Anda di halaman 1dari 9

METHOD STATEMENT

BENDING TEST

Code :
JIS A 5373:2010

Total Lembar:
10
No. Dokumen:
WBP-BG-M001-17-00

Sejarah Revisi

   
     

Page 1 of 10
     

     
     

   
     
     

     
     

00
9 Januari 2017
Nova KW
Standarisasi Prosedur
M.Rusman N.
Purnomo

Rev.
Date
Prepared by
Description
Checked by
Approved by

COPYRIGHT PT. WASKITA BETON PRECAST


Method Statement
Produksi Box Girder Segmental

DAFTAR ISI

1. PENDAHULUAN.................................................................................................................. 3
2. STANDAR PERHITUNGAN.................................................................................................3
3. PELAKSANAAN PENGUJIAN............................................................................................4
4. SAFETY MANAGEMENT..................................................................................................... 8

Page of
Method Statement
Produksi Box Girder Segmental

1. PENDAHULUAN
Metode ini dirancang untuk standarisasi pada prosedur test bending untuk produk Spun Pile di PT.
Waskita Beton Precast. Rujukan yang digunakan untuk menyusun method statement ini adalah JIS
A 5373:2010, Chapter E.6.2. dengan penyesuaian agar metode yang dirancang mampu untuk
mengakomodasi berbagai bentang dan berbagai diameter spun pile.
2. STANDAR PERHITUNGAN
1. Skema metode pembebanan
Setting posisi beban di tempat pengujian dapat dilihat pada Gambar 1

Gambar 1 Skema Bending Test

Bentang B selebar 3/5 L ditumpu pada kedua ujungnya, dan dilakukan pemembebanan sebesar
F di tengah bentang. Apabila efek dari gaya geser menjadi lebih besar pada saat bending test,
maka panjang bentang B dapat diperpanjang lebih dari 3/5 L.

2. Perhitungan
Pada bending test, momen break pile dikonversikan menjadi gaya mengikuti Persamaan 1. Gaya
didapatkan dengan memperhitungkan kapasitas momen dan berat sendiri dari pile (m). Nilai m
dapat diperkirakan menggunakan Persamaan 2.

40 M −mgL
F= Persamaan 1
6 L−10 A
Dengan,
F : Gaya yang dibebankan (kN)
M : Break Bending Moment (kN.M)
m : mass pile (t)
g : Percepatan gravitasi standar (9,81 m/s2)
L : Panjang pile (m)
A : Bending Span (1,0 m)

m=ωπtL(D−t) Persamaan 2

Dengan,
m : Berat sendiri Pile (kN)

Page of
Method Statement
Produksi Box Girder Segmental

π : Nilai PI (3,14258)
L : Panjang Pile (m)
ω : Berat jenis beton pile (2,6 kN/m3)
t : tebal spun pile (m)
D : Diameter luar spun pile (m)

Apabila pada saat pelaksanaan test bending, efek dari gaya geser menjadi lebih besar maka
nilai B pada Gambar 1 dapat lebih diperbesar dari 3/5 L, dan digunakan Persamaan 3 untuk
mendapatkan nilai gaya untuk dibebankan dengan memperhitungkan nilai B.

8 M −mg(2 B−L)
F= Persamaan 3
2(B− A)
Dengan,
F : Gaya yang dibebankan (kN)
M : Break Bending Moment (kN.M)
m : mass pile (t)
g : Percepatan gravitasi standar (9,81 m/s2)
L : Panjang pile (m)
A : Bending Span (1,0 m)
B : Span (m)

Benda uji dinyatakan lulus uji apabila pada saat gaya sebesar F terjadi, benda uji belum
mengalami patah.
Untuk menghitung momen akibat gaya yang diberikan dapat digunakan Persamaan 4

1 P 3
M= gmL + ( L−1) Persamaan 4
40 4 5
Dengan,
F : Gaya yang dibebankan (kN)
M : Break Bending Moment (kN.M)
m : mass pile (t)
g : Percepatan gravitasi standar (9,81 m/s2)
L : Panjang pile (m)
A : Bending Span (1,0 m)

3. PELAKSANAAN PENGUJIAN
1. Alat yang digunakan
Berikut adalah daftar-daftar alat yang diperlukan untuk bending test :
a. Crane, digunakan untuk memposisikan benda uji pada tumpuan.
b. Seperangkat alat bending test (lihat Gambar). Alat bending test dapat dikelompokan menjadi
beberapa bagian yakni :
 Alat tekan hydraulic, berfungsi untuk memberikan gaya titik ke benda uji.
 Tumpuan, berfungsi sebagai tempat menumpu benda uji. Tumpuan bersifat fleksibel
posisinya sehingga jarak antara tumpuan bisa dirubah menyesuaikan bentang spun
pile.
 Frame penyangga alat tekan hydraulic, berfungsi untuk menyangga alat tekan
hydraulic, dan memposisikan ketinggian jack hydraulic agar sesuai dengan diameter
spun pile.
c. Sensor pengukur lendutan

Page of
Method Statement
Produksi Box Girder Segmental

Gambar 2 Seperangkat alat uji bending

2. Langkah metode pengujian.


a. Lakukan perhitungan gaya pembebanan sesuai persamaan terkait.
b. Posisikan jarak antar tumpuan sejauh 3/5 dari panjang spun pile, posisikan tumpuan di
area yang mudah untuk melakukan peletakan benda uji (Lihat Gambar 3).

Gambar 3 Posisi Tumpuan Benda uji

c. Letakan benda uji pada tumpuan menggunakan crane. Posisikan benda uji mengikuti
aturan pada Gambar 1. (Lihat Gambar 4)

Page of
Method Statement
Produksi Box Girder Segmental

Gambar 4 Pemosisian Benda uji diatas tumpuan

d. Atur ketinggian hydraulic jack menyesuaikan diameter spun pile Gambar 5.

Gambar 5 Atur ketinggian hydraulic jack


e. Posisikan benda uji berada di tengah-tengah alat uji dan tempelkan silinder penyalur
tekanan ke permukaan benda uji Gambar 6

Gambar 6 Posisi benda uji di dalam peralatan pengujian


f. Pasang sensor-sensor pengukur lendutan.

Page of
Method Statement
Produksi Box Girder Segmental

g. Lakukan pembebanan secara bertahap hingga beban F dan catat data lendutan. Jika
sebelum beban F tercapai benda uji sudah mengalami patah, maka catat beban saat
benda uji patah. Jika pada beban F benda uji belum patah, maka pembebanan diteruskan
hingga benda uji patah, kemudian catat beban saat kondisi patah. Kemudian tentukan nilai
momen bending menggunakan Persamaan 4.

Page of
Method Statement
Produksi Box Girder Segmental

4. SAFETY MANAGEMENT
1. Setiap personal yang berada di lokasi kerja harus mematuhi peraturan keamanan dan
keselamatan bekerja, mengetahui tentang bahaya – bahaya yang bisa terjadi pada setiap
kegiatan pekerjaan dan harus mendapatkan safety induction sebelumnya dari personal K3 yang
ditunjuk untuk memberi pengarahan.
2. Setiap personal saat berada dan bekerja di area kerja harus memakai standard APD (Alat
Pelindung Diri):
- Helmet dengan pengikatnya
- Safety shoes
- Kacamata untuk pengelasan
- Rompi safety
- Hand gloves untuk pengelasan dan perakitan besi beton
- Full body harness (jika sedang bekerja pada ketinggian)
3. Pastikan kondisi kesehatan personel saat bekerja dalam keadaan baik
4. Persiapkan alat dan obat – obatan untuk penanganan pertama saat terjadi kecelakaan
5. Pastikan lingkungan tempat bekerja aman sesuai standar keselamatan dan kesehatan bekerja,
seperti:
- Platform deck kerja harus tertutup penuh, kuat dan tidak berlubang.
- Platform deck kerja harus memiliki railing sebagai pelindung diri dari jatuh
- Lampu penerangan cukup di area kerja.
- Lingkungan terlindung dari cuaca yang mengganggu kesehatan bekerja.
- Akses bekerja cukup dan tidak terhalang oleh material atau peralatan lain
6. Peralatan listrik dan sumber listrik harus dalam kondisi baik, aman dan sudah mendapat
persetujuan untuk digunakan.
7. Persiapkan nomor telepon darurat yang valid dan bisa dihubungi jika terjadi kecelakaan kerja

Page of

Anda mungkin juga menyukai