Anda di halaman 1dari 27

Praktikum Teknologi Bahan Kelompok XIX

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Beton dan baja merupakan dua jenis material struktur yang umum digunakan
dalam konstruksi suatu bangunan. Kedua jenis material tersebut kadang kala
saling membantu satu sama lain, namun biasa juga berdiri sendiri-sendiri,
sehingga banyak struktur dengan bentuk dan fungsi yang serupa dapat di bangun
dengan beton atau baja. Beton merupakan material yang relatif kuat terhadap
tekan tetapi lemah terhadap beban tarik, maka ditambahkan baja tulangan
didalamnya. Kombinasi antara beton dan baja tulangan tersebut dikenal dengan
nama beton bertulang sebagai struktur yang optimal pada konstruksi suatu
bangunan. Hal ini bukan karena sifat mekaniknya saja yang relatif baik, tetapi
beton bertulang juga memiliki sifat tahan lama.

Baja adalah suatu jenis bahan bangunan yang berdasarkan pertimbangan


ekonomi, sifat, dan kekuatannya, cocok untuk pemikul beban. Oleh karena itu
banyak dipakai sebagai bahan struktur, misalnya untuk rangka utama bangunan
bertingkat sebagai kolom dan balok, sistem penyangga atap dengan bentangan
panjang seperti gedung olahraga, hangar, menara antena, jembatan, penahan
tanah, fondasi tiang pancang, bangunan pelabuhan, struktur lepas pantai, dinding
perkuatan pada reklamasi pantai, tangki-tangki minyak, pipa penyaluran minyak,
air, atau gas.

Beberapa keunggulan baja sebagai bahan struktur dapat diuraikan sebagai


berikut. Batang struktur dari baja mempunyai ukuran tampang yang lebih kecil
dari pada batang struktur dengan bahan lain, karena kekuatan baja jauh lebih
tinggi dari pada beton maupun kayu. Kekuatan yang tinggi ini terdistribusi secara
merata.The Kozai Club (1983) menyatakan kekuatan baja bervariasi dari 300 Mpa
sampai 2000 Mpa. Kekuatan yang tinggi ini mengakibatkan struktur yang terbuat
dari baja lebih ringan dari pada struktur dengan bahan lain.

Baja sebagai bahan struktur juga mempunyai beberapa kelemahan.Salah satu


kelemahan baja adalah kemungkinan terjadinya korosi, yang memperlemah
struktur, mengurangi keindahan bangunan, dan memerlukan biaya perawatan

Program Studi Teknik Sipil 1


Praktikum Teknologi Bahan Kelompok XIX

cukup besar secara periodik. Matsuhima dan Tamada (1989) menyatakan bahwa
pemeliharaan jembatan dengan pengecatan setiap lima tahun akan memakan
biaya 10% dari harga bangunan. Hal ini berarti bahwa biaya 50 tahun
pemeliharaan akan sama dengan biaya pembuatan jembatan baru. Kekuatan baja
sangat dipengaruhi oleh temperatur. Pada temperature tinggi kekuatan baja
sangat rendah, sehingga pada saat terjadi kebakaran bangunan dapat runtuh
sekalipun tegangan yang terjadi hanya rendah. Kendala berikutnya, karena
kekuatan baja sangat tinggi maka banyak dijumpai batang-batang stuktur yang
langsing.

B. Tujuan percobaan

Untuk mendapatkan nilai kuat tarik baja beton dan parameter lainnya (Nilai
kuat tarik leleh, nilai kuat tarik putus, regangan, dan kontraksi). Pengujian ini
selanjutnya dapat digunakan dalam pengendalian mutu baja beton.

Program Studi Teknik Sipil 2


Praktikum Teknologi Bahan Kelompok XIX

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Teori Dasar

Baja tulang beton adalah baja yang berbentuk batang berpenampang lingkaran
yang di gunakan untuk penulangan beton, yang di produksi dari bahan baku billet
dengan cara hot rolling. Berdasarkan bentuknya, baja tulangan beton di bedakan
menjadi 2 (dua) jenis yaitu baja tulangan beton polos dan baja tulangan beton
sirip.

Baja tulangan beton polos (BJTP) adalah baja tulangan beton berpenampang
lingkaran dengan permukaan rata tidak bersirip dan baja tulangan beton sirip
(BJTS) adalah baja tulangan beton dengan bentuk khusus yang permukaannya
memiliki sirip melintang dan rusuk memanjang yang di maksudkan untuk
meningkatkan daya lekat dan menahan gerakan membujur dari batang secara
relatif terhadap beton.

Untuk mengetahui sifat-sifat mekanis dari baja, terutama mengenai batas leleh,
kuat tarik dan regangannya, biasanya di lakukan pengujian kuat tarik. Umunya
hasil pengujian tersebut dapat di gambarkan dalam suatu diagram yang
menyatakan hubungan antara tegangan dan regangan yang terdiri atas beberapa
daerah, seperti tampak pada gambar berikut :

Tabel 2.1 Sifat Mekanis Baja Struktural

Program Studi Teknik Sipil 3


Praktikum Teknologi Bahan Kelompok XIX

Sumber : SNI 03 – 2052 – 2014 Tabel 1

1. Dasar Pengujian

Uji tarik adalah suatu metode yang di gunakan untuk menguji kekuatan suatu
bahan atau material dengan cara memberikan beban gaya (askeland, 1985). Hasil
yang di dapatkan dari pengujian tarik sangat penting untuk rekayasa teknik dan
desain produk karna menghasilkan data kekuatan material. Pengujian uji tarik di
gunakan untuk mengukur ketahanan suatu material terhadap gaya statis yang di
berikan secara lambat.

Jika diameter contoh ≤ 15mm sehingga gaya tarik maksimum lebih kecil dari
kapasitas mesin tarik maka benda uji dibuat dengan bentuk dan dimensi seperti
tercantum pada gambar 2.1 tanpa perubahan bentuk penampang

Gambar 2.1 Bentuk Benda uji yang Mempunyai Diameter ≤ 15 mm

Jika diameter contoh lebih >15mm, atau gaya tarik maksimum melebihi
kapasitas mesin tarik , maka bentuk dan dimensi benda uji dibuat seperti gambar
2.2.

Program Studi Teknik Sipil 4


Praktikum Teknologi Bahan Kelompok XIX

Gambar 2.2 Bentuk Benda uji yang Mempunyai Diameter >15mm.

Keterangan Gambar :

D = diameter contoh, mm

Do = diameter terkecil benda uji, mm

lt = panjang total benda uji, mm

lo = panjang ukur semula benda uji, mm

lj = panjang bagian benda uji yang terjepit pada mesin tarik

r = jari-jari cekungan, bagian benda uji yang konis

p = panjang bagian benda uji yang berbentuk yang berbentuk konis, mm

m = panjang bebas benda uji, mm

Aso = luas penampang benda uji semula, mm

Tabel 2.2 Parameter Benda Uji ( ukuran dalam mm )

Program Studi Teknik Sipil 5


Praktikum Teknologi Bahan Kelompok XIX

Sumber : SNI 07 – 2529 – 1991


Tabel 2

2. Tegangan Tarik Leleh

Tegangan tarik leleh adalah besarnya gaya tarik yang bekerja pada saat suatu
bahan mengalami leleh pertama. Rumus yang di gunakan untuk menentukan
tegangan tarik leleh adalah :

Py
fy =
A so

Dimana :
fy = Tegangan tarik leleh (N)
Py = Kuat tarik leleh (N)
Asoz = Luas penampang benda uji semula (mm)

Program Studi Teknik Sipil 6


Praktikum Teknologi Bahan Kelompok XIX

3. Tegangan Tarik Putus

Tegangan tarik putus adalah besarnya gaya tarik maksimum yang bekerja pada
saat bahan mengalami putus. Rumus yang digunakan untuk menentukan tegangan
tarik leleh adalah :

P maks
fu =
A so

Dimana :
fu = Tegangan tarik putus (N)
Pmaks = Kuat tarik leleh (N)
Aso = Luas penampang benda uji semula (mm)

4. Regangan Maksimum

Regangan adalah bagian dari deformasi, yang dideskripsikan sebagai


perubahan relative dari partikel-partikel di dalam benda yang bukan merupakan
benda kaku. Defenisi lain dari regangan bisa berbeda-beda tergantung pada
bidang apa istilah tersebut digunakan atau dari dan ke titik mana regangan terjadi.

lu −I o
ε maks = x 100 %
lo

Dimana :
ε maks = Regangan maksimum benda uji pada saat putus (%)
lu = Panjang benda uji setelah pengujian (mm)
lo = Panjang benda uji semula (mm)
5. Kontraksi

Kontraksi adalah penegangan/pengerutan suatu penampang benda uji pada


saat putus. Rumus yang digunakan untuk menentukan kontraksi yaitu:

A so− Asu
S= x 100 %
A so

Dimana :

S = Kontraksi/reduksi penampang benda uji pada saat putus (%)

Aso = Luas penampang benda uji semula (mm2)

Program Studi Teknik Sipil 7


Praktikum Teknologi Bahan Kelompok XIX

Asu = Luas penampang Benda uji setelah pengujian (mm2)

BAB III

METODE PERCOBAAN

A. Alat yang digunakan


1. Mesin Uji Tarik Baja ( Universal Tensile Test Machine).
2. Timbangan
3. Mistar Ukur
4. Alat pemotong baja beton.
5. Jangka sorong
6. Satu set kunci
7. Tipe-x

B. Bahan
1. Baja beton berdiameter 12 mm
2. Baja beton berdiameter 10 mm

C. Prosedur Pelaksanaan
1. Buat benda uji untuk setiap contoh dengan bentuk dan dimensi yang sesuai
dengan ketentuan.
2. Buat 2 buah benda uji untuk pengujian ganda.
3. Timbang berat benda uji sebelum pengujian.
4. Ukur dimensi benda uji sebelum pengujian.
5. Beri tanda pada benda uji dengan tipe-x.
6. Pasang benda uji dengan cara menjepit bagian ujung dari benda uji pada alat
penjepit mesin Tarik, sumbu alat penjepit harus berimpit dengan sumbu benda
uji.
7. Catat besarnya gaya Tarik pada batas leleh dan pada batas putus.
8. Keluarkan benda uji dari mesin penarik.
9. Ukur dimensi benda uji setelah pengujian.

Program Studi Teknik Sipil 8


Praktikum Teknologi Bahan Kelompok XIX

BAB IV

HASIL PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN

A. Perhitungan

1. Sampel baja diameter 8


Data hasil benda uji :

Do = 8 mm

lo = 300 mm

Du = 5 mm

lu = 335 mm

Py = 25,6 kN = 25600 N

Pmaks = 33,5 kN = 33500 N

a) Luas penampang awal:

1 2
Aso = × π × Do
4

1
= ×3,14 × 82
4

= 50,24 mm2

b) Luas penampang akhir:

1
Asu = × π × Du 2
4

1
= ×3,14 × 52
4

= 19,63 mm2

c) Tegangan Leleh:

Py
fy =
A so

Program Studi Teknik Sipil 9


Praktikum Teknologi Bahan Kelompok XIX

25600
=
50,24

= 509,55 MPa

d) Tegangan Putus:

P max P maks
fu =
Aso A so

33500
=
50,24

= 666,80 MPa

e) Regangan Maksimum:

lu −l o I −I
ε maks = ε maks= x 100 % u o ×100 %
lo Io

335−300
= ×100 %
300

= 11,67 %

f) Kontraksi:

A so − A su
S = x 100 %
A so
50,24−19,63
= ×100 %
50,24
= 60,95 %

2. Sampel baja diameter 10


Data hasil benda uji :

Do = 10 mm

lo = 300 mm

Du = 7 mm

lu = 350 mm

Program Studi Teknik Sipil 10


Praktikum Teknologi Bahan Kelompok XIX

Py = 36,5 kN = 36500 N

Pmaks = 41,2 kN = 41200 N

a) Luas penampang awal:

1 2
Aso = × π × Do
4

1 2
= ×3,14 × 10 = 78,5 mm2
4

b) Luas penampang akhir:

1 2
Asu = × π × Du
4

1 2
= ×3,14 × 7
4

= 38,47 mm2

c) Tegangan Leleh:

Py
fy =
A so

36500
=
78,5

= 464,97 MPa

d) Tegangan Putus:

P max P maks
fu =
Aso A so

41200
=
78,5

= 524,84 MPa

e) Regangan Maksimum:

Program Studi Teknik Sipil 11


Praktikum Teknologi Bahan Kelompok XIX

lu −l o Iu−Io
ε maks = ε maks = x 100 % ×100 %
lo Io

350−300
= ×100 %
300

= 16,67 %

f) Kontraksi:

A so − A su
S = x 100 %
A so
78,5−38,47
= ×100 %
78,5

= 50,99 %

B. Pembahasan

Pada observasi I berdasarkan nilai Tegangan Leleh = 497,17 MPa dan Tegangan
Putus = 516,63 MPa yang diperoleh, maka dapat diklasifikasikan bahwa baja beton
tersebut dapat digolongkan dalam jenis mutu baja BJ 35. Sedangkan pada
observasi II berdasarkan nilai Tegangan Leleh = 535,03 MPa MPa dan Tegangan
Putus = 662,93 MPa yang diperoleh, maka dapat diklasifikasikan bahwa baja
beton tersebut dapat digolongkan dalam jenis mutu baja BJ 50.

Program Studi Teknik Sipil 12


Praktikum Teknologi Bahan Kelompok XIX

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Pada hasil analisis perhitungan dari pengujian baja diperoleh hasil sebagai berikut:

1. Baja dengan Diameter 12 :

Tegangan leleh, (fy) = 497,17 MPa


Tegangan putus, (fu) = 516,63 MPa

Berdasarkan nilai Tegangan Leleh dan Tegangan Putus yang diperoleh, maka
dapat diklasifikasikan bahwa baja beton tersebut dapat digolongkan dalam jenis
mutu baja BJ 35. (SNI 03 – 2052 – 2014)

2. Baja dengan Diameter 10 :


Tegangan leleh, (fy) = 535,03 MPa
Tegangan putus, (fu) = 662,93 MPa

Berdasarkan nilai Tegangan Leleh dan Tegangan Putus yang diperoleh, maka
dapat diklasifikasikan bahwa baja beton tersebut dapat digolongkan dalam jenis
mutu baja BJ 50. (SNI 03 – 2052 – 2014)

B. Saran
1. Sebaiknya ketika selesai melakukan praktikum percobaan, agar
membersikan alat-alat yang telah digunakan dan dikembalikan ke
tempat semula.
2. Peralatan yang kurang memadai di lab, menghambat kelancaran jalannya
praktikum sehingga sebaiknya penyediaan alat harus lebih diperhatikan.
3. Sebaiknya praktikan memperhatikan saat asisten memberikan pengarahan.
4. Sebaiknya praktikan jangan terlalu dekat dengan mesin uji tarik.
5. Sebelum melakukan percobaan praktikum sebaiknya periksa dan perhatikan
alat – alat yang akan digunakan dalam keadaan baik atau tidak.
6. Kebersihan dan kerapihan lab harus lebih diperhatikan demi kelancaran
praktikum.

Program Studi Teknik Sipil 13


Praktikum Teknologi Bahan Kelompok XIX

DAFTAR PUSTAKA

Tonapa, Suryanti Rapang. 2017. Pedoman Praktikum Teknologi Bahan. Universitas

Kristen Indonesia Paulus. Makassar.

Standar Nasional Indonesia (SNI) 03-2052-2014, “Standar Baja Tulangan Beton”,

Badan Standarisasi Nasional, Jakarta.

Badan Standardisasi Nasional, SNI 07-2529-1991 : Metode Pengujian Kuat Tarik

Baja Beton, Pusjatan-Balitbang PU.

Program Studi Teknik Sipil 14


Praktikum Teknologi Bahan Kelompok XIX

LAMPIRAN

Program Studi Teknik Sipil 15


Praktikum Teknologi Bahan Kelompok XIX

A. Alat dan Bahan

Gambar-1. Timbangan

Gambar-2. Mesin Uji Tarik Baja

Gambar 1. Timbangan Gambar 2. Mesin Uji Tarik Baja

Program Studi Teknik Sipil 16


Praktikum Teknologi Bahan Kelompok XIX

Gambar .-3. Mistar Ukur

Gambar -4. Alat pemotong baja

Gambar 3. Mistar Ukur Gambar 4. Alat pemotong baja

Program Studi Teknik Sipil 17


Praktikum Teknologi Bahan Kelompok XIX

Gambar .-5. Jangka Sorong

Gambar .-6. Tipe-X

Gambar 5. Jangka sorong Gambar 6. Tipe-x

Program Studi Teknik Sipil 18


Praktikum Teknologi Bahan Kelompok XIX

Gambar .-5. Baja beton diameter 8 mm dan 10 mm

Gambar 7. Baja beton diameter


8 mm dan 10 mm

Program Studi Teknik Sipil 19


Praktikum Teknologi Bahan Kelompok XIX

B. Foto Kegiatan Praktikum

Gambar .-6. Pemotongan baja beton

Gambar -7. Penimbangan baja beton

Gambar 9. Pemotongan baja beton Gambar 10. Penimbangan baja beton

Program Studi Teknik Sipil 20


Praktikum Teknologi Bahan Kelompok XIX

Gambar -8. Pengukuran diameter baja beton

Gambar .-9. Pengukuran dimensi sebelum pengujian

Gambar 11. Pengukuran diameter Gambar 12. Pengukuran dimensi


baja beton sebelum pengujian

Program Studi Teknik Sipil 21


Praktikum Teknologi Bahan Kelompok XIX

Gambar .-10. Pemasangan baja beton pada mesin uji Tarik

Gambar -11. Pencatatan hasil uji

Gambar 13. Pemasangan baja beton Gambar 14. Pencatatan hasil uji

Program Studi Teknik Sipil 22


Praktikum Teknologi Bahan Kelompok XIX

pada mesin uji tarik

Gambar -12. Pengukuran dimensi setelah pengujian

Gambar -13. Pemberian tanda pada benda uji

Program Studi Teknik Sipil 23


Praktikum Teknologi Bahan Kelompok XIX

Gambar 15. Pengukuran dimensi Gambar 16. Pemberian tanda pada


Setelah pengujian benda uji

Program Studi Teknik Sipil 24


Praktikum Teknologi Bahan Kelompok XIX

Kata Pengantar

Program Studi Teknik Sipil i


Praktikum Teknologi Bahan Kelompok XIX

Daftar Gambar

Gambar 1. Timbangan......................................................................................................16
Gambar 2. Mesin Uji Tarik Baja........................................................................................16
Gambar 3. Mistar Ukur.....................................................................................................17
Gambar 4. Alat pemotong baja........................................................................................17
Gambar 5. Jangka Sorong.................................................................................................18
Gambar 6. Tipe-X.............................................................................................................18
Gambar 7. Baja beton diameter 8 mm dan 10 mm..........................................................19
Gambar 8. Baja beton diameter 8 mm dan 10 mm..........................................................19
Gambar 9. Pemotongan baja beton.................................................................................20
Gambar 10. Penimbangan baja beton..............................................................................20
Gambar 11. Pengukuran diameter baja beton.................................................................21
Gambar 12. Pengukuran dimensi sebelum pengujian......................................................21
Gambar 13. Pemasangan baja beton pada mesin uji tarik...............................................22
Gambar 14. Pencatatan hasil uji.......................................................................................22
Gambar 15. Pengukuran dimensi setelah pengujian........................................................23
Gambar 16. Pemberian tanda pada benda uji..................................................................23

Program Studi Teknik Sipil ii


Praktikum Teknologi Bahan Kelompok XIX

Daftar Tabel

Tabel 2.1 Sifat Mekanis Baja Struktural.......................................................................................... 3


Tabel 2.2 Parameter Benda Uji (ukuran dalam mm).................................................................5

Program Studi Teknik Sipil iii

Anda mungkin juga menyukai