Anda di halaman 1dari 9

Job

PENGUJIAN KUAT TARIK BAJA TULANGAN

A. TUJUAN
Untuk mengetahui mutu baja tulangan berdasarkan nilai nilai hasil uji
Tarik yang sesuai dengan SNI
B. DASAR TEORI
Uji tarik merupakan salah satu pengujian untuk mengetahui sifat sifat
suatu bahan. Dengan menarik suatu bahan kita akan segera mengetahui
bagaimana bahan tersebut bereaksi terhadap tenaga tarikan dan
mengetahui sejauh mana material itu bertambah Panjang. Alat eksperimen
untu uji Tarik ini harus memiliki cengkraman (grip) yang kuat dan
kekakuan yang tinggi (highly stiff). Banyak hal yang dapat kita pelajari
dari hasil uji Tarik. Bila kita terus menarik suatu hal (dalam hal ini suatu
logam) sampai putus, kita akan mendapatkan profil tarikan yang lengkap
yang berupa grafik tegangan regangan. Kurva ini menunjukkan hubungan
antara gaya Tarikan dengan perubahan Panjang. Profil ini sangat
diperlukan dalam desain yang memakai bahan tersebut.
Pengujian Tarik ini merupakan salah satu pengujian yang penting
untuk dilakukan, karena dapat memberikan berbagai informasi mengenai
sifat sifat mekanis baja.
Arti sifat sifat mekanis adalah:
 Modulus kenyal, yaitu ukuran kekakuan suatu bahan. Suatu bahan
dengan modulus kenyal lebih besar maka akan semkain kaku.
Sedangkan untuk modulus kenyal yang lebih sedikit maka akan
lebih lemah.
 Batas renggang, ukuran untuk kekokohan suatu bahan. Suatu bahan
dengan batas renggang yang lebih kecil/rendah, bahan tersebut
kurang kokoh. Dan untuk bahan yang memiliki batas renggang
yang lebih tinggi maka akan semakin kokoh.
 Kekuatan Tarik adalah ukuran untuk suatu bahan, suatu bahan
untuk kekuatan Tarik yang lebih tinggi, bahan tersebut kuat. Suatu
bahan dengan kekuatan Tarik yang rendah maka bahan ini kurang
kuat/lebih lemah.
 Regangan adalah ukuran untuk sifat dapat dibentuk dari suatu
bahan. Suatu bahan yang memiliki regangan yang lebih besar maka
bahan tesebut mudah dibentuk. Begitupun sebaliknya, bahan yang
memiliki regangan lebih kecil maka akan tidak mudah untuk
dibentuk.
 Syarat kualitas baja tulangan
a. Ukuran dan toleransi (pasal 6.3 SNI 07-2052-2014)
b. Sifat mekanis (pasal 6.5
SNI 07-2052-2014)

Adapun rumus rumus dalam kuat Tarik baja ini adalah :


a. Luas penampang (A) = ¼ π D 2
D = diameter (mm)

ReH + ReL
b. Tegangan leleh =
2
ReH = tegangan setelah leleh (Mpa)
ReL = tegangan sebelum leleh (Mpa)
Fm
c. Tensile strength (Rm) =
A
Fm = kekuatan maksimum (kN)
A = Luas penampang (mm2)

P
d. Lower yield strength (ReL) =
A
P = beban sebelum leleh (kN)
A = Luas penampang (mm2)

P
e. Upper yield strength (ReH) =
A
P = beban setelah leleh (kN)
A = Luas penampang (mm2)

∆ L Lf −L0
f. % Elongasi = = x 100 %
L0 L0
Lf = Panjang setelah pengujian (mm)
L0 = pamjang mula mula (mm)

A 0− Af
g. % reduction of area = x 100 %
A0
A0 = luas penampang mula mula (mm2)
Af = luas penampang setelah pengujian (mm2)

C. ALAT DAN BAHAN


a) Alat
1. Micrometer atau Caliper atau mistake / jangka sorong
2. Mesin uji Tarik (universal testing machine) yang harus memenuhi
ketentuan sebagai berikut
a. Mempunyai kecepatan Tarik yang merata dan dapat diatur
sedemikian rupa sehingga besarnya penambahan tegangan tidak
melebihi 10 Mpa untuk setiap detik.
b. Pembacaan gaya, dapat dilakukan dengan ketelitian 10% dari
gaya Tarik maksimum
3. Steroskope
4. Peralatan pembuatan benda uji ;
a. Alat pemotong baja
b. Meteran
b) Bahan
1. Baja tulangan polos ∅ 12mm
2. Baja tulangan ulir ∅ 16 mm
D. LANGKAH KERJA
1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
2. Menyapkan jumlah dan ukuran sampel tulangan yang akan
diuji
3. Memotong tulangan yang akan diuji sesuai dengan ukuran
yang dibutuhkan
4. Memberikan tanda pada sampel yang akan diuji sebelum
dimasukkan di mesin
a. Pertama yaitu menandai pada bagian tengah benda uji
b. Menandai masing masing 10cm ke kiri dan kanan dari
garis tengah yang sudh dibuat sebagai batas uji tarik
c. Kemudian menandai lagi msing masing 2.5 cm dari
garis sebelumnya yang dibuat sebagai tempat penjepit
tulangan saat dimasukkan dalam mesin
5. Mengukur diameter sampel yang akan diuji Tarik dengan
menggunakan jangka sorong, pengukuran dilakukan tiga
kali untuk setiap sampel kemudian menghitung rata rata
6. Menyalakan monitor mesin uji tarik
7. Memasang benda uji pada penjepit tulangan yang ada di
mesin uji Tarik
8. Mengimput data data awal sampel pengujian pada monitor
seperti diameter dan Panjang awal
9. Setelah mengimput data awal, mulailah melakukan
pengujian
10.Menyalakan mesin Tarik dan mencatat besarnya beban
elastis (Q) pada dial ketika benda uji melewati batas
elatisnya,(ketika jarum petunjuk pada dial berehenti untuk
sementara)
11.Setelah sampel yang diuji Tarik putus, kemudian lepaskan
sampel tersebut dari penjeput tulangan dan mengusahakan
penanda agar tidak bergeser
12.Mengukur kembali benda uji setelah putus (lu) =
perpanjangan, yang diukur berdasarkan L0
13.Mengimput kembali ke dalam monitor diameter dan Panjang
setelah diuji Tarik sebagai syarat untuk menghasilkan uji
Tarik yang sbenarnya.
14.Menyimpan file hasil uji Tarik sebagai output uji Tarik dari
hasil pengujian

E. HASIL PENGUJIAN
1. Data pengamatan
a. sampel 1
 Bahan / jenis baja = Baja tulangan polos ∅ 12mm
 Ukuran awal = Panjang mula mula (L0) = 40 cm
= diameter mula mula (W0)= 11.760 mm
= luas penampang mula mula (A0)
108,6187 mm2
b. sampel 2
 Bahan / jenis baja = Baja tulangan ulir ∅ 16 mm
 Ukuran awal = Panjang mula mula (L0) = 40 cm
= diameter mula mula (W0)= 15.687 mm
= luas penampang mula mula (A0)
193,2723 mm2

2. Data hasil uji tarik


a. Baja tulangan polos ∅ 12mm
b. Baja tulangan ulir ∅ 16 mm
F. KESIMPULAN
G. DOKUMENTASI

Anda mungkin juga menyukai