Anda di halaman 1dari 6

Analisis Eksperimental Lendutan pada Profil Reng Baja Ringan Akibat

Beban Terpusat dengan Sudut Pemasangan 45o


Fajar Surya Herlambang, I Nyoman Ardika
Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Bali
Kampus Politeknik Negeri Bali, Bukit Jimbaran, Badung, Bali
fajarpnb@yahoo.com
Abstrak : Pemakaian baja ringan sebagai pengganti kayu pada konstruksi atap semakin marak. Namun
masyarakat masih minim informasi mengenai analisis struktur atap yang dipasang dan belum ada peraturan
khusus yang mengatur tentang pelaksanaan pemasangan struktur atap baja ringan. Penelitian ini secara bertahap
ingin mengungkapkan hal-hal teknis yang terkait dengan struktur atap baja ringan dimulai dari profil reng baja
ringan. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui perilaku lendutan profil reng baja ringan dalam memikul
beban dan mengetahui bentang pemasangan reng yang tepat.
Penelitian ini menggunakan tiga profil reng baja ringan yang berbeda tebal, dimensi dan bentuk penampang
sehingga memberikan inersia yang berbeda pula. Uji lendutan dilakukan dengan memberi beban terpusat di
tengah bentang benda uji yang diletakkan di atas dua perletakan. Bentang benda uji yang digunakan adalah 80
cm, 100 cm dan 120 cm dengan sudut pemasangan genteng 45 o. Berdasarkan besar lendutan yang terjadi pada
setiap varian benda uji dapat diketahui besarnya beban untuk mencapai lendutan ijin yang ditetapkan dalam SNI
03-1729-2002.
Dari variasi penampang profil, diketahui bahwa besar lendutan sangat dipengaruhi oleh karakteristik profil
khusunya inersia, di mana semakin baik inersia semakin kecil lendutan yang terjadi. Profil yang memiliki
karakteristik baik dicirikan dengan profil yang lebih tebal dan lebih tinggi. Dari variasi bentang, diketahui
bahwa semakin kecil bentang semakin kecil lendutan yang terjadi. Jika kedua hal tersebut dikaitkan dengan
beban genteng yang dipikul oleh reng, dengan asumsi genteng yang digunakan adalah genteng keramik seberat
3.4 kg maka, bentang 80 cm adalah bentang yang terbaik, bentang 100 cm adalah bentang yang masih dapat
digunakan karena lendutan yang terjadi belum mencapai lendutan ijin sedangkan bentang 120 cm lendutan yang
terjadi mencapai lendutan ijin. Dengan demikian tidak disarankan memasang bentang reng lebih besar dari 100
cm untuk semua profil reng baja ringan dengan jenis penutup atap genteng keramik.
Kata kunci : Lendutan, karakteristik profil, jarak bentang.

Experimental Analysis Of The Deflection Of The Lightweight Steel Batten


Profile Due To Centralized Load with 45o Installation
Abstract : The development of the use of lightweight steel material as the roof of building construction materials
and replacing wooden increasingly prevalent. But people still lack information about the analysis of the roof
structure installed and there are no special codes governing the implementation of the installation. This
research is gradually want to express technical matters related to the structure of lightweight steel roof starting
from the batten profile. The purpose of this study was to determine the deflection behavior of the batten profile
and determine the appropriate range spans installation.
This study uses three lightweight steel battens profiles of different thickness, dimensions and shape of the crosssection so as to provide different inertia. Deflection test conducted by load concentrated at midspan of the test
specimen is placed on two boundarys. The specimen span used was 80 cm, 100 cm and 120 cm with a 45 o angle
tile installation. Based on deflection that occurs in every variant of the test specimen can be determined to
achieve the magnitude of the load deflection permit specified in SNI 03-1729-2002.
From the variation of the cross section profile, it is known that a large deflection is strongly influenced by the
characteristics of the cross section profile especially inertia, where the better inertia gives the smaller
deflection. Profile which has good characteristics determine by a thicker and higher profile. From the variation
of span, it is known that the smaller span gives the smaller deflection. If both of these are associated with the
roof tile load, assuming the tile used is ceramic tile weighing 3.4 kg then, a 80 cm span is the best, a 100 cm
span is still can be used as a deflection that occurs not achieve deflection permits while a 120 cm span
deflection occurred achieve deflection permission. It is thus not recommended to install batten spans greater
than 100 cm for all mild steel batten profile with the type of ceramic tile roof coverings.
Key words : Deflection, the characteristics of the profile, span distance.

I. PENDAHULUAN
Maraknya pembangunan gedung dewasa
ini diikuti oleh perkembangan material penyusun
bangunan. Salah satu material bangunan yang
berkembang sangat pesat adalah bahan untuk
struktur atap yaitu baja ringan. Atap dengan
material baja ringan ini lebih dikenal dengan istilah
kuda-kuda baja ringan.
Material baja ringan ini merupakan
material pengganti dari kayu. Beberapa alasan
digantikannya kayu dengan baja ringan adalah
harga kayu semakin mahal, pengerjaan struktur
atap kayu relatif lama, bentang kuda-kuda kayu
sangat terbatas, umur struktur kayu lebih pendek
dan bahan kayu mudah diserang hama rayap.
Penyedia jasa pengadaan dan pemasangan
struktur kuda-kuda baja ringan ini sudah sangat
banyak. Jasa pengadaan dan pemasangan ini sudah
termasuk perencaan dari struktur kuda-kuda.
Seorang konsumen yang membeli struktur atap baja
ringan akan menerima perencaan lengkap
mengenai struktur kuda-kuda yang akan digunakan
sesuai dengan kondisi lapangan namun tidak akan
menerima detail perhitungan perencaan. Dengan
demikian konsumen tidak dapat melakukan
evaluasi terhadap perencanaan yang diberikan.
Perhitungan perencanaan selalu dianggap sebagai
rahasia perusahaan.
Penetapan karakteristik yang terkait
dengan kekuatan dari profil reng baja ringan
maupun bagian lainnya merupakan tanggung jawab
produsen baja ringan. Penetapan batas kekuatan
tentunya mengacu kepada peraturan atau standar
yang berlaku, dalam hal ini standar yang digunakan
adalah Standar Nasional Indonesia (SNI). Profil
baja yang telah lolos verifikasi SNI sering kali
mencantumkan "SNI" pada produknya untuk
meyakinkan konsumen bahwa produknya telah
sesuai standar. Namun ternyata SNI yang
dicantumkan pada produk baja ringan ini adalah
SNI yang mengatur tentang bahan baja ringan yang
berasal dari baja tipis lembaran [1].
Dalam beberapa kasus terjadi struktur atap
baja ringan yang mengalami kegagalan atau roboh.
Kegagalan ini rupanya tidak terkait dengan
kekuatan baja ringan dalam memikul beban tetapi
terkait dengan teknik pelaksanaan pemasangan [2].
Hal itu menunjukkan perlunya sebuah standar yang
mengatur pelaksanaan pemasangan kuda-kuda baja
ringan.
Bagi masyarakat yang berkecimpung di
bidang konsultan pembangunan dan akademisi hal
tersebut di atas menjadi sangat menarik untuk
diteliti lebih jauh terutama yang terkait dengan
implementasi di lapangan. Salah satu hal yang
dapat diteliti adalah jarak tumpuan pemasangan
profil reng baja ringan. Jarak tumpuan menjadi
sangat penting untuk diketahui terkait dengan
kemampuan reng memikul beban agar dalam

jangka waktu yang panjang tidak terjadi lendutan


yang berlebihan pada struktur atap.
Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh
Ir. David Widianto, MT. [3], dilakukan untuk
mengetahui karakteristik baja ringan yang
dikelompokkan menjadi tiga yaitu Tegangan Leleh,
Kuat Tekan dan Kuat Lentur. Dalam penelitian
tersebut tidak mengungkapkan aplikasi baja ringan
di lapangan. Penelitian lain yaitu Muhammad
Ujianto [4] mengungkapkan mekanisme dan
analisis uji lentur balok beton di mana mekanisme
dan analisis tersebut dapat digunakan dalam
penelitian baja ringan ini selain referensi lainnya
[5,6]. Penelitian terbaru Fajar Surya Herlambang
dkk. [11] dengan sudut pemasangan genteng 30o,
diketahui bahwa jarak bentang pemasangan reng
yang baik pada kisaran 80 cm - 100 cm. Sedangkan
karakteristik
bahan
baja
ringan
banyak
diungkapkan dalam buku teks umum [7] dan
brosur-brosur baja ringan [8,9].
II. METODE PENELITIAN
Penentuan merek baja ringan yang
digunakan dan penentuan bentang pemasangan
reng dalam penelitian ini merupakan hasil dari
survey lapangan. Dari hasil survey lapangan
terungkap bahwa merek baja ringan yang ada di
pasaran sangat banyak dan tidak ada satu merek
yang paling dominan dibandingkan merek lainnya
sehingga pemilihan merek menjadi acak. Dari hasil
survey juga diketahui bahwa bentang pemasangan
reng ada dikisaran 80 cm hingga 120 cm. Dengan
demikian jarang bentang perletakan reng yang
digunakan sesuai dengan hal tersebut yaitu 80 cm,
100 cm dan 120 cm. Untuk sudut pemasangan reng
yang merupakan sudut pemasangan genteng dipilih
45o yang merupakan sudut terbesar untuk
pemasangan genteng keramik sesuai dengan
persyaratan pemasangan genteng yang disyaratkan
oleh produsen genteng [10]. Sudut ini berlaku
untuk seluruh pengujian.
Pengujian diawali dengan uji pendahuluan
yang bertujuan untuk evaluasi dan perbaikan akan
tata laksana pengujian. Dengan demikian saat
pengujian sesungguhnya dilakukan tidak ada
kendala yang berarti.
Mekanisme
uji
lendutan
adalah
memberikan beban terpusat di tengah bentang
benda uji. Pengukuran lendutan yang terjadi
menggunakan dial ukur dan dilakukan secara
bertahap sesuai dengan penambahan beban yang
diberikan. Skema uji lendutan ditunjukkan pada
Gambar 1 di mana beban ada di tengah bentang dan
pengukuran lendutan dilakukan pada tiga titik yaitu
satu pada tengah bentang dan dua pada jarak
seperempat bentang. Pengukuran pada seperempat
bentang sifatnya adalah kontrol dan tidak
digunakan sebagai variabel dalam analisis.

Dial ukur
Benda uji

Perletakan
Beban

L/4

L/4

L/4

L/4

Gambar 1. Skema Uji Lendutan

Sebagai dasar analisis dalam membahas


lendutan, digunakan SNI 03-1729-2002 [6] sebagai
pembatas lendutan maksimun yang diijinkan.
Dimana syarat lendutan yang dipilih berdasarkan
SNI tersebut adalah :
L

(1)
240
Di mana adalah lendutan ijin dan L adalah
panjang bentang.
Analisis lendutan dilakukan dengan
membandingkan lendutan yang terjadi dengan
lendutan ijin sehingga dapat diketahui besarnya
beban saat lendutan ijin terjadi. Besarnya beban ini
kemudian dibandingkan dengan berat genteng yang
terberat yang ada yaitu genteng keramik. Dengan
demikian jarak bentang pemasangan reng yang baik
juga dapat diketahui.

sangat mirip karakteristiknya. Profil 3 lebih tebal


dibandingkan profil lainnya. Inersia arah x dari
profil 3 lebih besar dari lainnya walau inersia y
paling kecil tetapi dalam memikul beban inersia y
tidak terlalu berpengaruh karena bukan merupakan
sumbu searah lendutan.
Tabel 1. Karakteristik Profil Benda Uji
Karakteristik
Profil 1
Profil 2
Profil 3
Tebal (mm)
0.45
0.45
0.5
Luas (mm2)
545910
595401
733953
Inersia x (mm4)
995957
1003537
1016472
Inersia y (mm4)
1031
1232
378

Dari persamaan lendutan (2) diketahui


bahwa inersia merupakan komponen yang sangat
berperan dalam memberi kemampuan penampang
menahan lendutan. Dalam hal ini modulus
elastisitas bahan adalah sama untuk semua merek
yang digunakan dalam penelitian.
3

1 PL

(2)
48 EI
Di mana P adalah beban, L adalah panjang bentang,
E adalah modulus elastisitas bahan dan I adalah
inersia penampang.
3.2. Pelaksanaan Pengujian
Pelaksanaan pengujian dilakukan sesuai
dengan skema yang telah ditentukan, seperti
terlihat pada Gambar 3 berikut :

III. HASIL DAN PEMBAHASAN


3.1. Karakteristik Benda Uji
Penampang profil reng baja ringan yang
digunakan ditunjukkan pada Gambar 2 berikut ini :

Gambar 3. Pelaksanaan Pengujian

Gambar 2. Penampang Profil Baja Ringan

Pada Gambar 2 terlihat masing-masing


benda uji memiliki profil penampang yang berbeda.
Perbedaan yang paling menonjol adalah benda uji 3
lebih tinggi dari benda uji lainnya, benda uji 1 dan
2 cenderung sama tingginya. Berdasarkan analisis
dimensi penampang diketahui karakteristik
penampang ditunjukkan pada Tabel 1.
Dari Tabel 1, diketahui profil 1 dan 2
memiliki kesamaan tebal. Nilai inersianya walau
berbeda tetapi tidak signifikan. Berdasarkan hal
tersebut dapat dikatakan bahwa profil 1 dan 2

Pada pengujian pembebanan, beban


diberikan secara bertahap dan pengukuran lendutan
dilakukan seseuai dengan tahapan pembebanan.
Adapun besar beban maksimum yang diberikan
adalah 29.023 kg. Nilai beban maksimum ini sesuai
dengan karena keterbatasan load cell yang ada di
lokasi pengujian.
3.3. Lendutan Ijin
Berdasarkan SNI [6] besar lendutan ijin
adalah sebagai berikut :
Tabel 2. Lendutan Ijin Masing-Masing Bentang
Bentang (cm)
Lendutan Ijin (mm)
80
3.33
100
4.16
120
5.00

3.4. Hasil dan Pembahasan


Hasil uji lendutan diberikan pada Tabel 3
dan Gambar 4, 5, 6. Dari Tabel 3 terlihat bahwa
benda uji dengan bentang 120 cm tidak diuji
sampai beban maksimal. Hal ini dikarenakan
lendutan yang terjadi telah melampaui kapasitas
dari dial ukur yang digunakan. Kapasitas dial ukur
adalah 10 mm. Namun hal tersebut tidak berlaku

untuk benda uji profil 3 di mana profil tersebut


masih memberikan nilai lendutan yang lebih kecil
dari pada profil lainnya dan belum melampaui
kapasitas dial ukur.
Pada Tabel 3 terdapat nilai lendutan yang
dicetak tebal. Nilai lendutan yang dicetak tebal itu
adalah nilai di mana lendutan telah mencapai
lendutan ijin.

Tabel 3. Hasil Uji Lendutan (dalam mm) Masing-masing Profil dengan Variasi Bentang
Bentang 80 cm
Bentang 100 cm
Bentang 120 cm
Profil 1
Profil 2
Profil 3
Profil 1
Profil 2
Profil 3
Profil 1
Profil 2
Profil 3
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,07
0,11
0,07
0,16
0,16
0,12
0,28
0,34
0,18
0,36
0,61
0,33
0,81
0,86
0,59
1,35
1,67
0,90
0,60
0,94
0,50
1,26
1,31
0,89
2,10
2,51
1,41
0,86
1,28
0,67
1,74
1,78
1,19
2,85
3,33
1,85
1,14
1,61
0,84
2,22
2,23
1,49
3,61
4,12
2,29
1,41
1,94
1,02
2,71
2,70
1,79
2,73
4,39
4,87
1,70
2,26
1,20
3,20
3,13
2,09
3,17
5,16
5,61
1,98
2,57
1,38
3,69
3,57
2,38
5,92
6,29
3,60
2,10
2,72
1,48
3,78
2,52
6,27
6,65
3,81
3,93
2,24
2,88
1,56
2,67
6,67
7,05
4,03
4,18
4,00
2,37
3,02
1,65
4,42
2,81
7,03
7,38
4,24
4,22
2,52
3,18
1,74
4,66
4,43
2,96
7,39
7,72
4,45
2,66
1,85
4,90
4,65
3,10
7,76
8,06
4,66
3,33
2,81
3,48
1,93
5,14
4,87
3,25
8,13
8,38
4,88
2,95
3,63
2,02
5,37
5,09
3,36
8,49
8,77
5,10
3,10
3,78
2,11
5,60
5,30
3,52
8,82
9,11
5,31
3,24
3,92
2,21
5,84
5,50
3,66
9,22
9,45
5,52
4,00
2,26
5,95
5,61
3,73
9,40
9,59
5,63
3,31
4,07
2,31
6,07
5,71
3,80
9,58
9,79
5,74
3,40
3,45
4,15
2,34
6,18
5,82
3,87
9,74
9,88
5,85
5,96
3,52
4,22
2,39
6,31
5,92
3,93
6,07
3,60
4,30
2,45
6,42
6,02
4,01
6,17
3,68
4,37
2,50
6,55
6,12
4,08
6,28
3,76
4,45
2,54
6,66
6,23
4,14
6,40
3,83
4,53
2,58
6,78
6,35
4,22

Beban
(kg)
0
1,023
4,023
6,023
8,023
10,023
12,023
14,023
16,023
17,023
18,023
19,023
20,023
21,023
22,023
23,023
24,023
25,023
25,523
26,023
26,523
27,023
27,523
28,023
28,523
29,023

Beban (kg)

Lendutan Reng Baja Ringan pada Jarak 1/2 Bentang


dengan Bentang 80 cm
40
35
30
25
20
15
10
5
0
0,00

0,50

1,00

1,50

2,00

2,50

3,00

3,50

4,00

4,50

Lendutan (mm)
Profil 1

Profil 2

Profil 3

Lendutan Maks sesuai SNI

Gambar 4. Grafik Lendutan Profil Reng Baja Ringan di Tengah Bentang pada Bentang 80 Cm

5,00

Beban (kg)

Lendutan Reng Baja Ringan pada Jarak 1/2 Bentang


dengan Bentang 100 cm
40
35
30
25
20
15
10
5
0
0,00

1,00

2,00

3,00

4,00

5,00

6,00

7,00

8,00

Lendutan (mm)
Profil 1

Profil 2

Profil 3

Lendutan Maks sesuai SNI

Gambar 5. Grafik Lendutan Profil Reng Baja Ringan di Tengah Bentang pada Bentang 100 Cm

Beban (kg)

Lendutan Reng Baja Ringan pada Jarak 1/2 Bentang


dengan Bentang 120 cm
40
35
30
25
20
15
10
5
0
0,00

2,00

4,00

6,00

8,00

10,00

12,00

Lendutan (mm)
Profil 1

Profil 2

Profil 3

Lendutan Maks sesuai SNI

Gambar 6. Grafik Lendutan Profil Reng Baja Ringan di Tengah Bentang pada Bentang 120 Cm

Dengan asumsi hubungan beban dengan


lendutan adalah linier maka, besar beban saat
lendutan ijin tercapai dapat diketahui. Besar beban
tersebut ditunjukkan pada Tabel 4 berikut :
Tabel 4. Beban Saat Lendutan Ijin Tercapai
Bentang
Beban Saat Lendutan Ijin (Kg)
(Cm)
Profil 1
Profil 2
Profil 3
80
25.67
21.02
100
17.98
18.77
28.60
120
13.60
12.37
22.58

Dari Gambar 4, 5, 6 terlihat grafik


lendutan yang berpotongan dengan garis putusputus di mana arti dari perpotongan tersebut adalah
lendutan mencapai lendutan ijin pada beban
tertentu. Dari gambar tersebut juga diketahui
bahwa profil 3 memberikan lendutan yang paling
kecil dibandingkan profil lainnya. Profil 2 dan 3
memberikan lendutan yang berhimpitan dan lebih
besar dari profil 3. Dengan kata lain, profil 3
memiliki
kemampuan
yang
lebih
baik
dibandingkan profil lainnya dalam memikul
sedangkan profil 1 dan 2 kemampuannya setara.

3.5. Beban Genteng


Sesuai brosur spesifikasi genteng [10],
genteng terbesar memiliki dimensi lebar 26 cm,
lebar efektif 20 cm, panjang 41 cm dan berat 3.4
kg. Pada Tabel 5 berikut, disajikan berat total
genteng yang dipikul sebuah reng dalam setiap
bentangnya dipadukan dengan besar beban saat
lendutan ijin tercapai.
Tabel 5. Berat Genteng yang Dipikul Sebuah Reng
Bentang
Jumlah Berat Beban Saat Lendutan Ijin
(Cm)
Genteng (Kg)
(Kg)
Profil
Profil
Profil
1
2
3
80
4
13.6
25.67
21.02
100
5
17.0
17.98
18.77
28.60
120
6
20.4
13.60
12.37
22.58

Dari Tabel 5 di atas terlihat bahwa pada


bentang 80 cm dan 100 cm semua profil baja
ringan mampu memikul beban genteng sedangkan
pada bentang 120 cm hanya profil 3 saja yang
mampu memikul beban tanpa mencapai lendutan
ijin.
Berdasarkan uraian di atas tampak bahwa
profil penampang reng baja ringan memiliki peran
yang sangat penting dalam memikul beban.
Terlihat bahwa profil 3 yang karakteristiknya lebih
baik dari profil 1 dan 2 mampu memikul beban
genteng hingga bentang 120 cm tanpa mencapai
lendutan ijin.
Selain karakteristik profil penampang,
perlu juga diperhatikan jarak bentang pemasangan
reng karena semakin besar jarak bentang semakin
besar pula kemungkinan tercapai lendutan ijin
khususnya untuk profil 1 dan 2.
IV. KESIMPULAN DAN SARAN
4.1. Kesimpulan
Dari analisis di atas dapat disimpulkan
sebagai berikut :
1. Kemampuan reng baja ringan memikul
beban sangat dipengaruhi oleh karakteristik
penampang dan jarak bentang pemasangan
reng, dalam hal ini jarak kuda-kuda karena
pada struktur kuda-kuda baja ringan reng
bertumpu pada kuda-kuda.
2. Bentang pemasangan reng yang terbaik
adalah 80 cm sedangkan bentang 100 cm
masih dapat digunakan karena reng dengan
profil yang jelek masih mampu memikul
beban tanpa mencapai lendutan ijin.
3. Pemasangan reng dengan bentang 120 cm
sebaiknya
dihindari
karena
resiko
mengalami lendutan yang berlebihan dan
sangat sulit membedakan karakteristik
penampang di pasaran.
4.2. Saran
Saran yang dapat diberikan setelah
penelitian ini selesai dilakukan yaitu perlu

dilakukan penelitian lanjutan mengingat beban


yang dibandingkan adalah beban mati saja akibat
berat genteng. Belum memasukkan beban hidup
yang berasal dari angin.
Ucapan terima kasih kepada rekan-rekan di P3M
PNB, rekan-rekan di Jurusan Teknik Sipil PNB dan
khususnya rekan-rekan di Laboratorium Material
Jurusan Teknik Sipil PNB.
Daftar Pustaka
[1] Standar Nasional Indonesia, SNI 4096:2007,
"Baja Lembaran dan Gulungan Lapis Paduan
Alluminium - Seng (Bj.L AS) ", Badan
Standarisasi Nasional
[2] http://krjogja.com/read/168825/pemasangankonstruksi-rangka-atap-baja-ringan-butuhsni.kr
[3] Widianto,
David.,
Ir.,
MT.,
"Uji
Eksperimental Kuat Tarik, Kuat Takan dan
Lentur Profil Baja Ringan", Laporan
Penelitian, Program Studi Teknik Sipil
Fakultas
Teknik
Universitas
Katolik
Soegijapranata, Semarang, 2011
[4] Ujianto, Muhammad., "Lendutan dan
Kekauan Balok Beton Bertulang dengan
Lubang Segi Empat di Badan", Jurnal eco
Rekayasa, vol. 2, no. 2, September 2006
[5] Hearn, E.J., "Mechanics of Matreials 1 An
Introduction to the Mechanics of Elastic and
Plastic Deformation of Solids and Structural
Materials", 3th ed., Butterworth-Heinemann,
England, 2000
[6] Standar Nasional Indonesia, SNI 03-17292002, "Tata Cara Perencanaan Struktur Baja
untuk Bangunan Gedung", Departemen
Pekerjaan Umum
[7] Swadarma, Doni., "Rumah Rangka Baja
Ringan Gaya Hunian Inspiratif dan Inovatif",
Mediakom, Yogyakarta, 2013
[8] http://jayaroof.blogspot.com/p/spesifikasiteknis.html
[9] http://www.4shared.com/photo/5YPN8Ckz/
BAJA_RINGAN_UNION0003.htm
[10] http://www.multiniagagenteng.blogspot.com
[11] Herlambang, Fajar Surya., Sudiarta, I
Komang., 2013, "Analisis Eksperimental
Lendutan pada Profil Reng Baja Ringan
Akibat Beban Terpusat", Proseding, Seminar
Nasional
dan
Pertemuan
Peneliti
Technopreneurship
(Senapati
Technoprenuership), 196-200.

Anda mungkin juga menyukai