Disusun Oleh:
Agung Ariyadi Nugroho
H1D009072
Pembimbing I
Pembimbing II
1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Beton merupakan material utama yang sering digunakan pada beberapa
konstruksi bangunan sipil, seperti gedung, jembatan, bendung dan lain sebagainya.
Bahan utama penyusun beton terdiri dari semen, agregat kasar, agregat halus dan
air. Beton memiliki sifat yang dapat menyebabkan terjadinya keruntuhan pada
struktur bangunan akibat beban yang berlebihan ataupun beban kejut yang terjadi
secara tiba-tiba. Untuk itu diperlukan perkuatan sebagai antisipasi dan pencegehan
kegagalan struktur.
Perkuatan menurut Triwiyono (2004) dilakukan untuk bangunan yang riskan
terhadap beban baru yang akan harus didukung, sehinggan perlu meningkatkan
kemampuan bangunan tersebut atau menambahkan elemen struktur baru yang tidak
tersedia atau dianggap tidak ada pada saat struktur di bangun. Metode perkuatan
Near Surface Mounted (NSM) muncul sebagai teknologi yang menjanjikan untuk
memperkuat struktur beton di kedua lentur dan geser. Perkuatan ini memiliki
banyak keuntungan potensial lebih yaitu rentan terhadap kerusakan sifat mekanik
dan ikatan pada suhu yang tinggi. Menurut Burke (2008) dalam Sabatini (2014)
menyatakan perkuatan elemen struktur balok beton bertulang dengan metode NSM
menjadi lebih luas diakui karena efisiensi, efektifitas, dan kemudahan dalam
aplikasinya. Selain itu, NSM juga sering digunakan sebagai perkuatan pada elemen
struktur beton bertulang, karena cara ini telah berhasil untuk memperbaiki dan
meningkatkan kuat lentur beton tanpa perlu adanya penambahan dimensi. Untuk
mengetahui kapasitas gaya yang dibutuhkan sehingga beban yang diterima tidak
melebihi kekuatan yang dimiliki perlulah dilakukan analisis perilaku material
melalui uji laboratorium (eksperimental). Uji laboratorium akan menghasilkan data
yang aktual dari perilaku benda pengujian, namun untuk mendapatkan data
tersebut, dibutuhkan waktu yang relatif lebih lama dan biaya yang relatif lebih besar
dibandingkan analisis perilaku material menggunakan software. Salah satu
software yang bisa dipergunakan untuk menganalisis perilaku beton bertulang
adalah software ATENA, produksi dari Carvenka Consulting, 2000-2003.
Dalam penelitian kali ini, pemodelan akan dilakukan menggunakan GiD untuk
memodelkan beton bertulang berbentuk persegi ,dengan data sekunder berasal dari
penelitian terdahulu, yang kemudian akan dianalisis menggunakan ATENA Win
dan ATENA3D Post. Data hasil analisis tersebut kemudian akan dibandingkan
dengan hasil analisis eksperimental yang digunakan. Perkuatan elemen struktur
beton bertulang dengan menggunakan metode NSM yang akan digunakan adalah
bambu petung. Dimana bambu petung adalah hasil alam dan memiliki
perkembangan juga pertumbuhan yang cepat sehingga mudah di dapatkan dan
harganya relatif murah. Bambu mempunyai kekuatan cukup tinggi, kuat tariknya
dapat dipersaingkan dengan baja. Maka dari itu diharapkan penggunaan bambu
petung sebagai perkuatan pada elemen stuktur balok beton bertulang dengan
metode NSM dapat memperbaiki dan meningkatkan kuat lentur pada beton
bertulang.
1.2 Rumusan Masalah
Untuk meningkatkan kapasitas lentur balok maka diperlukan perkuatan yang
optimum pada tulangannya. Uji eksperimental sangat penting untuk mendapatkan
hasil mengenai respon struktur yang sesuai berdasarkan keadaan nyata, namun
untuk mendapatkan hasil yang akurat diperlukan benda uji yang cukup banyak yang
tentunya memerlukan waktu dan biaya yang tidak sedikit, maka dari itu dapat
dikedepankan analisis menggunakan software guna menghemat waktu dan biaya.
Software ATENA adalah salah satu software berbasis elemen hingga yang bisa
dipakai untuk menganalisis balok beton bertulang.
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dari pembahasan penelitian ini adalah mengetahui
perilaku beton bertulang dengan perkuatan metode near surface mounted pada
balok beton bertulang menggunakan bambu petung dengan program atena terhadap
parameter beton bertulang antara lain kapasitas beban lentur, kekakuan, daktilitas,
dan pola retak serta tipe keruntuhan balok.
1.4 Batasan Penelitian
Untuk membatasi objek penlitian dan memberikan langkah yang sistematis maka
penelitian ini dilakukan dengan batasan batasan sebagai berikut:
3
Tul. Utama
kode
(mm) (mm) (mm)
Tul.
NSM
Atas
Bawah
Geser
(bawah)
BK
900
100
150
2D6
3D6
P6-48
BP1
900
100
150
2D7
3D6
P6-49
4D6 (polos)
BP2
900
100
150
2D8
3D6
P6-50
4D6 (polos)
kode
Daktalitas
Kekakuan
Awal
Ekivalen
BK
29,45
5,41
7,91
7,60
BP1
40,97
3,54
11,04
7,39
BP2
33,37
2,82
8,99
9,08
terdapat tiga cara yang bisa digunakan untuk meodelkan tulangan dan tendon
prategang, yaitu model diskrit, model embedded, dan model smeared, seperti
terlihat pada Gambar 2.1.
(2.1)
Gambar 2.2 Hukum tegangan regangan uniaksial beton (Cervenka dkk, 2009)
Puncak tegangan dalam kondisi tekan fcef dan dalam kondisi tarik ftef
dihitung berdasarkan tegangan biaksial. Oleh karena itu, hukum tegangan-regangan
uniaksial ekivalen mewakili tegangan biaksial. Modulus sekan dihitung sebagai
berikut:
=
(2.2)
7
Hukum bilinear
Hukum multi-linear
KODE
(mm)
(mm)
(mm)
Tul.Utama
Atas
Tul.Geser
NSM
Bambu
Bawah
(Bawah)
BK
900
100
150
2D6
3D6
P6-50
BP
900
100
150
2D6
3D6
P6-50
4D6 (polos)
Gambar detail beton bertulang tanpa maupun dengan perkuatan dapat dilihat
pada gambar 3.2 dan 3.3.
Gambar 3.2. Penampang Benda Uji Balok Beton Bertulang Balok Eksisting
Gambar 3.3. Penampang Benda Uji Balok Beton Bertulang Balok Perkuatan
2. Memory
3. VGA
10
11
Rumus
3320 fc' +
Satuan
Nilai Beton
Mpa
15,45
Mpa
19949.75
6900
Rasio Poisson, v
0,2
Kuat Tarik, ft
0.5 fc'
Mpa
1.97
Energi Fraktur, Gf
0.000025 ft
MN/m
0,0000491
0,7
Regangan Plastis, cp
fc' / Ec
0.3 fc'
-7,745E-04
Mpa
-46.2
-0,0005
0,52
Density,
Thermal expension,
MN/m3
0,024
0,000012
12
Satuan
Nilai
Modulus Elastisitas, Es
MPa
201624
Tegangan leleh, fy
MPa
373.85
0,003
f2
Density,
MPa
MN/m
375,1521
3
Thermal expansion,
Luas tulangan geser, Av
0,0785
0,000012
0,0008038
0,002828
0.001885
Satuan
Nilai
Modulus Elastisitas, Es
MPa
189200
Tegangan leleh, fy
MPa
353,307
0,0025
f2
MPa
375,1521
Density,
MN/m3
0,0785
Thermal expansion,
Luas tulangan geser, Av
0,000012
m2
0,0003517
0,002828
0.001885
13
Stress (MPa)
600
500
400
300
200
100
Steel Bar
Bamboo
0
0
0.02
0.04
0.06
0.08
0.1
0.12
Strain (mm/mm)
Satuan
Nilai
Modulus Elastisitas, Es
MPa
5269.245
Tegangan leleh, fy
MPa
644.44
0.042
f2
3
MPa
644.44
0.048
f3
4
f4
Luas tulangan
Density,
MPa
666.66
0.049
600
0.0000286
0.068
MPa
m2
MN/m3
Thermal expansion,
14
15
d. Meshing Elemen
Dalam penelitian ini digunakan ATENA demo version yang hanya
menyediakan maksimal 200 elemen untuk analisis 3D, oleh karena itu meshing
harus dilakukan dengan cermat supaya jumlah elemen yang dibuat tidak melebihi
batas jumlah meshing maksimum tersebut.
e. Interval Data
Dalam interval data akan didefinisikan sampai pada beban ke berapa model
akan dianalisis. Untuk mengetahui diagram beban lendutan yang sempurna maka
model akan dianalisis sampai titik keruntuhannya. Dalam menentukan interval data
diperlukan hasil pengujian terdahulu sebagai acuan dalam menentukan nilai
maksimum beban yang akan digunakan dalam interval data.
Pada penelitian ini interval data yang akan digunakan adalah untuk penerapan
beban luar dan digunakan pada semua model dalam penelitian ini. Interval untuk
penerapan beban luar dilakukan secara inkremental sesuai load step dan faktor
pengali sehingga total beban sebesar beban keruntuhannya.
f. Pembebanan
Pemberian beban di sesuaikan dengan analisis yang akan dilakukan
tergantung jenis beban yang akan diberikan.
g. Titik Monitor
Titik monitor merupakan fasilitas dalam software GiD untuk merekam data
respon struktur. Dalam GiD respon yang bisa diukur adalah beban, lendutan dan
reaksi. Untuk balok kontrol, pembebanan dilakukan pada interval yang sama
dengan titik monitor, namun untuk balok perkuatan, pembebanan dilakukan pada
interval kedua menggunakan jenis interval data pertama.
h. Analisis Balok
Setelah model selesai dibuat, maka langkah selanjutnya adalah melakukan
analisis dengan software ATENA Win melalui GID untuk mengaktifkan program
ATENA Win.
16
Studi Literatur
Melakukan Pemodelan
Hasil Analisis
Pembahasan
Kesimpulan
Selesai
17
DAFTAR PUSTAKA
Faridi, S. A. 2010. Modul Pelatihan Analisis Non-Linier Elemen Hingga Dengan
Atena 2.1.8 Demo. Tesis. Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
Olata, V. N. 2014. Perilaku Lentur Balok Beton Bertulang Dengan Perkuatan
Metode Near Surface Mounted Menggunakan Bambu Petung. Universitas Jenderal
Soedirman, Purwokerto.
Setiawan, A. A. 2014. Analisis Perilaku Lentur Balok Beton Bertulang Tampang T
Yang Diperkuat Dengan Wire Rope Yang Diberi Gaya Prategang Awal Pada
Daerah Momen Negatif Menggunakan Atena. Universitas Jenderal Soedirman,
Purwokerto.
Sabatini, D. 2014. Perkuatan Balok Beton Bertulang Metode Near Surface
Mounted (NSM) Menggunakan Baja Tulangan. Universitas Jenderal Soedirman,
Purwokerto.
Triwiyono, A. 2004. Perbaikan dan Perkuatan Struktur Beton. Topik Bahan Ajar.
Universitas Gajah Mada, Yogyakarta
18