Anda di halaman 1dari 20

13.

4 PERTIMBANGAN DISAIN UMUM : VESSEL BERTEKANAN

13.4.1. Desain tekenan

Sebuah vessel dirancang untuk menahan tekanan maksimum pada saat operasi. Desain
tekanan vessel yang dijinkan biasnya disebut MAWP (Maximum Allowable Working Pressure)
dan biasanya 5-10 % diatas tekanan kerja ditujukan untuk meminimalisir gangguan pada proses.
Untuk menentukan desain tekanan harus ditambahkan tekanan hidrostatik ke tekanan operasi.
Vessel pada tekanan eksternal harus dirancang agar dapat menahan tekanan diferesial maksimum
yang kemungkinan terjadi pada saat operasi. Untuk tekanan vacum dirancang dengan tekanan 1
bar untuk menghindari kerusakan pada vacum.

13.4.2 Desain temperatur

Desain suhu maksimum yang diperbolehkan seharusnya dievaluasi dan diambil sebagai suhu
kerja maksimum material, dengan prediksi ketidakpastian suhu dinding vessel. Untuk vessel
yang dilas beraku aturan tambahan sebagaimana yang dijelaskan dalam ASME BPV Code sec.
VIII D.1 bagian UW, desai minimum suhu logam ( MDMT) harus diambil sebagai suhu
minimum yang diharapkan dalam operasi. Perancangan harus mempertimbangkan suhu operasi
terendah, suhu lingkungan, pendinginan otomatis, gangguan proses, dang sumber pendinginan
lain dalam menentukan minimum.

13.4.3 Material

Dalam pembuatan vessel bertekanan material yang digunakan dari baja karbon biasa,paduan baja
rendah dan tinggi,lapisan plat dan plastik yang diperkuat.Dalam pemilihan material harus
mempertimbangkan kesesuaian serta kompatibilitas material dengan lingkungan.Standar material
kode ASME BPV sec.II bagian D memberikan tegagan maksimum yang diijinkan sebagai fungsi
suhu dan suhu maksimum yang diizinkan dalam bagian I,III,IV, dan XII kode BPV untuk besi
dan logan non-ferro (selain besi).

13.4.4. Tegangan Maksimum yang Diijinkan (Kekuatan Desain Nominal)

Untuk menentukan nilai tegangan maksimum yang diijinkan yang dapat diterima oleh bahan
konstruksi adalah dengan memperhatikan faktor keamanan yang memungkinkan ketidakpastian
dalam metode desain, pemuatan, kualitas bahan, dan pengerjaan.

Dasar dalam menetapkan Nilai Tegangan Maksimum terdapat dalam Kode ASME BPV sec.II
bagian D. Tegangan Maksimum yang Diijinkan yaitu:

1. Kekuatan tarik minimum khusus pada suhu kamar dibagi dengan 3,5;

2. Kekuatan tarik pada suhu dibagi dengan 3,5;

3. Kekuatan hasil minimum yang spesifik pada suhu kamar dibagi 1,5;
4. Kekuatan luluh pada suhu dibagi dengan 1,5.

Pada suhu di mana kekuatan regangan creep dan stres pecah, tegangan maksimum yang diijinkan
adalah

Pada beberapa kasus, nilai tekanan yang lebih tinggi diperbolehkan dibawah kode ASME BPV
sec.VIII D.1 yakni melebihi 67% tetapi tidak lebih dari 90% dari kekuatan pada suhu leleh.
Pengguanaan nilai nilai yang lebih tinggi dapat mengakibatkan deformasi dan perubahan dalam
dimensi vessel. Vessel ini tidak direkomendasikan untuk flanges atau aplikasi lain dimana
terdapat perubahan dimensi dapat menyebabkan kebocoran atau kerusakan vessel.

Berikut ini adalah tabel nilai tegangan yang diijinkan. Tabel 2A untuk logam besi dan tabel 2B
untuk logam non ferro. Nilai tegangan maksimum yang diperbolehkan untuk beberapa bahan
umum ditunjukkan pada Tabel 13.2. Nilai-nilai ini dapat digunakan untuk desain awal. Kode
BPV ASME harus dikonsultasikan untuk nilai-nilai yang akan digunakan untuk desain vessel.

Tabel 13.2. Karakter Tegangan Maksimum yang Diijinkan untuk Pelat di bawah Kode ASME
BPV Sec. VIII D.1 (Standar Bahan yang Tepat Harus Dikonsultasikan untuk Nilai-Nilai Khusus
dan Ketebalan Pelat)

catatan:

1. Nilai-nilai tegangan untuk tipe 304 stainless steel tidak sama dengan yang diberikan
untuk stainless steel 304L pada Tabel 7.8 buku ini.
2. 1 ksi ¼ 1000 psi ¼ 6.8948 N / mm2
13.4.5. Kategori Efisiensi dan Konstruksi Welded-Joint

Kekuatan sambungan las akan tergantung pada jenis sambungan dan kualitas pengelasan. Kode
ASME BPV Sec. VIII D.1 menentukan empat kategori pengelasan (Bagian UW-3):

A. Las longitudinal atau spiral di shell utama, leher atau nozel, atau las sirkumfer yang
menghubungkan Head hemispherical ke shell utama, leher, atau nosel;
B. Las sirkumferential di shell utama, leher, atau nozel atau menghubungkan Head yang
terbentuk selain hemisfer;
C. Las yang menghubungkan flanges, lembaran tabung, atau flat menuju ke shell utama,
head, leher, atau nozzel yang terbentuk;
D. Las menghubungkan atau nozel ke shell utama, ke head, atau ke leher.

Rincian dari berbagai jenis lasan yang digunakan dalam konstruksi bejana tekan
diberikan dalam bagian 13.12. Tingkat hasil lasan diperiksa dengan inspeksi visual dan dengan
uji tak rusak (radiografi). Nilai efisiensi sambungan yang digunakan dalam desain bergantung
pada jenis sambungan dan jumlah radiografi yang diperlukan oleh kode desain. Nilai tersebut
ditunjukkan pada tabel 13.3. Penggunaan effisiensi harus bisa menghemat biaya inspeksi dan
fabrikasi terhadap peningkatan biaya.

Untuk persyaratan bejana tekan yang dibuat dengan pengelasan dijelaskan pada Kode
ASME BPV sec. VIII D.1 bagian UW bahwa ketebalan pelat pembatas ditentukan untuk setiap
jenis lasan dengan pengecualian sambungan butt lass ganda. Dan untuk pemeriksaan radiogarfi
lasan juga ditentukan pada bagian UW-13 yang menjelaskan jenis-jenis lasan yang dapat
digunakan untuk menempelkan head dan lembaran tabung ke cangkang. Dan pada bagian UW-
16 berisi aturan untuk pemasangan nozel ke vessel.

Tabel 13.3. Efisiensi Joint Maksimum yang Diijinkan

nilai kekuatan desain nominal (tegangan desain maksimum yang diizinkan) untuk material dalam
kategori konstruksi bawah.Ada tiga kategori konstruksi:
Kategori 1: Kelas tertinggi membutuhkan 100% uji non-destruktif (NDT) dari lasan dan
memungkinkan penggunaan semua bahan yang dicakup oleh standar, tanpa batasan pada
ketebalan pelat.

Kategori 2: Kelas ini membutuhkan lebih sedikit uji tak rusak tetapi menempatkan beberapa
limitasi pada material yang dapat digunakan dan ketebalan pelat maksimum.

Kategori 3: Kelas terendah hanya membutuhkan inspeksi visual dari lasan tetapi terbatas pada
baja karbon dan karbon-mangan dan baja tahan karat austenitik; dan batas ditempatkan pada
ketebalan pelat dan tegangan desain nominal. Untuk baja karbon dan karbon-mangan, ketebalan
pelat dibatasi kurang dari 13 mm, dan tekanan desain sekitar setengah yang diperbolehkan untuk
kategori 1 dan 2. Untuk stainless steel ketebalan dibatasi hingga kurang dari 25 mm, dan yang
diperbolehkan stres desain sekitar 80% dari itu untuk kategori lain.

13.4.6. Corrosion Allowance

Corrosion Allowance adalah ketebalan logam yang ditambahkan untuk kemungkinan kehilangan
material yang disebabkan oleh korosi dan erosi ata penskalaan. Dalam penentuan Corrosion
Allowance ini ditentukan pada kode ASME BPV sec. VIII D.1. Untuk baja karbon dan baja
paduan rendah dimana tidak terjadinya korosi yang tidak diharapkan, digunakan minimum 2,0
mm yang dalam hal ini untuk antisipasi korosi yang lebih parah dan harus ditingkatkan menjadi
0,4 mm . Biasanya kode desain dan satndar menetapkan batas minimum sebesar 1,0 mm dibawah
kode ASME BPV sec. VIII.

13.4.7. Beban Desain

Struktur dirancang untuk menahan deformasi plastik bruto dan semua kondisi muatan. Beban
desain dikalsifikasikan sebagai beban utama yang harus dipertimbangkan dalam desain vessel,
dan beban tambahan.

Beban Utama

Yang termasuk dalam beban utama ialah

1. Tekanan desain: termasuk cairan statis yang signifikan.


2. Berat maksimum vessel dan isi, dalam kondisi operasi.
3. Berat maksimum vessel dan isi di bawah kondisi pengujian hidrolik.
4. Beban angin.
5. Beban gempa (seismik).
6. Beban dipengaruhi oleh reaksi pada Vessel
Beban tambahan

1. Tekanan lokal yang disebabkan oleh penahan, struktur internal, dan pipa penghubung.
2. Beban shock yang disebabkan oleh water hammer atau karena lonjakan isi vessel.
3. Bengkok yang disebabkan oleh eksentrisitas pusat tekanan kerja relatif terhadap sumbu
netral dari vessel.
4. Stres karena perbedaan suhu dan perbedaan koefisien ekspansi bahan.
5. Beban yang disebabkan oleh fluktuasi suhu dan tekanan
Dalam perancangan harus menetukan atau memperkirakan beban yang mungkin terjadi dan
kemudian mendesain untuk kondisi tersebut.

13.4.8. Ketebalan Dinding Praktis Minimum

Dalam menentukan ketebalan dinding minimum secara spesifik terdapat dalam kode ASME
BPV sec. VIII D.1 yaitu 1/16 (1,5 mm) dan tidak termasuk corrosion allowance dan tidak
tergantung pada dimensi vessel serta bahan konstruksi. Secara umum ketebalan dinding setiap
vessel tidak boleh kurang dari nilai-nilai berikut

13.5 DISAIN DINDING VESSEL PADA TEKANAN INTERNAL

13.5.1 Cylinder and Spherical Shells


Untuk cangkang silinder, ketebalan minimum yang diperlukan untuk menahan tekanan internal
bisa ditentukan dari persamaan 13.7 dan 13.8. Jika Di adalah diameter internal dan t ketebalan
minimum yang diperlukan.
𝑃𝑖 (𝐷𝑖 + 𝑡)
𝑡=
2𝑆
di mana S adalah tegangan maksimum yang diijinkan dan Pi adalah tekanan internal

𝑃𝑖 𝐷𝑖
𝑡=
2𝑆 − 𝑃𝑖
efisiensi sambungan las, E, ini menjadi
𝑃𝑖 𝐷𝑖
𝑡=
2𝑆𝐸 − 𝑃𝑖

Persamaan yang ditentukan oleh Kode ASME BPV (Bagian VIII D.1 Bagian UG-27) adalah:
𝑃𝑖 𝐷𝑖
𝑡=
2𝑆𝐸 − 1.2𝑃𝑖
Ini sedikit berbeda dari persamaan 13.40, karena diturunkan dari rumus untuk vessel berdinding
tebal. Demikian pula, untuk tegangan longitudinal, kode tersebut menentukan

𝑃𝑖 𝐷𝑖
𝑡=
4𝑆𝐸 − 0.8𝑃𝑖
Dari kode BPV ASME menetapkan bahwa ketebalan minimum harus lebih besar nilai
ditentukan dari persamaan 13.41 dan 13.42. Jika persamaan ini disusun kembali dan digunakan
untuk menghitung tekanan kerja maksimum yang diijinkan (MAWP) untuk vessel dari ketebalan
yang diberikan, maka tekanan kerja maksimum yang diijinkan adalah nilai yang lebih rendah
diprediksi oleh dua persamaan.
Untuk shell bulat, kode tersebut menentukan

𝑃𝑖 𝐷𝑖
𝑡=
4𝑆𝐸 − 0.4𝑃𝑖
Setiap unit satuan yang sesuai dapat digunakan persamaan 13.39 hingga 13.43

13.5.2.Head dan Penutup


Ujung-ujung vessel silindris ditutup oleh Head berbagai bentuk. Jenis -jenis yang
digunakan adalah :
1. Pelat datar dan formrd plat heads; lihat Gambar 13.9.
2. Head hemispherical; lihat Gambar 13.10a.
3. Head Ellipsoidal; lihat Gambar 13.10b.
4. Head Torispherical; lihat Gambar 13.10c.
Head hemispherical, ellipsoidal, dan torispherical secara kolektif disebut sebagai head berkubah.
Itu dibentuk dengan menekan atau berputar; diameter besar dibuat dari bagian yang terbentuk.
Head torispherical sering disebut sebagai dished ends. Proporsi Head kubah yang lebih disukai
diberikan dalam standar dan kode

Pilih Penutup
Pelat datar digunakan sebagai penutup untuk manways dan sebagai penutup saluran penukar
panas. Ujung-ujung datar yang terbentuk, yang dikenal sebagai ujung-ujung flensa, dibuat
dengan membalikkan sebuah flange dengan radius kecil pada pelat datar, seperti yang
ditunjukkan pada Gambar 13.9a. Head flange-only adalah tipe termurah bentuk Head, tetapi
penggunaannya terbatas pada tekanan rendah dan vessel berdiameter kecil. . Head torispherical
standar (ujung piring) adalah ujung yang paling umum digunakan untuk penutup vessel hingga
tekanan operasi 15 bar.Untuk tekanan diatas 15 bar digunakan head ellipsoiadal,sedangkan untuk
tekanan yang paling tinggi digunakan head hemispherical.

13.5.3. Desain Ujung Datar


Walaupun biaya pabrikasi rendah, ujung datar bukan bentuk struktural yang efisien, dan
pelat yang sangat tebal akan diperlukan untuk tekanan tinggi atau diameter besar. Persamaan
desain yang digunakan untuk menentukan ketebalan ujung datar didasarkan pada analisis
tekanan pada pelat datar; lihat Bagian 13.3.5. Ketebalan yang dibutuhkan akan tergantung pada
tingkat kendala di piring keliling. Kode BPV ASME menentukan ketebalan minimum sebagai

𝐶𝑃𝑖
𝑡 = 𝐷𝑒 √
𝑆𝐸

dimana
C = desain konstan, tergantung pada batasan tepi;
De = diameter plat nominal;
S = tegangan maksimum yang diijinkan;
E = efisiensi sambungan.
Setiap unit satuan yang konsisten dapat digunakan.

Nilai untuk konstanta desain C dan diameter pelat nominal De diberikan dalam Kode BPV
ASME untuk berbagai pengaturan penutupan flat-end (Bagian VIII D.1 Bagian UG-34).
Beberapa nilai khas dari desain konstan dan diameter nominal untuk desain ditunjukkan pada
Gambar 13.9 adalah sebagai berikut. Untuk desain terperinci, Kode BPV ASME harus
dikonsultasikan.

(a) Flanged-only end, C = 0,17 jika radius sudut tidak lebih dari 3t; jika tidak C = 0,1; De sama
dengan Di.

(b, c) Pelat dilas ke ujung cangkang dengan lasan filet, sudut fillet 45O dan kedalaman las 70%
dari ketebalan shell, C = 0,33 t / ts, di mana ts adalah shell ketebalan. De = Di.
(d) Penutup yang dilas dengan paking penuh wajah (lihat Bagian 13.10), C = 0.25 dan De adalah
baut lingkaran diameter (diameter lingkaran yang menghubungkan pusat-pusat baut lubang).
(e) Penutup ujung baut dengan paking wajah sempit, C = 0,3 dan De harus diambil sebagai
diameter rata-rata paking tersebut

13.5.4. Desain Kubah Berakhir

Persamaan desain dan grafik untuk berbagai jenis kepala berkubah diberikan dalam Kode BPV
ASME dan harus digunakan untuk desain detail. . Ketebalan Head harus ditingkatkan untuk
mengkompensasi efek melemahnya lubang di mana pembukaan atau cabang tidak diperkuat
secara lokal (lihat Bagian 13.6). Untuk kenyamanan, persamaan desain yang disederhanakan
diberikan di bagian ini. Ini cocok untuk ukuran awal head yang tidak diposisikan dan untuk
kepala dengan sepenuhnya bukaan atau ranting yang diberi kompensasi.

Head Hemispherical
Ini dapat dilihat dengan persamaan 13.7 dan 13.9 bahwa untuk tekanan yang sama dalam bagian
silinder dan Head hemispherical dari sebuah vessel, ketebalan dari kebutuhan head hanya
setengah dari silinder. Untuk tidak ada perbedaan dalam pelebaran antara dua bagian (regangan
diametris yang sama), itu bisa menunjukkan bahwa untuk baja (rasio Poisson = 0,3), rasio head
hemispherical ketebalan ke ketebalan silinder harus 7/17. Namun, tekanan di head akan lebih
besar di bagian silinder, dan rasio ketebalan optimum adalah biasanya diambil sebagai 0,6; lihat
Brownell and Young (1959). Di ASME BPV Code Sec. VIII D.1, persamaan yang ditentukan
sama dengan untuk sebuah cangkang bulat:

𝑃𝑖 𝐷𝑖
𝑡=
4𝑆𝐸 − 0.4𝑃𝑖
Head Ellipsoidal
Sebagian besar Head ellipsoidal standar diproduksi dengan rasio sumbu mayor dan minor
2: 1. Untuk rasio ini, persamaan berikut dapat digunakan untuk menghitung minimum ketebalan
yang dibutuhkan (ASME BPV Code Sec. VIII D.1 Bagian UG-32):

𝑃𝑖 𝐷𝑖
𝑡=
2𝑆𝐸 − 0.2𝑃𝑖
Ada dua persimpangan dalam penutupan ujung torispherical: yaitu antara silinder bagian
dan Head,tekukan dan tegangan geser yang disebabkan oleh pelebaran diferensial yang akan
terjadi pada ini poin harus diperhitungkan dalam desain Head. Kode BPV ASME memberikan
persamaan desain (Sec. VIII D.1 Bagian UG-32):

0.885𝑃𝑖 𝑅𝑒
𝑡=
𝑆𝐸 − 0.1𝑃𝑖
dimana Re = Crown Radius
Rasio jari-jari ke jari-jari mahkota tidak boleh kurang dari 0,06 untuk menghindari tekukan, dan
jari-jari mahkota tidak boleh lebih besar dari diameter bagian silinder. Setiap satuan satuan yang
konsisten dapat digunakan dengan persamaan 13,43 hingga 13.46. Untuk Head yang terbentuk
(tidak ada lasan atau sambungan di Kepala), efisiensi gabungan E diambil sebagai 1.0

Flanges (Skirts) pada Domed Heads


Head berbentuk kubah dibuat dengan bagian, silinder pendek lurus, yang disebut flens atau rok,
seperti yang ditunjukkan pada Gambar 13.10. Ini memastikan bahwa garis las tidak ada dari titik
diskontinuitas antara head dan bagian silinder dari vessel.

13.5.5. Bagian kerucut dan Penutup Akhir

Bagian kerucut (reducer) digunakan untuk membuat pengurangan bertahap diameter dari
satu bagian silinder ke yang lain dengan diameter yang lebih kecil. Ujung kerucut digunakan
untuk memfasilitasi kelancaran aliran dan penghilangan padatan dari peralatan proses, seperti
gerbong, alat pengering, dan kristalisasi. Dari persamaan 13.10 dapat dilihat bahwa ketebalan
yang diperlukan pada setiap titik pada kerucut terkait dengan diameter ekspresi berikut:
𝑃𝑖 𝐷𝑐 1
𝑡= .
2𝑆𝐸 − 𝑃𝑖 cos 𝛼

di mana
Dc adalah diameter kerucut pada titik tersebut; a = setengah sudut kerucut apex, Persamaan
yang diberikan dalam Kode BPV ASME adalah

𝑃𝑖 𝐷𝑖
𝑡=
2 cos 𝛼 2𝑆𝐸 − 0.6𝑃𝑖

Persamaan ini hanya akan berlaku pada titik-titik yang jauh dari kerucut ke persimpangan
silinder. Tegangan membungkuk dan geser akan disebabkan oleh pelebaran yang berbeda dari
kerucut dan bagian silinder. Bagian yang terbentuk biasanya akan digunakan untuk transisi
antara bagian silinder dan bagian kerucut, kecuali untuk Vessel yang beroperasi di tekanan
rendah atau hanya di bawah tekanan hidrostatik. Bagian transisi akan menjadi dibuat lebih tebal
dari bagian kerucut atau silindris dan dibentuk dengan buku jari radius untuk mengurangi
konsentrasi tegangan pada saat transisi; lihat Gambar 13.11. Ketebalan untuk bagian kerucut jauh
dari transisi dapat dihitung dari persamaan 13.48.

Contoh 13.1

Perkirakan ketebalan yang diperlukan untuk bagian-bagian komponen Vessel yang


ditunjukkan dalam diagram. Vessel ini beroperasi pada tekanan 14 bar (absolut) dan suhu 260 O
C. Bahan konstruksi akan berupa baja karbon polos. Lasan akan sepenuhnya diradiografi. Batas
korosi yang diizinkan 2 mm.
Solusi

Tekanan desain, diambil sebagai 10% di atas tekanan pengukuran operasi,


= (14 - 1) x 1,1
= 14,3 bar
= 1,43 N / mm 2
Suhu desain 260o C (500o F).
Dari Tabel 13.2, tegangan maksimum yang diizinkan = 12,9 x 103 psi = 88,9 N/mm2.

Bagian Silinder

1.43 × 1.5 × 103


𝑡= = 12.2 𝑚𝑚
(2 × 89 × 1) − (1.2 × 1.43)

tambahkan toleransi korosi 12,2 + 2 = 14,2 mm


katakan 15 mm plat atau 9/16 inch plat

Kubah Head
Coba standar dish head (torisfer):
radius mahkota Rc = Di = 1.5m
radius knuckle = 6% Rc = 0,09m
Head ukuran ini akan dibentuk dengan menekan: tidak ada sambungan, jadi E = 1.

0.885 × 1.43 × 1.5 × 103


𝑡= = 21.4 𝑚𝑚
(89 × 1) − (0.1 × 1.43)

Coba Head ellipsoidal 'standar', rasio mayor: sumbu minor = 2: 1

1.43 × 1.5 × 103


𝑡= = 12.1 𝑚𝑚
(2 × 89 × 1) − (0.2 × 1.43)

Jadi, Head ellipsoidal mungkin akan menjadi yang paling ekonomis. Ambil yang sama ketebalan
seperti dinding, 15 mm atau 9/16 inci.
Head Datar
Gunakan gasket full-face C = 0,25
De = baut diameter lingkaran, ambil sekitar 1,7 m.

0.25 × 1.43
𝑡 = 1.7 × 103 √ = 107.7 𝑚𝑚
89 × 1

Tambahkan toleransi korosi dan bulatkan ke 111 mm (4 3/8 inci). Ini menunjukkan inefisiensi
dari penutup datar. Akan lebih baik menggunakan kubah flensa Head.

13.6. PENGGANTIAN UNTUK PEMBUKAAN DAN CABANG

Semua vessel proses akan memiliki bukaan untuk koneksi, manways dan instrument
fitting. Adanya hal tersebut melemahkan shell/ cangkang dan menimbulkan tegangan
konsentrasi. Stres diuujung lubang akan jauh lebih tinggi daripada tekanan rata-rata di pelat
sekitarnya. Untuk mengimbangi efek pembukaan, ketebalan dinding ditingkatkan/dilebihkan
disekitar yang berdekatan dengan lubang pembukaan. Penguatan yang cukup harus diberikan
untuk memberikan efek melemahnya pembukaan secara signifikan. Over reinforcement akan
mengurangi fleksibilitas dinding yang menyebabkan spot yang sulit dan menimbulkan stress
sekunder, susunan tersebut terdapat pada gambar 13.12.

Metode yang paling sederhana untuk mencegah hal tersebut adalah dengan mengelas pad
atau penyekat sambungan disekitar lubang pembukaan, seperti pada gambar 13.12a. Pada
cabang, penguatan dapat diberikan dengan atau tanpa pad dengan membiarkan cabang menonjol
ke vessel, seperti pada gambar 13.12b. penggunaan hal ini harus hati-hati untuk vessel proses,
karena tonjolan ini hanya untuk perangkap kotoran, dan celah dibuat dimana korosi lokal terjadi.
Forged reinfor-cing rings, seperti yang ditunjukkan pada Gambar 13.12c, menyediakan metode
pengganti yang paling efektif, tetapi mahal. Mereka akan digunakan untuk setiap lubang besar
dan cabang di vessel yang beroperasi dalam kondisi parah.
Gambar 13.12. Jenis pengganti untuk bukaan. (a) Bantalan dilas. (b) Nozel awal. (c) forged ring.

13,7. DESAIN VESSEL TERKAIT DENGAN TEKANAN EKSTERNAL

13.7.1. Cylindrical Shells

Dua jenis vessel proses cenderung terkena tekanan eksternal, yang dioperasikan dibawah
vacum, dimana tekanan maksimu menjadi 1 bar (1 atm) dan jaket vessel, dimana vessel bagian
dalam akan berada dibawah tekana jaket. Untuk vessel berjaket, perbedaan tekanan maksimun
diambil sebagai tekanan jaket penuh, karena situasi dapat timbul dimana tekana di dalam vessel
hilang.Vessel yang berdinding tipis pada tekana eksternal dapat mengalami kegagalan
disebabkan ketidakstabilan elastis (tekuk) dan ini adalah kegagalan yang menetukan ketebalan
dinding yang diperlukan.

Untuk silinder terbuka, tekanan kritis untuk menyebabkan buckling Pc diberikan oleh
ekspresi berikut; lihat Windenburg dan Trilling (1934):

dimana

L = panjang vessel yang tidak didukung, panjang efektif;


D0 = diameter luar;

t = ketebalan dinding;

EY = Modulus Young

v = Rasio Poisson;

n = jumlah lobus yang terbentuk saat tekuk

Untuk tabung panjang dan vessel silindris, ekspresi ini dapat disederhanakan dengan
mengabaikan ing istilah dengan kelompok (2L / /∏D0) 2 di penyebut; Persamaannya menjadi

Nilai minimum dari tekanan kritis akan terjadi ketika jumlah lobus adalah 2, dan mengganti nilai
ini ke dalam persamaan 13,50

Untuk kebanyakan material vessel tekan, rasio Poisson dapat diambil sebagai 0,3; mengganti ini
dalam persamaan 13,51 memberi

Untuk vessel pendek dan tertutup dan vessel panjang dengan cincin pengeras, lekukan kritis akan
lebih tinggi dari yang diprediksi oleh persamaan 13,52. Pengaruh kekakuan/pengerasan dapat
diperhitungkan dengan pengantar koefisien keruntuhan, Kc, ke dalam persamaan 13.52:

di mana Kc adalah fungsi dari diameter dan ketebalan vessel, dan panjang efektifnya adalah L0
antara ujung-ujung cincin atau kekakuan dan diperoleh dari Gambar 13.13. Panjang efektif untuk
beberapa pengaturan tipikal ditunjukkan pada Gambar 13.14.
Hal ini dapat ditunjukkan (lihat Southwell, 1913) bahwa jarak kritis antara pengaku, Lc, di luar
yang kaku tidak akan efektif diberikan oleh

Mengganti v = 0,3 ,diberikan

Setiap cincin yang kaku yang digunakan harus ditempatkan lebih dekat daripada Lc. Persamaan
13,53 dapat digunakan untuk memperkirakan tekanan tekuk kritis dan karenanya ketebalan yang
diperlukan untuk menahan tekanan eksternal yang diberikan. Faktor keamanan setidaknya 3
harus diterapkan pada nilai yang diprediksi menggunakan persamaan 13,53.

Metode yang diuraikan di sini tidak diakui oleh Kode BPV ASME dan hanya dapat
digunakan untuk perkiraan awal ketebalan dinding yang diperlukan di bawah tekanan eksternal.
Metode yang direkomendasikan oleh Kode BPV secara substansial lebih kompleks dan
mempertimbangkan fakta bahwa tegangan maksimum yang diijinkan dalam kompresi berbeda
dengan tegangan. Kode ASME BPV Sec. VIII D.1 Bagian UG-28 harus dikonsultasikan untuk
metode yang disetujui untuk desain terperinci pembuluh yang tunduk pada tekanan eksternal.

Out of Roundness

Setiap kebulatan dalam cangkang setelah fabrikasi secara signifikan akan mengurangi
kemampuan vessel untuk menahan tekana eksternal. Seuatu penyimpangan dari penampang
melingkar yang benar sama denagn ketebalan kulit/lapisan akan mengurangi tekana tekuk kristis
sekitar 50%. Ovlity (out of roundness) dari sebuah silinder diukur dengan

Untuk Vessel dibawah tekanan ekternal, biasanya tidak melebihi 1,5%


Gambar 13.13. koefisien penutup untuk cangkang silinder (setelah Brownell dan Young, 1959).

13.7.2. Kepala Vessel

Tekanan tekuk kritis untuk subjek bola untuk tekanan eksternal diberikan oleh (lihat
Timoshenko, 1936)

dimana Rs adalah jari-jari luar bola. Mengambil rasio Poisson sebagai 0,3 memberi

Persamaan ini memberikan tekanan kritis yang diperlukan untuk menyebabkan tekuk umum;
tekuk lokal dapat terjadi pada tekanan yang lebih rendah. Karman dan Tsien (1939) telah
menunjukkan bahwa tekanan untuk menyebabkan “dimple” terbentuk sekitar seperempat dari
yang diberikan oleh persamaan 13,57, dan diberikan oleh
Gambar 13.14. Panjang efektif, vessel di bawah tekanan eksternal. (A) vessel polos. (B) Dengan
pengaku (gunakan lebih kecil dari L0 dan Ls). (c) I-section ring yang kaku. (d) vessel berjaket.

Faktor keamanan diperlukan ketika menerapkan persamaan 13,58 untuk desain vessel di bawah
tekanan eksternal. Nilai 6 biasanya digunakan, yang memberikan persamaan berikut untuk
ketebalan minimum:

dimana Pe adalah tekanan eksternal.

Setiap unit sistem yang konsisten dapat digunakan dengan persamaan 13.59.
Desain vessel yang menggunakan persamaan 13.59 tidak sesuai dengan Kode BPV ASME, dan
karenanya hanya dapat digunakan untuk perkiraan awal. Untuk desain terperinci dari head yang
tunduk pada tekanan eksternal, metode yang lebih kompleks diberikan dalam Kode ASME BPV
Sec. VIII D.1 Bagian UG-33 harus diikuti. Metode yang ditentukan oleh kode ini berasal dari
metode yang digunakan untuk cangkang bola yang tunduk pada tekanan eksternal.

Head Torispherical dan ellipsoidal dapat dirancang sebagai equivalent Hemisphere. Untuk head
torispherical, jari-jari Rs diambil setara dengan jari-jari mahkota Rc. Untuk head ellipsoidal, jari-
jari dapat diambil sebagai jari-jari kelengkungan maksimum; yang di atas diberikan oleh

dimana

2a = sumbu utama = D0 (shell o.d.);

2b = sumbu minor = 2 jam;

h = ketinggian head dari garis singgung.

Karena jari-jari kelengkungan elips tidak konstan, penggunaan jari-jari maksimum akan
kebesaran ketebalan yang dibutuhkan. Metode desain untuk head berbentuk berbeda di bawah
tekanan eksternal diberikan dalam standar dan kode.

Anda mungkin juga menyukai