Anda di halaman 1dari 28

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Supported Cone Roof Tank

Supported Cone Roof Tank merupakan jenis tangki yang memiliki atap

berbentuk kerucut. Plate atap pada tangki ini didukung oleh rafter pada girder dan

column. Tangki atap kerucut biasanya digunakan untik menyimpan minyak atau air,

biasanya tangki ini dirancang sesuai dengan standar API 650.

Gambar 15. Supported cone roof tank


Gambar 2.1 Supported cone roof tank

2.2 Persyaratan Untuk Elemen – Elemen Tangki

1. Material

Plate dan profil baja yang digunakan dalam perancangan didasarkan atas

ketersediaan material dipasaran dan dalam ukuran panjang yang ditentukan. Ukuran

standar plate baja yang sering digunakan pada tangki penimbun adalah 1.8 x 6 m

dan 2.4 x 9 m. Sedangkan profil baja yang digunakan pada tangki penimbun adalah

profil baja siku untuk top angle, profil baja WF dan UNP untuk girder, rafter, serta

profil pipa untuk column.

22
23

Material yang dipakai dalam desain tangki ini adalah material yang

direkomendasikan oleh API std 650 yang secara kekuatan, dan komposisi kimia

memenuhi persyaratan yang ditentukan oleh standar American Society for Testing

and Materials (ASTM). Dalam perancangan ini dipilih plate bahan konstruksi

tangki adalah baja ASTM A36 katagori baja karbon rendah, dengan pertimbangan

sebagai berikut :

- Merupakan jenis plate yang direkomendasikan sebagai material konstruksi

storage vessel.

- Memiliki Allowable Stress yang cukup besar 250 Mpa pada Yield Strength,

400 Mpa pada Tensile Strength, 160 Mpa pada Product Design Stress dan

171 Mpa pada Hydrostatic Test Stress.

- Digunakan untuk bahan yang suhu 20º f sampai 650º f

- Kuat dan tahan terhadap panas dan korosi

- Harga relatif murah dan mudah didapatkan.

(American Petroleum Institute, 2007; Brownell, 1959)

2. Corrosion Allowance

Dengan mengetahui laju korosi yang diharapkan, korosi yang diijinkan akan

sangat berpengaruh terhadap live time suatu tangki sesuai dengan penggunaannya.

Setelah menentukan ketebalan dinding tangki yang memenuhi persyaratan mekanis,

seperti tekanan, suhu dan berat perlatan, ketebalan tambahan yang disebut

Corrosion Allowance (tunjangan korosi). Corrosion Allowance yang diijinkan

dapat ditambahkan pada perhitungan untuk Shell plate, Bottom plate, dan Roof

plate.
24

3. Pengelasan Pada Tangki

a. Pengelasan pada shell plate yang dipakai dalam mendesain tangki antara

lain, dapat dilihat pada gambar 16 tipe pengelasan vertical shell plate dan

gambar 17 tipe pengelasan horizontal shell plate :

Gambar 16. Pengelasan Vertical Gambar 17. Pengelasan Horizontal

Pengelasan vertical shell plate dan horizontal shell plate harus

tumpul diisi cairan las yang merata keseluruhan karena apabila tidak

tertutup semua maka akan berakibatkan kekuatan lasnya akan berkurang

sehingga mempengaruhi konstruksi tangki tersebut, di dalam dan di luar

permukaan las untuk memenuhi persyaratan itu plate yang disambung harus

dicocokkan secara akurat dan dipertahankan posisiselama operasi

pengelasan dan memiliki jarak pengelasan.


25

b. Pengelasan pada annular dan bottom plate dapat dilihat pada gambar 18 tipe

pengelasan annular dan bottom plate :

Gambar 18. Tipe pengelasan annular


dan bottom plate

Jenis pengelasan annular dan bottom plate adalah

1. Single-welded butt joint with backing strip

Metode Single-welded butt joint with backing strip dengan

menggunakan plate tambahan yang terdapat dibawah annular yaitu

backing strip berfungsi untuk mecegah berlebihan las drop, seperti

gambar 19.

Gambar 19. Single-welded butt joint with


backing strip

2. Single-welded full fillet lap joint

Metode Single-welded full fillet lap joint merupakan metode termudah

dan tercepat dalam las konstruksi. Plate yang tumpang tindih dan lasan

fillet diterapkan di tepi piring. Kerugian dari metode ini adalah bahwa

sebagai tangki corrodes, kerugiam logam dalam las an fillet terjadi lebih
26

cepat cepat ke titik di mana sangat sedikit logam las mungkin tetap

meskipun ketebalan plate mungkin masih cukup, seperti gambar 20.

Gambar 20. Single-welded lap joint

c. Pengelasan pada roof plate dan top angle dapat dilihat pada gambar 21 tipe

pengelasan pada roof plate dan top angle :

Gambar 21. Tipe pengelasan pada roof plate dan


top angle
27

Pengelasan pada roof plate disambung dengan las fillet. Plate pada

atap tangki yang disusun bertumpuk dengan sambungan las yang lebih

lemah dengan maksud untuk mencegah pecahnya plate tangki apabila

terjadi pemuaian.

Plate yang akan dilas pada bagian yang di las dpat diisi cairan las

yang merata keseluruhan karena apabila tidak tertutup semua maka akan

berakibatkan kekuatan lasnya akan berkurang sehingga mempengaruhi

konstruksi tangki tersebut. Adapun ketebalan las yang diijinkan menurut

API 650 adalah seperti yang tercantum dalam Tabel 1 pengelasan tangki

dibawah ini.

Tabel 1. Ukuran minimum pengelasan

Sumber : (American Petroleum Institute, 2012 Tabel 5.1.5.7)

2.3 Bagian – Bagian Tangki

2.3.1 Data Umum Perancangan

Data umum perancangan tangki diperlukan sebelum memulai perancangan

(draft) data umum ini meliputi : kode desain, jenis tangki, tipe tangki, isi tangki,

kapasitas, material, corrosion allowance.


28

2.3.2 Diameter dan Tinggi Tangki

Untuk perhitungan diameter dan tinggi tangki dihitung dengan

8
perbandingan diameter (D) dengan tinggi (H) sama dengan sehingga :
3

8 3
D= H dan H = D (Pers.3.12 hal 43 Brownell, 1959)
3 8

Untuk kapasitas tangki

V=A.H

𝜋
Dimana : A = Luas Penampang, . 𝐷2
4

V = Kapasitas Tangki 𝑚3

8
D = Diameter Tangki H (𝑚)
3

3
H = Tinggi Tangki D (𝑚)
8

Maka didapat :

𝜋 2 3
𝑉= .𝐷 . .𝐷
4 8

3𝜋 3
𝑉= .𝐷
32
9.42
𝑉= . 𝐷 3 ……………………….. (2.1)
32

2.3.3 Shell Plate

Ketebalan shell plate yang digunakan sebaiknya lebih besar dari hasil

perhitungan ketebalan desain shell plate, termasuk penambahan corrosion

Allowance (tunjangan korosi) atau hydrostatics test uji shell plate. Shell plate

course pertama merupakan plate yang terletak tepat diatas annular plate dan

memiliki ketebalan yang lebih besar di bandingkan plat diatasnya, sedangkan shell
29

plate course teratas merupakan lapisan dengan ketebalan terkecil, tapi ketebalan

shell plate tidak boleh kurang dari yang diisyaratkan pada tabel 2.

Tabel 2. Ketebalan Shell Plate

Sumber : (American Petroleum Institute, 2007 Tabel 5.6.1.1)

Perhitungan ketebalan shell plate dari lapisan paling bawah sampai dengan

teratas, dihitung dengan menggunakan mertode one-foot, yaitu tebal shell plate

pada titik peninjauan 0.3 m (1 ft) diatas dasar atau masing masing bagian shell,

dimana tangki yang di tentukan berdasarkan kondisi cairan untuk menentukan tebal

shell plate menurut (American Petroleum Institute, 2007 para 5.6.3.2) dapat

dihitung dengan persamaan berikut :

a. Berdasarkan Desain

4.9 𝐷(𝐻𝐼−0.3)𝐺
𝑡𝑑 = + 𝐶𝐴 …………………………..…….. (2.2)
𝑆𝑑

Dimana : 𝑡𝑑 = Tebal desain tangki, (mm)

𝐷 = Diameter tangki, (m)

𝐻𝐼 = Tinggi permukaan cairan, (m)

𝐺 = Berat jenis dari cairan/produk yang ditampung dalam

tangki, (𝑔⁄𝑚𝑙)

𝐶𝐴 = Corrosion Allowance, (mm)

𝑆𝑑 = Tekanan yang diijinkan untuk kondisi desain (Mpa)


30

b. Berdasarkan Hydrostatic

4.9 𝐷(𝐻𝐼−0.3)
𝑡𝑡 = ………………..………...…...……(2.3)
𝑆𝑡

Dimana : 𝑡𝑡 = Tebal Plate tangki, (mm)

𝐷 = Diameter tangki, (m)

𝐻𝐼 = Tinggi permukaan cairan, (m)

𝑆𝑡 = Tekanan yang diijinkan pada kondisi Hydrostatic (Mpa)

2.3.4 Pelat Dasar Tangki

Ada dua jenis plate dasar tangki yaitu annular plate dan bottom plate,

a. Annular plate

Ketebalan Annular plate memiliki lebar radial minimum 600 mm (24 in)

dan proyeksi dibagian luar diniding minimal 50 mm (2in) (American Petroleum

Institute, 2007 para 5.5.2), yang terdapat pada tabel 3 ditambahkan tebal corrosion

allowance (tunjangan korosi).

Tabel 3. Ketebalan annular dan bottom plate (mm)

(Sumber : (American Petroleum Institute, 2012 Tabel 5-1a)

Tegangan test desain dihitung dengan persamaan 2.4 (American Petroleum

Institute, 2007 para 5.6.3)


31

4.9 𝐻𝐼(𝐷−0.3)𝐺
𝑆𝑑 = ..………………………………………………….. (2.4)
𝑡

Dimana : 𝑆𝑑 = Tegangan desain, (Mpa)

𝐷 = Diameter tangki, (m)

𝐻𝐼 = Tinggi permukaan cairan (CPO), (m)

𝐺 = Berat jenis dari cairan/produk yang ditampung dalam

tangki, (𝑔⁄𝑚𝑙)

𝑡 = tebal shell plate course pertama, (mm)

Untuk ukuran lebar annular plate dihitung dengan persamaan 2.5 (American

Petroleum Institute, 2007 para 5.5)

215 𝑥 𝑡𝑏
𝐿𝑎𝑝 = …………………………….(2.5)
(𝐻𝐼 𝑋 𝐺)0.5

Dimana : 𝑡𝑏 = Tebal annular plate, (mm

𝐻𝐼 = Tinggi permukaan cairan (CPO), (m)

𝐺 = Berat jenis dari cairan/produk yang ditampung dalam

tangki, (𝑔⁄𝑚𝑙)
32

b. Bottom plate

Bottom plate memiliki ketebalan minimum yaitu 6 mm(1/4 in) dan lebar

1800 mm (72 in) (American Petroleum Institute, 2007 para 5.4.1). Berikut ini

adalah contoh gambar plate dasar tangki seperti gambar 22.

Gambar 22. Denah plate dasar tangki

2.3.5 Top Angle

Top angle terbuat dari profil siku yang menempel pada sisi sebelah atas

course shell plate teratas. Dimana atap diklasifikasi menjadi dua katagori yaitu

supported dan self supported. Menurut (American Petroleum Institute, 2007

tabel 5.1.5.9), ukuran top angle tidak kurang dari mengikuti ukuran tangki dapat

dilihat pada tabel 4. ukuran top angle

Tabel 4. Ukuran top angle


33

Kegunaan top angle adalah untuk menopang roof plate dan memperkaku

shell plate. Untuk tangki dengan atap tertutup, ukuran top angle berdasarkan jenis

atap yang dirancang dapat dilihat pada gambar 23.

Gambar 23. Top Angle

2.3.6 Wind Girder

Wind Girder diperlukan untuk menjaga bentuk tangki penimbun terutama

pada saat menahan beban angin. Wind girder terbagi menjadi dua yaitu Top Wind

Girder dan Intermediate Wind Girder. Top Wind Girder selalu ada pada tangki

letaknya pada ujung shell course bagian atas. Intermediate Wind girder merupakan

tambahan dimana posisi letaknya dibawah Top Wind Girder atau lebih rendah yang

berfungsi sebagai cincin untuk memperkaku shell plate saat menahan beban angin.

Gambar 24. Top Wind Girder Gambar 25. Intermediate Wind Girder
34

2.3.7 Roof Plate

Berdasarkan (American Petroleum Institute, 2007 para. 5.10.5.1)

perhitungan desain kemiringan tangki menggunakan perbandingan 2 : 12. Sehingga

kemiringan roof plate pada tangki dapat dihitung sebagai berikut :

𝑦 2
Sin θ = =
𝑥 12

𝑦 2
tan 𝜃 −1 = = ………………………………………….………..(2.6)
𝑥 12

Tebal roof plate berdasarkan (American Petroleum Institute, 2007 para 5.10.5)

adalah tidak boleh kurang dari 4.8 mm maka dipilih ketebalan plat 5 mm +

corrosion allowance.

2.3.8 Rangka Atap

Rangka atap penyangga roof plate pada tangki terdiri rafter, girder dan

column

a. Rafter

Rafter menggunakan profil baja UNP 250 x 90 x 9 x 13. Jarak antara rafter

sesuai dengan (American Petroleum Institute, 2007 para 5.10.4.4) yaitu tidak boleh

lebih atau sama dengan

2.1 m (< 2.1 m). Perhitungan jarak rafter sebagai berikut :

𝜋.𝐷
a= < 2.1 m ……………………………...……………………..(2.7)
𝑛

dimana : a = jarak (m)

D = diameter (m)

n = jumlah rafter
35

b. Girder

Girder pada tangki menggunakan profil baja WF 400 x 200 x 8 x 13.

c. Column

Column merupakan supporting yang akan menyanggah beban atap tangki

yang terbuat dari material rangka profil baja WF 600 x 300 x 12 x 20. Colum ini

terbagi menjadi 3 bagian yaitu Center column, middle column dan intermediate

column.

2.4 Perlengkapan Tangki (Aksesoris)

Perlengkapan/aksesories merupakan alat tambahan dari tangki, tergantung

apa yang disimpan oleh tangki itu sendiri untuk menghindari resiko kebakaran dan

ledakkan, dan alat untuk memudahkan ketika tangki diservis, maka diperlukan

sebuah alat yaitu shell manhole, inlet/outlet, nozzle, brider valve, foam chamber,

anchor chair, earth lug, level gauging, sump, stairway. Untuk dapat beroperasi

dengan baik serta efisien dan ekonomis juga aman, tangki penimbun, harus

ditunjang dengan peralatan tambahan, adapun peralatan tangki secara umum antara

lain :

2.4.1 Shell Manhole

Fungsi shell manhole adalah untuk keperluan pembersihan dan perbaikan

yang dilakukan di dalam tangki, shell manhole hanya boleh dibuka jika tangki

dalam keadaan kosong. Shell manhole ini sendiri terdiri dari beberapa bagian yaitu

manhole neck, manhole cover, dan manhole flange. Adapun manhole yang dipasang

pada tangki ini terdapat pada dinding tangki 2 buah dan atap tangki (roof manhole)

1 buah, dapat dilihat pada gambar 26.


36

Gambar 26. Shell manhole

2.4.2 Shell nozzle

Shell nozzle merupakan pipa yang berada pada dinding, antara lain inlet dan

outlet pipe. Inlet pipe merupakan pipa untuk memasukkan cairan, sedangkan outlet

pipe untuk mengeluarkan cairan dari tangki. Shell nozzle sendiri dari beberapa

bagian yaitu pipa baja, reinforcing plate dan shell nozzle flange. Standar API 650

hanya menspesifikasikan ukuran dan detail untuk nozzle yang sumbunya tegak

lurus terhadap dinding. Dapat dilihat pada gambar 27 inlet pipe nozzle dan gambar

28 outlet pipe nozzle

Gambar 27. outlet pipe nozzle Gambar 28. inlet pipe nozzle

2.4.3 Brider valve

Jenis tangki fixed roof memiliki kelemahan, karena terdapat vapor space

antara permukaan cairan dengan atap. Sebab itu terjadi penguapan akibat breathing

dan filing selama penggunaan tangki. Breathing loses diakibatkan karena kegiatan

pengisian dan pengeluaran cairan dari dalam tangki. Untuk mengurangi kehilangan
37

akibat penguapan pada tangki jenis fixed roof ini dipasang pressure/vacuum relief

valves pada bagian atap. Namun ukuran dan jumlah brider valve ini dan flow rate

out. Sebagai dasar perhitungan ventilasi tangki digunakan API standart 2000

venting atmospheric dan low pressure storage tank. Data yang diperlukan untuk

perhitungan birder valve adalah flash point CPO yaitu 81.5 ºC (Ristianingsih et al.,

2016) dan kapasitas sebesar 157245.3 barrel berada di rate 160.000 barrel

(American Petroleum Institute, 2000 tabel 2A) maka kapasitas thermal brider valve

untuk outbrething sebesar 50.000 SCFH air dan inbrathing sebesar 82.000 SCFH

air. SCFH adalah Standart Cubic Feet of air or gas per Hour.

2.4.4 Peralatan pemadam api

Pada tangki penimbun terdapat 3 jenis alat untuk memadamkan api, yaitu

water sprinkler, foam chamber, dan flame arrester, foam chamber dapat dilihat pada

gambar 29.

Gambar 29. Foam chamber


38

2.4.5 Anchor chair

Anchor chair berfungsi untuk tahanan tangki supaya tetap pada pondasi

ketika mengalami bencana alam seperti hembusan angin yang besar dan gempa

bumi, dapat dilihat pada gambar 30.

Gambar 30. Anchor chair

2.4.6 Earth lug

Earth lug berfungsi sebagai penghantar arus listrik ketika petir menyambar

tangki, arus listrik dari petir akan diantar melalui kabel menuju tanah, sehingga

tangki tidak tersambar arus listrik yang berpotensi menyebabkan tangki meledak

dan terbakar.

Gambar 31. Earth lug


39

2.4.7 Level gauging

Level gauging berfungsi untuk mengukur kapasitas/level CPO dari tangki

yang akan diisi, sehingga tidak terjadi kelebihan kapasitas/ level yang akan diisi,

dapat dilihat pada gambar 32.

Gambar 32. Level gauging

2.4.8 Sump

Sump merupakan tempat berkumpulnya sisa cairan. dimensi sump pit atau

water draw off sump. Cairan yang terkumpul dipompa melalui pipa.

2.4.9 Stairway

Stairway merupakan tangga melingkar yang berada pada tangki. Berikut ini

adalah ketentuan – ketentuan untuk stairway :

a. Semua bagian harus terbuat dari besi.

b. Lebar minimum stairway 24 inch.

c. Sudut maksimum stairways dengan garis horizontal adalah 50º.

d. Lebar injak sebaiknya 8 inch.

e. Sandaran tangga teratas harus menyatu dengan sandaran platform.

f. Jarak antara tiang sandaran diukur sepanjang kemiringan tangga

sebaiknya 96 inch.
40

2.5 Pembebanan

Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam design dan pembuatan

storage tank diantaranya adalah pembebanan yang mungkin terjadi pada tangki

seperti beban angina dan beban gempa.

2.5.1 Beban Angin

Beban angin adalah beban yang bekerja pada suatu struktur, akibat pengaruh

struktur yang memblok aliran angin, sehingga energy kinetic angin akan dikonversi

menjadi tekanan energy potensial, yang menyebabkan terjadinya beban angin. Efek

beban angin pada suatu struktur bergantung pada berat jenis dan kecepatan udara,

bentuk dan kekauan struktur, dan faktor – faktor lain.

Gambar 33. Overtuning Check for Unanchored Tanks (API 650 5.11.2)

Asumsi beban angin tangki dengan tipe supported cone roof berdasarkan

(American Petroleum Institute, 2007 para 5.11.2) sebagai berikut:


𝑣
- Desain wind pressure pada shell (PWS) yaitu = 0.86 𝑘𝑝𝑎 (190 )2 pada

vertical projected area daripada cylindrical surfaces.


𝑣
- Desain wind uplift pressure pada cone roof (PWR) yaitu = 1.44 𝑘𝑝𝑎 (190 )2

pada horizontal projected area pada conical surfaces .


41

- v = 190 km/h ( v = kecepatan angin)

(American Petroleum Institute, 2007 para 5.2.1)

Sehingga didapatkan persamaan untuk beban angin pada shell sebagai berikut :

Fs = PWS x D x H …………………………………………………….(2.8)

dimana : Fs = Force Shell (N)


𝑣
PWS = Pressure Wind Shell (0.86 𝑘𝑝𝑎 (190 )2)

v = kecepatan angin (km/h)

D = Diameter (m)

H = Tinggi Shell

Persamaan untuk beban angin pada cone roof sebagai berikut

Fr = PWR x D x H …………………………………………………….(2.9)

dimana : Fr = Force Roof (N)


𝑣
PWS = Pressure Wind Shell (1.44 𝑘𝑝𝑎 (190 )2)

v = kecepatan angin (km/h)

D = Diameter (m)

H = Tinggi Shell

Setelah nilai beban di ketahui, nilai beban akan di input pada aplikasi ANSYS untuk

mengetahui total deformasi dan nilai equipvalent stress (von – mises).


42

2.5.2 Beban Hydrostatic

Perhitungan tekanan hydrostatic pada tangki memakai persamaan sebagai

berikut:

Hload = ρ.g.h …………………………………………………………(2.10)

dimana : Hload = Hydrostatic Load

ρ = massa jenis liquid (𝑘𝑔⁄𝑚3 )

g = kecepatan gravitasi (𝑚⁄𝑠 2 )

h = ketinggian liquid (m)

Setelah nilai ρ.g.h di ketahui, nilai ρ.g.h akan di input pada aplikasi ANSYS untuk

mengetahui total deformasi dan nilai equipvalent stress (von – mises).(Iptek, n.d.)

2.6 Aspek Pemeliharaan

Pemeliharaan tangki meliputi langkah – langkah pemantauan kondisi tangki

dan lingkungannya termasuk semua pautan dan perpipaan yang terkait. Ada

beberapa langkah pemeliharaan tangki adalah sebagai berikut :

2.6.1 Pemantauan tangki

Selama pengoperasiannya, tangki penyimpanan dipantau kondisi fisik dan

lingkungan termasuk seluruh pautan dan perpipaan yang terkait. Gejala – gejala

pengkaratan dinding , tutup dan pautan. Disamping kelengkapan tangki harus

memiliki identifikasi seperti warna dindingnya untuk jenis produk yang disimpan

di dalamnya, dan nomor urut.

Mengingat bahwa tangki merupakan salah satu sarana pokok di bidang

perminyakan, maka pemeliharaan yang baik dan teratur agar dapat memperpanjang

umur pemakaian sehingga menjamin kelancaran operasi. Untuk menghindari karat

pada tangki maka perlu dilakukan pengecatan yang tujuannya adalah untuk :
43

 Melindungi metal dan memperpanjang umur tangki.

 Menyerap atau memantulkan panas matahari untuk keperluan

pemanas isi tangki.

 Syarat estetika mengkuti standart dalam dunia perminyakan.

Jangka waktu pengecatan tangki umumnya 3 tahun sekali tetapi ini pun

masih tergantung pada keadaan yang dilihat secara visual karena cat sangat

dipengaruhi olehkeadaan sekitarnya.

2.6.2 Pemeliharaan rutin peralatan tangki

Pemeliharaan ini meliputi seluruh peralatan tangki yang telah dijadwalkan

pelaksanaannya agar semua peralatan tersebut tetap dalam kondisi baik dan dapat

beroperasi dengan lancar. Sebelum pekerjaan pemersih tangki dilaksanakan maka

terlebih dahulu perlu diadakan pembebasan gas yang tujuannya adlah untuk

melindungi pekerja dari pengaruh racun dan uap hidrokarbon didalam tangki.

Pembebasan gas ini dapat dilakukan dengan beberapa macam cara antara lain :

 Menguapkan secara alami (natural ventilation), yaitu dengan tiupan

angina.

 Menguapkan secara mekanik (mechanical ventilation), yaitu dengan

menggunakan blower atau kompessor udara.

 Dengan uap panas (steaming)

Disamping jangka waktu tersebut pembersihan tangki dapat juga

dilaksanakan pada keadaan mendesak seperti :

 Tangki yang ada diperbaiki karena kebocoran.

 Penggantian jenis tangki yang ditimbun, karena kualitasnya yang

tidak memenuhi syarat atau karena hal lain.


44

2.6.3 Perbaikan tangki

Manakala terbukti suatu tangki mengalami hal – hal sebagai berikut, maka

tangki tersebut diupayakan agar segera dapat ditanggulangi, yakni :

 Pelat dasar, dinding atau atap bocor sehingga produk yang disimpan

didalamnya mengalir keluar dan mencemari lingkungan sekitarnya.

 Pelat dinding menggembung atau melesak secara berlebihan.

 Tangki tenggelam atau miring melebihi batas maksimum yang

diijinkan.

 Kehilangan volume produk kandungan tangki akibat evaporasi

berlebihan.

 Penyimpangan yang berlebihan antara penunjukkan piranti ukr isi

produk kandungan tangki pada tangki penimbun, dengan

penunjukkan piranti ukur.

 Tangki terbakar atau meledak.

 Tangki kempot.

 Tangki tersambar petir.

 Tangki berkarat berlebihan (sebelah dalam dan luar).

 Drain pipe pada tangki tutup terapung bocor.

 Kandungan sludge atau air terlalu banyak.

2.6.3.1 Plat dinding bocor

 Perbaikan sementara ( tangki penimbun produk tidak beracun)

Perbaikan sementara dilaksanakan untuk mencegah kebocoran yang

lebih parah, perbaikan dilaksanakan dengan terlebih dahulu menarik tangki


45

dari operasi kemudian menurunkan permukaan produk di dalam tangki

hingga sekitar 12 inci di bawah bagian yang bocor.

Bekas bocoran dibersihkan dengan detergen kemudian dikeringkan.

Retak kebocoran disumbat dengan steel cement atau epoxy dan dibiarkan

mengeras. Selanjutnya diadakan pengujian kandungan gas disekitar bocoran

terutama bila produk yang ditimbun mudah terbakar.

Selanjutnya bagian yang bocor di tambal pelat yang ukurannya

cukup melingkupi bagian yang diperkirakan berpotensi bocor. Pengelasan

dilaksanakan cukup dengan teknik stringer.

 Perbaikan sementara (tangki penimbun produk beracun)

Pelaksanaan perbaikannya sama dengan diatas, hanya sebelum

pelaksanaan perbaikan personil di sekitar lokasi harudi evakuasi hinggan

berada pada jarj aman dari tangki yang bocor tersebut dan pelaksanaan

perbaikan harus menggunakan peralatan keselamatan lengkap sebagaimana

disebutkan diatas.

 Perbaikan tetap (permanen)

Perbaikan permanen menggunakan teknik window cut (pemotongan

jendela) dengan menggunakan kerangka penguat (reinforcing frame). Pelat

yang mengandung bocoran dipotong dan diganti pelat baru dengan

ketebalan dan jenis material yang sama. Pelat pengganti harus dirol dengan

lengkungan sesuai tangki aslinya. Pengelasan baru dilaksanakan oleh

tukang las yang harus lulus WPQT (Welder Performance Qualification

Test) dan harus tersedia welding material yang tepat dan penyetelan telah

memuaskan welding inspektor.


46

2.6.3.2 Plat dasar bocor

Pelat dasar bocor yang di ketahui melalui pencemaran tanah sekitar tangki

oleh produk yang dikandung tangki. Perbaikan kebocoran pelat dasar tangki dapat

dilaksanakan dalam beberapa cara :

 Perbaikan pelat dasar dengan menambal

Pertama tangki ditarik dari operasi kemudian dikosongan setelah itu

dibersihkan dari sludge dan kotoran lainnya, dasar tangki diuji dengan udara

bertekanan dan air sabun. Dari sini akan tampak bagian – bagian yang bocor

berdasarkan indikasi buih air sabun yang terjadi. Bagian yang bocor di

tandai dengan cat yang berwarna mencolok dalam kegelapan. Bagian bocor

yang dibersihkan dengan detergent dan dikeringkan, kemudian kebocoran

yang berupa pitting. Metal attack atau retak disumbat dengan plastic steel

atau epoxy resin. Kemudian dibiarkan kering dengan sendirinya.

Penambalan dapat dilaksanakan dengan memasang potongan pelat dasar

baru yang spesifikasi dan ukurannya sama dengan yang lama diatas bagian

yang bocor dan mengelasnya. Sambungan las kemudian diuji dengan vakum

box atau udara bertekanan atau fluorescent test dan black light. Dengan cara

ini sangat tepat untuk pengujian ditempat gelap dan sangat akurat untuk

mengungkap jenis – jenis cacat permukaan yang sangat halus.

 Penggantian pelat dasar bocor

Pelat yang bocor dipotong untuk kemudian diganti dengan pelat

dasar baru dengan tebal dan material yang sama dengan yang lama.

Pemotongan pertama kali dilaksanakan dengan menggunakan piranti

pemotong yang tidak menggunakan api. Tapi dengan menggunakan bor


47

listrik yang explosion proof untuk mengetahui kandugan gas di bawah pelat

dasar tangki.

Setelah pelat yang bocor terlepas, bagian tanah yang tercemar tepat

pada lubang bekas pemotongan pelat dikeruk dan diganti dengan bahan

grout dan membiarkan hingga membeku. Selanjutnya diadakan pengujian

kandungan gas sisa.

 Penggantian seluruh pelat dasar

Apabila penipisan pelat dasar bersifat menyeluruh maka

penambalan secara individual tidak efisien dan sebaiknya seluruh pelat

diganti. Penggantian dapat dilakukan dengan memotong dan mengganti

seluruh pelat dasar. Namun jika tanah di bawah pelat dasar telah

terkontaminasi dengan produk yang mudah terbakar, maka pemotongan

menjadi sangat sulit dn cukup mahal, karena ruang antara tanah dengan

pelat dasar harus dimurnikan dengan argon atau CO2 selama pemotongan

pelat menggunakan brander potong untuk mencegah peledakan / kebakaran,

atau membanjiri celah tersebut dengan air untuk mengusir gas hidrokarbon

didalamnya.

 Pemasangan double bottom

Pemasangan double bottom dianggap perlu manakala penggantian

pelat lama dianggap kurang efisien dan double bottom tidak terlalu

mengurangi kapasitas tangki berkurangnya kapasitas tangki dapat diterima

oleh pihak operasi.

Jika kondisi pandasi tangki kuat dan tidak sagging (turun), pelat

dinding sebelah bawah masih baik, maka di atas pelat dasar langsung
48

dituangkan hot mix dan dibentuk kembali dengan serongan 1 : 120 ke arah

titik tengah. Apabila kondisi bagian bawah pelat dinding, pelat annular serta

keseluruhan plat dasar telah tipis diserang karat merata, maka double

decking dilaksanakan dengan menggunakan kerangka landasan yang

terbuat dari baja struktur setelah bagian bawah pelat dinding dan pelat

annular ditambal. Penggantian baru pelat dinding dan pelat annular mahal.

Agar penyanggaan terlaksana dengan merata, maka diantara kerangka baja

struktur tersebut diisi dengan hot mix yang tebalnya rata dengan ketinggian

kerangka landasan. Metode ini praktis hanya untuk tangki timbun ukuran

kecil dan sedang dengan diameter ≤ 40 m.

2.6.3.3 Perbaikan plat atap yang bocor

Apabila kebocoran berupa satu atau dua buah perforasi, maka perbaikan

yang dilakukan ialah penambalan individual dengan terlebih dahulu menyumbat

atap yang bocor dengan epoxy atau plastic steel, kemudian menambal pelat yang

menderita kebocoran tersebut.

Jika ketebalannya masih memungkinkan, maka pengelasan dapat

dilaksanakan setela diuji kandungan gas menyatakan kondisi pengelasan aman,

namun jika ketebalannya sudah sangat tipis, maka penambalan tidak akan

dilaksanakan, melainkan mengganti seluruh pelat atap. Untuk tangki harus

dipersipkan dengan baik sebagaimana telah diuraikan sebelumnya seperti menarik

dari operasi, mengosongkan dan lain – lain.


49

2.7 Kalibrasi

Kalibrasi pada tangki timbun dilaksanakan setiap selesai

pembersihan/perbaikan, dengan jangka waktu umumnya 6 tahun sekali. Gunanya

adalah untuk mengetahui kapasitas tangki secara terinci, hal ini sangat perlu sesuai

dengan persyaratan untuk komersialisasi dari Departemen Perdagangan.

Peralatan untuk kalibrasi dinding tangki antar lain : pita ukur lengkap

dengan penggantungannya, pegas penarik pita dan peralatan lainnya. Perhitungan

kapasitas pada kalibrasi ini menggunakan faktor koefisien muai dari dinding tangki.

Kalibrasi tangki dilaksanakan oleh Direktorat Meterologi Bandung dari

Departemen Perdagangan, disahkan oleh Direktorat Teknik Migas dan Direktorat

Jenderal Bea dan Cukai.

Anda mungkin juga menyukai