I. PENDAHULUAN
Maraknya pembangunan gedung dewasa
ini diikuti oleh perkembangan material penyusun
bangunan. Salah satu material bangunan yang
berkembang sangat pesat adalah bahan untuk
struktur atap yaitu baja ringan. Atap dengan
material baja ringan ini lebih dikenal dengan istilah
kuda-kuda baja ringan.
Material baja ringan ini merupakan
material pengganti dari kayu. Beberapa alasan
digantikannya kayu dengan baja ringan adalah
harga kayu semakin mahal, pengerjaan struktur
atap kayu relatif lama, bentang kuda-kuda kayu
sangat terbatas, umur struktur kayu lebih pendek
dan bahan kayu mudah diserang hama rayap.
Penyedia jasa pengadaan dan pemasangan
struktur kuda-kuda baja ringan ini sudah sangat
banyak. Jasa pengadaan dan pemasangan ini sudah
termasuk perencaan dari struktur kuda-kuda.
Seorang konsumen yang membeli struktur atap baja
ringan akan menerima perencaan lengkap
mengenai struktur kuda-kuda yang akan digunakan
sesuai dengan kondisi lapangan namun tidak akan
menerima detail perhitungan perencaan. Dengan
demikian konsumen tidak dapat melakukan
evaluasi terhadap perencanaan yang diberikan.
Perhitungan perencanaan selalu dianggap sebagai
rahasia perusahaan.
Penetapan karakteristik yang terkait
dengan kekuatan dari profil reng baja ringan
maupun bagian lainnya merupakan tanggung jawab
produsen baja ringan. Penetapan batas kekuatan
tentunya mengacu kepada peraturan atau standar
yang berlaku, dalam hal ini standar yang digunakan
adalah Standar Nasional Indonesia (SNI). Profil
baja yang telah lolos verifikasi SNI sering kali
mencantumkan "SNI" pada produknya untuk
meyakinkan konsumen bahwa produknya telah
sesuai standar. Namun ternyata SNI yang
dicantumkan pada produk baja ringan ini adalah
SNI yang mengatur tentang bahan baja ringan yang
berasal dari baja tipis lembaran [1].
Dalam beberapa kasus terjadi struktur atap
baja ringan yang mengalami kegagalan atau roboh.
Kegagalan ini rupanya tidak terkait dengan
kekuatan baja ringan dalam memikul beban tetapi
terkait dengan teknik pelaksanaan pemasangan [2].
Hal itu menunjukkan perlunya sebuah standar yang
mengatur pelaksanaan pemasangan kuda-kuda baja
ringan.
Bagi masyarakat yang berkecimpung di
bidang konsultan pembangunan dan akademisi hal
tersebut di atas menjadi sangat menarik untuk
diteliti lebih jauh terutama yang terkait dengan
implementasi di lapangan. Salah satu hal yang
dapat diteliti adalah jarak tumpuan pemasangan
profil reng baja ringan. Jarak tumpuan menjadi
sangat penting untuk diketahui terkait dengan
kemampuan reng memikul beban agar dalam
Dial ukur
Benda uji
Perletakan
Beban
L/4
L/4
L/4
L/4
(1)
240
Di mana adalah lendutan ijin dan L adalah
panjang bentang.
Analisis lendutan dilakukan dengan
membandingkan lendutan yang terjadi dengan
lendutan ijin sehingga dapat diketahui besarnya
beban saat lendutan ijin terjadi. Besarnya beban ini
kemudian dibandingkan dengan berat genteng yang
terberat yang ada yaitu genteng keramik. Dengan
demikian jarak bentang pemasangan reng yang baik
juga dapat diketahui.
1 PL
(2)
48 EI
Di mana P adalah beban, L adalah panjang bentang,
E adalah modulus elastisitas bahan dan I adalah
inersia penampang.
3.2. Pelaksanaan Pengujian
Pelaksanaan pengujian dilakukan sesuai
dengan skema yang telah ditentukan, seperti
terlihat pada Gambar 3 berikut :
Tabel 3. Hasil Uji Lendutan (dalam mm) Masing-masing Profil dengan Variasi Bentang
Bentang 80 cm
Bentang 100 cm
Bentang 120 cm
Profil 1
Profil 2
Profil 3
Profil 1
Profil 2
Profil 3
Profil 1
Profil 2
Profil 3
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,07
0,11
0,07
0,16
0,16
0,12
0,28
0,34
0,18
0,36
0,61
0,33
0,81
0,86
0,59
1,35
1,67
0,90
0,60
0,94
0,50
1,26
1,31
0,89
2,10
2,51
1,41
0,86
1,28
0,67
1,74
1,78
1,19
2,85
3,33
1,85
1,14
1,61
0,84
2,22
2,23
1,49
3,61
4,12
2,29
1,41
1,94
1,02
2,71
2,70
1,79
2,73
4,39
4,87
1,70
2,26
1,20
3,20
3,13
2,09
3,17
5,16
5,61
1,98
2,57
1,38
3,69
3,57
2,38
5,92
6,29
3,60
2,10
2,72
1,48
3,78
2,52
6,27
6,65
3,81
3,93
2,24
2,88
1,56
2,67
6,67
7,05
4,03
4,18
4,00
2,37
3,02
1,65
4,42
2,81
7,03
7,38
4,24
4,22
2,52
3,18
1,74
4,66
4,43
2,96
7,39
7,72
4,45
2,66
1,85
4,90
4,65
3,10
7,76
8,06
4,66
3,33
2,81
3,48
1,93
5,14
4,87
3,25
8,13
8,38
4,88
2,95
3,63
2,02
5,37
5,09
3,36
8,49
8,77
5,10
3,10
3,78
2,11
5,60
5,30
3,52
8,82
9,11
5,31
3,24
3,92
2,21
5,84
5,50
3,66
9,22
9,45
5,52
4,00
2,26
5,95
5,61
3,73
9,40
9,59
5,63
3,31
4,07
2,31
6,07
5,71
3,80
9,58
9,79
5,74
3,40
3,45
4,15
2,34
6,18
5,82
3,87
9,74
9,88
5,85
5,96
3,52
4,22
2,39
6,31
5,92
3,93
6,07
3,60
4,30
2,45
6,42
6,02
4,01
6,17
3,68
4,37
2,50
6,55
6,12
4,08
6,28
3,76
4,45
2,54
6,66
6,23
4,14
6,40
3,83
4,53
2,58
6,78
6,35
4,22
Beban
(kg)
0
1,023
4,023
6,023
8,023
10,023
12,023
14,023
16,023
17,023
18,023
19,023
20,023
21,023
22,023
23,023
24,023
25,023
25,523
26,023
26,523
27,023
27,523
28,023
28,523
29,023
Beban (kg)
0,50
1,00
1,50
2,00
2,50
3,00
3,50
4,00
4,50
Lendutan (mm)
Profil 1
Profil 2
Profil 3
Gambar 4. Grafik Lendutan Profil Reng Baja Ringan di Tengah Bentang pada Bentang 80 Cm
5,00
Beban (kg)
1,00
2,00
3,00
4,00
5,00
6,00
7,00
8,00
Lendutan (mm)
Profil 1
Profil 2
Profil 3
Gambar 5. Grafik Lendutan Profil Reng Baja Ringan di Tengah Bentang pada Bentang 100 Cm
Beban (kg)
2,00
4,00
6,00
8,00
10,00
12,00
Lendutan (mm)
Profil 1
Profil 2
Profil 3
Gambar 6. Grafik Lendutan Profil Reng Baja Ringan di Tengah Bentang pada Bentang 120 Cm