HIDROLOGI

HIDROGRAF SATUAN SINTETIK (HSS) DENGAN

METODE SOIL CONSERVATION SERVICE
(SCS)
OUTLINE

◦ PENGERTIAN HIDROGRAF
◦ FUNGSI HIDROGRAF
◦ JENIS HIDROGRAF
◦ HIDROGRAF SATUAN SINTETIK
◦ HSS METODE SOIL CONSERVATION SERVICE (SCS)
◦ PERHITUNGAN HSS SCS
◦ HUJAN EFEKTIF DENGAN METODE SCS CURVE NUMBER
◦ PERHITUNGAN HIDROGRAF BANJIR AKIBAT HUJAN EFEKTIF DENGAN METODE SCS
PENGERTIAN HIDROGRAF
◦ SUATU GRAFIK YANG MENUNJUKKAN HUBUNGAN
TINGGI MUKA AIR (STAGE ATAU TMA), DEBIT
(DISCHARGE, FLOW, STREAMFLOW), KECEPATAN ATAU
KARAKTERISTIK ALIRAN AIR TERHADAP WAKTU.
◦ HIDROGRAF DIGUNAKAN UNTUK MENYATAKAN GRAFIK
FLUKTUASI NAIK DAN TURUNNYA ALIRAN AIR PADA
LOKASI SUNGAI SEBAGAI FUNGSI WAKTU
◦ SUMBU Y REPRESENTASI KARAKTERISTIK ALIRAN (TMA,
KECEPATAN, DEBIT, ATAU PARAMETER KUALITAS AIR,
SEDANG SUMBU X MENUNJUKKAN WAKTU (DETIK, JAM,
HARI, BULAN, TAHUN)
◦ APABILA HIDROGRAF MENYATAKAN TMA TERHADAP
WAKTU DISEBUT STAGE HYDROGRAPH
◦ APABILA HIDROGRAF MENYATAKAN DEBIT TERHADAP
WAKTU DISEBUT STREAM FLOW HYDROGRAPH ATAU
DISCHARGE HYDROGRAPH
◦ FLUKTUASI HUJAN TERHADAP WAKTU DISEBUT
HIETOGRAF (HYETOGRAPH)

SUMBER: INDARTO, 2018

 FUNGSI HIDROGRAF
◦ PREDIKSI DEBIT BANJIR SUNGAI DENGAN HIDROGRAF BANJIR
◦ PERHITUNGAN KAPASITAS TAMPUNGAN BENDUNGAN
◦ PREDIKSI DEBIT AIR SUNGAI UNTUK PEMANFAATAN AIR
◦ DASAR PERTIMBANGAN KEAMANAN DESAIN BANGUNAN
◦ MENGGAMBARKAN KOMPONEN PROSES HIDROLOGI
◦ HASIL REPRESENTASI KARAKTERISTIK DAS (DAERAH ALIRAN SUNGAI) ATAU POLA
ALIRAN
◦ MENJELASKAN PROSES TERJADINYA SUATU KEJADIAN BANJIR
◦ MEMPREDIKSI SUATU KEJADIAN BANJIR
◦ MENYATAKAN LIMPASAN PERMUKAAN (SURFACE RUNOFF)

SUMBER: INDARTO, 2018

FUNGSI HIDROGRAF

SUMBER: SOEWARNO, 2013; INDARTO, 2018

 JENIS HIDROGRAF
MENURUT NED-SCS (1989) DALAM INDARTO, 2018:
◦ HIDROGRAF ALAMI (NATURAL HYDROGRAPH)
- DIHASILKAN DARI REKAMAN DATA STASIUN PENGUKURAN
◦ HIDROGRAF SATUAN (UNIT HYDROGRAPH)
- MENYATAKAN SATU SATUAN ALIRAN PERMUKAAN YANG TERDISTRIBUSI MERATA PADA SUATU DAS
◦ HIDROGRAF SATUAN TANPA DIMENSI (DIMENSIONLESS UNIT HYDROGRAPH)
- MERUPAKAN KOMBINASI DARI BERBAGAI HIDROGRAF SATUAN ALAMI
◦ HIDROGRAF SINTETIS (SYNTHETIC HYDROGRAPH)
- MERUPAKAN SIMULASI HIDROGRAF ALAMI SUATU DAS (DAERAH ALIRAN SUNGAI) YANG TIDAK
DILENGKAPI ALAT UKUR (UNGAUGED WATERSHED
◦ HIDROGRAPH DAM BREACH
- MERUPAKAN HASI RELEASE ALIRAN AIR PADA SUATU BENDUNGAN YANG MENGALAMI KERUNTUHAN

SUMBER: INDARTO, 2018

JENIS HIDROGRAF

SUMBER: INDARTO, 2018

 HIDROGRAF SATUAN SINTETIK
◦ PERHITUNGAN HSS BERDASARKAN KARAKTERISTIK
DAS (LAND USE, KEMIRINGAN LERENG, WAKTU
KONSENTRASI, DSB) DAN HUJAN DALAM DAS.
◦ DIGUNAKAN APABILA SUATU DAS TIDAK TERDAPAT
ALAT UKUR (UNGAUGED WATERSHED)
◦ DAPAT DIGUNAKAN SEBAGAI DASAR PERENCANAAN
BANGUNAN AIR
◦ BEBERAPA METODE HSS YANG SERING DIGUNAKAN:
 METODE SNYDER
 METODE SOIL CONSERVATION SERVICE (SCS)
 METODE GAMA I
 METODE NAKAYASU

SUMBER: INDARTO, 2018; TRIATMODJO, 2019

 DAN LAIN-LAIN (LIMANTARA, ITB-1, ITB-2,…..)
HIDROGRAF SATUAN SINTETIK
HSS METODE SNYDER
◦ DICIPTAKAN OLEH SNYDER PADA TAHUN 1938
◦ MERUPAKAN PENGEMBANGAN HIDROGRAF UNTUK
LUAS DAS 30 S/D 30.000 KM ²
◦ PENGGABUNGAN UNSUR-UNSUR HIDROGAF SATUAN
DENGAN KARAKTERISTIK DAS AKIBAT HUJAN 1 CM
◦ UNSUR HIDROGRAF:
 DEBIT PUNCAK (Qp, m³/dt)
 WAKTU DASAR (Tb, jam)
 DURASI HUJAN (tr, jam)
◦ KARAKTERISTIK DAS
 LUAS DAS (A, km²)
 PANJANG ALIRAN UTAMA (L, km)
 JARAK ANTARA TITIK BERAT DAS DENGAN
OUTLET (Lc, km)

SUMBER: KAMIANA, 2011; TRIATMODJO, 2019

HIDROGRAF SATUAN SINTETIK
HSS METODE SNYDER

SUMBER: INDARTO, 2018

HIDROGRAF SATUAN SINTETIK
HSS METODE GAMA I
◦ DIKEMBANGKAN OLEH SRI HARTO TAHUN 1993
BERDASAKAN PERILAKU HIDROLOGIS 30 DAS DI
PULAU JAWA

◦ MESKI DITURUNKAN DARI SIFAT DAS DI PULAU JAWA,

HSS INI DAPAT DIGUNAKAN PADA DAS LAIN DI
INDONESIA

◦ TERDIRI DARI TIGA BAGIAN POKOK:

 SISI NAIK (RISING LIMB),

 PUNCAK (RISE), DAN

 SISI TURUN/RESESI (RECESSION LIMB)

◦ PADA GAMBAR TERSEBUT TERDAPAT PATAHAN PADA

SISI RESESI, HAL INI DISEBABKAN KARENA RESESI
MENGIKUTI PERSAMAAN EKSPONENSIAL, SEHINGGA
TIDAK MEMUNGKINKAN DEBIT = 0

◦ MESKIPUN PENGARUHNYA SANGAT KECIL, TETAP

HARUS DIHITUNG KARENA PERBANDINGAN VOLUME
HIDROGRAF HARUS 1
SUMBER: TRIATMODJO, 2019
HIDROGRAF SATUAN SINTETIK
HSS METODE GAMA I

SUMBER: TRIATMODJO, 2019

HIDROGRAF SATUAN SINTETIK
HSS METODE NAKAYASU
◦ HASIL PENELITIAN HIDROGRAF SATUAN OLEH
NAKAYASU (1950) PADA BEBERAPA SUNGAI DI JEPANG

◦ PARAMETER PEMBENTUK HSS NAKAYASU

 WAKTU KELAMBATAN (TIME LAG)

 WAKTU PUNCAK DAN DEBIT PUNCAK

 WAKTU SAAT DEBIT 0.3 DIKALI DEBIT PUNCAK

SUMBER: KAMIANA, 2011; TRIATMODJO, 2019

HIDROGRAF SATUAN SINTETIK
HSS METODE NAKAYASU

SUMBER: KAMIANA, 2011; TRIATMODJO, 2019

HSS METODE SOIL CONSERVATION SERVICE (SCS)
DEFINISI
◦ DIKEMBANGKAN OLEH VICTOR MOCKUS DALAM NATIONAL
ENGINEERING HANDBOOK, SECTION 4, HYDROLOGY (SCS,
1972)
◦ MERUPAKAN HASIL PENGEMBANGAN UNIT HIDROGRAF (UH)
DARI BANYAK DAS DENGAN KARATERISTIK SEPERTI
UKURAN DAS, LOKASI GEOGRAFIS, KONDISI AGRICULTURAL,
LAND USE, DSB
◦ MERUPAKAN UNIT HIDROGRAF SATUAN SINTETIK YANG
TIDAK BERDIMENSI (DIMENSIONLESS UNIT HYDROGRAPH)
◦ UNIT HIDROGRAF TAK BERDIMENSI INI TERDIRI DARI Q/Qp
(FLOW/PEAK FLOW) PADA SUMBU ORDINAT DAN t/Tp
(TIME/TIME TO PEAK) PADA SUMBU ABSIS
◦ KURVA UNIT HIDROGRAF SCS MERUPAKAN REPRESENTASI
DARI EKUIVALENSI UNIT HIDROGRAF SEGITIGA
◦ HSS SCS SANGAT UMUM DIGUNAKAN DAN MERUPAKAN
SALAH SATU ACUAN REFERENSI PEMODELAN DIRECT RUN
OFF (LIMPASAN LANGSUNG) PADA APLIKASI HEC-HMS

SUMBER: National Operational Hydrologic Remote Sensing Center

HSS METODE SOIL CONSERVATION SERVICE (SCS)
KOMPONEN HSS SCS

◦ Up atau Qp : Debit puncak hidrograf satuan, (m³/dt/cm)

◦ Tp : Waktu puncak, (jam)
◦ t : Durasi hujan efektif, (jam)
◦ t lag : Waktu perlambatan, (jam)
◦ Tc : Waktu konsentrasi, (jam)
◦ A : Luas DAS (km²)
◦ C : Konstanta konversi, 2.08

SUMBER: National Operational Hydrologic Remote Sensing Center; HEC-HMS Technical Reference; www.professorpatel.com
HSS METODE SOIL CONSERVATION SERVICE (SCS)
KOMPONEN HSS SCS
t/Tp Q/Qp t/Tp Q/Qp t/Tp Q/Qp t/Tp Q/Qp t/Tp Q/Qp

0 0 1.1 0.99 2.1 0.2435 3.1 0.0475 4.1 0.0098

0.1 0.03 1.2 0.93 2.2 0.207 3.2 0.04 4.2 0.0086
0.2 0.1 1.3 0.86 2.3 0.177 3.3 0.0345 4.3 0.0074
0.3 0.19 1.4 0.78 2.4 0.147 3.4 0.029 4.4 0.0062
0.4 0.31 1.5 0.68 2.5 0.127 3.5 0.025 4.5 0.005
0.5 0.47 1.6 0.56 2.6 0.107 3.6 0.021 4.6 0.004
0.6 0.66 1.7 0.46 2.7 0.092 3.7 0.018 4.7 0.003
0.7 0.82 1.8 0.39 2.8 0.077 3.8 0.015 4.8 0.002
0.8 0.93 1.9 0.33 2.9 0.066 3.9 0.013 4.9 0.001
0.9 0.99 2 0.28 3 0.055 4 0.011 5 0
1 1

SUMBER: National Engineering Handbook, 2007

SUMBER: www.professorpatel.com
HSS METODE SOIL CONSERVATION SERVICE (SCS)
CONTOH SOAL HSS SCS
1. TELAH TERJADI HUJAN PADA DAS A DENGAN LUAS 3 KM². DIKETAHUI
KEDALAMAN HUJAN EFEKTIF TERSEBUT SEBESAR 1.5 CM DENGAN
DURASI WAKTU 0.15 JAM. APABILA WAKTU KONSENTRASI = 1. 30 JAM,
MAKA:

◦ HITUNG DEBIT PUNCAK HIDROGRAF DAN BUAT GRAFIK HIDROGRAF

SATUAN SCS

◦ BERAPAKAH BESARNYA DEBIT BANJIR PADA JAM KE- (t) = 1, 2, 3, 4, dan 5

◦ HITUNG DEBIT MAKSIMUM DAN HIDROGRAF SCS AKIBAT HUJAN

EFEKTIF 1.5 CM

◦ APABILA HUJAN MASIH TURUN PADA JAM BERIKUTNYA DENGAN JAWABAN:

KEDALAMAN HUJAN EFEKTIF 2 CM DAN 2.5 CM, BERAPA DEBIT
◦ t lag = 0.6*1.30 = 0.78 jam
MAKSIMUM YANG TERJADI DAN MEMBUTUHKAN WAKTU BERAPA JAM
UNTUK MENCAPAI DEBIT MAKSIMUM??? ◦ Tp = 0.5*0.15 + 0.78 = 0.855 jam
DIKETAHUI:
◦ Up atau Qp = 2.08*3/0.855 = 7.298 m³/dt/cm
◦ A = 3 KM²
◦ DARI HASIL PERHITUNGAN, DIDAPAT DEBIT
◦ Pe = 1.5 CM
PUNCAK HIDROGRAF (Up atau Qp) PADA DAS A
◦ t = 0.15
ADALAH SEBESAR 7.298 m³/dt/cm PADA WAKTU
◦ Tc = 1.30 jam 0.855 jam
 DIKETAHUI
t/Tp Q/Qp t Q t Q t Q
Pe Pe Pe
TOTAL JAWABAN:
t lag 0.78 jam 1.5 2 2.5
Tp 0.855 jam A B C D E F G H I J K L
Up atau Qp 7.298 m³/dt/cm 0 0 0.000 0.000 0 0 0.000 0.000 0.000 0.000 ◦ BUAT TABEL SEPERTI TABEL DISAMPING UNTUK MEMUDAHKAN
0.1 0.03 0.086 0.219 0.855 7.298 0.086 0.219 0.328 0.328
0.2 0.1 0.171 0.730 1 6.920 0.171 0.730 1.095 1.095
PERHITUNGAN
0.3 0.19 0.257 1.387 2 1.206 0.257 1.387 2.080 2.080
0.4 0.31 0.342 2.262 3 0.180 0.342 2.262 3.394 3.394 ◦ TULIS PARAMETER YANG SUDAH DIKETAHUI
0.5 0.47 0.428 3.430 4 0.023 0.428 3.430 5.145 5.145
0.6 0.66 0.513 4.817 5 0 0.513 4.817 7.225 7.225 ◦ BUAT KOLOM t/Tp DAN Q/Qp, KEMUDIAN ISIKAN ANGKA RATIONYA
0.7 0.82 0.599 5.984 0.599 5.984 8.977 8.977
0.8 0.93 0.684 6.787 0.684 6.787 10.181 10.181 SESUAI DENGAN SLIDE SEBELUMNYA (DI BAGIAN KOMPONEN HSS
0.9 0.99 0.770 7.225 0.770 7.225 10.838 10.838
1 1 0.855 7.298 0.855 7.298 10.947 10.947 SCS)
1.1 0.99 0.941 7.225 0.941 7.225 10.838 10.838
1.2 0.93 1.026 6.787 1 6.920 10.380 0.000 10.380
1.3 0.86 1.112 6.276 1.026 6.787 10.181 0.438 10.619
◦ KOLOM C MERUPAKAN PERKALIAN DARI Tp*t/Tp
1.4 0.78 1.197 5.692 1.112 6.276 9.414 1.460 10.874
1.5 0.68 1.283 4.963 1.197 5.692 8.539 2.773 11.312 ◦ KOLOM D MERUPAKAN PERKALIAN DARI Qp*Q/Qp
1.6 0.56 1.368 4.087 1.283 4.963 7.444 4.525 11.969
1.7 0.46 1.454 3.357 1.368 4.087 6.130 6.860 12.990 ◦ GRAFIK HUBUNGAN ANTARA t DENGAN Q PADA KOLOM C DAN D
1.8 0.39 1.539 2.846 1.454 3.357 5.036 9.633 14.669
1.9 0.33 1.625 2.408 1.539 2.846 4.269 11.969 16.238 MERUPAKAN HIDROGRAF SATUAN
2 0.28 1.710 2.043 1.625 2.408 3.613 13.574 17.187
2.1 0.2435 1.796 1.777 1.710 2.043 3.065 14.450 17.515
2.2 0.207 1.881 1.511 1.796 1.777 2.666 14.596 17.262
◦ UNTUK MENCARI DEBIT HIDROGRAF PADA t = 1, 2, 3, 4 dan 5 DICARI
2.3 0.177 1.967 1.292 1.881 1.511 2.266 14.450 16.716 DENGAN MENGGUNAKAN INTERPOLASI (KOLOM E DAN F)
2.4 0.147 2.052 1.073 1.967 1.292 1.938 13.841 15.778
2.5 0.127 2.138 0.927 2 1.206 1.809 13.574 0.000 15.383
2.6 0.107 2.223 0.781 2.052 1.073 1.609 12.553 0.547 14.709 ◦ SETELAH Q HIDROGRAF PADA t = 1,2,3,4,5 SUDAH DIHITUNG, MAKA
2.7 0.092 2.309 0.671 2.138 0.927 1.390 11.385 1.825 14.600
2.8 0.077 2.394 0.562 2.223 0.781 1.171 9.925 3.467 14.563
NILAI t DAN Q TERSEBUT DISISIPKAN PADA KOLOM G DAN H
2.9 0.066 2.480 0.482 2.309 0.671 1.007 8.174 5.656 14.837
3 0.055 2.565 0.401 2.394 0.562 0.843 6.714 8.575 16.132 ◦ KOLOM I MERUPAKAN PERKALIAN ANTARA Pe = 1.5 CM DIKALIKAN
3.1 0.0475 2.651 0.347 2.480 0.482 0.723 5.692 12.042 18.457
3.2 0.04 2.736 0.292 2.565 0.401 0.602 4.817 14.961 20.380 KOLOM H
3.3 0.0345 2.822 0.252 2.651 0.347 0.520 4.087 16.968 21.575
3.4 0.029 2.907 0.212 2.736 0.292 0.438 3.554 18.063 22.055 ◦ KOLOM J DAN K JUGA MERUPAKAN PERKALIAN Pe = 2 CM DAN 2.5 CM
3.5 0.025 2.993 0.182 2.822 0.252 0.378 3.021 18.245 21.644
3.6 0.021 3.078 0.153 2.907 0.212 0.317 2.583 18.063 20.964 DIKALIKAN KOLOM H
3.7 0.018 3.164 0.131 2.993 0.182 0.274 2.412 17.301 19.986
3.8 0.015 3.249 0.109 3 0.180 0.270 2.146 16.968 19.383
3.9 0.013 3.335 0.095 3.078 0.153 0.230 1.854 15.691 17.774
◦ KOLOM L MERUPAKAN TOTAL DARI HIDROGRAF HUJAN EFEKTIF
4 0.011 3.420 0.080 3.164 0.131 0.197 1.562 14.231 15.990 YAITU KOLOM I+J+K
4.1 0.0098 3.506 0.072 3.249 0.109 0.164 1.343 12.407 13.914
4.2 0.0086 3.591 0.063 3.335 0.095 0.142 1.124 10.217 11.483
4.3 0.0074 3.677 0.054 3.420 0.080 0.120 0.963 8.393 9.476 ◦ DEBIT BANJIR MAKSIMUM TERJADI PADA t = 2.736 JAM DENGAN
4.4 0.0062 3.762 0.045 3.506 0.072 0.107 0.803 7.116 8.026
4.5 0.005 3.848 0.036 3.591 0.063 0.094 0.693 6.021 6.808
BESAR DEBIT = 22.055 m³/dt
4.6 0.004 3.933 0.029 3.677 0.054 0.081 0.584 5.109 5.773
4.7 0.003 4.019 0.022 3.762 0.045 0.068 0.504 4.443 5.014
4.8 0.002 4.104 0.015 3.848 0.036 0.055 0.423 3.777 4.255
4.9 0.001 4.190 0.007 3.933 0.029 0.044 0.365 3.229 3.638
5 0 4.275 0.000 4 0.023 0.035 0.360 3.015 3.410
 25.000
HIDROGRAF SCS

20.000

Hidrograf Satuan
15.000
Hidrograf Hujan 1.5 cm
Q (m³/dt)

Hidrograf Hujan 2 cm

10.000 Hidrograf Hujan 2.5 cm

Hidrograf Total

5.000

0.000
0.000 1.000 2.000 3.000 4.000 5.000 6.000 7.000 8.000
t (JAM)

GRAFIK HIDROGRAF SCS

 HUJAN EFEKTIF METODE SCS CURVE NUMBER
◦ HUJAN EFEKTIF (EFFECTIVE RAINFALL) ATAU HUJAN LEBIHAN (EXCESS RAINFALL)
MERUPAKAN BAGIAN HUJAN YANG MENYEBABKAN ALIRAN LANGSUNG ATAU LIMPASAN
PADA SUNGAI
◦ BESARNYA HUJAN EFEKTIF DAPAT DIHITUNG MENGGUNAKAN CARA METODE SCS
CURVE NUMBER (CN)
◦ METODE SCS CURVE NUMBER (CN) MENGGUNAKAN PARAMETER FUNGSI DAS, SEPERTI
TIPE TANAH, TANAMAN PENUTUP, TATAGUNA LAHAN, KELEMBABAN DAN CARA
PENGOLAHAN TANAH
◦ NILAI CN MEMILIKI NILAI 0-100, SEMAKIN TINGGI NILAI CN MAKA PERMUKAAN LAHAN
SEMAKIN KEDAP TERHADAP AIR
◦ APABILA LAHAN TERDIRI DARI BEBERAPA TATAGUNA LAHAN DAN TIPE TANAH YANG
BERBEDA, MAKA PERLU DIHITUNG NILAI CN KOMPOSIT

SUMBER: TRIATMODJO, 2019

HUJAN EFEKTIF METODE SCS
CURVE NUMBER

◦ Pe : Kedalaman hujan efektif, (mm)

◦ P : Kedalaman hujan, (mm)
◦ S : Retensi potensial maksimum oleh air tanah,
Sebagian besar akibat infiltrasi, (mm)

SUMBER: TRIATMODJO, 2019

HUJAN EFEKTIF
METODE SCS CURVE
NUMBER
◦ GAMBAR 6.12 HUBUNGAN ANTARA
HUJAN TOTAL DENGAN KEDALAMAN
LIMPASAN LANGSUNG BERDASARKAN
NILAI CURVE NUMBER
◦ NILAI CN PADA GAMBAR 6.12 BERLAKU
UNTUK KONDISI ANTECEDENT
MOISTURE CONDITIONS (AMC) ATAU
KONDISI KELENGASAN NORMAL (AMC
II)
◦ INITIAL ABSTRACTION DIHITUNG
DENGAN RUMUS Ia = 0.2*S, APABILA
HUJAN (P) < Ia, MAKA HUJAN EFEKTIF
ADALAH 0, KARENA BELUM TERJADI
LIMPASAN
◦ LIMPASAN AKAN TERJADI SETELAH
HUJAN (P) > Ia

SUMBER: TRIATMODJO, 2019

 HUJAN EFEKTIF METODE SCS CURVE NUMBER
CONTOH SOAL:
2. SUATU DAS MEMILIKI PROSENTASE PENGGUNAAN TATA GUNA LAHAN SEBAGAI BERIKUT:

SEMAK /
EMPANG SAWAH PEMUKIMAN TEGALAN PERKEBUNAN RUMPUT HUTAN
BELUKAR
% 0.00 36.78 10.63 42.67 0.83 4.16 0.00 4.93
◦ DIKETAHUI KONDISI TANAH PADA DAS TERSEBUT PADA KELOMPOK C
◦ HITUNGLAH NILAI CURVE NUMBER KOMPOSIT DAN RETENSI POTENSIAL MAKSIMUM
PADA DAS TERSEBUT
◦ APABILA DALAM DAS TERSEBUT TURUN HUJAN SEBESAR 100 mm, MAKA BERAPAKAH
CURAH HUJAN EFEKTIF YANG DAPAT MENYEBABKAN LIMPASAN LANGSUNG?

SUMBER: DIDIT, 2014

PERHITUNGAN HSS SCS DENGAN
HUJAN EFEKTIF CURVE NUMBER

◦ JAWABAN

SEMAK /
EMPANG SAWAH PEMUKIMAN TEGALAN PERKEBUNAN RUMPUT HUTAN
BELUKAR
% 0.00 36.78 10.63 42.67 0.83 4.16 0.00 4.93
CN 98 78 80 78 70 78 71 70
%*CN 0.00 2868.75 850.76 3328.36 57.79 324.71 0.00 344.88 7775.25
CN komposit CNk 77.75
S 72.68
P 100
Pe 46.19
JAWABAN:
◦ CN Komposit = 77.75
◦ S = (25400/77.75)-254 = 72.68 mm
◦ P = 100 mm
◦ Ia = 0.2*S = 0.2*72.68 = 14.53 mm  P > Ia, terjadi limpasan
◦ Pe = (100-0.2*72.68)² / (100+0.8*72.68) = 46.19 mm

SUMBER: DIDIT, 2014

HUJAN EFEKTIF METODE SCS
CURVE NUMBER

◦ NILAI CN PADA TIAP KELOMPOK TANAH (A, B, C, DAN D)

DITUNJUKKAN PADA (TABEL 6.5 NILAI CN UNTUK
BEBERAPA TATA GUNA LAHAN) DI SLIDE SEBELUMNYA

SUMBER: TRIATMODJO, 2019

HUJAN EFEKTIF METODE SCS ◦ NILAI CN (I) MERUPAKAN EKIVALENSI

CURVE NUMBER KONDISI AMC I (KONDISI KERING)

TERHADAP NILAI CN (II) ATAU AMC II (
KONDISI NORMAL)
◦ NILAI CN (III) MERUPAKAN
EKIVALENSI KONDISI AMC III
(KONDISI BASAH) TERHADAP NILAI
CN (II) ATAU AMC II (KONDISI
NORMAL)
◦ CONTOH SOAL:
3. SESUAI DENGAN NILAI CN
KOMPOSIT PADA SOAL NOMOR 2,
BERAPAKAH HUJAN EFEKTIF PADA
KONDISI KELENGASAN KERING
(AMC I)????

SUMBER: TRIATMODJO, 2019

HUJAN EFEKTIF JAWABAN SOAL NOMOR 3:

METODE SCS o SESUAI JAWABAN SOAL NOMOR 2, NILAI CN KOMPOSIT PADA KONDISI
KELENGASAN NORMAL (CN II) ADALAH 77.75
CURVE NUMBER o KEDALAMAN HUJAN (P) = 100 mm
o HITUNG NILAI CN I = 4.2*77.75/(10-0.058*77.75) = 59.48
o HITUNG NILAI POTENSIAL RETENSI MAKSIMUM (S) PADA CN I
= (25400/59.48) – 254 = 173.06 mm
o HITUNG HUJAN EFEKTIF Pe I = (100-0.2*173.06)² / (100+0.8*173.06)
= 17.93 mm
o DARI HASIL PERHITUNGAN, APABILA DIHITUNG BERDASAR NILAI
KELENGASAN NORMAL, HUJAN EFEKTIF YANG TERJADI ADALAH 46.19
mm (DARI HASIL PERHITUNGAN SOAL NOMOR 2)
o APABILA DIHITUNG MENGGUNAKAN KONDISI KELENGASAN KERING,
MAKA HUJAN EFEKTIF (Pe) YANG TERJADI ADALAH 17.93 mm
o DARI HASIL TERSEBUT DAPAT KITA SIMPULKAN BAHWA KONDISI
KELENGASAN MEMPENGARUHI BESARNYA HUJAN EFEKTIF, APABILA
TANAH KONDISI KERING, MAKA INFILTRASI SEMAKIN BESAR SEHINGGA
LIMPASAN PERMUKAAN MENJADI KECIL DAN BEGITU PULA KONDISI
SEBALIKNYA
REFERENSI
◦ HEC-HMS TECHNICAL REFERENCE MANUAL. 2000
◦ INDARTO. HIDROLOGI. 2018
◦ KAMIANA, I MADE. TEKNIK PERHITUNGAN DEBIT RENCANA BANGUNAN AIR. 2011
◦ MONTARCIH. REKAYASA HIDROLOGI. 2018
◦ NATURAL RESOURCES CONSERVATION SERVICE. NATIONAL ENGINEERING HANDBOOK
CHAPTER 16: HYDROGRAPHS. 2007
◦ NATIONAL WEATHER SERVICE (NOHRSC). UNIT HYDROGRAPH (UHG) TECHNICAL
MANUAL.2005
◦ RIYANTO, DIDIT PUJI. ANALISIS PEMBAGIAN DEBIT BANJIR BENDUNG WILALUNG. 2014
◦ SOEWARNO. HIDROMETRI DAN APLIKASI TEKNOSABO DALAM PENGELOLAAN SUMBER DAYA
AIR. 2013
◦ TRIATMODJO, BAMBANG. HIDROLOGI TERAPAN. 2019
◦ www.professorpatel.com