Jafril Tanjung
Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Andalas, Padang, jafriltanjung@ft.unand.ac.id
Kristinus
Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Andalas, Padang, kristinusgulo@gmail.com
Abstrak
Banyak metode perkuatan yang telah dikembangan dan diaplikasi pada komponen struktur seperti
balok beton bertulang. Metode yang paling umum digunakan adalah perkuatan dengan menggunakan
serat plastik seperti FRP dan GRFP dan serat karbon seperti CFW. Disamping harga yang relatif
mahal, penerapan material serat tersebut juga membutuhkan keahlian khusus, sehingga hanya sesuai
diaplikasikan pada komponen struktur dengan fungsi yang sangat penting, dan kurang sesuai untuk
diterapkan pada komponen struktur beton bertulang secara umum. Dalam studi ini, pengujian balok
beton bertulang dengan perkuatan menggunakan pelat baja strip 0.3 mm x 50 mm dilakukan untuk
meningkatkan kuat lentur balok beton bertulang. Pelat baja strip direkatkan pada sisi bawah balok
beton bertulang dengan bahan perekat Sikadur-31. Hasil pengujian menunjukkan bahwa perkuatan
dengan menggunakan pelat strip tersebut dapat meningkatkan kuat lentur benda uji sekitar 35%.
Kata kunci : balok beton bertulang, perkuatan dengan pelat baja, kuat lentur
1. PENDAHULUAN
Perubahan fungsi dari struktur beton bertulang yang mengakibatkan penambahan beban
sangat perlu dianalisis ulang, mengingat kemampuan struktur tersebut tidak sesuai dengan
fungsinya yang baru. Sehingga struktur diatas memerlukan perkuatan. Jika bangunan tidak
segera ditangani perbaikan atau perkuatannya, kerusakan dapat berlanjut lebih parah lagi.
Agar bangunan yang rusak dapat difungsikan, diperlukan tindakan rehabilitasi yang dapat
berupa perbaikan (retrofit) atau perkuatan (strengthening). Salah satu perkuatan yaitu
penambahan pelat baja pada daerah tarik dalam meningkatkan kapasitas lentur. Perkuatan
menggunakan pelat baja lebih efektif dari segi ekonomis dalam kaitannya dengan
ketersediaan, murah, sifat material yang seragam, kemudahan pengerjaan serta mempunyai
kekakuan yang tinggi.
2. STUDI PUSTAKA
Menurut Edward G. Nawy (1998) lentur pada balok diakibatkan oleh regangan yang
timbul karena adanya beban luar. Pada suatu komposisi tertentu balok menahan beban
sedemikian hingga regangan tekan lentur beton maksimum ( C maks) mencapai 0,003,
sedangkan tegangan tarik baja tulangan mencapai tegangan luluh f y. Apabila hal demikian
terjadi, penampang dinamakan mencapai keseimbangan regangan, atau disebut penampang
bertulangan seimbang.
Prosiding 2ndAndalas Civil Engineering National Conference; Padang, 13 Agustus 2015 335
Rendy, T., Jafril, T., Kristinus, Studi Eksperimental Perkuatan Lentur Balok Beton Bertulang
Dari persamaan (2.1) dan persamaan (2.2) dapat dikatakan bahwa dengan pemasangan
pelat baja maka kapasitas lentur balok akan meningkat.
Penelitian serupa telah dilakukan oleh Nomi dan Nursyamsi yang meneliti perilaku balok
beton bertulang dengan perkuatan pelat baja dalam memikul lentur. Dari hasil penelitian
diperoleh bahwa pelat baja mampu meningkatkan kapasitas balok dalam memikul lentur
dan mengurangi lendutan yang terjadi pada balok. Kapasitas balok dalam memikul lentur
meningkat sebesar 84,62%. Namun dalam penelitian oleh Nomi dan Nursyamsi ini
dilakukan dengan sistem beban terpusat,
3.1 Pengujian Kuat Tekan Beton Silinder dan Uji Tarik Baja
Hasil uji tekan silinder beton dengan diameter 150mm dan tinggi 300mm hari ke 28,
diperoleh kuat tekan rata-rata beton karakteristik sebesar 331kg/cm2 (26,94MPa).
Sedangkan pada pengujian tarik baja diperoleh nilai fy untuk baja ulir diameter 13mm
adalah 417,434MPa, dan 368,507MPa untuk baja ulir diameter 10mm. Sedangkan nilai
tegangan ultimit (fu) pada masing-masing baja ulir adalah 620,922MPa dan 525,287MPa.
Nilai fy untuk pelat baja diperoleh 240MPa dan fu = 339Mpa.
Prosiding 2ndAndalas Civil Engineering National Conference; Padang, 13 Agustus 2015 336
Rendy, T., Jafril, T., Kristinus, Studi Eksperimental Perkuatan Lentur Balok Beton Bertulang
P P
150 800 400 800 150
Pada Gambar 3.1 memperlihatkan dimensi dan detail penulangan tipikal kedua benda uji
serta menunjukkan penampang benda uji tanpa perkuatan, dengan perkuatan pada sisi
bawah balok beton bertulang.
Langkah pertama dalam pengujian ini adalah melakukan setting alat seperti terlihat pada
Gambar 3.2. Pemberian beban dilakukan secara konstan dan perlahan dengan
menggunakan pompa hydrolik jack, sehingga actuator bergerak mendorong load cell.
Selama proses pembebanan berlangsung, dilakukan penggarisan pada setiap ratakan di
benda uji sekaligus mengukur lebar retak pada benda uji. Besarnya beban yang diberikan
akan direkap secara otomatis oleh data logger yang dipakai. Data yang diperoleh berupa
beban (P), perpindahan (d), pola retak dan keruntuhan yang kemudian dianalisis untuk
mengetahui pengaruh penambahan perkuatan pelat baja pada balok beton bertulang.
Benda uji selanjutnya diuji dengan mengacu kepada metode pengujian four point bending
testing. (Gambar 3.2)
Prosiding 2ndAndalas Civil Engineering National Conference; Padang, 13 Agustus 2015 337
Rendy, T., Jafril, T., Kristinus, Studi Eksperimental Perkuatan Lentur Balok Beton Bertulang
Pengujian lentur pada balok dilakukan di laboratorium dengan metoda pengujian beton
dengan dua beban terpusat dimana pengujian bersifat destruktif yang berarti benda uji
untuk pengujian hanya digunakan sekali pengujian.
Prosiding 2ndAndalas Civil Engineering National Conference; Padang, 13 Agustus 2015 338
Rendy, T., Jafril, T., Kristinus, Studi Eksperimental Perkuatan Lentur Balok Beton Bertulang
4. KESIMPULAN
Berdasarkan pengujian balok beton bertulang terhadap penambahan pelat baja sebagai
perkuatan lentur, dapat meningkatkan kapasitas balok dalam memikul lentur sebesar 35%
Hal ini ditunjukkan dengan meningkatnya kemampuan benda uji dengan perkuatan pada
grafik kurva beban dan lendutan dengan metoda pengujian four point bending testing.
DAFTAR PUSTAKA
Prosiding 2ndAndalas Civil Engineering National Conference; Padang, 13 Agustus 2015 339
Rendy, T., Jafril, T., Kristinus, Studi Eksperimental Perkuatan Lentur Balok Beton Bertulang
Nawy, E.G., 1998, Beton Bertulang suatu Pendekatan Dasar, Cetakan II, PT Refika
Aditama, Bandung.
Park, R. dan Paulay, T., 1975, Reinforced Concrete Structure, John Wiley & Sons Inc,
Kanada
Sitepu. Nomi. N dan Nursyamsi, -, Perilaku Balok Beton Bertulang dengan Perkuatan
Pelat Baja dalam Memikul Lentur, Departemen Teknik Sipil Universitas Sumatera
Utara
Prosiding 2ndAndalas Civil Engineering National Conference; Padang, 13 Agustus 2015 340