MATERIAL TESTING
Tensile Test
Detech.co.id – Kekuatan tarik adalah salah satu sifat mekanik yang sangat penting dan dominan
dalam suatu perancangan konstruksi dan proses manufaktur. Setiap material atau bahan memiliki
sifat (kekerasan, kelenturan, dan lain lain) yang berbeda-beda. Untuk dapat mengetahui sifat
mekanik dari suatu material maka diperlukan suatu pengujian, salah satu pengujian yang paling
sering dilakukan yaitu uji tarik (tensile test). Pengujian ini memiliki fungsi untuk mengetahui tingkat
kekuatan suatu material dan untuk mengenali karakteristik pada material tersebut.
Terdapat beberapa spesimen pada uji tarik. Uji Tarik (Tensile Test¬) adalah suatu metode yang
digunakan untuk menguji kekuatan (tensile strength) suatu material/bahan dengan cara
memberikan beban (gaya statis) yang sesumbu dan diberikan secara lambat atau cepat. Diperoleh
hasil sifat mekanik dari pengujian ini berupa kekuatan dan elastisitas dari material/bahan.
Nilai kekuatan dan elastisitas dari material uji dapat dilihat dari kurva hasil uji tarik. Selain kekuatan
dan elastisitas, sifat lain yang dapat diketahui adalah sebagai berikut :
Pengujian dilakukan dengan tujuan untuk melengkapi informasi rancangan dasar kekuatan suatu
material/bahan dan juga sebagai referensi pendukung untuk spesi kasi material/bahan. Kekuatan
ini ada beberapa macam, tergantung pada jenis beban yang bekerja, yaitu kekuatan tarik, kekuatan
geser, kekuatan tekan kekuatan torsi dan kekuatan lengkung.
Sifat Mekanik yang didapat dari uji tarik meliputi :
https://www.detech.co.id/tensile-test/ 1/11
1/31/2021 Tensile Test : Pengertian, Prosedur, Acceptance Criteria dan Standard
Regangan tertinggi
Kalau regangan menunjukkan keuletan, maka modulus elastisitas menunjukkan kekakuan suatu
material. Apabila nilai E semakin besar, menandakan semakin kakunya suatu material. Nilai E ini
diturunkan dari persamaan hukum Hooke. Dari persamaan tersebut juga nampak bahwa kekakuan
suatu material relatif terhadap yang lain dapat di amati dari sudut kemiringan α pada garis
proporsional.
RA=[(A0-A1)/A0] 100%
Reduksi penampang juga dapat digunakan untuk menetukan keuletan material. Semakin tinggi nilai
RA, semakin ulet material tersebut.
https://www.detech.co.id/tensile-test/ 2/11
1/31/2021 Tensile Test : Pengertian, Prosedur, Acceptance Criteria dan Standard
Dalam ASTM E8 (Standard Test Methods for Tension Testing of Metallic Materials) telah diatur
tarik yang baku. Dalam standar tersebut, sebuah spesimen uji tarik
mengenai bentuk spesimen uji
harus memiliki spesi kasi tertentu meliputi Gage Length (G), Width (W), Thickness (T), Radius (R),
Over all length (L), Length of Reduced (A), Length of Grip Section (B), dan Width of Grip Section (C).
Dalam ASTM E8 juga diatur dimensi standar dari spesimen uji tarik berbentuk Round Bar, seperti
yang terlihat pada Tabel 2 di bawah ini.
Pada Tabel 1 ditunjukkan bahwa dimensi spesimen uji tarik harus memenuhi, panjang Gage Length
(G) sebesar 2 inch (50.8 mm), dimensi Width (W) sebesar 0.5 inch (12.7 mm) dan lebar area cekam
sekitar 3/4 in. (19.05 mm). Dibagian tengah dari batang uji (bagian yang paralel) adalah bagian yang
menerima tegangan yang uniform dan pada bagian ini disebut panjang ukur (gage length), yaitu
bagian yang dianggap menerima pembebanan, bagian ini selalu diukur panjangnya selama proses
pengujian.
Jika batang uji berupa round bar maka ditentukan gage length nya berdasarkan ASTM E8 (Standard
Test Methods for Tension Testing of Metallic Materials) adalah 2 in. (50.8 mm). Disertai
https://www.detech.co.id/tensile-test/ 3/11
1/31/2021 Tensile Test : Pengertian, Prosedur, Acceptance Criteria dan Standard
pembentukan diameter spesimen uji sebesar 0.5 in. (12.7 mm) , radius of llet 3/8 in. dan Length of
reduced section (A) sebesar 2
¼ in. Pada Gambar 2 berikut ini, ditunjukkan bentuk spesimen uji
round bar sesuai dengan ASTM E8.
Dalam ASTM E8 juga diatur dimensi standar dari spesimen uji tarik berbentuk Round Bar, seperti
yang terlihat pada Tabel 2 di bawah ini
Besi beton diproduksi secara umum terdiri dari 2 jenis yaitu besi beton permukaan polos (round
bar) dan besi beton ulir (deformed bar). Perbedaan dua jenis besi tersebut adalah terletak pada
bagian permukaannya. Besi polos mempunyai penampang bundar dengan permukaan tidak
bersirip, sedangkan besi ulir memiliki berbentuk sirip melintang (sirip ikan). Pada Gambar 3
ditunjukkan perbedaan antara besi beton polos dan besi beton ulir.
https://www.detech.co.id/tensile-test/ 4/11
1/31/2021 Tensile Test : Pengertian, Prosedur, Acceptance Criteria dan Standard
Batang uji berupa deformed diratakan dulu ujung-ujungnya supaya dapat diperoleh pengukuran
panjang yang lebih presisi. Dalam menghitung diameter batang uji deformed tidak bisa dilakukan
seperti beton polos karena permukaan bidang deformed memiliki bentuk sirip melintang. Melalui
Persamaan 1 dan Persamaan 2, penentuan diameter awal (Do) dan gage length (Lo) dapat
dilakukan. Besi beton ulir diukur massanya di timbangan digital, untuk menghitung diameter awal
beton ulir.
Selanjutnya diukur panjang total dari batang uji dengan menggunakan jangka sorong. Batang uji
diukur pada penampang panjang yang paling rata agar didapatkan nilai hasil uji yang akurat.
Langkah berikutnya yakni dengan memasukkan massa jenis dari bahan baja ke Persamaan 1 berikut
ini. Persamaan tersebut didasarkan pada perhitungan massa, massa jenis dan panjang total dari
batang uji.
Do = √4𝑚 𝜋𝜌𝐿
Dengan :
Do = diameter awal besi beton ulir (mm)
m = massa besi beton ulir (g)
𝜌 = massa jenis besi beton ulir (7.85 g/cm3)
L = panjang total besi beton ulir (mm)
Setelah diketahui diameter awal besi beton ulir dilanjutkan menghitung gage length (Lo) dengan
Persamaan 2 di bawah ini.
Lo = 8 x Do
Dengan
Lo = panjang gage length besi beton ulir (mm)
https://www.detech.co.id/tensile-test/ 5/11
1/31/2021 Tensile Test : Pengertian, Prosedur, Acceptance Criteria dan Standard
Keterangan :
A = Titik propolsionalitas
B = Titik elastis
C = Titik yield
D = Titik maksimum
E = Titik patah
Dari Gambar 4 di atas tampak bahwa sampai titik A perpanjangan sebanding dengan pertambahan
beban. Pada daerah inilah berlaku hukum Hooke, sedangkan titik C merupakan batas berlakunya
hukum tersebut. Oleh karena itu titik A di sebut juga batas proporsional. Sedikit di atas titik A
terdapat titik B yang merupakan batas elastis di mana bila beban dihilangkan maka belum terjadi
pertambahan panjang permanen dan spesimen kembali ke panjang semula. Daerah di bawah titik B
disebut daerah elastis. Sedangkan di atasnya disebut daerah plastis. Di atas titik B terdapat titik C
yang merupakan titik yield (luluh) yakni di mana logam mengalami pertambahan panjang tanpa
pertambahan beban yang berarti. titik yield merupakan keadaan dimana spesimen terdeformasi
dengan beban minimum.
https://www.detech.co.id/tensile-test/ 6/11
1/31/2021 Tensile Test : Pengertian, Prosedur, Acceptance Criteria dan Standard
Pada kenyataannya karena perbedaan antara ketiga titik A, B dan C sangat kecil maka untuk
perhitungan teknik seringkali
keberadaan ketiga titik tersebut cukup diwakili dengan titik C saja.
Dalam kurva titik yield ditunjukkan pada bagian kurva yang mendatar atau beban relatif tetap. Titik
C ini tidak sama untuk semua logam. Pada material yang ulet misalkan besi murni dan baja karbon
rendah, titik C tampak sangat jelas.
Namun pada umumnya penampakan titik C tidak tampak jelas. Untuk kasus seperti ini cara
menentukan titik y dengan menggunakan metode offset. Metode offset dilakukan dengan cara
menarik garis lurus yang sejajar dengan garis miring pada daerah proporsional dengan jarak 0,2%
dari regangan maksimal. Titik yield didapat pada perpotongan garis tersebut dengan kurva σ-ε
seperti ditunjukkan pada Gambar 5
1. Menyiapkan spesimen.
Langkah yang dilakukan dalam menyiapkan spesimen adalah:
– Ambil spesimen dan jepit pada ragum.
– Siapkan kikir, dan kikir bekas machining pada spesimen yang memungkinkan menyebabkan
salah ukur.
– Ulangi langkah di atas untuk seluruh spesimen.
https://www.detech.co.id/tensile-test/ 7/11
1/31/2021 Tensile Test : Pengertian, Prosedur, Acceptance Criteria dan Standard
3. Pengukuran dimensi
Langkah yang dilakukan dalam pengukuran dimensi adalah:
– Ambil spesimen dan ukur dimensinya.
– Catat jenis spesimen dan data pengukurannya pada lembar kerja.
– Ulangi langkah di atas untuk seluruh spesimen.
https://www.detech.co.id/tensile-test/ 8/11
1/31/2021 Tensile Test : Pengertian, Prosedur, Acceptance Criteria dan Standard
Ada banyak hal yang bisa didapatkan dari uji tarik, dengan memberikan gaya tarik pada material
sampai putus maka semua susunan struktur material bisa diketahui dengan jelas sehingga dapat
menentukan kualitas dari material tersebut. Untuk Acceptance Criteria dari Uji Tarik (Tensile test)
sendiri mengacu pada nilai kekuatan tarik pada serti kat material atau bahan tersebut, apabila nilai
dari Uji Tarik kurang dari nilai kekuatan tarik pada serti kat material atau bahan maka material
atau bahan tersebut tidak bisa diterima. Sedangkan untuk spesimen hasil pengelasan mengacu
pada ASME Sec IX, AWS dan API tergantung dari produk dan jenis material.
https://www.detech.co.id/tensile-test/ 9/11
1/31/2021 Tensile Test : Pengertian, Prosedur, Acceptance Criteria dan Standard
FIRMANSYAH
Mahasiswa Teknik Pengelasan.
Leave a Reply
Your email address will not be published. Required elds are marked *
Comment
Name *
Email *
Website
Save my name, email, and website in this browser for the next time I comment.
POST COMMENT
LATEST POSTS
08 Welder
Jul
9 Comments
24 Tensile Test
Jun
https://www.detech.co.id/tensile-test/ 10/11
1/31/2021 Tensile Test : Pengertian, Prosedur, Acceptance Criteria dan Standard
Jun
19
Jun
Hardness Test
1 Comment
17 Uji Metalogra
Jun
16 Impact Test
Jun
FOLLOW US
CONTACT US
Marketing@detech.co.id
+62 21 5964 4285
ekak@detech.co.id
+6285230666608
ADDRESS
https://www.detech.co.id/tensile-test/ 11/11