Anda di halaman 1dari 16

JURUSAN TEKNIK SIPIL

2015

TUGAS LAPORAN LABORATORIUM


UJI BAHAN 2

ELONGATION
RIKA ANGGRAINI
1113020015
2 SIPIL 2 PAGI

POLITEKNIK NEGERI JAKRTA


JURUSAN TEKNIK SIPIL
RIKA ANGGRAINI

BAB I
A. PENDAHULUAN
Beton adalah salah satu unsur yang sangat penting dalam struktur bangunan. Kelebihan
beton bila dibandingkan dengan material lain diantaranya adalah tahan api, tahan lama, kuat
tekannya cukup tinggi serta mudah dibentuk ketika masih segar. Beton juga telah banyak
mengalami perkembangan, baik dalam teknologi pembuatan campurannya ataupun teknologi
pelaksanaannya. Bahan susun beton pada dasarnya adalah semen, pasir, kerikil dan air.
Perkembangan yang telah sangat dikenal adalah ditemukannya kombinasi antara material
beton dan baja tulangan yang digabungkan menjadi satu kesatuan konstruksi dan dikenal
sebagai beton bertulang. Beton bertulang banyak diterapkan pada bangunan teknik sipil,
misalnya: bangunan gedung, dinding penahan tanah, bendungan, perkerasan jalan dan
bangunan teknik sipil lainnya. Bangunan gedung sendiri terdiri dari beberapa bagian struktur,
seperti pondasi, sloof, kolom, balok dan pelat. Beton bertulang sebagai elemen balok
umumnya diberi tulangan memanjang (tulangan lentur) dan tulangan sengkang (tulangan
geser). Tulangan lentur untuk menahan beban momen lentur yang terjadi pada balok,
sedangkan tulangan geser untuk menahan beban gaya geser. Balok sebagai elemen struktur
yang sekarang dijumpai, dalam aplikasi di lapangan merupakan elemen yang cukup besar
peranannya dalam memikul beban, terutama untuk memikul beban lentur. Oleh karena itu,
untuk mengatasi hal tersebut perlu dibuat jalan keluar, yaitu dengan pengembangan
pembuatan balok beton bertulangan dengan penambahan kawat menyilang pada tulangan
geser. Kawat mempunyai kelenturan dan keuletan yang cukup tinggi, sehingga tepat bila
menggunakan kawat untuk meningkatkan kekuatan balok beton bertulang tersebut
Baja tulangan adalah merupakan bahan yang sangat penting dalam konstruksi, terutama
pada konstruksi beton bertulang tidak dapat dihindari mengingat baja tulangan merupakan
salah satu faktor penentu dalam kuat atau tidaknya konstruksi. Tinjauan mutu dan ukuran baja
tulangan dipasaran Kota Palu sangat perlu, karena mengingat banyaknya baja tulangan yang
dipasarkan dengan kualitas dan ukuran yang beraneka ragam, maka perlu adanya
pemeriksaan sampel yang diambil secara acak dari distributor/toko yang ada di Kota palu
sehingga dari hasil pengujian ini dapat diketahui sejauh mana, mutu dan ukuran baja tulangan
tersebut apakah sudah memenuhi standar yang ada atau tidak dari tiap-tiap ukuran. Dari hasil
pemeriksaan Laboratorium bahwa mutu dan ukuran baja tulangan yang ada dipasaran Kota
RIKA ANGRAINI | PENGUJIAN ELONGASI PADA BAJA TULANGAN BETON | 2
SIPIL 2 PAGI 2015

POLITEKNIK NEGERI JAKRTA


JURUSAN TEKNIK SIPIL
RIKA ANGGRAINI

Palu dari berbagai macam ukuran dan kualitas terdapat dua jenis ukuran yaitu ukuran fulldan
ukuran tidak full (nama pasaran Banci), dalam hal ini yang sempat diteliti (diuji) adalah :
ukuran 12 mm, 10 mm, 8 mm berhubung karena ukuran baja tulangan tersebut yang
paling sering digunakan dan terbatasnya waktu penelitian. Dari kesimpulan hasil pengujian
baja tulangan di Laboratorium di dapatkan : - Ukuran 12 Banci = ukuran 10 full - Ukuran
10 Banci = ukuran 8 full - Ukuran 8 Banci = ukuran 6 full Serta hasil pengujian
ukuran panjang , berat, dan mekanik yakni tarik (tegangan, regangan, kontraksi).

B. DASAR TEORI
Keuletan (Ductility)
Adalah sifat yang menggambarkan kemampuan logam menahan deformasi hingga
tejadinya
perpatahan. Pengujian tarik memberikan dua metode pengukuran keuletan bahan yaitu :
Persentase perpanjangan (Elongation) :
e (%) = [(Lf-L0)/L0] x 100%
dimana : Lf = panjang akhir benda uji
L0 = panjang awal benda uji
Persentase reduksi penampang (Area Reduction) :
R (%) = [(A1 A0)/A0] x 100%
dimana : Af = luas penampang akhir
A0 = luas penampang awal
1. Pengujian Tarik
Uji tarik rekayasa banyak dilakukan untuk melengkapi informasi rancangan dasar kekuatan
suatu bahan dan sebagai data pendukung bagi spesifikasi bahan (Dieter, 1987). Pada uji tarik,
benda
uji diberi beban gaya tarik sesumbu yang bertambah secara kontinyu, bersamaan dengan itu
dilakukan pengamatan terhadap perpanjangan yang dialami benda uji (Davis, Troxell, dan
Wiskocil,
1955). Kurva tegangan regangan rekayasa diperoleh dari pengukuran perpanjangan benda uji.
Tegangan yang dipergunakan pada kurva adalah tegangan membujur rata-rata dari pengujian

RIKA ANGRAINI | PENGUJIAN ELONGASI PADA BAJA TULANGAN BETON | 2


SIPIL 2 PAGI 2015

POLITEKNIK NEGERI JAKRTA


JURUSAN TEKNIK SIPIL
RIKA ANGGRAINI

tarik yang diperoleh dengan membagi beban dengan luas awal penampang melintang benda
uji.
Regangan yang digunakan untuk kurva tegangan regangan rekayasa adalah regangan linier
rata-rata,
yang diperoleh dengan membagi perpanjangan panjang ukur (gage length) benda uji, L,
dengan
panjang awalnya, L0.

rasio tegangan (stress) dan regangan (strain) adalah konstan


Stress adalah beban dibagi luas penampang bahan dan strain adalah pertambahan
panjang dibagi panjang awal bahan.
Stress: = F/A F: gaya tarikan, A: luas penampang
Strain: = L/L L: pertambahan panjang, L: panjang awal

Gambar 4 : Ilustrasi pengukur regangan pada spesimen


Perubahan panjang dari spesimen dideteksi lewat pengukur regangan (strain gage) yang
ditempelkan pada spesimen seperti diilustrasikan pada gambar 4. Bila pengukur regangan ini
mengalami perubahan panjang dan penampang, terjadi perubahan nilai hambatan listrik yang
dibaca oleh detektor dan kemudian dikonversi menjadi perubahan regangan.

RIKA ANGRAINI | PENGUJIAN ELONGASI PADA BAJA TULANGAN BETON | 2


SIPIL 2 PAGI 2015

POLITEKNIK NEGERI JAKRTA


JURUSAN TEKNIK SIPIL
RIKA ANGGRAINI

RIKA ANGRAINI | PENGUJIAN ELONGASI PADA BAJA TULANGAN BETON | 2


SIPIL 2 PAGI 2015

POLITEKNIK NEGERI JAKRTA


JURUSAN TEKNIK SIPIL
RIKA ANGGRAINI

BAB II
METODE PENGUJIAN KUAT TARIK BAJA BETON
1.1 Maksud dan Tujuan
1.1.1 Maksud
Metode ini dimaksudkan sebagai pegangan dan acuan untuk melakukan pengujian kuat tarik
baja beton.
1.1.2 Tujuan
Tujuan metode ini adalah untuk mendapatkan nilai kuat tarik baja beton dan parameter
lainnya. Pengujian ini selanjutnya dapat digunakan dalam pengendalian mutu baja.
1.2 Ruang Lingkup
Ruang lingkup metode ini meliputi persyaratan-persyaratan, ketentuan-ketentuan, dan cara
pengujian serta laporan hasil Uji.
1.3 Pengertian
Yang dimaksud dengan :
1) baja beton adalah baja yang digunakan sebagai penulangan dalam konstruksi beton
bertulang;
2) nilai kuat tarik leleh adalah besarnya gaya tarik yang bekerja pada saat benda uji
mengalami, leleh pertama;
3) nilai kuat tarik putus adalah besarnya gaya tarik maksimum yang bekerja pada saat
benda uji putus;
4) contoh baja beton adalah batang-batang beton yang panjangnya tertentu, yang diambil
dari tempat penyimpanan secara acak serta dianggap mewakili sejumlah baja beton
yang akan digunakan sebagai bahan struktur;
5) benda uji adalah batang baja beton yang mempunyai bentuk dan dimensi tertentu, yang
dibuat/diambil dari contoh-contoh baja beton.
PERSYARATAN PENGUJIAN
2.1 Jumlah Contoh
Contoh disyaratkan sebagai berikut :
1) jumlah contoh dari setiap jenis dan ukuran baja beton yang diperlukan untuk pengujian
kuat tarik beton ditetapkan berdasarkan ketentuan yang berlaku;
2) jika suatu konstruksi beton akan menggunakan lebih dari satu jenis dan ukuran baja
beton, maka setiap jenis dan ukuran harus dilakukan pengujian kuat tarik;
RIKA ANGRAINI | PENGUJIAN ELONGASI PADA BAJA TULANGAN BETON | 2
SIPIL 2 PAGI 2015

POLITEKNIK NEGERI JAKRTA


JURUSAN TEKNIK SIPIL
RIKA ANGGRAINI

3) pengambilan contoh-contoh untuk setiap jenis dan ukuran baja beton dilakukan secara
acak berdasarkan ketentuan yang berlaku;
4) dimensi setiap contoh ditentukan berdasarkan bentuk, dimensi, dan jumlah benda uji.
2.2 Pengelolaan Contoh
Pengelolaan contoh disyaratkan, sebagai berikut :
1) setiap contoh diberi label yang jelas, sehingga identitas contoh dapat diketahui;
2) label contoh meliputi :
(1) nomor contoh;
(2) jenis dan grade baja beton;
(3) dimensi contoh;
(4) asal pabrik;
3) petugas/teknisi yang mengambil contoh;
4) tanggal pengambilan contoh;
5) contoh-contoh baja beton harus ditempatkan pada tempat yang baik sehingga terhindar
dari pengaruh korosi dahaya destruksi lainnya.
2.3 Sistem Pengujian
Sistem pengujian yang digunakan sesuai dengan persyaratan, berikut :
1) pengujian kuat tarik baja beton untuk setiap contoh uji dilakukan secara ganda (duplo),
sehingga untuk setiap contoh harus disiapkan 2 (dua) buah benda uji;
2) pencatatan data pengujian harus menggunakan formulir laboratorium yang berisi :
(1) identitas benda uji dan contoh;
(2) teknisi pengujian;
(3) tanggal pengujian;
(4) penanggung jawab pengujian;
(5) pencatatan data pengujian;
(6) nama laboratorium dan instansi penguji;
3) hasil pengujian harus ditanda tangani oleh penanggung jawab.
KETENTUAN-KETENTUAN
3.1 Benda Uji
Benda uji ditentukan sebagai berikut :
1) benda uji merupakan batang proporsional dimana perbandingan antara, panjang dan
luas penampang sebelum pengujian adalah sama;
RIKA ANGRAINI | PENGUJIAN ELONGASI PADA BAJA TULANGAN BETON | 2
SIPIL 2 PAGI 2015

POLITEKNIK NEGERI JAKRTA


JURUSAN TEKNIK SIPIL
RIKA ANGGRAINI

l Ao so K = . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (1)
lo = panjang ukur benda uji, mm
Aso = luas penampang terkecil semula, mm2
2) besarnya nilai k, adalah sebagai berikut :
(1) untuk dp5, maka k=5,65 sehingga Lo = 5d
(2) untuk dp 10, maka K=11.3 sehingga Lo = 10d
3) bentuk dan dimensi benda uji, adalah sebagai berikut :
(1) jika diameter contoh 15 mm sehingga gaya tarik maksimum lebih kecil dari
kapasitas mesin tarik, maka benda uji dibuat dengan bentuk dan dimensi seperti
tercantum pada Gambar 1, tanpa perubahan bentuk penampang :

Gambar 1 Bentuk Benda uji yang Mempunyai Diameter 15 mm


(2) jika diameter contoh > 15 mm, atau gaya tarik maksimum melebihi kapasitas mesin
tarik, maka bentuk dan dimensi benda uji dibuat seperti Gambar 2.
Gambar 2

Gambar 2 Bentuk Benda uji yang Mempunyai Diameter > 15 mm


Keterangan Gambar 2 :
lt = panjang total benda uji, mm
lo = panjang ukur semula benda uji, mm
RIKA ANGRAINI | PENGUJIAN ELONGASI PADA BAJA TULANGAN BETON | 2
SIPIL 2 PAGI 2015

POLITEKNIK NEGERI JAKRTA


JURUSAN TEKNIK SIPIL
RIKA ANGGRAINI

Do = diameter terkecil benda uji, mm


D = diameter contoh, mm
Ij = panjang bagian benda uji yang terjepit pada mesin tarik
r = jari-jari cekungan, bagian benda uji yang konis
p = panjang bagian benda uji yang berbentuk yang berbentuk konis, mm
m = panjang bebas benda uji, mm
Aso = luas penampang benda uji semula, mm
(3) untuk baja lunak, diameter yang terjepit D harus dipertebal, sedang untuk baja keras
panjang lj harus diperbesar;
(4) besarnya parameter dimensi benda uji tercantum pada tabel 1 dibawah ini :

4) untuk baja deform, diameter benda uji adalah :


Do = 4,0295 x B
Dimana : Do = diameter benda uji, mm
B = berat benda uji persatuan panjang 0,1 kg/mm.
3.2 Peralatan
Peralatan untuk pengujian kuat tarik baja beton terdiri dari :
1) mesin uji tarik, harus memenuhi ketentuan sebagai berikut :
(1) mempunyai kecepatan tarik yang merata dan dapat diatur sedemikian rupa sehingga
besarnya penambahan tegangan tidak melebihi 10 MPa untuk setiap detik;
(2) pembacaan gaya, dapat dilakukan dengan ketelitian 10% dari gaya tarik maksimum.
2) alat, pengukur geser;
3) peralatan pembuat benda uji, yaitu :
(1) alat pemotong baja;
(2) alat penggores benda uji;
RIKA ANGRAINI | PENGUJIAN ELONGASI PADA BAJA TULANGAN BETON | 2
SIPIL 2 PAGI 2015

POLITEKNIK NEGERI JAKRTA


JURUSAN TEKNIK SIPIL
RIKA ANGGRAINI

3.3 Perhitungan
Parameter pengujian dihitung dengan rumus-rumus sebagai berikut :
1) tegangan tarik putus : Fs;

2) tegangan tarik leleh : fy;

3) regangan maksimum : maks;

4) kontraksi penampang : s;

dimana :
fs : tegangan tarik putus, Mpa
Pmaks : kuat tarik putus, N
Aso : luas penampang benda uji semula, mm2
Asu : luas penampang benda uji setelah pengujian, mm2
fy : tegangan tarik leleh, N
Py : kuat tarik leleh, N
Emaks : regangan maksimum benda uji pada saat putus,
lu : panjang benda uji setelah pengujian, mm
lo : panjang benda uji semula, mm
s : kontraksi/reduksi penampang benda uji pada saat putus
CARA UJI
Proses pengujian dilakukan sebagai berikut :
1) buat benda uji untuk setiap contoh dengan bentuk dan dimensi yang sesuai dengan
ketentuan yang tercantum dalam BAB III;
2) setiap contoh dibuat 2 (dua) buah benda uji untuk pengujian ganda;
3) setiap benda uji dilengkapi dengan nomor benda uji, nomor contoh serta dimensinya;
RIKA ANGRAINI | PENGUJIAN ELONGASI PADA BAJA TULANGAN BETON | 2
SIPIL 2 PAGI 2015

POLITEKNIK NEGERI JAKRTA


JURUSAN TEKNIK SIPIL
RIKA ANGGRAINI

4) pasang benda uji dengan cara menjepit bagian h dari benda uji pada alat penjepit mesin
tarik; sumbu alat penjepit harus berimpit dengan sumbu benda uji;
5) tarik benda uji dengan penambahan beban sebesar 10 MPa/detik sampai benda uji
putus; catat dan amatilah besarnya perpanjangan yang terjadi setiap penambahanpenambahan
beban 10 MPa;
6) Catat besarnya gaya tarik pada batas leleh Py dan pada batas putus Pmaks, bila benda uji
merupakan baja lunak;
7) buatlah grafik antara gaya tarik yang bekerja dan perpanjang.
(1) untuk baja lunak, lihat Gambar 3-1;
buat garis DE//AB untuk menentukan besarnya perpanjangan e = AE;
garis AF = batas leleh
(2) untuk baja keras, lihat gambar 3-2;
a. Tentukan bagian garis lurus AC, kemudian tarik garis DE//AC untuk menentukan
besarnya perpanjangan e = AE;
b. Tentukan titik F untuk regangan n = 0,2% atau perpanjangan AF = 0,2%.lo
c. Tarik garis FB//DE, sehingga besarnya Py bisa diketahui;
d. Ukur diameter bagian benda uji yang putus (Du) dan panjang setela putus (lu),
lihat Gambar 3;

Gambar 3 Penampang bagian yang putus


8) hitung parameter-parameter pengujian dengan menggunakan rumus-rumus yang
tercantum pada Sub Bab 3.3.
LAPORAN UJI
Laporan uji kuat tarik baja beton mencantumkan data, sebagai berikut :
1) identitas contoh :
(1) nomor contoh;
(2) jenis contoh;
(3) asal pabrik dan proyek yang akan menggunakan.
RIKA ANGRAINI | PENGUJIAN ELONGASI PADA BAJA TULANGAN BETON | 2
SIPIL 2 PAGI 2015

1
0

POLITEKNIK NEGERI JAKRTA


JURUSAN TEKNIK SIPIL
RIKA ANGGRAINI

2) laboratorium/instansi yang melakukan pengujian;


(1) nama teknisi yang melakukan pengujian;
(2) nama & jabatan yang bertanggung jawab terhadap hasil pengujian.
3) hasil pengujian;
4) kelainan/kegagalan selama pengujian; hasil pengujian dinyatakan gagal dan harus
diadakan penggantian benda uji dalam hal :
(1) contoh asli mempunyai permukaan tidak rata;
(2) contoh asli mempunyai dimensi tidak sesuai;
(3) dimensi benda uji tidak memenuhi syarat;
(4) cara pengujian tidak mengikuti prosedur;
(5) benda uji patah di luar panjang uji;
(6) benda uji patah tidak di tengah panjang uji;
(7) alat uji tidak bekerja sesuai prosedur;
5) rekomendasi dan saran-saran.

Pada waktu menetapkan regangan harus diperhatikan:


- Pada baja yang lunak sebelum patah terjadi pengerutan (pengecilan penampang) yang besar.
- Regangan terbesar terjadi pada tempat patahan tersebut, sedang pada kedua ujung benda uji
paling sedikit meregang.

RIKA ANGRAINI | PENGUJIAN ELONGASI PADA BAJA TULANGAN BETON | 2


SIPIL 2 PAGI 2015

1
1

POLITEKNIK NEGERI JAKRTA


JURUSAN TEKNIK SIPIL
RIKA ANGGRAINI

Kurva tegangan regangan hasil pengujian tarik umumnya tampak seperti pada gambar 5. Dari
gambar tersebut dapat dilihat:
1. AR garis lurus. Pada bagian ini pertambahan panjang sebanding dengan pertambahan
beban yang
diberikan. Pada bagian ini, berlaku hukum Hooke:

2. Y disebut titik luluh (yield point) atas.


3. Y disebut titik luluh bawah.
4. Pada daerah YY benda kerja seolah-olah mencair dan beban naik turun disebut daerah luluh.
5. Pada titik B beban mencapai maksimum dan titik ini biasa disebut tegangan tarik maksimum atau
kekuatan tarik bahan (B). Pada titik ini terlihat jelas benda kerja mengalami pengecilan
penampang (necking).
6. Setelah titik B, beban mulai turun dan akhirnya patah di titik F ( failure)
7. Titik R disebut batas proporsional, yaitu batas daerah elastis dan daerah AR disebut daerah
elastis. Regangan yang diperoleh pada daerah ini disebut regangan elastis.

RIKA ANGRAINI | PENGUJIAN ELONGASI PADA BAJA TULANGAN BETON | 2


SIPIL 2 PAGI 2015

1
2

POLITEKNIK NEGERI JAKRTA


JURUSAN TEKNIK SIPIL
RIKA ANGGRAINI

BAB III
A. Data dan Analisis data
A.1. Data hasil pengujian
Sample ID
OPERATOR
Size (mm)
Lo(mm)
A (%)
Z (%)
Rm (Mpa)
Reh (Mpa)
Rel (Mpa)
Rp (Mpa)
Rt (Mpa)

I
Rika
11.6
100
17.0
18.0
560
365
360
350
-

II
Rizqi
11.6
100
29
56
555
370
355
275
-

TEST DATE
Type
So (mm2
Lu (mm)
Su (mm2)
Fm (kN)
FeH (Kn)
FeL (Kn)
Fp (Kn)
Ft (kN)
E (Kn)

25-04-15
cyrcle
105.68
117
86.59
59.3
38.6
37.9
37
4.33

24-04-15
Cyrcle
105.68
129
46.57
58.5
39.0
37.3
29.3
-

A.2. Analisa Data


Prosentase perpanjangan (elonhation)
Diukur sebagai penambahan panajang ukur setelah perpatahan terhadap
panjang awalya

Elongasi benda uji 1 , (%) =

( lf lo )
x 100
lo

( 117100 )
x 100
100

= 17 %
Elongasi benda uji2 , (%) =

[
=

( lf lo )
x 100
lo

( 129100 )
x 100
100

= 29 %

RIKA ANGRAINI | PENGUJIAN ELONGASI PADA BAJA TULANGAN BETON | 2


SIPIL 2 PAGI 2015

1
3

POLITEKNIK NEGERI JAKRTA


JURUSAN TEKNIK SIPIL
RIKA ANGGRAINI

BAB IV
KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan didapat pertambahan panjang (elongasi ) dari benda uji 1
adalah 17 % serta dari benda uji 2 didapatkan pertambahan pajang 29%. Ini menunjukan
perbedaan penambahan panjang dari 2 benda uji tersebut . padahal benda uji tersebut berasal
dari satu jenis yang sama dan mempunyai diameter yang sama. Jika dilihat dari hasil
pengujiannya benda uji 1 memempati ke;as baj tulangan BJ TP 40, karena mengalami
regangan sebanyak 17%, sedangkan beda uji 2 digolongkan BAJA TP 24 karena terjadi
pemanjangan sebesar 29%.

RIKA ANGRAINI | PENGUJIAN ELONGASI PADA BAJA TULANGAN BETON | 2


SIPIL 2 PAGI 2015

1
4

POLITEKNIK NEGERI JAKRTA


JURUSAN TEKNIK SIPIL
RIKA ANGGRAINI

DAFTAR PUSTAKA
SNI

07-048-1989,Cara Uji Tarik Logam, Badan Standarisasi Nasional

SNI

07-2052-2002,Baja Tulangan Beton, Badan Standarisasi Nasional

SNI

07-2529-1991,Pengujian Kuat Tarik Baja Tulangan Beton, Badan Standarisasi

Nasional
DIKTAT LAPORAN UJI BAHAN 2, Politeknik Negeri Jajarta 2015

RIKA ANGRAINI | PENGUJIAN ELONGASI PADA BAJA TULANGAN BETON | 2


SIPIL 2 PAGI 2015

1
5

Anda mungkin juga menyukai