Design of
Knockout Drums”, Ind.Eng.Res., Vol. 46, PP 7008-7017, 2007.
[4] Niranjana.S.J., S. V. Patel, A.K.Dubey, “Design and Analysis of Vertical Pressure Vessel using
ASME Code and FEA Technique”, Material science and Engineering, Vol. 376,2018.
[5] S.Chattopadhyay, “ Material Selection for a Pressure Vessel”, American Society for Engineering
Education, AC 2008-2887, 2008.
[6] R.A.White, E.F.Ehmke, “ Material Selection for Refineries and Associated Facilities”,National
Association of Corrosion Engineers,1991.
[7] Megyesy. EF. Pressure Vessel Handbook 14th ed., PV Publishing inc,2008.
[8] Moss. Dennis, Basic. Michael. “Pressure Vessel Design Manual" 4th Edition., Elsevier Inc, 2013.
[9] Jawad. H. Maan. “Structural Analysis and Design of Process Equipment”,Wiley Inc, 2017.

Daftar Simbol

treq = Tebal requirement, mm


P = Tekanan internal, kg/cm2
R = Radius shell, mm
S = Allowable stress material, kg/cm2
E = Joint efisiensi
K = Faktor koreksi bentuk dari head
PMAWP = Tekanan kerja maksimum yang diijinkan, kg/cm2
tsc = Ketebalan shell terkorosi, mm
PHydrostatic = Tekanan Hydrostatic, kg/cm2
A1 = Luasan shell
A2 = Luasan nozzle
A3 = Luasan extension nozzle
A4 = Luasan las-lasan
A = Luasan lubang nozzle
Stest temperature = Allowable stess pada suhu uji
Sdesign temperature = Allowable Stess pada suhu desain
V = Total seismic share at base
Z = Seismic zone factor
I = Occupancy importance coefesien
C = Koefesien numerik = 0,035
Rw = Koefesien numerik = 2,9
W = Berat total tower
M = Momen
Ft = Total horizontal seismic force at top of vessel
H = Panjang bejana tekan
F = Design wind force
qz = Velocity pressure
G = Gust effect factor
Cf = Faktor bentuk
Af = Projected area

618

Anda mungkin juga menyukai