Anda di halaman 1dari 32

Praktikum Teknologi Bahan Kelompok IX

PERCOBAN VIII

TEGANGAN TARIK BAJA BETON

Program Studi Teknik Sipil 1


Praktikum Teknologi Bahan Kelompok IX

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Beton dan baja merupakan dua jenis material struktur yang umum digunakan

dalam konstruksi suatu bangunan. Kedua jenis material tersebut kadang kala

saling membantu satu sama lain, namun biasa juga berdiri sendiri-sendiri,

sehingga banyak struktur dengan bentuk dan fungsi yang serupa dapat di bangun

dengan beton atau baja. Beton merupakan material yang relatif kuat terhadap

tekan tetapi lemah terhadap beban tarik, maka ditambahkan baja tulangan

didalamnya. Kombinasi antara beton dan baja tulangan tersebut dikenal dengan

nama beton bertulang sebagai struktur yang optimal pada konstruksi suatu

bangunan. Hal ini bukan karena sifat mekaniknya saja yang relatif baik, tetapi

beton bertulang juga memiliki sifat tahan lama.

Baja adalah suatu jenis bahan bangunan yang berdasarkan pertimbangan

ekonomi, sifat, dan kekuatannya, cocok untuk pemikul beban. Oleh karena itu

banyak dipakai sebagai bahan struktur, misalnya untuk rangka utama bangunan

bertingkat sebagai kolom dan balok, sistem penyangga atap dengan bentangan

panjang seperti gedung olahraga, hangar, menara antena, jembatan, penahan

tanah, fondasi tiang pancang, bangunan pelabuhan, struktur lepas pantai, dinding

perkuatan pada reklamasi pantai, tangki-tangki minyak, pipa penyaluran minyak,

air, atau gas.

Program Studi Teknik Sipil 2


Praktikum Teknologi Bahan Kelompok IX

Beberapa keunggulan baja sebagai bahan struktur dapat diuraikan sebagai

berikut. Batang struktur dari baja mempunyai ukuran tampang yang lebih kecil

dari pada batang struktur dengan bahan lain, karena kekuatan baja jauh lebih

tinggi dari pada beton maupun kayu. Kekuatan yang tinggi ini terdistribusi secara

merata.The Kozai Club (1983) menyatakan kekuatan baja bervariasi dari 300 Mpa

sampai 2000 Mpa. Kekuatan yang tinggi ini mengakibatkan struktur yang terbuat

dari baja lebih ringan dari pada struktur dengan bahan lain.

Baja sebagai bahan struktur juga mempunyai beberapa kelemahan.Salah satu

kelemahan baja adalah kemungkinan terjadinya korosi, yang memperlemah

struktur, mengurangi keindahan bangunan, dan memerlukan biaya perawatan

cukup besar secara periodik. Matsuhima dan Tamada (1989) menyatakan bahwa

pemeliharaan jembatan dengan pengecatan setiap lima tahun akan memakan biaya

10% dari harga bangunan. Hal ini berarti bahwa biaya 50 tahun pemeliharaan

akan sama dengan biaya pembuatan jembatan baru. Kekuatan baja sangat

dipengaruhi oleh temperatur. Pada temperature tinggi kekuatan baja sangat

rendah, sehingga pada saat terjadi kebakaran bangunan dapat runtuh sekalipun

tegangan yang terjadi hanya rendah. Kendala berikutnya, karena kekuatan baja

sangat tinggi maka banyak dijumpai batang-batang stuktur yang langsing.

B. Tujuan percobaan

Untuk mendapatkan nilai kuat tarik baja beton dan parameter lainnya (Nilai

kuat tarik leleh, nilai kuat tarik putus, regangan, dan kontraksi). Pengujian ini

selanjutnya dapat digunakan dalam pengendalian mutu baja beton.

Program Studi Teknik Sipil 3


Praktikum Teknologi Bahan Kelompok IX

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Teori Dasar

Baja tulang beton adalah baja yang berbentuk batang berpenampang

lingkaran yang di gunakan untuk penulangan beton, yang di produksi dari bahan

baku billet dengan cara hot rolling. Berdasarkan bentuknya, baja tulangan beton di

bedakan menjadi 2 (dua) jenis yaitu baja tulangan beton polos dan baja tulangan

beton sirip.

Baja tulangan beton polos (BJTP) adalah baja tulangan beton

berpenampang lingkaran dengan permukaan rata tidak bersirip dan baja tulangan

beton sirip (BJTS) adalah baja tulangan beton dengan bentuk khusus yang

permukaannya memiliki sirip melintang dan rusuk memanjang yang di

maksudkan untuk meningkatkan daya lekat dan menahan gerakan membujur dari

batang secara relatif terhadap beton.

Untuk mengetahui sifat-sifat mekanis dari baja, terutama mengenai batas

leleh, kuat tarik dan regangannya, biasanya di lakukan pengujian kuat tarik.

Umunya hasil pengujian tersebut dapat di gambarkan dalam suatu diagram yang

menyatakan hubungan antara tegangan dan regangan yang terdiri atas beberapa

daerah, seperti tampak pada gambar berikut :

Tabel 1 Sifat Mekanis Baja Struktural

Program Studi Teknik Sipil 4


Praktikum Teknologi Bahan Kelompok IX

Sumber : SNI 03 – 1729 – 2002

1. Dasar Pengujian

Uji tarik adalah suatu metode yang di gunakan untuk menguju kekuatan

suatu bahan atau material dengan cara memberikan beban gaya (askeland,

1985). Hasil yang di dapatkan dari pengujian tarik sangat penting untuk

rekayasa teknik dan desain produk karna menghasilkan data kekuatan material.

Pengujian uji tarik di gunakan untuk mengukur ketahanan suatu material

terhadap gaya statis yang di berikan secara lambat.

Jika diameter contoh ≤ 15mm sehingga gaya tarik maksimum lebih kecil

dari kapasitas mesin tarik maka benda uji dibuat dengan bentuk dan dimensi

seperti tercantum pada gambar 2.1 tanpa perubahan bentuk penampang

Program Studi Teknik Sipil 5


Praktikum Teknologi Bahan Kelompok IX

Gambar 3 Bentuk Benda uji yang Mempunyai Diameter ≤ 15 mm

Jika diameter contoh lebih >15mm, atau gaya tarik maksimum melebihi

kapasitas mesin tarik , maka bentuk dan dimensi benda uji dibuat seperti

gambar 2.2.

Gambar 4 Bentuk Benda uji yang Mempunyai Diameter >15mm.

Keterangan Gambar :

Do = diameter contoh, mm

Du = diameter terkecil benda uji, mm

lt = panjang total benda uji, mm

lo = panjang ukur semula benda uji, mm

lj = panjang bagian benda uji yang terjepit pada mesin tarik

r = jari-jari cekungan, bagian benda uji yang konis

p = panjang bagian benda uji yang berbentuk yang berbentuk konis, mm

m = panjang bebas benda uji, mm

Aso = luas penampang benda uji semula, mm

Program Studi Teknik Sipil 6


Praktikum Teknologi Bahan Kelompok IX

Untuk mengetahui sifat-sifat mekanis dari baja, terutama mengenaibatas leleh,

kuat tarik dan regangannya, biasanya dilakukan pengujian kuattarik. Umumnya

hasil pengujian tersebut dapat digambarkan dalam suatudiagram yang

menyatakan hubungan antara tegangan dan regangan yang terdiri atas beberapa

daerah.

2. Tegangan Tarik Leleh

Tegangan tarik leleh adalah besarnya gaya tarik yang bekerja pada saat suatu

bahan mengalami leleh pertama. Rumus yang di gunakan untuk menentukan

tegangan tarik leleh adalah :

Py
fy =
A so

Dimana :

fy = Kuat tarik leleh (N)

Py =Tegangan tarik leleh (N)

A so = Luas penampang benda uji semula (mm)

3.Tegangan Tarik Putus

Tegangan tarik putus adalah besarnya gaya tarik maksimum yang bekerja

pada saat bahan mengalami putus. Rumus yang digunakan untuk menentukan

tegangan tarik leleh adalah :

P maks
fu =
A so

Dimana :

fu = Kuat tarik putus (N)

Program Studi Teknik Sipil 7


Praktikum Teknologi Bahan Kelompok IX

Pmaks = Tegangan tarik putus (N)

A so = Luas penampang benda uji semula (mm)

4. Regangan Maksimum

Regangan adalah bagian dari deformasi, yang dideskripsikan sebagai

perubahan relative dari partikel-partikel di dalam benda yang bukan merupakan

benda kaku. Defenisi lain dari regangan bisa berbeda-beda tergantung pada

bidang apa istilah tersebut digunakan atau dari dan ke titik mana regangan

terjadi.

lu −I o
ε maks= x 100 %
lo

Dimana :

ε maks = Regangan maksimum benda uji pada saat putus (%)

lu = Panjang benda uji setelah pengujian (mm)

lo = Panjang benda uji semula (mm)

5. Kontraksi

Kontraksi adalah penegangan/pengerutan suatu penampang benda uji pada

saat putus. Rumus yang digunakan untuk menentukan kontraksi yaitu:

A so − Asu
S= x 100 %
A so

Dimana :

S = Kontraksi/reduksi penampang benda uji pada saat putus (%)

Program Studi Teknik Sipil 8


Praktikum Teknologi Bahan Kelompok IX

Aso = Luas penampang benda uji semula (mm2)

Asu = Luas penampang Benda uji setelah pengujian (mm2)

BAB III

METODE PERCOBAAN

A. Alat yang digunakan

1. Mesin Uji Tarik Baja ( Universal Tensile Test Machine).

2. Timbangan

3. Mistar Ukur 50 cm

4. Alat pemotong baja beton.

5. Jangka sorong

6. Tipe-x

7. Pengunci mesin tarik baja

B. Bahan

1. Baja beton berdiameter 10 mm

2. Baja beton berdiameter 8 mm

Program Studi Teknik Sipil 9


Praktikum Teknologi Bahan Kelompok IX

C. Prosedur Pelaksanaan

1. Siapkan alat dan bahan yang digunakan.

2. Siapkan benda uji sebanyak 2 buah dengan diameter yang berbeda,dengan

panjang masing masing benda uji 30 cm.

3. Kedua ujung benda uji yang terjepit oleh mesin uji, tarik sepanjang 5 cm.

4. Kemudian ukur dimensi benda uji sebelum pengujian.

5. Nyalakan mesi uji kuat tarik, lalu letakkan benda uji pada mesin uji tarik.

6. Lakukan pengujian pada sampel uji dan amati benda uji putus.

7. Setelah itu,lihat hasil uji pada mesin berupa grafik dan beban maksimum.

8. Catat hasil uji tersebut

9. Bersihkan dan kembalikan alat pada tempatnya

Program Studi Teknik Sipil 10


Praktikum Teknologi Bahan Kelompok IX

BAB IV

HASIL PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN

A. Perhitungan

1. Sampel baja diameter 10

Data hasil benda uji :

Do = 10 mm

lo = 300 mm

Du = 7,5 mm

lu = 350 mm

Py = 34,8 kN = 34800 N

Pmaks = 37,8 kN = 37800 N

a) Luas penampang awal:

1
Aso = × π × Do 2
4

1 2
= ×3,14 × 10
4

= 78,5 mm2

b) Luas penampang akhir:

1 2
Asu = × π × Du
4

Program Studi Teknik Sipil 11


Praktikum Teknologi Bahan Kelompok IX

1
= ×3,14 × 7,52
4

= 44,15mm2

c) Tegangan Leleh:

Py
fy =
A so

34800
=
78,5

= 443,31 MPa

d) Tegangan Putus:

P max P maks
fu =
A so A so

37800
=
78,5

= 481,52 MPa

e) Regangan Maksimum:

lu −l o I −I
ε maks = ε maks= x 100 % u o × 100%
lo Io

350−300
= × 100%
300

Program Studi Teknik Sipil 12


Praktikum Teknologi Bahan Kelompok IX

= 16,6 %

f) Kontraksi:

A so− A su
S = × 100%
A so

78,5−44,15
= × 100%
78,5

= 43,75%

Program Studi Teknik Sipil 13


Praktikum Teknologi Bahan Kelompok IX

2. Sampel baja diameter 8

Data hasil benda uji :

Do = 8 mm

lo = 300 mm

Du = 5,5 mm

lu = 335 mm

Py = 32,4 kN = 32400 N

Pmaks = 35,2 kN = 35200 N

a) Luas penampang awal:

1
Aso = × π × Do 2
4

1 2
= ×3,14 × 8
4

= 50,24 mm2

b) Luas penampang akhir:

1
Asu = × π × Du 2
4

1 2
= ×3,14 × 5 ,5
4

= 23,74 mm2

c) Tegangan Leleh:

Program Studi Teknik Sipil 14


Praktikum Teknologi Bahan Kelompok IX

Py
fy =
A so

32400
=
50,24

= 644,90 MPa

Program Studi Teknik Sipil 15


Praktikum Teknologi Bahan Kelompok IX

d) Tegangan Putus:

P max P maks
fu =
A so A so

35200
=
50,24

= 700,63 MPa

e) Regangan Maksimum:

lu −l o I −I
ε maks = ε maks= x 100 % u o × 100 %
lo Io

335−300
= ×100 %
300

= 11,6 %

f) Kontraksi:

A so− A su
S = × 100 %
A so

50,24−23,74
= × 100 %
50,24

= 52,74 %

Program Studi Teknik Sipil 16


Praktikum Teknologi Bahan Kelompok IX

Program Studi Teknik Sipil 17


Praktikum Teknologi Bahan Kelompok IX

B. Pembahasan

Pada observasi I berdasarkan nilai Tegangan Leleh = 443,31 MPa dan Tegangan

Putus = 481,52 Mpa yang diperoleh, maka dapat diklasifikasikan bahwa baja

beton tersebut dapat digolongkan dalam jenis mutu baja BJ 40. Sedangkan pada

observasi II berdasarkan nilai Tegangan Leleh = 644,90 MPa dan Tegangan Putus

= 700,63 MPa yang diperoleh, maka dapat diklasifikasikan bahwa baja beton

tersebut dapat digolongkan dalam jenis mutu baja BJ 45.

Program Studi Teknik Sipil 18


Praktikum Teknologi Bahan Kelompok IX

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Pada hasil analisis perhitungan dari pengujian baja diperoleh hasil sebagai berikut:

1. Baja dengan Diameter 10 :

Tegangan leleh, (fy) = 443,31 MPa

Tegangan putus, (fu) = 481,52 Mpa

Berdasarkan nilai Tegangan Leleh dan Tegangan Putus yang diperoleh, maka

dapat diklasifikasikan bahwa baja beton tersebut dapat digolongkan dalam

jenis mutu baja BJ 40. (SNI 03 – 2052 – 2014)

2. Baja dengan Diameter 8 :

Tegangan leleh, (fy) = 644,90 MPa

Tegangan putus, (fu) = 700,63 MPa

Program Studi Teknik Sipil 19


Praktikum Teknologi Bahan Kelompok IX

Berdasarkan nilai Tegangan Leleh dan Tegangan Putus yang diperoleh, maka

dapat diklasifikasikan bahwa baja beton tersebut dapat digolongkan dalam

jenis mutu baja BJ 45. (SNI 03 – 2052 – 2014)

B. Saran

1. Sebaiknya ketika selesai melakukan praktikum percobaan, agar

membersikan alat-alat yang telah digunakan dan dikembalikan ke

tempat semula.

2. Peralatan yang kurang memadai di lab, menghambat kelancaran jalannya

praktikum sehingga sebaiknya penyediaan alat harus lebih diperhatikan.

3. Sebaiknya praktikan memperhatikan saat asisten memberikan pengarahan.

4. Sebaiknya praktikan jangan terlalu dekat dengan mesin uji tarik.

5. Sebelum melakukan percobaan praktikum sebaiknya periksa dan perhatikan

alat – alat yang akan digunakan dalam keadaan baik atau tidak.

6. Kebersihan dan kerapihan lab harus lebih diperhatikan demi kelancaran

praktikum.

DAFTAR PUSTAKA

Tonapa, Suryanti Rapang. 2017. Pedoman Praktikum Teknologi Bahan.

Universitas Kristen Indonesia Paulus. Makassar.

Program Studi Teknik Sipil 20


Praktikum Teknologi Bahan Kelompok IX

Standar Nasional Indonesia (SNI) 03-2052-2014, “Standar Baja Tulangan

Beton”,Badan Standarisasi Nasional, Jakarta.

Badan Standardisasi Nasional, SNI 07-2529-1991 : Metode Pengujian Kuat Tarik

Baja Beton, Pusjatan-Balitbang PU.

Program Studi Teknik Sipil 21


Praktikum Teknologi Bahan Kelompok IX

LAMPIRAN

Program Studi Teknik Sipil 22


Praktikum Teknologi Bahan Kelompok IX

A. Foto Alat

Gambar 1. Timbangan

Gambar 2. Mesin uji tarik baja

Program Studi Teknik Sipil 23


Praktikum Teknologi Bahan Kelompok IX

Gambar 3. Mistar ukur

Gambar 4. Alat pemotong baja

Gambar 5. Jangka pengumci mesin tarik bajasorong

Program Studi Teknik Sipil 24


Praktikum Teknologi Bahan Kelompok IX

Gambar 6. Tipe-x

Gambar 6. Pengunci mesin tarik baja

B.Foto Bahan

Gambar 7. Baja beton diameter 10 mm

Program Studi Teknik Sipil 25


Praktikum Teknologi Bahan Kelompok IX

Gambar 8. Baja beton diameter 8 mm

C.Foto Kegiatan Praktikum

Gambar 9. Pengukuran baja beton

Program Studi Teknik Sipil 26


Praktikum Teknologi Bahan Kelompok IX

Gambar 10. Pemotongan baja beton

Gambar 11. Pengukuran diameter baja beton

Program Studi Teknik Sipil 27


Praktikum Teknologi Bahan Kelompok IX

Gambar 12.Pemasangan baja beton

Gambar 13. Baja beton terputus

Program Studi Teknik Sipil 28


Praktikum Teknologi Bahan Kelompok IX

Gambar 14. Nilai hasil uj

Gambar 15. Pengukuran panjang setelah di uji

Program Studi Teknik Sipil 29


Praktikum Teknologi Bahan Kelompok IX

Program Studi Teknik Sipil 30


Praktikum Teknologi Bahan Kelompok IX

FOTO KELOMPOK

KELOMPOK XXII

Program Studi Teknik Sipil 31


Praktikum Teknologi Bahan Kelompok IX

Program Studi Teknik Sipil 32

Anda mungkin juga menyukai