Anda di halaman 1dari 9

BAB V PENGUJIAN BENGKOK KELOMPOK 5

BAB V
PENGUJIAN BENGKOK

5.1 Tujuan
Dari pengujian bengkok dapat diperoleh hal-hal sebagai berikut:
1) Mengetahui beberapa sifat mekanik bahan apabila menerima beban tekan,
sekaligus mengetahui kekerasan dan kekuatannya.
2) Mempelajari defleksi pada batang.
3) Mempelajari pengaruh momen inersia.
4) Mempelajari pengaruh pembebanan dan letak tumpuan.
5) Menghitung modulus elastisitas bahan.
6) Membuat diagram pembebanan dengan defleksi.

5.2 Teori Dasar


Pengujian bengkok (dending test) merupakan salah satu pengujian sifat
mekanik bahan yang dilakukan terhadap specimen dari bahan baik bahan yang
akan digunakan sebagai konstruksi atau komponen yang akan menerima
pembebanan lengkung maupun proses pelengkungan dalam pembentukan.
Pembengkokan merupakan proses pembebanan terhadap suatu bahan pada suatu
titik ditengah-tengah dari bahan yang ditahan di atas dua tumpuan. Dengan
pembebanan ini bahan akan mengalami deformasi dengan dua buah gaya yang
berlawanan bekerja pada saat yang bersaman.
Material diberi beban pada daerah elastis, maka akan timbul tegangan
pada penampang melintang sebagai akibat dari momen lentur.
Mʙ(c)
σ=
I
dimana :
σ = Tegangan normal
Mʙ = Momen lentur di penampang melintang yang ditinjau
c = jarak dari neutral axis ke elemen yang ditinjau
I = momen inersia penampang

63
BAB V PENGUJIAN BENGKOK KELOMPOK 5

Bila specimen uji merupakan specimen berpenampang segiempa, maka


normal maksimum terjadi saat Mʙ = (PL/4) dengan c = h/2 dan I = (bh³/12), maka
persamaan tegangan normal maksimumnya :

σ=
( 4 )( 2 )
PL h

( )
b h3
12
dimana :
P = beban yang bekerja
L = Penjang specimen
b = lebar specimen
h = tebal spesimen

Pemberian beban tersebut mengakibatkan defleksi pada daerah elastis


penampang. Persamaan defleksi adalah :
P L³
δ=
48 E L
Persamaan defleksi tersebut dapat digunakan untuk menentukan nilai E (Modulus
elastisitas). Persamaan dimodifikasi sehingga diperoleh :
P L³
δ=
48 E L
δ L³
=
P 48 E L
P 48 I
= E
δ L³
dimana:
E = Modulus elastisitas bahan specimen
L = Panjang specimen

Berdasarkan posisi pengambilan spesimen, uji bending dibedakan


menjadi 2 yaitu:

1) Transversal Bending

64
BAB V PENGUJIAN BENGKOK KELOMPOK 5

Pada transversal bending ini, pengambilan spesimen tegak lurus dengan


arah pengelasan. Berdasarkan arah pembebanan dan lokasi pengamatan, pengujian
transversal bending dibagi menjadi tiga, yaitu:
a) Face Bend (Bending dengan permukaan las)
Ddikatakan face bend jika bending dilakukan sehingga permukaan las
mengalami tegangan tarik dan dasar las mengalami tegangan tekan.
Pengamatan dilakukan pada permukaan las yang mengalami tekan tarik.
Apakah timbul retak atau tidak. Jika timbul retak dimanakah letaknya, apakah
di weld metal, HAZ atau di fusion line (garis perbatasan WM dan HAZ).
b) Root Bend ( Bending pada akar las)
Dikatakan root band jika bending dilakukan sehingga akar las mengalami
tegangan tarik dan dasar las mengalami tegangan tekan. Pengamatan
dilakukan pada akar las yang mengalami tegangan tarik, apakah timbul retak
atau tidak. Jika timbul retak dimanakah letaknya, apakah di weld metal, HAZ
atau fusion line (Garis perbatasan WN dan HAZ).
c) Side Bend (Bending pada sisi las)
Dikatakan side bend jika bending dilakukan pada sisi las. Pengujian ini
dilakukan jika ketebalan material yang di las lebih besar dari 3/8 inch.
Pengamatan di lakukan pada sisi las tersebut, apakah timbul retak atau tidak,
jika timbul retak dimanakah letaknya, apakah di weld metal, HAZ atau fusion
line (garis perbatasan WM dan HAZ).

2) Longitudinal Blending
Pada longitudinal blending ini, pengambilan spesimen searah dengan
arah pengelasan berdasarkan arah pembebanan dan lokasi pengamatan, pengujian
longitudinal blending dibagi menjadi dua, yaitu:
a) Face Band (Bending pada permukaan las)
Dikatakan face band jika bending dilakukan sehingga permikaan las
mengalami tegangan tarik dan las mengalami tegangan tekan. Pengamatan
dilakukan pada permukaan las yang mengalami tegangan tarik, apakah ti,bul
retak atau tidak. Jika timbul retak dimanakah letaknya, apakah di weld metal ,
HAZ atau fusion line (garis perbatasan antara WM dan HAZ).

65
BAB V PENGUJIAN BENGKOK KELOMPOK 5

b) Root Band (Bending pada akar las)


Dikatakan root band jika bending dilakukan sehingga akar las mengalami
tegangan tarik dan dasar las mengalami tegangan tekan. Pengamatan
dilakukan pada akar las, apakah timbul retakan atau tidak. Jika timbul retak
dimanakah letaknya, apakah di weld metal , HAZ atau fusion line (garis
perbatasan antara WM dan HAZ).

Untuk dapat lulus dari uji bending maka hasil pengujian harus memenuhi
kriteria sebagai berikut:
c) Keretakan maksimal 3 mm diukur dari segala arah pada permukaan.
d) Keretakan maksimal 10 mm dari jumlah keretakan terbesar antara 1-3 mm
e) Keretakan sudut maksimal 6 mm, kecuali keretakan berasal dari beberapa
jenis retak maka keretakan maksimal 3 mm.

66
BAB V PENGUJIAN BENGKOK KELOMPOK 5

5.3. Tata Cara Proses


5.3.1. Skema Proses

Siapkan alat dan bahan

Ukur plat baja

Lakukan pengujian bengkok

Catat hasil pengujian

Analisa

Kesimpulan

Gambar 5.6 Skema proses uji bengkok

67
BAB V PENGUJIAN BENGKOK KELOMPOK 5

5.3.2 Penjelasan Skema Proses


1. Siapkan alat dan bahan plat baja,jangka sorong,tipp-ex,mistar baja,dan
mesin uji bengkok.
2. Ukur dimensi plat baja beri titik di tengah dari jarak tumpuan ke kiri
dan kanan 32 beri tanda tengan tipp-ex.
3. Setting ragum lihat skala awal pada mesin masukkan benda uji
sesuaikan titik tengah dengan penekan beri jarak setengah cm sesuaikan
titik tengah dengan penekanya lakukan penekanan pada plat baja
sampai membentuk sudut akhir 120 drajat.
4. Lihat skala akhir beban pada mesin dan catat hasilnya gambarkan
rangkaian grafik hasil uji bengkok dan cari spring back pada benda
yang telah di uji.

5.4. Alat Dan Bahan


5.4.1. Alat
1. Mesin UTM ( 1 buah )
2. Jangka Sorong ( 1 buah )
3. Busur derajat ( 1 buah )
4. Penggaris ( 1 buah )

5.4.2. Bahan
1. Material plat baja ( 1 buah )

68
BAB V PENGUJIAN BENGKOK KELOMPOK 5

5.5 Pengumpulan Dan Pengolahan Data

A. Lembar Kerja Praktikum Prngujian Benkok (Bending Test)


Standard Pengujian : ASTM E290
No Pengamatan Data Peroleha Data Keterangan
1 Jenis meterial Plate
2 Panjang (p) 149,1 mm
3 Lebar (l) 22,2 mm
4 Tebal (t) 3,2 mm
5 Luas penampang (A) 477,12 mm² A=b×d
6 Jari-jari tumpuan (r) 25 mm
7 Jarak tumpuan (L) 120 mm L = 2r+3t±t/2
8 Skala awal 379 mm Untuk menentukan besar
9 Skala akhir 421 mm defleksi: Skala akhir - awal
10 Skala beban (F) 70 kg
11 Sudut awal 120°
12 Sudut akhir 67°
13 Sudut springback 53° Sudut awal – sudut akhir
14 Momen inersia (I) 60,620 mm l (t )
3
I=
12
15 Momen bending (M) 2100 kgmm P× L
M=
e
16 Kekuata bending (σ) 55,427 Kg/mm² 3 LP
σ=
2< ²
MPa
17 Regangan bending 0,026 1
(e)
( )
120
3,2
+1

18 Modulus elastisitas 2131,81 kg/mm² σ


E=
e
(E) GPa
19 Defleksi (δ) 0,195 mm PL ³
δ=
48 E I
Tabel 5.1 pengumpulan data pengujian bengkok

69
BAB V PENGUJIAN BENGKOK KELOMPOK 5

B. Pengolahan Data

22,2×(3,2)²
A=b×d I=
12
22,2× 32,768
A = 22,2 ×(3,2)² I=
12
727,45
A = 22,2 × 32,768 I=
12
A = 727,45 I = 60,62 mm

P× L 3 LP
M= σ=
e 2< ²
70× 120 3 × 120× 70
M= σ=
4 2× 22,2×(3,2)²
25200
M = 2100 σ=
454,65
σ = 55,427

σ P × L³
E= δ=
e 48 × EI
55,427
E= δ =
0,026
70(120) ³
48 ×2131,81 ×60,62
120.960.000
E = 2131.81 δ=
6.203.055,46
δ = 0.195 mm

70
BAB V PENGUJIAN BENGKOK KELOMPOK 5

5.6 Analisa Dan Pembahasan


Uji bending merupakan salah satu pengujian sifat mekanik bahan yang di
lakukan terhadap spesimen dari bahan yang akan digunakan sebagai kontruksi
atau komponen yang akan menerima pembebanan lekung maupun proses
pelekungan dalam pembentukan.Pembengkokan merupakan proses
pembebanan terhadap suatu bahan pada suatu titik di tengah tengah dari bahan
yang ditahan diatas dua tumpuan.Tujuan pengujian bengkok antara lain untuk
mengetahui beberapa sifat mekanik suatu bahan apabila menerima beban
tekan, sekaligus mengetahui kekerasan dan kekuatanya, mempelajari defleksi
batang dan mempelajari pengaruh pembebanan terhadap tumpuan.Pada saat
pengujian terjadi fenomena springback . Jadi ketika material ditekan dengan
mesin akan mengalami deformasi lagi kebentuk semula tetapi sedikit. Dan
ketika di tekan material membentuk sudut 1030. Yang seharusnya 1200 itu

terjadi karena penekananya kurang.

5.7 Kesimpulan

1. Pada saat pengujian tarik terjadi fenomena springback .

2. Tidak mendapatkan sudut 1200 karena penekananya kurang.

3. Pengujian bengkok untuk mengetahui kekuatan dan kekerasan dan


mempelajari defleksi batang.

71

Anda mungkin juga menyukai